• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kebiasaan Merokok di Kalangan Perempuan Muda di Kota Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Kebiasaan Merokok di Kalangan Perempuan Muda di Kota Medan Tahun 2014"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Rokok

Pengertian rokok dari Kamus Dewan Bahasa Indonesia, 2014 adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya. Merokok merupakan kata kerja yang dilakukan dengan menghisap gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas daun nipah dan sebagainya (Kamus Dewan Bahasa Indonesia, 2014).

2.1.1. Bahan-bahan Yang Terkandung Dalam Rokok

Rokok diperbuat daripada gulungan tembakau yang telah siap difermentasi selama 1 hingga 3 tahun terbukti kandungan rokok mempunyai sekitar 2500 komponen bahan berbahaya kepada kesihatan tubuh kita terutamanya asap rokok yang dihisap (Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S., 2010). Rokok dihidupkan dengan memulakan pembakaran pada ujung batang rokok, dimana pembakaran tersebut tidak menukarkan 1100 komposisi bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam asap rokok dan sisa selebihnya iaitu 1400 bahan kimia lain mengalami perubahan komposisi dan bereaksi untuk membentuk bahan komposisi yang baru (Samsuri Tirtosastro, S dan Murdiyati, A.S., 2010). Menurut Mulyaningsih, T.R. (2009), kandungan asap rokok mempunyai lebih dari 5000 bahan kimia yang berbahaya dan lebih dari 40 bahan didalam asap rokok tersebut adalah bersifat karsinogik.

(2)

penghasilan rokok dengan jenis tembakau yang bermutu tinggi (Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S., 2010). Tembakau yang ditanam dan dikeringkan turut mengandungi bahan kimia yang berupa residu dari pertumbuhan tanaman tembakau tersebut seperti pestisida, fumigan dan insektisida (Mulyaningsih, T.R., 2009).

Kualiti tembakau yang dipilih dan digunakan dalam penghasilan rokok amat mempengaruhi aroma dan rasa rokok, maka pemilihan jenis tembakau akan mempengaruhi zat-zat lain yang terkandung dalam rokok (Tirtosastro, S dan Murdiyati, A.S., 2010). Zat-zat yang terkandung dalam tembakau rokok adalah senyawa nitrogen (nikotin, protein), senyawa karbohidrat (pati, pektin, selullosa, gula), resin dan minyak atsiri dan zat warna.

(3)

Tabel 2.1 Kandungan tembakau, unsur kimia dalam rokok

Golongan Kandungan (%) Dampak Terhadap

Mutu Rokok

Selulose 7,0 – 16,0 +

Gula 0,0 – 22,0 +

Trigliserida 1,0 -

Protein 3,5 – 20,0 -

Nikotin 0,6 – 5,5 +

Pati 2,0 – 7,0 -

Abu (Ca, K) 9,0 – 25,0 +

Bahan Organik 7,0 – 25,0 +/-

Lilin 2,5 – 8,0 +

Pektinat, polifenol, flavon, karotenoid, minyak atsiri, paraffin,

sterin dll.

7,0 – 12,0 +/-

Sumber: Tirtosastro, S. dan Murdiyati, A.S. (2010)

(4)

Tabel 2.2 Komposisi distribusi unsur logam pada filter atau putung rokok, abu dan asap, dan neraca bahan pada rokok filter dan kretek dengan basis per batang rokok

Sumber: Mulyaningsih, T.R. (2009)

Unsur Je nis

Na Filter (F) 651,80 73,59 0,77 72,82 26,41 Kretek (K) 640,53 72,21 2,01 70,20 27,79

Br Filter (F) 25,10 69,65 1,56 68,09 30,35

Kretek (K) 26,26 46,63 0,94 45,67 53,38

K Filter (F) 20069 31,47 0,21 31,26 68,53

Kretek (K) 20100 75,12 9,11 66,02 24,87

Co Filter (F) 3,00 89,83 44,47 45,35 10,17

Kretek (K) 2,09 21,22 3,20 17,10 79,68

La Filter (F) 0,77 81,87 17,14 64,72 18,13

Kretek (K) 0,66 49,52 19,22 30,30 50,46 Zn Filter (F) 64,60 70,13 24,88 45,25 29,87 Kretek (K) 50,66 77,83 10,63 67,20 22,21 Fe Filter (F) 1096,30 54,91 19,87 35,04 45,09 Kretek (K) 441,66 70,45 5,03 65,42 29,54

Au Filter (F) 0,03 94,87 54,93 39,95 5,13

Kretek (K) 0,02 69,12 36,89 32,21 30,88

Sc Filter (F) 0,14 96,88 38,38 58,50 3,12

Kretek (K) 0,23 83,25 6,65 76,60 16,75

Ta Filter (F) 9,40 55,10 21,07 34,03 44,90

Kretek (K)

Cr Filter (F) 1,70 96,38 34,22 62,61 3,62

Kretek (K) 3,14 71,19 16,19 55,00 28,81 Sr Filter (F) 252,10 86,14 16,82 69,32 13,86 Kretek (K) 3,14 66,79 23,32 43,48 45,92 Cs Filter (F)

(5)

2.1.2. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok di kalangan masyarakat Indonesia merupakan suatu kebiasaan yang merugikan diri sendiri mahupun lingkungannya. Kebiasaan diertikatakan sebagai perbuatan yang biasa dilakukan. Menurut penelitian GATS (2011), yang dilakukan ke atas penduduk di Indonesia, kebiasaan merokok ini dapat dibagikan kepada tiga kelompok berdasarkan batang rokok yang dihisap per hari iaitu perokok ringan, sedang dan berat. Perokok ringan adalah perokok yang menghisap kurang dari 10 batang rokok sehari manakala perokok sedang menghisap 10 hingga 20 batang rokok sehari. Perokok berat pula menghisap lebih dari 20 batang rokok sehari.

Sadli, M., dan Riantirtando, R. menyatakan kebiasan merokok diartikan sebagai perilaku mengkonsumsi rokok yang dapat dibagikan kepada dua kelompok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap sehari yaitu:

a. Perokok ringan yaitu perokok yang menghabiskan 10 batang rokok atau kurang dari 10 batang rokok dalam sehari.

b. Perokok berat yaitu perokok yang merokok lebih dari 10 batang sehari.

2.1.3. Kategori Perokok

Kategori perokok dapat dibagi kepada dua kategori iaitu perokok aktif dan pasif. Perokok pasif menurut World Health Organization (WHO), adalah merupakan orang yang tidak merokok tetapi menghirup serta terpapar dirinya dengan asap rokok yang merupakan campuran dari pelbagai zat-zat kimia yang berbahaya yang dihembuskan oleh si perokok dari rokok yang sedang membara atau perangkat rokok lainnya seperti cerutu, pipa, bidi dan lain-lainnya. Perokok pasif ini selalunya dikenali sebagai ‘second-hand smoker’.

(6)

asap yang dihisap dan dihirup perokok pada ujung rokok yang dimulutnya kemudian dihembuskan kembali keluar manakala side-stream smoke atau asap rokok sampingan adalah asap yang berembus dari ujung rokok yang menyala, cerutu, atau pipa.

2.1.4. Jenis Rokok Yang Dihisap

Masyarakat Indonesia mengenal hampir semua jenis rokok yang dikonsumsi. Jenis rokok yang dijual di pasaran umum di Indonesia dapat dibedakan atas tiga jenis iaitu perbedaan bahan pembalut rokok, bahan baku atau isi rokok dan penggunaan filter dan non-filter pada rokok (Sadli, M. dan Riantirtando, R., 2010)

Bahan pembalut rokok pula dapat dibedakan dari empat jenis iaitu koblot, kawung, sigaret dan cerutu. Rokok koblot menggunakan bahan pembalut rokok dari daun jagung yang telah siap dikeringkan manakala rokok kawung pula menggunakan daun eran sebagai pembungkus rokok. Sigaret dan cerutu pula masing-masing bahan pembalut rokoknya adalah diperbuat dari kertas dan daun tembakau (Sadli, M. dan Riantirtando, R., 2010).

Bahan baku atau isi rokok yang terkandung dalam rokok juga berpengaruh dengan jenis rokok. Terdapat tiga bahan baku atau isi rokok yang dibedakan melalui jenis pembuatannya iaitu rokok putih, rokok kretek dan rokok klembak (Atlas Tembakau Indonesia, 2013). Menurut Atlas Tembakau Indonesia (2013), rokok putih mempunyai bahan baku atau isinya tembakau yang diawet dengan rasa dan aroma yang harum tertentu, manakala bahan baku atau isi bagi rokok kretek pula berbeda dengan rokok putih iaitu dengan hanya penambahan cengkeh. Rokok klembak pula berbeda dari rokok putih dan rokok kretek, dimana bahan baku atau isinya diperbuat dari tembakau, cengkeh dan kemenyen serta ditambahkan sedikit saus untuk memberi efek dari segi rasa dan aromanya.

(7)

jenis iaitu filter dan non-filter. Kebanyakkan rokok non-filter adalah merupakan rokok jenis kretek manakala rokok filter boleh didapati dalam dua kemasan iaitu kretek dan rokok putih (Mulyaningsih, T.R., 2009). Filter terletak pada ujung pangkal rokok yang diperbuat daripada gabus. Rokok yang mempunyai gabus diujung pangkalnya disebut rokok filter (Faslah, F. et al., 2012). Menurut Faslah, F.et al. dengan penggunaan rokok filter, ini dapat menapis asap rokok yang dihisap manakala rokok non-filter tidak dapat menapis kandungan zat-zat kimia dan karsinogenik yang berbahaya yang terdapat dalam asap rokok.

Rokok kretek atau lebih dikenali umum dengan panggilan ‘kretek’ merupakan rokok yang paling popular dikalangan perokok aktif di Indonesia. Rokok kretek ini mengandungi zat-zat aktif lain yang terbukti dapat membahayakan kesehatan (Tirtosastro. S., dan Murdiyati. A. S., 2010). Zat-zat yang terkandung dalam rokok seperti di pengetahuan umum itu adalah tembakau, tar, nicotine dan bahan adatif lainnya. Produksi rokok di Indonesia itu terbagi atas dua jenis rokok yaitu rokok putih dan rokok kretek. Perbedaan diantara rokok kretek dan rokok putih itu adalah rokok kretek ini lebih banyak diproduksi dari negara Indonesia sendiri sedangkan rokok putih ini jenamanya diimport dari negara luar atau global branding seperti Marlboro dan Mix9 (GATS, 2011). Merek rokok tempatan yang popular adalah A Mild (PMI) yang mana merek internasional yang popular adalah Marlboro (PMI) pada tahun 2011 mengikut report dari Southeast Asia Initiative on Tobacco Tax (SITT) dan Resource Center of the Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang dipublikasi pada

tahun 2012.

2.1.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Itu Merokok

(8)

Orang tua sangat memainkan peranan dalam mendidik anak-anak agar menjadi insan yang beramal soleh dan berkepribadian baik serta mereka merupakan yang paling dekat dengan kita dan banyak mempengaruh kita dalam melakukan sesuatu perkara (Maharani, T.D., 2011). Orang tua yang merokok didepan anak-anak mereka sangat mempengaruhi dalam melahirkan perasaan ingin tahu dikalangan anak-anak yang masih muda ini adalah kerana mereka mempunyai dua tanggapan iaitu pertama melihat orang tuanya merokok membuatkan mereka merasakan diri lebih gagah dan dewasa dan yang kedua ialah mereka sudah terbiasa dengan asap rokok di ruangan rumah sehingga dikemudian kelak mereka gampang berubah dari perokok pasif ke perokok aktif (Prasetya, L.D., 2012).

Teman merupakan orang yang lebih dekat dengan kita setelah keluarga kita. Menurut Prasetya, L.D. (2012), lingkungan teman sebaya mahu pun tidak sebaya banyak memainkan peranan lebih dari 90% dalam mendorong seseorang itu untuk mula merokok. Tambahannya lagi, seseorang itu gampang merokok dan agak susah ingin berhenti jika temannya juga seorang perokok aktif dan sentiasa mendampinginya seperti dirumah kost atau sebilik dengan teman yang merokok, dikantor dengan ruangan yang bebas merokok dan ditempat makan yang boleh berkumpul bersama teman-teman.

(9)

Faktor pengaruh iklan rokok juga memainkan peranan untuk seseorang itu mula merokok atau mencuba untuk merokok terutamanya apabila terdapat merek atau jenis rokok yang baru keluar dengan pelbagai edisi mahupun promosi (Prasetya, L.D., 2012). Pengaruh iklan rokok ini terbagi kepada beberapa jenis iaitu melalui television (media Video/Visual, Audio, Talent, Grafik dan Pacing), melalui koran dan iklan di sekitar jalan raya (menggunakan pancaindera penglihatan iaitu mata) dan iklan di radio (menggunakan pancaindera pendengaran iaitu telinga) (Ginting, T., 2012). Menurut Ginting, T. (2012), iklan rokok menggunakan video atau visual yang ditayang di television mahupun di bioskop sangat memainkan peranan dalam penangkapan isi maklumat oleh minda masyarakat umum yang ingin disampaikan menerusi iklan. Ini adalah kerana iklan rokok yang dibuat dari visual atau video ini disampaikan dengan cara penglihatan dan pendengaran dan akan memberikan efek secara langsung ke atas sikap dan tindakan si perokok dibandingkan iklan rokok di radio mahupun penggunaan ‘poster’ besar-besaran di sekitar jalaan raya dan toko-toko kecil atau swalanyan. Tambahnya lagi, video atau visual grafik dan pacing yang hebat serta model yang menarik dalam iklan rokok di television juga mempengaruhi seseorang itu untuk mencuba merek rokok tersebut.

(10)

2.1.6. Efek atau Dampak Merokok Ke Atas Kesehatan Tubuh

Efek merokok ke atas kesihatan tubuh badan sangat tergantung dengan berapa kekerapan seseorang itu menghisap rokok per batang sehari, ukuran dan berat badan, risiko menghidapi penyakit lain atau bawaan dan sebagainya (Doe, J. dan DeSanto, C., 2009). Efek atau dampak merokok ini dapat dibedakan kepada dua jenis efek iaitu efek secara langsung dan efek jangka panjang.

Merokok boleh mengakibatkan kemungkinan terjadinya risiko pada paru kita sehingga diperkirakan perokok saat ini di Sumatera Utara dengan anggaran 28,4 % berdasarkan Riskesdas (2013). Laporan Riskesdas juga turut menyatakan angka kejadian adalah tingggi dari pelbagai jenis penyakit paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker dan penyakit lainnya yang terlibat secara langsung.

2.1.6.1.Efek Secara Langsung

Efek secara langsung atau ‘immediate effect’ dari penggunaan rokok dapat dibedakan kepada dua jenis iaitu dosis rendah ke dosis sedang dan dosis tinggi. Pengertian dosis disini bererti kekerapan menghisap rokok dengan perhitungan kadar nikotin dalam rokok.

Efek dosis rendah ke dosis yang tinggi yang mungkin dialami setelah merokok tembakau meliputi perkara-perkara berikut:

1. Terjadinya penurunan aktivitas otak dan sistem saraf pada stimulasi awal seperti meningkatnya kewaspadaan dan konsentrasi pada lingkungan sekitar 2. Merasakan diri sangat relaks (relaksasi)

3. Tekanan darah dan denyut jantung yang meningkat akibat nikotin

4. Kurangnya alirang darah ke perifer (ujung-ujung jari dan kaki) serta penurunan suhu kulit (mudah merasa sejuk) dan mulut yang berbau

5. Penurunan nafsu makan

6. Merasakan diri seakan pusing atau sakit kepala

(11)

8. Batuk; kerana iritasi dari asap rokok

Efek dari merokok dengan kadar nikotin yang tinggi dapat menyebabkan seseorang itu overdosis dimana dari erti kata lain tubuh mereka tidak dapat mengatasi kandungan nikotin yang dihirup dari asap rokok tersebut sehingga dapat menimbulkan efek samping daripadanya. Efek dari dosis nikotin yang sangat besar dapat meliputi perkara-perkara berikut:

1. Perasaan ingin pengsan 2. Merasa kebingungan

3. Menurunnya tekanan darah dan denyutan nadi 4. Merasa kejang

5. Boleh menyebabkan hentinya bernafas dan kematian (60 mg nikotin yang dihisap secara oral dapat menyebabkan kematian bagi orang dewasa; sekitar lebih dari 50 batang rokok dalam satu masa)

2.1.6.2.Efek Jangka Panjang

Merokok dapat menyebabkan pelbagai jenis penyakit termasuklah asma, penyakit obstruktif kronik paru, kanker paru dan tenggorokan dan sebagainya pada perokok aktif. Merokok yang terlalu lama dan dan kekerapan merokok akan memberikan kesan yang berwarna kuning kecoklatan pada jari perokok dan gigi.

(12)

kadar nikotin dan karbon monoksida dalam badan boleh meningkatkan risiko penyakit jantung, masalah peredaran darah dan lainnya. Terdapat beberapa efek jangka panjang dari kebiasaan merokok yang mungkin dialami antara lain adalah (Doe, J. dan DeSanto, C., 2009):

1. Tingginya risiko terjadinya stroke

2. Rosak pembuluh darah di otak dan boleh menyebabkan matinya sel otak 3. Boleh menyebabkan katarak pada mata, degenerasi makula, menguning

pada putih mata

4. Kurang dan hilangnya indera penciuman dan rasa

5. Gigi dan jari perokok berwarna kuning, kerusakan gigi dan mulut yang berbau

6. Tingginya risiko tejadinya kanker paru, mulut, bibir dan tenggorakkan 7. Kemungkinan timbul gangguan pendengaran

8. Tingginya risiko untuk terjadinya osteoporosis 9. Mengalami sesak napas dan batuk yang sering

10. Tingginya risiko terjadinya bronchitis kronis, empisema, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung dan sebagainya

11. Dapat memicu asma

12. Terjadinya penyumbatan pada aliran darah yang memicu kepada terjadinya serangan jantung dan stroke

13. Menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi)

14. Menyebabkan leukemia myeloid, kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan organ yang membuat darah

15. Kanker kandung kemih, sakit maag, nafsu makan yang menurun 16. Kulit menjadi keriput dini

17. Luka penyembuhan lebih lambat, kerusakan pada dinding pembuluh darah 18. Peningkatan kerentanan tubuh terhadap infeksi

(13)

21. Menopause lebih awal dari jangkaan waktu

2.1.7. Efek atau Dampak Merokok Ke Atas Masyarakat dan Pemerintah

Dampak negatif lain dari rokok adalah dapat merugikan masyarakat sekitar baik dari segi kualitas hidup, perekonomian, pembiayaan negara maupun dari segi kesehatan. Sehingga saat ini, masalah rokok masih menjadi perdebatan dari berbagai pihak. Hal ini menjadi lebih serius mengingat semakin gencarnya iklan rokok yang menjadi pintu gerbang untuk membidik kalangan muda, terutama anak-anak dan permasalahan ini merupakan salah satu dari tiga masalah utama dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) di Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah terkait program Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sudah sepenuhnya, bahkan hampir seluruh provinsi mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) bagi penetapan kawasan larangan merokok atau kawasan bebas dari asap rokok.

(14)

pendidikan dan perkantoran pemerintah serta sosialisasi bagi satu KTR di suatu daerah.

Laporan RISKESDAS 2013 turut menyatakan perilaku merokok penduduk 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan dari tahun 2007 ke 2013 dimana tercatat peningkatan dari 34,2 % pada tahun 2007 menjadi 36,3 % pada tahun 2013 dan sebanyak 64,9 % laki-laki dan 2,1% perempuan masih menghisap rokok pada tahun 2013. Jumlah perokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun ini sangat memberikan efek yang cukup luas dari segi perekonomian negara yang berdampak negatif dan pembiayaan pemerintah ke atas masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh rokok. Secara nasional, sebanyak 50,5 % penduduk Indonesia belum memiliki jaminan kesehatan. Askes/ ASABRI dimiliki oleh sekitar 6 % penduduk, Jamsostek 4,4 %, asuransi kesehatan swasta dan tunjangan kesehatan perusahaan masing-masing sebesar 1,7 %. Kepemilikan jaminan didominasi oleh Jamkesmas (28,9%) dan Jamkesda (9,6%). Sehingga kini, provinsi Aceh adalah provinsi yang paling tinggi cakupan kepemilikan jaminan di antara provinsi lain, yaitu sekitar 96,6 % penduduk atau hanya 3,4 % yang tidak punya jaminan apapun. Sebaliknya, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan cakupan kepemilikan jaminan kesehatan yang paling rendah dan 69,1 % penduduknya tidak punya jaminan. Ini menunjukkan pembiayaan pemerintah dalam memfasilitasi masalah kesehatan masyarakat belum mencapai sepenuhnya.

(15)

2.2. Penduduk Wanita Di Kota Medan

Kepadatan penduduk di Kota Medan mempunyai kepadatan penduduk yang tertinggi di Sumatera Utara yaitu berjumlah 2,122,804 orang menurut data BPS Sumatera Utara (2012). Tambahannya lagi, jumlah penduduk dan jenis kelamin menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2012 di Kota Medan sebanyak 1,047,875 orang penduduk adalah laki-laki dan sebanyak 1,074,929 orang penduduk adalah perempuan yang memuatkan jumlah keseluruhan kepadatan penduduk di Kota Medan adalah 2,122,804 orang penduduk.

(16)

Kota/City

71. Sibolga 43 036 42 816 85 852 100,51

72. Tanjungbalai 79 202 77 973 157 175 101,58

73. Pematangsiantar 115 488 121 459 236 947 95,08

74. Tebing Tinggi 73 036 74 735 147 771 97,73

75. Medan 1 047 875 1 074 929 2 122 804 97,48

76. Binjai 124 869 125 383 250 252 99,59

77. Padangsidimpuan 96 841 101 968 198 809 94,97

78. Gunungsitoli 62 793 65 544 128 337 95,80

Sumatera Utara 6 591 686 6 623 715 13 215 401 99,52

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (2012)

2.2.1. Perempuan Muda

Perempuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kaum putri manakala muda bererti belum sampai setengah umur. Menurut WHO usia muda adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana batasan usia muda berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Tambahannya lagi usia remaja adalah diantara 12 - 24 tahun. Dari Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan tahun 2011 hingga 2014 yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (DepKes) mendefinisikan penduduk usia muda di Indonesia adalah dibawah usia 15 tahun dan usia reproduktif di Indonesia adalah dari rentang umur 15 tahun sehingga dengan 64 tahun manakala menurut BkkbN (2010) batasan usia muda adalah diantara 10 - 21 tahun.

Berdasarkan laporan WHO Expert Comitte yang ditulis pada tahun 1974 dan diguna pakai sehingga kini mengatakan batasan usia muda adalah bersifat konseptional dan dibedakan kepada 3 kategori iaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi. Usia muda mencakupi perkara berikut:

1. Individu yang membesar (meningkat usia) dan menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder seperti tumbuh bulu dikemaluan dan sebagainya sampai ia mencapai kematangan sendiri.

(17)

3. Individu mula berdikari dan mandiri; Peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan tembakau, unsur kimia dalam rokok
Tabel 2.2 Komposisi distribusi unsur logam pada filter atau putung rokok, abu dan
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan

Referensi

Dokumen terkait

c. Sikap siswa terhadap beberapa aspek yan sedang dipelajari. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa. Mengembangkan keberanian dan ketempilan siswa dalam

MANAJEMEN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE JENJANG SMA NEGERI DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kedua : Ket et apan pemenang ini dibuat dengan memperhat ikan ket ent uan yang berlaku dalam pengadaan Barang/ Jasa. Dit et apkan di : Klat en Pada t anggal : 23 M ei

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah tahun Anggaran 2012 akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan

Kedua : Ket et apan pemenang ini dibuat dengan memperhat ikan ket ent uan yang berlaku dalam. pengadaan

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN.. JL Sulaw

 Siswa memperagakan percakapan yang sudah dibuatnya, bergantian dengan teman sebangkunya. Guru dapat mengamati kemampuan siswa dalam menyebutkan ungkapan.

Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui (QS. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali