• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan Rakyat Syariah.Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan Rakyat Syariah.Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah (Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008).

Bank syariah dikembangkan sebagai lembaga bisnis keuangan yang melaksanakan kegiatan usahanya sejalan dengan prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi Islam.Tujuan ekonomi Islam bagi bank syariah tidak hanya berfokus pada tujuan komersial yang tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal semata, tetapi juga mempertimbangkan perannya dalam memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Kegiatan operasional perbankan syariah di Indonesia di mulai pada tahun 1992 melalui pendirian PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (PT BMI) atau 4 tahun setelah deregulasi Pakto 88. Perkembangan perbankan syariah berjalan lebih lambat dibandingkan dengan bank konvensional. Hingga kini, jumlah bank syariah di Indonesia dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.1 berikut (Muhamad, 2014:16):

(2)

13 Tabel 1.1

Perkembangan Kantor Bank Syariah Tahun 2013

Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Bank

Bank Umum Syariah 6 11 11 11 11

Unit Usaha Syariah (UUS) 25 23 24 24 23

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 139 150 155 158 160 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, tahun 2013 dalam Muhamad (2014:17)

Operasional perbankan syariah di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Pertimbangan undang-undang tersebut dilakukan untuk mengantisipasi tantangan system keuangan yang semakin maju dan kompleks dan mempersiapkan infrastruktur memasuki era globalisasi.Jadi adopsi perbankan syariah dalam system perbankan nasional bukanlah semata-mata mengakomodasi kepentingan penduduk Indonesia yang kebetulan sebagian besar Muslim.Namun lebih kepada adanya faktor keunggulan atau manfaat lebih dari perbankan syariah dalam menjembatani ekonomi.

Bank syariah sama seperti bank konvensional pada umumnya. Bank syariah juga memiliki kepentingan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.Menurut Brigham dan Houston (2008:133)kinerja keuangan diukur denganmenggunakan analisis rasio keuangan untuk mengetahui

(3)

14 keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara simultan, mengoreksi kelemahan perusahaan.

Selain menjalankan fungsi utamanya sebagaimana bank pada umumnya, bank syariah memiliki fungsi utama lainnya yaitu fungsi sosial. Dalam konsep perbankan syariah terdapat kewajiban untuk memberikan layanan sosial melalui dana qard, zakat, dan dana sumbangan lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. Konsep perbankan syariah juga mengharuskan bank-bank syariah untuk memainkan dan memberikan kontribusi bagi perlindungan dan pengembangan lingkungan.Fungsi ini juga merupakan membedakan bank syariah dengan bank konvensional, dalam bank syariah fungsi sosial tidak dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi lainnya dan merupakan identitas khas bank syariah (Wiroso, 2009:82-87).

CSR merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial dengan selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteran stakeholders, serta dapat mencapai profit maksimum sehingga dapat meningkatkan harga saham. CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yaitu: Profit (keuntungan), People (masyarakat) dan Planet (lingkungan) (Wiroso : 2009:88).

Dewasa ini, masyarakat sekarang lebih pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Masyarakat cenderung untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan atau melaksanakan CSR. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Corporate social

(4)

15 responsibilitydapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat (Satyo, 2005:8).Hal ini menunjukkan bahwa CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan pada tahun berikutnya.

Tantangan utama bank syariah saat ini bukan saja menjaga dan mewujudkan kepercayaan dari para stakeholder untuk bisa tetap tumbuh dan berkembangnya perusahaan.Akan tetapi, bank syariah harus bisa mencuri perhatian masyarakat dengan fungsi sosialnya.Dimana bank syariah dengan menjalankan fungsi sosialnya diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas masyarakat secara umum sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Untuk menilai kinerja sosial bank syariah, pendekatan pernah dilakukan oleh Setiawan (2009) dalam Firmansyah (2013:132).Yaitu rasio-rasio berupa Pembiayaan Qardh (QR), Kinerja Zakat (ZR), dan Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS).Rasio-rasio tersebut dapat dikategorikan sebagai wujud tanggung jawab sosial bank syariah yang tidak dapat diperoleh dari bank konvensional.

(5)

16 Menurut Muhamad (2014:54), Akad Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Rasio Pembiayaan Qardh (QR) menunjukkan besarnya penyaluran pembiayaan qardh dari total pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah. semakin tinggi rasio Pembiayaan Qardh (QR) mengindikasi kepedulian bank syariah yang tinggi kepada pihak yang mengalami kesulitan.

Rasio kinerja zakat atau zakat ratio (ZR) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi zakat perusahaan yang dikeluarkan oleh bank syariahdari laba sebelum pajak bank syariah.Semakin tinggi rasio Kinerja Zakat (ZR) mengindikasikan zakah performance bank syariah yang baik.

Rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) digunakan untuk mengukur seberapa besarbank syariah menyalurkan pembiayaan qardh dan pembayaran zakat dari modal yang dimiliki oleh bank syariah.Semakin tinggi rasio Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) mengindikasi pelaksanaan fungsi sosial bank syariah semakin tinggi.

Rasio kinerja sosial tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan bank syariah yang diproksikan oleh Return on Assets (ROA).Return on Asset merupakan rasio penunjang dalam menghitung profitabilitas bagi bank syariah. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dari total asset yang dimiliki bank syariah.

Berikut adalah rata-rata rasio Pembiayaan Qardh (QR), Kinerja Zakat (ZR),Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS), dan Return on Assets (ROA) perbankan

(6)

17 syariah di Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan 2013 yang disajikan pada Tabel 1.2untuk melihat pergerakan rasio Pembiayaan Qardh (QR), Kinerja Zakat (ZR), dan Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) serta melihat pengaruh rasio kinerja sosial tersebut terhadap kinerja keuangan perbankan syariah pada tahun berikutnya yang diwakili oleh Return on Assets (ROA) pada penelitian ini selama tahun 2009 sampai dengan 2013.

Tabel 1.2

Rata-Rata Rasio QR, ZR, RFS, dan ROA Perbankan Syariah Tahun 2009-2013 Tahun QR (%) ZR (%) RPFS (%) ROA (%) 2009 3.99 3.98 21.70 1.09 2010 6.84 3.05 37.72 1.06 2011 14.61 3.47 101.61 1.12 2012 10.11 2.08 97.61 1.43 2013 4.73 2.49 44.61 1.31 Sumber: www.bi.go.id (2015)

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa dari keseluruhan perbankan syariah yang ada menunjukkan rata-rata rasio pembiayaan qardh (QR) berfluktuasi dari tahun 2009 sampai dengan 2013.Pada tahun 2009 rata-rata rasio pembiayaan qardh (QR) sebesar 3,99%diikutin oleh penurunan ROA pada tahun 2010 sebesar 1,06% dari tahun 2009 sebesar 1,09%. Hal ini tidak dapat disimpulkan karena pada penelitian ini tidak diketahui rata-rata rasio pembiayaan qard pada tahun 2008 apakah pada rasio pembiayaan qard terjadi kenaikan atau penurunan. Pada tahun 2010 rata-rata pembiayaan qardsebesar 6,84% kemudian mengalami kenaikan kembali pada tahun 2011 sebesar 14,61% diikutinoleh kenaikan ROA pada tahun 2011 sebesar 1,12% dan terjadi kenaikan ROA kembali pada tahun

(7)

18 2012 sebesar 1,43%.Namun pada tahun 2012 rata-rata rasio pembiayaan qardh terjadi penurunan sebesar 10,11% diikutin oleh penurunan ROA pada tahun 2013 sebesar 1,31%. Hal ini menunjukkan bahwa ketika rasio pembiayaan qardh meningkat diikutin oleh peningkatan ROApada tahun berikutnya dan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa dari keseluruhan perbankan syariah yang ada menunjukkan rata-rata rasio kinerja zakat bergerak cenderung menurun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2009 rata-rata rasio kinerja zakat (ZR) sebesar 3,98% diikutin penurunan ROA pada tahun 2010 sebesar 1,06% dan rata-rata rasio kinerja zakat pada tahun 2012 sebesar 2,08% terjadi penurunan dari tahun 2011 sebesar 3,47% diikutin penurunan ROA pada tahun 2013 sebesar 1,31% dari tahun 2012 sebesar 1,43%. Hal ini menunjukkan bahwa ketika rasio zakat menurun maka ROA perbankan syariah mengalami penurunan.Namun hasil tersebut tidak konsisten karena ketika rasio zakat berada posisi tertinggi pada tahun 2009 tetapi diikutin oleh penurunan ROA pada tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa dari keseluruhan perbankan syariah yang ada menunjukkan rata-rata rasio pelaksanaan fungsi sosial (RPFS) berfluktuasi dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Pada tahun 2009 rata-rata rasio pelaksanaan fungsi sosial (RPFS) sebesar 21,70% diikutin oleh penurunan ROA pada tahun 2010 sebesar 1,06% dari tahun 2009 sebesar 1,09%. Hal ini tidak dapat disimpulkan karena pada penelitian ini tidak diketahui rata-rata rasio pelaksanaan fungsi sosial pada tahun 2008 apakah pada rasio pelaksanaan fungsi

(8)

19 sosial terjadi kenaikan atau penurunan. Pada tahun 2010 rata-rata rasio pelaksanaan fungsi sosial sebesar 37,72% kemudian mengalami kenaikan kembali pada tahun 2011 sebesar 101,61% diikutin oleh kenaikan ROA pada tahun 2011 sebesar 1,12% dan terjadi kenaikan ROA kembali pada tahun 2012 sebesar 1,43%. Namun pada tahun 2012 rata-rata rasio pelaksanaan fungsi sosial terjadi penurunan sebesar 97,61% diikutin oleh penurunan ROA pada tahun 2013 sebesar 1,31%. Hal ini menunjukkan bahwa ketika rasio pelaksanaan fungsi sosial meningkat diikutin oleh peningkatan ROA pada tahun berikutnya dan begitu juga sebaliknya.

Dari data yang ditampilkan pada Tabel 1.2diatas menunjukkan bahwa terdapat dua rasio kinerja sosial yaitu rasio pembiayaan qard (QR) dan rasio pelaksanaan fungsi sosial (RPFS).Ketika rasio tersebut meningkat diikutin oleh meningkatnya ROA pada tahun berikutnya dan begitu juga sebaliknya.Hal ini sesuai menurut Wardhani (2007) bahwa Corporate Sosial Reporting berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melaksanakan CSR yang dapat dilihat dari Corporate Social Reportingakan mendapat banyak keuntungan seperti kesetiaan pelanggan dan kepercayaan dari kreditor dan investor. Hal ini akan memicu keuangan perusahaan menjadi lebih baik sehingga laba perusahaan meningkat dan akan diikutin oleh kenaikan ROA dan ROE perusahaan di tahun berikutnya. Tetapi terdapat dua rasio kinerja sosial ketika mengalami kenaikan diikutinpenurunan ROA.

Namun terdapat satu rasio kinerja sosial yang menunjukkan ketidakkonsistenan dengan teori yang diungkapkan yaitu rasio zakat (ZR).Ketika

(9)

20 rasio tersebut mengalami peningkatan justru kinerja keuangan perusahaan perbankan dalam penelitian ini diwakili oleh ROA, mengalami penurunan dan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan fenomena dimana terdapat dua rasio kinerja sosial bank syariah yaitu rasio pembiayaan qardh (QR) dan rasio pelaksanaan fungsi sosial (RFS) yang sejalan dengan teori yang diungkapkan diatas dan terdapat satu rasio kinerja sosial yang juga tidak sejalan yaitu rasio zakat (ZR) dengan teori yang diungkapkan diatas maka penelitiingin mengetahui adakah Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia secara lebih rinci melalui rasio Pembiayaan Qardh, Kinerja Zakat, danPelaksanaan Fungsi Sosial terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh Return on Assets (ROA) pada penelitian ini.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang diteliti sebagai berikut:Apakah rasio Pembiayaan Qardh (QR), Kinerja Zakat (ZR), dan Pelaksanaan Fungsi Sosial (RPFS) berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap Return on Assets (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia?.

(10)

21 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab sosial (Pembiayaan Qardh, Kinerja Zakat, danPelaksanaan Fungsi Sosial) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return on Assets) pada perbankan syariah di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti khususnya mengenai analisis dampak tanggung jawab sosial terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2. Bagi Bank Syariah

Dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi manajemen bank syariah untuk memberikan perhatianpada pengaruh kinerja sosialterhadap kinerja keuangan pada perusahaan.

3. Bagi Masyarakat Umum

Dapat menambah ilmu dan referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengetahui dampak tanggung jawab sosial terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan syariah.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta tersebut Majelis Hakim menilai adanya rangkaian perbuatan Terdakwa terhadap keberadaan shabu-shabu sebanyak 1 (satu) gram

Dalam hal ini peran komputer host selain sebagai pengirim kode S- record ke memori 68HC11 (sebagai downloader), juga dapat digunakan sebagai fasilitas untuk menulis instruksi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul, “Partisipasi Masyarakat dan Willingness to Pay dalam Pembangunan Infrastruktur Ekonomi (Studi Kasus : Desa

Berdasarkan hasil penelitian humas kampar memanfaatkan youtube untuk menyebarluaskan informasi yang sifatnya keagamaan, pemilu, dan juga tanggap bencana, yang

(1) Anggota senat yang berasal dari wakil Dosen jurusan sebagaimana di maksud pada pasal 3 ayat (1) poin a dipilih oleh Dosen tetap pada jurusan yang bersangkutan

Jumlah bakteri pendegradasi minyak tertinggi terdapat pada hari ketujuh isolat BM7c yaitu dengan jumlah 8,9 x 10 5 CFU/ml, ini menunjukkan bahwa isolat bakteri

Kompetensi dasar tersebut akan sulit dipahami jika pembelajaran yang dilakukan hanya sebatas hapalan dan ceramah guru, namun jika dilakukan praktikum yang

1) Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada beberapa alternatif