i
PADA KARYAWAN PT. MERAPI AGUNG LESTARI
DI YOGYAKARTA
Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi
Oleh :
Nama : Annette Francine Sahelangi NIM : 009114048
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Namun keberadaan skripsi ini adalah perwujudan dari banyak hal. Perwujudan dari tiap doa, hembusan semangat, ketulusan hati dan sebentuk kepercayaan bahwa penulisnya bisa
merampungkannya…
Karena itu skripsi ini juga ingin penulis persembahkan untuk orang – orang istimewa, yang membuat penulis merasa tidak pernah sendirian, yang telah membangkitkan semangat, yang berbagi ketulusan hati dan perjalanan waktu selama penulis menjejakkan langkah di Yogyakarta
•Untuk Si Mbah – Bengkel depan kost, Si Mbah - 2 dpn Gading Mas –
untuk tiap senyuman dan sapaan hangatnya, Ibu Koran Gejayan, & Mas Angkringan Kr.Gayam J
terima kasih tak terhingga untuk doanya…
• “ Makhluk” Tampar 42 C J
Naila, Ika, Mba’ Uone, Putu, Ayu, Dini, Fhanelia, Esti ( “ Impossible is Nothing ” hehe ),… thanks so much untuk kebersamaan selama ini.. Senyum sapamu mampu memberi kekuatan
tersendiri untukku melangkah setiap hari. Nice to know you girls…
•Cheerleaders- ku :
Die – jadi karaokean niiih , Nining ( & Budi- nya sekarang, he ..he.. he ..) - Mmm, Ulen Sentalu menanti… ha2, and Devina … - Ayo semangat kuliahnya.. Don’t be like me.. :p . Kalian .. sungguh memberi arti buat hidupku. Thank u so much..
•Pengisi tempat teristimewa di hatiku : ? Susanto ?
- fyuhh,bener- bener tiga tahun yang komplit…and I did it !! J Makasih untuk sudah ikut
berjerih lelah dan terus menyuplai semangat untuk Ann ya, Mas..
… Last but Not Least… untuk “Pengisi Tempat Pertama”, yang tak pernah sedetikpun
kerja pada karyawan ( bagian produksi ) di PT. Merapi Agung Lestari Yogyakarta.
vii
The purpose of this research was to find the description of job satisfaction of the employees ( production department ) at the PT. Merapi Agung Lestari Yogyakarta. The problem of this research was how does the production department employees’ job satisfaction at the PT. Merapi Agung Lestari Yogyakarta.
The data of job satisfaction were collected using Job Satisfaction Scale based on Herzberg’s Two Factors Theory ( Motivator Factor and Hygiene Factor ). The subjects of this research were 70 employees of production department, taken from population using random sampling technique. The data was analyzed by quantitative descriptive statistic technique. Data analysis showed that the compare between the empiric and theoretic mean was for Motivator Factor : Mempiric = 53,28 > Mtheoritic = 48 and for Hygiene Factor Mempiric = 48,5 > Mtheoritic
viii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan anugrah-Nya sehingga skripsi dengan judul " Studi Deskriptif
Kepuasan Kerja Pada Karyawan PT. Merapi Agung Lestari di Yogyakarta "
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
derajat kesarjanaan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi dan bimbingan
selama penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan motivasi dan kepercayaan untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si. dan Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi.,
M.Si., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membagi ilmunya selama penulis menempuh studi.
5. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
rangka penyusunan skripsi ini.
7. Papa Chris R. Sahelangi dan Mama Vivian Sahelangi – Litaay, untuk
memberi kepercayaan, doa serta dukungan morilnya.
8. Teman – teman psikologi angkatan 2000, untuk kebersamaan yang
menyenangkan selama ini. Sukses untuk kita semua. Khususnya untuk
mereka yang sama – sama berjuang sampai titik darah penghabisan, Astrie, Desy, Bintoro, Pipit, dan yang lainnya, We did it, guys! Untuk Pipit dan Desy, thanks for your pray and for being care.
9. Susanto, “Orang ( ke- )Hutan( -an ) “, sumber motivasi dan inspirasi, untuk
selalu berada di saat yang tepat dan terutama untuk sebuah hati yang
memberi kepercayaan bahwa “ kamu pasti bisa ” dan yang dengan tulus mengatakan “ .. yang pasti aku pengen kamu lulus.“.
Skripsi ini telah diusahakan untuk disusun sebaik mungkin oleh penulis tetapi pasti tidak lepas dari ketidaksempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan karya tulis ini.
Yogyakarta, Juli 2008 Penulis,
x
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii A.Pengertian Kepuasan Kerja ... 5
B.Faktor – faktor Kepuasan Kerja Menurut Herzberg... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
G.Validitas dan Reliabilitas ... 16
H.Teknik Analisis Data ... 17
I. Orientasi Kancah PT.Merapi Agung Lestari... 17
1. Data Pokok Perusahaan... 18
2. Sejarah Berdiri Perusahaan ... 18
3. Visi dan Misi Perusahaan... 19
4. Manajemen Perusahaan... 19
5. Permasalahan Perusahaan ... 24
xii
Halaman
Tabel 1. Tabel Blue Print Skala Kepuasan Kerja ... 13
Tabel 2. Tabel Sebaran Item Sebelum Uji Coba... 14
Tabel 3. Tabel Sebaran Item Setelah Uji Coba untuk Motivator Factor... 15
Tabel 4. Tabel Sebaran Item Setelah Uji Coba untuk Hygiene Factor... 16
Tabel 5. Tabel Mean Teoritik dan Mean Empirik untuk Motivator Factor dan Hygiene Factor... 28
Tabel 6. Tabel Kategorisasi dan Jumlah Subjek untuk Motivator Factor... 30
menurut Herzberg ... 6 Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Merapi Agung Lestari
Yogyakarta ... 21 Gambar 3. Grafik Perbandingan Mean Empirik Motivator dan Hygiene
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia perindustrian dewasa ini membuat perusahaan –
perusahaan semakin berusaha untuk mengembangkan perusahaannya dengan
berbagai cara. Tidak hanya menggunakan peralatan produksi yang canggih
namun terlebih pada disusunnya berbagai program untuk meningkatkan
kinerja sumber daya manusia yang terlibat di dalam perusahaan tersebut.
Terkait dengan peningkatan sumber daya manusia, perusahaan harus
mempertimbangkan beberapa faktor, baik faktor eksternal ( seperti alat – alat
produksi, lingkungan kerja, sistem pola pengaturan waktu kerja ) maupun
faktor internal ( seperti suasana hati, motivasi, sikap kerja ) yang dapat
mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini penting karena produktivitas
pekerja erat kaitannya dengan kepuasan kerja seseorang yang kemudian akan
berpengaruh pada kelancaran proses produksi perus ahaan
Kepuasan kerja adalah sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya. Hal ini senada dengan apa yang dinyatakan oleh Locke
(Smither, 1994) bahwa kepuasan kerja adalah “a pleasurable or positive
emotional state resulting from the appraisal of one’s job or job experiences”
penilaian ataupun pengalaman kerja seseorang). Herzberg (Muhaimin, 2004)
menyatakan bahwa ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka mempunyai
motivasi untuk bekerja yang tinggi dan lebih senang dalam melakukan
pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka malas
berangkat ke tempat kerja dan dengan pekerjaannya. Tentunya tingkah laku
karyawan yang merasa puas akan lebih menguntungkan bagi perusahaan
dibandingkan yang tidak.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya turn
over yang tinggi. Menurut Robbins ( 1996 ) terdapat hubungan yang negatif
antara kepuasan kerja dengan turn over ini dengan korelasi yang lebih kuat
dibandingkan penemuan mereka dalam hubungan kepuasan kerja dengan
ketidakhadiran ( absensi ). Lebih lanjut Robbins menjelaskan bahwa faktor –
faktor yang lain seperti kondisi pasar tenaga kerja, harapan akan kesempatan
untuk memperoleh pekerjaan alternatif dan lamanya masa kerja adalah hal –
hal yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk meninggalkan
pekerjaannya.
Melihat faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang
dan penjelasan tentang kondisi perusahaan maka penulis ingin meneliti
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : bagaimana
kepuasan kerja pada karyawan di PT. Merapi Agung Lestari Yogyakarta.
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti gambaran kepuasan kerja pada
karyawan PT. Merapi Agung Lestari di Yogyakarta.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah kajian ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan, khususnya
ilmu psikologi industri dan organisasi dalam memberi gambaran dan
masukan tentang kepuasan kerja.
b. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran tentang kondisi kepuasan kerja pada
karyawannya sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan yang
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti
pada perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan
organisasi dengan cara memberi tambahan data yang sudah teruji
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap dan perasaan positif dan negatif tentang pekerjaan
seseorang ( Riggio, 2003 ). Sementara itu Wexley dan Yukl ( Smither, 1994 )
mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job,
it is a generalized attitude toward the job based on evaluation of different aspect of
the job. A person’s attitudes toward his job reflect pleasant and unpleasant
experiences in the job and his expectation about the future experiences”. Artinya
bahwa kepuasan kerja adala h perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, secara
umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap
aspek – aspek yang berbeda bagi pekerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya
tersebut menggambarkan pengalaman – pengalaman menyenangkan atau tidak
menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan – harapan mengenai pengalaman
mereka. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek – aspek
seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain,
penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan
dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan
pendidikan.
Menurut Robins ( 1996 ), kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan – kebutuhan
ketidaksukaan pegawai, kepuasan merupakan sikap umum yang dimiliki pegawai
yang erat kaitannya dengan imbalan – imbalan yang mereka yakini akan mereka
terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
Sementara itu Herzberg ( Riggio, 2003 ; Robins, 1996 ) memandang kepuasan
kerja sebagai dua dimensi yang berdiri sendiri dan terpisah atau disebut berada dalam
“dual continuum”. Karena dari hasil penelitiannya ia melihat bahwa menghilangkan
beberapa aspek yang menyebabkan ketidakpuasan tidak serta merta akan
menciptakan suatu kepuasan kerja. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa lawan dari
“Kepuasan“ ( Satisfaction ) adalah “Tidak adanya Kepuasan” ( No Satisfaction ) dan
lawan dari “Tidak Adanya Ketidakpuasan” ( N o Dissatisfaction ) adalah “Ada
Ketidakpuasan” ( Dissatisfaction ). Hal ini yang kemudian dikenal sebagai Teori
Motivator – Hygiene, dimana faktor motivator adalah faktor yang terkait dengan job
content atau pekerjaan itu sendiri, sedangkan faktor hygiene ada lah faktor yang
berhubungan dengan faktor – faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan.
Gambar 1. Dual Continuum Kepuasan Kerja Menurut Herzberg.
Motivator
Kepuasan Tidak Ada Kepuasan
Hygiene
B. Faktor – faktor Kepuasan Kerja Menurut Herzberg
Menurut Herzberg ( Haslam, 2001 ; Riggio, 2003 ) kepuasan kerja dapat dilihat
dari dua faktor, yaitu motivator factor dan hygiene factor. Motivator Factor adalah
faktor – faktor yang dapat digunakan untuk memuaskan atau memotivasi karyawan,
sedangkan hygiene factor - disebut juga Faktor Pemelihara ( Kossen, 1986 ) akan
memberikan perasaan netral di kalangan pekerja, namun ketiadaannya cenderung
akan menyebabkan ketidakpuasan. Motivator factor berhubungan dengan aspek –
aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri, sedangkan hygiene factor
berhubungan dengan aspek –aspek yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan
(Robbins, 1996).
Aspek – aspek yang termasuk dalam Motivator Factor adalah :
a. Keberhasilan Menyelesaikan Tugas ( Achievement ),
Perasaan telah menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai atau telah mencapai
suatu tujuan sangat penting bagi karyawan. Terpenuhinya kebutuhan akan
perasaan ini akan menciptakan suatu kepuasan kerja pada karyawan.
b. Penghargaan / Pengakuan ( Recognition ),
Pengakuan akan hasil pekerjaan dari atasan sangat dihargai oleh karyawan. Hal
ini memberikan karyawan perasaan akan nilai dan harga diri. Bahkan sekalipun
hasil dari pekerjaan itu tidak memuaskan, setidaknya pengakuan akan hasil kerja
c. Pekerjaan Itu Sendiri ( Work It Self ),
Hanya sedikit kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan yang membosankan.
Sementara orang yang menyenangi pekerjaannya akan cenderung jauh lebih
terdorong untuk menghindari kemangkiran dan keterlambatan
d. Tanggung Jawab ( Responsibility ),
Tanggung jawab yang diberikan atasan dalam pekerjaan yang harus dilakukan
akan membuat seorang karyawan menjadi termotivasi untuk bekerja dengan lebih
baik. Pemenuhan tanggung jawab ini akan menimbulkan kepuasan kerja dalam
diri karyawan.
e. Kemungkinan Untuk Mengembangkan Diri ( Possibility Of Growth ),
Peningkatan keterampilan dalam bekerja apabila difasilitasi oleh perusahaan
akan menciptakan kepuasan kerja dalam diri karyawan. Hal ini biasanya
dilakukan melalui program – program seperti training, atau workshop tentang
yang relevan dengan kebutuhan karyawan.
f. Kesempatan Untuk Maju ( Advancement ),
Salah satu kebutuhan dalam diri seorang karyawan adalah untuk memperoleh
posisi yang lebih baik. Apabila kebutuhan ini diperhatikan oleh perusahaan
dengan memberikan peluang untuk promosi yang diberikan secara adil dan
dengan jelas ( karena prestasinya, dan lain – lain ) maka akan timbul kepuasan
Menurut Herzberg ( Kossen, 1986 ) keberadaan faktor – faktor ini akan memicu
tercapainya kepuasan kerja meskipun bukan berarti juga ketidakhadirannya akan
menyebabkan ketidakpuasan.
Aspek - aspek dalam Hygiene Factor adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Kerja ( Working Condition ),
Kondisi kerja meliputi lingkungan di sekitar tempat bekerja termasuk pengaturan
suhu, pencahayaan dan suara ( noise ). Hal ini akan mempengaruhi sikap dan
perasaan karyawan dalam bekerja sehingga bila tidak dikondisikan dan dipelihara
dengan baik akan menyebabkan ketidakpuasan pada karyawan.
b. Hubungan Antar Pribadi ( Interpersonal Relationship ),
Hubungan antar pribadi meliputi hubungan antar teman sekerja dan hubungan
antara atasan dan bawahan. Hubungan ini akan mempengaruhi perasaan karyawan
dalam bekerja sehingga jika hubungan yang ada tidak berjalan dengan baik akan
mengakibatkan ketidakpuasan. Rekan kerja yang tidak suportif, atasan yang
kurang memberikan perhatian atau memiliki gaya kepemimpinan yang tidak
sesuai dengan karakteristik bawahannya adalah beberapa hal yang dapat
menimbulkan ketidakpuasan bagi karyawan.
c. Kebijaksanaan Perusahaan Dan Pelaksanaannya ( Company Policy And
Administration ),
Kebijaksanaan perusahaan yang terlalu ketat dan kurang memperhatikan
kebutuhan karyawan dapat menciptakan ketidakpuasan pada iklim perusahaan
d. Teknik Pengawasan ( Supervision Technical ),
Teknik pengawasan akan berpengaruh pada iklim organisasi dalam perusahaan itu
sendiri. Apabila dilakukan tanpa pertimbangan akan perasaan seseorang tentu
akan menciptakan ketidakpuasan kerja.
e. Perasaan Aman Dalam Bekerja ( Job Security ),
Suasana hati yang dipenuhi kecemasan ataupun kekuatiran atas keselamatan
ataupun keamanan kerja tentu akan mempengaruhi kinerja seorang karyawan
(karyawan melakukan pekerjaan dengan kurang optimal). Apabila tidak
diperhatikan dengan baik akan menciptakan suatu ketidakpuasan.
Ketiadaan dari faktor – faktor ini akan cenderung menyebabkan adanya
ketidakpuasan meskipun bukan berarti kehadirannya juga akan menyebabkan
kepuasan ( Herzberg dalam Kossen, 1986 ).
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
deskriptif kuantitatif, yaitu dengan prosedur penelitian survey. Azwar ( 1997 : 7 )
menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara
sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai
bidang tertentu. Alsa ( 2003 : 20 ) menyatakan rancangan survey merupakan
prosedur dalam penelitian kuantitatif dimana peneliti melaksanakan survey atau
memberikan angket atau skala pada suatu sampel untuk mendeskripsikan sikap,
opini, perilaku, atau karakteristik subjek.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja yang diukur melalui
Skala Kepuasan Kerja menurut faktor – faktor kepuasan kerja berdasarkan pada
Teori Dua Faktor ( Two Factor Theory ) Herzberg.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian ini adalah bahwa menurut Herzberg
kepuasan kerja dilihat dari dua faktor yaitu motivator dan hygiene. Motivator
menyebabkan kepuasan sedangkan hygiene factor adalah hal – hal di sekitar
pelaksanaan pekerjaan, dimana ketiadaannya akan cenderung menyebabkan
ketidakpuasan. Kedua faktor tersebut bergerak dalam dua kontinum yang berdiri
sendiri dan terpisah. Pergerakan untuk motivator factor yaitu “ Kepuasan ” yang
lawannya adalah “ Tidak Ada Kepuasan ” sedangkan hygiene factor “ Tidak Ada
Ketidakpuasan ” yang lawannya adalah “ Ada Ketidakpuasan ”.
Dari definisi tersebut maka kepuasan kerja dapat dilihat dari perbandinga n
mean empirik dan mean teoritik pada motivator factor dan hygiene factor.
Apabila mean empirik lebih besar daripada mean teoritik pada motivator factor
berarti ada kepuasan sedangkan pada hygiene factor berarti tidak adanya
ketidakpuasan.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi di PT.
Merapi Agung Lestari sejumlah 85 orang. Proses pengambilan subjek dilakukan
dengan metode pengambilan sampel random.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini karyawan diberikan sebuah skala yang berisi 66 item
Tabel 1. Tabel Blue Print Skala Ke puasan Kerja
Job security (perasaan aman) 6 item
50%
Jumlah 66 item 100 %
Skala ini disusun dengan metode Skala Likert, dimana untuk merespon
subjek akan diperkenankan memilih salah satu dari 5 kategori : SS (Sangat
Sesuai), S ( Sesuai ), N ( Netral / Tidak Menentukan Pendapat ), TS ( Tidak
Sesuai ), dan STS ( Sangat Tidak Sesuai ). Masing – masing kategori jawaban
mempunyai rating yang bergerak dari nol sampai empat. Sehingga pada
pernyataan – pernyataan favorable jawaban “ Sangat Sesuai “ akan diberi skor 4,
akan diberi skor 2, “ Tidak Sesuai “ akan diberi skor 1, dan “Sangat Tidak Sesuai“
diberi skor 0.
F. Prosedur Penelitian
Skala sebanyak 66 item yang sudah dibuat, disebarkan kepada karyawan
bagian produksi di PT. Merapi Agung Lestari Yogyakarta selama lebih kurang 2
minggu. Dari hasil skoring skala diperoleh data try out yang kemudian diuji
reliabilitasnya. Item – item dengan koefisien reliabilitas minimum 0,30 ( item
yang baik ) itulah yang kemudian digunakan sebagai data penelitian.
Berikut ini merupakan sebaran item yang diujicobakan kepada karyawan
bagian produksi sejumlah 66 item.
Tabel 2. Tabel Sebaran Item Sebelum Uji Coba
Pernyataan No.
No. Indikator Kepuasan Kerja
Favorabel Tidak Favorabel
Motivator Factor
Dari data uji coba ( sebanyak 66 item ) diperoleh koefisien reliabilitas alpha
sebesar 0,939 yang berarti bahwa skala kepuasan kerja ini memiliki tingkat
kepercayaan sebagai alat ukur yang baik. Data uji coba ini kemudian diseleksi
dengan menggunakan nilai koefisien korelasi minimum sebesar 0,30 sehingga
diperoleh item – item yang baik. Dari hasil seleksi item diperoleh 16 item yang
gugur, yaitu item – item nomor 7, 12, 16, 18, 19, 30, 32, 35, 38, 42, 46, 50, 54,
55, 59, dan 61 sehingga terdapat 50 item yang baik. Ke-50 item ini yang
digunakan sebagai data penelitian.
Dari ke-50 item tersebut ternyata masih ada yang memiliki koefisien
reliabilitas di bawah 0,30 sebanyak 3 item, yaitu pada item – item nomor 6, 17,
dan 34 oleh karena itu peneliti kemudian melakukan pengujian reliabilitas alpha
kembali. Setelah diuji maka diperoleh koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,952
dan diperoleh sebanyak 47 item yang layak untuk dipakai. Item – item yang layak
pakai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Tabel Sebaran Item Setelah Uji Coba untuk Motivator Factor
Pernyataan No. Indikator Kepuasan Kerja
Motivator Factor Favorabel Tidak Favorabel
a. Keberhasilan menyelesaikan tugas (Achievement)
- 64
b.Penghargaan (Recognition) 3, 9, 52 37, 65
c.Pekerjaan itu sendiri (Work It Self ) 48, 60, 51 5, 29, 33
d. Tanggung jawab (Responsibility) 14 40
e. Kemungkinan untuk mengembangkan diri (Possibility of Growth)
1, 4, 8 27, 57
f. Kesempatan untuk maju (Advancement) 2, 58, 66 45, 56
Tabel 4. Tabel Sebaran Item Setelah Uji Coba untuk Hygiene Factor
Hygiene Factor Favorabel Tidak Favorabel
a. Kondisi Kerja ( Working Condition ) 21, 22, 26 20, 25
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu skala psikologi mampu
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. (Azwar, 1997 : 99).
Dalam penelitian ini maka untuk mengukur validitas dilakukan dengan
menggunakan validitas isi, yaitu melalui pengujian isi tes melalui professional
judgement, dalam hal ini Dosen Pembimbing Skripsi.
b. Uji Reliabilitas Item
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran. ( Azwar, 1997 : 83 ). Untuk
mengukur reliabilitas digunakan koefisien reliabilitas alpha. Pengukuran ini juga
digunakan untuk menyeleksi item yang gugur dengan menggunakan koefisien
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dimaksudkan sebagai suatu cara untuk
mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca ( readable ) dan
dapat ditafsirkan ( interpretable ). ( Azwar, 1997:123 ). Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif yaitu dengan
menyajikan distribusi frekuensi dari seluruh hasil skoring skala ke dalam kategori
tertentu sehingga dapat dilihat berapa orang subjek yang memperoleh nilai
tertentu untuk pengisian skalanya. Kemudian dengan menggunakan perhitungan
nilai rata- rata ( mean ), yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor dan
membaginya dengan jumlah subjek.
I. Orientasi Kancah PT. Merapi Agung Lestari
Menurut Arisandy ( 2004 ) perusahaan merupakan salah satu bentuk
organisasi yang menjalani fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan ( kontrol ). Berikut ini merupakan
beberapa data dan manajemen perusahaan di PT. Merapi Agung Lestari terutama
1. Data Pokok Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Merapi Agung Lestari
Status Badan Hukum : Perseroan Terbatas ( PT )
Jenis Usaha : Industri Rokok
Golongan pabrik : Pabrik Kecil
No. SIUP / TDP : 59.25’04 / SIUP / X.2005
NPPBKC : 0607.1.3.3635
Alamat Kantor : Jalan Parangtritis Km. 5,5 RT 06 Pandes
Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, 55188.
Telepon: + 62 – 274 445298, 445299.
Fax. + 62 – 274 445295
Pemilik Perusahaan : Bapak Handoyo Wibowo
Produk : Rokok
2. Sejarah Berdiri Perusahaan
PT. Merapi Agung Lestari ini lebih dahulu didirikan di Kota Malang, Jawa
Timur, tepatnya di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, pada tahun 1978.
Karena perkembangan perusahaan di Kota Malang ini dinilai cukup berhasil maka
pemilik perusahaan melebarkan usahanya di kota Yogyakarta. Alasan pemilihan
Dengan harapan untuk turut serta meningkatkan perekonomian dan terutama
kesejahteraan lingkungan di sekitarnya, maka didirikanlah PT. Merapi Agung
Lestari di Yogyakarta pada tahun 2006. Perusahaan ini dibangun di atas tanah
seluas 4 Ha ( 40.000 m2 ), yang tepatnya berlokasi di Jalan Parangtritis Km.5,5
RT.06, Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta – 55188.
3. Visi dan Misi Perusahaa n
Setiap perusahaan yang tengah mengembangkan usahanya biasanya
mempunyai visi dan misi perusahaan. Visi merupakan gambaran masa yang akan
datang yang akan dicapai oleh perusahaan. Misi adalah sebuah alasan untuk
keberadaan sesuatu yang meliputi upaya melalui proses penggalian potensi yang
terkandung dalam diri perusahaan, atau dengan kata lain hal – hal nyata yang
dapat dilakukan sebuah perusahaan untuk mencapai visinya. Visi dari PT. Merapi
Agung Lestari adalah untuk ikut serta memajukan perekonomian terutama
kesejahteraan lingkungan sekitar dengan menciptakan suatu lapangan pekerjaan.
Misi perusahaan ini adalah bisa bersaing dengan pabrik atau perusahaan lain yang
sudah eksis sebelumnya.
4. Manajemen Perusahaan
Manajemen merupakan proses membuat perencanaan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan
Albert, dan Khedouri dalam Stoner, Freeman dan Gilbert Jr., 1996 ). Berikut ini
merupakan beberapa hal dalam manajemen perusahaan terkait dengan tenaga
kerja ( sumber daya manusia ):
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu
untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaan yang baik akan mengarahkan
tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Menurut
Stoner, Freeman, dan Gilbert Jr. ( 1996 ) rencana merupakan pedoman untuk (1)
organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan; (2) anggota organisasi melaksanakan aktifitas yang konsisten
dengan tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan; dan (3) memonitor dan
mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat
diambil bila kemajuan tidak memuaskan.
Perencanaan tenaga kerja meliputi perekrutan dan menyiapkan tenaga kerja
sesuai dengan jumlah maupun keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan wawancara. Tenaga kerja yang telah
melalui proses perekrutan akan diberikan pelatihan dan keterampilan, diarahkan
kemampuan serta motivasinya agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
dengan masa percobaan selama 6 bulan.
antara anggota organisasi, sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.
Pengorganisasian akan menghasilkan struktur hubungan dalam sebuah organisasi,
dan lewat hubungan terstruktur ini rencana ke depan dapat tercapai. Bagan
struktur organisasi penting untuk diketahui karena dari gambaran struktur
organisasi tersebut dapat diketahui siap yang memegang jabatan tertentu,
wewenang, dan tanggungjawabnya, mulai dari tingkat direktur sampai dengan
jabatan di bawahnya. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi di PT. Merapi
Agung Lestari.
Gambar 1. Gambar Struktur Organisasi PT. Merapi Agung Lestari
c. Koordinasi
1. Tenaga Kerja ( Sumber Daya Manusia )
Tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi
yang jika dapat diolah secara optimal maka perusahaan akan memperoleh
keuntungan yang besar selain tenaga kerja itu sendiri akan meningkat pula
Tenaga kerja di PT. Merapi Agung Lestari terbagi menjadi dua, yaitu tenaga
kerja tidak langsung ( staf ) sebanyak 50 orang dan tenaga kerja langsung (pekerja
pabrik - bagian produksi), dimana tenaga kerja langsung ini terdiri dari pekerja
bagian pengepakan sebanyak 50 orang dan bagian linting rokok sebanyak 300
orang. Tenaga kerja tidak langsung ( staf ) bertugas mengatur segala macam
administrasi mulai dari perencanaan, penjualan sampai dengan proses pengiriman
sedangkan tenaga kerja langsung ( karyawan pabrik ) memproduksi secara
langsung produk rokok.
2. Rekruitment
Tenaga kerja pada PT. Merapi Agung Lestari didapat dengan rekruitment
terbuka, dimana PT. Merapi Agung Lestari membuka kesempatan bagi tenaga
kerja untuk mendaftarkan sendiri ke pabrik. PT. Merapi Agung Le stari tidak
menggunakan pengambilan tenaga kerja pada suatu tempat misalnya lembaga
atau institusi lain. Perekrutan dilakukan dengan cara wawancara langsung oleh
bagian personalia.
Penempatan tenaga kerja PT. Merapi Agung Lestari disesuaikan dengan
keahlian / keterampilan. tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Pendidikan
pekerja pabrik mayoritas SD sampai SMU. Hal ini karena keterampilan pekerja
lebih diutamakan daripada pendidikan. Untuk staf pendidikan minimal SMU
3. Waktu kerja
Waktu kerja yang berlaku di PT. Merapi Agung Lestari adalah sebagai berikut :
Hari Senin s/d Sabtu : pukul 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : pukul 12.00 – 13.00 WIB
Istirahat hari Jumat : pukul 11.30 – 13.00 WIB
Waktu kerja di atas adalah waktu kerja bagi staf sedangkan bagi karyawan
pabrik ( bagian produksi : melinting dan pengepakan rokok ) dengan jam kerja
pukul 06.00 – mulai pukul 14.00 ( untuk pekerja baru ) dan pukul 18.00
(kebanyakan karyawan tetap). Dengan waktu istirahat selama 1 jam. Sistem kerja
bagi karyawan pabrik ini adalah sistem borongan dengan target minimal 210
linting / hari ( karyawan tetap ) dan 100 linting / hari untuk karyawan dalam masa
percobaan. Kebanyakan tenaga kerja di bagian produksi ini adalah perempuan.
PT. Merapi Agung Lestari memberikan jaminan asuransi (JAMSOSTEK) dan
juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Wirosaban. Cuti kerja boleh diajukan
apabila karyawan sedang hamil ( cuti 2 bulan ) atau menikah ( cuti 1 minggu ).
Bonus diberikan berupa kenaikan gaji, sesuai dengan prestasi kerja ( produk yang
dihasilkan ) dan kesempatan untuk dipromosikan.
d. Pengawasan
Cara yang dilakukan dalam pengawasan adalah dengan membandingkan segala
sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya. Dalam hal tenaga
kerja standar yang digunakan berupa standar biaya yang dinyatakan dalam ukuran
hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Hari liburnya adalah hari Minggu dan hari
libur nasional. Sistem pemberian gaji bagi para karyawan bagian produksi adalah
setiap minggu, yaitu setiap hari Sabtu. Untuk keselamatan kerja ( karyawan
pabrik ) tenaga kerja difasilitasi dengan masker.
Pengawasan dilakukan oleh pengawas umum terhadap seluruh kinerja pabrik,
sedangk an untuk setiap bagian dilakukan oleh Kepala Bagian. Untuk tenaga kerja
pengawasan yang dilakukan meliputi pengawasan terhadap ketertiban dan
keselamatan kerja ( pengawasan langsung ), terutama pekerja pabrik. Apabila
terjadi pelanggaran aturan, maka penga was akan memberikan teguran langsung
kepada karyawan yang melanggar tersebut. Pengawas melaporkan tindakan
pelanggaran yang melewati batas kepada Kepala Bagian dan Kepala Bagian
berhak memutuskan hubungan kerja dengan karyawan yang melanggar tersebut.
Untuk bagian produksi, perusahaan mengadakan briefing, setiap hari Sabtu
(setelah pemberian gaji), untuk mengevaluasi dan sekaligus memotivasi para
karyawannya. Pada briefing ini perusahaan juga membuka forum untuk
menyampaikan keluhan, masalah ataupun masukan dari karyawan. Briefing ini
dilakukan oleh bagian personalia maupun bekerja sama dengan Disnakertrans.
5. Permasalahan Perusahaan
kerja, semangat kerja ataupun rasa percaya diri pada tenaga kerja yang ada
sehingga menyebabkan turn over yang cukup tinggi. Hal ini banyak terjadi
khususnya pada karyawan bagian produksi yang sedang menjalani masa training
(lebih kurang seminggu) yang kemudian berhenti bekerja. Selain itu kurangnya
etos kerja dan semangat untuk bekerja juga merupakan salah satu faktor
penghambat yang dirasakan oleh perusahaan. Menurut beliau hal ini mungkin
juga dipengaruhi oleh lokasi perusahaan yang memang tidak terletak di kawasan
industri selain itu kondisi geografis daerah Bantul yang secara umum subur
sehingga membentuk karakteristik penduduknya menjadi cenderung bersifat
manja dan kurang memiliki ketahanan untuk bekerja dengan sistem target atau
A. Persiapan Penelitian
Pertama – tama peneliti membuat skala kepuasan kerja sesuai dengan blue
print yang sudah dibuat. Setelah mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing
untuk melakukan try out, peneliti meminta ijin kepada Dekan Fakultas Psikologi
untuk melakukan penelitian. Kemudian peneliti meminta ijin kepada perusahaan
untuk mengambil da ta selama lebih kurang 2 minggu dengan keperluan untuk
penyusunan skripsi melalui proposal tertanggal Mei 2008.
B. Pelaksanaan Penelitian
Proses pengambilan data dilaksanakan selama lebih kurang 3 minggu di PT.
Merapi Agung Lestari, yaitu mulai tanggal 21 Mei 2008 – 13 Juni 2008. Proses
penyebaran skala ini dilakukan secara accidental, yaitu dengan membagikan
kepada karyawan bagian produksi pada saat jam pulang kerja ( mulai pk. 14.00 –
17.00 ). Hal ini sesuai dengan ijin yang diberikan oleh perusahaan karena
dikuatirkan bila penyebaran skala dilakukan di area pabrik akan mengganggu
karyawan dalam bekerja, selain itu hanya pihak perusahaan dan Disnakertrans
keesokan harinya di Pos Satpam pada kotak yang sudah disediakan. Sebagian
besar karyawan yang menerima skala bersedia untuk mengisinya di rumah dan
akan mengembalikan keesokan hari pada saat mereka berangkat kerja. Kepada
mereka yang bersedia untuk mengisi peneliti mengingatkan untuk mengisi skala
tersebut dengan lengkap dan jangan sampai ada yang terlewati. Peneliti juga
berusaha untuk datang pada keesokan paginya, sekitar pk.05.00 dan pada jam
pulang ( beberapa orang mengumpulkan setelah mereka pulang kerja ) untuk
menerima skala yang sudah diisi.
Setelah proses penyebaran skala dan pengumpulannya selesai ternyata dari
200 skala yang disebarkan diperoleh 85 skala yang kembali, dengan 15 skala yang
tidak diisi lengkap. Hal ini disebabkan dalam penyebaran skala karyawan diberi
kesempatan untuk mengisinya di rumah dengan mempertimbangkan faktor
kelelahan dalam bekerja ( peneliti diberi ijin untuk menyebar skala sewaktu
karyawan pulang kerja ). Selain itu beban waktu kerja karyawan yang terlalu
berat, dengan waktu kerja mulai pukul 05.00 – 18.00. Dengan demikian skala
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Tabel 5. Tabel Mean Teoritik dan Mean Empirik Untuk Motivator Factor dan Hygiene Factor
Tabel di atas menunjukkan untuk Motivator Factor mean empirik lebih besar
daripada mean teoritik, yaitu sebesar Mempirik = 53,28 > Mteoritik = 48. Hal ini
berarti bahwa secara umum subjek penelitian pada kondisi ada kepuasan. Untuk
Hygiene Factor dapat dilihat bahwa mean empirik juga lebih besar daripada mean
teoritik, yaitu Mempirik = 48,5 > Mteoritik = 46, yang artinya bahwa subjek penelitian
berada pada kondisi tidak ada ketidakpuasan.
Untuk lebih jelasnya hasil perbandingan mean empiris pada faktor motivator
Gambar 3. Grafik Perbandingan Mean Empiris Motivator dan Hygiene
Kategorisasi subjek dilakukan berdasarkan model distribusi normal dengan
menempatkan individu ke dalam kelompok – kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. ( Azwar, 1999 :
107 ). Dari Skala Kepuasan Kerja ini dilakukan kategorisasi dalam 5 jenjang,
yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Langkah
pengkategorisasian tersebut adalah sebagai berikut : Skala Kepuasan Kerja terdiri
dari 47 item, yang terdiri dari 24 item untuk Motivator Factor dan 23 item untuk
Hygiene Factor, dengan pemberian skor pada masing – masing itemnya dari 0, 1,
Pada Motivator Factor, skor terendah yang mungkin diperoleh subjek adalah
0 x 24 = 0 dan skor tertinggi adalah 4 x 24 = 96. Rentangan skor skala sebesar 96
kemudian dibagi dalam enam satuan standar deviasi sehingga diperoleh 16.
Tabel 6. Tabel Kategorisasi dan Jumlah Subjek untuk Motivator Factor
Skor Interval
Dari hasil pengkategorisasian subjek pada Motivator Factor, persentase
terbesar terdapat pada Kategori Sedang sebesar 41,43 %.
Kemudian untuk Hygiene Factor skor terendah yang mungkin diperoleh
subjek adalah 0 x 23 = 0 sedangkan skor tertinggi 4 x 23 = 92 dengan deviasi
sebesar 92 / 6 =15,33.
Tabel 7. Tabel Kategorisasi dan Jumlah Subjek untuk Hygiene Factor
Skor
Hasil pengkategorisasian menunjukkan bahwa untuk Hygiene Factor
diperoleh persentase terbesar terdapat pada Kategori Sedang, yaitu sebesar
D. Pembahasan
Dari hasil perbandingan antara mean empirik dan mean teoritik pada
motivator factor dan hygiene factor diperoleh hasil perbandingan mean empirik
yang lebih besar daripada mean teoritik yang berarti bahwa baik motivator
maupun hygiene factor menunjukkan kondisi ada kepuasan kerja .
Herzberg menjelaskan teorinya bahwa Motivator Factor adalahfaktor – faktor
yang berkaitan dengan job content atau disebut juga aspek instrinsik dalam
pekerjaan. Keberadaan faktor – faktor ini akan memicu tercapainya kepuasan
kerja meskipun bukan berarti juga ketidakhadirannya akan menyebabkan
ketidakpuasan ( Herzberg dalam Kossen,1986 ). Dengan hasil perbandingan mean
empirik yang lebih besar daripada mean teoritik (Mempirik = 53,28 > Mteoritik = 48)
pada subjek pene litian ini menunjukkan bahwa aspek – aspek yang terkandung
dalam pekerjaan itu sendiri cukup dapat memotivasi karyawan bagian produksi
untuk bekerja secara optimal sehingga mereka cenderung memiliki kepuasan
kerja.
Hasil penelitian juga menunjukkan perbandingan mean empirik yang lebih
besar daripada mean teoritik (Mempirik = 48,5 > Mteoritik = 46) untuk hygiene factor
sehinggadapat dikatakan bahwa subjek penelitian berada pada kondisi tidak ada
ketidakpuasan. Menurut Herzberg hygiene factor adalah faktor – faktor yang
berkaitan dengan job context atau aspek ekstrinsik dalam pekerjaan. Ketiadaan
dari faktor – faktor ini akan cenderung menyebabkan adanya ketidakpuasan
(Kossen, 1986). Dengan demikian hasil perbandingan mean empirik dan mean
teoritik untuk hygiene factor dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor -
faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan, seperti : kondisi kerja,
hubungan antarpribadi, kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya, teknik
pengawasan, dan keamanan kerja, cukup baik difasilitasi oleh perusahaan
sehingga menyebabkan kondisi karyawan cenderung berada pada kontinum tidak
ada ketidakpuasan.
Dalam pengkategorisasian diperoleh persentase terbesar untuk Motivator
Factor terdapat pada kategor i sedang, yaitu sebesar 41,43 %. Hal ini berarti
bahwa sebanyak 41,43 % dari seluruh subjek memiliki tingkat kepuasan cukup.
Bila dilihat secara keseluruhan jumlah persentase subjek yang berada pada
kategori tinggi (31,43 %) dan sangat tinggi (10 %) sama dengan persentase subjek
yang berada pada kategori sedang (41,43 %). Hal ini menunjukkan bahwa subjek
penelitian berada pada tingkat ada kepuasan. Sementara itu untuk Hygiene Factor
juga diperoleh bahwa persentase terbesar terdapat pada kategori sedang sebesar
32,86 %. Secara keseluruhan subjek berada pada kondisi tidak ada ketidakpuasan.
Hal ini disebabkan jumlah persentase subjek untuk kategori tinggi (31,43 %) dan
sangat tinggi (8,57 %) yaitu sebesar 40 %, lebih besar daripada kategori sedang
(32,86%) maupun jumlah persentase subjek pada kategori sangat rendah (2,86%)
kepuasan kerja pada karyawan PT. Merapi Agung Lestari, khususnya pada bagian
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan pada Motivator Factor perbandingan mean
empirik lebih besar dari mean teoritik ( Mempirik = 53,28 > Mteoritik = 48 ) yang
berarti ada kepuasan sedangkan pada Hygiene Factor perbandingan mean
empirik lebih besar dari mean teoritik ( Mempirik = 48,5 > Mteoritik = 46 ) yang
berarti tidak adanya ketidakpuasan.
2. Hasil perbandingan mean empirik dan teoritik pada motivator factor dan
hygiene factor tersebut menunjukkan bahwa terdapat kepuasan kerja pada
karyawan PT. Merapi Agung Lestari Yogyakarta.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kepuasan kerja di PT. Merapi
Agung Lestari Yogyakarta dengan menggunakan metode yang lainnya
sehingga akan memperkaya informasi tentang kepuasan kerja di perusahaan
tersebut.
2. Pengambilan sampel dilakukan tidak hanya pada karyawan bagian produksi
saja sehingga diperoleh gambaran kepuasan kerja pada perusahaan yang lebih
Alsa, A. (2003). Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Arisandy, D. (2004). Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik “Ken Lila Production” Di Jakarta. Jurnal Psyche Vol.1 No2.psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_desy.pdf– diakses tanggal 6 Maret 2008.
Azwar, S. (1997). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
--- (1997). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
--- (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Haslam, A. S. (2001). Psychology in Organizations : The Social Identity Approach. Sage Publications.Ltd. London.
Kossen, S. (1983). Aspek Manusiawi dalam Organisasi, Edisi Ketiga.Erlangga. Jakarta.
Mardalis. (2003). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Bumi Aksara. Jakarta.
Muhaimin. (2004). Hubungan Antar Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Operator Shawing Computer Bagian Produksi Pada PT Primarindo. Asia Infrastruktur Tbk Di Bandung. Jurnal Psyche Vol.1 No.1
psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_muhaimin.pdf diakses tanggal 11 Januari 2008.
Riggio, E. R. (2003). Introduction to Industrial / Organizational Psychology. Fourth. Edition. Prentice Hall. New Jersey.
Robbins, P.S. (1996). Organizational Behavior, Concepts, Controversies, Applications. (seventh edition). Prentice Hall International Editions. New Jersey.
Ruvendi, R. (2005). Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Bina Niaga Vol.1 No.1.Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.Bogor.
Smither, R. D. (1994). The Psychology Of Work And Human Performance. HarperCollins College Publisher. New York.
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Sdr. Karyawan PT. Merapi Agung Lestari Di Tempat.
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan dalam rangka penyusunan skripsi, saya memohon kesediaan Bapak / Ibu / Sdr. untuk mengisi angket yang kami sediakan. Penelitian ini sebagai bagian dari kelengkapan studi, karena itu kami mohon kerelaan Bapak / Ibu / Sdr. untuk mengisi angket ini dengan lengkap. Seluruh data baik hasil maupun jawaban hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, tidak mempengaruhi kinerja dan bersifat rahasia.
Atas kesediaannya saya mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Mei 2008 Hormat saya,
tanda silang ( x ) dalam kotak di depan salah satu jawaban yang tersedia :
SS , apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan yang Saudara rasakan
S , apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan yang Saudara rasakan.
N , apabila Saudara Tidak Dapat Menentukan Dengan Pasti.
TS , apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang Saudara rasakan.
STS , apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan yang Saudara rasakan.
Contoh Cara Pengisian Skala :
1. Saya merasa lelah dan ingin berhenti bekerja.
SS S N TS STS 2. Saya merasa gelisah di kantor memikirkan keadaan anak – anak di rumah.
SS S N TS STS 3. Saya merasa santai dan rileks dalam mengemukakan pendapat – pendapat
saya.
I D E N T I T A S R E S P O N D E N
1. Nama : *(Boleh tidak diisi)
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
2. Saya merasa diberi kesempatan untuk mendapatkan peningkatan jenjang karir dari posisi saya saat ini
SS S N TS STS 3. Ide – ide dan masukan saya diperhatikan oleh atasan saya.
SS S N TS STS
4. Dengan pekerjaan saya saat ini, saya merasa keterampilan saya bertambah dari hari ke hari. SS S N TS STS
5. Pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya terasa membosankan. SS S N TS STS 6. Saya merasa cocok dengan rekan – rekan sekerja saya di tempat ini. SS S N TS STS
7. Ketika saya menghadapi masalah di dalam pekerjaan, rekan – rekan saya bersedia memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan.
SS S N TS STS
8. Saya merasa dapat mengerahkan seluruh kemampuan yang saya miliki melalui pekerjaan saya saat ini.
SS S N TS STS
9. Ketika saya melakukan pekerjaan saya dengan sangat baik, pimpinan saya tak segan untuk memberikan pujian.
SS S N TS STS
10.Saya merasa tidak ada yang memperhatikan saya apabila saya sedang menghadapi masalah dalam pekerjaan.
SS S N TS STS
SS S N TS STS 13.Saya merasa kebutuhan saya akan liburan (refreshing) tercukupi. SS S N TS STS 14.Apabila tidak benar – benar mendesak saya tidak akan mengambil cuti. SS S N TS STS 15.Saya agak kuatir dengan keselamatan saya untuk bekerja di tempat ini. SS S N TS STS 16.Setelah jam istirahat berakhir, saya langsung kembali bekerja.
SS S N TS STS
17.Saya menyadari kehadiran saya dibutuhkan oleh perusahaan oleh sebab itu saya berusaha untuk selalu bekerja sebaik – baiknya setiap hari.
SS S N TS STS 18.Saya merasa berhasil mengerjakan tugas saya dengan baik hari ini. SS S N TS STS 19.Saya merasa pekerjaan saya saat ini memiliki resiko kecelakaan yang kecil. SS S N TS STS
20.Konsentrasi saya dalam bekerja sering terganggu karena bisingnya suara mesin. SS S N TS STS
21.Peralatan dan fasilitas kerja yang ada membuat saya dapat bekerja dengan lebih baik. SS S N TS STS
22.Sirkulasi udara di ruangan tempat saya bekerja membuat saya dapat bekerja lebih optimal. SS S N TS STS
23.Sikap atasan dalam memberi teguran membuat semangat kerja saya menurun. SS S N TS STS
24.Saya merasa lelah karena terlalu sering mendapat tugas tambahan. SS S N TS STS
25.Saya merasa malas untuk berangkat ke tempat kerja karena jaraknya terlalu jauh dari rumah.
perkembangan yang berarti.
SS S N TS STS
28.Saya cukup memahami system pembayaran gaji ( upah ) di tempat saya bekerja. SS S N TS STS
29.Kadang – kadang saya bosan dengan pekerjaan saya.
SS S N TS STS
30.Jam istirahat adalah waktu yang paling saya tunggu dalam sehari saya bekerja. SS S N TS STS
31.Saya merasa penghasilan yang saya terima sudah sesuai dengan apa yang saya kerjakan. SS S N TS STS
32.Sebenarnya saya dapat bekerja dengan lebih maksimal apabila peralatan yang ada cukup memadai.
SS S N TS STS 33.Saya merasa pekerjaan pekerjaan saya terlalu berat untuk saya lakukan. SS S N TS STS
34.Saya merasa frustasi karena tidak dapat memenuhi tuntutan pekerjaan di tempat ini. SS S N TS STS
35.Saya malas untuk memikirkan masalah perusahaan yang lain, yang terpenting saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya saja dengan baik.
SS S N TS STS 36.Saya sering menjadi tidak habis pikir dengan sikap atasan saya. SS S N TS STS
dengan lebih baik.
SS S N TS STS
40.Saya datang lebih awal ke tempat kerja karena membuat saya dapat mempersiapkan diri untuk bekerja dengan lebih baik.
SS S N TS STS 41.Saya merasa tenteram dalam melakukan pekerjaan
SS S N TS STS 42.Kadang – kadang pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan target. SS S N TS STS
43.Saya merasa teguran yang diberikan atasan untuk kesalahan saya terlalu berlebihan. SS S N TS STS
44.Suasana hati saya sering tidak nyaman ketika atasan saya datang. SS S N TS STS
45.Prestasi saya atas pekerjaan yang saya lakukan tidak mengubah posisi kerja saya. SS S N TS STS
46.Saya tidak merasa bersalah apabila kewajiban saya dalam bekerja tidak terpenuhi. SS S N TS STS
47.Saya merasa gaji yang saya peroleh tidak sesuai dengan pekerjaan yang saya lakukan. SS S N TS STS
48. Pekerjaan yang saya lakukan setiap hari tidak menjadi beban bagi saya. SS S N TS STS
49.Saya merasa semakin nyaman dalam bekerja karena pengawas saya tidak segan untuk memberikan semangat.
SS S N TS STS
50.Saat pulang dari tempat kerja saya merasa tenang karena telah melakukan pekerjaan saya dengan baik.
SS S N TS STS
54.Saya selalu merasa mampu untuk menyelesaikan pekerjaan saya setiap hari dengan baik. SS S N TS STS
55.Sebenarnya saya merasa dapat lebih maksimal dalam bekerja kalau saja diberikan pelatihan tambahan tentang keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan saya.
SS S N TS STS
56.Saya merasa gelisah karena promosi yang dijanjikan oleh perusahaan tak kunjung terealisasi.
SS S N TS STS
57.Suasana di dalam perusahaan membuat saya merasa tertekan untuk mengembangkan diri. SS S N TS STS
58.Sistem evaluasi kerja perusahaan dilakukan dengan jelas sehingga memacu saya untuk meningkatkan kinerja saya.
SS S N TS STS
59.Perlengkapan pelindung ( masker ) yang disediakan perusahaan membuat saya dapat bekerja lebih optimal.
SS S N TS STS 60.Saya selalu bersemangat mengerjakan pekerjaan saya.
SS S N TS STS
61.Hasil pekerjaan saya tampaknya biasa saja sekalipun saya sudah berusaha untuk bekerja sebaik – baiknya.
SS S N TS STS
SS S N TS STS
65.Saya merasa usaha saya untuk mengerjakan pekerjaan dengan sebaik mungkin kurang dihargai.
SS S N TS STS
66.Saya semakin bersemangat untuk bekerja karena perusahaan memberikan peluang untuk peningkatan jenjang karir.