KONTRIBUSI KEMITRAAN, SKALA USAHA DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA KERAJINAN PERAK
DI KOTAGEDE YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh : MAHISWARA NIM: 091324018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
I dedicate this little work for:
JESUS CHRIST MY SAVIOR
MY PARENTS
MYBROTHERS
ALL OF MY COLLEGUES
ALL OF MY FRIENDS
AND EVERY PERSON WHO SUPPORTED ME UNTIL NOW
MOTTO
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah
(Jesus Christ)
Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman
(Albert Einstein)
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil.Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.
(Mahatma Gandhi)
Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan
bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
(Soekarno)
Berdoalah seolah-olah semuanya bergantung pada Allah. Bekerjalah seolah-olah segalanya bergantung kepadamu.
(St.Agustinus)
Berdoa, Berusaha dan Bersyukur.
ABSTRAK
KONTRIBUSI KEMITRAAN, SKALA USAHA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA
KERAJINAN PERAK KOTAGEDE YOGYAKARTA
Mahiswara
Universitas Sanata Dharma 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di kerajinan perak Kotagede yang terletak di Jalan kemasan, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta pada bulan Oktober 2013. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pemilik showroom usaha kerajinan perak yang terletak di Jalan Kemasan yang berjumlah 34 orang. Sampel diambil dengan teknik sampel jenuh. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan wawancara. Uji Prasyarat analisis regresi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji Analisis data menggunakan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemitraan tidak berkontribusi signifikan terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta (nilai sig. 0,107 >α 0,05), (2) skala usaha berkontribusi signifikanterhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta sebesar 63,57% (nilai sig. 0,001 <α 0,05), (3) pemanfaatan teknologi informasi tidak berkontribusi signifikan terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta (nilai sig. 0,517 >α 0,05), (4) nilai adjusted R square yaitu 0,391 yang berarti sebesar 39,1% variasi perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede dapat dijelaskan oleh variasi kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi.
ABSTRACT
THE CONTRIBUTION OF PARTNERSHIP, BUSINESS SCALE AND THE INFORMATION TECHNOLOGY UNTILIZATION TOWARD BUSINESS
DEVELOPMENT OF SILVER HANDICRAFT IN KOTAGEDE, YOGYAKARTA business scale, and information technology utilization toward business development silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta.
This study is an explanatory study conducted in silver handicraft in Kotagede located at Kemasan Street, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta in October, 2013. The population of this study were the owners of silver handicraft business showroom in Kotagede located at Kemasan Street. The samples were taken by using saturated sample technique. The data gathered by questionnaire and interview. The prerequisite of regression analysis were normality and linearity test. Classical assumption test consisted of multicolinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test. The data analysis technique used was regression analysis.
The result of this study indicated that: (1) partnership did not have any significant contribution to the business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta (sig. value 0.107 > α 0.05); (2) business scale had significant contribution by 63.57% to the business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta (sig. value 0.001 < α 0.05); (3) information technology utilization did not have any significant contribution to the business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta (sig. value 0.517 > α 0.05); and (4) adjusted R square value was 0.391, which meant 39.1% of business development of silver handicraft in Kotagede, Yogyakarta, could be explained by the variants of partnership, business, scale and information technology utilization.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi pendidikan Ekonomi,
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir, tidak sedikit
bantuan dan dukungan dari pihak lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
a. Tuhan Yesus yang selalu membimbing serta menerangi hati dan pikiran
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
b. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. sebagai Rektor Universitas Sanata
Dharma periode 2014-2018.
c. Bapak Rohandi Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
d. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
e. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang
telah membimbing dengan sabar dan meluangkan waktu dalam memberikan
f. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang
membimbing dan mengarahkan dengan penuh ketelitian dalam memeriksa
penyusunan skripsi.
g. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S selaku dosen penguji yang telah
memberikan penilaian dan saran yang sangat berarti dalam skripsi ini.
h. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam
kelancaran perkuliahan dan pembuatan skripsi.
i. Bapak F.X Lilik Sudjiarto dan Ibu M.G. Soepartini selaku orang tua yang
selalu mendoakan, memberikan kasih sayang dan membantu dalam segala hal
selama ini.
j. Dian Tri Utami yang selalu mengingatkan dan memberi dukungan serta
kesabaran selama penyusunan skripsi.
k. Teman-teman seperjuangan selama perkuliahan: Yeye, Yohan, Eko, Nana,
Nia, Bertha, Septa, Grace, Desi, Yunus, Daniel, Alex dan keluarga besar
Pendidikan Ekonomi lainnya.
l. JRC Jogja, Nikon D3100 Regional Yogyakarta, Kos Jalan Rajawali Raya
(Tompul, Deny, Andi, Debby, Mas Bibit).
m. Seluruh pemilik showroom kerajinan perak Kotagede atau yang mewakili atas waktu dan ketersediaan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
penulis.
n. Kota Jogjakarta sebagi tempat menuntut ilmu dan segala kenangan
o. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut
memberikan andil.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis membutuhkan saran dan saran yang
membangun dalam karya selanjutnya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat
dan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 30 Mei 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ... 8
D. Tujuan Penelitain ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Kajian Pustaka ... 12
1. Kemitraan ... 12
2. Skala Usaha ... 16
3. Teknologi Informasi ... 17
4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 24
B. Kerangka Berpikir ... 28
1. Isi Kerangka Berpikir ... 28
C. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
C. Populasi dan Sampel ... 33
1. Populasi ... 33
2. Sampel ... 33
D. Data yang Dicari ... 33
1. Data Primer ... 33
2. Data Sekunder ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
1. Pengumpulan Data Primer ... 34
2. Pengumpulan Data Sekunder ... 36
F. Teknik Analisis Data ... 36
a. Deskripsi Data Kemitraan Responden ... 36
b. Deskripsi Skala usaha Responden ... 40
c. Deskripsi Pemanfaatan Teknologi Informasi Responden 44 d. Deskripsi Perkembangan Usaha Kerajinan Perak Kotagede ... 50
2. Uji Hipotesis ... 52
a. Uji Prasyarat Analisis Regresi ... 52
1) Uji Normalitas ... 52
2) Uji linieritas ... 53
b. Uji Asumsi Klasik ... 54
1) Uji Multikolinearitas ... 54
2) Uji Heterokesdastisitas ... 54
3) Uji Autokorelasi ... 55
c. Analisis Regresi Berganda ... 56
d. Uji T ... 57
e. Uji F ... 59
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Gambaran Umum ... 62
1. Letak dan Luas Kecamatan Kotagede ... 62
2. Penduduk kecamatan Kotagede ... 64
3. Sejarah kerajinan Perak di Kotagede ... 66
B. Deskripsi Data penelitian ... 70
1. Deskripsi Data Tentang Karakteristik Responden ... 71
2. Deskripsi Data Tentang Kemitraan Responden ... 72
3. Deskripsi Data Tentang Skala usaha Responden ... 78
4. Deskripsi Data Tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi Responden ... 85
5. Deskripsi Data Tentang Perkembangan Usaha Kerajinan Perak Kotagede ... 91
C. Analisis Data ... 93
1. Pengujian prasyarat ... 93
a. Uji Normalitas ... 93
b. Uji linieritas ... 94
2. Pengujian Asumsi klasik ... 96
a. Uji Multikolinieritas ... 96
b. Uji Heteroskesdastisitas ... 97
c. Uji Autokorelasi ... 98
d. Rangkuman Dari hasil Uji Asumsi Klasik ... 100
D. Pengujian Hipotesis ... 100
E. Pembahasan ... 104
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 116
B. Keterbatasan ... 116
C. Saran ... 116
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tabel Penggolongan UMKM Berdasar Jumlah Asset dan Omset .. 27
Tabel III.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian ... 35
Tabel III.2 Pengukuran Memiliki Kemitraan ... 37
Tabel III.3 Mean dan Standar Deviasi Variabel kemitraan Responden ... 39
Tabel III.4 Interval Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Kemitraan... 39
Tabel III.5 Mean dan Standar Deviasi Variabel Skala Usaha ... 43
Tabel III..6 Interval Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Skala Usaha.. 43
Tabel III.7 Pengukuran Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 45
Tabel III.8 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pemanfaatan TI ... 49
Tabel III.9 Interval Rata-Rata Penilaian Responden Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi... 49
Tabel IV.1 Data Penduduk dan Sex Ratio Kecamatan Kotagede ... 63
Tabel IV.2 Kepadatan Penduduk tiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede ... 64
Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71
Tabel IV.4 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 72
Tabel IV.5 Distribusi Frekuensi Mengenai Ada Tidak Kemitraan ... 73
Tabel IV.6 Distribusi Frekuensi Mengenai Macam kemitraan ... 74
Tabel IV.7 Distribusi Frekuensi mengenai Manfaat Kemitraan ... 75
Tabel IV.8 Distribusi Frekuensi Kategori Kemitraan ... 76
Tabel IV.9 Distribusi Frekuensi Tenaga Kerja Awal... 77
Tabel IV.11 Produksi Barang Dalam Sebulan ... 81
Tabel IV.12 Penjualan Barang Dalam Satu Bulan ... 82
Tabel IV.13 Pemasaran Barang... 83
Tabel IV.14 Distribusi Frekuensi Skala Usaha ... 84
Tabel IV.15 Ada Tidak Pemanfaatan Teknologi informasi ... 85
Tabel IV.16 Jumlah Jenis Teknologi Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 86
Tabel IV.17 Jumlah Tujuan Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 87
Tabel IV.18 Frekuensi Penggunaan Teknologi informasi ... 88
Tabel IV.19 Jumlah Software Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 88
Tabel IV.20 Jumlah Manfaat Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 89
Tabel IV.21 Distribusi Frekuensi Kategori PemanfaatanTeknologi Informasi 90 Tabel IV.22 Distibusi Frekuensi Modal Awal ... 91
Tabel IV.22 Distibusi Frekuensi Modal Saat ini ... 92
Tabel IV.24 Hasil Uji Normalitas ... 94
Tabel IV.25 Hasil Uji Linearitas ... 95
Tabel IV.26 Hasil Uji Multikolinearitas ... 96
Tabel IV.27 Hasil Heteroskedastisitas ... 98
Tabel IV.28 Hasil Uji Autokorelasi ... 99
Tabel IV.29 Rangkuman Hasil Uji Asumsi Klasik ... 100
Tabel IV.30 Pengujian Hipotesis ... 100
Tabel IV.31 Variabel Independen Secara Bersama ... 103
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 122
Lampiran 2 Data responden ... 127
Lampiran 3 Data per variabel ... 129
Lampiran 4 Uji Prasyarat ... 134
Lampiran 5 Uji asumsi klasik ... 137
Lampiran 6 Uji Hipotesis ... 139
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terciptanya masyarakat adil dan makmur merupakan salah satu tujuan
bangsa. Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah pembangunan di
bidang ekonomi. Potensi ekonomi yang ada di suatu daerah harus
dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan yang seadil-adilnya bagi
masyarakat. Pembangunan di bidang ekonomi ini ditandai dengan adanya
pertumbuhan ekonomi di semua sektor secara merata. Hasil pembangunan
yang merata akan mendorong pengusaha terutama bagi usaha kecil dan
menengah untuk berkembang. Dukungan yang kuat dari berbagai pihak harus
diberikan dalam mewujudkan pondasi perekonomian yang berbasis usaha
kecil dan menengah. Potensi-potensi setiap daerah akan menjadi komoditas
yang berkualitas dan mempunyai daya tarik yang berbeda.
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi
nasional.UMKM merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan
yang dapat mengurangi permasalahan ekonomi yang mendasar seperti
pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, ataupun mengatasi
kesenjangan pendapatan. Sektor UMKM merupakan pelaku usaha terbesar
dari sisi jumlah unit usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha
nasional pada tahun 2012. Sebanyak 54.559 unit usaha atau sebesar 98,82%
300 juta per tahun. Kontribusi UMKM terhadap penciptaan PDB (Produk
Domestik Bruto) nasional menurut harga berlaku, tercatat mencapai 57%.
Sisanya dikontribusikan usaha besar mencapai 43%.
Pengembangan perekonomian terutama UMKM tidak lepas dari
pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang dimaksud adalah
kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas, keterampilan dan bakat individu
untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta yang bernilai ekonomis dan
berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kota Yogyakarta
sendiri merupakan salah satu kota yang memiliki segudang potensi ekonomi
kreatif. Potensi-potensi tersebeut meliputi sumber daya manusia, kekayaan
alam sampai ke kultur tradisional yang masih sangat kental. Salah satu
ekonomi kreatif di Yogyakarta dapat dilihat dari tidak sedikitnya pusat
kerajinan yang bervariasi. Pusat kerajinan ini tersebar ke penjuru daerah kota
Yogyakarta yang mengedepankan potensi daerah itu.
Program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah dalam upaya
mengembangkan sektor UMKM selama ini cukup berkembang. Usaha dan
upaya ini semakin nampak sejak terjadi krisis ekonomi tahun 1997. Sektor
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi pendorong perekonomian
ditengah situasi dimana sektor BUMN dan korporasi mengalami kemunduran.
Pengembangan sektor UMKM ini juga terlihat di Yogyakarta. Salah satu
daerah istimewa di Indonesia ini memiliki berbagai usaha terutama UMKM
yang bermacam jenisnya. Keanekaragaman jenis UMKM ini meliputi industri
Yogyakarta, selain kota pelajar, adalah kota pariwisata yang banyak
dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sebagian
besar masyarakat hidup dan berkembang dari sektor industri.
Salah satu UMKM ekonomi kreatif yang ada yaitu kerajinan perak yang
terletak di daerah Kotagede. Kerajinan perak identik dengan nama Kota Gede
karena banyak sekali rumah tangga yang menyandarkan kehidupannya dari
kerajinan perak, ada yang kecil-kecilan, dengan tenaga kerja satu-dua orang,
namun ada juga yang mempekerjakan hingga 60 orang perajin. Sebenarnya
kerajinan perak ini telah dilakukan turun temurun sejak dahulu dan berawal
dari pemenuhan kebutuhan akan perhiasan atau perlengkapan lainnya bagi
Raja dan Kraton serta kerabat-kerabatnya. Lokasi perajin perak ada di hampir
setiap sudut Kota Gede dari pasar Kota Gede hingga Mesjid Agung dan bekas
Istana Mataram Islam, terdapat puluhan toko, perajin maupun koperasi
kerajinan perak.
Kerajinan perak di daerah Kota Gede ini dalam perkembangannya tak
dapat lepas dari sentuhan teknologi serta keragaman desain karena demi
mencapai hasil yang lebih baik, dan agar dapat memenuhi selera konsumen
yang beragam. Sebagian besar hasil kerajinan berupa barang-barang yang
berbentuk klasik, seperti nampan, piring, sendok-garpu, vas bunga, asbak,
tutup gelas dan lain sebagainya. Terdapat pula hasil kerajinan seperti cincin,
kalung, giwang dan lainnya. Kebanyakan ornamen kerajinan perak Kota Gede
sangat dipengaruhi oleh motif kain batik. Dalam masalah penentuan harga
beratnya tetapi juga nilai seni dan tingkat kerumitan dalam pengerjaannya.
Sehingga sering didapati harga yang sangat bervariatif antara satu penjual
dengan penjual lainnya, tetapi yang pasti lebih murah daripada yang dijual
diluar Kota Gede, misal di hotel, geleri atau lainnya di pusat kota Jogja..
Kerajinan perak yang digeluti sebagian besar masyarakat wilayah itu
bersifat turun-temurun. Awalnya, jumlah perajin hanya beberapa orang,
karena usaha mereka hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan
perhiasan atau perlengkapan lainnya bagi raja dan kerabat keraton. Perak telah
menjadi salah satu komoditas ekonomi kreatif masyarakat terutama di
Kotagede. Produksi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
tetapi juga untuk di ekspor ke luar negeri. Indonesia sendiri menjadi salah satu
Negara yang memasok perak ke Negara lain. Hal ini harus menjadi fokus
perekonomian terutama dalam mengembangkan usaha yang berbasis potensi
daerah. Perekonomian yang berbasis usaha daerah ini dapat berguna dalam
memajukan perekonomian daerah dan juga dalam penyerapan tenaga kerja.
Studi yang dilakukan oleh Maupa (2004) menunjukkan:
(1)Karakteristik individu manajer/pemilik, karakteristik perusahaan,
lingkungan eksternal bisnis, dan dampak kebijakan ekonomi dan sosial
mempunyai pengaruh langsung, positif, dansignifikan terhadap strategi bisnis
dan pertumbuhan usaha; (2) Karakterisitik perusahaan, dan dampak kebijakan
sosial dan ekonomi mempunyai pengaruhlangsung yang negatif terhadap
strategi bisnis; dan (3) Strategi bisnis mempunyai pengaruh langsung, positif,
Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu usaha, baik
faktor intern maupun faktor ekstern. Dalam penelitian ini, faktor internal yang
mempengaruhi perkembangan usaha antara lain yaitu skala usaha dan
pemanfaatan teknologi informasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu kemitraan
yang dilakukan oleh pengusaha dalam mengembangkan usaha.
Kondisi perekonomian yang tidak menentu merupakan salah satu
permasalahan yang dihadapi pengusaha kecil dan menengah. Penurunan
perekonomian akan mempengaruhi modal yang digunakan dalam
mengembangkan usaha. Tidak hanya itu, kesejahteraan masyarakat pun akan
sulit dicapai. Permodalan menjadi hal yang sangat vital terutama bagi UMKM.
Sebagian besar orang menganggap bahwa permodalan menjadi aspek paling
penting dalam berjalannya suatu usaha. Wirausaha atau pelaku usaha dituntut
untuk mendapatkan modal dan memanfaatkan dengan efektif dan efisien.
Modal digunakan untuk kebutuhan operasional usaha dalam jangka pendek
dan jangka panjang serta cadangan modal untuk menjamin kelangsungan
usaha. Perencanaan kebutuhan modal dan pengelolaan modal perlu
diperhitungkan dengan baik sesuai yang diharapkan. Hal ini menjadikan
modal sebagai salah satu permasalahan yang penting dalam berjalannya suatu
usaha terutama usaha mikro kecil.
Perkembangan usaha kecil dan menengah mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan perekonomian nasional. Peran pihak lain seperti
pengusaha UMKM mengatasi permasalahan modal. Kerjasama yang
dilakukan inilah yang disebut kemitraan. Berbagai kerjasama di berbagai
aspek seperti penyediaan modal, ataupun program lain yang mendukung
perkembangan usaha yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih. Hal ini
melihat bahwa UMKM adalah sektor usaha yang masih perlu mendapatkan
perhatian ekstra.
Berkembang tidaknya suatu usaha tergantung dari skala usaha. Skala
usaha ditinjau dari jenis komoditas yang dipasarkan, ataupun keberhasilan
usaha dalam menjalin jaringan pemasaran yang berkelanjutan. Jumlah
komoditas yang dijual tidak menjamin akan berkembangnya suatu usaha.
Dalam dunia industri, inovasi dan kreativitas dalam membuat jenis komoditas
lain merupakan salah satu faktor penting untuk mengembangkan jenis usaha.
Selain itu jaringan pemasaran suatu komoditas juga ikut mempengaruhi
keberhasilan suatu usaha.
Teknologi tidak dapat terelakan di jaman modern ini. Seiring terjadinya
globalisasi, teknologi terus akan berkembang. Berbagai pihak menggunakan
teknologi baik dalam mencari informasi, maupun menggunakan teknologi
dalam proses produksi. Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thomson
et.al. (1991) dalam Wijana (2007) merupakan manfaat yang diharapkan oleh
pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam
menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Pengukurannya
berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah
Dari pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
memiliki andil dalam pengembangan usaha. Tidak sedikit manfaat yang bisa
didapat dari pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia usaha. Informasi
dengan mudah didapatkan dengan adanya teknologi informasi melalui internet
ini. Teknologi informasi dapat meningkatkan daya saing usaha sehingga
mampu bersaing di perdagangan lokal maupun internasional. Pemanfaatan ini
dalam hal memperluas jaringan pemasaran dan memperluas pangsa pasar.
Selain itu informasi juga lebih mudah dan lebih cepat didapatkan. Namun
sampai sekarang masih ada kendala dalam pemanfaatan teknologi informasi
ini. Keterbatasan pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi informasi
menjadi hal yang umum dijumpai terutama di sektor UMKM. Menurut
lembaga riset AMI Partners mengungkapkan fakta bahwa hanya 20% UMKM
di Indonesia yang memiliki computer untuk mendukung kegiatan bisnisnya
(Wahid, 2007).
Dari latar belakang masalah di atas, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan usaha kecil dan menengah yaitu kemitraan,
skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi. Oleh karena itu peneliti
hendak meneliti masalah tersebut yang berjudul “Pengaruh Kemitraan, Skala
Usaha Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Usaha
B. Identifikasi Masalah
Perkembangan suatu usaha dapat dipengaruhi oleh berbagai hal baik
faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Dalam hal ini, perkembangan usaha
dikontribusi oleh kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi.
Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada kontribusi signifikan kemitraan terhadap perkembangan usaha
kerajinan perak Kotagede Yogyakarta?
2. Apakah ada kontribusi signifikan skala usaha terhadap perkembangan
usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta?
3. Apakah ada kontribusi signifikan pemanfaatan teknologi informasi
terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta?
4. Apakah ada kontribusi signifikan kemitraan, skala usaha, dan pemanfaatan
teknologi informasi terhadap perkembangan usaha kerajinan perak
Kotagede Yogyakarta?
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah apa yang menjadi perhatian dalam penelitian.
Variabel-variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang dilakukan pengusaha mikro kecil
menengah dengan koperasi, pemerintah atau asosiasi lain dalam
berikut adalah ada tidaknya kemitraan, jenis kemitraan dan keuntungan
kemitraan.
2. Skala usaha adalah ukuran kegiatan usaha dalam bidang penjualan yang
mencakup penjualan komoditas dan lingkup pemasaran. Indikator
pengukuran berdasarkan jumlah tenaga kerja, jumlah penjualan komoditas
dan Lingkup pemasaran produk.
3. Pemanfaatan teknologi informasi adalah penggunaan teknologi informasi
oleh pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya. Indikator pengukuran
berdasarkan tujuan pemanfaatan teknologi informasi, frekuensi
pemanfaatan teknologi informasi, jumlah aplikasi atau software yang
digunakan, dan keuntungan pemanfaatan teknologi informasi.
4. Perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede yang dimaksud adalah
seberapa besar kemajuan yang dialami usaha dalam hal modal. Indikator
perkembangan usaha dapat diketahui dari pertumbuhan modal suatu usaha.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kontribusi kemitraan terhadap perkembangan usaha
kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.
2. Mengetahui kontribusi skala usaha terhadap perkembangan usaha
kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan teknologi informasi terhadap
4. Untuk mengetahui kontribusi dari kemitraan, skala usaha, dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap perkembangan usaha kerajinan
perak Kotagede Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoretis
Hasil penelitian ini kiranya dapat menambah pengetahuan serta
dapat digunakan acuan penelitian dimasa yang akan datang.
2. Secara praktis
a. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan perpustakaan
Universitas Sanata Dharma bagi mahasiswa ataupun yang memiliki
kepentingan. Terutama hal yang berkaitan dengan informasi tentang
bacaan ilmiah.
b. Bagi Pengusaha Kecil dan Menengah
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengusaha kecil dan menengah
dalam perkembangan usaha terutama kesadaran akan pentingnya
kerjasama dengan pihak lain.
c. Bagi Pemerintah Daerah
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pemerintah daerah sebagai
sumber informasi untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang
berhubungan pengembangan perekonomian daerah terutama UMKM.
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pengaruh
kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kemitraan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata mitra berarti
teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya, perihal
hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Menurut Notoatmodjo
(2003), kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu
tugas atau tujuan tertentu.
Menurut Hafsah (1999), kemitraan adalah suatu strategi bisnis
yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu
untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan
dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka
keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara
yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.
Pada dasarnya kemitraan itu merupakan suatu kegiatan saling
menguntungkan dengan berbagai macam bentuk kerja sama dalam
menghadapi dan memperkuat satu sama lainnya. Bobo (2003) menyatakan
bahwa tujuan utama kemitraan adalah untuk
mengembangkan pembangunan yang mandiri dan berkelanjutan dengan
landasan dan struktur perekonomian yang kukuh dan berkeadilan dengan
kemitraaan usaha adalah sebuah jalinan kerjasama usaha yang saling
menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah atau
besar (perusahaan mitra) yang disertai dengan pembinaan dan
pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan,
menguntungkan, dan memperkuat usahanya.
Usaha kecil yang dimaksudkan adalah kegiatan ekonomi rakyat
berskala kecil yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak satu milyar rupiah.
c. milik Warga Negara Indonesia.
d. usaha itu berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah atau besar.
e. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Hafsah (1999) mendefinisikan kemitraan sebagai suatu strategi
bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu
tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan.
Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan memperhatian prinsip saling
memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Kemitraan yang dihasilkan merupakan suatu proses yang
dibutuhkan bersama oleh pihak yang bermitra dengan tujuan memperoleh
nilai tambah. Hanya dengan kemitraan yang saling menguntungkan, saling
membutuhkan dan saling memperkuat, dunia usaha baik kecil maupun
menengah akan mampu bersaing. Adapun secara lebih rinci tujuan
kemitraan meliputi beberapa aspek, antara lain yaitu :
a. Tujuan dari Aspek Ekonomi
Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan kemitraan secara lebih kongkrit yaitu :
1) Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat;
2) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan;
3) Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan
usaha kecil;
4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan
nasional;
5) Memperluas kesempatan kerja;
6) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional
b. Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya
Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya
pemberdayaan usaha kecil. Pengusaha besar berperan sebagai faktor
kompetensinya dalam mendukung mitra usahanya menuju kemandirian
usaha, atau dengan perkataan lain kemitraan usaha yang dilakukan
oleh pengusaha besar yang telah mapan dengan pengusaha kecil
sekaligus sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar untuk ikut
memberdayakan usaha kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang
tangguh dan mandiri.
Adapun sebagai wujud tanggung jawab sosial itu dapat berupa
pemberian pembinaan dan pembimbingan kepada pengusaha kecil,
dengan pembinaan dan bimbingan yang terus menerus diharapkan
pengusaha kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen
ekonomi yang tangguh dan mandiri. Dipihak lain dengan tumbuh
berkembangnya kemitraan usaha ini diharapkan akan disertai dengan
tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru yang semakin berkembang
sehingga sekaligus dapat merupakan upaya pemerataan pendapatan
sehingga dapat mencegah kesenjangan sosial.
c. Tujuan dari Aspek Teknologi
Secara faktual, usaha kecil biasanya mempunyai skala
usahayang kecil dari sisi modal, penggunaan tenaga kerja, maupun
orientasi pasarnya. Demikian pula dengan status usahanya yang
bersifat pribadi atau kekeluargaan; tenaga kerja berasal dari
lingkungan setempat; kemampuan mengadopsi teknologi, manajemen,
dan adiministratif sangat sederhana; dan struktur permodalannya
Sehubungan dengan keterbatasan khususnya teknologi pada
usaha kecil, maka pengusaha besar dalam melaksanakan pembinaan
dan pengembangan terhadap pengusaha kecil meliputi juga
memberikan bimbingan teknologi. Teknologi dilihat dari arti kata
bahasanya adalah ilmu yang berkenaan dengan teknik. Oleh karena itu
bimbingan teknologi yang dimaksud adalah berkenaan dengan teknik
berproduksi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
d. Tujuan dari Aspek Manajemen
Manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau
lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk
mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu
bertindak sendiri. Sehingga ada 2 (dua) hal yang menjadi pusat
perhatian yaitu : Pertama, peningkatan produktivitas individu yang
melaksanakan kerja, dan Kedua, peningkatan produktivitas organisasi
di dalam kerja yang dilaksanakan. Pengusaha kecil yang umumnya
tingkat manajemen usaha rendah, dengan kemitraan usaha diharapkan
ada pembenahan manajemen, peningkatan kualitas sumber daya
manusia serta pemantapan organisasi (Hafsah, 1999).
2. Pengertian Skala Usaha
Menurut BPS (2002: 9), batasan mengenai skala usaha didasarkan
pada kriteria jumlah tenaga kerja. Berdasarkan kriteria tersebut, skala
usaha diklasifikasikan sebagai berikut:
b. usaha kecil 5-19 orang;
c. usaha menengah 20-99 orang;
d. usaha besar lebih dari 100 orang.
Kriteria UMKM menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah
omset atau penjualan yang dimiliki oleh sebuah usaha.
a. Usaha mikro penjualan per tahun maksimal 300juta
b. Usaha kecil penjualan per tahun sebesar 300juta-2,5 Milyar
c. Usaha Menengah penjualan per tahun 2,5Milyar- 50Milyar
(Sumber : Undang-Undang No 20 Tahun 2008)
3. Teknologi Informasi
a. Pengertian Teknologi
Menurut Vaza (2001) dalam Sutabri (2005), pengertian
teknologi sebenarnya berasal dari Bahasa Perancis “La Teknique”
yang dapat diartikan dengan “semua proses yang dilaksanakan dalam
upaya mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa suatu benda atau
konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali
dipahami disini sedemikian rupa pembuatan atau perwujudan sesuatu
tersebut dapat dilaksanakan secara berulang (repetisi).
Selanjutnya Djoyohadikusumo (1994) berpendapat bahwa
Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita,
artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang,tentang materi dan
energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang,
benda atau alat dari manusia selaku homo technicus atau homo faber.
Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem atau struktur dalam
eksistensi manusia di dalam dunia. Teknologi bukan lagi sekedar
sebagai suatu hasil dari daya cipta yang ada dalam kemampuan
dan keunggulan manusia, bahkan telah menjadi suatu “daya pencipta”
yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada gilirannya
kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia lain.
Menurut Hamacher (2001) dalam Sutabri (2005),teknologi
yang digunakan di dalam teknologi informasi perkantoran
yakniteknologi komputer dan teknologi komunikasi. Teknologi
komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti
menghitung. Karena luasnya bidang garapan ilmu komputer, para
pakar dan peneliti sedikit berbeda dalam mendefinisikan teknologi
komputer.
Menurut Sutabri (2005), teknologi komputer adalah “mesin
penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input
digital, kemudian memprosesnya sesuaidengan program yang
tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi”.
teknologi komputer adalah “suatu alat elektonik yang mampu
melakukan beberapa tugas sebagai berikut: (1) Menerima input; (2)
Memproses input tadi sesuai dengan programnya; (3) Menyimpan
perintah-perintah dan hasil dari pengolahan; (4) Menyediakan output
dalam bentuk informasi”
b. Pengertian Informasi
Davis alih bahasa oleh Adiwardana (1999) mengungkapkan
“informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau
mendatang”. Demikian juga menurut Ukas (2006), informasi adalah
merupakan bahan mentah yang penting dalam mengambil
keputusan informasi terdiri dari data yang telah diperbaiki dan
diproses, atau dengan kata lain digunakan untuk perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan operasional perusahaan.
Susanto (2004) mengungkapkan bahwa informasi merupakan
hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari
pengolahan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan yang
tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bukanlah
merupakan merupakan informasi bagi orang itu.
Menurut Sutabri (2005) informasi adalah “data yang telah
diklasifikasi atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam
Informasi dalam ruang lingkup sistem informasi menurut Davis
alih bahasa oleh Adiwardana (1999) memiliki beberapa ciri, yaitu:
1) Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak.
Bila penerima informasi yang salah mempercayai, akibatnya
seolah- olah menjadi seperti yang benar.
2) Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi
penerimanya.
3) Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan
tambahan baru pada informasi yang telah ada.
4) Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi
yang salah atau palsu sebelumnya.
5) Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada.
Ini masih berguna, karena meningkatkan persepsi penerimanya atas
kebenaran informasi tersebut.
Menurut Mc.Leod alih bahasa oleh Yulianto (2008)
menjelaskan bahwa terdapat empat dimensi dasar informasi yang dapat
menambah nilai dari sebuah informasi, dimensi tersebut meliputi:
1) Relevansi artinya informasi yang diberikan harus sesuai
denganyang dibutuhkan. Apabila kebutuhan informasi ini untuk
suatu organisasi,maka informasi tersebut harus sesuai dengan
kebutuhan informasi diberbagai tingkatan dan bagian yang ada
2) Akurasi artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang
sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui
pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda
dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama
data tersebut dianggap akurat.
3) Ketepatan waktu artinya informasi harus tersedia pada saat yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah sebelum situasi kritis
menjadi tidak terkendaliatau kesempatan menghilang. Informasi
yang datang pada penerima tidak boleh terlambat karena informasi
yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi.
4) Kelengkapan artinya bahwa informasi yang diperoleh menyajikan
gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.
c. Pengertian Teknologi Informasi
Istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT) mulaipopuler di akhir dekade 70-an. Pada masa sebelumnya, istilah
teknologi komputer ataupengolahan data elektronis atau PDE
(Electronic Data Processing atau EDP) lebihdikenal.
Berkaitan dengan teknologi informasi, Alter dalam buku yang
ditulis Kadir (2003) menjelaskan bahwa “teknologi informasi
mencakupperangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan
satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,
mentrasisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau
Kamus Oxford dalam Kadir (2003) menjelaskan bahwa
“teknologi informasi adalah studi atau pengunaan peralatan
elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan
gambar”.
Martin dalam Kadir (2003) mendefinisikan “teknologi
informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat
keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk megirimkan informasi”.
Secara lebih umum, Lucas dalam Kadir (2003) menyatakan
bahwa “teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang
diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam
bentuk elektronis.
Haag dan Keen dalam buku yang ditulis Kadir (2003)
mengemukakan “teknologi informasi adalah seperangkat alat yang
membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”.
Kemudian dari hasil pendapat para ahli di atas Kadir (2003)
berasumsi bahwa: “teknologi informasi baik secara implisit maupun
eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat
ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator
utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap
perubahan-perubahan yang mendasar pada stuktur, operasi, dan
manajemen organisasi. Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan
dapat dirasakan oleh manusia.
Menurut Kadir (2003) secara garis besar dapat dikatakan
bahwa:
1) Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal
ini,teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas
atauproses.
2) Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan
informasi terhadap suatu tugas atau proses.
3) Teknologi informasi berperan dalam restukturisasi terhadap
peranmanusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam
melakukanperubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau
proses.
Menurut Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Sutabri (2005)
ada tiga hal yang berkaitan dengan penerapan teknologi informasi
berbasis komputer yaitu:
1) Perangkat keras (Hardware) merupakan perangkat computer
mencakup seluruh peralatan fisik komputer atau biasa disebut
masukan seperti keyboard atau mouse, peralatan keluaran seperti
printer dengan berbagai jenisnya dan layar monitor, penyimpanan
mencakup penyimpanan primer dan sekunder, prosesor dan
komunikasi yang berupa jaringan. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan dan penilaian perangkat keras
antara lain volume data yang akan diolah, kecepatan pemrosesan,
dan perkembangan teknologi.
2) Perangkat lunak (Software). Perangkat lunak secara umum dibagi
dua yaitu perangkat lunak sistem yang melaksanakan tugas-tugas
dasar tertentu yang diperlukan semua pemakai suatu komputer
danperangkat lunak aplikasi yang membantu pengelolaan sumber
daya, fisik dan konseptual perusahaan. Kriteria-kriteria yang dapat
dijadikan dasar untuk pemilihan dan penilaian perangkat lunak
adalah kemudahan pemakaian (user friendly).
3) Orang (Brainware) merupakan hal yang terpenting karena
fungsinya sebagai, pengembang hardware dan software, serta sebagai pelaksana (operator) masukan (input) dan sekaligus penerima keluaran (output) sebagai pengguna sistem (user).
4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
a. Pengertian UMKM
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM
Menurut Bab II Pasal 4 dan Pasal 5 UU No.20/2008 tentang
UMKM,prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM adalah sbb :
a) Penumbuhan kemandirian,kebersamaan,dan kewirausahaan
UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri
b) Mewujudkan kebijakan publik yang transparan,akuntabel,dan
berkeadilan
c) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi
pasar sesuai dengan kompetensi UMKM
d) Peningkatan daya saing UMKM
e) Penyelenggaraan perencanaan,pelaksanaan,dan pengendalian
secara terpadu
2) Tujuan pemberdayaan UMKM
a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang
seimbang,berkembang,dan berkeadilan
b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
c) Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
pertumbuhan ekonomi,dan pengentasan kemisikinan
c. Kriteria UMKM
Kriteria UMKM menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah
Tabel II.1
Tabel Penggolongan UMKM Berdasar Jumlah Asset dan Omset
No. Uraian Kriteria
Asset Omzet
1 Usaha Mikro Max 50 Jt Max 300jt
2 Usaha Kecil >50jt-500jt >300jt-2,5M
3 Usaha Menengah >500jt-10M >2,5M-50M
Sumber : Undang-Undang No 20 Tahun 2008
Selain berdasar Undang-undang tersebut,dari sudut pandang
perkembangannya Usaha Kecil Dan Menengah dapat dikelompokkan
dalam beberapa kriteria Usaha Kecil Dan Menengah yaitu:
1) Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima 2) Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin
tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3) Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki
jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak
dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki
jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi
Usaha Besar (UB). (Rahmana, 2009).
Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM
1) UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
3) PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kecil
4) Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha
Menengah
5) Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang
Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang
Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat
Kemitraan
6) Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha
Kecil dan Menengah
7) Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan
8) Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
Badan Usaha Milik Negara
9) Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. (Departemen koperasi, 2008).
B. Kerangka Berpikir 1. Isi Kerangka berpikir
a. Kontribusi Kemitraaan Terhadap Perkembangan Usaha Perak
Kotagede.
Kemitraan adalah suatu tindakan kerjasama antara dua pihak
menguntungkan. Kemitraan yang dilakukan dapat dalam berbagai
bentuk. Dalam hal usaha, kemitraan dapat berupa modal, pemasok
bahan baku, pemasaran, promosi dan hal lainnya.
Berbagai keuntungan dapat dirasakan sesuai dengan kemitraan
yang terjalin. Semakin banyak kemitraan, manfaat yang didapatkan
akan semakin banyak. Suatu usaha terutama UMKM yang menjalin
kemitraan dengan pihak lain akan lebih berkembang.
b. Kontribusi Skala Usaha Terhadap Perkembangan Usaha Perak
Kotagede.
Setiap usaha memiliki skala usaha yang berbeda satu dengan
yang lain. Skala usaha ini diukur dari jumlah tenaga kerja yang
dimiliki, jumlah produksi komoditas dan area pemasaran. Tenaga kerja
yang dimiliki berpengaruh terhadap jumlah komoditas yang
diproduksi. Semakin banyak tenaga kerja akan menambah jumlah
produksi komoditas dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta
akan memajukan suatu usaha lebih cepat. Semakin sedikit tenaga kerja,
hanya dapat memproduksi komoditas yang tidak terlalu banyak dan
akan memerlukan waktu yang lebih lama. Permintaan konsumen dapat
berasal dari dalam kota, luar kota maupun luar negeri. Lingkup
pemasaran ini juga ikut berpengaruh dalam perkembangan suatu usaha.
c. Kontribusi Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan
Usaha Perak Kotagede.
Teknologi informasi tidak dapat lepas dari kehidupan global saat
ini. Termasuk dalam suatu usaha, teknologi berperan dalam
menjalankan roda usaha. Teknologi ini diaplikasikan dalam proses
produksi maupun diluar proses produksi seperti mencari informasi dan
mengirim informasi yang berkaitan dengan usaha. Saat ini, teknologi
yang digunakan sudah canggih seperti handphone, komputer, laptop
dan lainnya. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat berperan
dalam pengembangan usaha. Dalam usaha, salah satunya yaitu
promosi dengan menggunakan teknologi informasi akan mempercepat
informasi usaha itu sampai ke konsumen yang ingin membeli produk
usaha.
d. Kontribusi Kemitraan, Skala Usaha Dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Perkembangan Usaha Perak Kotagede.
Perkembangan usaha dipengaruhi oleh kemitraan, skala usaha
dan pemanfaatan teknologi informasi. Semakin baik atau tinggi
kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan teknologi informasi, semakin
baik atau tinggi pula perkembangan Usaha Perak Kotagede. Sebab
dengan adanya ketiga faktor tersebut, usaha perak Kotagede
Kerangka berpikir dari penelitian ini secara sistematis sebagai
berikut:
C. Hipotesis
1. Ada kontribusi signifikan kemitraan terhadap perkembangan usaha
kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.
2. Ada kontribusi signifikan skala usaha terhadap perkembangan usaha
kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.
3. Ada kontribusi signifikan pemanfaatan teknologi informasi terhadap
perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta.
4. Ada kontribusi signifikan kemitraan, skala dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede
Yogyakarta.
Kemitraan (X1)
Skala Usaha (X2)
Pemanfaatan Teknologi Informasi
(X3)
32 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yaitu penelitian eksplanatif yang dilakukan terbatas
pada survei sampel, yaitu cara pengumpulan informasi yang belum diketahui
dari sampel atas populasi yang mewakili seluruh populasi dengan maksud
untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis..
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di UMKM kerajinan perak yang berupa showroom di Kotagede Yogyakarta di Jalan Kemasan, Kelurahan Purbayan, Kotagede,
Yogyakarta. Tempat tersebut dirasa sesuai dengan apa yang akan diteliti
penulis karena merupakan UMKM yang berkembang dari jaman kerajaan
sampai saat ini. UMKM yang bersifat turun temurun dan merupakan
budaya daerah ini berkembang tidak hanya di pasar domestik tetapi juga
sudah ke pasar internasional. Selain itu kerajinan perak menjadi salah satu
komoditas daerah yang diekspor ke luar negeri. Oleh karena itu lokasi
penelitian tersebut dapat diharapkan memberikan data yang akan
digunakan untuk penelitian yang relevan dengan apa yang akan penulis
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dalam penelitian ini keseluruhan subjek adalah seluruh pemilik showroom UMKM kerajinan Perak yang berjumlah 34 UMKM di Pusat Kerajinan
Perak Jalan Kemasan Kotagede, Kelurahan Purbayan, Kecamatan
Kotagede, Yogyakarta.
2. Sampel
Teknik sampel yang digunakan adalah teknik Sampling Jenuh karena
jumlah populasi yang relatif sedikit.
D. Data yang Dicari
Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Data Primer, yaitu Data yang dibutuhkan dari responden penelitian, baik
dari wawancara maupun dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh
peneliti.. Adapun data yang dicari yaitu:
a. Ada tidaknya kemitraan
b. Jenis kemitraan
d. Jumlah tenaga kerja
e. Jumlah produksi perbulan
f. Jumlah Penjualan perbulan
g. Sebaran pemasaran produk
h. Ada tidaknya pemanfaatan teknologi informasi
i. Tujuan pemanfaatan teknologi informasi
j. Frekuensi pemanfaatan teknologi informasi
k. Jumlah aplikasi atau software yang digunakan
l. Keuntungan pemanfaatan teknologi informasi
m. Pertumbuhan modal
2. Data Sekunder, yaitu Data yang sudah ada atau sudah tersedia di tempat
lain seperti kantor pemerintah daerah, perpusatakaan yang berkaitan
dengan masalah penelitian. Adapun data yang akan dicari adalah:
a. Keadaan geografis
b. Keadaan demografis
c. Sejarah kerajinan perak Kotagede
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mencari informasi awal sebelum
informasi yang lebih mendalam saat pengumpulan data dengan
langsung bertemu sampel penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan untuk
mengumpulkan data yang lebih relevan dan akurat.
b. Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden sesuai dengan masalah
yang diteliti. Dalam penelitian ini, kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kemitraan, skala usaha,
pemanfaatan teknologi informasi dan modal usaha. Tipe kuesioner
yang dipakai penulis adalah kuesioner tipe terbuka sehingga kuesioner
tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kebebasan dalam
menjawabnya.
c. Instrumentasi
1) Kisi-kisi instrumen
Tabel III.1
Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian
No. Nama Variabel Indikator Jumlah
Item
1. Kemitraan 1.Ada tidaknya kemitraan
No Nama Variabel Indikator Jumlah
1. Pertumbuhan modal 2
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data yang diberikan oleh kantor dinas
setempat ataupun Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.
F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskripsi
Untuk membuat generalisasi pada penelitian analisis data terhadap
34 responden yang meliputi kemitraan, skala usaha dan pemanfaatan
teknologi informasi responden terhadap perkembangan usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) di Yogyakarta menggunakan analisis deskriptif.
a. Deskripsi Data Kemitraan Responden
Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang dilakukan pengusaha
lain dalam mengembangkan usahanya. Indikator kemitraan dalam
masalah penelitian berikut adalah ada tidaknya kemitraan, jenis
kemitraan dan keuntungan kemitraan.
1) Ada Tidaknya Kemitraan
Tabel III.2
Pengukuran Ada Tidaknya Kemitraan
Memiliki Kemitraan Skor
Ya 1
Tidak 0
2) Jenis Kemitraan
Kemitraan dapat terjalin di berbagai bidang suatu usaha. Jenis
kemitraan yaitu:
a) Simpan Pinjam (Modal)
b) Pemasaran
c) Pemasok Bahan Baku
d) Lainnya (sebutkan) ...
Berdasarkan penggolongan di atas, penilaian untuk jenis kemitraan
yaitu sebagai berikut:
Tidak ada kemitraan skor 0
Ada 1 kemitraan skor 1
Ada 2 kemitraan skor 2
Ada 3 Kemitraan skor 3
Ada 4 kemitraan skor 4
Adanya kemitraan dapat memberikan keuntungan dalam
mengembangkan usaha. Penilaian keuntungan kemitraan
berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden adalah
sebagai berikut:
Tidak ada keuntungan skor 0
Ada 1 Keuntungan Kemitraan skor 1
Ada 2 Keuntungan Kemitraan skor 2
Ada 3 Keuntungan Kemitraan skor 3
Ada 4 Keuntungan Kemitraan skor 4
Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (Mean)
dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis dilakukan
pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang digunakan dalam
mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
Namun dalam penelitian ini, untuk mencari jumlah mean dan
standar deviasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS. Mean dan standar deviasi dalam variabel ini sebagai berikut:
Tabel III.3
Mean dan Standar Deviasi Variabel Kemitraan Responden
Variabel N Mean Standar Deviasi
Kemitraan 34 3,82 2,139
Sumber: data diolah, 2014
Untuk mengetahui penilaian kemitraan terhadap perkembangan
usaha kerajinan perak Kotagede Yogyakarta, dapat ditunjukkan dengan
memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh dengan
interval di bawah ini:
Tabel III.4
Interval Rata-rata Penilaian Responden Terhadap Kemitraan Kemitraan Rumus Interval Interval
Rendah X < mean - SD 0 – 2
Sedang Mean - SD < x <
mean + SD
3 – 6
Tinggi Mean + SD < x 7 – 8
Kategori kemitraan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a) Kemitraan tinggi
Kemitraan tinggi dalam penelitian ini berarti memiliki
kemitraan di banyak bidang dan mendapatkan manfaat kemitraan
yang tinggi. Oleh karena itu, kemitraan yang terjalin lebih dapat
memberikan pengaruh postif terhadap perkembangan usaha
kerajinan perak Kotagede.
Kemitraan sedang dalam penelitian ini berarti pengusaha memiliki
kemitraan, jenis kemitraan dan manfaat kemitraan yang tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Dengan kata lain,
pengusaha memiliki kemitraan yang biasa saja.
c) Kemitraan rendah
Kemitraan rendah dalam penelitian ini berarti memiliki kemitraan,
jenis kemitraan dan manfaat kemitraan yang sedikit ataupun tidak
memiliki kemitraan. Oleh karena itu, kemitraan UMKM cenderung
tidak terlalu berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap
perkembangan usaha kerajinan perak Kotagede.
b. Deskripsi Skala Usaha Responden
Skala usaha dalam penelitian ini merupakan kegiatan usaha
dalam bidang penjualan yang mencakup penjualan komoditas dan
lingkup pemasaran. Indikator pengukuran berda sarkan jumlah tenaga
kerja, jumlah penjualan komoditas dan lingkup pemasaran produk.
1) Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu penggerak atau input dalam berjalannya suatu usaha. Penggolongan usaha berdasarkan
jumlah tenaga kerja sebagai berikut
a. Usaha mikro 1-4 orang diberi skor 1
b. Usaha kecil 5-19 orang diberi skor 2
c. Usaha menengah 20-99 orang diberi skor 3
2) Jumlah Produksi Komoditas
Produksi komoditas adalah jumlah berbagai jenis produksi
yang dapat dihasilkan dalam waktu satu bulan.
Pengukuran produksi komoditas sebelumnya dilakukan
mencari interval kelas dan pembagian kategorinya berikut:
a) Jumlah produksi 40 – 82 unit skor 1
b) Jumlah produksi 83 – 125 unit skor 2
c) Jumlah produksi 126 – 168 unit skor 3
d) Jumlah produksi 169 – 211 unit skor 4
e) Jumlah produksi 212 – 254 unit skor 5
f) Jumlah produksi 255 – 300 unit skor 6
3) Jumlah Penjualan Komoditas
Penjualan komoditas adalah jumlah berbagai jenis produk
yang dapat terjual dari hasil produksi dalam waktu satu bulan.
Pengukuran produksi komoditas sebelumnya dilakukan
mencari interval kelas dan pembagian kategorinya berikut:
a) Jumlah penjualan 25 – 62 unit skor 1
b) Jumlah penjualan 63 – 100 unit skor 2
c) Jumlah penjualan 101 – 138 unit skor 3
d) Jumlah penjualan 139 – 176 unit skor 4
e) Jumlah penjualan 177 – 214 unit skor 5
f) Jumlah penjualan 215 – 250 unit skor 6
Lingkup pemasaran produk merupakan daerah tujuan produk
tersebut dijual. Adapun penggolongan lingkup pemasaran yaitu:
a) Dalam Kota
b) Luar Kota
c) Luar Negeri
Untuk mengetahui penilaian lingkup pemasaran produk sebagai
berikut:
a) Dalam Kota diberi skor 1
b) Luar Kota diberi skor 2
c) Luar Negeri diberi skor 3
d) Dalam Kota dan luar kota atau dalam kota dan luar negeri
atau luar kota dan luar negeri diberi skor 4
e) Dalam kota, luar kota dan luar negeri diberi skor 5
Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata
(Mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Analisis
dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus yang
digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai