• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompilasi Tafsir Ayat Ayat Ekonomi Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kompilasi Tafsir Ayat Ayat Ekonomi Islam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BOOK RIVIEW

KOMPILASI TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI ISLAM

Buku Referensi Program Studi Ekonomi Islam

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ahkam II

Dosen Pengampu:

Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag Oleh:

Nama : Ahmad Faizun NIM : 132111023

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH

(2)

BOOK RIVIEW

KOMPILASI TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI ISLAM: BUKU REFERENSI PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

DWI SUWIKNYO, SEI, MSI

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cetakan 1, 2010

Oleh: Ahmad Faizun

Dewasa ini perkembangan ekonomi syariah semakin pesat. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga yang berbasis syariah, mulai dari bank syariah, asuransi syariah bahkan hotel syariah. Kemunculan lembaga-lembaga tersebut juga tak lepas dari adanya krisis ekonomi yang membuat lembaga-lembaga keuangan menjadi merugi. Akan tetapi tidak dengan lembaga syariah, seperti bank syariah. Krisis ekonomi tidak membuat lembaga syariah ikut merugi.

Setelah krisis terjadi, beramai-ramai lembaga syariah berdiri, dan hal itu semakin membuat penelitian-penelitian mengenai keuangan syariah banyak dilakukan dan di kaji. Dan buku ini juga termasuk dari bagian perkembangan keilmuan yang berbasis syariah. Tafsir yang berkaitan dengan ekonomi Islam mulai bermunculan. Walaupun sebenarnya transaksi di bidang ekonomi Islam sudah di bahas sejak zaman dahulu, tapi baru mulai menyebar dan banyak dikaji pada saat sekarang ini.

Pembahasan mengenai ekonomi Islam menyangkut bidang yang sangat luas sekali. Buku ini membahas mengenai perilaku ekonomi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Pembahasan buku ini juga tak lepas dari pola ekonomi konvensional yang telah terbiasa pada masyarakat Indonesia.

(3)

MSI. Beliau lahir pada 29 Oktober 1984. Mulai belajar Akuntansi Keuangan di STIE STIKUBANK Semarang pada 2002, kemudian belajar Keuangan Dan Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STIE) Yogyakarta lulus pada 2006 dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI).

Beliau melanjutkan S2 di program pascasarjana MSI Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Konsentrasi Ekonomi Islam. Berawal menjadi asisten dosen, kemudian diberi kepercayaan untuk menyampaikan materi mata kuliah Pengantar Akuntansi dan akuntansi Perbankan Syariah I dan II, mata kuliah akuntansi Zakat di STAIN Surakarta. Beliau juga menyampaikan mata kuliah Akuntansi Syariah di di STIE Yogyakarta. Selain sebagai dosen, saat ini beliau juga aktif menulis dan berbisnis. Diantara karya-karya beliau yaitu: Raih Penghasilan Online (TrustMedia Yogyakarta, 2008), How To Manage My Money (TrustMedia Yogyakarta, 2008), Kamus Lengkap Ekonomi Islam (TotalMedia Yogyakarta, 2009), akuntansi Perbankan Syariah (TrustMedia Yogyakarta, 2009),

beberapa buku dan artikel jurnal.

Buku ini terdapat 40 pokok bahasan mengenai ekonomi Islam, akan teapi penulis tidak membahas kesemuanya itu. Penulis hanya akan membahas 9 bahasan yang menyangkut dalam mata kuliah Tafsir Ahkam 2. Kesembilan bahasan itu yaitu: Akuntansi Syariah, Anti Riba, Ijarah, Jual Beli, Mudharabah, Musyarakah, Shulh, Takaran dan Timbangan dan Zakat

Pembahasan buku ini diawali dengan tema Akuntansi Syariah. Ekonomi konvensional tentu mengenal akuntansi yang secara bahasa berarti menulis. Jika selama ini akuntansi di kenal dengan penulisan laporannya, lalu bagaimana jika akuntansi tersebut berbasis syariah?. Pada pembahasan ini ada satu ayat yang menjadi dasar dari akuntansi syariah, yaitu surat Al-Baqarah ayat 282. Ayat ini merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur’an. Tidak hanya menjadi dasar akuntansi syariah, tapi juga dasar mengenai hutang dan lain-lain.

(4)

transaksi kecil. Ini merupakan prinsip yang umum pada akuntansi yaitu menuliskannya. Mungkin bagi sebagian orang menganggap hal ini masalah biasa, akan tetapi di balik perintah ini terdapat hikmah yaitu keadilan.

Dalam menuliskannya, ayat tersebut menjelaskannya secara rinci. Penulisnya yaitu seorang khatib, dan dia bukan seorang yang punya kepentingan atas transaksi tersebut. Kenapa seperti itu? Karena prinsip keadilan sangat ditekankan sekali dalam hal ini. Selain itu, dalam transaksi tersebut juga di hadirkan dua orang saksi laki-laki. Apabila tidak ada dua saksi laki-laki maka bisa dengan empat orang saksi perempuan.

Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai Anti Riba. Ciri utama ekonomi Islam adalah anti riba. Segala jenis transaksi yang mengandung unsur riba harus ditinggalkan. Menurut bahasa, riba adalah az-ziyadah yang berarti tambahan. Tambahan disini adalah tambahan uang dalam peminjaman, baik sedikit maupun banyak. Penambahan yang diambil tanpa adanya transaksi pengganti dan penyeimbang yang dibenarkan syariah, maka penambahan tersebut juga termasuk riba. Akan tetapi, jika penambahan tersebut terdapat transaksi pengganti atau penyeimbang, maka hal itu dibolehkan, seperti pada sewa menyewa. Seseorang membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmati.

Konsep anti riba telah diturunkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Al-Qur’an menggunakan kata riba sebanyak 8 kali yang terdapat dalam 4 surat, yaitu Surat al-Baqarah, Surat ali-‘Imran, Surat An-Nisaa’ dan Surat Ruum. Surat ar-Ruum turun sebelum nabi hijrah ke Madinah, sedangkan yang lain turun setelah nabi hijrah ke Madinah. Dengan begitu, surat ar-Ruum turun pertama kali dalam membahas riba.

(5)

160 yang berisi pengharaman riba yang berlipat ganda. Dan pada tahapan keempat, yaitu surat al-baqarah ayat 278-279. Pada tahapan terakhir ini, allah mengharamkan secara total mengenai riba dan tidak boleh mengambil sisa-sisa riba yang belum dipungut

Pembahasan yang ketiga yaitu mengenai Ijarah. Dalam bahasa arab, ijarah berasal dari kata al-ajru atau al-‘iwadh yaitu ganti atau upah. Ijarah secara istilah berarti akad pemindahan manfaat (hak guna) atas suatu barang dalam waktu tertentu tanpa terjadi pemindahan kepemilikan atas barang terasebut. Sebagai contoh yaitu seorang mahasiswa yang menyewa tempat tinggal (kos) selama beberapa waktu tertentu dengan pembayaran setiap bulan atau setiap tahun.

Dalam Qur’an, ijarah terdapat dalam beberapa ayat, diantaranya surat al-Qashash ayat 26 dan surat ath-Thalaq ayat 6. Dalam surat al-al-Qashash ayat 6 ijarah menyangkut mengenai ceria Nabi Musa yang bekerja memberikan minum hewan ternak, kemudian si pemilik hewan ternak tersebut bermaksud memberikan upah kepada musa. Surat ath-Thalaq ayat 6 menerangkan mengenai pembayaran upah atas orang yang telah meyusui anak mereka. Orang tersebut diberi upah sebagai mana pada umumnya karena memang dahulu banyak orang yang menawarkan asi

pada orang lain.

Dari kedua ayat tersebut dapat dipahami bahwa seseorang boleh bekerja dan menjadi pekerja atas suatu pekerjaan. Pekerja berhak atas upah atas pekerjaannya dan pemberi pekerjaan mempunyai kewajiban membayar upah atas pekerja tersebut.

(6)

maka transaksi jual beli mengakibatkan perpindahan kepemilikan atas suatu barang dari penjual ke pembeli.

Transaksi jual beli telah disebutkan dalam beberapa yat al-Qur’an dengan menggunakan istilah isytara, isytarahu, nasytari, syaraw, juga ditunjukkan dengan arti niaga yaitu al-bay’, bay’a, bay’un. Penggunakaan kata tersebut diantaranya dibahas dalam surat al-Baqarah yat 275 dan surat al-Jumu’ah ayat 9. Surat al-Baqarah ayat 275 menerangkan bahwa dahulu orang-orang jahiliyah menyamakan antara jual beli dan riba. Sekilas antara kedua hal tersebut sama, hanya saja jual beli disebut margin dalam pertukaran barang dengan uang, sedangkan riba adalah kelebihan dari pokok pinjaman uang atau nilai yang lebih dari pertukaran barang ribawi. Dalam ayat ini secara tegas allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Surat al-Jumu’ah ayat 9 membahas mengenai panggilan shalat jum’at. Ketika imam sudah naik ke mimbar dan muadzin mengumandangkan adzan di hari juma’at, maka kaum muslimin wajib untuk bersegera ke masjid dan meninggalkan jual-beli atau kegiatan lain. Seruan ini menjadi pijakan bisnis untuk selalu mengingat Allah swt. Setelah melaksanakan shlat jum’at kegiatan jual-beli dan lain sebagainya dapat dilanjutkan kembali. Keseimbangan antara urusan jual-beli dalam bermu’amalah dan shalat dalam beribadah menjadi kesatuan dalam ekonomi Islam.

Dari dua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli dihalalkan oleh Allah dan allah mengharamkan riba. Selain itu, antara ranah mu’amalah dan ibadah adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Keuntungan dalam jual beli seharusnya tidak hanya menyangkut keuntungan materi tetapi juga keuntungan haqiqi yaitu mendapat ridho dari allah swt.

Pembahasan yang kelima yaitu mudharabah. Mudharabah berasal dari kata

(7)

menurut kesepakatan, kerugian di tanggung oleh pihak pengelola. Secara operasional, mudharabah dibagi menjadi 3 macam, Pertama, mudharabah muthlaqoh, kedua mudharabah muqayyadah, dan ketiga mudharabah musytarakah.

Pengakuan mudharabah terdapat dalam Surat al-Muzzammil ayat 20. Secara umum ayat tersebut membicarakan tentang shalat malam. Selain itu juga tidak membedakan antara berjihad dengan senjata dengan menjemput rezeki. Keterkaitan dengan mudharabah yaitu adanya kata yadhribuuna yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti menjalankan usaha.

Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai Musyarakah. Pada pembahasan sebelumnya dibahas mengenai mudharabah yang berarti akad kerjasama usaha antara duapihak dimana pihak pertama sebagai penyedia dana, sedangkan pihak kedua sebagai pengelola dana dan keuntungan di bagi menurut kesepakatan, kalau musyarakah akad kerjasama antara duapihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dan ketentuan keuntungan di bagi berdasarkan kesepakatan dan resiko berdasarkan porsi kontribusi dana. Perbedaannya terletak pada pemberi dana, jika dalam mudharabah pemberi dana hanya salah satu pihak, sedangkan dalam musyarakah semua pihak berkontribusi dana.

Musyarakah dibahas dalam al-Qur’an surat Shaad ayat 24. Ayat tersebut menunjukkan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta yang terjadi atas dasar akad. Etika dasar dalam perserikatan yang pertama yaitu, memilih mitra yang beriman dan shaleh, kedua, memiliki perhitungan yang jelas, ketiga, dapat dipercaya sehingga tidak saling mengkhianati dan keempat, apabila terjadi sengketa, diselesaiakan dengan cara yang baik, dengan bantuan dari pihak lain.

Pada pembahsan yang ketujuh ini, penulis akan membahas mengenai Shulh.

Secara bahasa shulh berarti mendamaikan atau memutus perkara. Adanya shulh

(8)

dalam ekonomi Islam sangat di butuhkan sekali terutama dalam penyelsaian sengketa ekonomi supaya tetap pada ketetapan syariah.

Shulh dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Hujurat ayat 9-10. Ayat ini menekankan pada perdamaian jika ada dua golongan kaum mukmin yyang berperang. Jika sudah dilakukan perdamaian akan tetapi masih ingin berperang, hal tersebut harus langsung dicegah. Selanjutnya dijelaskan dalam ayat 10, bahwa sesama mukmin itu bersaudara sebagaimana saudara kandung yang beriman, seperti dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dari Anas Bin Malik, “orang muslim itu adalah bersaudara dengan orang muslim, jangan ia buat aniaya kepadanya, jangan ia membuka aibnya.”

Selain dalam surat al-Hujurat, shulh juga terdapat pada surat an-Nisaa’ ayat 114 dan ayat 128. Kesimpulannya dari keempat ayat tersebut yaitu bahwa perdamaian (shulh) menjadi konsep penting dalam ekonomi Islam dengan landasan moral yaitu, dilakukan secara adil yang berarti hanya memihak pada kebenaran atas hak dan kewajiban masing-masing pihak, bukan pada salah satu pihak yang berselisih. Selanjutnya, perdamaian dapat dilakukan secara tersembunyi untuk menjaga kerahasiaan di depan publik atas suatu konflik yang terjadi. Menjadi kewajibban oleh masing-masing pihak untuk tetap memelihara kebaikan setelah adanya perdamaian.

Pembahasan yang kedelapan yaitu Takaran danTimbangan. Takaran diartikan sebagai proses mengukur untuk mengetahui kadar, berat atau harga barang tertentu. Dalam kata kerja, takaran adalah menakar yang merupakan bagian dari perniagaan yang sering dilakukan oleh para pedagang. Biasanya alat takar yang di gunakan adalah timbangan.

(9)

dengan cara yang tidak benar. Hal ini seperti mencuri hak milik orang lain, dan orang yang dicurangi tersebut mengalami kerugian karena takarannya tidak sesuai.

Dalam surat Asy-Syura 181-183 berisi hampir sama dengan ayat diatas, akan tetapi dala permulaan ayat ini dimulai dengan perintah “ssempurnakanlah takaran”. Ayat ini jelas menyuruh untuk menakar atau menimbang dengan adil dan sesuai transaksi. Sama halnya dengan ayat 181-183 surat Asy-Syuro, surat Al-Isra’ ayat 35 juga secara tegas menyuruh untuk menakar dengan sempurna dan neraca yang benar.

Dari ketiga ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menakar atau menyimbang haruslah secara adil yaitu sesuai dengan transaksi yang ada. Mengurangi timbangan berarti mencuri hak orang lain. Transaksi yang baik dan adil akan membuat pelanggan akan percaya dan hubungan dalam bertransaksi akan berjalan dengan baik.

Di pembahasan yang terakhir yaitu zakat. Zakat merupakan keberkahan, penyucian, dan peningkatan. Disebut zakat karena dapat memberkahi kekayaan yang dizakatkan. Zakat merupakan suatu kewajiban yang dibayarkan dengan tujuan khusus dan dalam kategori tertentu seperti dalam surat al-an’am ayat 141. Zakat terbagi dalam beberapa macam dan penerimanya sudah ditentukan oleh Allah seperti dalam surat At-Taubah ayat 60. Seseorang yang berzakat akan memperoleh keberkahandan keberuntungan di dunia dan juga di akhirat kelak seperti dalam surat al-Mukminun ayat 4.

Dalam al-Qur’an terdapat ayat yang membahas mengenai zakat. Selain itu juga terdapat perintah zakat yag menggunakan kata infaq ataupun shodaqoh.

(10)

Diakhir tulisan ini, penulis memberikan saran untuk tetap mengkaji ayat-ayat mengenai ekonomi Islam. Ekonomi Islam yang dewasa ini semakin berkembang membuat peluang baru untuk terus meneliti dan mengkaji ayat Al-Qur’an maupun hadist Nabi SAW tentang ekonomi Islam. Dengan adanya penelitian-penelitian dan kajian-kajian yang mendalam mengenai ekonomi Islam, diharapkan mampu untuk memajukan Ekonomi Islam itu sendiri.

Buku ini mempunyai peran penting dalam perkembangan kajian keilmuan, dan secara khusus dalam perkembangan tafsir Ayat-ayat ekonomi Islam. Buku-buku tafsir yang berkembang saat ini lebih banyak mengenai hukum-hukum Islam. Tafsir-tafsir ayat-ayat ekonomi masih jarang untuk ditemui.

Buku ini mempunyai keunggulan yaitu, Pertama: buku ini menambah pengetahuan kita bahwa permasalahan dalam ekonomi Islam sangat banyak dan beraneka ragam. Kedua: buku ini tidak hanya memberikan tafsir ayat tetapi juga mufradat ayat. Ketiga: bahasa yang digunakan dalm buku ini mudah dipahami dan di mengerti.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan bisnis akan mendorong manajer menggunakan sistem pengukuran kinerja (SPK) secara interaktif yang kemudian

(3) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengambilan keputusan adopsi inovasi dengan variabel adopsi inovasi pertanian. (4) Saluran komunikasi dengan

Langkah preventif yang dimaksud dapat dilakukan dengan melakukan tes pengukuran SDO terlebih dahulu terhadap setiap individu dalam setiap komponen yang akan menjadi pelaku atau

Terkait dengan konteks inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat akuntabilitas dan kompetensi auditor saat ini dan apakah akuntabilitas dan kompetensi auditor

maupun pemanfaatan Barang Kena Pajak yang berasal dari Luar Pabean Indonesia serta perolehan dalam negeri BKP atau JKP oleh pengusaha di Pulau Bintan dan Karimun yang melakukan

[r]

Penelitian ini bertujuan menentukan persamaan yang dapat digunakan untuk mendekati pertumbuhan, kecepatan konsumsi glukosa, kecepatan produksi asam sitrat oleh

Seperti yang sudah dijelaskan pada perencanaan geotextile wall , jadi konstruksi inipun akan dipasang pada lereng yang saat ini masih belum diperbaiki yaitu pada elevasi -3,5