Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erosi
Pada daerah yang beriklik tropika basah, air merupakan penyebab utama erosi tanah, sedangkan angin tidak mempunyai pengaruh yang berarti. Proses erosi oleh air merupakan kombinasi dua subproses yaitu pertama penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbuk butir-butir hujan yang menimpa tanah, dan pemindahan butir-butir primer tersebut oleh percikan air hujan, dan yang kedua perendeaman oleh air tergenang di permukaan tanah yang mengakibatkan tanah terdispersi, yang diikutin pengangkutian butir-butir tanah oleh air yang mengalir di permukaan tanah.
Air hujan yang jatuh menimpa tanah yang terbuka akan menyebabkan tanah terdispersi. Sebagain dari air hujan yang jatuh tersebut, jika intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, akan mengalir diatas permukaan tanah. Banyaknya air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah tergantung dari jumlah intensitas hujan dengan kapasitas infiltrasi tanah dan kapasitas penyimpanan air tanah. Tumbuhan yang hidup di atas permukaan tanah dapat memperbaiki kemampuan tanah menyerap air dan memperkecil kekuatan perusak dari butir-butir hujan yang jatuh dan daya dispersi serta daya angkut aliran permukaan. Pelakuan atau tindakan-tindakan yang diberikan manusia dapat membuat tanah itu menjadi baik dan produktiv atau bahkan sebaliknya, menjadi rusak.
Erosi yang terjadi meningkatkan aliran permukaan karna berkurangnya kapasitas infiltrasi tanah. Jumlah aliran tanah yang meningkat di atas permukaan tanah dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik, karna kurangnya kandungan air dalam tanah. Berkurangnya pertumbuhan tanaman berkurangnya juga perlindungan terhadap tanah dan dapat mengakibatkan erosi menjadi lebih besar.
yang menyatakan E adalah besarnya erosi, i adalah iklim, r adalah topografi, v
adalah tumbuhan, t adalah tanah dan m adalah manusia.
IKLIM
Di daerah beriklim basah, factor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan. Besarnya curah hujan,intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan disperse hujan terhadap tanah, jumlah dan kekuatan aliran permukaan serta tingkat kerusakan erosi yang terjadi.
Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu. Oleh karna itu, besarnya curah hujan dapat dinyatakan dalam m³ per satuan luas, atau secara umum dinyatakan dalam tinggi kolom air (mm). besarnya curah hujan dapat dimaksudkan untuk satu kali hujan atau untuk masa tertentu seperti perhari,perbulan,permusim atau pertahun.
Intensitas hujan menyatakan besarnya hujan yang jatuh dalam suatu waktu yang singkat yaitu 5, 10, 15, atau 30 menit, yang dinyatakan dalam mm per jam atau cm per jam.
Angin adalah factor lain yang menentukan kecepatan jatuh butir hujan . sementara itu , kecepatan jatuh maksismum butir-butir hujan sekitar 33km perjam , dan angin yang berkecepatan lebih besar sering terjadi. Angin kencang dapat memperbesar kecepatan jatuh butir hujan.
Distribusi hujan menentukan sampai batas tertentu apakah suatu hujan tahunan akan menyebabkan ancaman erosi yang hebat atau tidak. Korelasi antara distribusi musiman dan kekuatan perusak hujan bergantung pada kondisi klimatologi daerah bersangkutan.
berkesimpulan, bahwa kemampuan hujan di daerah tropika untuk menimbulkan erosi lebih besar daripada hujan di daerah beriklim sedang.
TOPOGRAFI
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua sifat topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Unsur lain yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman, dan arah lereng.
KEMIRINGAN LERENG
Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik berjarak 100 m yang mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10%. Kecuraman lereng 100% sama dengan kecuraman lereng 45°. Selain memperbesar jumlah air permukaan, semakin curam lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan yang dengan demikian memperbesar energi angkut aliran permukaan. Selain itu, semakin miringnya lereng, jumlah butir-butir tanah yang terpercik kebagian bawah lereng oleh tumbukan butir-butir hujan semakin banyak. Jika lereng permukaan tanah menjadi dua kali lebih curam, maka banyaknya erosi persatuan luas menjadi 2,0 sampai 2,5 kali lebih besar.
PANJANG LERENG
Panjang lereng dihitung dari titik pangkal terjadinya aliran permukaan sampai suatu titik dimana air masuk kedalam saluran atau sungai, atau dimana kemiringan lereng berubah sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran permukaan berubah. Air yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng. Dengan demikian, lebih banyak air yang mengalir dan semakin besar kecepatannya di bagia bawah lereng dari pada dibagian atas lereng. Akibatnya adalah tanah dibagian bawah lereng mengalami erosi lebih besar dari pada di bagian atas.
KONFIGURASI LERENG
pada permukaan cembung dari pada dipermukaan cekung. Sedangkan pada permukaan cekung, cenderung terbentuk erosi alur atau erosi parit.
KESERAGAMAN LERENG
Lereng permukaan tanah tidak selalu seragam kemiringannya. Keadaan kemiringan lereng yang sangat tidak seragam, artinya dimana lereng-lereng curam diselingi dalam jarak pendek oleh lereng-lereng yang lebih datar, mungkin mempunyai pengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.belum ada hasil penelitian dalam hal ini yang diterbitkan, tetapi nampaknya aliran permukaan dan erosi lebih besar pada lereng yang tidak seragam dari pada lereng yang seragam. Dengan alasan lereng yang tidak seragam lebih sulit untuk di usahakan bercocok tanaman semusim daripada lereng yang seragam.
ARAH LERENG
Di belahan bumi bagian utara, lereng yang menghadap kearah selatan mengalami erosi lebih besar daripada yang menghadap ke utara. Hal ini disebabkan tanah-tanah yang berleng menghadap ke arah selatan sebagai akibat pengaruh sinar matahari secara langsung dan lebih intensife, sehingga kandungan bahan organiknya lebih rendah menyebabkan tanah lebih mudah terdispersi (Kohnke dan Bertrand 1959). Penelitian mengenai pengaruh arah lereng terhadap erosi di daerah tropika belum Nampak dipublikasikan.
VEGETASI
Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dapat di bagi dalam: (1) intersepsi air hujan, (2) mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak hujan dan aliran permukaan, (3) pengaruh akar, bahan organik sisa-sisa tumbuhan yang jatuh di permukaan tanah, dan kegiatan kegiatan biologi yang behubungan dengan pertumbuhan vegetative dan pengaruhnya terhadap stabilitas struktur porositas tanah, transpirasi yang mengakibatkan berkurangnya kandungan air tanah.
DISTRIBUSI AIR HUJAN YANG JATUH
Air hujan yang jatuh ke suatu daerah bervegetasi akan terbagi kedalam dua bagian, yaitu (a) bagian yang jatuh mengenai dan ditahan tajuk serta batang vegetasi disebut air intersepsi, dan (b) sebagian lagi langsung jatuh sampai ke permukaan tanah, disebut lolosan tajuk.
Bagian air hujan yang mengenai tajuk sebagian akan melekat sementara pada daun dan batang yang disebut air intersepsi,sebagian akan mencapai tanah dengan cara mengalir melaliu batang sampai ke tanah, yang disebut aliran batang (stem flow), dan sebagian akan jatuh dari tajuk atau daun, berupa tetesan daun (crwon drip atau leaf drainage). Bagian air hujan yang tidak terintersepsi tersebut dinamai intercepted througfall (TIF). Bagian air hujan yang diintersepsi vegetasi akan menguap ke udara, yang berarti mengurangi banyaknya air hujan yang sampai ke permukaan tanah.
Intersepsi hujan
Intersepsi hujan oleh vegetasi mempengaruhi erosi melalui dua cara yaitu (a) mengurangi jumlah air yang sampai ke tanah sehingga mengurangi aliran permukaan, dan (b) mengurangi kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh menimpa kepermukaan tanah.
Aliran batang
berupa tetesan air dari tajuk tumbuhan (atau tetesan tajuk). Jumlah air hujan yang sampai ke tanah melalui aliran batang bergantung pada besarnya sudut yang di bentuk oleh batang tumbuhan terhadap permukaan tanah (Van Elewijck 1989).
Tetesan Tajuk
Volume tetesan tajuk sama dengan volume air hujan yang tertampung sementara oleh intersepsi dikurangi dengan banyaknya air aliran batang. Tajuk tumbuhan mengubah sebaran ukuran butir tetesan hujan yang jatuh setelah menimpa tajuk tumbuhan.
Lolosan Tajuk (direct throughfall)
Banyaknya air yang menembus tajuk dan sampai ke permukaan tanah secara langsung dipengaruhi oleh jenis tanaman dan kerapatan tanaman.
Erosivitas Hujan setelah Melalui Vegetasi
Vegetasi mengubah energy hujan yang menimpa butir-butir tanah dan pengaruh butir-butir tersebut terhadap penghancuran agregat tanah melalui pengaruhnya terhadap masa hujan yang sampai di permukaan tanah, distribusi ukuran butir, dan intensitas lokalnya.
Pengaruh Vegetasi dalam mengurangi kecepatan aliran
permukaan dan kekuatan perusak.
Tumbuhan yang merambat di permukaan tanah dalah penghabat aliran permukaan. Sedangkan pohon-pohon yang jarang tegaknya, kecil sekali pengaruhnya terhadap kecepatan aliran permukaan. Tumbuhan yang merambat di permukaan tanah dengan rapat tidak hanya memperlambat aliran permukaan tetapi juga mencegah pengumpulan air secara cepat dan sebagai filter bagi sedimen yang terbawa air.
Pengaruh Akar Tumbuhan
bongkah tanah dan menimbulkan tempat-tempat lemah yang menyebabkan bongkah-bongkah terpisah menjadi butir-butir sekunder. Akar-akar tersebut mengikat butir-butir primer tanah, sedangkan sekresi dan sisa tumbuhan yang terombak memberikan senyawa-senyawa kimia yang berfungsi sebagai pemantam agregat.
Kegiatan Bilogi Tanah dalam Memperbaiki porositas dan
Stabilitas Agregat tanah.
Selain dari pengaruh akar, kegiatan bilogi yang dilakukan oleh bakteri, jamur, cendawan, insekta, dan cacing tanah memperbaiki porositas dan kemantapan agregat tanah, baik secara fisik maupun kimia. Pengaruh berbagai organisme tanah ini akan meningkatkan infiltrasi, mengurangi aliran permukaan, dan mengurangi erosi.
Transpirasi
Setelah tercapai kapasitas lapang, hilangnya air dari tanah terutama melalui transpirasi. Transpirasi memperbesar kapasitas tanah untuk menyerap air hujan, dengan demikian mengurangi jumlah aliran permukaan.
Tanah
Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Kepekaan erosi tanah atau mudah tidaknya tanah tererosi adalah fungsi berbabgai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah yang mempengaruhi erosi adalah: (1) Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi infiltrasi, permeabilitas, dan kapasitas menahan air, dan (2) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap disperse dan penghancuran agregat tanah oleh tumbukan butir-butir hujan dan aliran permukaan.
Adapun sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah : tekstur, struktur, bahan Organik, kedalaman, sifat, lapisan , tanah, dan tingkat kesuburan tanah.
Tekstur. Tekstur adalah ukuran butir dan proporsi kelompok ukuran butir-butir primer bagian mineral tanah. Butir – butir-butir primer tanah terkelompok dalam liat (clay), debu (silt), dan pasri (sand).
Struktur. Struktur tanah adalah ikatan butir primer kedalam butir-butir sekunder atau agregat. Susunan butir-butir-butir-butir primer dalam agregat menentukan yipe struktur tanah. Tanah tanah berstruktur granule lebih terbuka dan lebih sarang dan akan menyerap air lebih cepat daripada yang berstruktur dengan susunan butir-butir primer lebih rapat.
Bahan Organik. Peranan bahan organic dalam pembentukan struktur tanah telah di kemukakan di muka, dan pengaruh bahan organic terhadap stabilitas struktur tanah mungkin merupakan peranan yang terpenting. Bahan organic berupa daun, ranting, dan sebagainya yang belum hancur, yang menutupi permukaan tanah merupakan pelindung tanah terhadap kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh.
Kedalaman Tanah. Tanah-tanah yang dalam dan permeable kurang peka terhadap erosi daripada tanah yang permeable tetapi dangkal.
Kesuburan Tanah. Perbaikan kesuburan tanah akan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik akan memperbaiki penutupan tanah yang lebih baik, dan lebih banyak sisa-sisa tanaman yang kembali ketanah setelah panen.
Kepekaan Erosi Tanah
dalam tanah. Tanah di lapangan dapat di bedakan kedalam tanah peka erosi dan tanah tahan erosi.
Kepekaan erosi tanah haruslah merupakan pernyataan keseluruhan pengaruh sifa-sifat tanah dan bebas dari pengaruh faktor-faktor penyebab erosi lainnya.
Manusia
Pada akhirnya manusialah yang menentukan apakah tanah yang diusahakannya akan rusak dan akan menjadi tidak produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari. Banyak factor yang menentukan apakah manusia akan memperlakukan dan merawat serta mengusahakan tanahnya secara bijaksana sehingga menjadi lebih baik dan memberikan pendapatan yang tinggi untuk jangka waktu yang tidak terbatas atara lain : Luas tanah pertanian yang diusahakannya, jenis dan orientasi usaha taninya, status pengusaan tanah, tingkat pengetahuan dan penguasaan teknologi petani yang mengusahakannya, perimbangan harga antara harga produk pertanian dan harga sarana produksi dan kebutuhan petani, sistem perpajakan, sumber modal yang diperlukan petani, infrastruktur dan fasilitas kesejahtraan petani, dan untuk petani kecil adalah keuntungan dalam waktu singkat ayng akan mereka terima.
Pengalaman di masa Lampau
Pada masa lampau banyak kesalahan – kesalahan yang menyebabkan kegagalan program konservasi tanah di masa yang lalu tersebut disebabkan oleh beberapa penyebab pokok berikut.