• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK PEMETAAN DALAM RTRW DAN RDTR. Bidang Pemetaan Tata Ruang Pusat Tata Ruang dan Atlas BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASPEK PEMETAAN DALAM RTRW DAN RDTR. Bidang Pemetaan Tata Ruang Pusat Tata Ruang dan Atlas BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK PEMETAAN DALAM RTRW DAN RDTR

Bidang Pemetaan Tata Ruang – Pusat Tata Ruang dan Atlas BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

(2)

• UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang • PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional

• PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang • Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN

• UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial :

Pasal 19 : Penyusunan Informasi Geospasial Tematik (IGT) wajib mengacu pada Informasi Geospasial Dasar (IGD). Dalam hal ini, peta rencana tata

ruang termasuk kedalam IGT.

Pasal 57 : (1) Badan melakukan pembinaan mengenai pemaknaan, pengarahan, perencanaan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan IGT.

• PP No. 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang :

Pasal 7 : (1) Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang wajib dikonsultasikan kepada Badan (BIG).

Pasal 32 : (1) Badan melakukan pembinaan teknis perpetaan dalam penyusunan rencana tata ruang yang dilakukan oleh instansi Pemerintah dan pemerintah daerah.

(3)

UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Pasal 14 ayat 7:

Ketentuan lebih lanjut mengenai tingkat ketelitian peta rencana tata ruang diatur dengan peraturan pemerintah.

UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi

Geospasial

Pasal 57

Badan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan IGT.

Pembinaan meliputi:

- pengaturan dalam bentuk pedoman, standar, dan spesifikasi teknis serta sosialisasinya

- pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang

PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata

(4)

Mewujudkan kesatuan sistem

peta rencana tata ruang yang

akurat.

TUJUAN

Kesatuan sistem : mengacu pada single reference/georeferensi tunggal yang ditetapkan oleh BIG

Akurat : peta-peta rencana tata ruang disusun berdasarkan IG Dasar dan IG Tematik yang dapat dipertanggungjawabkan

(5)

o sistem referensi geometri yang dipakai;

o skala, akurasi, atau kerincian basis data;

o format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur;

o penyajian kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi; dan

o kelengkapan muatan peta.

KETELITIAN PETA

RENCANA TATA RUANG

MENCAKUP

CAKUPAN KETELITIAN PETA

RTR

(6)

•Pasal 12: Peta dasar terdiri atas garis pantai; hipsografi; perairan; nama rupabumi; batas wilayah; transportasi dan utilitas; bangunan dan fasilitas umum; dan penutup lahan.

•Pasal 34: pemrosesan DG harus dilakukan dengan standar yang

meliputi :

A. sistem proyeksi dan sistem koordinat yang pasti dapat ditransformasikan dalam sistem koordinat standar nasional

B. format , basisdata dan metadata dapat mudah diintegrasikan dengan IG lain.

•Pasal 51: Instansi Pemerintah dan Pemerintah daerah harus

menggunakan IG yang akurat dalam pengambilan keputusan dan/atau penentuan kebijakan yang berhubungan dengan ruang kebumian.

(7)

•RTRW diperlukan segera untuk pembangunan sebagai perangkat penataan ruang wilayah.

•Amanat UU Penataan Ruang bahwa RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota harus segera selesai.

•Peta RTRW merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen rencana/perda nya, dalam hal ini peta RTRW berfungsi sebagai model yang menjelaskan rencana tata ruang secara spasial.

•Perlunya data spasial dan peta RTRW nasional/prov/kab/kota berada dalam satu system dan terintegrasi secara nasional sesuai asas keterpaduan dalam UU Penataan Ruang dan UU Informasi Geospasial.

•Data spasial/peta RTRW bukan hanya diperlukan pada proses perencanaan tata ruang saja tapi juga pada proses pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang.

•Dengan demikian maka fungsi data spasial dan peta menjadi penting karena terkait dengan akurasi dan presisi data  diperlukan suatu standar yang sama agar menghasilkan kualitas tertentu

(8)

Sistem Jaringan Utilitas Sarana & Prasarana

Air Baku Kelistrikan & Energi

Transportasi Sistem Permukiman Kawasan Budidaya Kawasan Tertentu Kawasan Andalan Kawasan Lindung Data Peta Tata Ruang KONSEPSI RENCANA DOKUMEN RTRW DAN PERDA Pemanfaatan Ruang Model Spasial Peta-peta RTRW

MODEL SPASIAL PENATAAN RUANG

Peta RTRW merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen rencana/perda nya, dalam hal ini peta RTRW berfungsi sebagai model yang menjelaskan rencana tata ruang secara spasial.

(9)

Data Spasial Terintegrasi Secara Nasional

Data spasial dan peta memiliki system yang sama dan terintegrasi secara nasional berarti bahwa data spasial /peta tersebut tersaji secara utuh (seamless) dalam satu frame dari Sabang sampai Merauke

(10)

1. Sistem referensi menurut ketentuan Datum Geodesi Nasional 1995;

2. Sistem proyeksi dan grid peta : Universal Transverse Mercator (TM);

3. Apabila dalam hal suatu wilayah dalam

sistem UTM terletak pada dua zona UTM yang berdampingan, seluruh koordinat terlebih dahulu ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis dan zona UTM yang

dominan digunakan sebagai sistem proyeksi. 4. Apabila dalam hal suatu wilayah dalam

sistem UTM terletak pada lebih dari dua zona UTM, seluruh koordinat ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.

5. Jika dalam hal peta masukan belum memenuhi ketentuan, wajib dilakukan transformasi.

(11)

(Ayat (7) Pasal 14 UU 26 Th. 2007 di atur dlm bentuk PP).

PETA RTRW PROVINSI MINIMAL SKALA 1 :

250.000

PETA RTRW KABUPATEN MINIMAL SKALA 1 :

50.000

PETA RTRW KOTA MINIMAL SKALA 1 : 25.000

SYARAT MENYUSUN PETA RTR

(12)

•Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data

tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,dan/atau

karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.

•Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang

sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau

pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.

Informasi Geospasial Dasar, selanjutnya disingkat IGD adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu yang relatif lama.

Data Geospasial dan Informasi Geospasial dalam UU no 4 tahun 2011

(13)

Peta Rupabumi Indonesia adalah peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah darat.

Informasi Geospasial Dasar :

PETA DASAR RUPABUMI (RBI)

dan JENIS UNSUR RUPABUMI

PETA DASAR RUPABUMI

4. Batas Administrasi 1. Bangunan 2. Jaringan Transportasi 3. Hipsografi 5. Penutup Lahan 6. Hidrografi 7. Toponym

JENIS UNSUR DASAR RUPABUMI

(14)

Pasal 22 :

(1) IG yang berjenis IGD sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf a hanya diselenggarakan oleh Pemerintah.

(2) Penyelenggaraan IGD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh Badan yang disebut Badan

Informasi Geospasial sebagai pengganti Badan Koordinasi

Survei dan Pemetaan Nasional sesuai dengan amanat

Undang-Undang ini.

(15)

1:250.000

1:25.000

1:50000

Indeks dan penomoran peta

Cakupan lembar peta berdasarkan skala

SISTEM PENOMORAN DAN INDEKS

(16)

Teknologi Pemetaan Sebelum 1990-an :

Keterbatasan Hardware, Software & Kemampuan SDM;

Software sederhana lebih disukai;

Ketidaksinkronan antara CAD Data, GIS Data, Peta Cetak

Teknologi Produksi Peta Dasar Rupabumi

GIS Data (ArcGIS) Peta Cetak (Freehand) Toponimi Foto Udara/ Citra Satelit Survei GCP Plotting Fotogrametri Hipsografi Planimetri s (Autocad) CAD Format (Autocad)

(17)

Teknologi Pemetaan 1990 - Saat ini

Pesatnya perkembangan Hardware & Software

Seamless Geodatabase sebagai “Centre of

Excellence”

Keselarasan Peta Cetak terhadap GIS Data

Teknologi Produksi Peta Dasar Rupabumi

Toponim i Geodatabase (Oracle 9.i) Foto Udara/ Citra Satelit Plotting Fotogrametri / IFSAR Planimetris

(AutodeskMap, ArcGIS) Peta Cetak DEM GIS Format Ifsar

Survei GCP

(18)

Ground Control Points (GCP) Determination + Measurement & Premarking (Signalisation)

Vertical Stereo Aerial Photographs Data Capturing & Image Procesing

Pengukuran GCP

(Ground Control Point) dan Pemotretan Udara

Aerial Photographs in Digital or Printed Forms

(19)

TEKNOLOGI PEMETAAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DALAM SISTEM PRODUKSI & PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL

SISTEM KOMPILASI DATA GEOSPASIAL DASAR

#0 #0 # 0 #0 #0 #0 #0 # 0 # 0 #0 #0 #0 #0 # 0 #0 #0 # 0 #0 #0 #0 #0 #0 # 0 #0 #0 # 0 #0 # 0 # 0 # 0 # 0 #0 #0 #0 # 0 #0 #0 # 0 #0 # 0 #0 #0 #0 #0 #0 # 0 # 0 # 0 #0 #0 # 0 #0 #0 #0 #0 #0 #0 # 0 #0 #0#0 #0 #0 #0 #0 # 0 #0 # 0 #0 #0 #0 #0 # 0 #0 # 0 #0 #0 #0 #0 #0 #0 #0 # 0 # 0 #0 #0 #0 #0 #0 # 0 #0 # 0 #0 #0 # 0 # 0 # 0 # 0 #0 # 0 #0 #0 # 0 #0#0 #0 #0 #0#0 #0 #0 # 0 #0#0 #0 #0 # 0 #0 #0 # 0 # 0 #0 #0 #0 #0 #0 #0 #0 #0 # 0 # 0 #0 #0 # 0 # 0 #0 #0#0 #0 # 0 #0 #0 # 0 #0 #0 #0 #0 # 0 # 0 #0 #0 #0 # 0 #0 #0 ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? ! ? LAMPUNG JAWA BARAT SUMATERA SELATAN JAWA TENGAH JAWA TIMUR BENGKULU BANTEN KALIMANTAN TENGAH BANGKA-BELITUNG

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DKI JAKARTA

KALIMANTAN BARAT

Spaceborne Data : Citra Satelit & SAR

Airborne Data : Foto Udara & IFSAR

Ground Survey Data : Horizontal & Vertical

(20)

Geo-Spatial Database Editing - Updating

Direct Authorised Map Access & Update

+ = Rencana Daerah Penghijauan      

Not Edgematched Edgematched Map 2 Map 1 + = Pembebasan Lahan Untuk Taman Kota GEO-SPATIAL LAYER(s) & OBJECT(s) UPDATING OPERATIONS : EDGE MATCHING;

UNION / MERGE, REPLACE;

Edge Matching

Updating : Union / Merge

Replace

(21)

Informasi Geospasial Dasar : PETA

DASAR RUPABUMI (RBI) dan JENIS

UNSUR RUPABUMI

PETA DASAR RUPABUMI

4. Batas Administrasi 1. Bangunan 2. Jaringan Transportasi 3. Hipsografi 5. Penutup Lahan 6. Hidrografi 7. Toponym

(22)

Skala peta Standar Bakosurtanal Skala foto/Citra minimal Resolusi tanah minimal

Jenis Citra Satelit

10.000 30.000 2 m IKONOS, QUICKBIRD 25.000 75.000 5 m SPOT PAN 50.000 150.000 10 m SPOT XS 100.000 300.000 20 m LANDSAT ETM 250.000 750.000 50 m MOS (60 m), MSS (80 m)

Tabel Jenis citra satelit dan skala peta yang akan dihasilkan.

SUMBER DATA DAN SKALA PETA

(23)

Resolusi Citra Skala minimal peta untuk georeferensi

Lebih kasar dari 25 m 1 : 250.000

10 – 25 m 1 : 100.000 5 – 10 m 1 : 50.000 2.5 – 5 m 1 : 25.000 1 – 2.5 m 1 : 10.000 Tabel Ketentuan skala peta – digunakan untuk koreksi geometri citra

(24)

CONTOH CITRA SATELIT

Citra Landsat, Res 30 m Daerah Surabaya-Jatim.

Citra Aster, Res 15 m Daerah Surabaya-Jatim

(25)

Citra SPOT, Res 5 m Daerah Surabaya-Jatim.

CONTOH CITRA SATELIT

Citra IKONOS, Res 1 m Daerah Sidoarjo-Jatim.

(26)

•Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat IGT adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat mengacu pada IGD. •Pasal 19 :

IGT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b wajib mengacu pada IGD.

IG Tematik Data Tematik untuk keperluan Tata Ruang Sistem Jaringan Utilitas Sarana & Prasarana

Air Baku

Kelistrikan & Energi Transportasi Kesesuaian Lahan

Peta Kemiringan Lereng Peta Geologi

Peta Jenis Tanah Peta Tutupan Lahan

(27)

Pasal 20 :

Dalam membuat IGT dilarang:

a. mengubah posisi dan tingkat ketelitian geometris bagian IGD; dan/atau b. membuat skala IGT lebih besar daripada skala IGD yang diacunya.

Pasal 21 :

(1) IGT yang menggambarkan suatu batas yang mempunyai kekuatan hukum dibuat berdasarkan dokumen penetapan batas secara pasti oleh Instansi Pemerintah yang berwenang.

(2) Penetapan batas yang dibuat oleh Instansi Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah yang berwenang dilampiri dengan dokumen IGT yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Dalam hal terdapat batas yang belum ditetapkan secara pasti oleh Instansi Pemerintah yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan batas

sementara yang penggambarannya dibedakan dengan menggunakan simbol dan/atau warna khusus.

(28)

Re

c Obj_ID UNSUR

210 20102 Jalan Tol Dua Jalur 211 20110 Jalan Arteri

212 20112 Jalan Arteri 213 20114 Jalan Kolektor

GRAPHICAL DATABASE (SPATIAL),

Topological Data Structure

ATTRIBUTE DATABASE

Relational Data Structure

Re c Obj_ID UNSUR 110 50102 Permukiman 111 50202 Hutan Rimba 112 50304 Perkebunan 113 50408 Air Sungai Re

c Obj_ID JENIS LUAS

50 50304 Kelapa Sawit 20000 51 50304 Karet 5000 52 50304 Kopi 2500 53 50304 Kayu Jati 7500 110 113 112 111

BASIS DATA GEOSPASIAL DASAR

Geo-Spatial Entities Relationship

(29)

Data Peta Tematik 1:250.000

Kelistrikan & Energi Transportasi Sistem Permukiman Kawasan Budidaya Kawasan Tertentu Kawasan Andalan Kawasan Lindung

Klasifikasi dan Relasi Unsur dalam Basis

Data Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk Aplikasi Tata Ruang

Re

c Obj_ID UNSUR

110 50216000

0 Kawasan Suaka Alam

111 50218000

0 Kawasan Pelestarian Alam

112 50220000

0 Kawasan Cagar Budaya 113 50222000

0

Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan Lindung

Re

c Obj_ID UNSUR

210 50302000

0 Kawasan Hutan Produksi 211 50312000

0 Kawasan Hutan Rakyat 212 50306000

0 Kawasan Pertanian 213 51802000

0 Kawasan Pertambangan Kawasan Budidaya

BASIS DATA GRAFIS PETA (SPASIAL),

Struktur Data Topologikal

BASIS DATA NON-GRAFIS (ATRIBUT) Struktur Data Relasional

Geo-Spatial Entities Relationship

(30)

DATA SPASIAL DASAR/PETA DASAR

Geometris wilayah administrasi, garis pantai, sungai, jalan, kontur

Skema Proses Pemeriksaan Peta RTRW Provinsi/Kab/Kota

DATA SPASIAL TEMATIK/PETA TEMATIK

Kelengkapan tema sesuai yg ditentukan dalam NSPK oleh sektor2 terkait

DATA SPASIAL RENCANA/PETA RENCANA Kesesuaian data dasar, tematik dan

rencana

LAYOUT/ALBUM PETA

Sesuai dengan kaidah kartografis

Memenuhi syarat? Memenuhi syarat? Memenuhi syarat? Perbaikan Geometris

Perbaikan Tema dan Kelengkapannya Perbaikan peta Rencana Rekomendasi teknis perpetaan untuk proses selanjutnya ya ya ya tidak tidak tidak ya

(31)

Data digital  shapefile (shp) Format Manajemen Data :

1. Data Dasar (Wilayah Administrasi, Perairan, Jalan, Kontur) 2. Data Tematik (Sesuai karakterisitik wilayah)

3. Data/Peta Rencana (Pola Pemanfaatan Ruang dan Struktur Ruang) 4. Album Peta RTRW

Album Peta  jpeg

Berisi semua peta yang menjadi rujukan perencanaan.

(32)

1. Peta Lereng

2. Peta Morfologi (Bentuk permukaan bumi) 3. Peta Daerah Aliran Sungai /DAS

4. Peta Penggunaan Lahan / Land Use (Eksisting) 5. Peta Geologi (Struktur, Litologi)

6. Peta Kawasan Pertambangan

7. Peta Rawan Bencana Rawan Longsor, Gunung Api, Gempa, Banjir, Tsunami, Angin Ribut.

8. Peta Hidrologi (Sistem jaringan hidrologi, cekungan air tanah, dll) 9. Peta Curah Hujan

10.Peta Jenis Tanah

11.Peta Kawasan Kehutanan

12.Peta Kesesuaian Lahan  Hasil Analisis dari data-data

13.Peta Pertanian/Peternakan dan Perkebunan (Instansi Terkait) 14.Peta Kepadatan Penduduk

(33)

Peta Rencana :

Pola

Kawasan Lindung

Kawasan Budidaya

Kawasan Khusus (Andalan/Strategis)

Struktur

Sistem Perkotaan

Sistem Jaringan Transportasi

Sistem Jaringan Energi

Sistem Jaringan Telekomunikasi

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

(34)

1. Instansi yang bertanggung jawab 2. Judul Peta

3. Tahun berlakunya RTRW 4. Arah Utara

5. Skala numeris dan grafis

6. Legenda unsur eksisting dan rencana

7. Keterangan yang berisi datum dan sistem proyeksi. 8. Sumber data riwayat peta

9. Orientasi wilayah

10. Grid dan gratikul dlm muka peta

11.Indeks peta jika peta lebih dari satu sheet/lembar peta

Album Peta Sesuai Ketentuan PP 10/2000 dan RPP Ketelitian Peta berisi keterangan tentang :

(35)
(36)

PERMASALAHAN YG DIHADAPI

Batas Administrasi Garis pantai

Data Verifikasi Pulau

Kelengkapan dan Kesesuaian Antar Peta/Daerah Ketidakpaduserasian Pola serta Struktur

Legenda Peta Pola serta Struktur

(37)

Contoh permasalahan yang ditemukan dalam data spasial peta RTRW :

Data tidak berada dalam georeferensi yang ditentukan

Kawasan Budidaya berada di posisi yang seharusnya

Kawasan Lindung memiliki

georeferensi yang berbeda sehingga tidak berada pada posisi seharusnya

(38)

Contoh permasalahan yang ditemukan dalam data spasial peta RTRW :

(39)

Contoh permasalahan yang ditemukan dalam data spasial peta RTRW :

(40)

Akibat dari data spasial/peta yang kurang memenuhi akurasi geometris : Kesalahan pada plotting lokasi perencanaan

(41)

Contoh permasalahan yang ditemukan dalam data spasial peta RTRW :

(42)

Contoh permasalahan yang ditemukan dalam data spasial peta RTRW :

(43)

Garis pantai generalisasi Garis Pantai lebih detail dengan citra

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris : Penggambaran detil rupabumi yang kurang tepat

(44)

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris : Penggambaran detil rupabumi yang kurang tepat

(45)
(46)

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris : Selisih Batas Wilayah Administrasi

(47)

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris : Selisih Batas Wilayah Administrasi

(48)

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris : Selisih Batas Wilayah Administrasi

(49)

1 Km 700 m

Daerah Overlap antara Kab. Tasik dan Kab. Ciamis

(50)

Daerah Overlap dan Gap antara Kab. Tasik

dan Kota Tasik

(51)
(52)

Garis Batas Wilayah di Kab. Tanggamus

(53)

GARIS BATAS WILAYAH TIDAK MENGIKUTI UNSUR ALAM DI KAB. MINAHASA UTARA

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)

Data Atribut Nama Rupabumi (Gunung, Kab, Kota,

Kecamatan, Desa, Kampung) di sekitar G. Merapi

(59)

Data Atribut Nama Rupabumi (Kampung) pada area

buffer 20 km dari puncak G. Merapi

(60)
(61)
(62)

Sajian Kartografis

Penyajian

toponimi atau teks nama-2 terlalu padat (crowded), seharusnya

dilakukan seleksi teks yang perlu ditampilkan.

(63)

Pemilihan warna kurang tepat, orange biasanya digunakan sebagai pewarnaan daerah permukiman atau daerah terbangun (perkotaan).

Sajian Kartografis

(64)

Sajian Kartografis

Sajian legenda ada yang kurang pas (diluar konteks kebencanaan), misalnya – Selat Malaka; Danau Toba; Kompleks campuran (??); Daerah waspada dan daerah Bahaya (terhadap apa?), jenis bencana?

(65)

Manfaat data spasial yang terintegrasi secara nasional (1):

(66)

Manfaat data spasial yang terintegrasi secara nasional (2): Padu serasi antara dua peta RTRW provinsi; struktur ruang

(67)

Manfaat data spasial yang terintegrasi secara nasional (3): Sinkronisasi rencana antara dua level RTRW

(68)

Rencana Tata Ruang Wilayah Dituangkan Dalam Bentuk Seamless Geo-Spatial Database RTRW Prov Kaltim RTRW Prov Sulsel RTRW Prov Sulteng PKN PKSN

(69)

Gambar

Tabel Jenis citra satelit dan skala peta yang akan dihasilkan.
Tabel Ketentuan skala peta – digunakan untuk koreksi  geometri citra

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi :Pengaturan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Di Daerah (Studi Kondisi Perda RTRW Di Kab.Semarang

Implementasi Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dalam Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau RTH" di Kota Pangkalpinang pada umumnya telah terlaksana dengan cukup baik, Hal ini

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga buku Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa

Mengetahui kesesuaian rencana tata ruang pada dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Sorong Distrik Mayamuk dengan yang terlaksana di Distrik Mayamuk, 3).

Dalam proses penyusunan rencana tata ruang suatu wilayah, kebutuhan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial merupakan suatu hal yang sangat penting

Tabel Atribut peta rencana Pola Ruang pada RTRW Provinsi meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya yang disusun dengan format

Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah Nasional, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung

Data sekunder yang digunakan antara lain yaitu peta pemanfaatan ruang dari data Rencana Detail Tata Ruang tahun 2013-2018 dan peta penggunaan lahan terbaru Kecamatan