BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan beberapa informasi dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.
B. Metode Penelitian
Variabel yang perlu diteliti adalah mengenai profitabilitas yang dipengaruhi oleh jumlah kredit yang diberikan, BOPO dan tingkat likuiditas pada perusahaan perbankan. Maka untuk itu pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal. Metode penelitian kausal digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel (independent variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable).
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti, yang sebenarnya perlu diuji secara empiris. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh jumlah kredit yang diberikan, BOPO, tingkat likuiditas terhadapa profitabilitas, maka hipotesisnya adalah :
H1 : Jumlah kredit yang diberikan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan.
H2
H
: BOPO berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan.
3
H
: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan.
4
D. Variabel dan Skala Pengukuran
: Jumlah kredit yang diberikan, BOPO dan tingkat likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan.
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dipakai terdiri dari 4 variabel, yaitu variabel Independent/bebas (X) dan variabel dependent/terikat (Y). Sehingga berdasarkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan, maka variabel yang akan dianalisis dikelompokkan menjadi :
h
Jumlah Kredit Yang Diberikan (X1) BOPO (X2) Tingkat Likuiditas (LDR) (X3) Profitabilitas (ROA) (Y)
Jumlah Kredit Yang Diberikan (X1) BOPO (X2) Tingkat Likuiditas (LDR) (X3)
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Notasi Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Bebas X1 Jumlah Kredit
yang di berikan
Jumlah Kredit Yang Diberikan pada Perusahaan Bank di BEI tahun
2008-2010
Skala Rasio
Bebas X2 BOPO Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional pada perusahaan perbankan di BEI tahun 2008-2010 = Biaya Operasional x 100% Pendapatan Operasional
Skala Rasio
Bebas X3 LDR Tingkat Likuiditas pada perusahaan
perbankan di BEI tahun 2008-2010 = Total Kredit yang diberikan x 100% Total dana pihak ketiga
Skala Rasio
Terikat Y ROA Profitabilitas pada perusahaan
perbankan di BEI tahun 2008-2010 = Laba Sebelum Pajak x 100% Total Asset
Skala Rasio
Adapun definisi konsep operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Profitabilitas (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas.
2. Kredit yang diberikan, yaitu suatu proses yang dimaksudkan untuk menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan terhadap pihak bank.
3. BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) yaitu, perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional.
4. Likuiditas (LDR) yaitu, rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya saat ditagih.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan empiris dengan memakai statistic inferensial parametik, artinya setelah data dikumpulkan, maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisa data dan kemudian menginterpresentasikan hasil analisa tersebut dengan memakai skala rasio.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (Library research)
Penelitian kepustakaan adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara melihat atau membaca buku-buku atau literature mengenai perbankan, jurnal, makalah, majalah dan lain-lain.
2. Penelitian Lapangan
Data Sekunder
Data sekunder yaitu melalui data-data perusahaan yaitu berupa data laporan keuangan publikasi bulanan.
F. Populasi dan Sampel
Unit analisis yang digunakan dalam rancangan penelitian ini yaitu mengenai profitabilitas (ROA) yang di pengaruhi oleh jumlah kredit yang diberikan, BOPO dan tingkat likuiditas (LDR). Data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan akhir tahun dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009, 2010 yang berjumlah 17 perusahaan perbankan. Berikut daftar sampel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Bank Ekonomi Raharja Bank Danamon Indonesia Bank Bumi Arta
Bank Sinarmas
Bank Negara Indonesia Bank ICB Bumiputera Bank Bukopin
Bank CIMB Niaga Bank Mandiri Bank Permata Bank OCBC NISP Bank Swadesi Bank Mega
Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bank Kesawan
Bank Capital Indonesia Sumber: Bursa Efek Indonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu.
Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008, 2009, 2010.
2. Perusahaan perbankan tersebut tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan pada tahun 2008, 2009, 2010.
4. Perusahaan perbankan tersebut memiliki laba yang positif selama masa periode pengamatan.
G. Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan analisis dengan bantuan (Statistical Product and Service Solution) SPSS 17 for window. Analisis ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran baru atau deskripsi secara keseluruhan data perusahaan yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam regresi berganda ada empat asumsi utama yang harus dipenuhi untuk menguji apakah model persamaan yang digunakan bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) atau tidak. Tahap-tahap pengujian antara lain :
a. Metode Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengansumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji hipotesis.
b. Multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor
(VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
1.) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi tersebut.
2.) Jika tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi tersebut.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kelainnya. Jika varian dari residual satu pengamaan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Cara untuk mendeteksi ialah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dan mendeteksinya yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu yang dibentuk oleh titik-titik pada sumbu. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya heteroskedasitas sebagai berikut :
1.) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola 1iteratur (bergelombang, kemudian menyempit), maka terjadi heterokedastisitas.
2.) Jika tidak ada pola tertentu yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas berarti adanya variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan atau terdapatnya variasi residual yang semakin besar pada jumlah pengamatan.
d. Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan dan seterusnya.
Mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan melihat pada table D-W (Durbin-Watson) dasar pengambilan keputusannya, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Ringkasan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada auto positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d < du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du < d < 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ditolak du < d < 4-du atau negative
3. Uji Hipotesis
Suatu model dikatakan baik dan sesuai kaidah statistik, apabila dilakukan pengujian terhadap hasil-hasil regresi berganda tersebut. Pengujian-pengujian yang akan dilakukan terhadap model penduga melalui uji F dan pengujian-pengujian untuk parameter-parameter regresi melalui uji t serta melihat berapa persen variabel bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel terikatnya melalui koefisien determinasi (R²)
a. Koefisien Deteminasi (R²)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan berpengaruh secara bersama-sama terhadap satu variabel dependen atau terikat.
Hipotesis :
H₀ : b₁ = b₂…bi = 0
Ha : minimal ada salah satu bi ≠ 0
Kriteria uji :
Probability F – statistik > taraf nyata (α), maka tolak H₀ Probability F – statistik < taraf nyata (α), maka terima H₀
Jika H₀ ditolak berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan model banyak digunakan. Sebaliknya jika H₀ diterima, maka tidak ada satu pun variabel bebas yang berpengaruh nyata.
a. Uji t
Uji t yang digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini ditunjukkan untuk mengetahui tingkat signifikan variabel bebas dengan hipotesis :
H₀ = koefisien model regresi tidak signifikan Ha = koefisien model regresi signifikan
kriteria uji signifikan, membandingkan signifikan statistik t hitung dengan t tabel
a = 0,05 (t tabel)
jika t hitung > t tabel, maka H₀ ditolak (ada hubungan yang signifikan)
jika t hitung < t tabel, maka H₀ diterima (tidak ada hubungan yang signifikan)
jika H₀ ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya. Sebaliknya jika H₀ diterima berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.