• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SMA NEGERI 3 SALATIGA KELAS X MIPA 2 TAHUN PELAJARAN 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SMA NEGERI 3 SALATIGA KELAS X MIPA 2 TAHUN PELAJARAN 2017 - Test Repository"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI

MADINAH MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA SMA NEGERI 3 SALATIGA KELAS X MIPA 2 TAHUN PELAJARAN 2017

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Di Susun Oleh

Dara Ayu Ningsih

111-13-038

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Ibu dan kakak-kakaku tercinta yang selalu mencurahkan segala usaha dan doa demi kelancaran studi penulis.

2. Almarhum Ayah yang selalu hadir (Kata-kata motivasinya) ketika kaki berat melangkah.

3. Dosen pembimbing Skripsi Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. yang dengan keikhlasan dan kesabarannya selalu memberikan arahan sampai terselesainya skripsi ini.

4. Bapak K. H. Slamet Al Barqy dan Ibu Nyai Hj. Ninik Munijah yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk terus belajar.

5. Adik-adiku tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang.

6. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Tahun 2013 Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang selalu kompak.

7. Semua Dosen Pengajar Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

8. Kepala Sekolah dan Dewan Guru SMA N 3 Salatiga yang telah memberikan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

9. Semua teman-teman yang telah membantu dalam segala hal.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelasaikan pembuatan karya ilmiah dalam bentuk hasil penelitian yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SMA NEGERI 3 SALATIGA KELAS X MIPA 2 TAHUN PELAJARAN 2017” sesuai dengan rencana atau jadwal yang telah ditetapkan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S I jurusan Pendidikan Agama Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari bergabai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi penilitian tindakan kelas ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI di IAIN Salatiga yang berkenan menyetujui dan merestui skripsi ini.

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. sebagai pembimbing skripsi ini yang telah banyak membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Badwan, M. Ag., selaku Pembimbing Akademik IAIN Salatiga. 6. Bapak Ibu Dosen, yang telah memberikan pandangan dan dorongan sehingga

terwujudnya skripsi ini.

(9)
(10)

x ABSTRAK

Dara Ayu Ningsih. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah Saw Di Madinah Melalui Metode Critical Video Pada Sma Negeri 3 Salatiga Kelas X Mipa 2 Tahun Pelajaran 2017. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata Kunci : Peningkatan, hasil belajar dan Metode Critical Video

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru di SMA N 3 Salatiga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, khususnya materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dan belum memperoleh hasil yang memuaskan. Dengan demikian peneliti sebagai guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti perlu berusaha keras agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencoba mencari cara atau model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang peneliti pilih untuk penelitian yaitu Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah. Dengan rumusan masalah yaitu Apakah metode Critical Video dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah pada siswa kelas X MIPA 2?.

Pembelajaran dengan menggunakan Metode Critical Video dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terjadi karena siswa dengan video yang didalamnya terdapat kisah-kisah Rasulullah saw yang berbeda antara kisah Rasulullah saw satu dengan yang lainnya, sekaligus didalam kisah Rasulullah saw tersebut sudah terdapat penjelasan dan cara meneladani perjuangan dakwah Rasulullah saw sekaligus dimudahkan dalam mempelajari perjuangan dakwah Rasulullah saw.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 9

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Hakikat Belajar ... 15

B. Pendidikan Agama Islam ... 29

C. Metode Pembelajaran ... 42

D. Metode Critical Video ... 47

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 52

A. Gambaran Umum SMA N 3 Salatiga ... 52

B. Deskripsi Pelaksanaan ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 91

A. Deskripsi Paparan Siklus ... 91

B. Pembahasan ... 103

BAB V PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Kejuaraan Yang Diraih Siswa SMA Negeri 3 Salatiga ... 55

Tabel 3.2 Keadaan Guru SMA Negeri 3 Salatiga ... 60

Tabel 3.3 Keadaan Pegawai Tata Usaha dan Pembantu Pelaksana SMA Negeri 3 Salatiga ... 66

Tabel 3.4 Rekapitulasi Data Siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 ... 75

Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana SMA N 3 Salatiga ... 77

Tabel 3.6 Subjek Penelitian ... 79

Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 91

Tabel 4.2 Data Observasi Guru Siklus I ... 94

Tabel 4.3 Data Observasi Peserta Didik Siklus I ... 95

Tabel 4.4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 95

Tabel 4.5 Data Observasi Guru Siklus II ... 98

Tabel 4.6 Data Observasi Peserta Didik Siklus II ... 99

Tabel 4.7 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus III ... 99

Tabel 4.8 Data Observasi Guru Siklus III ... 102

Tabel 4.9 Data Observasi Peserta Didik Siklus III ... 103

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi

Lampiran 2 Photo Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 3 Nilai Ulangan Harian Lampiran 4 Soal dan Jawaban persiklus

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 6 Lembar observasi Siswa Siklus I, II, III Lampiran 7 Lembar observasi Guru Siklus I, II, III

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Lampiran 9 Biodata Penulis

(15)
(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat penting sebagai dasar dari setiap muslim untuk mengetahui, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan ini menjadi tanggung jawab bersama terlebih sebagai orang tua yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan anak. Pendidikan ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menjadi suatu kebiasaan yang berubah menjadi watak.

(17)

2

Thomas Gordon mengemukakan mengajar dan belajar mempunyai fungsi yang berbeda, proses yang tidak sama dan terpisah. Perbedaan antara mengajar dan belajar bukan hanya disebabkan karena mengajar dilakukan oleh seorang guru sedangkan proses belajar berlangsung didalamnya. Bila proses belajar mengajar secara efektif, itu berarti telah terbina suatu hubungan yang unik antara guru dengan siswanya, proses itu sendiri adalah mata rantai yang menghubungkan antara guru dengan siswanya (Thomas Gordon, 1986:5 ).

Hampir di semua sekolah yang sebagian besar waktu digunakan untuk kegiatan proses belajar mengajar, didapati murid-murid yang banyak menghadapi masalah. Sedang guru jarang yang terlatih untuk menolong memecahkan masalah itu. Dilain pihak guru sendiri menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh murid-murid yang reaktif (membuat onar, gaduh dan lain-lain) sehingga guru tidak dapat mengontrol. Metode Critical Video dapat menjadikan seorang guru menjadi efektif yang akan memberikan kepada guru lebih banyak waktu untuk mengajar, dimana guru diminta siswa untuk mengajar dan murid dimotivasikan ( Thomas Gordon, 1986:6 ).

(18)

3

mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.

(19)

4

dinamis. Maka dari itu media bukan hanya sebagai alat bantu tetapi merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.

Selain media, metode dalam pembelajaran juga tidak kalah penting dalam proses pembelajaran karena metode ini yang akan digunakan dalam penyampaian materi kepada siswa. Berhasil tidaknya dalam pembelajaran tergantung pada metode yang digunakan. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyatakan bahwa, kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006 : 72). Ada berbagai variasi metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran diantaranya metode proyek, metode resitasi, metode diskusi, metode eksperimen, metode sosiodroma, dan lain sebagainya. Dengan variasi metode dalam pembelajaran guru dapat menyampaikan pelajaran dengan baik, dengan metode yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda dalam menerima pelajaran, guru harus pandai dalam memanfaatkan proses belajar ini agar tujuan dari pembelajaran berjalan dengan sesuai Standar Kompetensi yang telah ditetapkan. Penggunaan alat peraga yang aktif, kreatif, menyenangkan, media yang tepat dan metode yang sesuai sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran.

(20)

5

pelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya untuk bab Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah akan terlaksana dengan baik. Akan lebih baik apabila pelajaran tersebut dapat dikonkritkan dalam pembelajaran yaitu berupa cerita-cerita dari guru ataupun dengan alat bantu lainnya yang sesuai misalnya dengan melihatkan gambar cerita (film), karena hal ini akan lebih menarik bagi siswa dan membantu guru lebih mudah dalam penyampaian materi.

Untuk membantu memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terutama pada bab Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah, disini perlu adanya sebuah media ataupun metode dalam mengajar yang nantinya akan berguna dan lebih memberikan kesan terhadap siswa. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik utuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk dikaji lebih jauh, sistematis,

dan obyektif dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah Saw Di Madinah Melalui Metode Critical Video Pada Sma Negeri 3 Salatiga Kelas

X Mipa 2 Tahun Pelajaran 2017 “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dirumuskan

permasalaha penelitian sebagai berikut : “Apakah metode Critical Video

(21)

6 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian

yang akan dicapai adalah sebagai berikut : “Untuk mengetahui

penggunaan metode Critical Video dalam meningkatkan prestasi belajar siswa materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah pada siswa kelas X MIPA 2.”

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis adalah salah satu jawaban yang bersifat sementara yang terkumpul (Ari Kunto, 2009: 67). Hipotesis adalah tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi (Mulyasa, 2011: 63). Dari kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atas kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin benar atau salah. Hipotesis ini akan diterima jika benar dan akan ditolak jika salah.

Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis sebagai berikut,

“Jika metode Critical video dapat diterapkan dengan baik pada pelajaran

Pendidikan Agama Islam materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X MIPA 2 di SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2017.” Indikator keberhasilan adalah 80% tercapai nilai KKM sebesar 76.

E. Kegunaan Penelitian

(22)

7 1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang penggunaan metode Critical Video sebagai upaya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agam Islam sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

1) Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan.

2) Ikut berpartisipasi dalam mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam peningkatan mutu pendidikan.

3) Sebagai salah satu dasar penentu kebijakan sekolah selanjutnya. F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman judul yang penulis yang ajukan dan agar kehendak dari pemahaman yang sebenarnya tidak menimbulkan interpretasi lain maka penulis memberikan pengertian dan batasan masing-masing istilah judul tersebut.

1. Peningkatan Prestasi Belajar

(23)

8

Sedangkan Peningkatan Prestasi Belajar merupakan hasil kegiatan belajar pada penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkangkan melalui mata pelajaran yang ditunjukan dengan nilai huruf atau angka yang diberikan oleh guru.

2. Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah

Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw merupakan suatu wujud atau perilaku yang mengikuti ajaran Rasulullah saw yang melalui pengorbanan dan peperangan untuk mencapai kemerdekaan atau keberhasilan, sehingga tidak terjadi perselisihan antara agama dan kehidupannya.

Rasulullah saw melihat bahwa penganiayaan Quraisy terhadap beliau dan sahabat-sahabatnya makin menjadi-jadi, diluar peri kemanusiaan dan sopan santun. Beliau yakin bahwa kota Makkah tidak sesuai lagi untuk dijadikan pusat dakwah. Maka dari itu Rasulullah saw memutuskan untuk berhijrah ke kota Madinah (Syalabi, A, 2003:86).

3. Metode Critical Video

(24)

9

siswa diperlihatkan dengan video yang sesuai dengan tujuan pembelajaran (Azhar Arsyad, 1997:14).

Jadi yang dimaksud dengan judul penelitan yang menggunakan metode Critical Video ini adalah cara penyampaian dalam pembelajaran dengan menggunakan video atau film pada materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. Dimana siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam tentang Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah, rancangan penelitian yang di buat adalah sebagai berikut :

a. Melihat kondisi riil hasil ulangan siswa melalui daftar nilai serta tingkat ketercapaian dalam Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).

b. Menyiapakan media dan fasilitas pendukung. c. Menyusun rencana pembelajaran.

d. Membuat panduan observasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah.

(25)

10 2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini meliputi Peserta didik kelas X MIPA 2 di SMA Negeri 3 Salatiga tahun 2017 yang berjumlah 38 siswa.

3. Langkah – langkah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam 3 Siklus dengan alur perencanaan (plaining), implementasi tindakan ( Acting ), pengamatan ( Observing ), refleksi ( Reflecting ) pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Prestasi belajar siswa PAI rendah

Belajar tanya jawab, pemberian tugas, dan tindak lanjut .

Siklus II

Pembelajaran PAI dengan metode tanya jawab,

demonstrasi, metode Critical Video, pemberian tugas, dan tindak lanjut .

Tindakan

(26)

11 4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitan untuk metode Critical Video adalah : a. Soal tes pada setiap siklus.

b. Lembar Pengamatan. 5. Pengumpulan Data

a. Tes

Dalam hal ini peneliti mengadakan tes / evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui pre test dan post tes yaitu dengan tes tertulis dan tanya jawab. Metode ini digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi atau hasil belajar siswa, yang diberikan sebelum penelitian (pre test) dan setelah siswa mendapatkan tindakan (post test) dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.

b. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematika terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (S. Margono, 2001:158). Pengamatan dan pencatatan oleh peneliti dilakukan dengan teknik observasi langsung, dimana

Siklus III

Pembelajaran PAI dengan metode Critical Video,

(27)

12

peneliti berada bersama obyek yang diselidiki, dan berpartisipasi atau ikut ambil bagian dalam situasi yang sedang terjadi. Untuk mengetahui hasil peningkatan dalam proses pembelajaran.

Jadi observasi adalah suatu pengumpulan dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi / pengamatan terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan pengamatan terhadap guru yang mengajar.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dokumen, hasil rapat, catatan harian dan sebagainya.

6. Analisis Data a. Ketuntasan

(28)

13 b. Tekhnik Analisis Data

Analisis data dilakukan peneliti untuk menguji guru dan siswa. Penelitian menggunakan analisis kuantitatif, yaitu dengan memberikan pretest sebelum pemberian tindakan dan menghitung rata-rata hasil tes kemudian memberikan tindakan. Setelah tindakan dilakukan, peneliti memberikan posttest dan menghitung rata-rata hasil belajar. Setelah itu peneliti menghitung selisih antara kedua rata-rata untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan indikator keberhasilan tindakan.

Presentase ketuntasan adalah 80% dari jumlah total siswa dalam satu kelas mendapat nilai 76. Pengukuran presentase kompetensi secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

P =

X 100%

H. Sistematika Penulisan Skripsi

(29)

14

penelitian, pengumpulan data, dan analisis data) dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka berisi tentang : hakikat belajar terdiri dari (pengertian prestasi belajar, pengertian belajar, fungsi prestasi belajar, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar, dan faktor-faktor keberhasilan pai), pendidikan agama islam terdiri dari (pengertian pai, tujuan, fungsi materi pai di sma negeri 3 salatiga, indikator keberhasilan pai di sma negeri 3 salatiga, dan materi pai sma negeri 3 salatiga), metode pembelajaran, metode critical video terdiri dari (kelebihan metode critical video, kelemahan metode critical video, dan langkah-langkah metode critical video ).

BAB III Pelaksanaan Penelitian berisi tentang : gambaran umum sma n 3 salatiga yaitu terdiri dari (keadaan guru dan karyawan, sarana prasarana, struktur organisasi, visi dan misi, dan subyek penelitian), deskripsi pelaksanaan terdiri dari (siklus I, siklus II, dan siklus III).

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan berisi tentang : deskripsi per siklus yaitu dengan hasil prestasi belajar siswa (data hasil pengamatan/ wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan), pembahasan.

(30)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Pemahaman tentang prestasi belajar dapat ditinjau dari prestasi dan belajar. Sedangkan masalah prestasi belajar itu sendiri selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memerlukan pembahasan tersendiri. Oleh karena itu, pembahasan masalah prestasi belajar ini secara berturut-turut akan dibahas: pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah berusaha (berlatih) suapaya mendapat suatu kepandaian. Zainal Arifin menambahkan bahwa prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Zainal Arifin, 1988:3). Sehingga yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang didapatkan melalui tes tertentu untuk mendapatkan hasil atau kepuasan dari usaha belajar baik berupa pengetahuan maupun keterampilan.

(31)

16

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu, (Sutratinah Tirtonagoro, 2009: 43).

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru, (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2000: 70).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dengan bekerja keras, ulet, tekun, sehingga bisa memberikan kepuasan dan pemenuhan hasrat ingin tahu siswa. Berdasarkan pendapat tersebut jelaslah bahwa prestasi belajar merupakan hasil siswa setelah melakukan suatu proses pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam adalah hasil siswa setelah melakukan suatu proses belajar Pendidikan Agama Islam.

2. Pengertian Belajar

Menurut Slameto, belajar secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 1991:2).

Tabrani Rusyan menjelaskan pengertian belajar adalah :

(32)

17

merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas dari itu, yakni mengalami hasil belajar bukan hanya penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama, tujuan belajar itu pada prinsipnya sama yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapainya. Pengertian ini menarik beratkan antara individu dengan lingkungan.

c. Belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman tertentu.

d. Belajar itu selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu (Tabrani Rusyan, 1989:7-9).

(33)

18

Munjahid menambahkan bahwa, setiap perbuatan belajar itu selau terdapat dua aspek yaitu aspek jasmaniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi) (Munjahid, 2007:5). Otak adalah strukturnya dan berfikir adalah fungsinya. Keduanya saling pengaruh mempengaruhi. Misalnya kalau otak luka, maka fungsi berfikirnya akan terganggu. Begitu pula sebaliknya jika fungsi berfikir itu tidak normal, maka struktur otak itu akan berubah bentuknya. Sedangkan mengenai perubahan tingkah laku yang terjadi setelah adanya proses belajar yaitu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari belajar. Maksudnya adalah perubahan belajar pada dasarnya adalah proses yang sadar. Artinya yang bersangkutan telah melakukan sesuatu secara sadar pada dirinya dirasakan adanya perebuhan tertentu. Kemudian perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perbuatan belajar pada hakekatnya merupakan aspek-aspek kepribadian, tingkah laku, kecakapan, sikap dan perhatian yang terus menerus berfungsi pada dirinya. Artinya pengalaman-pengalaman yang baru diperoleh bukanya statis, tetapi dinamis dan seklaigus mengandung nilai-nilai positif dan aktif.

(34)

19

sikap, inhibisi, apresiasi, tingkah laku efektif, pengamatan, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Ada beberapa fungsi dari prestasi belajar seperti yang dinyatakan oleh Zaianal Arifin adalah:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam mengingatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam mengingatkan mutu pendidikan.

(35)

20

belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum (Zainal Arifin, 1988:3-4).

Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa fungsi prestasi belajar adalah sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam mengningkatkan ilmu pengetahuan dan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam proses belajar.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Ada berbagai macam faktor faktor yang dapat mempengaruhi dalam belajar, diantaranya adalah :

a. Faktor Internal

Faktor ini terjadi pada kondisi diri atau faktor dalam siswa itu sendiri, yaitu :

1) Faktor Jasmaniah

Menurut Slameto faktor jasmaniah terdiri dari sebagai berikut :

(36)

21

Kesehatan adalah keadaan baik segenap badan yang bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah dan gangguan lainnya.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau bandan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga akan terganggu. Jika hal itu terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus.

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut:

a) Intelegensi

(37)

22

intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai intelegensi yang rendah.

b) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi yang semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbulah kebosanan sehingga tidak suka lagi belajar.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Kalau seseorang tidak berminat mempelajari sesuatu, tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik, sebaliknya bila seseorang berminat untuk mempelajari sesuatu, maka hasilnya akan lebih baik.

d) Bakat

(38)

23

pada bidang yang sesuai dengan bakatnya, maka kemungkinan keberhasilannya akan lebih besar.

e) Motif

Dalam proses belajar haruslah di perhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan/menunjang belajar. f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang) jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dalam belajar.

g) Kesiapan

Kesiapan untuk memberi response atau beraksi. Kesiapan juga perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik.

3) Faktor Kelelahan

(39)

24

jasmani dan rohani. Artinya kelelahan jasmani yang terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat kelesunan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik harus menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern ini dipengaruhi dari luar diri siswa sendiri sebagai berikut:

1) Keadaan yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam keluarga, pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, dan sebagainya. Jalinan hubungan antar anggota keluarga yang harmonis dan suasana kondusif dirumah sangat membantu keberhasilan belajar anak.

(40)

25

Sebagian besar aktivitas anak berada disekolah, pengembangan kepribadian anak sebagai totalitas banyak ditanamkan dan diupayakan dalam lingkungan pendidikan sekolah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah Pengajar, hubungan anatar anggota sekolah (guru, staf dan siswa), metode mengajar, kualitas guru, kurikulum yang dipakai, kedisiplinan sekolah, fasilitas sekolah, suasana sekolah dan sebagainya.

3) Faktor Masyarakat

(41)

26 5. Faktor-faktor Keberhasilan PAI

Ada beberapa faktor-faktor yang mmpengaruhi keberhasilan belajar pada Pedidikan Agama Islam (PAI), yaitu :

a. Pendidik

Pendidik adalah pengajar yang mendidik. Pendidik tidak hanya mengajar bidag studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsa. Sebagai pendidik harus memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar merupakan wujud emansipasi diri siswa. Pendidik bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.

Pendidik yang mampu untuk memainkan peranan dan fungsinya dalam menjalankan tugas guruannya secara profesional dan mampu menjadi motivator serta fasilitator dalam proses belajar mengajar disekolah.

b. Peserta Didik

(42)

27

Peserta didik yang bersih hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa, anak didik yang menguasai dirinya dengan akhlak yang mulia seperti, bersikap benar, taqwa, ikhlas, zuhud, merendahkan diri dan ridha. Peserta didik yang selalu menghormati gurunya dan selalu berusaha untuk senantiasa memperoleh kerelaan dari guru (Nata Abudin, 1997:182) .

c. Kurikulum

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan seokalah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum tersebut berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Berdasrkan kurikulum tersebut, guru menyusun desain intruksional untuk membelajarkan siswa. Hal itu berarti bahwa program pembelajaran disekolah sesuai dengan sistem pendidikan nasional.

(43)

28 d. Metode

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan. Pada pembelajaran siswa dapat menggunakan metode-metode mengajar dengan cara yang digunakan oleh guru yang telah tersusun secara baik dan rapi untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa supaya dalam proses belajar mengajar tujuan dari mengajar dapat tercapai dengan efektif dan efesien.

Metode pendidikan yang berdaya guna dan berhasil guna dengan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama Islam melalui tekhnik mtivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap. Disamping berdaya guna untuk mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

e. Sarana dan Prasarana

(44)

29

tersedianya sarana dan prasarana belajar berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya.

Sarana dan prasarana yang bisa memotivasi belajar siswa terhadap ajaran agama Islam yang tidak tertabatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan barang atau peralatan, tetapi juga ide, gagasan, prosedur, tekhnik, dan strategi yang dikembangkan oleh pihak sekolah atau dari pihak pemerintah (Dimyati, 2009:250).

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor keberhasilan PAI sangat mempengaruhi dalam proses belajar siswa. Yaitu dengan adanya pendidik sebagai pengelola kegiatan belajar siswa di sekolah, peserta didik sebagai objek atau bahan mentah dalam proses transformasi pendidikan, kurikulum sebagai desain intruksional pada proses belajar siswa, metode sebagai proses belajar mengajar tujuan dari mengajar dapat tercapai dengan efektif dan efisien, sarana dan prasarana sebagai fasilitas proses dalam belajar mengajar.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agam Islam (PAI)

(45)

30

Dalam istilah pendidikan adalah pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya kata pendidikan ini dihubungkan dengan Agama Islam, dan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat diartikan secara terpisah.

Jadi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pendamping hidup.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu usaha atau kegiatan. Dalam merumuskan tujuan tentunya tidak boleh menyimpang dari ajaran Islam. Sebagaimana yang telah diungkapkan Zakiyah Darajat dalam bukunya Metodologi Pengajaran Agama Islam menyebutkan tiga prinsip dalam merumuskan tujuan yaitu:

a. Memelihara kebutuhan pokok hidup yang vital, seperti agama, jiwa, raga, keturunan, harta, akal, dan kehormatan.

b. Menyempurnakan dan melengkapi kebutuhan hidup sehingga yang diperlukan mudah didapat, kesulitan dapat diatasi dan dihilangkan. c. Mewujudkan keindahan dan kesempurnaan dalam suatu

(46)

31

Jadi Pendidikan Agama Islam disekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan, pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaan.

3. Fungsi Materi PAI di SMA

Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Zakiah Daradjad berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa : Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: a. Menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat.

b. Menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia.

c. Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.

Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

(47)

32

b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional.

c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat ber sosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran

Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.

Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

4. Indikator Ketuntasan PAI SMA

Setiap siswa dikatakan berhasil belajarnya (ketuntasan individu) jika jawaban benar siswa 76 dan suatu kelas dikatakan berhasil belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat 80% siswa yang telah tuntas belajarnya.

5. Materi PAI SMA Negeri 3 Salatiga

(48)

33

Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam (Istianah, 2006: 7). Sedangkan Periode Madinah sendiri yaitu tempat kota yang dijadikan perjalanan hijrah Nabi Muhammad yang kedua kalinya setelah Kota Makkah. Usaha Rasulullah saw untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan yang melalui pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk mencapai kemerdekaan dan keberhasilan sangatlah kuat (Muhibbin, 1995: 15). Dengan perjalanan Rasulullah saw yang diperintahkan Allah SWT untuk menyebar luaskan agama islam kepada umatnya dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan – Nya di kota Yatsrib (Madinah).

a. Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah Rasulullah saw adalah satu-satunya manusia yang tidak bisa diserupai oleh siapa pun. Bahkan setan dan iblis tidak mampu menyerupai Rasulullah saw walaupun teah mengarahkan segala daya dan upaya. Rasulullah saw berjuang untuk mensyariatkan Agama Islam dengan penuh perjuangan dan kesabaran beliau adalah Nabi yang paling mulia dari utusan Allah(Adzim Irsad, 2009:53).

(49)

34

Wafatnya istri tercinta Siti Khadijah dan Pamannya Abu Talib, yang selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kafir Quraisy, beban Rasulullah saw Dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin berat. Sesudah Abi Thalib dan Khadijah meninggal dunia, Rasulullah saw melihat bahwa penganiayaan Quraisy terhadap beliau dan sahabat-sahabatnya makin menjadi-jadi, diluar peri kemanusiaan dan sopan santun. Beliau yakin bahwa kota Makkah tidak sesuai lagi untuk dijadikan pusat dakwah. (Syalabi, A, 2003:86). Sehingga turunlah Q.S Al Lahab ayat 1-5 yang menjelaskan tentang sikap Abu Lahab dan istrinya yang suka memfitnah orang yaitu sebagai berikut :



(50)

35

2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. 5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw untuk hijrah dari kota Madinah antara lain sebagai berikut.

a. Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah saw di Bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam.

b. Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekkah yang terdiri atas suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah saw dan mengajak beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Rasulullah saw dan pengikutnya serta melindungi kelurganya seperti mereka melindungi anak dan istri mereka. Dan dijelaskan juga pada Al Qur’an Surat Al Anbiya ayat 107 sebagai berikut :









(51)

36

Artinya :

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk

(menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw untuk hijrah dari kota Mekkah adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah saw dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mutallib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy mencakup hal-hal berikut:

(1) Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad saw.

(2) Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.

(3) Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.

(4) Musuh Nabi Muhammad saw harus didukung dalam keadaan bagaiman pun.

Pemboikotan tersebut tertulis diatas kertas sahifah

atau plakat yang digantungkan di dinding Ka’bah dan tidak

(52)

37

Penduduk Madinah menyambut kedatangan Rasululah saw dengan meriah, baik dijalanan maupun di depan rumah. Anak-anak dan para wanita mengatakan “Rasulullah saw telah datang. Rasulullah telah datang. Allah Mahabesar. Muhammad

telah datang. Muhammad telah datang.” Sabda Rasulullah saw berkata kepada Umar yaitu :

َتولا ُلله ا و نَلاا ُهَو ِاَف : ٌلله ا وٌس َر لق

ىسفو هم ىل ا ُبح ئ

بطخ هب رمع(

)

Artinya :

“Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya sekarang demi Allah

engkaulah yang lebih aku cinta daripada diriku sendiri. “

(Umar Bin Khattab)

Aku tetap berjalan dan tidak melihat apa-apa. Aku pun berjalan lagi bersama mereka swraya mengatakan “Muhammad

telah datang” hingga Rasulullah sawdan Abu Bakar muncul.

Mereka pun beristirahat disalah satu tembok kota Madinah. Kemudian mereka mengutus salah seorang penduduk kampung (Baduwi) untuk meminta izin kepada orang-orang Anshar (Imam Adz-Dzahabi, 2005:277-278).

(53)

38

Nabi Muhammad saw dan para Muhajirin seperti saudara mereka sendiri. Mereka menyambut Rasulullah saw dengan kaum Muhajirin dengan penuh rasa hormat selayaknya seorang tuan rumah menyambut tamunya. Bahkan, mereka mengumandangkan sya’ir yang begitu menyentuh qalbu. Nabi Muhammad saw dalam menciptakan suasana agar nyaman dan tenteram di kota Madinah, dibuatlah perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjiannya ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan tiap-tiap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya.

Isi perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad saw dengan kaum Yahudi sebagai berikut:

(1) Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin.

(2) Kedua belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.

(3) Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang memerangi mereka.

(54)

39

(5) Kaum Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihati dan tolong-menolong dalam mengajarkan kebajikan dan keutamaan.

(6) Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. (7) Kalau terjadi perselisihan diantara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawatirkan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, urusan itu hendaklah diserahkan kepada Allah SWT dan Rasulullah saw. (8) Siapa saja yang tinggal di dalam ataupun di luar kota

Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah SWT menjadi pelindung bagi orang-orang yang baik dan dan berbakti. b) Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam

(1) Kebebasan Beragama

(55)

40

(a) Azan, Salat, Zakat, dan Puasa. (b) Prinsip-Prinsip Kemanusiaan.

(c) Mengerjakan Pendidikan Politik, Ekonomi, dan Sosial.

3) Srtategi Dakwah Nabi saw di Madinah

a) Meletakkan Dasar-Dasar Kehidupan Bermasyarakat

Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad saw segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar ber,asyarakt yang dibangun Nabi adalah sebagai berikut. (1) Membangun masjid.

(2) Membangun ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan antara umat muslim).

(3) Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang nonmuslim.

(56)

41

yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-musuh mereka sebagai berikut:

(1) Perang Badar (2) Perang Uhud

(3) Prang Ahzab/Khandaq (4) Perang Hunain

(5) Perang Tabuk

Genjatan senjata antara Nabi Muhammad saw dan musyrikin Quraisy telah memberi kesempatan kepada Nabi Muhammad saw untuk melirik negeri-negeri lain sambil memikirkan cara berdakwah kesana. Dengan cara sebagai berikut:

(1) Surat Nabi Muhammad saw kepada Para Raja

Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad saw adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Diantara raja-raja yang dikirim surat oleh Nabi Muhammad saw adalah raja Gassan, Mesir, Abisnia, Persia dan Romawi. Tidak satu pun dari raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan Nabi Muhammad saw. Untuk membalas peralukan Raja Gassan, Nabi Muhammad saw menyiapkan 3.000 orang pasukan peperangan terjadi di

Mu’ah.

(57)

42

Dalam penakluan Mekkah terdapat Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu :

(a) Kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun dan ditangguhkan sampai tahun depan.

(b) Lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja.

(c) Kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah. Sebaliknya, pihak Quraisy menolak mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah.

(d) Selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah.

(e) Tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukanya tanpa mendapat rintangan.

Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk

mengambil alih Ka’bah dan menguasai Mekah kembali

(58)

43

yang merupakan suku Nabi Muhammad saw sendiri akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk islam karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah.

C. Metode Mengajar PAI

Metode mengajar terdiri dari dua kata yaitu metode dan mengajar. Menurut W.J.S. Poerdarminta metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan. Mengajar adalah memberi pelajaran (W.J.S. Poerdarminta, 2006:15). Mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses beajar secara efektif. Sehingga metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru yang telah tersusun secara baik dan rapi untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa supaya dalam proses belajar mengajar tujuan dari mengajar dapat tercapai dengan efektif dan efesien.

(59)

44

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa pengertian dari metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas (resitasi), dan demontrasi, adalah sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah ialah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa. Dalam bahasa

inggris metode ceramah disebut dengan istilah “lecturing method atau

telling method”. Metode ini sering digunakan karena metode ini sangat mudah untuk dilakukan. Metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metod ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam metode ini, yang perlu diperhatikan adalah hendaknya ceramah yang diberikan oleh guru yang mudah dimengerti oleh siswanya, mudah di terima serta mampu menstimulasi pendengar (peserta didik) untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar dari isi ceramah yang diberikan guru tadi.

Untuk bidang studi agama, metode ceramah masih tepat untuk dilaksanakan, misalnya untuk memberikan pengertian tentang tauhid, karena tauhid tidak dapat diperagakan, sukar didiskusikan, maka seorang guru akan memberikan uaraian menurut caranya masing-masing dengan tujuan murid dapat mengikuti jalan fikiran guru (Hisyam Zaini, 2008:89).

(60)

45

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang untuk berpikir dan membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran.

3. Metode Resitasi (Pemberian Tugas)

Metode resitasi bisa disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa di beri tugas-tugas khusus diluar jam pelajaran. Metode ini dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan yang diterima siswa lebih mantap dan mengaktifkan mereka dalam mencari atau mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak membaca, mengerjakan sesuatu secara langsung (Silberman, 2009:47).

Metode pemberian tugas merupakan salah satu cara didalam penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan sejumlah tugas kepada siswa-siswanya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggungjawabkannya.

4. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa (Arief, 2002:190).

(61)

46

shalat yang sesuai dengan ajaran atau contoh Rasulullah saw (Daradjat Zakiah, 1996:236).

5. Metode Diskusi

Metode Diskusi merupakan interaksi antar siswa atau interaksi siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Dengan metode ini guru menyediakan bahan, topik atau masalah yang akan didiskusikan. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis dan meringkas pembelajaran yang telah berlangsung. Kemudian dapat melatih siswa dalam mengahargai pendpat orang lain.

6. Metode Simulasi

Metode Simulasi adalah menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebelumnya. Penggunaan metode simulasi dengan tahap permulaan proses belajar, diperlukan tingkat diabawah realitas. Siswa diharapkan mengidentifikan lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu dan sebagainya.

(62)

47

melakukan pekerjaan seperti yang seharusnya (Abdul Kodir, 2011:159-161).

D. Metode Critical Video

Menurut W.J.S Poerwadarmint menyatakan bahwa metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan (Poerwadarminta, 2006:767). Sedangkan Critical Video terdiri dari dua kata yaitu Critical dan Video. John M. Echols dan Hassan Shaldy dalam kamusnya menyatakan bahwa, Critical adalah yang mengupas secara kritis, dan Video adalah penyiaran atau penerimaan gambar (John M. Echols dan Hassan Shaldy, 2005:155). Sehingga yang dimaksud metode Critical Video adalah cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan video atau gambar hidup sebagai sarana penyampaian materi kemudian siswa memberikan respon dengan cara mengupas secara kritis video tersebut untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan yang dimaksud disini adalah bagaimana cara meneladani perjuangan dakwah Rasululah saw di madinah dengan baik dan benar.

(63)

48

(64)

49 1. Kelebihan Metode Critical Video

Azhar Arsyad menambahkan keuntungan atau kelebihan dari belajar dengan menggunakan media berupa video (Critical Video) adalah:

a. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain.

b. Video dapat menggambarkn suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya cara yang benar meneladani perjungan dakwah Rasulullah saw. c. Diasmping dapat mendorong dan meningkatkan motivasi, video

menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.

d. Video mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

e. Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.

f. Video dapat ditunjukan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan (Azhar Arsyad, 1997:48-49).

(65)

50

karena video dapat menggambarkan obyek yang bergerak bersama sesuai dengan suara sehingga akan memberikan daya tarik tersendiri.

2. Kelemahan Metode Critical Video

Disampingnya banyak kelebihan yang dimiliki video sebagai media visual juga memiliki kelemahan diantara kelemahan tersebut adalah:

a. Meskipun kelebihan video adalah untuk konsep-konsep materi yang bergerak, hal itu mungkin tidak cocok untuk topik dimana detail pembelajarannya adalah konsep materi yang tidak bergerak, misalnya peta, diagram, chart, dan sebgainya.

b. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya untuk menampilakan gambar dari sebuah video dibutuhkan alat pendukung lainnya.

c. Memerlukan tenaga listrik.

d. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya.

e. Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon atau sms) (Dwiyogo, 2013:213-215).

(66)

51

3. Langkah-langkah Metode Critical Video

Pada pembelajaran siswa dengan menggunakan Metode Critical Video dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Benda yang asli perlu diperagakan di depan kelas jika memungkinkan.

b. Benda juga dapat disajikan dalam ukuran kecil atau miniatur. c. Bisa juga berupa foto dari suatu benda, bentuk-bentuk gambar,

dengan film pendek atau guru menggambarkan benda tersebut di papan tulis.

(67)

52 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Sekolah (Lokasi)

SMA N 3 (Eks. SPG) Salatiga menempati seluruh Gedung serta lokasi SPG Negeri Salatiga sejak SPG Negeri Salatiga dialih fungsikan. Sejak penjajahan jepang sekolah ini digunakan untuk Sihang Gakko. Pada zaman penjajahan Belanda sekolah ini digunakan sebagai Gauverment Jongens Normal School. Tahun 1945-1947 digunakan untuk Sekolah Guru Laki-laki (SGL). Pada pendudukan Belanda tahun 1948 hingga tahun 1950 digunakan oleh tentara Belanda. Pada tahun 1950-1951 digunakan oleh Tentara Nasional. Setelah itu pada tahun 1951 digunakan lagi untuk Sekolah Pendidikan Guru (SGB) hingga tahun 1960 dengan nama SGB Negeri 1. Pada tahun 1960-1964 SGA dan SGTK diintegrasikan menjadi SPG hingga tahun 1991. Kemudian pada 15 juli 1991 SPG Negeri Salatiga dialihfungsikan menjadi SMA N 3 Salatiga hingga sekarang.

Lokasi SMA N 3 Salatiga dapat di lihat pada Identitas Sekolah yaitu sebagai berikut :

a. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Salatiga

b. NIS : 301036204003

c. NPSN : 20328449

(68)

53

e. Alamat : Jalan Kartini No.34 f. No. Telpon : (0298) 323300 g. Kode Pos : 50711

h. Kelurahan : Salatiga i. Kecamatan : Sidorejo

j. Kota : Salatiga

k. Propinsi : Jawa Tengah

l. Tahun Berdiri : 15 Juli 1991 ( Alih fungsi SPG) m. Nomor Rekening : 0153359544

n. Nama Bank : BNI Cabang Semarang Unit Salatiga o. Pemegang Rekening : SMA Negeri Salatiga

2. Visi dan Misi a. Visi

Visi SMA Negeri 3 Salatiga “UNGGUL PRESTASI SERASI DALAM BUDI PEKERTI BERDAYA SAING GLOBAL”

Dengan Indikator sebagai berikut :

1) Peningkatan perolehan Nilai Ujian Nasional

2) Peningkatan penerimaan seleksi Perguruan Tinggi melalui jalur PMDK dan SPMB

3) Peningkatan kegiatan ekstrakurikuler

(69)

54

6) Peningkatan pengelolaan sekolah sebagai upaya mewujudkan wawasan wiyata mandala

7) Pemberian pembekalan kecakapan hidup bagi siswa yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan minat dan potensinya.

b. Misi

Misi yang diharapkan dalam mewujudkan visi SMA Negeri 3 Salatiga sebagai berikut:

1) Menyediakan pelayanan belajar yang efektif dengan sumber belajar yang memadai

2) Melaksanakan remedial/pengayaan yang berkelanjutan

3) Penambahan jam pada pelajaran yang diujikan secara nasional kepada siswa kelas X, Xi, XII

4) Melaksanakan UHT (Ulangan harian terprogram) kepada siswa kelas X, XI, XII pada semester I dan II

5) Kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar untuk persiapan ke SPMB

6) Melakukan perlatihan dan mendorong siswa mengenal potensi diri untuk bersaing dalam setiap even/kegiatan

7) Menyediakan wahana pembinaan siswa bidang non akademis, melalui kegiatan ekstrakurikuler

(70)

55

9) Menkoordinasi pembinaan mental spiritual yang berkesinambungan

10) Mengajak orang tua/wali murid memberikan bimbingan dalam hal budi pekerti yang baik

11) Menyediakan wahana komunikasi, koordinasi antara sekolah, orang tua, masyarkat dan instansi yang terkait untuk menunjang terlaksanya program sekolah

12) Memberikan pelatihan ketrampilan komputer bagi siswa yang tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga siswa mampu mengidentifikasi, menggunakan dan mereparasi macam-macam peralatan elektronika

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Setiap siswa wajib menjadi anggota OSIS SMA Negeri 3 Salatiga. b. Setiap siswa wajib memahami dan melaksanakan AD/ART OSIS SMA

Negeri 3 Salatiga.

c. Setiap siswa wajib ikut serta dalam pelaksanaan program OSIS. d. Setiap siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler :

1) Kepramukaan wajib bagi kelas X, pilihan bagi kelas XI.

2) Olahraga, Kesenian, PMR, dan KIR pilihan bagi kelas X dan XI. 4. Prestasi Siswa

Tabel 3.1

(71)
(72)

57

8 POPDA

SMA/SMK Cabang Atletik lari 400 m

putra Atletik lari 100 m

putri

Atletik lari 800 m putri

Lidya Novina XII IPS3

Juara 1 Prop Jateng

11 Presentasi SKI Depag Salatiga

M Rizal Mustofa XII IPA3

Juara 1 Kota salatiga

(73)
(74)

59

Semarang

(75)

60 29 Kejuaraan Wushu

KOTA

5. Keadaan Guru dan Karyawan a. Keadaan Guru

Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 95 orang, terdiri atas guru 70 orang, karyawan tata usaha 10 orang, pesuruh 11 orang dan satpam 4 orang.

Tabel 3.2

Keadaan Guru SMA Negeri 3 Salatiga

No. Nama/NIP/NUPTK Jabatan Guru Bidang Tugas

1

Dra. Yuliati Eko A, M.Pd. 19610728 198203 2 007

Guru Madya

Bahasa Indonesia

Kepala Sekolah

2 Drs. Supriyanto,M.Pd 19660330 198911 1 001

Guru Madya Bahasa Inggris

Wakil Kepala Sekolah

3 Drs, Saptono Nugrohadi, M.Pd 19680921 199303 1 006

Guru Madya Kimia

4 Dra. Susilowati

19570711 198303 2 006

Guru Madya Kimia -

(76)

61

19600506 198503 2 013 -

6 Drs. Suwarjo

19631001 198803 1 010

Guru Madya Sejarah -

7 Drs. H. Yahya

19551108 197903 1 006

Guru Madya Fisika -

8 Drs. Hadiyanto

19580308 198703 1 004

Guru Madya Pendidikan Agama Islam

9 Dra. Sukmawati

19650422 198903 2 006

Guru Madya Ekonomi -

10 Dra. Sri Mekar W, M.Pd. 19611204 198803 2 003

Guru Madya Ekonomi

11 Drs. Purwanto

19620710 198303 1 014

Guru Madya Fisika Kepala Lab

12 Drs. Tri Ajar Suprapto, M.Pd. 19680822 199303 1 007

Guru Madya Bahasa Inggris

Wakil Kepala Sekolah

13 Dra. Sri Lestariningsih, S.Pd. 19570105 198303 2 004

(77)

62 14 Dra. Ch. Tuti Indrarini, S.Pd.

19580719 198303 2 006

Guru Madya Sosiologi -

15 Eny Sri Handaruningsih, S.Pd. 19590112 198610 2 001

Guru Madya Ekonomi -

16 Dra. Hj. Anita Liswati Sri L 19631125 198703 2 005

Guru Madya Matematika -

17 Drs. H. Takarina

19651105 199412 1 001

Guru Madya Geografi Antropologi

18 Respati Endah Pertiwi, S.Pd. 19640731 198903 2 003

Guru Madya Sejarah

19 Dwi Hartati, S.Pd. 19690309 199101 2 002

Guru Madya Biologi -

20 Sri Mulyatiningsih, S.Pd. 19701015 199412 2 004

Guru Madya Geografi -

21 Budi Utami S.Pd

19680827 199512 2 002

Guru Madya Matematika

(78)

63

19690226 199512 2 003 -

23 Inti Artini Palupi, S.Pd., M.Si. 19710716 199512 2 002

Guru Madya Fisika

Wakil Kepala Sekolah

24 Aris Kusmanto, M.Pd. 19690213 199402 1 006

Guru Madya Fisika

Wakil Kepala Sekolah

26 Kristin Yulianti, M.Pd. 19690702 199802 2 003

Guru Madya Matematika -

27 Drs. Agus Supriyo 19640323 200212 1 005

Guru Madya Penjasorkes -

28 Sri Asih, S.Pd.

19690908 200212 2 003

Guru Madya Bahasa Inggris -

29 Firmaya Yulias A, S.Pd. 19760728 200212 2 006

Guru Madya Biologi -

31 Novembri Agus H, S.Pd. 19641101 200212 1 004

Guru Madya BK -

32 Budi Susila, S.Pd. 19681013 200212 1 003

(79)

64 33 Retno Gianti, S.Pd.

19710221 200212 2 002

Guru Madya Matematika -

34 Agus Supriyadi, A.Md. 19620604 198703 1 023

Guru Madya Pendidikan Seni -

35 Agus Widiyanto, S.Pd.

19701205 200312 1 003 Guru Madya

Bahasa Indonesia

-

36 Muhlasin, S.Pd.

19711004 200501 1 002

Guru Madya

Bahasa Indonesia

Bahasa & Sastra Indonesia

37 Supriyatin W, S.Pd, M.Pd 19690406 200501 1 010

Guru Madya Penjasorkes -

38 Hanang Tugiyanto, S.Pd. 19711108 200501 1 008

Guru Madya Pendidikan Seni -

39 Syamsi Ariyah, S.Pd., M.Pd. 19650208 200501 2 004

Guru Madya Bahasa Indonesia -

40 M. Bashori, S.Pd. 19670609 200501 1 004

(80)

65 41 Bangun Nugroho E, S.Pd.

19791201 200501 1 010

Guru Madya TIK -

42 Arief Prihastono, S.Pd. 19670611 200501 2 004

Guru Madya Penjasorkes -

43 Siti Mardiyah, S.Pd. 19780524 200501 2 009

Guru Madya Bahasa Inggris -

44 Listyarini Nur Banun, S.Sos 19710516 200604 2 002

Guru Madya Sosiologi -

45 Indriastuti Soewarto, S.Pd. 19740610 200604 2 006

Guru Madya Bahasa Jawa -

46 Agus Nugroho, S.Pd. 19800810 200604 1 006

Guru Madya TIK -

47 Dra. Rr. Sri Winarsih 19680709 200701 2 014

Guru Madya Kimia -

48 Dra. Siti Nur Handayani 19640901 200701 2 008

Guru Madya PPKn

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Estimasi Stok Karbon akibat Perubahan Luas Penutupan Lahan di Kawasan Penambangan Terkait dengan Skema REDD (Reduced Emission from Deforestation and Forest

6. Jika 27 gram Al direaksikan dengan 24 gram S, maka berdasarkan hukum Proust, pernyataan berikut yang benar adalah.. Jika dalam senyawa kalsium oksida terdapat 4 gram Ca

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif terjadi pada partisipan karena pemberian uang saku dari orang tua yang dapat dibelikan sesuatu

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pihak lembaga tentang wawasan dan pemahaman pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio

Merupakan kebanggaan tersendiri karena telah melalui perjuangan sangat berat, dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Penggunaan Metode Sosiodrama Melalui

Berdasarkan data penelitian yang telah dikaji terhadap fungsi tradisi lisan susurungan bagi masyarakat Banjar Hulu dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis fungsi