• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN

SOSIAL TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN

MOTIVASI BERPRESTASI DI SEKOLAH PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

YUSTINA KURNIA SAPTI NIM : 019114053

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

K eramahan dalam bertutur kata menciptakan rasa percaya diri,

keramahan dalam berpikir menciptakan kesempurnaan, keramahan dalam memberi

melahirkan kasih sayang

(L ao-T se)

I a membuat segala sesuatu indah pada waktunya,

bahkan I a memberikan kekekalan dalam hati mereka.

T etapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan A llah

dari awal sampai akhir..

(5)

v

K arya yang sederhana ini aku persembahkan untuk

T uhan Y esus K ristus dan B unda M aria yang selalu memberikan

rahmat dan kasih.

U ntuk B apak dan I bu tercinta yang selalu mendoakan dan

mendukungku

U ntuk adikku tercinta lia

U ntuk kekasihku tercinta B enediktus B ayu A rdiyanto yang selalu

mengisi hari-hariku dengan suka dan duka.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Januari 2007 Penulis

(7)

vii ABSTRAK

Yustina Kurnia Sapti (2007). Hubungan Antara Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya Dengan Motivasi Berprestasi di Sekolah Pada Remaja. Yogyakarta: Fakultas Psikologi; Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berpreatasi di sekolah.

Subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah siswa kelas satu SMA St. Mikael Sleman, baik pria maupun wanita dengan jumlah responden sebanyak 56 siswa yang terdiri dari 26 pria dan 30 wanita. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan skala. Metode skala digunakan untuk mengukur kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya, dan motivasi berprestasi di sekolah. Untuk mengetahui hubungan antara variabel kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah digunakan korelasi Product Moment Pearson

(8)

viii ABSTRACT

Yustina Kurnia Sapti (2007). Relationship for Social Adjustment Ability to Peers with Achievement Motivation at School for Adolescent. Yogyakarta: Department of Psychology; Faculty of Psychology, Sanata Dharma University.

This research is a correlational research and aimed to study relationship between social adjustment ability to peers and achievement motivation at school for adolescent. Hypothesis in this research show there is a positive relationship between social adjustment ability to peers with achievement motivation at school. The higher social adjustment ability to peers, achievement motivation at school excelsior will also.

The subject of this research are student class one on St. Mikael Senior High School, consist of 56 student man and women, consisted of 26 men and 30 women. Data collection in this research used scale method. Data collection in this research used scale method. To find the correlation between social adjustment ability to peers with achievement motivation at school used Product Moment Pearson correlation.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunia -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang harus ditempuh penulis untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu ( SI ) pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan izin penelitian.

2. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., selaku kaprodi Psikologi Fakultas Psikologi Univers itas Sanata Dharma.

3. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, atas nasehat dan dukungannya serta atas bantuannya selama penulis menjalani kuliah.

(10)

x

5. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji, atas kritik dan masukannya.

6. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi., selaku dosen penguji, atas kritik dan masukannya.

7. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat menarik.

8. Segenap karyawan Fakultas Psikologi ; Mbak Nani, Mas Gandung dan Pak Gi di sekretarist Fakultas Psikologi, serta Mas Muji dan Mas Doni di Laboratorium Fakultas Psikologi dan Ruang Baca atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis kuliah.

9. Bapak Kepala Sekolah SMU PL Sedayu yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan Uji Coba.

10.Bapak kepala Sekolah SMU St. Mikael Sleman yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian.

11.Ibu Siti, selaku staf pengajar Bimbingan dan Konseling di SMU St. Mikael, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.

12.Adik-adik Kelas satu SMU St Mikael atas waktu dan kesediannya mengisi kuesioner dan angket penelitian.

(11)

xi

14.Om dan Tante, Budhe dan Pakdhe serta seluruh sepupu dan saudaraku semua, terima kasih atas doa dan dukungannya.

15.Keluarga Bp. Sulistyanto, terima kasih atas doa, bantuan dan dukungannya selama penulis kuliah.

16.Bayu, terimakasih atas doa, cinta, dukungan, perhatian serta kebersamaannya selama ini.

17.Dewi & Rani (makasih ya selama ini kalian telah menjadi sahabat terbaikku, berkat kalianlah aku bisa seperti ini. Kenangan manis bersama

kalian tak akan aku lupakan, )

18.Teman-teman angkatan 2001, Nino (trimakasih atas privat SPSS nya, tanpa bantuan dan dukunganmu aku belum tentu bisa menyelesaikan

skripsi ini), Evi & Novi (Aku kangen sama kalian…), Belu & Elly (Akhirnya kita wisuda bareng ..), Rini (makasih atas bantuan dan pinjaman buku-bukunya ya…), Youland (ayo kuliah yang bener!), Yosi (makasih atas saran -saran dan informasinya ya..) dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas kebersamaannya sehingga membuat keceriaan selama masa perkuliahan, semoga kebersamaan kita dapat menjadi kenangan terindah bagi kita.

19.Teman-teman seperjuangan, Mbak Puti, Mbak Ajeng (00) dan Deni (01), Mbak Ayu (99) terima kasih atas diskusi dan dukungannya.

(12)

xii

21.Ita (atas dukungan, perhatian kebersamaan dan persahabatan dari kecil samapai sekarang dan selamanya. Amien), Tantie ( atas dukungan dan bantuan sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini).

22.Teman-teman Lektor di Gereja ; Mbak Reni, Mas Andris dan Mbak Dini, terima kasih atas doa, dukungan dan kebersamannya, kenangan bersama kalian tak akan aku lupakan. (I love you all).

23.Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini masih dapat berbagai kekurangan. Penulis juga mengharapkan kritik serta saran sehingga skripsi ini dapat berguna bagi ilmu psikologi.

Yogyakarta , 19 Januari 2007

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

PENGESAHAN ………. iii

MOTTO ……….. iv

PERSEMBAHAN ……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

ABSTRAK ……….. vii

ABSTRACT ……… viii

KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI ………... xiii

DAFTAR TABEL ………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Rumusan Masalah ………... 7

C. Tujua n Penelitian ………. 7

D. Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II. KAJIAN TEORI ………... 9

A. Motivasi Berprestasi ………... 9

1. Pengertia Motivasi ……….. 9

2. Pengertian Motivasi Berprestasi di Sekolah……… 10

3. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi di Sekolah………. 12

B. Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya ………... 12

1. Pengertia Penyesuaian Sosial ……… 12

2. Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya ………... 13

3. Indikator Penyesuaian Sosial ………. 14

C. Remaja ……….. 17

(14)

xiv

2. Tugas Perkembangan remaja ……… 18

D. Hubungan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya Dengan Motivasi Berprestasi di Sekolah ……….. 19

E. Hipotesis ……… 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………. 23

A. Jenis Penelitian ………... 23

B. Variabel Penelitian ………. 23

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………....23

1. Remaja ………...23

2. Motivasi Berprestasi di Sekolah ………..24

3. Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya .. 24

D. Subjek Penelitian ……….... 24

E. Alat Pengumpulan Data ………. 25

1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya ……… 25

2. Skala Motivasi Berprestasi di Sekolah ………. 27

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ………….. 28

1. Validitas Alat Tes ………. 28

2. Reliabilitas ……… 29

G. Metode Analisis Data ………... 29

BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 30

A. Persiapan Penelitian ……….. 30

1. Perijinan Penelitian ………... 30

2. Uji Coba Alat Ukur ………... 30

a. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya ……….. 31

b. Skala Motivasi Berprestasi Di Sekolah ……….... 32

B. Pelaksanaan Penelitian ……….. 34

C. Analisis Data ………. 34

(15)

xv

2. Uji Hipotesis ………... 36

D. Pembahasan ……….. 37

BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ………... 40

A. Kesimpulan ………... 40

B. Saran ………. 40

C. Keterbatasan Penelitian ……… 41

DAFTAR PUSTAKA ……… 42

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Alternatif Jawaban dan Pembobotannya ... 26

Tabel 2. Komponen dan sebaran item Skala penyesuaian sosial terhadap teman sebaya sebelum uji coba ... 26

Tabel 3. Alternatif Jawaban dan Pembobotannya ... 28

Tabel 4. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi di sekolah sebelum uji coba ... 28

Tabel 5. Komponen dan sebaran item Skala penyesuaian sosial terhadap teman sebaya penelitian ... 32

Tabel 6. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi di sekolah penelitian ... 33

Tabel 7. Deskripsi subjek penelitian ... 34

Tabel 8. Uji normalitas one sample Kolmogrov-Smirnov ... 35

Tabel 9 . Uji Linearitas ... 35

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran A. Skala Uji Coba ... 45

1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

2. Skala Motivasi Berprestasi di Sekolah

Lampiran B. Skala Penelitian ... 46 1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial

Terhadap Teman Sebaya

2. Skala Motivasi Berprestasi di Sekolah

Lampiran C. Data Uji Coba ... 47 1. Data Kemampuan Penyesuaian Sosial

Terhadap Teman Sebaya

2. Data Motivasi Berprestasi di Sekolah

Lampiran D.Reliabilitas Skala Uji Coba ... 48 1. Reliabilitas Kemampuan Penyesuaian Sosial

Terhadap Teman Sebaya

2. Reliabilitas Motivasi Berprestasi di Sekolah

Lampiran E. Data Penelitian ... 49 1. Data Kemampuan Penyesuaian Sosial

Terhadap Teman Sebaya

2. Data Motivasi Berprestasi di Sekolah

Lampiran F. Reliabilitas Skala Penelitian ... 50 1. Reliabilitas Kemampuan Penyesuaian Sosial

Terhadap Teman Sebaya

2. Reliabilitas Motivasi Berprestasi di Sekolah

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Individu yang memiliki prestasi tingggi keberadaannya diakui dalam kehidupan sehari-hari. Bagi masyarakat Indonesia individu yang berprestasi sangat dihargai dan biasanya mendapat tempat yang layak dalam kehidupan sosial masyarakat. Keadaan semacam ini membuat lingkungan di mana kita tumbuh dan berkembang berusaha mendorong dan menciptakan situasi demi tercapainya suatu prestasi, baik di sekolah, di tempat kerja maupun dalam masyarakat.

(19)

selain itu dapat pula dipengaruhi oleh keinginan untuk diterima secara sosial dalam pergaulan sehari-hari di sekolah dan masyarakat.

Motivasi berprestasi di sekolah dalam hal ini adalah suatu dorongan yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai keberhasilan yang berkaitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah (Gunarso, 2001 :140). Motivasi berprestasi di sekolah pada remaja sering kali mengalami perubahan, hal ini di sebabkan keinginan manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya atau kepentingannya, misalnya pada suatu waktu tertentu remaja hanya menginginkan nilai yang tinggi semata, tetapi pada waktu yang lain remaja menginginkan ilmu bukan lagi nilai. Ke dua contoh tersebut memperlihatkan bahwa motivasi berprestasi di sekolah setiap remaja bersifat dinamis dan gerakannya sesuai dengan kepentingan-kepentingannya.

Motivasi berprestasi di pengaruhi oleh banyak faktor. Faktor -faktor ini ada yang mendukung dan ada pula yang menghambat perkembangan dan terwujudnya motivasi berprestasi. Faktor ini berupa pengaruh internal dari dalam diri individu seperti kebutuhan, minat, keingintahuan dan kesenangan serta faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan di luar diri individu (Woolfolk, 1995:332) .

(20)

pola-pola motivasi yang mengandung kompetisi dengan diri sendiri dan dengan orang lain pada masa remaja.

Faktor la in yang mempengaruhi adalah faktor eksternal, yaitu lingkungan berupa nilai-nilai kebudayaan yang berkembang di masyarakat di mana individu tinggal (Martaniah, 1984:18). Pengaruh dari lingkungan tersebut membuat motivasi berprestasi secara akademik setiap remaja berbeda-beda. Lingkungan yang mempengaruhi motivasi berprestasi remaja, diantaranya adalah lingkungan keluarga , masyarakat dan sekolah. Lingkungan yang paling berpengaruh adalah pergaulan dengan teman sebaya. Pergaulan dengan teman sebaya berpengaruh besar terhadap segi-segi karakterologis anak, termasuk motivasi berprestasinya yang bisa tinggi atau rendah (Gunarso, 2001:145). Peranan kawan-kawan di sekolah bisa dijadikan patokan atau ukuran sejauh pengaruh positif atau pengaruh negatif mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pelajaran atau terhadap guru-gurunya . Pengaruh negatif tersebut bisa menimbulkan kemalasan dan kurangnya gairah untuk mencapai angka setinggi-tingginya.

(21)

Berdasarkan hal tersebut maka seorang remaja harus bisa berinteraksi dengan baik di sekolah dengan melakukan penyesuaian diri dengan orang lain yang dinamakan dengan penyesuaian sosial

Penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain (Hurlock, 1997:214). Seorang remaja harus mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik terutama dengan teman sebaya di sekolah, karena remaja memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berelasi dengan orang lain khususnya dalam kelompok teman sebaya. Kebutuhan yang tinggi untuk berelasi dengan teman sebaya, menurut Hurlock (1991) disebabkan karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya.

Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubunga n dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum (Mu’tadin, 2002). Penyesuaian sosial di sekolah dilakukan oleh remaja terhadap teman sebaya nya, karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan bersama teman-temannya , sehingga ia harus bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya.

(22)

sedih dan kurang diterima oleh teman-teman sekelas dan merasa tidak mengalami kegembiraan sebagaimana dialami teman-teman sekelas, sehingga ia akan membenci sekolah dan tidak berminat pada pendidikan (Hurlock, 1991: 221)

Remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan ketidak senangan dengan cara menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran dan membolos (Hurlock, 1991: 221). Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa remaja yang tidak mampu melakukan penyesuaian sosial dengan teman sebayanya di sekolah kurang memiliki motivasi berprestasi di sekolah.

(23)

kesulitan dalam belajar dan menjadi malas yang akhirnya membuat ia tidak mempunyai motivasi berprestasi di sekolah.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian sosial terhadap teman sebaya yang baik akan berdampak baik pula terhadap motivasi berprestasinya di sekolah. Artinya apabila remaja memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan baik maka ia akan memiliki motivasi berprestasi di sekolah. Di sisi lain nampak pula fenomena yang menunjukkan bahwa remaja yang memiliki banyak teman, mudah bergaul, diperhatikan oleh banyak teman justru berakibat buruk pada prestasinya. Hal ini disebabkan karena remaja yang bersangkutan lebih banyak menggunakan waktu dan tenaganya untuk melakukan berbagai kegiatan bersama kelompoknya, dimana kegiatan tersebut mengarah pada kegiatan yang kurang bermanfaat pada tugas belajarnya. Remaja yang mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik tidak menjamin dia akan memiliki motivasi berprestasi yang baik, bila tidak didukung oleh pemanfaatan waktu yang tepat untuk belajar.

Uraian di atas didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yaitu bahwa kemampuan penyesuaian sosial memiliki hubungan yang positif dengan motivasi belajar siswa (Hindari, 2004). Selain itu penyesuaian sosial juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa (Wanito, 2000)

(24)

maka timbul pertanyaan dalam diri peneliti yaitu apakah ada hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja?. Penjelasan dan pertanyaan di atas mendorong penulis untuk mengembangkan penelitian untuk melihat lebih jauh hubungan mengenai kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhada p teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

(25)

2. Manfaat Praktis

(26)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. MOTIVASI BERPRESTASI DI SEKOLAH

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berbeda dengan motif dan need, namun ke-tiga hal tersebut saling berkaitan. Motivasi adalah pemberian atau pe nimbulan motif (As’ad, 2002:45), sedangkan motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu, me mpunyai tujuan tertentu (As’ad, 2002:45). Dorongan atau kehendak timbul karena ada kekurangan atau kebutuhan yang menyebabkan keseimbangan dalam jiwa seseorang terganggu (Gunarsa, 983:92). Kebutuhan tersebut disebut dengan istilah need (As’ad, 2002:45). Berdasarkan uraian tersebut maka motivasi menurut As’ad dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang menimbulkan dorongan. Dorongan tersebut muncul karena adanya need atau kebutuhan.

(27)

(Rola, 2006) yang menerangkan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku secara persisten yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Jadi bisa dikatakan bahwa orang yang memiliki motivasi adalah orang yang memiliki keinginan yang kuat untuk berperilaku guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Woolfolk (1995), mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan internal yang menggerakkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Menurut definisi ini maka orang memiliki motivasi apabila perilaku orang tersebut diarahkan dan digerakkan dari dalam dirinya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan keadaan internal berupa dorongan yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini yang dimaksud motivasi adala h dorongan, bukan sesuatu yang menimbulkan dorongan.

2. Pengertian Motivasi Berprestasi di Sekolah

(28)

motivasi berprestasi adalah individu yang memiliki orientasi pada tugas, menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menantang dan selalu berjuang untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Murray, lindgren (Martaniah, 1984), mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berprestasi, seperti dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi. Mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan hal-hal atau pekerjaan dengan lebih baik.

Motivasi berprestasi dalam penelitian ini dibatasi pada motivasi berprestasi di sekolah. Motivasi berprestasi di sekolah adalah suatu dorongan yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai keberhasilan yang berkaitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah (Gunarso, 2001 :140). Dorongan tersebut sangat penting untuk mencapai keberhasilan, karena dalam banyak hal kegagalan seseorang tidak hanya disebabkan terbatasnya kemampuan, tetapi juga disebabkan tidak adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai keberhasilan.

(29)

3. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi

Haditono, 1987 (Ratna, 2002 : 18), mengungkapkan mengenai aspek-aspek dari motivasi berprestasi atau indikator dari motivasi berprestasi, yaitu:

a. Keinginan berprestasi sebaik-baiknya. b. Mengadakan antisipasi berencana.

c. Usaha -usaha yang kreatif untuk mencapai cita-cita. d. Perasaan yang kuat dalam pencapaian tujuan. e. Tidak takut gagal dan berani mengambil resiko. f. Mempunyai perasaan tanggungjawab personal.

Dari aspek-aspek tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan beruasaha untuk mencapai suatu prestasi dengan usaha -uasaha yang kreatif dan tanggung jawab.

B. PENYESUAIAN SOSIAL TERHADAP TEMAN SEBAYA

1. Pengertian Penyesuaian Sosial

(30)

demikian penyesuaian sosial sebenarnya adala h penyesuaian diri dengan orang lain.

Pada masa remaja penyes uaian sosial sangat dibutuhkan karena pada masa ini remaja sedang mencari otonomi dari orang tua mereka dan dari orang dewasa lain, selain itu remaja juga sedang mencari penyesuaian untuk diterima oleh kelompok remaja (Conformity

2. Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

Penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya (Hurlock, 1993:287). Penyesuaian sosial ini merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga di sekolah. (Hurlock, 1992:21). Dalam penelitian penyesuaian sosial dibatasi pada teman sebaya.

Pada masa remaja penyesuaian sosial sangat dibutuhkan karena pada masa ini remaja sedang mencari otonomi dari orang tua mereka dan dari orang dewasa lain, selain itu remaja juga sedang mencari penyesuaian untuk diterima oleh kelompok remaja (Conformity)

(31)

Remaja harus bisa menyesuaikan diri dengan dengan teman-temannya dari berbagai jenis kelamin.

3 . Indikator Penyesuaian Sosial

Hurlock (1993:287) menyebutkan empat indikator utama untuk menentukan penyesuaian sosial. Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penampilan nyata

Penampilan nyata sangat berkaitan dengan minat-m inat pribadi remaja. Menurut Kernan (Hurlock, 1991: ) dalam perkembangan anak-anak, penampilan diri terutama dihadapan teman-teman sebaya merupakan petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi.

(32)

b. Penyesuaian diri tehadap berbagai kelompok

Menurut Hurlock (1993:278) anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok, baik kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa secara sosial dianggap sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik.

c. Sikap Sosial

Sikap sosial menurut Soetarno (1989:12) merupakan satu kegiatan yang dinyatakan secara berula ng dan sama terhadap objek sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Sikap dan perilaku sosial yang paling menonjol terjadi pada bidang hubungan heteroseksual, karena pada masa ini remaja menjadi lebih suka berada bersama lawan jenisnya ketimbang sesama jenis.

Menurut Hurlock (Hindari, 2004:20) anak harus menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipasi sosial, dan terhadap perannya dalam kelompok sosial, bila ingin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial. Sikap-sikap sosial yang menyenangkan dan diharapkan antara lain, kesediaan untuk membantu meskipun ia sendiri sedang mengalami kesulitan dan tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa.

(33)

dan dianggap telah keluar dari kelompoknya. Hal itu menyebabkan remaja bersangkutan merasa rendah diri, sehingga hubungan dengan remaja lain menjadi terganggu.

d. Kepuasan Pribadi

Menurut Hurlock (1997:287) untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial anak harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkan dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota. Kontak sosial dalam hal ini adalah hubungan antara remaja dengan teman sebaya lain dalam kelompoknya atau dalam kelompok lain.

Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Prestasi ini mencakup bidang-bidang yang dianggap penting bagi kelompok dan dapat menimbulkan harga diri. Bidang-bidang itu antara lain: olah raga, tugas-tugas sekolah atau akademik, dan kegiatan sosial, sehingga mereka menjadi termotivasi untuk berprestasi.

e. Sifat kepribadian

(34)

Pada tahun 1968, Norman Anderson (Hindari, 2004:23) menyusun daftar 555 kata sifat dan sifat yang disukai adalah ketulusan. Enam sifat teratas yang ditulis antara lain tulus, jujur, setia, terus terang, terbuka, dan dapat dipercaya.

C. REMAJA

1. Pengertian Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere

yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1994 : 206).

(35)

Batasan mengenai usia remaja sangat bervariasi. Hurlock (1994: 206), membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu : awal masa remaja yang berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun – 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja kira-kira usia 16 atau 17 tahun – 18 tahun.

Menurut Gunarsa (1988:6), masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun – 22 tahun, Sedangkan Monks, dkk (1988:219) menyebutkan usia remaja berlangsung antara umur 12 tahun-21 tahun

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa remaja adalah tumbuh menja di dewasa dan masa remaja merupakan masa penghubung antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja terdapat berbagai perubahan, diantaranya terjadinya perubahan intele ktual, cara berpikir, perubahan fisik serta perubahan sosial.

2.Tugas Pe rkembangan Remaja

Menurut Havighurst (Sarwono, 1989:39), tugas perkembangan pada remaja itu adalah sebagai berikut :

a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif.

b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin manapun.

(36)

d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.

e. Mempersiapkan karir ekonomi

f. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga. g. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggungjawab.

h. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya.

Selanjutnya Havigurst (Sarwono, 1989:40) mengatakan bahwa, tercapai atau tidaknya tugas-tugas perkembangan di atas ditentukan oleh 3 faktor, yaitu kematangan fisik, desakan dari masyarakat dan motivasi dari individu yang bersangkutan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja terdapat tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi sehingga pada akhirnya remaja bisa dengan mantap melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya.

D. HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL TERHADAP

TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI DI

SEKOLAH

(37)

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang juga berfungsi sebagai lembaga sosialisasi. Sekolah tidak hanya mendidik remaja secara akademik tetapi juga melatih kemandirian siswa dalam melakukan penyesuaian sosial. Remaja perlu melakukan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya di sekolah, karena remaja tidak selamanya bekerja seorang diri, tetapi juga bersama teman-temannya.

Remaja yang memiliki kemampuan penyesuaian sosial yang baik, cenderung memperoleh penerimaan sosial. Sebaliknya remaja yang tidak diterima oleh teman-temannya cenderung kurang memiliki kemampuan sosial yang baik. Hal tersebut membuat remaja mengalami kesedihan dan ketidaknyamanan di dalam kelas, sehingga menjadi tidak berminat pada pendidikan dan biasanya membenci sekolah ( Hurlock 1991:221).

(38)

bisa menimbulkan kemalasan dan kurangnya gairah untuk mencapai angka setinggi-tingginya.

Hurlock (1993) menyebutkan adanya hubungan yang erat antara penyesuaian sosial dengan keberhasilan dan kebahagiaan pada masa kehidupan selanjutnya. Hal ini berarti jika kemampuan penyesuaian sosialnya rendah, maka kemungkinan besar harapan dan cita-citanya dalam hidup banyak yang tidak terwujud. Maka jika harapan dan cita-cita banyak yang tidak terwujud, jelaslah bahwa kehidupannya nanti akan banyak menghadapi kesulitan atau kendala, di mana pada akhirnya akan dapat berpengaruh terhadap kebahagia an hidupnya.

Salah satu keberhasilan penyesuaian sosial di sekolah adalah kemampuan menjalin hubungan dengan teman-teman sebaya. Keberhasilan ini sangat berarti bagi remaja, oleh karena itu remaja berusaha untuk diterima dan dihargai sebagai bagian kelompok teman sebayanya. Apabila remaja berhasil memenuhi tuntutan pergaulan maka remaja akan merasa tenang dan dapat mengarahkan perhatian pada tugas -tugas akademik.

(39)

E. HIPOTESIS

(40)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan variabel antara variabel satu dengan variabel lainnya berdasarkan pada koefisien korelasi. Jadi dalam penelit ian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel (Kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya) dengan variabel (Motivasi berprestasi di sekolah)

B.Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya

2. Variabel Tergantung : Motivasi berprestasi di sekolah.

C.Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Remaja

(41)

2. Motivasi berprestasi di sekolah

Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan motivasi berprestasi di sekolah adalah suatu dorongan dari dalam diri siswa maupun siswi untuk melakukan kegiatan dalam mencapa i tujuan yang diharapkannya, yaitu suatu kesuksesan dan prestasi yang baik dalam pelajaran-pelajaran di sekolah. Motivasi diukur dengan menggunakan skala motivasi berprestasi di sekolah. Skor tinggi menunjukkan motivasi berprestasi tinggi, sebaliknya skor rendah menunjukkan motivasi berprestasi rendah.

3. Kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya.

Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya adalah kemampuan siswa dalam melakukan relasi dengan teman-teman mereka yang berusia kurang lebih sama dalam lingkungan sekolah yang sama baik dengan teman yang sejenis maupun berbeda jenis kelamin. Kemampuan penyesuaian sosial ini ditunjukkan dalam skor yang diperoleh siswa dari kuesioner kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya. Skor tinggi menunjukkan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya tinggi, sebaliknya skor rendah menunjukkan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya rendah.

D. Subjek Penelitian

(42)

cita-cita. Usaha mencapai cita-cita melalui belajar di sekolah membutuhkan suatu kekuatan internal yang dapat berupa motivasi berprestasi di sekolah.

Teknik pengambilan sampe l dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu pemilihan subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai hubungan yang erat dengan cirri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Hadi, 1996).

E. Alat Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan adalah data mengenai kemampuan

penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dan motivasi berprestasi di sekolah. Kedua data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur berupa skala.

1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial Terhadap Teman Sebaya

Untuk mengukur kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya digunakan skala kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya. Skala ini disusun berdasarkan 5 indikator dari penyesuaian sosial anak yang dikemukakan oleh Hurlock (1993:287). Adapun 5 indikator tersebut adalah :

a. Penampilan nyata

b. Penyesuaian terhadap berbagai kelompok c. Sikap sosial

(43)

Skala disusun dari sejumlah pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable) dan dibuat berdasarkan skala Likert dengan variasi jawaban yang terdiri dari 4 pilihan yaitu Selalu (SL) Sering (SR), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Keempat kategori jawaban tersebut kemudian diberi nilai 1-4 menurut tingkat penolakan dan dukungannya

Tujuan penentuan nilai skala tersebut adalah memberikan bobot tertinggi untuk jawaban yang paling favorable. Jawaban favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang favorable dan respon tidak setuju terhadap pernyataan yang unfavorable. Jawaban unfavorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang unfavorable dan respon tidak Tabel 1. Alternatif Jawaban dan Pembobotannya

Bobot Untuk Item Alternatif Jawaban

Favorable Unfavorable Selalu (SL)

Sering (SR) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)

4 3 2 1 1 2 3 4

Tabel 2. Komponen dan sebaran item skala kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya sebelum uji coba

Nomor Item N o Indikator

Favorable Unfavorable Jumlah

1 Penampilan nyata 1, 3, 5, 7, 9 10, 13,

2, 4, 6, 8, 11, 12,

13 2 Penyesuaian terhadap berbagai

kelompok.

14, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26 ,28, 30, 31, 33, 35, 37, 42, 48, 50, 51

15, 17, 21, 25 27, 29, 32, 34, 36, 38 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 49

38 3 Sikap sosial. 52, 54, 55, 56, 57,

59, 58 60, 62, 65, 66, 67, 69, 70

53, 61, 63, 64, 68,

19 4 Kepuasan pribadi. 71, 72, 73, 75, 77 74, 76 7 5 Sifat kepribadian 79, 81, 83, 88, 89,

85, 86

78, 80, 82, 84, 87, 90.

13

(44)

2. Skala Motivasi Berprestasi

Untuk mengukur motivasi berprestasi di sekolah digunakan skala motivasi berprestasi di sekolah. Skala ini disusun berdasarkan 6 indikator dari motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh Haditono (Ratna, 2002:18). Akan tetapi indikator motivasi berprestasi tersebut lebih dispesifikan menjadi indikator motivasi berprestasi di sekolah. 6 indikator tersebut yaitu:

a. Keinginan berprestasi sebaik -baiknya. b. Mengadakan antisipasi berencana.

c. Usaha -usaha yang kreatif untuk mencapai cita-cita. d. Perasaan yang kuat dalam pencapaian tujuan. e. Tidak takut gagal dan berani mengambil resiko. f. Mempunyai perasaan tanggungjawab personal

Skala ini disusun dari sejumlah pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable) dan dibuat berdasarkan skala Likert dengan variasi jawaban yang terdiri dari 5 pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kelima kategori jawaban tersebut kemudian diberi nilai 1-5 menurut tingkat penolakan dan dukungannya.

(45)

respon setuju terhadap pernyataan yang unfavorable dan respon tidak setuju terhadap pernyataan favorable. Perincian penyekoran pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Alternatif Jawaban dan Pembobotannya

Bobot Untuk Item Alternatif Jawaban

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu -ragu (R) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Tabel 4. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi sebelum uji

coba

Nomor Item

No Indikator

Favorable Unfavorable

Jumla h

1 Keinginan berprestasi sebaik-baiknya

1,13,25,37,49 7,19,31,43 9

2 Mengadakan antisipasi ben-cana

2,14,26,38 8,20,32,44 8

3 Usaha yang kreatif untuk menentukan cita-cita.

3,15,27,39 9,21,33,45 8

4 Perasaan yang kuat dalam pencapaian tujuan.

4,16,28,40,50 10,22,34,46 9

5 Tidak takut gagal dan berani memikul resiko

5,17,29,41 11,23,35,47 8

6 Mempunyai tanggung jawab personal

6,18,30,42 12,24,36,48 8

Jumlah 50

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data

1. Validitas Alat Tes

(46)

mempunyai validitas yang tinggi bila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Tipe validitas yang digunakan dalam menguji alat ukur penelitian ini yaitu validitas isi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item -item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur (Azwar, 1996:175). Analisis ini penilaiannya didasarkan atas pertimbangan subjektif individual.

2. Reliabilitas

Reliabilitas (keajegan, konsistensi, kestabilan) pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. (Azwar, 1996: 180). Tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan dengan suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Estimasi reliabilitas dilakukan dengan pendekatan konsistensi internal dengan menggunakan formula alfa.

G. Metode Analisis Data

Setelah persyaratan analisis data dipenuhi maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian akan digunakan teknik korelasi Product Moment Pearson

(47)

30 BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Peneliatian

1. Perijinan Penelitian

Sebelum penelitian ini dilaksanakan ada beberapa persiapan yang harus dilakukan diantaranya permohonan ijin kepada pihak kampus dalam hal ini Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Selain itu yang terpenting adalah mengajukan permohonan ijin penelitian kepada pihak Sekolah.

2. Uji coba alat ukur

Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat kesahihan butir yang diukur dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. Uji coba alat ukur dilaksanakan pada subjek yang berusia 15 sampai 17 tahun, dan masih duduk di sekolah menengah atas. Uji coba alat ukur dilaksanakan sebanyak satu kali. Subjek-subjek tersebut adalah murid-murid kelas satu di SMU Pangudi Luhur Sedayu.

(48)

a. Skala kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya Skala kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya diberikan kepada subjek untuk diujicobakan terdiri dari 90 aitem. Setelah data diperoleh, dilakukan seleksi aitem dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 for Windows dengan mengukur korelasi antar aitem-aitem yang diuji dengan skor total subjek uji coba. Seleksi aitem ini menggunakan taraf signifikansi 5 % dengan N = 83 subjek. Skor korelasi yang diperoleh akan dibandingkan dengan skor da lam table korelasi Product Momen Pearson yaitu rit = 0,220 (Sugiyono, 2005:288). Aitem yang memiliki skor item total kurang atau lebih kecil dari skor dalam tabel diartikan item tersebut gugur.

(49)

indikator yang hilang akibat keseluruhan aitemnya gugur. Susunan tabel spesifikasi aitem-aitem yang sahih adalah sebagai berikut. Tabel 5. Komponen dan sebaran item Skala kemampuan

penyesuaian sosial terhadap teman sebaya penelitian.

Nomor Item No Indikator

Favorable Unfavorable Jumlah

1 Penampilan nyata 1, 5, 7, 10, 13, 2, 4 7 2 Penyesuaian terhadap

berbagai kelompok.

16, 19, 23, 24, 30, 31, 33, 42, 48, 50, 51

15, 21, 29, 32, 36, 49

17 3 Sikap sosial. 55, 56, 57, 59

58, 60, 65, 66, 67, 69, 70

53, 61, 63, 64, 68,

16 4 Kepuasan pribadi. 71, 72, 73, 75,

77

76 6 5 Sifat kepribadian 79, 81, 83, 88

89,

87 6

Jumlah 52

Reliabilitas skala penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dihitung dengan menggunakan pendekatan koefisien reliabilitas Alpha. Perhitungan reliabilitas Alpha ini menggunakan peogram SPSS versi 11.5 for Windows. Koefisien reliabilitas yang diperoleh setelah beberapa item digugurkan adalah 0,8182

b. Skala Motivasi Berprestasi di Sekolah

Skala motivasi berprestasi di sekolah diberikan kepada subjek untuk diujicobakan terdiri dari 50 aitem. Setelah data diperoleh, dilakukan seleksi aitem dengan menggunakan program

(50)

korelasi Product Momen Pearson yaitu rit = 0,220 (Sugiyono, 2005:288). item yang memiliki skor item-total kurang atau lebih kecil dari skor dalam tabel diartikan item tersebut gugur.

Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa koefisien korelasinya bergerak dari -0,1942 sampai 0,5689. dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa skala motivasi berprestasi di sekolah terdapat 39 aitem (dengan rincian F =19 aitem, UF = 20 ) yang baik dan 11 aitem (dengan rincian F = 7 aitem, UF = 4 aitem) dinyatakan gugur karena mempunyai koefisien korelasi lebih kecil atau kurang dari skor total. Aitem-aitem yang gugur tersebut adalah 2, 10, 13, 14, 17, 24, 30, 34, 36, 40, 42. Dari indikator-indikator yang digunakan dalam skala ini tidak didapati indikator yang hilang akibat keseluruhan aitemnya gugur. Susunan tabel spesifikasi aitem-aitem yang sahih adalah sebagai berikut

Tabel 6. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi di sekolah penelitian.

Nomor It em No Indikator

Favorable Unfavorable Jumlah 1 Keinginan berprestasi

sebaik-baiknya

1,25,37,49 7,19,31,43 8 2 Mengadakan antisipasi

ben-cana

26,38 8,20,32,44 6 3 Usaha yang kreatif untuk

menentukan cita-cita.

3,15,27,39 9,21,33,45 8 4 Perasaan yang kuat dalam

pencapaian tujuan.

4,16,28, 50 22, 46 6 5 Tidak takut gagal dan berani

memikul resiko

5, 29,41 11,23,35,47 7 6 Mempunyai tanggung jawab

personal

6,18, 12, 48 4

(51)

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 September 2006 sampai dengan 3 Oktober 2006. penyebaran angket diklakukan sendiri oleh peneliti dengan masuk ke kelas yang bersangkutan dan menungguinya selama satu jam pelajaran (45 menit). Ada pun subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas satu SMU St. Mikhael Sleman. Di bawah ini akan disajikan secara rinci deskripsi subjek penelitian.

Tabel 7 . Deskripsi Subjek Penelitian.

Usia

Laki-laki Perempuan Waktu Kelas

14 15 16 17 14 15 16 17 Kamis,28 September

2006 1 A 7 4 1 2 9 3 1 Senin, 3 Oktober 2006 1 B 10 2 2 1 12 2

0 17 6 3 3 21 5 1 Total

26 30

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas

(52)

harga Z sebesar 0,770 dengan p=0,594 (syarat p>0,05) yang berarti skor variabel motivasi berprestasi di sekolah juga berdistribusi normal.

Tabel 8 . Uji normalitas one sample Kolmogrov-Smirnov

Variabel Harga Z Harga p Kemampuan penyesuaian sosial

terhadap teman sebaya.

0,859 0,452>0,05 Motivasi berprestasi di sekolah. 0,770 0,594>0,05

Uji normalitas dikenakan pada distribusi variabel-variabel penelitian adalah untuk memenuhi sya rat uji korelasi Pearson, karena uji korelasi hanya diterapkan pada data dua variabel yang memiliki distribusi normal (Trihendradi, 2004:178)

b.Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk melihat hubungan antara skor variabel kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dan variabel motivasi berprestasi di sekolah linier atau tidak. Hasil uji linieritas menunjukkan harga 4,718 dengan p=0,040 (syarat p<0,05).

Tabel. 9 Uji Linearitas

Variabel Harga F Harga p Kemampuan penyesuaian sosial terhadap

teman sebaya.

Motivasi berprestasi di sekolah. 4,718 0,040

(53)

2. Uji Hipotesis

Pengolahan data untuk mengkorelasikan antara variabel kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah adalah menggunakan rumus Product Moment Pearson

dengan SPSS Versi 11.5 for windows, karena uji Pearson digunakan untuk mengukur hubungan dengan data berdistribusi normal (Parametrik).

Tabel.10. Korelasi antara penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah pada remaja.

Correlations

1 .243*

. .036

56 56

.243* 1

.036 .

56 56

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

DT.PENY

DT.MOT

DT.PENY DT.MOT

Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). *.

(54)

D. Pembahasan

Pembahasan ini berdasarkan pada hasil perhitungan statistik yang diperoleh sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat dilihat bahwa antara variabel kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan korelasi sebesar 0,243, yang berarti bahwa ada hubungan yang searah, artinya bila penyesuaian sosial terhadap teman sebaya tinggi maka motivasi berprestasi di sekolah juga tinggi, sebaliknya bila penyesuaian sosial terhadap teman sebaya rendah maka motivasi berprestasi di sekolah juga rendah. Oleh karena itu maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

Kajian teoritis dalam bab II telah menjelaskan tentang adanya hubungan antara kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah. Remaja yang mampu melakukan penyesuaian sosial yang baik akan memiliki motivasi belajar dan berprestasi, karena mereka merasa nyaman dan bahagia di sekolah sehingga mempunyai minat untuk belajar.

(55)

atau kelompok lain yang berada di sekolah dengan latar belakang yang berbeda. Sebaliknya remaja yang tidak diterima oleh teman-temannya cenderung kurang memiliki kemampuan sosial yang baik. Hal tersebut membuat remaja menga lami kesedihan dan ketidaknyamanan di dalam kelas, sehingga menjadi tidak berminat pada pendidikan dan biasanya membenci sekolah. Remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukan ketidaksenangan pada pendidikan dan sekolah dengan cara menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran yang tidak disukai dan suka membolos (Hurlock, 1991:219), selain itu remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan orang lain juga akan menjadi orang yang tidak bertanggung jawab (Hurlock, 1992) sehingga sangat tampak bahwa motivasi berprestasi mereka di sekolah rendah.

Lingkungan pergaulan dengan anak-anak sebaya sering berpengaruh besar terhadap segi-segi karakterologis anak, termasuk motivasi berprestasinya yang bisa tinggi atau rendah (Gunarso, 2001:145). Mereka yang dapat bergaul dan diterima oleh teman sebayanya di sekolah akan memiliki gairah untuk belajar dan mengikuti berbagai kegiatan di sekolah. Berdasarkan hal tersebut maka seorang remaja diharapkan mampu untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan teman sebaya di sekolah agar diterima oleh teman-temannya di sekolah sehingga bisa mempengaruhi minat belajar dan minat berprestasi di sekolah.

(56)
(57)

40 BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan masalah penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang rendah antara tingkat kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya dengan motivasi berprestasi di sekolah. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya, maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi di sekolah. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya, maka semakin rendah pula motivasi berprestasi di sekolah.

B. Saran-saran

1. Saran untuk staf pengajar dan siswa SMU St. Mikhael Sleman.

(58)

menyadari pentingnya kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya.

Penilitian ini tentunya masih banyak kekuranga n dan kelemahannya sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat lebih diperhatikan lagi. Apabila menggunakan skala kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya sebaiknya peneliti mendatang lebih meningkatkan lagi jumlah item-item yang valid. Salah satu cara yaitu dengan menyempurnakan penggunaan tata bahasa pada tiap item. Selain itu peneliti mendatang juga diharapkan untuk melihat komposisi aitem. Apakah komposisi aitem tersebut sudah mewakili masing-masing indikator atau belum, sehingga aitem valid.

C. Keterbatasan Penelitian

(59)

42

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, S.U. Moh. 2002. Psikologi Industri.Yogyakarta : Liberty.

Azwar, Saifuddin. 1996. Tes Prestasi, Fungsi dan pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, Saifuddin. 2002. Tes Prestasi.(edisi ke-2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Calhoun, J.F. & Acocella, J. R. S. 1990. Psychology Of Adjustment And Human

Relationship. New York : McGraw-Hill Publishing Company.

Chaplin , JP. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Dirgagunarsa, S. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta : Penerbit Mutiara Gerungan, W.A. 1988. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco.

Gunarso, Prof. Dr. Singgih. D, dan Dra. Y. Singgih D. Gunarso. 2001. Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta : Erlangga.

Hadi, Sutrisno. 1994. Statistik Jilid II. (Cetakan Lima belas). Yogyakarta : Andi Offset

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta : Andi Offset. Hindari, Lita. 2004. Hubungan Antara Penyesuaian Sosial Terhadap Teman

Sebaya Dengan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Hurlock, Elizabeth. B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rantang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Hurlock, Elizabeth. B. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Hurlock, Elizabeth. B. 1993. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta : Erlangga. Hurlock Elizabeth. B. 1994. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

(60)

Kerlinger, F. N. 1996. Asas-asas Penelitian Behavioral. (Terjemahan R.S). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Koeswara, E. 1986. Motivasi Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa.

Mahmud, Drs. M. Dimayati. 1989. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Depdikbud.

Martaniah, S. mulyani. 1984. Motif Sosial. Yogyakarta : Gajah mada University Press

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press.

Mu’tadin, Zainunun. 2002. Penyesuaian Diri Remaja.Htp//.www.e.psikologi.com.

Tanggal 24 Januari 2007

Ratna, Theodora. S. 2002. Hubungan Antara Status Sosial Ekonoi Orangtua Dengan Motivasi Berprestasi Anak. Skripsi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Rola, Fasti. 2006. Hubungan Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja. Htp//. www.library.usu.ac.id . Tanggal 24 Januari 2007.

Sarwono, Dr. Sarlit. W. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali.

Sears, D. O., Jonathan, L. F., & Anne, P. 1988. Psikologi Sosial Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Sears, D. O., Jonathan, L. F., & Anne, P. 1991. Psikologi Sosial jilid II. Jakarta : Erlanga

Soetarno, Drs. R. 1994. Psikologi Sosial. (Cetakan Ke-tiga). Yogyakarta : Kanisius.

Sugiyono, Dr. 2005. Statistika Untuk Penelitian. (Cetakan Ke-delapan). Bandung: Alfabeta.

(61)

Trihendradi, Cornelius. 2004. Memecahkan Kasus Statistik : Deskriptif, Parametrik, dan Non-Parametrik dengan SPSS 12. Yogyakarta : Andi Offset

Winkel, W.S. 1991 Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

(62)
(63)

A. Skala Uj i coba

1. Skala Kemampuan Penyesuaian Sosial

Terhadap Teman sebaya

2. Skala Mot ivasi Berprest asi di

Sekolah

(64)

SKALA

KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL

TERHADAP TEMAN SEBAYA

A. Petunjuk Pengerjaan

Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan teliti. Berilah tingkat persetujuan anda terhadap setiap pernyataan-pernyataan yang ada dengan memberi jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia pada lembar jawaban. Alternatif jawaban yang tersedia adalah SL ( Selalu), SR (Sering), JR (Jarang) dan TP (Tidak Pernah).

Mohon kesediannya untuk mengisikan secara tepat atau jujur sesuai dengan keadaan diri anda. Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, juga tidak ada benar dan salah. Anda sepenuhnya bebas menentukan pilihan.

Selamat bekerja! B. Pernyataan

NO PERNYATAAN SL SR JR TP

1 Saya merasa memiliki postur tubuh yang baik. 2 Saya tidak mampu berpenampilan sesuai dengan

(65)

3 Dalam berpenampilan saya mengikuti mode yang sedang digemari oleh teman-teman di sekolah.

4 Saya tidak bisa berpenampilan sesuai dengan teman-teman di sekolah.

5 Saya dikagumi oleh teman-teman karena postur tubuh saya bagus.

6 Saya kurang selektif dalam hal berpakaian. 7 Saya memperoleh pujian dari teman-teman di

sekolah karena penampilan saya.

8 Saya merasa kurang memiliki wajah yang

menarik.

9 Saya harus berusaha untuk tampil rapi di sekolah..

10 Saya memperoleh sanjungan dari teman-teman karena wajah saya menarik.

11 Saya merasa rendah diri dalam hal penampilan. 12 Teman-teman di sekolah sering mencemooh

cara berpakaian saya.

13 Saya selalu memakai sepatu bermerk di sekolah. 14 Saya merasa senang menjadi anggota salah satu

(66)

15 Saya tidak dapat bekerjasama dengan kelompok saya.

16 Saya dilibatkan dalam berbagai kegitan di kelas dan sekolah.

17 Saya tidak memiliki teman yang bisa saya ajak

sharing mengenai masalah saya

18 Saya memilih teman yang rumahnya dekat dengan saya.

19 Saya dapat terlibat secara aktif dalam permainan bersama teman-teman saya.

20 Saya mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh kelompok saya..

21 Saya tidak mampu menempatkan diri dalam berbagai kegiatan kelompok di sekolah.

22 Saya akan berusaha untuk mengerjaklan semua tugas yang dibebankan oleh kelompok kepada saya.

23 Saya aktif dalam organisasi sekolah (OSIS). 24 Saya sering berjalan-jalan dengan teman-teman

sekolah pada saat libur.

(67)

26 Saya dapat melupakan masalah-masalah yang saya hadapi apabila sedang berada dalam klelompok.

27 Saya berusaha untuk memilih teman yang memiliki sifat dan perilaku yang baik.

28 Saya merasa nyaman jika berada dalam

kelompok saya.

29 Saya merasa tidak nyaman bila berada dalam tempat yang baru.

30 Saya melakukan belajar kelompok bersama teman-teman kelompok saya.

31 Saya saya senang mengikuti ekstra kurikuler di sekolah.

32 Teman-teman tidak peduli terhadap masalah-masalah yang sedang saya alami.

33 Saya dapat bekerja sama dengan semua teman. 34 Saya tidak dapat bekerja dengan lebih baik

apabila saya bekerja dengan lawan jenis.

35 Saya bisa bekerjasama dengan lebih baik apabila bersama dengan teman dekat saya.

(68)

37 Saya menghabiskan waktu senggang dengan bermain bersama teman-teman kelompok saya.

38 Saya memilih teman yang berpenampilan

menarik.

39 Saya tidak suka berteman dengan orang yang menonjol di sekolah.

40 Saya memilih teman yang sifatnya sama dengan saya.

41 Saya menyukai teman yang memiliki hobi yang sama.

42 Saya berusaha untuk memajukan kelompok saya.

43 Saya memilih teman yang usianya hampir sama dengan saya..

44 Saya menjalin persahabatan yang sesuku.

45 Saya menjalin persahabatan dengan teman ynag pandai.

46 Saya menjadi lupa waktu apabila saya pergi bersama teman-teman kelompok saya.

47 Saya enggan berkenalan dengan orang asing

atau orang yang belum saya kenal.

48 Saya merasa gembira jika berada dalam

(69)

49 Saya sulit menemukan teman di tempat yang baru.

50 Saya bersikap tenang apabila berhadapan dengan orang lain yang belum saya kenal. 51 Saya dapat dengan cepat menemukan

topik-topik pembicaraan pada saat berhadapan dengan orang lain.

52 Saya menjunjung tinggi nilai-nilai persahabatan. 53 Saya enggan mengakui kesalahan saya di depan

teman-teman saya.

54 Saya mampu menutupi perasaan saya di depan orang lain.

55 Saya memiliki teman-teman dekat yang dapat memahami perasaan saya.

56 Saya berusaha untuk berperilaku tepat ses uai kondisi dan keadaan.

57 Saya menjalin huibungan yang baik dengan semua teman.

58 Saya memuji orang lain yang melakukan

kebaikan untuk temannya

(70)

60 Saya mengambil keputusan dalam setiap permasalahan kelompok saya.

61 Saya tidak aktif dalam keanggotaan suatu kelompok.

62 Saya bersikap seperti teman-teman pada umumnya.

63 Ketika menghadiri suatu pesta ulang tahun teman saya, saya merasa salah tingkah.

64 Saya lebih suka menjadi pendengar, dari pada berbicara.

65 Saya berusaha menjadi teman bicara yang menyenangkan.

66 Sebagai anggota kelompok saya disenangi oleh pemimpin saya.

67 Teman-teman saya menilai saya sebagai teman yang menyenangkan.

68 Kemampuan saya tidak dihargai oleh banyak teman.

69 Saya dipilih untuk menjadi panitia dalam suatu kegiatan yang diadakan di sekolah.

(71)

71 Saya dipilih untuk menjadi ketua kelompok belajar.

72 Saya bangga dengan nama panggilan saya

73 Saya memiliki prestasi yang bagus di bidang akademik.

74 Saya enggan menceritakan kelebihan-kelebihan saya kepada orang lain.

75

Saya berusaha setia terhadap sahabat saya

76 Saya sulit memperoleh jalan keluar jika mengalami masalah.

77 Saya bertanggung jawab dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepada saya.

78 Saya mudah curiga apabila kalau-kalau orang lain membicarakan keburukan saya.

79 Saya mempertimbangkan segala sesuatu

sebelum memutuskannya.

80 Saya mudah tersinggung apabila teman

menyinggung perasaan saya. 81

Saya senang bercanda bersama teman-teman.

(72)

83

Saya berusaha untuk menjaga kebersihan

84

Saya senang menggoda teman di kelas.

85

Saya adalah orang yang ceria.

86 Saya akan marah apabila teman membicarakan keburukan saya di depan teman-teman lain. 87 Saya tidak menyukai sendau gurau mengenai

diri saya.

88 Saya berusaha untuk menepati janji saya terhadap siapapun

89 Saya merapikan apa saja yang menurut saya berantakan.

90 Saya sulit untuk memaafkan teman yang telah menyakiti hati saya.

(73)

SKALA MOTIVASI BERPRESTASI DI SEKOLAH

A. Petunjuk Pengerjaan

Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan teliti. Berilah tingkat persetujuan anda terhadap setiap pernyataan-pernyataan yang ada dengan memberi jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia pada lembar jawaban. Alternatif jawaban yang tersedia adalah SS ( Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Mohon kesediannya untuk mengisikan secara tepat atau jujur sesuai dengan keadaan diri anda. Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, juga tidak ada benar dan salah. Anda sepenuhnya bebas menentukan pilihan.

Selamat bekerja! B. Pernyataan

NO PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Saya harus tekun belajar agar bisa menjadi juara kelas.

2 Saya optimis dengan masa depan yang lebih baik, maka saya harus belajar mulai sekarang.

(74)

(ringkasan) untuk memudahkan dalam belajar.

4 Saya bisa meningkatkan prestasi belajar dengan belajar lebih giat.

5 Saya berusaha menyelesaikan tugas sekolah yang dibebankan kepada saya dengan semua kemampuan yang saya miliki.

6 Saya harus berani mencoba suatu

pelajaran meski selalu gagal.

7 Saya tidak peduli dengan hasil ujian dan tugas saya di sekolah.

8 Bila saya gagal dalam pelajaran itu merupakan takdir maka tak perlu memperbaikinya.

9 Saya memanfaatkan waktu luang untuk bersenang-senang saja dari pada untuk belajar.

10 Saya merasa kurang mampu dalam

(75)

11 Saya mudah frustasi apabila mendapat nilai jelek di sekolah.

12 Saya sering takut menghadapi ujian-ujian di sekolah, terutama pada mata pelajaran yang tidak saya sukai.

13 Saya membandingkan hasil ujian yang telah saya capai dengan hasil yang dicapai teman-teman.

14 Bila saya kesulitan dalam suatu

pelajaran, saya akan bertanya pada guru atau teman yang lebih tahu.

15 Untuk mengatasi kekurangan dalam suatu pelajaran saya suka membaca buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

16 Lebih baik mencoba suatu pekerjaan tetapi gagal dari pada tidak sama sekali.

(76)

18 Saya tidak menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan sekolah. 19 Saya sudah puas dengan hasil belajar

saya maka tidak perlu ditingkatkan lagi. 20 Saya tidak perlu mencari tahu penyebab

kegagalan dalam pelajaran saya.

21 Saya sering tidak masuk sekolah bila pekerjaan rumah (PR) belum selesai saya kerjakan.

22 Saya merasa sulit untuk berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran di sekolah. 23 Saya takut untuk mencoba lagi apabila

saya pernah mengalami kegagalan dalam mata pelajaran di sekolah.

24 Saya sering takut menghadapi ujian lisan di sekolah.

25 Saya ingin menjadi juara kelas walapun untuk itu diperlukan ketekunan yang lebih tinggi.

(77)

27 Saya memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku di perpustakaan.

28 Saya merasa yakin jika saya berusaha dengan sekuat tenaga saya pasti akan berhasil.

29 Jika saya merasa kesulitan dalam membuat tugas di rumah (PR) saya tidak segan-segan bertanya pada teman yang bisa.

30 Saya akan berusaha untuk berangkat ke sekolah setiap hari.

31 Saya tidak berminat untuk menjadi juara kelas.

32 Saya sering acuh terhadap kritikan orang lain mengenai kemajuan prestasi akademik saya.

33 Saya sering menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas / PR saya.

(78)

35 Saya lebih banyak dipengaruhi oleh perasaan takut gagal dari pada pengharapan untuk sukses dalam suatu pelajaran.

36 Kesuksesan di sekolah tidak akan menjamin masa depan yang cerah. 37 Saya senang apabila nilai pelajaran saya

lebih tinggi dibandingkan dengan teman-teman saya.

38 Bila saya tidak masuk sekolah saya akan meminjam catatan pada teman.

39 Saya ingin mengetahui cara

memperbaiki nilai yang saya pe roleh agar lebih baik.

40 Gangguan konsentrasi dan perhatian dalam belajar di sekolah tidak akan menghambat saya dalam pencapaian cita-cita.

41 Saya harus berani ambil resiko dalam menyelesaikan suatu masalah yang sulit dalam belajar.

(79)

43 Saya selalu malas untuk bersaing mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran dengan teman-teman.

44 Saya malas untuk mengoreksi pekerjaan sekolah yang telah selesai.

45 Saya malas mengikuti bimbingan belajar / les di luar sekolah karena hanya buang-buang waktu saja.

46 Dengan belajar sungguh-sungguh sejak sekarang, belum tentu saya dapat mengatasi persaingan dalam pendidikan maupun pekerjaan di kemudian hari. 47 Kegagalan dalam memperoleh prestasi

dalam pelajaran mematahkan semangat saya untuk meraihnya kembali.

48 Saya akan berusaha mendapatkan

prestasi yang bagus di sekolah hanya untuk menyenangkan orang tua saja. 49 Saya ingin pekerjaan sekolah saya lebih

baik dari teman-teman sekelas.

(80)

46

B. Skala Penelit ian

1. Skala Kemampuan penyesuaian Sosial

Terhadap Teman Sebaya

2. Skala Mot ivasi Berprest asi di

(81)

SKALA

KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIAL

TERHADAP TEMAN SEBAYA

A. Petunjuk Pengerjaan

Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan teliti. Berilah tingkat persetujuan anda terhadap setiap pernyataan-pernyataan yang ada dengan memberi jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia pada lembar jawaban. Alternatif jawaban yang tersedia adalah SL ( Selalu), SR (Sering), JR (Jarang) dan TP (Tidak Pernah).

Mohon kesediannya untuk mengisikan secara tepat atau jujur sesuai dengan keadaan diri anda. Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, juga tidak ada benar dan salah. Anda sepenuhnya bebas menentukan pilihan.

Selamat bekerja!

B. Pernyataan

NO PERNYATAAN SL SR JR TP

1 Saya merasa memiliki postur tubuh yang baik.

2 Saya kurang bisa berpenampilan sesuai

(82)

3 Saya dikagumi oleh teman-teman karena postur tubuh saya bagus.

4 Saya kurang selektif dalam berpakaian.

5 Saya memperoleh pujian dari teman-teman di sekolah karena penampilan saya.

6 S

Gambar

Tabel 1. Alternatif Jawaban dan Pembobotannya
Tabel 4. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi sebelum uji
Tabel 5. Komponen dan sebaran item Skala kemampuan penyesuaian sosial terhadap teman sebaya penelitian
Tabel 6. Komponen dan sebaran item skala motivasi berprestasi di
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada kondisi awal, kemampuan pemecahan masalah siswa SMP N 1 Ngemplak masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh guru yang masih menerapkan strategi pembelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

Dengan memanfaatkan grid computing sebagai suatu rendering farm maka dapat melakukan proses render dengan menggunakan tools bantuan yaitu yadra yang dapat

Aktualisasi diri yang terdapat dalam UKM Sepak Bola USU dapat dilihat dari kebutuhan fisiologis yang didapat oleh mahasiswa, kenyamanan berada dilingkungan

P Permanen: 2) P-O-P Temporer; dan 3) Media in store (di dalam toko). Bagi para manajer ritel penerapan Point-of-Purchase dilakukan karena keinginan untuk mencapai: 1) Hasil

Yang dimaksud dengan “kondisi krisis atau darurat penyediaan tenaga listrik” adalah kondisi dimana kapasitas penyediaan tenaga listrik tidak mencukupi kebutuhan beban di daerah

Peserta yang telah melakukan pendaftaran akan dihubungi oleh pihak panitia pada tanggal 5 Oktober 2016 untuk konfirmasi.. Formulir pendaftaran dapat diambil di sekretariat

ANALISIS KALIMAT ELIPSIS BAHASA JERMAN DALAM ROMAN TRÄUME WOHNEN ÜBERALL KARYA CAROLIN PHILIPPS DAN PADANANNYA.. DALAM