• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motif yang diangkat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan menjadi variasi dengan simbolsimbol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Motif yang diangkat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan menjadi variasi dengan simbolsimbol"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 1 PENGEMBANGAN

USAHA TENUN SONGKET WINDA DI KOTA PEKANBARU PROPINSI RIAU

Nurpeni,Ellinielwaty Pennymuryanto@yahoo.co.id

Abstrak,Dari hasil kegiatan pembinaan tenun songket maka Tim mengumpulkan data sebagai laporan dan evaluasi dalam hal kegiatan dapat disimpulkan : hasil

pembinaan dan konsultasi terlihat bahwa karyawan hanya mengetahui bahwa hasil dari songket hanya di produk untuk pakaian, penyuluhan dan serta konsultasi

terlihat bahwa karyawan tenun songket Winda sangat mengingin adanya tindak lanjut dari pembinaan pengembangan usaha.

Kemajuan ekonomi Indonesia dianggap telah gagal, karena hanya menguntungkan individu – individu dan kelompok kecil masyarkat, yakni pengusaha besar berpeluang untuk tumbuh dan berkembang agar perekonomian lebih meningkat.

SONGKET atau kain

songket merupakan hasil dari menenun benang sehingga menghasilkan kain. Kain dari hasil menenun inilah yang disebut songket. Songket adalah sebuah seni yang sangat indah, sebagai generasi muda kita harus melestarikan seni songket yang dipercayai memiliki beranekaragam motif yang dipercaya mengandung makna dan falsafah tertentu.

Motif yang diangkat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan menjadi variasi dengan simbol-simbol yang mencerminkan nilai-nilai asas kepercayaan dan budaya melayu. Selain itu motif-motif ini juga mengacu pada sifat- sifat asal dari sebuah benda dan hewan-hewan tersebut.

Tenun songket terdiri dari beberapa motif seperti motif semut beriring yang memiliki makna hewan terkecil yang memiliki jiwa kebersamaan dalam setiap melakukan pekerjaan sehingga semut yang kecil bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Motif itik pulang petang yang bermaksud itik yang selalu setia kawan selalu beriringan dan rukunnya saat berjalan.

Motif lebah bergantung yang memiliki makna hewan yang selalu berbuat kebaikan dengan membagi kepada makhluk lain sehingga membentuk madu dan selalu hidup berkawan-kawan dengan damainya. Motif bunga- bunga yang mengandung nilai dan falsafah keluhuran dan kehalusan budi keakraban dan kedamaian.

Motif pucuk rebung yang dikaitkan dengan kelemah lembutan budi dan kekreatifan. Motif balam setengger mencerminkan dari kerukunan hidup suami istri dan persahabatan. Motif naga berjuang serindit mencerminkan sifat kearifan dan kebijakan.

(2)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 2 Pada zaman dahulu setiap

pengrajin tenun diharuskan untuk memahami makna dan falsafah yang terkandung dalam setiap motif. Keharusan ini bertujuan agar setiap penenun secara pribadi mampu menyerat dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam setiap motif.

Khasanah songket melayu sangatlah kaya dengan motif dan serat dengan makna dan falsafahnya, yang dahulunya dimanfaatkan untuk mewariskan nilai-nilai asas adat dan budaya tempatan.

Seorang pemakai songket tidak hanya sekadar memakai untuk hiasan tetapi memakai dengan simbol-simbol dan memudahkannya untuk mencerna dan mengahayati falsafah yang terkandung didalamnya. Kearifan itulah yang menyebabkan songket masih berkembang sampai saat ini.

Sekarang Pemko Pekanbaru telah mencanangkan untuk seragam songket yang harus dipakai oleh pegawai pada setiap hari kamis. Penggunaan songket ini telah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir ini.

Masyarakat Melayu, khususnya Melayu Riau, amat kaya akan khazanah kebudayaan. Di antara kekayaan budaya itu adalah tenun Melayu dengan aneka corak (motif) dan raginya (desain) yang memiliki makna filosofis yang dalam. Sejak masa Kerajaan Johor-Riau dan Johor-Riau-Johor (1511-1787), tradisi bertenun sudah tumbuh subur di tengah Masyarakat Riau. Secara umum, di daratan pulau Sumatera,

aktivitas bertenun berkembang sejalan dengan kebesaran kerajaan-kerajaan Melayu daratan, seperti Kerajaan Pelalawan (1530-1879), Indragiri (1658-1838), dan Kerajaan Siak Sri Indrapura (1723-1858).

Seni tenun dalam masyarakat Melayu Riau layaknya bunga, buah dan taman kreativitas yang simultan. Karya seni ini merupakan salah satu karya yang unik dan mengagumkan, karena disamping menggambarkan kearifan, kreativitas dan kemajuan masyarakat setempat, juga mengandung nilai-nilai kemanusiaan universal. Nilai-nilai agama dan kebudayaan lokal mengarahkannya menjadi simbol-simbol dalam bentuk busana yang melambangkan kemuliaan pemakainya.

Kehormatan seseorang, diantaranya dilihat dari model busana yang dikenakan. Di sini busana, dalam taraf tertentu, menjadi alat identifikasi moralitas, karakter dan bahkan status seseorang atau kelompok. Bagi masyarakat Melayu, pakaian tidak semata-mata berfungsi untuk melindungi tubuh dari panas dan hujan, lebih dari itu pakaian berfungsi untuk menutup malu, menjemput budi, menjunjung adat, menolak bala, dan menjunjung bangsa. Karenanya, busana tak hanya bernilai pragmatis, tetapi juga bernilai religius, adat dan kultural, etis dan estetis.

Busana Melayu harus memiliki kualitas “seri gunung dan seri pantai”, artinya pakaian harus indah dilihat dari jauh dan cantik dipandang dari dekat, bagus

(3)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 3 dipandang oleh mata dan elok ditilik

mata hati. Dengan kriteria itulah pakaian Melayu memiliki kualitas “sadu perdana” yang bernilai “tujuh laksana”, atau kecantikan kelas satu yang layak diberikan nilai tujuh bintang.

Berbagai macam corak dan ragi cita rasa seni masyarakat Melayu Riau biasanya dituangkan dalam ukiran (pada kayu, perunggu, emas, perak dan suasa), tenunan (pada tenun siak, bukit bata, daik lingga, pelalawan, indragiri, lintang siantar), sulaman, tekat, suji, dan anyaman. Bentuk dan coraknya merupakan stilisasi dari flora (bunga, kuntum, buah, daun, dan akar-akaran), fauna (jenis unggas, serangga, hewan melata, hewan buas, dan hewan air), alam (benda-benda angkasa), dan bentuk-bentuk tertentu (segi penjuru empat, segi penjuru lima, segi penjuru enam, segi tiga, segi delapan, segi panjang, bulat penuh, bujur telur, lengkung anak bulan, lentik bersusun, kaligrafi, dll).

Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Propinsi Riau dengan jumlah penduduk yang sangat padat dengan keadaan masyarakat adalah heterogen dan tingkat perekonomian yang beragam. Di Kota Pekanbaru ada terdapat industri kecil yang bergerak di bidang pembuatan songket yang masih teradisional.

Dari hasil pra survey di kota Pekanbaru masalah ketenaga kerjaan yang belum pernah mendapatkan pelatihan karena keahlian yang di dapat adalah dari hasil turun temurun, sedangkan bentuk produksi hanya kain songket

untuk pakaian, sementara kain songket tersebut dapat dibuat bentuk lain.

Dari fenomena tersebut, maka penulis merumuskan pokok permasalahannya yaitu : “Pengembangan Usaha Kerajinan Songket Riau di Kota Pekanbaru Propinsi Riau. “

Tujuan pengabdian masyarakat yaitu :

Secara Umum yaitu bagi seluruh industri kecil songket yang masih memproduksi songket hanya untuk pakaian. Secara khusus yaitu bagi industri kecil songket yang mendapatkan pengabdian untuk dapat mengembangkan industri kecil songket dengan berbagai jenis produk :

- Tujuan memberikan nilai – nilai pengetahuan dan teknis melalui pengembangan usaha kecil mengenai pengembangan usaha. - Tujuan meningkatkan kemampuan dari pengusaha songket Riau untuk megembangkan usaha bukan hanya membuat tenunan untuk pakaian saja tetapi bisa tenunan tersebut untuk gorden, sarung bantal kursi dan lain – lain. - Tujuan untuk meningkatkan

produktivitas dan daya saing. Adapun manfaat pengabdian masyarakat yaitu : Secara Umum, bermanfaat bagi masyarakat yang sudah memiliki industri kecil songket dan belum mendapatkan pengembangkan hasil produk songket. Secara khusus, bermanfaat bagi karyawan tenun songket Winda yang sudah

(4)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 4 mendapatkan pembinaan

pengembangan industri kecil songket. Memberikan nilai – nilai pengetahuan dan teknis melalui pengembangan usaha kecil mengenai pengembangan usaha. Meningkatkan kemampuan dari pengusaha songket Riau untuk mengembangkan usaha bukan hanya membuat tenunan untuk pakaian saja tetapi bisa tenunan tersebut untuk gorden, sarung bantal kursi dan lain – lain. Untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Khalayak sasaran dalam penyuluhan meliputi : Karyawan tenunan songket Winda

Pengembangan usaha menurut Basu Swasta ( 2003 : 210 ) yaitu memasuki kegiatan mengukur reaksi pembeli – terhadap gambaran tentang produk baru dengan mengadakan tes kesukaan konsumen. Dalam pengembangan produk terdapat beberapa tahap yakni : tahap perkenalap, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.

Strategi pengembangan produk menurut Basu Swasta ( 2003 : 233 ) dapat di bagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Modifikasi pasar 2. Modifikasi produk

3. Modifikasi marketing mix. Sedangkan menurut Agus Ahsyari ( 2005 : 27) Pengembangan produk merupakan kegiatan yang sangat penting dan perlu adanya penelitian dipasaran tentang produk yang dikembangkan yang meliputi :

- Pengembangan kualitas,

- Pengembangan bentuk - Desain produk.

METODE

Kerangka pemecahan masalah yang akan di lakukan pada pengabdian masyarakat ini meliputi pendataan industri songket yang ada di Kota Pekanbaru dan industri kecil songket tersebut masih meproduksi songkat hanya sebagai pakaian. Dengan diketahui masalah – masalah yang ada pada industri kecil songket, maka perlu direncanakan pemecahan masalah dengan mengadakan pembinaan untuk pengembangan industri kecil songket di kota Pekanbaru.

Dengan metode ceramah, diharapkan dapat memecahkan permaslahan yang selama ini dihadapi oleh industri kecil songket dan masyarakat yang selalu berangkapan bahwa songket hanya dapat dimiliki oleh masyarakat kalangan ekonomi menenagh keatas. Dengan kegiatan pembinaan ini dapat membawa prubahan pada peningkatan macam – macam hasil industri yang dapat dihasilkan.

Keterkaitan pengabdian kepada masyarakat ini tidak ada keterkaitan dengan lembaga lain, sehingga kegiatan ini hanya dilakukan oleh Tim Pelaksana Kegiatan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Lancang Kuning dengan tenun songket Winda dikota Pekanbaru.

HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

(5)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 5 Hasil yang dicapai dari

kegiatan pengabdian dan penyuluhan yang dilakukan pada tenun songket Winda adalah memberikan pembinaan tentang pengembangan dari hasil kain songket yang selama ini hanya dihasil untuk kain dan pakaian serta yang memiliki kain songket tersebut hanya masyarakat kalangan ekonomi menengah keatas.

Dengan adanya pembinaan pengembangan hasil tenun songket Winda, maka tenun songket Winda bukan hanya untuk membuat kain dan pakaian tetapi dibisa dihasilkan dalam bentuk lain seperti taplak meja, sarung bantal kursi, tempat tissu dan lain – lain.

Hasil kegiatan pembinaan dan penyuluhan pada tenun Songket Winda Pekanbaru maka tim dapat mengumpulkan data sebagai laporan dan evaluasi. Pada kegiatan tersebut dapat disimpulkan :

1. Dari hasil pengabdian dan penyuluhan kepada karyawan tenun songket Winda telah mengikuti dengan baik.

2. Dari hasil penyuluhan dan serta konsultasi terlihat bahwa karyawan tenun songket Winda sangat mengingin adanya tindak lanjut dari pembinaan pengembangan usaha songket tersebut. Agar songket yang dihasilkan lebih rutinitas bukan hanya berdasarkan kepada pesanan saja, seperti apa yang dialami oleh tenun songket Winda

SIMPULAN

Dari hasil kegiatan pembinaan tenun songket maka Tim mengumpulkan data sebagai laporan dan evaluasi dalam hal kegiatan dapat disimpulkan : hasil pembinaan dan konsultasi terlihat bahwa karyawan hanya mengetahui bahwa hasil dari songket hanya di produk untuk pakaian, penyuluhan dan serta konsultasi terlihat bahwa karyawan tenun songket Winda sangat mengingin adanya tindak lanjut dari pembinaan pengembangan usaha.

(6)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 6 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEROLEHAN MODAL DALAM MENINGKATKAN USAHA DI DESA SEI MEMPURA

KECAMATAN MEMPURA KABUPATEN SIAK Ellinielwaty,Nurpeni

Pennymuryanto@yahoo.co.id Abstrak

Hasil penelitian dikategorikan cukup baik ditanggapi oleh keseluruhan responden (25 orang) dengan variable sumber dana untuk keseluruhan indikator penelitian, tanggapan responden cukup baik ditanggapi 22 orang responden. Kata Kunci

Perolehan modal, usaha.

Desa Sei Mempura merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, dimana desa-desa tersebut adalah desa Kampung Dalam, Desa Paluh, Desa Benteng Hilir dan Desa Benteng Hulu. Mayoritas penduduk di Desa Sei Mempura adalah bertani. Disamping itu ada juga masyarakat yang bermata pencarian sebagai wirausahawan dengan memiliki usaha industri rumahan.

Berkaitan dengan jumlah penduduk yang bermata pencarian sebagai usahawan industri rumah tangga maupun berdagang, penulis tertarik untuk memotivasi usahawan yang sudah terjun langsung ke dunia usaha maupun masyarakat yang tertarik untuk berwirausaha untuk mengembangkan usaha

Peningkatan permodalan yang akan penulis teliti, di desa Sei Mempura Kecamatan Mempura Kabupaten Siak adalah peningkatan permodalan dengan skala kecil,mikro dengan alasan modal akan digunakan bagi kelompok usaha bersama/mandiri, dengan bentuk usaha rumahan (home Industri) dimana kebutuhan modal hutang dari Rp.5.000.000,-

Dari hasil pra-survei yang penulis lakukan, fenomena yang terjadi terkait perolehan modal bagi para wirausahawan adalah :

1. Masih awamnya masyarakat tentang lembaga perbankan untuk memperoleh dana pinjaman. 2. Kurangnya sosialisasi aparat

setempat tentag bentuk pinjaman yang sudah digulirkan kepada masyarakat.

Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEROLEHAN

MODAL DALAM

MENINGKATKAN USAHA DI DESA SEI MEMPURA KECAMATAN MEMPURA KABUPATEN SIAK”.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian : 1. Secara umum yaitu

mengetahui dan menganalisis factor faktor yang mempengaruhi perolehan modal dalam

(7)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 7 meningkatkan usaha di Desa

Sei Mempura Kecamatan Mempura Kabupaten siak. 2. Secara khusus yaitu

mengetahui dan menganalisis : a. Sifat pinjaman b. Bentuk pinjaman c. Sumber dana d. Prinsip akadnya 2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian : 1. Secara umum, bermanfaat

bagi masyarakat yang sudah memiliki usaha dan yang belum memiliki usaha dapat mengetahui manfaat mendapatkan modal.

2. Secara khusus, bermanfaat bagi masyarakat yang sudah memiliki usaha dan yang belum memiliki usaha dapat mengetahui manfaat : a. Sifat pinjaman b. Bentuk pinjaman c. Sumber dana d. Prinsip akadnya TINJAUAN PUSTAKA

Jika ingin mendapatkan dana untuk modal usaha, salah satunya adalah keberanian untuk berhutang. Salah satu syarat agar utang yang diperoleh bias efektif adalah dengan menggunakannya hany untuk permodalan usaha. Apabila menyimpang dari itu semua, utang akan menjadi malapetaka bagi usaha. Agar sukses memperoleh modal guna meningkatkan usaha, factor-faktor yang harus dipenuhi menurut Supriono-Sukarno (2010:65) adalah melalui skim modal yang dilihat dari:

a. Sifat pinjaman b. Bentuk pinjaman c. Sumber dana

d. Prinsip akadnya

Faktor-faktor yang harus dipenuhi dalam memperoleh modal dilihat dari sifatnya dapat dilaksanakan berdasarkan prinsip konvensional. Sesuai dengan namanya, pinjaman berarti meminjam dana atau modal dan berkewajiban mengembalikan modal sesuai dengan kesepakatan. Pinjaman modal seperti ini banyak disediakan oleh lembaga keuangan seperti bank. Factor lain yang harus dipenuhi dalam perolehan modal dilihat dari sifatnya dapat dilaksanakan berdasarkan prinsip syari’ah dimana peraturannya berdsarkan prinsip bagi hasil.

Factor kedua yang harus dipenuhi dalam perolehan modal dilihat dari bentuknya dapat dilaksanakan dengan modal tunai, dimana jika mengajukan pinjaman maka akan diberikan pinjaman dalam bentuk uang tunai dalam berbagai mata uang.

Factor ketiga agar sukses memperoleh modal adalah dengan melihat sumber dana. Sumber dana pinjaman biasanya berasal dari pemerintah yang pada umumnya disertai dengan subsidi bunga. Contohnya KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota).

Factor terakhir yang harus dipenuhi agar memperoleh modal adalah dengan melihat prinsip dan akadnya. Dilihat dari prinsip dan akadnya, dapat dilaksanakan berdasarkan prinsip konvensional dan prinsip syari’ah. Dimana berdasarkan prinsip konvensional, proses peminjaman akan berkaitan dengan suku bunga sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan berdasarkan prinsip syari’ah proses peminjaman

(8)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 8 akan berkaitan dengan bagi hasil

(nisbah).

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Desa Sei Mempura Kecamatan Mempura Kabupaten Siak. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di desa Sei Mempura Kecamatan Mempura Kabupaten Siak. Dimana teknil pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah 25 orang Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil langsung dari Responden yang meliputi data : Sifat pinjaman, Bentuk pinjaman, Sumber dana Dan Prinsip akadnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan Penyebaran angket Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif dimana data akan dikelompokkan/dibagi sesuai dengan

jenisnya, kemudian dipresentasikan kemudian dianalisis

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang sudah di laksanakan pada tanggal 22 Januari 2011, memperhatikan bahwa masyarakat di desa sei mempura mayoritas memiliki usaha yang berskala mikro, namun banyak yang menghadapi kendala permodalan dalam kelangsungan hidup usaha yang di geluti.

Hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 25 orang dengan menggunakan teknik accidental random sanpling, ternyata sebanyak 20 orang responden belum memiliki usaha, keseluruhannya menghadapi permasalahan dalam permodalan untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel rekapitulasi hasil penelitian ini:

Tabel Rekapitulasi tanggapan responden tentang faktor yang mempengaruhi perolehan modal dalam mengkuatkan usaha di Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak.

No. Indikator

Tanggapan Responden

Jumlah Baik Cukup Baik Kurang

Baik 1 Sifat Pinjaman 3 20 2 25 2 Bentuk Pinjaman 2 23 - 25 3 Sumber Dana - 25 - 25 4 Prinsip Akadnya 3 20 2 25 Jumlah 8 88 4 100 Rata-rata (%) 22 25

(9)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 9 Dari tabel diatas terlihat, bahwa

variable yang paling dominan ditanggapi responden adalah variable sumber dana, ditanggapi oleh seluruh responden dengan tanggapan baik. Tanggapan responden dengan indikator sumber dana menjadi sangat dominan dibanding dengan indikator lain dikarenakan semua responden hanya mengetahui sumber dana pinjaman hanya berasal dari pemerintah dalam bentuk KKIA (Kredit Koperasi Primer Anggota) dan UEK-SP (Usaha Ekonomi Rakyat-Simpan Pinjam).

Tanggapan cukup baik dijawab responden pada variable bentuk pinjaman namun 23 orang (25%) menanggapi cukup baik dengan alasan bentuk pinjaman yang paling efektif adalah dalam bentuk tunai.

Variabel sifat pinjaman dan prinsip akadnya ditanggapi responden dengan kurang baik, hal ini disebabkan para responden kurang memahami prinsip-prinsip yang diberlakukan lembaga keuangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman berhubungan dengan lembaga keuangan.

B. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari 2011, secara keseluruhan responden ada dalam usia produktif merupakan masa dimana kondisi fisik masih sangat prima untuk melakukan usaha.

Tanggapan responden paling dominan ada pada variable sumber dana dikarenakan responden mengetahui lembaga keuangan yang dapat menyalurkan dana adalah lembaga yang dibuat pemerintah khususnya penyaluran dana seperti UEK-SP (Usaha Ekonomi Kerakyatan-Simpan Pinjam). Mayoritas responden tidak mengetahui proses penyaluran dana yang dikeluarkan lembaga keuangan Bank.

Disamping itu, seluruh responden sangat mengatahui keberadaan KKPA

(Kredir Koperasi Primer Anggota) yang ada di Desa Sei Mempura. Keberadaan KKPA sebenarnya sangat diharapkan bagi warga Desa Sei Mempura. Namun kondisinya pada saat ini sangat memprihatinkan karena ada masalah dalam manajemen organisasi tersebut.

Tanggapan responden cukup baik didominasi oleh variable bentuk pinjaman dengan 23 responden, hasil penelitian dan wawancara yang tim lakukan, responden mengenal bentuk pinajaman hanya dalam bentuk tunai, padahal menurut Kasmir SE (20:10) bentuk pinjaman dapat berbentuk leasing (pinjaman dalam bentuk barang-barang modal/barang-barang-barang-barang inventaris).

Dari hasil wawancara ada responden yang sudah memiliki usaha, dapat disimpulkan bahwa responden membutuhkan dana dalam bentuk modal tunai, karena responden memang sangat membutuhkan dana dikarenakan keterbatasan permodalan, untuk membayar gaji karyawan dan pembelian bahan baku.

Tanggapan responden kurang baik ada pada indikator sifat pinjaman dan prinsip akadnya. Dari hasil penelitian dan wawancara dapat disimpulkan responden hanya mengetahui sifat pinjaman dan prinsip akadnya hanya pada lembaga keuangan KKPA dan UEK-SP. Responden merasa enggan berhubungan dengan lembaga keuangan Bank dikarenakan lokasinya jauh dari kediaman responden.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian dikategorikan cukup baik ditanggapi oleh keseluruhan responden (25 orang) dengan variable sumber dana untuk keseluruhan indikator penelitian, tanggapan responden cukup baik ditanggapi 22 orang responden.

(10)

__________________________Jurnal NIARA Vol. 1No. 1 Tahun 2012 (Edisi Khusus) 10 B. Saran

1. Untuk responden dan masyarakat pada umumnya, diharapkan lebih banyak menggali informasi tentang lembaga-lembaga keuangan penyaluran dana untuk mendpaatkan modal.

2. Pemerintah Daerah setempat lebih giat lagi menghidupkan lembaga permodalan untuk menopang kelangsungan hidup usaha masyarakat Desa Sei Mempura Kec. Mempura Kab. Siak

DAFTAR PUSTAKA

Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia,1997 Bumi Aksara, Jakarta Basn Swastha Dan Irawan, Mgt. Pemasaran

Modern, BPFE, Yogyakarta, 1995 Miftah A’la,2010 Cara Kerja Dari Bisnis

Bermodal Utang, Flashbooks, Yogyakarta

M. Manullang, 2001, Dasar-Dasar Manajemen, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Webster, 2000, Pengembangan Organisasi, Penerbit CV. Remaja Karya Bandung. Petunjuk Pelaksanaan Badan Usaha Milik

(11)

___________________Jurnal NIARA Vol. 1 No. 1 Tahun 2011 (Edisi Khusus) 11

PENGELOLAANADMINISTRASI KELURAHAN DI KELURAHAN UMBANSARI

KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU.

Nurpeni,Ellynielwaty pennymuryanto@yahoo.co.id

Abstrak,Dari hasil pembinaan dan sesi tanya jawab serta konsultasi terlihat para kasi dan staf ternyata masih mengalami kesulitan dalam hal aplikasi teknologi seperti mengoperasional kan komputer untuk mendata surat, registrasi dll yang berhubungan dengan masalah administrasi. Dari data yang dikumpulkan ternyata seluruh peserta pembinaan sangat antusias terhadap peningkatan keilmuan dalam mengelola administrasi yang benar.

Kata kunci,Pengelolaan.Administrasi

Sebagai suatu organisasi pemerintah mempunyai fungsi selain menyelenggarakan pemeirntah juga memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai organisasi yang melayani masyarakat sudah tentu Kantor Lurah Umbansari Kecamatan Rumbai juga melaksanakan tugas administrasi, yaitu mengurus surat masuk dan surat keluar.

Adapun pelayanan yang diberikan di kantor Lurah Umban sari kecamatan Rumbai antara lain :

- Pengantar Pembuatan KTP

- Pengantar Pembuatan Kartu Keluarga - Pengantar Surat Pindah

- Pengantar Surat nikah - Pengantar SKBB

- Pengantar Akte Kelahiran - Surat keterangan Usaha

- Surat Keterangan tidak mampu - Surat Keterangan kematian - Surat Keterangan lain – lain.

Sebagai sebuah organisasi pemerintah yang bertugas sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat, seluruh aparat kelurahan diharuskan untuk dapat memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat yan membutuhkan.

Dengan banyaknya masyarakat yang harus dilayani setiap harinya sehingga beban kerja yang harus dihadapi pegawai akntor kelurahan cukup tinggi, sehingga terkadang dalam pengurusan surat masyarakat sering tidak sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan pegawai seperti misalnya kartu keluarga itu sangat dibutuhkan para penyelenggara pemerintah yang profesional yang ada di kelurahan untuk menunjang dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Disamping sebagai fungsi pelayanan kepada masyarakat, kelurahan juga melaksanakan program pembangunan untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Dalam perencanaan pembangunan harus ada koordinasi yang baik antara pihak kelurahan, LPM dan masyarakat, hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka Penulis tertarik untuk melakukan pengabdian dengan mengambil judul “Pembinaan Pengelolaan Administrasi Kelurahan di Kelurahan Umbansari Rumbai Kota Pekanbaru.”

(12)

___________________Jurnal NIARA Vol. 1 No. 1 Tahun 2011 (Edisi Khusus) 12 Perumusan Masalah

1. Masih ada registrasi yang tidak lengkap dan ada yang belum terisi sama sekali serta data kependudukan yang tidak lengkap.

2. Masih terjadinya kekeliruan dalam pengisian buku register lurah, seperti mencatat nomor agenda surat ataupun nomor kartu tanda penduduk yang membawa dampak jumlah penduduk yang tepat.

3. Belum tersedianya petunjuk – petunjuk teknis tentang pelaksanaan fungsi kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

1. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk menertibkan tata kelola administrasi serta pemahaman dari aparat kelurahan mengenai administrasi kelurahan dan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.

2. Manfaat Kegiatan

a. Sebagai bahan masukan bagi kelurahan dalam pengelolaan administrasi.

b. Sebagai bahan informasi bagi Peneliti lain dalam meneliti permasalahan yang sama ataupun bagi mereka yang ingin melanjutkan penelitian ini.

Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dalam pengabdian terdiri dari pegawai yang ada di kantor Kelurahan Umbansari yaitu :

- Sekretaris Lurah

- Kasi kasi yang ada di kelurahan Umbansari

- Staf Lurah Tinjauan Pustaka

Pemahaman fungsi administrasi dan fungsi manajemen sering diidentikan

artinya fungsi administrasi sama dengan fingsi manajemen. Selanjutnya dikatakan oleh GR. Terry ( 1987;22) bahwa fungsi manajemen terdiri dari :

a. fungsi perencanaan ( planning ) b. fungsi pengorganisasi (organizing ) c. fungsin penggerakan ( actuating ) d. fungsi pengawasan ( controling )

Keberhasilan pelaksanaan fungsi – fungsi diatas sangat tergantung dari pada kemampuan sumber daya manusia yaitu kemampuan pemimpin organisasi dalam rangka merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi jalannya aktivitas organisasi. Tanpa kemampuan seorang pemimpin sudah jelas keberhasilan organisasi tidak akan tercapai secara optimal.

Menurut SP. Siagian bahwa inti dari pada administrasi adalah organisasi dan manajemen dan inti dari pada organisasi dan manajemen adalah kepemimpinan

Oleh sebab itu, terkait dengan makna organisasi tersebut menurut Syamsi, (1994 : 13) menjelaskan bahwa suatu organisasi dapat diartikan dua macam yaitu :

1. Dalam arti statis, organisasi sebagai wadah kerja sama sekelompok orang yang bekerja sama, untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Dalam arti dinamis, organisasi sebagai suatu system atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Berikut ini diuraikan lagi mengenai pandangan para ahli tentang pengertian kelembagaan (organisasi) yaitu : Menurut Siagian, (1986 : 20) yang dikatakan organisasi adalah setiap bentuk perekrutan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama mencapai suatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki. Menurut Handoko, (1999 : 26) pengorganisasian (organizing) adalah suatu penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau

(13)

___________________Jurnal NIARA Vol. 1 No. 1 Tahun 2011 (Edisi Khusus) 13 kelompok kerja, penugasan wewenang dan

tanggung jawab serta koordinasi.

Organisasi berhubungan dengan rencana, yang mana rencana yang dibuat dibutuhkan untuk memberikan kepada suatu organisasi sehingga dapat menentukan tujuan dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan tersebut, di samping itu rencana yang ada dapat memungkinkan, (Handoko, 1999 : 23) antara lain :

1. Suatu organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.

2. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih, dan

3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

Organisasi menurut Robbins, (1994 : 57) adalah merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisasi juga merupakan suatu sistem yang mengatur kerja sama antar dua orang atau lebih sedemikian rupa sehingga segala kegiatan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada organisasi tentu ada proses administrasi, maka masalah administrasi dalam hal ini juga administrasi pemerintahan desa merupakan masalah yang sangat penting dan luas, tidak hanya terbatas pada masalah yang terkait dengan pelayanan administrasi desa seperti pembuatan KTP, KK, Akte Kenal Lahir dan lain sebagainya.

Untuk itu proses administrasi merupakan proses pekerjaan yang bersifat terus menerus (continue) yang memerlukan teknik tertentu, maka aparat desa dituntut harus mampu memberikan bahan administrasi pemerintahan desa yang diperlukan untuk menentukan kebijaksanaan dan rencana yang bermanfaat di dalam membuat suatu pertanggungjawaban. Adapun pentingnya untuk mengetahui arti dari suatu administrasi, agar organisasi yang akan dijalankan menjadi terarah dan terprogram dengan baik secara administrasi. Di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi administrasi menurut para ahli sebagai berikut :

Untuk mendapatkan pelaksanaan administrasi daerah yang baik ada beberapa faktor yang harus diperhatikan menurut Talizduhu Ndraha, (1990 : 53) meliputi : a. Penerapan prinsip koordinasi, integrasi

koordinasi.

b. Adanya pengawasan.

c. Adanya bimbingan dan petunjuk pelaksanaan teknis.

d. Adanya laporan secara berkala.

Menurut Soeprihanto, (1998:99) bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas aparat, dalam pengelolaan administrasi pemerintahan dapat dilihat dari beberapa aspek penting sebagai berikut :

1. Penguasaan tugas.

Penguasaan dalam tugas ini merupakan adanya suatu kemampuan untuk mengorganisir tugas, penguasaan administrasi, kemampuan mengatur pekerjaan/tugas, kecakapan dalam tugas/kerja dan memahami pengertian tentang suatu pekerjaan/tugas.

2. Kemampuan bekerjasama dalam tugas. Kerjasama yaitu kemampuan seorang pegawai/aparat untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan,

(14)

___________________Jurnal NIARA Vol. 1 No. 1 Tahun 2011 (Edisi Khusus) 14 sehingga mencapai daya guna dan hasil

guna yang sebesar-besarnya. 3. Bekerja tepat waktu.

Suatu bentuk usaha kegiatan yang dilaksanakan dan diprakarsai oleh aparat untuk bisa mengarahkan dan mengendalikan pekerjaan. Memiliki ketekunan kerja, hasrat kerja, kreativitas dan minat/perhatian terhadap pekerjaan. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan dengan cara ceramah dan diskusi.

Metode ceramah dilakukan dengan cara memberikan penjelasan materi yang mencakup penguasaan tugas, kemampuan bekerja sama dan bekerja tepat waktu.

Metode diskusi yaitu dilakukan setelah metode ceramah dan penjelasan dengan cara memberikan kesempatan kepada para peserta pengabdian untuk bertanya jawab.

Praktikum dilaksanakan dengan cara praktek langsung bagaimana membuat buku registrasi yang baik, cara memfile dokumen baik secara manual maupunn dengan menggunakan teknologi, dan pembuatan file data penduduk.

Keterkaitan Kegiatan

Keterkaitan pengabdian ini melibatkan dosen Fakultas Ilmu Administrasi dengan aparat kantor Kelurahan Umban Sari, dalam melaksanakan pengelolaan administrasi kelurahan. Yang terdiri dari

- Dosen Fakultas Ilmu Administrasi :  dosen pengampu mata kuliah

Manajemen perkantoran

 dosen pengampu mata kuliah administrasi Pembangunan

 dosen pengampu mata kuliah Sistim Informasi Management

- Aparat kantor Kelurahan Umbansari - Sekretraris Lurah

- Kasi kasi yang ada di kelurahan Umbansari

- Staf lurah

Rancangan Evaluasi

Rancangan evaluasi akan dilaksanakan setelah dilaksanakan ceramah dan diskusi diperkirakan pada pertengahan Maret 2011.

Evaluasi akan dilaksanakan dengan cara melihat hasil perkembangan dari metode yang telah diberikan dengan menyebarkan kuisioner kepada peserta penyuluhan.

HASIL

Tim pembinaan terdiri dari 2(dua) orang dosen dimana masing masing dosen memberikan materi yang berbeda sesuai dengan materi pembinaan yang sesuai dengan keahlian dosen pemateri. Dimana materi terdiri dari materi Administrasi Pembangunan,Materi Manajemen Perkantoran dan materi Sistim Informasi Manajemen.

Hasil yang dicapai dari kegiatan pembinaan di Kelurahan Umbansari adalah menerapkana seluruh ilmu serta meningkatkan pengetahuan pada peserta pembinaan khususnya. Pelaksanaan pembinaan dilakukan dengan metode ceramah dalam penyampaiannya. Setelah para dosen menyampaikan materi pembinaan, sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab.

Rancangan evaluasi yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret 2011 adalah dengan menyebarkan kuisioner (terlampir) kepada seluruh peserta

(15)

___________________Jurnal NIARA Vol. 1 No. 1 Tahun 2011 (Edisi Khusus) 15 pembinaan.Evaluasi dilaksanakan untuk

melihat perkembangan dari metode yang telah diberikan.

Dari hasil pengabdian kepada masyarakat, tim mengumpulkan data sebagai laporan dan evaluasi. Dalam hal kegiatan dapat disimpulkan. :

1. Dari data yang dikumpulkan ternyata seluruh peserta pembinaan sangat antusias terhadap peningkatan keilmuan dalam mengelola administrasi yang benar.

2. Dari hasil pembinaan dan sesi tanya jawab serta konsultasi terlihat para kasi dan staf ternyata masih mengalami kesulitan dalam hal aplikasi teknologi seperti mengoperasional kan komputer untuk mendata surat ,registrasi dll yang berhubungan dengan masalah administrasi, dimana bekerja harus sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

3. Keberhasilan Pembinaan di Kelurahan Umbansari ini disebabkan karena adanya antusias peserta pembinaan.Walaupun ilmu yang didapat dari kegiatan pembinaan ini ini masih relatif sedikit ,namun cakrawala berfikir peserta sudah mulai terbuka.

SIMPULAN

1. Dari hasil pembinaan dan sesi tanya jawab serta konsultasi terlihat para kasi dan staf ternyata masih mengalami kesulitan dalam hal aplikasi teknologi seperti mengoperasional kan komputer untuk mendata surat ,registrasi dll yang berhubungan dengan masalah administrasi.

2. Dari data yang dikumpulkan ternyata seluruh peserta pembinaan sangat antusias terhadap peningkatan keilmuan dalam mengelola administrasi yang benar.

SARAN

Materi pembinaan dan konsultasi yang telah disampaikan dipraktekkan dalam kehidupan sehari hari. Pelaksanaannya dapat diadakan kembali dengan materi yang menyentuh Teknologi. Ada pendampingan antara pemerintah daerah dengan Universitas Lancang Kuning dalam membina pegawai kelurahan .

DAFTAR PUSTAKA

Ndraha, Taliziduhu, “Pembangunan

Masyarakat”, Penerbit Bineka

Cipta, Jakarta, Tahun 1990.

Soeprihanto, Jhon, Penilaian Kerja Karyawan, Penerbit BPFE Yogyakarta, 1998.

T.Hani Handoko, “Teori Manajemen” Cetakan Kelima belas, Penerbit BPFE, Yogyakarta tahun 1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

Winardi, “Motivasi dan Pemotivasian dalam

Manajemen”, penerbit Raja

Grafindo Persada, Jakarta, tahun 2001

Gambar

Tabel      Rekapitulasi  tanggapan  responden  tentang  faktor  yang  mempengaruhi  perolehan  modal  dalam  mengkuatkan  usaha  di  Desa Sei Mempura Kec

Referensi

Dokumen terkait

Jenis kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah Penyuluhan, Pembinaan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan

Untuk merealisasi kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan di Klinik Pratama “RAHMATIKA” Kota Semarang dengan memberikan Penyuluhan Hukum, maka dengan

Hasil positif dalam Pengembangan Model Proses Bisnis Industri Kreatif kain tenun memberikan dampak bagi pelaku industri di Kalimantan Barat untuk mengadopsi cloud

HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di SMK SPES PATRIAE Tanjung Priok, Jakarta Utara yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit

Untuk merealisasi kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan di Klinik Pratama “RAHMATIKA” Kota Semarang dengan memberikan Penyuluhan Hukum, maka dengan kegiatan ini tim Pengabdian

SIMPULAN Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan berupa kegiatan penyuluhan pada Yayasan TK Al Amin Mojoroto Kota Kediri dapat menambah pengetahuan dan wawasan

Dimana kegiatan pengabdian masyarakat hendak dilakukan, memberi dukungan dalam kegiatan ini dengan memudahkan koordinasi pengadaan kegiatan pembinaan dan penyuluhan tentang “Upaya

SIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian didapatkan terdapat peningkatan pengetahuan orang tua dan guru sebelum dan sesuah diberikan edukasi melalui penyuluhan tentang tumbuh