• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan turbin aliran silang untuk debit 0,0212 m3/detik dan head 1,5 m - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perancangan turbin aliran silang untuk debit 0,0212 m3/detik dan head 1,5 m - USD Repository"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN TURBIN ALIRAN SILANG

UNTUK DEBIT 0,0212 m

3

/detik DAN HEAD 1,5 m

No.802/TA/FT-USD/TM/Agustus/2007

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Mesin

Disusun oleh :

YUSUF GESANG KAPIPI NIM : 015214038

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

CROSSFLOW TURBINE DESIGNING

FOR 0,0212 m

3

/s CAPACITY AND 1,5 m HEAD

No.802/TA/FT-USD/TM/August/2007

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain then Sarjana Teknik Degree

in Mechanical Engineering

By :

YUSUF GESANG KAPIPI Student Number : 015214038

MECHANICAL ENGINEERING PROGRAM STUDY

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga panulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk

mencapai derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Isi Tugas Akhir merupakan studi

tentang perancangan turbin crossflow.

Dalam kesempatan ini penulis menyadari bahwa dalam proses belajar di

Program Studi Teknik Mesin, sejak awal studi sampai berakhirnya studi

melibatkan banyak hal. Atas segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan,

pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir.Greg. Heliarko. SJ., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir.

4. I Gusti Ketut Puja, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan

(7)

memberikan berbagai pengetahuan kepada penulis dan membantu

selama proses belajar di Jurusan Teknik Mesin.

6. Ayah dan Ibu yang sangat saya sayangi, beserta adik yang selalu

mendukung saya, baik dalam materi maupun motivasi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih

jauh dari sempurna. Meskipun demikian penulis berharap bahwa penulisan Tugas

Akhir ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu khususnya

mengenai perancangan turbin crossflow. Atas kritik dan saran yang bersifat

membangun guna sempurnanya karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, April 2008

(8)

INTISARI

Turbin aliran silang banyak digunakan untuk pembangkit listrik skala

mikro. Pembuatan sudu turbin dari pelat yang dilengkung dengan sudut tertentu

sulit dilakukan. Geometri sudu dengan pelat sebenarnya sama dengan geometri

pipa yang dibelah dengan sudut tertentu. Perancangan ini bertujuan untuk

merancang sebuah turbin aliran silang (crossflow turbine) menggunakan pelat

yang dilengkung dan pipa yang dibelah, untuk Debit 0,0212 m3/detik dan Head 1,5 m.

Bahan-bahan yang digunakan dalam perancangan runner adalah pelat baja

untuk piringan dan sudu yang dilengkung, sedangkan pembuatan sudu dari pipa

menggunakan pipa diameter 3 inch.

Turbin aliran silang dengan sudu dari pelat yang dilengkung mempunyai

diameter luar runner 0,2260 m, panjang runner 0,2032 m, dengan jumlah sudu 18

buah. Sedangkan turbin dengan sudu dari bilah pipa mempunyai diameter luar

runner 0,2336 m, panjang runner 0,1966 m, dengan jumlah sudu 18 buah.

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Yusuf Gesang Kapipi

Nomor Mahasiswa : 015214038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Karya ilmiah saya yang berjudul :

PERANCANGAN TURBIN ALIRAN SILANG UNTUK DEBIT 0,0212 m3/detik DAN HEAD 1,5 m

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 September 2008

Yang menyatakan

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

2.3.1 Prinsip Dasar Turbin Crossflow ... 14

2.3.2 Pemindahan Gaya ke Turbin ... 15

2.3.3 Aliran Pergerakan Air pada Turbin ... 18

2.3.4 Efisiensi Turbin ... 20

2.3.5 Konstruksi Turbin Crossflow ... 22

BAB III PERANCANGAN 3.1 Dasar Perancangan ... 27

3.2 Perancangan Turbin Crossflow dengan Sudu Jalan Terbuat dari Pelat yang Diroll ... 28

3.2.1 Perhitungan ... 28

3.2.2 Geometri Turbin ... 32

3.2.3 Gambar Teknik Turbin Crossflow ... 33

3.3 Perancangan Turbin Crossflow dengan Sudu Jalan Terbuat dari Pipa Berdiameter 3 inchi ... 34

(11)

3.3.2 Geometri Turbin ... 38 3.3.3 Gambar Teknik Turbin Crossflow ... 39 3.4 Pembahasan ... 41

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Hasil Perancangan ... 44 4.1.1 Perancangan Turbin Crossflow dengan Sudu Jalan

Terbuat dari Pelat yang Diroll ... 44 4.1.2 Perancangan Turbin Crossflow dengan Sudu Jalan

Terbuat dari Pipa Berdiameter 3 inchi ... 45

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi turbin terhadap head ... 12

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk energi pada aliran air ... 5

Gambar 2.2 Turbin Crossflow ... 15

Gambar 2.3 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan ... 16

Gambar 2.4 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan sudu jalan ... 16

Gambar 2.5 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan penampang sudut tertentu ... 17

Gambar 2.6 Aliran pergerakan air pada turbin ... 19

Gambar 2.7 Defleksi pada pergerakan aliran air pada turbin ... 20

Gambar 2.8 Defleksi pada pergerakan aliran air pada turbin ... 21

Gambar 2.9 Gabungan diagram kecepatan pada turbin Crossflow ... 22

Gambar 2.10 diagram kecepatan pada turbin Crossflow ... 23

Gambar 2.11 Kelengkungan sudu ... 24

Gambar 2.12 Jarak antar sudu ... 25

Gambar 2.13 Alur pancaran air dari sisi turbin ... 26

Gambar 3.1 Dimensi Turbin Crossflow dengan plat yang diroll ... 33

Gambar 3.2 Kelengkungan sudu turbin Crossflow dengan pipa berdiameter 3 inchi dengan sudut pusat sudu jalan =73,48o ... 39

Gambar 3.3 Skematik Turbin Crossflow dengan pipa berdiameter 3

(14)

Gambar 3.4 Kelengkungan sudu turbin Crossflow dengan pipa

berdiameter 3 inchi dengan sudut pusat sudu jalan =90o

(memperbesar diameter luar runner) ... 42

Gambar 3.5 Kelengkungan sudu turbin Crossflow dengan pipa

berdiameter 3 inchi dengan sudut pusat sudu jalan =90o

(15)

DAFTAR LAMBANG

H = Head (m)

Q = Debit (m3/detik)

η = Efisiensi turbin (%)

D1 = Diameter turbin (m)

L = Panjang Turbin (m)

ρ = Jari-jari kelengkungan sudu turbin (m)

a = Lebar velk radial (m)

s1 = Jarak antar sudu pancaran air masuk (m)

t = Jarak antar sudu (m)

β1 = Sudut masuk (o)

s2 = Jarak antar sudu pancaran air keluar (m)

n = Jumlah sudu (buah)

y1 = Jarak pancaran dari poros (m)

y2 = Jarak pancaran dari keliling dalam (m)

A = Penampang nosel (m)

so = Tinggi pancaran air nosel (m)

N = Kecepatan Putar (rpm)

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber energi yang tidak dapat diperbaharui di negara kita semakin

berkurang. Padahal sampai saat ini di Indonesia, konsumsi kebutuhan energi pada

umumnya berasal dari sumber energi tak terbarui. Dengan meningkatnya

pertambahan penduduk, industrialisasi modern, peningkatan transportasi dan

penggunaan listrik yang sangat cepat, maka akan terjadi ketimpangan antara

sektor-sektor riil pemakai energi dengan sumber energi yang tersedia.

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak terbatas

jumlahnya. Air juga memiliki potensi yang sangat besar dan dapat digunakan

untuk menciptakan sumber energi alternatif baru yang dapat menggantikan

penggunaan energi fosil yang sudah semakin menipis ketersediaannya di dalam

perut bumi karena ulah manusia yang telah mengeksploitasi habis- habisan untuk

digunakan secara individu maupun industri besar. Oleh karena itu, kini manusia

telah berusaha mengembangkan Hydropower untuk mendapatkan sumber energi

alternatif baru khususnya energi listrik. Air adalah sumber energi utama yang

digunakan untuk menggantikan fungsi energi fosil tersebut. Berbeda dari bahan

baku fosil yang diklaim berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan

menimbulkan pencemaran lingkungan, energi air dapat mereduksi efek buruk

(17)

Air merupakan salah satu sumber energi yang dapat dikatakan bisa

mengungguli dan menggantikan keberadaan dari produk-produk yang dihasilkan

fosil (minyak bumi, batu bara, gas alam, dan lain-lain), walaupun saat ini belum

dimungkinkan dan ditemukan alat yang bisa mengubah energi air yang

berefisiensi lebih besar dari energi fosil (ηturbin > ηfosil), tetapi sejalan dengan

perkembangan zaman yang juga diikuti dengan peningkatan kebutuhan energi,

manusia sadar akan dampak tidak baik dalam penggunaan energi fosil sehingga

lebih tertarik untuk mengembangkan energi air yang tidak menimbulkan polusi .

Dewasa ini banyak sekali telah dikembangkan berbagai alat untuk

menghasilkan energi baru yang berasal dari air, sebagai contoh adalah Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTA dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik

yang kian meningkat. Proses dari PLTA ini sendiri menggunakan turbin dan dari

putaran turbin tersebut di teruskan untuk menggerakkan generator untuk

menghasilkan listrik.

Untuk saat ini di Indonesia pada khususnya sering sekali terjadi

pemadaman listrik yang dikarenakan tidak sebandingnya hasil listrik dan

kebutuhan listrik, padahal jika dilihat dari letak geografis dan keadaan yang terdiri

dari pulau-pulau Indonesia memiliki banyak sungai-sungai yang bisa

dimanfaatkan potensinya untuk pembangkit tenaga listrik mini yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya.

Dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral Republik Indonesia tahun 2004 tentang Kebijakan Energi Nasional

(18)

Nasional Berkelanjutan, pemanfaatan energi air di Indonesia masih sangat kecil,

baru sekitar 2,5% dari potensi yang bisa mencapai 75000 MW. Di Indonesia

terdapat 1315 kawasan yang berpotensi menjadi sumber energi tenaga air, dan

daerah-daerah tersebut tersebar dari Sabang sampai Marauke. Daerah-daerah yang

diprediksi memiliki potensi tersebut, antara lain : Pulau Papua 22371 MW, pulau

Kalimantan 21611 MW, pulau Sumatra 15804 MW, pulau Sulawesi 10203 MW,

pulau Jawa 4531 MW, kepulauan Nusa Tenggara (Bali, NTB dan NTT) 674 MW

dan kepulauan Maluku 430 MW. Data-data diatas merupakan sumber pembangkit

tenaga air dengan kapasitas besar, belum termasuk sumber-sumber pembangkit

tenaga air dengan kapasitas kecil, oleh karena itu diperlukan suatu teknologi

terapan untuk mengatasi hal tersebut agar masyarakat kecil juga dapat menikmati

listrik.

1.2 Tujuan Perancangan

Perancangan yang dilakukan bertujuan untuk membuat rancangan turbin

(19)

1.3 Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini penulis membatasi masalah pada perancangan turbin

Crossflow untuk Head (H) = 1,5 m dan debit (Q) = 0,0212 m3/detik. Sudu turbin

(20)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Aliran Zat Cair dan Bentuk Energinya

Persamaan energi dihasilkan dari penerapan prinsip kekekalan energi pada

aliran fluida. Energi yang dimiliki oleh suatu fluida yang mengalir terdiri dari

energi dalam dan energi-energi akibat tekanan, kecepatan dan kedudukan. Hukum

kekekalan energi, menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan tidak

dapat diciptakan tetapi dapat diubah menjadi bentuk energi lain. Arus air yang

mengalir mengandung energi dan energi tersebut dapat diubah bentuknya,

misalnya perubahan dari energi potensial (tekanan) kedalam energi kinetik

(kecepatan), atau sebaliknya.

Arti selanjutnya dari kaidah kekekalan energi adalah apabila arus air

dalam alirannya dilewatkan melalui turbin air, maka energi yang ada dalam air

akan diubah menjadi bentuk energi yang lain.

(21)

Arti selanjutnya dari dari kaidah kekekalan energi adalah apabila arus air

dalam alirannya dilewatkan melalui turbin air, maka energi yang ada dalam air

akan diubah menjadi bentuk energi yang lain. Aliran air pada suatu standar

ketinggian tertentu mempunyai bentuk-bentuk energi sebagai berikut:

Energi tempat

=m g z

Ep (Nm) ………... 2.1

dengan:

m = massa

g = gravitasi

z = ketinggian

Energi tekanan

ρ p m

Ez = (Nm) ...………2.2

dengan:

m = massa

p = tekanan

(22)

Energi kecepatan

antara tinggi air atas dan tinggi air bawah, maka menurut Bernoulli, besar energi

aliran tersebut adalah:

diperhitungkan, hal ini dinamakan “spesifik energi” satuannya dalam Nm/kg.

Karena dibagi m akan didapat:

tan

Kemudian dibagi lagi dengan percepatan gravitasi g, akan didapat salah

satu ruas dari persamaan Bernoulli, yang mempunyai arti head:

(23)

g

2.1.2 Daya yang Dihasilkan Turbin

Dari kapasitas air .

V dan tinggi air jatuh H dapat diperoleh daya yang

dihasilkan turbin (Frizt Dietzel,1996, hal. 2):

T

Hp (Banki water turbine,1949,hal.17)………2.8

dengan :

Hp= daya yang dihasilkan turbin (Hp)

Q = kapasitas air (cfs)

(24)

Bila massa aliran .

m dan tinggi air jatuh telah diketahui, maka daya yang

dihasilkan:

Kecepataan spesifik nqdipakai sebagai tanda batasan untuk membedakan

roda turbin dan dipakai sebagai suatu besaran yang penting dalam merencanakan

(desain) turbin air. Persamaan nqdapat dituliskan sebagai berikut

(FriztDietzel,1996,hal.20):

n = kecepatan spesifik ( rpm)

n = kecepatan putar turbin (rpm)

.

V = kapasitas air (m3/detik)

H = tinggi air jatuh (m)

q

n adalah jumlah putaran roda turbin yang bekerja pada tinggi air jatuh H = 1 m

dan kapasitas air .

V = 1 m3/detik (dengan jumlah putaran yang tertentu n/menit).

(25)

air yang berbeda , serta bekerja pada putaran yang telah ditentukan n/menit dan

mempunyai harga nqyang sama, maka turbin tersebut secara bentuk adalah

mirip/serupa. Besar ukuran-ukuran pokoknya adalah berbeda, Diameter roda

turbin berbeda dan lebar rodanya pun berbeda, tetapi bentuk sudu, sudut sudu

pengarah dan sudut-sudut sudu jalan, perbandingan diameter roda/lebarnya adalah

sama.

2.2 Turbin Air

2.2.1 Definisi Turbin Air

Turbin air adalah salah suatu mesin berputar yang mengkonversi energi

dari suatu gerakan aliran air menjadi energi mekanis. Energi mekanis ini

kemudian ditransfer melalui suatu poros untuk mengoperasikan mesin atau

generator. Turbin air digunakan pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk

mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, dengan memanfaatkan aliran

dan tinggi air jatuh. Air dibawah tekanan tinggi didalam dam dilepaskan kedalam

suatu saluran dimana akan menggerakan impeler turbin sehingga menyebabkan

putaran yang cepat. Daya mekanis ini kemudian ditransfer ke generator oleh suatu

poros dan kemudian akan menghasilkan energi listrik. Pemilihan suatu turbin

tergantung pada karakteristik lokasi, karena menentukan tinggi air jatuh dan

kapasitas air. Selain itu pemilihan turbin juga tergantung dari kecepatan putar

(26)

2.2.2 Perkembangan Turbin Air

Bentuk yang paling tua dan sederhana dari turbin air adalah kincir air,

yang pertama kali digunakan oleh bangsa yunani pada abad pertengahan.

Perpindahan dari bentuk kincir air ke bentuk turbin air modern memakan waktu

sekitar 100 tahun. Pada awal abad ke 19 seorang insinyur Prancis yang bernama

Claude Bourdin menemukan kata turbin yang diambil dari bahasa latin yang

berarti memutar atau pusaran air. Perkembangan turbin air mulai terlihat pada

pertengahan abad 18 :

1. Pada pertengahan abad 17 Jan Andrej Segner mengembangkan suatu

turbin air reaktif, yang merupakan mesin yang sangat sederhana yang

hingga saat ini masih dapat dijumpai di lokasi hidro yang kecil.

2. Pada tahun 1826 Benoit Fourneyron mengembangkan sebuah turbin

air berefisiensi 80%. Air diarahkan menyimpang melalui turbin

runner sehingga turbin runner berputar (turbin aliran keluar).

3. Pada tahun sebelumnya sekitar tahun 1820, Jean- Victor Poncelete

mendisain turbin air aliran dalam, dengan menggunakan prinsip yang

sama dia mendapat U.S.paten di tahun 1838.

4. Pada tahun 1848 James B. Francis mengembangkan disain turbin air

aliran dalam untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi (90%).

(27)

2.2.3 Jenis-jenis Turbin Air

Terdapat berbagai jenis turbin air yang digunakan untuk penyediaan

kebutuhan energi listrik. Turbin air biasanya dikelompokan berdasarkan kegunaan

tertentu, kapasitas aliran dan tinggi air jatuh. Oleh karena itu turbin air

diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara. Secara umum turbin air

dikelompokkan menurut tinggi air jatuh (Head) dan juga prinsip kerja turbin

tersebut merubah energi air menjadi energi puntir. Berdasarkan klasifikasi ini

turbin air dibagi menjadi :

Tabel 2.1 Klasifikasi turbin terhadap head

Head tinggi Head sedang Head rendah

Turbin impuls Turbin pelton

Turbin turgo

Turbin reaksi Turbin Francis Turbin Kaplan

2.2.3.1Turbin impuls

Turbin impuls disebut juga turbin tekanan sama atau turbin pancaran bebas

karena aliran air masuk sudu turbin dan yang keluar tekanannya adalah sama.

Yang dimaksud turbin implus adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan

(28)

menjadi energi kecepatan dari pancaran.air. Pancaran air akan membentur roda

jalan turbin yang kemudian membalikkan arus air, sehingga menghasilkan

perubahan pada daya dorongan yang disebabkan oleh roda jalan turbin. Pada roda

jalan turbin tidak terjadi perubahan tekanan. Sebelum pancaran air membentur

roda jalan turbin, tekanan air (energi potensial) dikonversi ke tenaga gerak (energi

kinetic) oleh nossel dan dipusatkan pada roda jalan turbin. Jumlah nosel

tergantung pada besarnya kapasitas air, tiap roda turbin bisa dilengkapi dengan 1

sampai 6 nosel. Bentuk sudu turbin ini terdiri dari 2 bagian yang simetris,

maksudnya agar bisa membalikan pancaran air dengan baik dan membebaskan

sudu dari gaya-gaya samping. Turbin impuls sering digunakan pada aplikasi

turbin yang membutuhkan head yang sangat tinggi. Yang termasuk turbin impuls

antara lain:

a. Turbin Pelton

Turbin ini terdiri dari roda jalan yang diputar oleh pancaran air yang keluar

dari nosel. Roda jalan turbin Pelton menyerupai roda jalan pada kincir air.

b. Turbin Crossflow

Turbin ini juga disebut Michell-Banki turbin. Cara kerja turbin ini adalah

seperti turbin Pelton, yaitu hanya sebagian sudu-sudu saja yang bekerja

membalikan aliran air. Turbin ini mempunyai alat pengarah sehingga dengan

demikian celah bebas dengan sudu-sudu di sekeliling roda hanya sedikit.

Karena itu pada keadaan pembebanan penuh putarannya roda terjadi sedikit

(29)

c. Turbin Turgo

Turbin ini sama persis dengan turbin Pelton, yang membedakan hanya

kecepatan spesifik yang lebih tinggi.

2.2.3.2 Turbin reaksi

Turbin ini juga disebut turbin tekanan lebih. Yang dimaksud dengan turbin reaksi

adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah energi tekanan. Pada

turbin reaksi tekanan air akan mengalami penurunan setelah melewati sudu turbin.

Turbin air reaksi dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Francis

Turbin Francis dikembangkan oleh James B. Francis pada tahun 1848, yang

juga disebut turbin aliran dalam.

b. Propeller

Jenis ini saat pertama kali dikembangkan dirancang dan dibuat dengan sudu

yang tidak dapat diatur atau fixed blade, tetapi karena sudu tidak dapat diatur,

maka efesiensinya berkurang jika digunakan pada kisaran debit yang lebar.

Oleh karena itu maka dikembangkanlah jenis baru dengan sudu yang dapat

diatur atau adjustable blade, contoh dari turbin ini antara lain: Kaplan,

Nagler, Bulb, Moody.

2.3 Turbin Crossflow

2.3.1 Prinsip Dasar Turbin Crossflow

Turbin Crossflow, seperti diperlihatkan dalam Gambar. 2.2. Turbin

(30)

penemunya, juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang

memproduksi turbin crossflow. Turbin Crossflow Termasuk turbin impulse (tidak

ada perbedaan tekanan air masuk sudu dan meninggalkan sudu, bekerja berdasar

prinsip impulse-momentum). Berdasarkan karakteristik, turbin Banki berada di

antara Pelton tangential water turbine dan Francis mixed-flow wheel. Turbin

crossflow terdiri dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan

paralel dan nozzle. Pancaran air dari nosel masuk turbin dan mengenai sudu

sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Pancaran air

masuk turbin melalui bagian atas, memberikan energi ke sudu kemudian masuk ke

bagian dalam turbin dan keluar melalui bagian bawah turbin. Turbin mengambil

energi air dua kali yaitu melalui sudu atas dan sudu bawah. Pada bagian atas

turbin mengambil energi sebesar 72 % dan pada bagian bawah turbin mengambil

energi sebesar 28 %.

Gambar 2.2 Turbin Crossflow

(Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf )

2.3.2 Pemindahan Gaya ke Turbin

a. Suatu plat yang tegak lurus terhadap pancaran air.

Pancaran air dengan kecepatan (v) yang memancar tegak lurus plat, akan

(31)

mencoba mendorong plat. Besarnya gaya F =

m . v. Pancaran akan berbelok 90o

menyebar kesamping pada bidang plat. Maka akan terjadi perubahan vektor

kecepatan yang berarti perubahan momentum.

Gambar 2.3 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan.(Joe Cole, 2004 , hal. 2)

b. Suatu Penampang konstruksi sudu jalan terhadap pancaran air.

Pancaran air dengan kecepatan (v) yang memancar mengenai sudu jalan

dengan konstruksi berbelok, akan menimbulkan suatu aksi atau gaya dorong (F)

yang besarnya merupakan nilai dari kelipatannya.

Gambar 2.4 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan sudu jalan (Joe Cole, 2004, hal. 2)

Gaya dorong yang dihasilkan (Joe cole, 2004, hal 2)

F =(

m . v ) + (

-

m . -v ).

(32)

F = 2 .

m . v ... 2.11

Dengan :

m = massa(kg/s)

v = kecepatan (m/s)

c. Suatu Penampang yang dengan sudut tertentu terhadap pancaran air.

Jika pancaran air membentur satu sudu lengkung maka air akan

dibelokkan sesuai sudut. Gaya (F) diuraikan berdasarkan

komponen-komponennya yaitu sumbu x & y.

Gaya yang dihasilkan dapat dihitung dengan (Joe cole, 2004, hal 2)

Fx =

m . (v – v cos ° α) ... 2.12

Fy =

m .v . sin α ... 2.13

Gambar 2.5 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan penampang sudut tertentu

(33)

Dalam bagian ini terdapat dua kecepatan yang sama tetapi dipisahkan oleh

sudut α dan segitiga yang tertutup oleh garis

v sebagai hasil dari hukum cosinus.

2.3.3 Aliran Pergerakan Air pada Turbin

Pada gambar 2.5 diasumsikan bahwa pancaran air dari nosel masuk kedalam

runner pada titik A dengan sudut  yang bersinggungan dengan keliling runner.

Kecepatan air sebelum memasuki runner dapat dihitung dengan persamaan (Banki,

2004, hal 6)

V1=C (2gH)½ ... 2.17

dengan :

V1 = kecepatan absolut.

H = Head ketinggian

C = Koefisien berdasarkan nosel

komponen – komponen kecepatan yang terdapat dalam turbin:

V = Kecepatan mutlak, karena daerah sekelilingnya adalah tetap diam tidak

bergerak.

v = Kecepatan relatif, karena berhubungan dengan bagian yang bergerak yaitu

sudu jalan turbin.

(34)

α adalah sudut antara kecepatan absolut dengan kecepatan sudu turbin dan

β adalah sudut yang dibentuk antara garis yang menyinggung keliling lingkaran

runner dengan kecepatan relatif . Dengan indek 1 menandakan kecepatan masuk

dan indek 2 menandakan kecepatan keluar sudu jalan turbin.

Gambar 2.6 Aliran pergerakan air pada turbin

(Mockmore, 2004, hal. 6)

Alur aliran pergerakan aliran air pada kenyataannya tidak seperti yang terdapat

dalam gambar 2.5, akan tetapi terdapat defleksi sebesar θ seperti dalam gambar

(35)

Gambar 2.7 Defleksi pada pergerakan aliran air pada turbin

(Mockmore, 2004, hal. 8)

2.3.4 Efisiensi Turbin

Efisiensi (ε) merupakan rasio perbandingan daya output dan daya input.

Berdasarkan gambar 2.6 dapat diturunkan persamaan daya pengereman

Daya pengereman (Mockmore, 2004, hal 7)

HP = (w.Q/g) (V1 cos α1 + V2 cos α2) u1 ... 2.18

= V2 cos α2 = v2 cos β2 - u1 ... 2.19

Mengabaikan kecepatan air dalam ketinggian h2 (gambar 2.5) yang memasuki

bagian bawah

v2 = ψv1 ... 2.20 ψ = koefisien empiris yang nilainya sekitar (0,98)

Dari diagram kecepatan pada gambar 2.7 didapatkan:

(36)

Subtitusi persamaan 2.19, 2.20 dan 2.21 didapatkan persamaan:

Hp output =(WQu1/g).(V1cos α1- u1).(1 + ψ cos β2 cos β1) ... 2.22

Secara teoritis daya input adalah (Mockmore, 2004, hal 8):

HP = WQH/g = WQV12 / C2 2g ... 2.23

Gambar 2.8 Defleksi pada pergerakan aliran air pada turbin

(Mockmore, 2004, hal. 8)

Efisiensi

ε = (2C2u1/V1)(1 + ψ cos β2 / cosβ1).(cos α1- u1/V1) ... 2.24

Dengan = β1 maka :

ε = (2C2 u1 / V1) (1 + ψ) (cos α1 - u1 / V1)

u1/V1 = 2 cos1

ε max = 0,5 C2 (1 + ψ ) cos2 α1 ... 2.25

Dimana efisiensi di atas benar apabila nilai ψ dan C merupakan satu

kesatuan dimana tidak ada head loses dan tidak ada gesekan pada nosel dan sudu.

Nilai efisiensi maksimum tercapai pada sudut masuk α1 16o yaitu 87.8 persen

(37)

2.3.5 Konstruksi Turbin Crossflow

a. Sudut sudu

Sudut sudu masuk sisi atas pada keliling luar runner β1 , (gambar 2.5 dan

2.7.) dapat ditentukan oleh nilai α1,V1, dan u1

jika u1 = ½ V1cos α1

maka tan β1= 2 tan α1

apabila α1 = 16o

maka β1=29o ,50o atau 30o atau nilai pendekatan.

(Mockmore, 2004, hal 10)

Sudut sudu keluar sisi atas pada keliling dalam runner β2‟ merupakan

sudut sudu pada keliling dalam dan menyinggung keliling keliling dalam runner.

Dengan asumsi kecepatan air yang keluar dari sudu jalan sisi atas (v1) adalah sama

dengan kecepatan air masuk pada sudu jalan sisi bawah (v2), dan α1 = α2. Maka nilai β2‟ dapat ditentukan sesuai gambar 2.9. Maka untuk membuat aliran

pancaran radial maka β2‟=90o

(38)

Sudut masuk sudu sisi bawah pada keliling dalam runner β1‟=90o dengan

asumsi tidak ada head loses pada masuknya air pada sudu sisi bawah, dan nilai V1

sebagai berikut (Mockmore, 2004, hal 10):

V1‟ = [ 2gh2 + ( V2‟ )2 ]½ ... 2.26

Dengan asumsi β2‟=90o (gambar 2.10 a) maka v1„ tidak berhimpit. Untuk

menghindari terjadi rugi tumbukan, dibutuhkan β2 lebih besar dari 90o. Nilai

perbedaan V1 dan V2 kecil, hal ini dikarenakan head kecil. Untuk itu diasumsikan β2‟ tetap 90o

dan nilai β1‟ seperti gambar 2.9 adalah 90o.

Sudut keluar sudu sisi bawah pada keliliing luar runnner β2= β1.

Gambar 2.10 diagram kecepatan pada turbin Crossflow (Mockmore, 2004, hal. 11)

b. Diameter Luar runner (D1) (Mockmore, 2004, hal 14)

D1 =862H½/N ... 2.27

Dengan :

H = head ketinggian (in)

N = putaran turbin (rpm)

c. Panjang Turbin (L) (Mockmore, 2004, hal 15)

(39)

Dengan :

Q = Debit aliran air (cfs)

C= Koefisien nosel = 0.98

k = Faktor koreksi = 0.087

d. Perbandingan panjang dan diameter turbin (Mockmore, 2004, hal 17)

LD1 = 210.6Q/H½ ... 2.29

e. Jari-jari kelengkungan sudu (ρ) (Mockmore, 2004, hal 15)

ρ = 0.3261 r1 ... 2.30

dengan :

r1 = jari-jari luar runner (in)

f. Lebar velk radial (a )

Nilai lebar velk radial dapat ditentukan dari persamaan 2.30dengan

mengabaikan tebal sudu (Mockmore, 2004, hal 12) .

a = 0,17D1 ... 2.31

(40)

g. Jarak antar sudu

Meliputi Jarak antar sudu pancaran air masuk (s1), Jarak sudu pancaran air

keluar (s2) dan jarak antar sudu (gambar 2.11)

Jarak pancaran air masuk

s1 = kD1 (Mockmore, 2004, hal 14) ... 2.32

Jarak pancaran air keluar

s2 = t(r2/r1) (Mockmore, 2004, hal 11) ... 2.33

Jarak antar sudu

t =s1/sin β1 (Mockmore, 2004, hal 10) ... 2.34

Gambar 2.12 Jarak antar sudu (Banki, 2004, hal. 9)

h. Jumlah sudu (n) (Mockmore, 2004, hal 17)

n = л D1/t ... 2.35

(41)

y1 = (0.1986-0.945k) D1 ... 2.36

j. Jarak pancaran dari keliling dalam (y2 ) (gambar 2.12) (Mockmore, 2004, hal 14)

y2 = (0.1314-0.945k) D1... 2.40

Gambar 2.13 Alur pancaran air dari sisi turbin (Mockmore, 2004, hal. 13)

k. Nosel

Meliputi penampang nosel (A) dan tinggi pancaran air nosel (so)

Penampang nosel (Mockmore, 2004, hal 17)

A = Q/V1 ... 2.50

Tinggi nosel (Mockmore, 2004, hal 17)

So = A / L ... 2.51

l. Sudut pusat sudu jalan (gambar 2.11)

(42)

BAB III

PERANCANGAN

3.1 Dasar Perancangan

Dalam merancang sebuah turbin Crossflow dibutuhkan parameter yang

harus dipenuhi agar hasil perancangan dapat seoptimal mungkin sesuai dengan

yang dibutuhkan. Khususnya dalam perancangan ini didapatkan parameter yang

diketahui sebagai dasar perancangan yaitu:

Tinggi tekan/head (H) = 1,5 meter

= 4,9215 ft

Kapasitas aliran (Q) = 336,75 US gpm

= 0,750285 cfs

Asumsi :

Koefisien nosel (C) = 0.98

Faktor koreksi (k) = 0.087

Dalam perancangan turbin Crossflow dengan parameter diatas dilakukan dengan

dengan dua cara yaitu Perancangan turbin Crossflow dengan sudu jalan terbuat

dari pelat yang diroll dan Perancangan turbin Crossflow dengan sudu jalan terbuat

(43)

3.2 Perancangan Turbin Crossflow dengan Sudu Jalan Terbuat dari Pelat

yang Diroll

3.2.1 Perhitungan

a. Perbandingan panjang dan diameter turbin

LD1 = 210,6Q/H½

LD1 = 210,60,750285/4,9215½

LD1 = 71,2255

b. Menentukan panjang dan diameter turbin.

Tabel 3.1 Perbandingan panjang dan diameter turbin

L D1

Dari tabel 3.1 dipilih nilai perbandingan panjang dan diameter mendekati 1.

Dalam perancangan ini dipilih L = 8 in = 0,2032 m dan D1= 8,9 in = 0,22606 m

c. Jari-jari kelengkungan sudu turbin (ρ)

(44)

a = 0,178,903

a = 1,5135 in = 0.03844290 m

e. Jarak antar sudu

Jarak antar sudu pancaran air masuk (s1),

s1 = kD1

s1 = 0,0878,903

s1 = 0,7746 in = 0,01967 m

Jarak antar sudu (t) dengan sudut masuk (β1) =30o

t = s1/sin β1

t = 0,7746 /sin 30

t = 1,5491 in = 0,0393 m

Jarak antar sudu pancaran air keluar (s2),

dengan :

r1 =D1/2

r1 = 8,903/2

r1 = 4,4516 in = 0,1130 m

r2 = (D12 a ) /2

r2 = (8,903-21,5135)/2

r2 = 2,9381 in = 0,0746 m

maka

s2 = t(r2/r1)

(45)

s2 =1,0224 in = 0,0259 m

h. Jarak pancaran dari keliling dalam (y2)

(46)

A = 0,750285/17,4467

A = 0,043 ft2

A = 0,043144 =6,1926 in2 =0,00399 m2

Tinggi pancaran air nosel (so)

so = A / L

so = 6,1926 / 8

so = 0,7740 in =0,0196 m

j. Kecepatan Putar

D1 =862H½/N

N = (862/D1) H½

N = (862/8,903)4,9215½

N = 214,788 rpm

k. Sudut pusat sudu jalan

Tan ½ δ = cosβ1/(sin β1+r2/r1)

Tan ½ δ = cos 30/(sin 30+2,9381/4,4516)

δ = 73,48o

l. Efisiensi turbin maksimal

ε max = 0,5 C2 (1 + ψ ) cos2 α1

ε max = 0,5 0,982 (1 + 0,98 ) cos2 16

(47)
(48)

3.2.3 Gambar Teknik Turbin Crossflow

(49)

3.3 Perancangan Turbin Crossflow dengan Sudu Jalan Terbuat dari Pipa

Berdiameter 3 inchi

3.3.1 Perhitungan

Sudu jalan turbin Crossflow terbuat dari pipa dengan diameter 3 inchi

sehingga dapat diketahui:

Maka konstruksi turbin dapat dihitung

(50)

a = 1,5639 in = 0,0381 m

d. Jarak antar sudu

Jarak antar sudu pancaran air masuk (s1),

s1 = kD1

Jarak antar sudu pancaran air keluar (s2),

(51)

e. Jumlah sudu (n)

n = л D1/t

n = (3,149,1996)/ 1,6007

n =18,0551

Jumlah sudu dibulatkan menjadi 18 buah

f. Jarak pancaran dari poros (y1)

y1 = (0,1986-0,945k) D1

y1 = (0,1986-0,9450,087) 9,1996

y1 = 1,0706 in =0,0271 m

g. Jarak pancaran dari keliling dalam (y2)

y2 = (0,1314-0,945k) D1

y2 = (0,1314-0,9450,087) 9,1996

y2 = 0,4525 in =0,0114 m

h. Nosel

Penampang nosel (A)

A = Q/V1

dengan:

V1=C (2gH)½

V1=0,98(232,24,9215)½

V1=17,4467 ft2/s

maka :

(52)

A = 0,750285/17,4467

A = 0,043 ft2

A = 0,043144 =6,1926 in2

Tinggi pancaran air nosel (so)

so = A / L

so = 6,1926 / 7,7422

so = 0,7998 in

i. Kecepatan Putar

D1 =862H½/N

N = (862/D1) H½

N = (862/9,1996)4.9215½

N = 207,867 rpm

j. Sudut pusat sudu jalan

Tan ½ δ = cosβ1/(sin β1+r2/r1)

Tan ½ δ = cos 30/(sin 30+3,0358 /4,5998)

δ = 73,48o

k. Efisiensi turbin maksimal

ε max = 0,5 C2 (1 + ψ ) cos2 α1

ε max = 0,5 0,982 (1 + 0,98 ) cos2 16

ε max = 0,87 = 87 %

asumsi yang efisiensi diambil = 60 % sehingga memenuhi karena kurang

(53)
(54)

3.3.3 Gambar Teknik Turbin Crossflow

Gambar 3.2 Kelengkungan sudu turbin Crossflow dengan pipa berdiameter 3 inchi dengan sudut

(55)
(56)

3.4 Pembahasan

Pada perancangan turbin Crossflow dengan sudu jalan menggunakan pelat

yang diroll dan perancangan dengan menggunakan pipa berdiameter 3 inchi, pada

dasarnya adalah sama, hal ini dikarenakan persamaan yang digunakan adalah

sama. Perbedaan yang mendasar pada kedua perancangan ini terletak pada

penentuan diameter luar runner dan panjang turbin. Pada perancangan dengan

menggunakan plat yang diroll, perancang harus menentukan perbandingan

diameter luar runner dan panjang turbin sampai diperoleh nilai perbandingan

mendekati 1. Nilai diameter dan panjang hasil perbandingan yang dipilih

merupakan nilai untuk menentukan geometri turbin yang lainnya. Sedangkan pada

perancangan dengan menggunakan pipa berdiameter 3 inchi, perancang dapat

langsung menentukan diameter luar runner dan panjang turbin serta geometri

turbin lainnya.

Perancangan turbin dengan menggunakan pipa berdiameter 3 inchi lebih

menguntungkan hal ini dikarenakan:

a. Perancang dapat langsung menentukan diameter luar runner dan panjang

turbin serta geometri turbin lainnya.

b. Tidak perlu melakukan pengerollan pelat untuk membuat sudu jalan

turbin, belahan pipa dengan sudut tertentu langsung dapat dijadikan sudu

jalan turbin.

c. Untuk lebih efisien dan lebih memudahkan dalam hal pembuatan, pipa

dibelah menjadi 4 dengan masing-masing sudut 90o. Akan tetapi terdapat 2 kemungkinan untuk membuat sudut β2‟tetap 90o

(57)

membesarkan diameter luar runner (gambar 3.4) atau mengecilkan

diameter dalam runner (gambar 3.5).

Gambar 3.4 Kelengkungan sudu turbin Crossflow dengan pipa berdiameter 3 inchi dengan sudut

(58)

Gambar 3.5 Kelengkungan sudu turbin Crossflow dengan pipa berdiameter 3 inchi dengan sudut

(59)

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Hasil Perancangan

4.1.1 Perancangan turbin Crossflow dengan sudu jalan terbuat dari pelat

yang diroll.

a. Diameter turbin (D1) = 8,9 in = 0,2260 m

b. Panjang Turbin (L) = 8 in = 0,2032 m

c. Jari-jari kelengkungan sudu turbin (ρ) = 1,4516 in = 0,0368 m

d. Lebar velk radial (a ) = 1,5135 in = 0,0384 m

e. Jarak antar sudu pancaran air masuk (s1) = 0,7746 in = 0,0196 m

f. Jarak antar sudu (t) (sudut masuk (β1) =30o) = 1,5491 in = 0,0393 m

g. Jarak antar sudu pancaran air keluar (s2) = 1,0224 in = 0,0259 m

h. Jumlah sudu (n) = 18 buah

i. Jarak pancaran dari poros (y1) = 1,0362 in = 0,0263 m

j. Jarak pancaran dari keliling dalam (y2) = 0,4379 in = 0,0111 m

k. Penampang nosel (A) = 6,1926 in2 = 0,5753 m

l. Tinggi pancaran air nosel (so) = 0,7740 in = 0,0196 m

m. Kecepatan Putar (N) = 214,788 rpm

n. Sudut pusat sudu jalan (δ) = 73,48o

(60)

4.1.2 Perancangan turbin Crossflow dengan sudu jalan terbuat dari pipa

berdiameter 3 inchi

a. Diameter turbin (D1) = 9,1996 in = 0,2336 m

b. Panjang Turbin (L) = 7,7422 in = 0,1966 m

c. Jari-jari kelengkungan sudu turbin (ρ) = 1,5 in = 0,0381 m

d. Lebar velk radial (a ) = 1,5639 in = 0,0397 m

e. Jarak antar sudu pancaran air masuk (s1) = 0,8003 in = 0,0203 m

f. Jarak antar sudu (t) (sudut masuk (β1) =30o) = 1,6007 in = 0,0406 m

g. Jarak antar sudu pancaran air keluar (s2) = 1,0565 in = 0,0268 m

h. Jumlah sudu (n) = 18 buah

i. Jarak pancaran dari poros (y1) = 1,0706 in = 0,0271 m

j. Jarak pancaran dari keliling dalam (y2) = 0,4525 in = 0,0114 m

k. Penampang nosel (A) = 6,1926 in2 = 0,5753 m

l. Tinggi pancaran air nosel (so) =0,7740 in = 0,0196 m

m. Kecepatan Putar (N) = 214,788 rpm

n. Sudut pusat sudu jalan (δ) = 73,48o

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Cole, Joe, 2004, Crossflow Turbine Abstracts

Dietzel, Fritz , 1996, Turbin Pompa dan Kompresor, cetakan ke-5, Penerbit

Erlangga, Jakarta

Mockmore, CA., 1949, The Banki Water Turbine, Oregon State College.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2003, Kebijakan

Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (Energi Hijau),

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta

Pence, Celso, 1998, Layman’s Handbook on How to Develop a Small Hydro Site,

Gambar

Gambar 2.1 Bentuk energi pada aliran air (Fritz Dietzel,1992, hal 4)
Tabel 2.1 Klasifikasi turbin terhadap head
Gambar 2.2 Turbin Crossflow
Gambar 2.3 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan.(Joe Cole, 2004 , hal. 2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “ Perancangan Turbin Propeller Sumbu Horizontal Dengan Head 13 m Dan Debit 0,8 m 3 /s” yang diajukan untuk memperoleh

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok

BAB II Tinjauan Pustaka berisi penjelasan tentang kajian pustaka yang terdiri dari energi air, klasifikasi turbin air, pemilihan jenis. turbin, efisiensi dan daerah

BAB II Tinjauan Pustaka berisi penjelasan tentang kajian pustaka yang terdiri dari energi air, klasifikasi turbin air, pemilihan jenis. turbin, efisiensi dan daerah

Turbin aliran silang (crossflow) merupakan salah satu alat pembangkit listrik tenaga air yang mengkonversi energi potensial air menjadi energi mekanik untuk menggerakan

Hasil pengujian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang tenaga air atau hydropower, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan turbin aliran silang

Turbin Pelton(Mahayana I Gusti Putu Andhita., 2020) Turbin ini diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih nozzle. Aliran fluida dalam pipa yang

Dari bak penampung kemudian air dialirkan ke turbin melalui pipa pesat (pestock). Pipa pesat berfungsi mengalirkan air masuk ke dalam turbin. Di dalam pipa, energi potensial air