• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian adalah dari bulan Maret 2012 sampai dengan Juli 2012.

3.2Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dan kuantitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menguraikan karateristik (sifat-sifat) tentang suatu keadaan pada waktu tertentu. Jenis Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2011) adalah:“Jenis penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan desain penelitian di atas, ditetapkan batasan-batasan yang menjadi instrumen penelitian ini:

1. Variabel independent ( X ): Pemberian Insentif

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang didalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta tepat waktu (Hasibuan (2007:93).

25 PEMBERIAN INSENTIF (X) PRESTASI KERJA (Y)

(2)

Dengan indikator sebagai berikut : a. Kinerja

b. Keadilan dan kelayakan c. Lama kerja

d. Kebutuhan e. Senioritas f. Evaluasi jabatan

2. Variabel Dependant ( Y ): Prestasi kerja Pegawai

Menurut Hasibuan (2007:118), menyatakan bahwa insentif adalah semua pendapatan yang berbentuk sebagai imbalan atas jasa yang diberikan atas suatu organisasi atau perusahaan.

Dengan indikator sebagai berikut : a. Tanggung jawab

b. Kedisiplinan c. Ketelitian kerja d. Kecakapan

e. Inisiatif dan Kerjasama 3.3 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, adapun yang menjadi operasional variabel yakni variabel pengaruh yang akan diukur adalah insentif sedangkan variabel terpengaruh adalah prestasi kerja. Untuk pemahaman lebih jelasnya maka peneliti menetapkan operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel pengaruh (Variabel X), yakni Insentif (Bacal,2005:30). Yang dimaksud dengan insentif dalam penelitian ini adalah bentuk perhatian ataupun balas jasa yang diberikan

(3)

oleh instasi kepada para karyawan yang telah berprestasi dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan loyalitas tinggi, dengan inidikator-indikator sebagai berikut: a. Keadilan dan kelayakan. Merupakan ukuran dimana insentif yang diberikan

berdasarkan target pencapaian masing-masing pegawai dan memenuhi syarat-syarat kelayakan atas capaian kerja.

b. Lama kerja. Merupakan ukuran pemberian insentif yang berdsar atas lama kerja pegawai, kebanyakan pegawai yang semakin banyak intensitas pegawai dalam bekerja, maka semakin besar pula insentif yang diterima.

c. Kebutuhan. Merupakan ukuran atau acuan dimana insentif yang diberikan berdasarkan atas kebutuhan pegawai.

d. Senioritas.dimana pemberian insentif diukur melalui lamanya seorang pegawai bekerja atau mengabdi pada instansi tersebut.

e. Evaluasi jabatan.merupakan ukuran untuk menilai atau melihat kembali dan membandingkan tingkat kesuksesan yang dicapai oleh pegawai dalam jabatannya.

2. Variabel terpengaruh (Variabel Y) yakni prestai kerja (Simamora,2005;335). Prestasi kerja dalam penelitian ini adalah merupakan hasil kerja atau pencapaian hasil kerja pegawai sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam periode tertentu, dengan indicator-indikator sebagai berikut:

a. Tanggung jawab. Merupakan penilain kesediaan pegawai dalam mempertanggung jawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

b. Kedisiplinan. Kemempuan pegawai dalam mematuhi peraturan yang ada dan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan.

c. Ketelitian kerja. Kemempuan dalam menjalankan penyelesaianpekerjaan secara teliti. d. Kecakapan. Merupakan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas

(4)

e. Inisiatif dan kerjasama. Merupakan kemampuan pegawai dalam menciptakan ide baru dan menjalankannnya bersama-sama dalam upaya menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan maksimal.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep

Variabel

Indikator Satuan Ukur Skala

Insentif Insentif menurut Menurut Hasibuan (2007:93), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang didalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta tepat waktu. a. Keadilan dan kelayakan b. lama kerja c. Kebutuhan d. Senioritas e. Evaluasi jabatan • Tingkat Keadilan • Tingkat kelayakan • Tingkat lama kerja • Tingkat kebutuhan • Tingkat senioritas • Tingkat evaluasi jabatan • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal Prestasi Kerja Prestasi Kerja Menurut Hasibuan (2007:93), yakni suatu hasil kerja yang dicapai seseorang didalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya a. Tanggung jawab b. kerja sama c. ketelitian kerja d. kecakapan e. inisiatif • Tingkat tanggung jawab • Tingkat kerja sama • Tingkat ketelitian kerja • Tingkat kecakapan • Tingkat inisiatif • Tingkat kerja sama • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal

(5)

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta tepat waktu. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2011: 80). Jadi, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan subyek yang menjadi obyek penelitian, yang dimaksud subyek disini adalah individu-individu, benda-benda apa saja yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan obyek penelitian sesuatu yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian Pegawai Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yakni sebanyak 43 orang

3.4.2Sampel

Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2006: 134) mengemukakan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar berfungsi sebagai sampel. Apabila subyek kurang dari 100 maka pengambilan sampel semuanya, apabila lebih dari 100 maka diambil 10 -15 % atau 20 – 25% tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko ditanggung oleh peneliti, untuk meneliti yang beresiko besar, sampel yang diambil besar hasilnya akan baik.

(6)

Mengacu pernyataan Arikunto diatas, oleh karena pegawai pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo lebih dari orang, maka yang menjadi sampel yaitu sebagian pegawainya, yakni sebanyak 43 orang.

3.5 Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh bersumber dari :

3.5.1 Sumber Data Primer: yaitu data yang bersumber langsung dari objek yang diteliti dalam hal ini kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

3.5.2 Sumber Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen tertulis yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu insentif dan prestasi kerja pegawai.

3.6Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Observasi

Suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan kunjungan dan pengamatan langsung pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Hal ini sudah dilakukan selama penulisan proposal skripsi ini berlangsung.

3.6.2 Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari informasi secara langsung dari responden yang dianggap berkaitan dengan obyek penelitian.

3.6.3 Dokumentasi

Dalam riset ini penulis membaca literature seperti buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, karya ilmiah dan bahan bacaan yang berhubungan erat dengan SDM pada umumnya dan yang berhubungan dengan Insentif dan Prestasi Kerja Pegawai.

(7)

3.6.4 Angket

Sebagai alat utama dalam hal pengumpulan data yang dilakukan dengan mengedarkan pertanyaan secara tertulis kepada responden pegawai Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang ditetapkan sebagai sampel.

Untuk menilai tanggapan dari setiap responden, Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert (Sugiyono, 2011: 93 ). Skala likert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932 dalam mengukur sikap masyarakat. Dalam skala ini hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya ditafsirkan sebagai posisi responden.

Untuk memudahkan analisis, maka daftar pertanyaan (angket) yang diberikan kepada responden diberi penilaian dengan menyiapkan (lima) pilihan yakni: (1) selalu, (2) sering, (3) kadang-kadang, (4) jarang, (5) tidak pernah. Pemberian skor dimulai dari nilai tertinggi dengan skor 5 (lima), hingga nilai yang paling terendah dengan skor 1 (satu).

Tabel 3.2

Pernyataan dengan skala likert

No Skor / Bobot Keterangan

1. 5 Sangat Setuju

2. 4 Setuju

3. 3 Kurang Setuju

4. 2 Tidak Setuju

(8)

3.7 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh melalaui teknik angket, selanjutnya diolah dan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif, dan secara runtut meliputi:

3.7.1 Uji Validitas

Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau membandingkannya dengan t tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Bila menggunakan program komputer, asalkan r yang diperoleh diikuti harga p < 0,05 berarti nomor pertanyaan itu valid. Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

r xy =

− − − )} ) ( )( ) ( {( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n (Riduan,2010). Keterangan :

r xy : adalah koefisien korelasi produk momen Pearson n : adalah banyaknya pasangan pengamatan

x : adalah jumlah pengamatan variabel x y : adalah jumlah pengamatan variabel y

a. Deskripsi Hasil Uji Validitas Variabel Insentif (X)

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari instrument kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Selain itu uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan dalam kuisioner benar-benar mampu

(9)

mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini uji validitas diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Menurut Riduwan (2010) bahwa cara yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel. Agar memudahkan proses perhitungan data seluruh analisa menggunakan alat bantu program statistik SPSS versi 15.

Dari hasil uji validitas variabel insentif (X) melalui analisa korelasi product moment dengan menggunakan SPSS versi 15 diperoleh nilai pada setiap butir pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Insentif (X)

Item R hitung R tabel Keputusan

Pertanyaan 1 .849 0.3 Valid Pertanyaan 2 .835 0.3 Valid Pertanyaan 3 .499 0.3 Valid Pertanyaan 4 .421 0.3 Valid Pertanyaan 5 .828 0.3 Valid Pertanyaan 6 .886 0.3 Valid Pertanyaan 7 .734 0.3 Valid Pertanyaan 8 .683 0.3 Valid Pertanyaan 9 .791 0.3 Valid Pertanyaan 10 .833 0.3 Valid Data Olahan SPSS 2012

Dari 10 item pertanyaan perlu diperhatikan berapa jumlah item yang valid dan berapa yang tidak valid. Tingkat validitas item pertanyaan dapat dilihat perbandingan antara nilai rhitung harus lebih besar dari tingkat nilai r tabel atau rhitung > r tabel, maka item tersebut adalah

(10)

Mencermati hasil perhitungan pada tabel 2.1, dapat dilihat bahwa dari 20 item pertanyaan variabel insentif (X) semuanya valid. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai rhitung dengan r tabel dimana rhitung > r tabel.

b. Deskripsi Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi Kerja (Y)

Untuk menguji tingkat validitas diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Menurut Riduwan (2010) bahwa cara yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel. Dari hasil uji validitas variabel prestasi kerja (Y) melalui analisa korelasi product moment dengan menggunakan SPSS versi 15 diperoleh nilai pada setiap butir pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 2.2 Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi kerja (Y)

Item R hitung R tabel Keputusan

Pertanyaan 1 .479 0.3 Valid Pertanyaan 2 .751 0.3 Valid Pertanyaan 3 .678 0.3 Valid Pertanyaan 4 .851 0.3 Valid Pertanyaan 5 .675 0.3 Valid Pertanyaan 6 .751 0.3 Valid Pertanyaan 7 .678 0.3 Valid Pertanyaan 8 .851 0.3 Valid Pertanyaan 9 .479 0.3 Valid Pertanyaan 10 .751 0.3 Valid Data Olahan SPSS 2012

Sama halnya dengan analisis validitas data pada variabel insentif (X), maka perlu diperhatikan perbandingan antara r tabel dan rhitung untuk mengukur tingkat validitas data pada

(11)

bahwa dari 20 item pertanyaan variabel prestasi kerja (Y) semuanya valid. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai rhitung dengan r tabel dimana rhitung > r tabel.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2011: 121) Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam pengujian reliabilitas instrumen, perlu diketahui bahwa yang diuji kehandalannya hanyalah nomor pernyataan yang sahih saja. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji kestabilan dan konsistensi instrument dalam mengukur konsep. Reliabilitas menunjuk pada tingkat terandalan sesuatu.

Uji reabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Uji ini dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha. Menurut Arikunto (1998 : 196) Cronbach Alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Cronbach Alpha digunakan dengan teknik memilih skor dengan rentangan beberapa nilai atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya. Instrument dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

1 ∑ (Arikunto,1998:196)

Keterangan :

r : Cronbach Alpha (Reabilitas Instrumen) k : Banyaknya item angket

Σab² :Varian bulir

(12)

a. Deskripsi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Insentif (X)

Dalam peneltian ini, rumus uji reliabilitas yang digunakan adalah rumus cronbach alpha, jika nilai koefisien cronbach-alpha lebih dari 0.60 maka hal tersebut menunjukan bahwa kuisioner reliabel (Arikunto, 1996:93). Untuk mempercepat hasil perhitungan maka digunakan progra SPSS versi 15. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas terhadap item-item pernyataan dari variabel insentif (X). Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus cronbach alpha.

Tabel 2.3 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Insentif (X) Item Pertanyaan Cronbach's Alpha if Item Deleted

Pertanyaan 1 .920 Pertanyaan 2 .905 Pertanyaan 3 .910 Pertanyaan 4 .901 Pertanyaan 5 .910 Pertanyaan 6 .905 Pertanyaan 7 .910 Pertanyaan 8 .901 Pertanyaan 9 .920 Pertanyaan 10 .905

Sumber Data Olahan SPSS 2012

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas data pada tabel 2.3 diketahui bahwa variabel insentif (X) menunjukan nilai cronbach-alpha item 1 sampai 20 lebih besar dari 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel insentif (X) reliabel.

(13)

Uji reliabilitas variabel prestasi kerja pegawai (Y) dianalisa dengan melihat nilai koefisien cronbach – alpha lebih dari 0.6 (Arikunto, 1996:193), maka hal tersebut menunjukkan bahwa kuisioner adalah reliabel.

Tabel 2.4 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Prestasi kerja Pegawai (Y) Item Pertanyaan Cronbach's Alpha if Item Deleted

Pertanyaan 1 .915 Pertanyaan 2 .914 Pertanyaan 3 .934 Pertanyaan 4 .936 Pertanyaan 5 .914 Pertanyaan 6 .914 Pertanyaan 7 .921 Pertanyaan 8 .923 Pertanyaan 9 .917 Pertanyaan 10 .914

Sumber Data Olahan SPSS 2012

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas data pada tabel 2.4 diketahui bahwa variabel prestasi kerja pegawai (Y) menunjukan nilai cronbach-alpha item 1 sampai 10 lebih besar dari 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel prestasi kerja pegawai (Y) reliabel.

3.7.3 Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan menentukan apakah pengolahan data ini menggunakan analisis parametris atau nonparametris. Penggunaan statistik parametris dan nonparametis tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris

(14)

memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik nonparametris sering disebut ”distribution free” (bebas distribusi).

Pada penelitian ini terdapat

akan dilakukan pada kedua variabel tersebut, yaitu variabel X (

(Prestasi Kerja). Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Software SPSS (Statistical Package For Social Science

tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut: Ho : Data variabel dependen berdistribusi normal

Hi : Data variabel dependen tidak berdistribusi normal

α : 5%

Pengujian : jika

Pengujian normalitas terhadap hasil penelitian dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

X2 =

Dimana : Qi = Frekuensi Pengamatan Ei = Frekuensi Harapan

Kriteria pengujian : terima hipotesis berdistribusi normal, jika X – 3) dengan taraf nyata

anyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi tatistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik nonparametris

” (bebas distribusi).

Pada penelitian ini terdapat data dari dua variabel, maka pengujian normalitas data akan dilakukan pada kedua variabel tersebut, yaitu variabel X (Insentif) dan variabel Y ). Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Package For Social Science). Pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut:

: Data variabel dependen berdistribusi normal : Data variabel dependen tidak berdistribusi normal

≤ Tabel maka Ho diterima, Ha ditolak

Pengujian normalitas terhadap hasil penelitian dengan menggunakan rumus sebagai

(Arikunto,1998:196) Qi = Frekuensi Pengamatan Ei = Frekuensi Harapan

Kriteria pengujian : terima hipotesis berdistribusi normal, jika X1≤ X ) dengan taraf nyata ∞= 0,05 dan sangat nyata ∞ = 0,01.

anyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi tatistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik nonparametris

data dari dua variabel, maka pengujian normalitas data ) dan variabel Y ). Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan ). Pengujian asumsi normalitas

Pengujian normalitas terhadap hasil penelitian dengan menggunakan rumus sebagai

(15)

3.7.4 Analisis Regresi dan Korelasi a. Persamaan Regresi

Uji regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi organsasi terhadap kinerja pegawai.

Rumus persamaan regresi :

(Sugiyono.2011:147) Keterangan :

Ŷ = subjek variable terikat yang diproyeksikan a = nilai konstanta harga Y jika X= 0

b = nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

X = variabel bebas yang mempunyai nilai t b. Uji signifikan persamaan regresi

Yang dirumuskan sebagai berikut : Fhitung = RJK Reg ( b/a)

RJK Res

Keterangan :

RJK Reg (b/a) = rata – rata jumlah kuadrat regresi

RJK Res = rata – rata jumlah

c. Uji koefisien korelasi ( r ) dan determinasi (r

Perhitungan ini dimaksud untuk mengetahui beberapa kekuatan atau derajat hubungan antara variabel X (kompetensi) dan variabel Y (kinerja ) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai beri

Analisis Regresi dan Korelasi Persamaan Regresi

Uji regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi organsasi terhadap kinerja pegawai. Dengan rumus sebagai berikut: Rumus persamaan regresi :

(Sugiyono.2011:147)

= subjek variable terikat yang diproyeksikan a = nilai konstanta harga Y jika X= 0

b = nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau ) variabel Y

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan Uji signifikan persamaan regresi

Yang dirumuskan sebagai berikut :

Reg ( b/a)

(Sugiyono.2011:147)

rata jumlah kuadrat regresi rata jumlah kuadrat residu. Uji koefisien korelasi ( r ) dan determinasi (r2)

Perhitungan ini dimaksud untuk mengetahui beberapa kekuatan atau derajat hubungan antara variabel X (kompetensi) dan variabel Y (kinerja ) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

Uji regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara Dengan rumus sebagai berikut:

b = nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau

Perhitungan ini dimaksud untuk mengetahui beberapa kekuatan atau derajat hubungan antara variabel X (kompetensi) dan variabel Y (kinerja ) dengan

(16)

Keterangan :

r : koefisien korelasi

n : jumlah responden uji coba x : skor setiap item

y : skor seluruh item

d. Uji signifikan dari koefisien korelasi

Dari pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya dapat diuji tingkat signifikan atau keberartiannya.

rumus : (Sugiyono.2011:147) Keterangan : r : koefisien korelasi n : jumlah responden t : harga terhitung. (Sugiyono.2011:147) r : koefisien korelasi

n : jumlah responden uji coba x : skor setiap item

y : skor seluruh item

Uji signifikan dari koefisien korelasi

Dari pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya dapat diuji tingkat signifikan atau keberartiannya. Hal ini dapat dilakukan dengan

(Sugiyono.2011:147)

r : koefisien korelasi n : jumlah responden t : harga terhitung.

(Sugiyono.2011:147)

Dari pengujian koefisien korelasi dan koefisien determinasi, selanjutnya Hal ini dapat dilakukan dengan

Gambar

Gambar 3.1  Desain Penelitian
Tabel 2.1  Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Insentif (X)
Tabel 2.2  Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi kerja (Y)
Tabel 2.3  Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Insentif (X)  Item Pertanyaan  Cronbach's Alpha if Item Deleted
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sembelit pada ibu post partum 3 hari di Desa Margorejo

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 &lt; 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Belum adanya formulasi peraturan perundangan yang integral dalam penyidikan tipikor yang dapat mengeleminir munculnya egoisme sektoral.(3). Model alternatif

Secara internal, dalam diri anak juga terjadi perubahan- perubahan yang mendorongnya untuk lebih interesting (menarik) terhadap interaksi pertemanan dan pergaulan

Judul skripsi : Tinjauan Ushul Fiqih Terhadap Fatwa Yusuf al-Qardlawi Tentang Kebolehan Seorang Muslim Menerima Warisan Dari Kerabat Non Muslim.. NO TANGGAL

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Bila anda berpendapat bahwa untuk komponen risiko investasi jalan tol yang ada pada tahap perijinan administrasi dapat mengakibatkan kenaikan biaya komponen risiko ini sebesar

Sedangkan variasi komposisi yang dilakukan pada toner buatan juga berpengaruh terhadap sifat magnetik, pada toner komposisi polimer, fly ash dan karbon (50:30:20) dengan