• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEMITRAAN, SKALA USAHA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KERAJINAN PERAK DI KOTAGEDE YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONTRIBUSI KEMITRAAN, SKALA USAHA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KERAJINAN PERAK DI KOTAGEDE YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KEMITRAAN, SKALA USAHA DAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

PERKEMBANGAN USAHA KERAJINAN PERAK

DI KOTAGEDE YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh : MAHISWARA NIM: 091324018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

I dedicate this little work for:

JESUS CHRIST MY SAVIOR

MY PARENTS

MYBROTHERS

ALL OF MY COLLEGUES

ALL OF MY FRIENDS

AND EVERY PERSON WHO SUPPORTED ME UNTIL NOW

(5)

MOTTO

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah

(Jesus Christ)

Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman

(Albert Einstein)

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil.Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.

(Mahatma Gandhi)

Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan

bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.

(Soekarno)

Berdoalah seolah-olah semuanya bergantung pada Allah. Bekerjalah seolah-olah segalanya bergantung kepadamu.

(St.Agustinus)

Berdoa, Berusaha dan Bersyukur.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

KONTRIBUSI KEMITRAAN, SKALA USAHA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA

KERAJINAN PERAK KOTAGEDE YOGYAKARTA

Mahiswara

Universitas Sanata Dharma 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Yogyakarta.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di kerajinan perak Kotagede yang terletak di Jalan kemasan, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta pada bulan Oktober 2013. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pemilik showroom usaha kerajinan perak yang terletak di Jalan Kemasan yang berjumlah 34 orang. Sampel diambil dengan teknik sampel jenuh. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan wawancara. Uji Prasyarat analisis regresi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji Analisis data menggunakan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemitraan tidak berkontribusi signifikan terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta (nilai sig. 0,107 >α 0,05), (2) skala usaha berkontribusi signifikanterhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta sebesar 63,57% (nilai sig. 0,001 <α 0,05), (3) pemanfaatan teknologi informasi tidak berkontribusi signifikan terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta (nilai sig. 0,517 >α 0,05), (4) nilai adjusted R square yaitu 0,391 yang berarti sebesar 39,1% variasi perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede dapat dijelaskan oleh variasi kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi.

(9)

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF PARTNERSHIP, BUSINESS SCALE AND THE INFORMATION TECHNOLOGY UNTILIZATION TOWARD BUSINESS

DEVELOPMENT OF SILVER HANDICRAFT IN KOTAGEDE, YOGYAKARTA business scale, and information technology utilization toward business development silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta.

This study is an explanatory study conducted in silver handicraft in Kotagede located at Kemasan Street, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta in October, 2013. The population of this study were the owners of silver handicraft business showroom in Kotagede located at Kemasan Street. The samples were taken by using saturated sample technique. The data gathered by questionnaire and interview. The prerequisite of regression analysis were normality and linearity test. Classical assumption test consisted of multicolinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test. The data analysis technique used was regression analysis.

The result of this study indicated that: (1) partnership did not have any significant contribution to the business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta (sig. value 0.107 > α 0.05); (2) business scale had significant contribution by 63.57% to the business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta (sig. value 0.001 < α 0.05); (3) information technology utilization did not have any significant contribution to the business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta (sig. value 0.517 > α 0.05); and (4) adjusted R square value was 0.391, which meant 39.1% of business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta, could be explained by the variants of partnership, business, scale and information technology utilization.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi pendidikan Ekonomi,

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir, tidak sedikit

bantuan dan dukungan dari pihak lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

a. Tuhan Yesus yang selalu membimbing serta menerangi hati dan pikiran

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

b. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. sebagai Rektor Universitas Sanata

Dharma periode 2014-2018.

c. Bapak Rohandi Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

d. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma.

e. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah membimbing dengan sabar dan meluangkan waktu dalam memberikan

(11)

f. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang

membimbing dan mengarahkan dengan penuh ketelitian dalam memeriksa

penyusunan skripsi.

g. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S selaku dosen penguji yang telah

memberikan penilaian dan saran yang sangat berarti dalam skripsi ini.

h. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam

kelancaran perkuliahan dan pembuatan skripsi.

i. Bapak F.X Lilik Sudjiarto dan Ibu M.G. Soepartini selaku orang tua yang

selalu mendoakan, memberikan kasih sayang dan membantu dalam segala hal

selama ini.

j. Dian Tri Utami yang selalu mengingatkan dan memberi dukungan serta

kesabaran selama penyusunan skripsi.

k. Teman-teman seperjuangan selama perkuliahan: Yeye, Yohan, Eko, Nana,

Nia, Bertha, Septa, Grace, Desi, Yunus, Daniel, Alex dan keluarga besar

Pendidikan Ekonomi lainnya.

l. JRC Jogja, Nikon D3100 Regional Yogyakarta, Kos Jalan Rajawali Raya

(Tompul, Deny, Andi, Debby, Mas Bibit).

m. Seluruh pemilik showroom kerajinan perak Kotagede atau yang mewakili atas waktu dan ketersediaan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan

penulis.

n. Kota Jogjakarta sebagi tempat menuntut ilmu dan segala kenangan

(12)

o. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut

memberikan andil.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis membutuhkan saran dan saran yang

membangun dalam karya selanjutnya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat

dan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 30 Mei 2014

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ... 8

D. Tujuan Penelitain ... 9

(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Kemitraan ... 12

2. Skala Usaha ... 16

3. Teknologi Informasi ... 17

4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 24

B. Kerangka Berpikir ... 28

1. Isi Kerangka Berpikir ... 28

C. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 33

D. Data yang Dicari ... 33

1. Data Primer ... 33

2. Data Sekunder ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Pengumpulan Data Primer ... 34

2. Pengumpulan Data Sekunder ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 36

(15)

a. Deskripsi Data Kemitraan Responden ... 36

b. Deskripsi Skala usaha Responden ... 40

c. Deskripsi Pemanfaatan Teknologi Informasi Responden 44 d. Deskripsi Perkembangan Usaha Kerajinan Perak Kotagede ... 50

2. Uji Hipotesis ... 52

a. Uji Prasyarat Analisis Regresi ... 52

1) Uji Normalitas ... 52

2) Uji linieritas ... 53

b. Uji Asumsi Klasik ... 54

1) Uji Multikolinearitas ... 54

2) Uji Heterokesdastisitas ... 54

3) Uji Autokorelasi ... 55

c. Analisis Regresi Berganda ... 56

d. Uji T ... 57

e. Uji F ... 59

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Gambaran Umum ... 62

1. Letak dan Luas Kecamatan Kotagede ... 62

2. Penduduk kecamatan Kotagede ... 64

3. Sejarah kerajinan Perak di Kotagede ... 66

(16)

B. Deskripsi Data penelitian ... 70

1. Deskripsi Data Tentang Karakteristik Responden ... 71

2. Deskripsi Data Tentang Kemitraan Responden ... 72

3. Deskripsi Data Tentang Skala usaha Responden ... 78

4. Deskripsi Data Tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi Responden ... 85

5. Deskripsi Data Tentang Perkembangan Usaha Kerajinan Perak Kotagede ... 91

C. Analisis Data ... 93

1. Pengujian prasyarat ... 93

a. Uji Normalitas ... 93

b. Uji linieritas ... 94

2. Pengujian Asumsi klasik ... 96

a. Uji Multikolinieritas ... 96

b. Uji Heteroskesdastisitas ... 97

c. Uji Autokorelasi ... 98

d. Rangkuman Dari hasil Uji Asumsi Klasik ... 100

D. Pengujian Hipotesis ... 100

E. Pembahasan ... 104

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 116

(17)

B. Keterbatasan ... 116

C. Saran ... 116

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Tabel Penggolongan UMKM Berdasar Jumlah Asset dan Omset .. 27

Tabel III.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian ... 35

Tabel III.2 Pengukuran Memiliki Kemitraan ... 37

Tabel III.3 Mean dan Standar Deviasi Variabel kemitraan Responden ... 39

Tabel III.4 Interval Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Kemitraan... 39

Tabel III.5 Mean dan Standar Deviasi Variabel Skala Usaha ... 43

Tabel III..6 Interval Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Skala Usaha.. 43

Tabel III.7 Pengukuran Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 45

Tabel III.8 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pemanfaatan TI ... 49

Tabel III.9 Interval Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi... 49

Tabel IV.1 Data Penduduk dan Sex Ratio Kecamatan Kotagede ... 63

Tabel IV.2 Kepadatan Penduduk tiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede ... 64

Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel IV.4 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 72

Tabel IV.5 Distribusi Frekuensi Mengenai Ada Tidak Kemitraan ... 73

Tabel IV.6 Distribusi Frekuensi Mengenai Macam kemitraan ... 74

Tabel IV.7 Distribusi Frekuensi mengenai Manfaat Kemitraan ... 75

Tabel IV.8 Distribusi Frekuensi Kategori Kemitraan ... 76

Tabel IV.9 Distribusi Frekuensi Tenaga Kerja Awal... 77

(19)

Tabel IV.11 Produksi Barang Dalam Sebulan ... 81

Tabel IV.12 Penjualan Barang Dalam Satu Bulan ... 82

Tabel IV.13 Pemasaran Barang... 83

Tabel IV.14 Distribusi Frekuensi Skala Usaha ... 84

Tabel IV.15 Ada Tidak Pemanfaatan Teknologi informasi ... 85

Tabel IV.16 Jumlah Jenis Teknologi Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 86

Tabel IV.17 Jumlah Tujuan Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 87

Tabel IV.18 Frekuensi Penggunaan Teknologi informasi ... 88

Tabel IV.19 Jumlah Software Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 88

Tabel IV.20 Jumlah Manfaat Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 89

Tabel IV.21 Distribusi Frekuensi Kategori PemanfaatanTeknologi Informasi 90 Tabel IV.22 Distibusi Frekuensi Modal Awal ... 91

Tabel IV.22 Distibusi Frekuensi Modal Saat ini ... 92

Tabel IV.24 Hasil Uji Normalitas ... 94

Tabel IV.25 Hasil Uji Linearitas ... 95

Tabel IV.26 Hasil Uji Multikolinearitas ... 96

Tabel IV.27 Hasil Heteroskedastisitas ... 98

Tabel IV.28 Hasil Uji Autokorelasi ... 99

Tabel IV.29 Rangkuman Hasil Uji Asumsi Klasik ... 100

Tabel IV.30 Pengujian Hipotesis ... 100

Tabel IV.31 Variabel Independen Secara Bersama ... 103

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 122

Lampiran 2 Data responden ... 127

Lampiran 3 Data per variabel ... 129

Lampiran 4 Uji Prasyarat ... 134

Lampiran 5 Uji asumsi klasik ... 137

Lampiran 6 Uji Hipotesis ... 139

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terciptanya masyarakat adil dan makmur merupakan salah satu tujuan

bangsa. Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah pembangunan di

bidang ekonomi. Potensi ekonomi yang ada di suatu daerah harus

dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan yang seadil-adilnya bagi

masyarakat. Pembangunan di bidang ekonomi ini ditandai dengan adanya

pertumbuhan ekonomi di semua sektor secara merata. Hasil pembangunan

yang merata akan mendorong pengusaha terutama bagi usaha kecil dan

menengah untuk berkembang. Dukungan yang kuat dari berbagai pihak harus

diberikan dalam mewujudkan pondasi perekonomian yang berbasis usaha

kecil dan menengah. Potensi-potensi setiap daerah akan menjadi komoditas

yang berkualitas dan mempunyai daya tarik yang berbeda.

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di

Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi

nasional.UMKM merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan

yang dapat mengurangi permasalahan ekonomi yang mendasar seperti

pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, ataupun mengatasi

kesenjangan pendapatan. Sektor UMKM merupakan pelaku usaha terbesar

dari sisi jumlah unit usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha

nasional pada tahun 2012. Sebanyak 54.559 unit usaha atau sebesar 98,82%

(22)

300 juta per tahun. Kontribusi UMKM terhadap penciptaan PDB (Produk

Domestik Bruto) nasional menurut harga berlaku, tercatat mencapai 57%.

Sisanya dikontribusikan usaha besar mencapai 43%.

Pengembangan perekonomian terutama UMKM tidak lepas dari

pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang dimaksud adalah

kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas, keterampilan dan bakat individu

untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta yang bernilai ekonomis dan

berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kota Yogyakarta

sendiri merupakan salah satu kota yang memiliki segudang potensi ekonomi

kreatif. Potensi-potensi tersebeut meliputi sumber daya manusia, kekayaan

alam sampai ke kultur tradisional yang masih sangat kental. Salah satu

ekonomi kreatif di Yogyakarta dapat dilihat dari tidak sedikitnya pusat

kerajinan yang bervariasi. Pusat kerajinan ini tersebar ke penjuru daerah kota

Yogyakarta yang mengedepankan potensi daerah itu.

Program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah dalam upaya

mengembangkan sektor UMKM selama ini cukup berkembang. Usaha dan

upaya ini semakin nampak sejak terjadi krisis ekonomi tahun 1997. Sektor

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi pendorong perekonomian

ditengah situasi dimana sektor BUMN dan korporasi mengalami kemunduran.

Pengembangan sektor UMKM ini juga terlihat di Yogyakarta. Salah satu

daerah istimewa di Indonesia ini memiliki berbagai usaha terutama UMKM

yang bermacam jenisnya. Keanekaragaman jenis UMKM ini meliputi industri

(23)

Yogyakarta, selain kota pelajar, adalah kota pariwisata yang banyak

dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sebagian

besar masyarakat hidup dan berkembang dari sektor industri.

Salah satu UMKM ekonomi kreatif yang ada yaitu kerajinan perak yang

terletak di daerah Kotagede. Kerajinan perak identik dengan nama Kota Gede

karena banyak sekali rumah tangga yang menyandarkan kehidupannya dari

kerajinan perak, ada yang kecil-kecilan, dengan tenaga kerja satu-dua orang,

namun ada juga yang mempekerjakan hingga 60 orang perajin. Sebenarnya

kerajinan perak ini telah dilakukan turun temurun sejak dahulu dan berawal

dari pemenuhan kebutuhan akan perhiasan atau perlengkapan lainnya bagi

Raja dan Kraton serta kerabat-kerabatnya. Lokasi perajin perak ada di hampir

setiap sudut Kota Gede dari pasar Kota Gede hingga Mesjid Agung dan bekas

Istana Mataram Islam, terdapat puluhan toko, perajin maupun koperasi

kerajinan perak.

Kerajinan perak di daerah Kota Gede ini dalam perkembangannya tak

dapat lepas dari sentuhan teknologi serta keragaman desain karena demi

mencapai hasil yang lebih baik, dan agar dapat memenuhi selera konsumen

yang beragam. Sebagian besar hasil kerajinan berupa barang-barang yang

berbentuk klasik, seperti nampan, piring, sendok-garpu, vas bunga, asbak,

tutup gelas dan lain sebagainya. Terdapat pula hasil kerajinan seperti cincin,

kalung, giwang dan lainnya. Kebanyakan ornamen kerajinan perak Kota Gede

sangat dipengaruhi oleh motif kain batik. Dalam masalah penentuan harga

(24)

beratnya tetapi juga nilai seni dan tingkat kerumitan dalam pengerjaannya.

Sehingga sering didapati harga yang sangat bervariatif antara satu penjual

dengan penjual lainnya, tetapi yang pasti lebih murah daripada yang dijual

diluar Kota Gede, misal di hotel, geleri atau lainnya di pusat kota Jogja..

Kerajinan perak yang digeluti sebagian besar masyarakat wilayah itu

bersifat turun-temurun. Awalnya, jumlah perajin hanya beberapa orang,

karena usaha mereka hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan

perhiasan atau perlengkapan lainnya bagi raja dan kerabat keraton. Perak telah

menjadi salah satu komoditas ekonomi kreatif masyarakat terutama di

Kotagede. Produksi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,

tetapi juga untuk di ekspor ke luar negeri. Indonesia sendiri menjadi salah satu

Negara yang memasok perak ke Negara lain. Hal ini harus menjadi fokus

perekonomian terutama dalam mengembangkan usaha yang berbasis potensi

daerah. Perekonomian yang berbasis usaha daerah ini dapat berguna dalam

memajukan perekonomian daerah dan juga dalam penyerapan tenaga kerja.

Studi yang dilakukan oleh Maupa (2004) menunjukkan:

(1)Karakteristik individu manajer/pemilik, karakteristik perusahaan,

lingkungan eksternal bisnis, dan dampak kebijakan ekonomi dan sosial

mempunyai pengaruh langsung, positif, dansignifikan terhadap strategi bisnis

dan pertumbuhan usaha; (2) Karakterisitik perusahaan, dan dampak kebijakan

sosial dan ekonomi mempunyai pengaruhlangsung yang negatif terhadap

strategi bisnis; dan (3) Strategi bisnis mempunyai pengaruh langsung, positif,

(25)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu usaha, baik

faktor intern maupun faktor ekstern. Dalam penelitian ini, faktor internal yang

mempengaruhi perkembangan usaha antara lain yaitu skala usaha dan

pemanfaatan teknologi informasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu kemitraan

yang dilakukan oleh pengusaha dalam mengembangkan usaha.

Kondisi perekonomian yang tidak menentu merupakan salah satu

permasalahan yang dihadapi pengusaha kecil dan menengah. Penurunan

perekonomian akan mempengaruhi modal yang digunakan dalam

mengembangkan usaha. Tidak hanya itu, kesejahteraan masyarakat pun akan

sulit dicapai. Permodalan menjadi hal yang sangat vital terutama bagi UMKM.

Sebagian besar orang menganggap bahwa permodalan menjadi aspek paling

penting dalam berjalannya suatu usaha. Wirausaha atau pelaku usaha dituntut

untuk mendapatkan modal dan memanfaatkan dengan efektif dan efisien.

Modal digunakan untuk kebutuhan operasional usaha dalam jangka pendek

dan jangka panjang serta cadangan modal untuk menjamin kelangsungan

usaha. Perencanaan kebutuhan modal dan pengelolaan modal perlu

diperhitungkan dengan baik sesuai yang diharapkan. Hal ini menjadikan

modal sebagai salah satu permasalahan yang penting dalam berjalannya suatu

usaha terutama usaha mikro kecil.

Perkembangan usaha kecil dan menengah mempunyai peranan penting

dalam meningkatkan perekonomian nasional. Peran pihak lain seperti

(26)

pengusaha UMKM mengatasi permasalahan modal. Kerjasama yang

dilakukan inilah yang disebut kemitraan. Berbagai kerjasama di berbagai

aspek seperti penyediaan modal, ataupun program lain yang mendukung

perkembangan usaha yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih. Hal ini

melihat bahwa UMKM adalah sektor usaha yang masih perlu mendapatkan

perhatian ekstra.

Berkembang tidaknya suatu usaha tergantung dari skala usaha. Skala

usaha ditinjau dari jenis komoditas yang dipasarkan, ataupun keberhasilan

usaha dalam menjalin jaringan pemasaran yang berkelanjutan. Jumlah

komoditas yang dijual tidak menjamin akan berkembangnya suatu usaha.

Dalam dunia industri, inovasi dan kreativitas dalam membuat jenis komoditas

lain merupakan salah satu faktor penting untuk mengembangkan jenis usaha.

Selain itu jaringan pemasaran suatu komoditas juga ikut mempengaruhi

keberhasilan suatu usaha.

Teknologi tidak dapat terelakan di jaman modern ini. Seiring terjadinya

globalisasi, teknologi terus akan berkembang. Berbagai pihak menggunakan

teknologi baik dalam mencari informasi, maupun menggunakan teknologi

dalam proses produksi. Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thomson

et.al. (1991) dalam Wijana (2007) merupakan manfaat yang diharapkan oleh

pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam

menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Pengukurannya

berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah

(27)

Dari pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi

memiliki andil dalam pengembangan usaha. Tidak sedikit manfaat yang bisa

didapat dari pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia usaha. Informasi

dengan mudah didapatkan dengan adanya teknologi informasi melalui internet

ini. Teknologi informasi dapat meningkatkan daya saing usaha sehingga

mampu bersaing di perdagangan lokal maupun internasional. Pemanfaatan ini

dalam hal memperluas jaringan pemasaran dan memperluas pangsa pasar.

Selain itu informasi juga lebih mudah dan lebih cepat didapatkan. Namun

sampai sekarang masih ada kendala dalam pemanfaatan teknologi informasi

ini. Keterbatasan pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi informasi

menjadi hal yang umum dijumpai terutama di sektor UMKM. Menurut

lembaga riset AMI Partners mengungkapkan fakta bahwa hanya 20% UMKM

di Indonesia yang memiliki computer untuk mendukung kegiatan bisnisnya

(Wahid, 2007).

Dari latar belakang masalah di atas, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan usaha kecil dan menengah yaitu kemitraan,

skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi. Oleh karena itu peneliti

hendak meneliti masalah tersebut yang berjudul “Pengaruh Kemitraan, Skala

Usaha Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Usaha

(28)

B. Identifikasi Masalah

Perkembangan suatu usaha dapat dipengaruhi oleh berbagai hal baik

faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Dalam hal ini, perkembangan usaha

dikontribusi oleh kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi.

Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada kontribusi signifikan kemitraan terhadap perkembangan usaha

kerajinan perak Kotagede Yogyakarta?

2. Apakah ada kontribusi signifikan skala usaha terhadap perkembangan

usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta?

3. Apakah ada kontribusi signifikan pemanfaatan teknologi informasi

terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta?

4. Apakah ada kontribusi signifikan kemitraan, skala usaha, dan pemanfaatan

teknologi informasi terhadap perkembangan usaha kerajinan perak

Kotagede Yogyakarta?

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah apa yang menjadi perhatian dalam penelitian.

Variabel-variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang dilakukan pengusaha mikro kecil

menengah dengan koperasi, pemerintah atau asosiasi lain dalam

(29)

berikut adalah ada tidaknya kemitraan, jenis kemitraan dan keuntungan

kemitraan.

2. Skala usaha adalah ukuran kegiatan usaha dalam bidang penjualan yang

mencakup penjualan komoditas dan lingkup pemasaran. Indikator

pengukuran berdasarkan jumlah tenaga kerja, jumlah penjualan komoditas

dan Lingkup pemasaran produk.

3. Pemanfaatan teknologi informasi adalah penggunaan teknologi informasi

oleh pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya. Indikator pengukuran

berdasarkan tujuan pemanfaatan teknologi informasi, frekuensi

pemanfaatan teknologi informasi, jumlah aplikasi atau software yang

digunakan, dan keuntungan pemanfaatan teknologi informasi.

4. Perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede yang dimaksud adalah

seberapa besar kemajuan yang dialami usaha dalam hal modal. Indikator

perkembangan usaha dapat diketahui dari pertumbuhan modal suatu usaha.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi kemitraan terhadap perkembangan usaha

kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.

2. Mengetahui kontribusi skala usaha terhadap perkembangan usaha

kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan teknologi informasi terhadap

(30)

4. Untuk mengetahui kontribusi dari kemitraan, skala usaha, dan

pemanfaatan teknologi informasi terhadap perkembangan usaha kerajinan

perak Kotagede Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini kiranya dapat menambah pengetahuan serta

dapat digunakan acuan penelitian dimasa yang akan datang.

2. Secara praktis

a. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan perpustakaan

Universitas Sanata Dharma bagi mahasiswa ataupun yang memiliki

kepentingan. Terutama hal yang berkaitan dengan informasi tentang

bacaan ilmiah.

b. Bagi Pengusaha Kecil dan Menengah

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengusaha kecil dan menengah

dalam perkembangan usaha terutama kesadaran akan pentingnya

kerjasama dengan pihak lain.

c. Bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pemerintah daerah sebagai

sumber informasi untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang

berhubungan pengembangan perekonomian daerah terutama UMKM.

(31)

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pengaruh

kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap

(32)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kemitraan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata mitra berarti

teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya, perihal

hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Menurut Notoatmodjo

(2003), kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,

kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu

tugas atau tujuan tertentu.

Menurut Hafsah (1999), kemitraan adalah suatu strategi bisnis

yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu

untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan

dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka

keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara

yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Pada dasarnya kemitraan itu merupakan suatu kegiatan saling

menguntungkan dengan berbagai macam bentuk kerja sama dalam

menghadapi dan memperkuat satu sama lainnya. Bobo (2003) menyatakan

bahwa tujuan utama kemitraan adalah untuk

mengembangkan pembangunan yang mandiri dan berkelanjutan dengan

landasan dan struktur perekonomian yang kukuh dan berkeadilan dengan

(33)

kemitraaan usaha adalah sebuah jalinan kerjasama usaha yang saling

menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah atau

besar (perusahaan mitra) yang disertai dengan pembinaan dan

pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan,

menguntungkan, dan memperkuat usahanya.

Usaha kecil yang dimaksudkan adalah kegiatan ekonomi rakyat

berskala kecil yang mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak satu milyar rupiah.

c. milik Warga Negara Indonesia.

d. usaha itu berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah atau besar.

e. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Hafsah (1999) mendefinisikan kemitraan sebagai suatu strategi

bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu

tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling

membutuhkan dan saling membesarkan.

Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

(34)

Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan memperhatian prinsip saling

memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

Kemitraan yang dihasilkan merupakan suatu proses yang

dibutuhkan bersama oleh pihak yang bermitra dengan tujuan memperoleh

nilai tambah. Hanya dengan kemitraan yang saling menguntungkan, saling

membutuhkan dan saling memperkuat, dunia usaha baik kecil maupun

menengah akan mampu bersaing. Adapun secara lebih rinci tujuan

kemitraan meliputi beberapa aspek, antara lain yaitu :

a. Tujuan dari Aspek Ekonomi

Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan kemitraan secara lebih kongkrit yaitu :

1) Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat;

2) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan;

3) Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan

usaha kecil;

4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan

nasional;

5) Memperluas kesempatan kerja;

6) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional

b. Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya

Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya

pemberdayaan usaha kecil. Pengusaha besar berperan sebagai faktor

(35)

kompetensinya dalam mendukung mitra usahanya menuju kemandirian

usaha, atau dengan perkataan lain kemitraan usaha yang dilakukan

oleh pengusaha besar yang telah mapan dengan pengusaha kecil

sekaligus sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar untuk ikut

memberdayakan usaha kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang

tangguh dan mandiri.

Adapun sebagai wujud tanggung jawab sosial itu dapat berupa

pemberian pembinaan dan pembimbingan kepada pengusaha kecil,

dengan pembinaan dan bimbingan yang terus menerus diharapkan

pengusaha kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen

ekonomi yang tangguh dan mandiri. Dipihak lain dengan tumbuh

berkembangnya kemitraan usaha ini diharapkan akan disertai dengan

tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru yang semakin berkembang

sehingga sekaligus dapat merupakan upaya pemerataan pendapatan

sehingga dapat mencegah kesenjangan sosial.

c. Tujuan dari Aspek Teknologi

Secara faktual, usaha kecil biasanya mempunyai skala

usahayang kecil dari sisi modal, penggunaan tenaga kerja, maupun

orientasi pasarnya. Demikian pula dengan status usahanya yang

bersifat pribadi atau kekeluargaan; tenaga kerja berasal dari

lingkungan setempat; kemampuan mengadopsi teknologi, manajemen,

dan adiministratif sangat sederhana; dan struktur permodalannya

(36)

Sehubungan dengan keterbatasan khususnya teknologi pada

usaha kecil, maka pengusaha besar dalam melaksanakan pembinaan

dan pengembangan terhadap pengusaha kecil meliputi juga

memberikan bimbingan teknologi. Teknologi dilihat dari arti kata

bahasanya adalah ilmu yang berkenaan dengan teknik. Oleh karena itu

bimbingan teknologi yang dimaksud adalah berkenaan dengan teknik

berproduksi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

d. Tujuan dari Aspek Manajemen

Manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau

lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk

mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu

bertindak sendiri. Sehingga ada 2 (dua) hal yang menjadi pusat

perhatian yaitu : Pertama, peningkatan produktivitas individu yang

melaksanakan kerja, dan Kedua, peningkatan produktivitas organisasi

di dalam kerja yang dilaksanakan. Pengusaha kecil yang umumnya

tingkat manajemen usaha rendah, dengan kemitraan usaha diharapkan

ada pembenahan manajemen, peningkatan kualitas sumber daya

manusia serta pemantapan organisasi (Hafsah, 1999).

2. Pengertian Skala Usaha

Menurut BPS (2002: 9), batasan mengenai skala usaha didasarkan

pada kriteria jumlah tenaga kerja. Berdasarkan kriteria tersebut, skala

usaha diklasifikasikan sebagai berikut:

(37)

b. usaha kecil 5-19 orang;

c. usaha menengah 20-99 orang;

d. usaha besar lebih dari 100 orang.

Kriteria UMKM menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah

omset atau penjualan yang dimiliki oleh sebuah usaha.

a. Usaha mikro penjualan per tahun maksimal 300juta

b. Usaha kecil penjualan per tahun sebesar 300juta-2,5 Milyar

c. Usaha Menengah penjualan per tahun 2,5Milyar- 50Milyar

(Sumber : Undang-Undang No 20 Tahun 2008)

3. Teknologi Informasi

a. Pengertian Teknologi

Menurut Vaza (2001) dalam Sutabri (2005), pengertian

teknologi sebenarnya berasal dari Bahasa Perancis “La Teknique”

yang dapat diartikan dengan “semua proses yang dilaksanakan dalam

upaya mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang

dimaksud dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa suatu benda atau

konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali

dipahami disini sedemikian rupa pembuatan atau perwujudan sesuatu

tersebut dapat dilaksanakan secara berulang (repetisi).

Selanjutnya Djoyohadikusumo (1994) berpendapat bahwa

(38)

Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita,

artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang,tentang materi dan

energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.

Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang,

benda atau alat dari manusia selaku homo technicus atau homo faber.

Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem atau struktur dalam

eksistensi manusia di dalam dunia. Teknologi bukan lagi sekedar

sebagai suatu hasil dari daya cipta yang ada dalam kemampuan

dan keunggulan manusia, bahkan telah menjadi suatu “daya pencipta”

yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada gilirannya

kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia lain.

Menurut Hamacher (2001) dalam Sutabri (2005),teknologi

yang digunakan di dalam teknologi informasi perkantoran

yakniteknologi komputer dan teknologi komunikasi. Teknologi

komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti

menghitung. Karena luasnya bidang garapan ilmu komputer, para

pakar dan peneliti sedikit berbeda dalam mendefinisikan teknologi

komputer.

Menurut Sutabri (2005), teknologi komputer adalah “mesin

penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input

digital, kemudian memprosesnya sesuaidengan program yang

tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi”.

(39)

teknologi komputer adalah “suatu alat elektonik yang mampu

melakukan beberapa tugas sebagai berikut: (1) Menerima input; (2)

Memproses input tadi sesuai dengan programnya; (3) Menyimpan

perintah-perintah dan hasil dari pengolahan; (4) Menyediakan output

dalam bentuk informasi”

b. Pengertian Informasi

Davis alih bahasa oleh Adiwardana (1999) mengungkapkan

“informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk berarti bagi

penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau

mendatang”. Demikian juga menurut Ukas (2006), informasi adalah

merupakan bahan mentah yang penting dalam mengambil

keputusan informasi terdiri dari data yang telah diperbaiki dan

diproses, atau dengan kata lain digunakan untuk perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan operasional perusahaan.

Susanto (2004) mengungkapkan bahwa informasi merupakan

hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari

pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan yang

tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bukanlah

merupakan merupakan informasi bagi orang itu.

Menurut Sutabri (2005) informasi adalah “data yang telah

diklasifikasi atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam

(40)

Informasi dalam ruang lingkup sistem informasi menurut Davis

alih bahasa oleh Adiwardana (1999) memiliki beberapa ciri, yaitu:

1) Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak.

Bila penerima informasi yang salah mempercayai, akibatnya

seolah- olah menjadi seperti yang benar.

2) Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi

penerimanya.

3) Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan

tambahan baru pada informasi yang telah ada.

4) Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi

yang salah atau palsu sebelumnya.

5) Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada.

Ini masih berguna, karena meningkatkan persepsi penerimanya atas

kebenaran informasi tersebut.

Menurut Mc.Leod alih bahasa oleh Yulianto (2008)

menjelaskan bahwa terdapat empat dimensi dasar informasi yang dapat

menambah nilai dari sebuah informasi, dimensi tersebut meliputi:

1) Relevansi artinya informasi yang diberikan harus sesuai

denganyang dibutuhkan. Apabila kebutuhan informasi ini untuk

suatu organisasi,maka informasi tersebut harus sesuai dengan

kebutuhan informasi diberbagai tingkatan dan bagian yang ada

(41)

2) Akurasi artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang

sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui

pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda

dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama

data tersebut dianggap akurat.

3) Ketepatan waktu artinya informasi harus tersedia pada saat yang

dibutuhkan untuk memecahkan masalah sebelum situasi kritis

menjadi tidak terkendaliatau kesempatan menghilang. Informasi

yang datang pada penerima tidak boleh terlambat karena informasi

yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi.

4) Kelengkapan artinya bahwa informasi yang diperoleh menyajikan

gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.

c. Pengertian Teknologi Informasi

Istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT) mulaipopuler di akhir dekade 70-an. Pada masa sebelumnya, istilah

teknologi komputer ataupengolahan data elektronis atau PDE

(Electronic Data Processing atau EDP) lebihdikenal.

Berkaitan dengan teknologi informasi, Alter dalam buku yang

ditulis Kadir (2003) menjelaskan bahwa “teknologi informasi

mencakupperangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan

satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,

mentrasisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau

(42)

Kamus Oxford dalam Kadir (2003) menjelaskan bahwa

“teknologi informasi adalah studi atau pengunaan peralatan

elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan

mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan

gambar”.

Martin dalam Kadir (2003) mendefinisikan “teknologi

informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat

keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan

menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi

komunikasi untuk megirimkan informasi”.

Secara lebih umum, Lucas dalam Kadir (2003) menyatakan

bahwa “teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang

diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam

bentuk elektronis.

Haag dan Keen dalam buku yang ditulis Kadir (2003)

mengemukakan “teknologi informasi adalah seperangkat alat yang

membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas

yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”.

Kemudian dari hasil pendapat para ahli di atas Kadir (2003)

berasumsi bahwa: “teknologi informasi baik secara implisit maupun

eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga

(43)

Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat

ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator

utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap

perubahan-perubahan yang mendasar pada stuktur, operasi, dan

manajemen organisasi. Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan

dapat dirasakan oleh manusia.

Menurut Kadir (2003) secara garis besar dapat dikatakan

bahwa:

1) Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal

ini,teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas

atauproses.

2) Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan

informasi terhadap suatu tugas atau proses.

3) Teknologi informasi berperan dalam restukturisasi terhadap

peranmanusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam

melakukanperubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau

proses.

Menurut Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Sutabri (2005)

ada tiga hal yang berkaitan dengan penerapan teknologi informasi

berbasis komputer yaitu:

1) Perangkat keras (Hardware) merupakan perangkat computer

mencakup seluruh peralatan fisik komputer atau biasa disebut

(44)

masukan seperti keyboard atau mouse, peralatan keluaran seperti

printer dengan berbagai jenisnya dan layar monitor, penyimpanan

mencakup penyimpanan primer dan sekunder, prosesor dan

komunikasi yang berupa jaringan. Beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan dan penilaian perangkat keras

antara lain volume data yang akan diolah, kecepatan pemrosesan,

dan perkembangan teknologi.

2) Perangkat lunak (Software). Perangkat lunak secara umum dibagi

dua yaitu perangkat lunak sistem yang melaksanakan tugas-tugas

dasar tertentu yang diperlukan semua pemakai suatu komputer

danperangkat lunak aplikasi yang membantu pengelolaan sumber

daya, fisik dan konseptual perusahaan. Kriteria-kriteria yang dapat

dijadikan dasar untuk pemilihan dan penilaian perangkat lunak

adalah kemudahan pemakaian (user friendly).

3) Orang (Brainware) merupakan hal yang terpenting karena

fungsinya sebagai, pengembang hardware dan software, serta sebagai pelaksana (operator) masukan (input) dan sekaligus penerima keluaran (output) sebagai pengguna sistem (user).

4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

(45)

a. Pengertian UMKM

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang ini.

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

Menurut Bab II Pasal 4 dan Pasal 5 UU No.20/2008 tentang

UMKM,prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM adalah sbb :

(46)

a) Penumbuhan kemandirian,kebersamaan,dan kewirausahaan

UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri

b) Mewujudkan kebijakan publik yang transparan,akuntabel,dan

berkeadilan

c) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi

pasar sesuai dengan kompetensi UMKM

d) Peningkatan daya saing UMKM

e) Penyelenggaraan perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian

secara terpadu

2) Tujuan pemberdayaan UMKM

a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang

seimbang,berkembang,dan berkeadilan

b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM

menjadi usaha yang tangguh dan mandiri

c) Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah,

penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,

pertumbuhan ekonomi,dan pengentasan kemisikinan

c. Kriteria UMKM

Kriteria UMKM menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah

(47)

Tabel II.1

Tabel Penggolongan UMKM Berdasar Jumlah Asset dan Omset

No. Uraian Kriteria

Asset Omzet

1 Usaha Mikro Max 50 Jt Max 300jt

2 Usaha Kecil >50jt-500jt >300jt-2,5M

3 Usaha Menengah >500jt-10M >2,5M-50M

Sumber : Undang-Undang No 20 Tahun 2008

Selain berdasar Undang-undang tersebut,dari sudut pandang

perkembangannya Usaha Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan

dalam beberapa kriteria Usaha Kecil Dan Menengah yaitu:

1) Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai

kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal

sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima 2) Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin

tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki

jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak

dan ekspor.

4) Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki

jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi

Usaha Besar (UB). (Rahmana, 2009).

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM

1) UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

(48)

3) PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan

Usaha Kecil

4) Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha

Menengah

5) Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang

Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang

Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat

Kemitraan

6) Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha

Kecil dan Menengah

7) Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan

Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan

8) Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan

Badan Usaha Milik Negara

9) Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah. (Departemen koperasi, 2008).

B. Kerangka Berpikir 1. Isi Kerangka berpikir

a. Kontribusi Kemitraaan Terhadap Perkembangan Usaha Perak

Kotagede.

Kemitraan adalah suatu tindakan kerjasama antara dua pihak

(49)

menguntungkan. Kemitraan yang dilakukan dapat dalam berbagai

bentuk. Dalam hal usaha, kemitraan dapat berupa modal, pemasok

bahan baku, pemasaran, promosi dan hal lainnya.

Berbagai keuntungan dapat dirasakan sesuai dengan kemitraan

yang terjalin. Semakin banyak kemitraan, manfaat yang didapatkan

akan semakin banyak. Suatu usaha terutama UMKM yang menjalin

kemitraan dengan pihak lain akan lebih berkembang.

b. Kontribusi Skala Usaha Terhadap Perkembangan Usaha Perak

Kotagede.

Setiap usaha memiliki skala usaha yang berbeda satu dengan

yang lain. Skala usaha ini diukur dari jumlah tenaga kerja yang

dimiliki, jumlah produksi komoditas dan area pemasaran. Tenaga kerja

yang dimiliki berpengaruh terhadap jumlah komoditas yang

diproduksi. Semakin banyak tenaga kerja akan menambah jumlah

produksi komoditas dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta

akan memajukan suatu usaha lebih cepat. Semakin sedikit tenaga kerja,

hanya dapat memproduksi komoditas yang tidak terlalu banyak dan

akan memerlukan waktu yang lebih lama. Permintaan konsumen dapat

berasal dari dalam kota, luar kota maupun luar negeri. Lingkup

pemasaran ini juga ikut berpengaruh dalam perkembangan suatu usaha.

(50)

c. Kontribusi Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan

Usaha Perak Kotagede.

Teknologi informasi tidak dapat lepas dari kehidupan global saat

ini. Termasuk dalam suatu usaha, teknologi berperan dalam

menjalankan roda usaha. Teknologi ini diaplikasikan dalam proses

produksi maupun diluar proses produksi seperti mencari informasi dan

mengirim informasi yang berkaitan dengan usaha. Saat ini, teknologi

yang digunakan sudah canggih seperti handphone, komputer, laptop

dan lainnya. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat berperan

dalam pengembangan usaha. Dalam usaha, salah satunya yaitu

promosi dengan menggunakan teknologi informasi akan mempercepat

informasi usaha itu sampai ke konsumen yang ingin membeli produk

usaha.

d. Kontribusi Kemitraan, Skala Usaha Dan Pemanfaatan Teknologi

Informasi Terhadap Perkembangan Usaha Perak Kotagede.

Perkembangan usaha dipengaruhi oleh kemitraan, skala usaha

dan pemanfaatan teknologi informasi. Semakin baik atau tinggi

kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi, semakin

baik atau tinggi pula perkembangan Usaha Perak Kotagede. Sebab

dengan adanya ketiga faktor tersebut, usaha perak Kotagede

(51)

Kerangka berpikir dari penelitian ini secara sistematis sebagai

berikut:

C. Hipotesis

1. Ada kontribusi signifikan kemitraan terhadap perkembangan usaha

kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.

2. Ada kontribusi signifikan skala usaha terhadap perkembangan usaha

kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.

3. Ada kontribusi signifikan pemanfaatan teknologi informasi terhadap

perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.

4. Ada kontribusi signifikan kemitraan, skala dan pemanfaatan teknologi

informasi terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede

Yogyakarta.

Kemitraan (X1)

Skala Usaha (X2)

Pemanfaatan Teknologi Informasi

(X3)

(52)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yaitu penelitian eksplanatif yang dilakukan terbatas

pada survei sampel, yaitu cara pengumpulan informasi yang belum diketahui

dari sampel atas populasi yang mewakili seluruh populasi dengan maksud

untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis..

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di UMKM kerajinan perak yang berupa showroom di Kotagede Yogyakarta di Jalan Kemasan, Kelurahan Purbayan, Kotagede,

Yogyakarta. Tempat tersebut dirasa sesuai dengan apa yang akan diteliti

penulis karena merupakan UMKM yang berkembang dari jaman kerajaan

sampai saat ini. UMKM yang bersifat turun temurun dan merupakan

budaya daerah ini berkembang tidak hanya di pasar domestik tetapi juga

sudah ke pasar internasional. Selain itu kerajinan perak menjadi salah satu

komoditas daerah yang diekspor ke luar negeri. Oleh karena itu lokasi

penelitian tersebut dapat diharapkan memberikan data yang akan

digunakan untuk penelitian yang relevan dengan apa yang akan penulis

(53)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini keseluruhan subjek adalah seluruh pemilik showroom UMKM kerajinan Perak yang berjumlah 34 UMKM di Pusat Kerajinan

Perak Jalan Kemasan Kotagede, Kelurahan Purbayan, Kecamatan

Kotagede, Yogyakarta.

2. Sampel

Teknik sampel yang digunakan adalah teknik Sampling Jenuh karena

jumlah populasi yang relatif sedikit.

D. Data yang Dicari

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu Data yang dibutuhkan dari responden penelitian, baik

dari wawancara maupun dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh

peneliti.. Adapun data yang dicari yaitu:

a. Ada tidaknya kemitraan

b. Jenis kemitraan

(54)

d. Jumlah tenaga kerja

e. Jumlah produksi perbulan

f. Jumlah Penjualan perbulan

g. Sebaran pemasaran produk

h. Ada tidaknya pemanfaatan teknologi informasi

i. Tujuan pemanfaatan teknologi informasi

j. Frekuensi pemanfaatan teknologi informasi

k. Jumlah aplikasi atau software yang digunakan

l. Keuntungan pemanfaatan teknologi informasi

m. Pertumbuhan modal

2. Data Sekunder, yaitu Data yang sudah ada atau sudah tersedia di tempat

lain seperti kantor pemerintah daerah, perpusatakaan yang berkaitan

dengan masalah penelitian. Adapun data yang akan dicari adalah:

a. Keadaan geografis

b. Keadaan demografis

c. Sejarah kerajinan perak Kotagede

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mencari informasi awal sebelum

(55)

informasi yang lebih mendalam saat pengumpulan data dengan

langsung bertemu sampel penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan untuk

mengumpulkan data yang lebih relevan dan akurat.

b. Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden sesuai dengan masalah

yang diteliti. Dalam penelitian ini, kuesioner berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kemitraan, skala usaha,

pemanfaatan teknologi informasi dan modal usaha. Tipe kuesioner

yang dipakai penulis adalah kuesioner tipe terbuka sehingga kuesioner

tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kebebasan dalam

menjawabnya.

c. Instrumentasi

1) Kisi-kisi instrumen

Tabel III.1

Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian

No. Nama Variabel Indikator Jumlah

Item

1. Kemitraan 1.Ada tidaknya kemitraan

(56)

No Nama Variabel Indikator Jumlah

1. Pertumbuhan modal 2

2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data yang diberikan oleh kantor dinas

setempat ataupun Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskripsi

Untuk membuat generalisasi pada penelitian analisis data terhadap

34 responden yang meliputi kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan

teknologi informasi responden terhadap perkembangan usaha mikro kecil

dan menengah (UMKM) di Yogyakarta menggunakan analisis deskriptif.

a. Deskripsi Data Kemitraan Responden

Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang dilakukan pengusaha

(57)

lain dalam mengembangkan usahanya. Indikator kemitraan dalam

masalah penelitian berikut adalah ada tidaknya kemitraan, jenis

kemitraan dan keuntungan kemitraan.

1) Ada Tidaknya Kemitraan

Tabel III.2

Pengukuran Ada Tidaknya Kemitraan

Memiliki Kemitraan Skor

Ya 1

Tidak 0

2) Jenis Kemitraan

Kemitraan dapat terjalin di berbagai bidang suatu usaha. Jenis

kemitraan yaitu:

a) Simpan Pinjam (Modal)

b) Pemasaran

c) Pemasok Bahan Baku

d) Lainnya (sebutkan) ...

Berdasarkan penggolongan di atas, penilaian untuk jenis kemitraan

yaitu sebagai berikut:

Tidak ada kemitraan skor 0

Ada 1 kemitraan skor 1

Ada 2 kemitraan skor 2

Ada 3 Kemitraan skor 3

Ada 4 kemitraan skor 4

(58)

Adanya kemitraan dapat memberikan keuntungan dalam

mengembangkan usaha. Penilaian keuntungan kemitraan

berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden adalah

sebagai berikut:

Tidak ada keuntungan skor 0

Ada 1 Keuntungan Kemitraan skor 1

Ada 2 Keuntungan Kemitraan skor 2

Ada 3 Keuntungan Kemitraan skor 3

Ada 4 Keuntungan Kemitraan skor 4

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (Mean)

dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan

pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam

mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

(59)

Namun dalam penelitian ini, untuk mencari jumlah mean dan

standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:

Tabel III.3

Mean dan Standar Deviasi Variabel Kemitraan Responden

Variabel N Mean Standar Deviasi

Kemitraan 34 3,82 2,139

Sumber: data diolah, 2014

Untuk mengetahui penilaian kemitraan terhadap perkembangan

usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta, dapat ditunjukkan dengan

memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan

interval di bawah ini:

Tabel III.4

Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Kemitraan Kemitraan Rumus Interval Interval

Rendah X < mean - SD 0 – 2

Sedang Mean - SD < x <

mean + SD

3 – 6

Tinggi Mean + SD < x 7 – 8

Kategori kemitraan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a) Kemitraan tinggi

Kemitraan tinggi dalam penelitian ini berarti memiliki

kemitraan di banyak bidang dan mendapatkan manfaat kemitraan

yang tinggi. Oleh karena itu, kemitraan yang terjalin lebih dapat

memberikan pengaruh postif terhadap perkembangan usaha

kerajinan perak Kotagede.

(60)

Kemitraan sedang dalam penelitian ini berarti pengusaha memiliki

kemitraan, jenis kemitraan dan manfaat kemitraan yang tidak

terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Dengan kata lain,

pengusaha memiliki kemitraan yang biasa saja.

c) Kemitraan rendah

Kemitraan rendah dalam penelitian ini berarti memiliki kemitraan,

jenis kemitraan dan manfaat kemitraan yang sedikit ataupun tidak

memiliki kemitraan. Oleh karena itu, kemitraan UMKM cenderung

tidak terlalu berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap

perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede.

b. Deskripsi Skala Usaha Responden

Skala usaha dalam penelitian ini merupakan kegiatan usaha

dalam bidang penjualan yang mencakup penjualan komoditas dan

lingkup pemasaran. Indikator pengukuran berda sarkan jumlah tenaga

kerja, jumlah penjualan komoditas dan lingkup pemasaran produk.

1) Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu penggerak atau input dalam berjalannya suatu usaha. Penggolongan usaha berdasarkan

jumlah tenaga kerja sebagai berikut

a. Usaha mikro 1-4 orang diberi skor 1

b. Usaha kecil 5-19 orang diberi skor 2

c. Usaha menengah 20-99 orang diberi skor 3

(61)

2) Jumlah Produksi Komoditas

Produksi komoditas adalah jumlah berbagai jenis produksi

yang dapat dihasilkan dalam waktu satu bulan.

Pengukuran produksi komoditas sebelumnya dilakukan

mencari interval kelas dan pembagian kategorinya berikut:

a) Jumlah produksi 40 – 82 unit skor 1

b) Jumlah produksi 83 – 125 unit skor 2

c) Jumlah produksi 126 – 168 unit skor 3

d) Jumlah produksi 169 – 211 unit skor 4

e) Jumlah produksi 212 – 254 unit skor 5

f) Jumlah produksi 255 – 300 unit skor 6

3) Jumlah Penjualan Komoditas

Penjualan komoditas adalah jumlah berbagai jenis produk

yang dapat terjual dari hasil produksi dalam waktu satu bulan.

Pengukuran produksi komoditas sebelumnya dilakukan

mencari interval kelas dan pembagian kategorinya berikut:

a) Jumlah penjualan 25 – 62 unit skor 1

b) Jumlah penjualan 63 – 100 unit skor 2

c) Jumlah penjualan 101 – 138 unit skor 3

d) Jumlah penjualan 139 – 176 unit skor 4

e) Jumlah penjualan 177 – 214 unit skor 5

f) Jumlah penjualan 215 – 250 unit skor 6

(62)

Lingkup pemasaran produk merupakan daerah tujuan produk

tersebut dijual. Adapun penggolongan lingkup pemasaran yaitu:

a) Dalam Kota

b) Luar Kota

c) Luar Negeri

Untuk mengetahui penilaian lingkup pemasaran produk sebagai

berikut:

a) Dalam Kota diberi skor 1

b) Luar Kota diberi skor 2

c) Luar Negeri diberi skor 3

d) Dalam Kota dan luar kota atau dalam kota dan luar negeri

atau luar kota dan luar negeri diberi skor 4

e) Dalam kota, luar kota dan luar negeri diberi skor 5

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata

(Mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis

dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang

digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai

Gambar

Tabel II.1
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum stasiun di Pulau Payung yang memiliki kandungan logam berat Cu dan Pb yang lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun yang berada pada aliran

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan sikap pemilih pemula terhadap calon kepala daerah baik ditinjau dari agama, daerah tempat tinggal, jenis

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 92 Tahun 2019 tentang Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) di Kota

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 24-30 Juli 2017 di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi dengan 20 responden tentang pengaruh teknik relaksasi otot

Data akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan atau gejala yang sedang terjadi pada saat penelitian

Karena ukuran lapangan yang lebih kecil, dan jumlah pemain lebih sedikit, permainan futsal lebih dinamis karena gerakan yang cepat dan berbeda dengan sepak bola,

Tugas Akhir Program S-1 Seni Musik ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dinyatakan lulus

Skripsi yang berjudul: Pemulihan Kondisi Fisiologis, Konsumsi Pakan, dan Bobot Badan Domba Ekor Tipis pada Umur Muda dan Dewasa Pasca Transportasi pada Siang Hari dan