• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dimungkinkan karena beberapa sebab seperti kondisi pendidik, peserta didik,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dimungkinkan karena beberapa sebab seperti kondisi pendidik, peserta didik,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar mata pelajaran sejarah khususnya materi proses kebangkitan nasional pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun rendah. Hal ini dimungkinkan karena beberapa sebab seperti kondisi pendidik, peserta didik, media pembelajaran, lingkungan dan sebagainya. Dimana di SMP Negeri 1 Binangun kondisi pendidik kemampuan terhadap materi masih kurang merata, karena dalam penugasan MGMP, penataran-penataran, dan pelatihan-pelatihan tidak bergilir. Adapun siswa di lingkungan SMP Negeri 1 Binangun sebagian kecil masih ada yang kurang mendapat perhatian dari orang tua, karena kedua orang tua bekerja di luar negeri. Di samping itu juga masih kurangnya media pembelajaran yang dimiliki sekolah karena di lingkungan pedesaan.

Kurangnya motivasi belajar dari siswa dan metode pengajara yang diterapkan guru masih bersifat konvensional menyebabkan siswa pasif dan kurang respon terhadap kegiatan pembelajaran sejarah. Hal ini terbukti dari hasil tes ulangan harian rata-rata yang dicapai siswa masih rendah kurang dari KKM 75.

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian, Kondisi Awal

No Uraian Jumlah Siswa

(orang) UH Kondisi Awal

1. 2. 3. Nilai terendah Nilai tertinggi Rerata 27 13 60 46 80 60 53 83 70 25

(2)

Aspek kemampuan siswa terutama dalam melakukan aktivitas yang menunjukkan siswa aktif di kelas ternyata juga rendah. Hal ini terbukti dari beberapa pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa tidak berani menjawab (pasif). Dari permasalahan di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas, khususnya di kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun.

B. Deskripsi Siklus 1

1. Hasil perencanaan

Beberapa hasil perencanaan yang dikembangkan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

a. Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan bahan kajian

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas

c. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai partisipasi siswa

d. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan berupa lembar kerja siswa

e. Menyiapkan tustel/kamera untuk membantu observasi

f. Peneliti dan observer melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi g. Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada

akhir siklus. 2. Pelaksanaan tindakan

a. Kegiatan awal

(3)

1) Penulis menanyakan siswa yang tidak hadir pada hari itu

2) Penulis menyampaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan yaitu proses kebangkitan nasional

3) Selanjutnya penulis menentukan waktu untuk pelaksanaan tugas 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan).

b. Kegiatan inti

1) Penulis kemudian memberi tugas yang pertama pada siswa berupa M pertama yaitu membaca materi

2) Setelah selesai tugas pertama, siswa diberi tugas M kedua yaitu menulis pertanyaan dari materi yang telah dibaca, dengan ketentuan menulis pertanyaan sejumlah sepuluh soal isian singkat dan lima soal uraian

3) Terakhir penulis memberi tugas M ketiga yaitu menjawab pertanyaan dari soal yang telah ditulis siswa.

c. Kegiatan akhir

1) Pada tahap ini penulis mengumpulkan tugas dari siswa dan dapat menilai hasil dari tugas setiap siswa

2) Diakhir pembelajaran, siswa diberi soal yang telah disiapkan penulis. 3. Hasil observasi/pengamatan

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran melalui tugas 3M menunjukkan bahwa respon dan aktivitas siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan semua siswa untuk aktif mengerjakan semua tugas yang diberikan guru. Selain itu hasil belajar siswa setelah diadakan tes pada akhir siklus menunjukkan peningkatan.

(4)

Siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran mulai berkurang meskipun ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri dan ketinggalan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Motivasi belajar dan bekerja dalam tugas cukup baik hal ini tampak dari gairah bertanya dan penyelesaian tugas. Berikut hasil tes pada siklus 1.

Tabel 2. Nilai Siklus 1

No No Induk L/P Nilai Awal Siklus I

1. 6390 L 73 80 2. 6115 L 73 70 3. 6230 L 80 85 4. 6311 P 76 80 5. 6233 P 63 75 6. 6113 P 53 78 7. 6152 P 73 80 8. 6271 L 80 80 9. 6319 P 66 70 10. 6277 P 73 70 11. 6356 P 60 65 12. 6161 P 73 80 13. 6202 L 72 75 14. 6203 P 64 75 15. 6284 L 80 80 16. 6329 P 76 75 17. 6330 L 73 80 18. 6245 P 64 70 19. 6366 L 83 80 20. 6168 L 80 80 21. 6247 L 60 80 22. 6126 P 60 65 23. 6368 P 76 75 24. 6290 P 66 75 25. 6212 L 73 80 26. 6174 P 53 75 27. 6135 L 80 80 28. 6220 P 63 75 29. 6139 P 70 65 30. 6380 P 70 70 31. 6381 L 73 80 32. 6255 P 60 60 33. 6300 L 73 75 34. 6343 L 80 80 35. 6302 P 73 80 36. 6264 L 53 70 37. 6345 P 60 65 38. 6268 P 66 70 39. 6186 P 76 65 40. 6189 L 66 65 Rata-rata 69,6 74,5 28

(5)

Dari tabel 2 diperoleh keterangan sebagai berikut:

a. Pada studi awal siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 anak dari 40 siswa (27,50%) dengan nilai rerata 69,6

b. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 anak dari 40 siswa (65%) dengan nilai rerata 74,5

Berikut tabel ketuntasan siswa pada siklus I

Tabel 3. Hasil ketuntasan siswa pada siklus 1

No Kegiatan Pembelajaran

Hasil Belajar Siswa

Jumlah Siswa Tuntas Persentase Belum

Tuntas Persentase 1. 2. Studi awal Siklus I 11 26 27,50% 65% 29 14 72,5% 35% 40 40

Hasil observasi pada minat siswa/respon siswa terhadap pembelajaran sejarah juga mengalami peningkatan. Berikut tabel minat siswa terhadap pembelajaran sejarah.

Tabel 4. Hasil minat siswa terhadap pembelajaran sejarah

No Kegiatan Pembelajaran

Siswa dengan Minat Belajar

Persentase Tinggi Cukup Kurang

1. 2. Studi awal Siklus I 15 31 17 9 8 0 27,5% 65%

Untuk lebih jelasnya peningkatan dan minat siswa, disajikan dalam tabel batang berikut:

(6)

Gambar 1. Diagram Batang Peningkatan Ketuntasan Belajar dan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Sejarah

4. Hasil refleksi

Hal-hal yang masih dipandang lemah pada pelaksanaan siklus I adalah adanya siswa yang masih asyik bermain sendiri sementara teman yang lain giat dalam mengerjakan tugas, hal ini karena tugas masih bersifat individu. Kontrol guru terhadap siswa yang masih longgar menyebabkan siswa seenaknya sendiri mengerjakan tugas. Di sini lain, kelebihan yang ditemukan pada siklus I adalah peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan tumbuhnya motivasi belajar yang cukup baik.

C. Deskripsi Siklus II

1. Hasil perencanaan

Secara umum hasil perencanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus I, hanya ada perubahan pada penyediaan sarana dan media belajar berupa lembar kerja siswa diberikan dari penulis.

a. Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan bahan kajian

(7)

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan

c. Mempersiapkan lembar observasi

d. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran berupa lembar kerja siswa dari penulis

e. Menyiapkan tustel/kamera untuk membantu observasi

f. Mempersiapkan soal test untuk siswa diberikan pada akhir siklus

g. Kegiatan ini akan diulangi pada teman satu partner, setelah salah satu teman selesai menjawab pertanyaan.

2. Kegiatan akhir

a. Pada tahap ini penulis mengumpulkan tugas dari tugas siswa dan dapat menilai hasil dari setiap siswa

b. Diakhir pembelajaran, siswa diberi soal yang telah disiapkan penulis. 3. Hasil observasi/pengamatan

Dari hasil observasi pada siklus II diperoleh hasil bahwa kegiatan siswa pada saat pembelajaran semakin meningkat hal ini bisa dilihat dari keseriusan siswa untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas.

Pada siklus II ini diterapkan diskusi kooperatif yaitu diskusi berpasangan untuk saling mengetes kemampuan dalam menguasai materi. Pada siklus II ini siswa saling bersaing untuk bisa menguasai materi dan harus bisa menjawab pertanyaan sendiri sehingga akan mendapatkan nilai baik.

Pada pelaksanaan diskusi berpasangan ini siswa yang mendapatkan partner dengan tulisan yang bagus akan mempermudah membaca dan dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Sebaliknya yang memperoleh

(8)

partner dengan hasil tulisan yang kurang baik atau sulit dibaca, akan menghambat dalam membaca dan menyelesaikan tugas tidak tepat waktu. Pada saat diskusi ini ada siswa yang menyindir teman partnernya “Pak, masa saya dapat tulisan dokter” teman yang lain menyahut “tulisan cakar ayam, itu!”. Mendengar kelakar temannnya suasana agak gaduh, tetapi penulis kemudian memberikan pengertian agar didiskusikan dulu atau dipahami dulu sebelum dibaca, dan suasana kelas kembali tenang.

Adapun hasil observasi terhadap nilai tes sikus II sebagai berikut: Tabel 6. Nilai Siklus II

No No Induk L/P Nilai Awal Siklus II

1. 6390 L 73 85 2. 6115 L 73 85 3. 6230 L 80 85 4. 6311 P 76 90 5. 6233 P 63 75 6. 6113 P 53 80 7. 6152 P 73 90 8. 6271 L 80 90 9. 6319 P 66 70 10. 6277 P 73 75 11. 6356 P 60 70 12. 6161 P 73 88 13. 6202 L 72 80 14. 6203 P 64 80 15. 6284 L 80 90 16. 6329 P 76 80 17. 6330 L 73 80 18. 6245 P 64 76 19. 6366 L 83 85 20. 6168 L 80 80 21. 6247 L 60 85 22. 6126 P 60 80 23. 6368 P 76 80 24. 6290 P 66 75 25. 6212 L 73 88 26. 6174 P 53 78 27. 6135 L 80 100 28. 6220 P 63 80 29. 6139 P 70 70 30. 6380 P 70 80 31. 6381 L 73 80 32. 6255 P 60 78 33. 6300 L 73 80 34. 6343 L 80 88 35. 6302 P 73 85 36. 6264 L 53 70 37. 6345 P 60 80 38. 6268 P 66 78 39. 6186 P 76 80 40. 6189 L 66 70 Rata-rata 69,6 83,0 32

(9)

Dari tabel 6 diperoleh keterangan sebagai berikut:

a. Pada studi awal siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 anak dari 40 siswa (27,50%) dengan nilai rerata 70

b. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 anak dari 40 siswa (65%) dengan nilai rerata 74,5%

c. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 35 anak dari 40 siswa (87,5%) dengan nilai rerata 83

Berikut tabel ketuntasan siswa pada siklus II

Tabel 7. Hasil ketuntasan siswa pada siklus II

No Kegiatan Pembelajaran

Hasil Belajar Siswa

Jumlah Siswa Tuntas Persentase Belum

Tuntas Persentase 1. 2. 3. Studi awal Siklus I Siklus II 11 26 35 27,50% 65% 87,5% 29 14 5 72,5% 35% 12,5% 40 40 40

Hasil observasi pada minat siswa/respon siswa terhadap pembelajaran sejarah juga mengalami peningkatan. Berikut tabel minat siswa terhadap pembelajaran sejarah.

Tabel 8. Hasil minat siswa terhadap pembelajaran sejarah

No Kegiatan Pembelajaran

Siswa dengan Minat Belajar

Persentase Tinggi Cukup Kurang

1. 2. 3. Studi awal Siklus I Siklus II 15 31 35 17 9 5 8 0 0 27,5% 65% 87,5% 33

(10)

Untuk lebih jelasnya peningkatan ketuntasan dan minat siswa pada siklus II, disajikan dalam gambar tabel berikut:

Gambar 2. Diagram batang peningkatan ketuntasan belajar dan minat siswa terhadap pembelajaran sejarah siklus II

4. Hasil refleksi

Beberapa kelebihan yang muncul pada siklus II adalah terdapat peningkatan yang baik terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah. Hal ini dapat dilihat dari hampir keseluruhan siswa aktif mengerjakan tugas, menyelesaikan tugas dengan segera dan melaksanakan diskusi dengan baik.

Hasil belajar juga meningkat baik, hal ini bisa dilihat dari keaktifan/ ketuntasan belajar dari nilai awal ke siklus I dan siklus II ada kenaikan. Nilai 100 ada yang bisa mencapai meskipun hanya satu siswa, sedangkan nilai rerata juga mengalami peningkatan.

Keaktifan dan kerjasama siswa nampak baik terutama pada pelaksanaan diskusi, beberapa siswa yang kurang aktif berkomunikasi dituntut lebih komunikatif dan ternyata siswa dapat melaksanakan tugas dengan baik.

(11)

D. Pembahasan

1. Deskripsi tiap siklus a. Siklus I

Pada studi awal siswa yang tuntas belajar 11 siswa dari 40 siswa (27,5%) dengan nilai rerata 70 sedangkan siswa yang memiliki minat belajar tinggi 12 siswa dari 40 siswa (32,5). Setelah diterapkan metode tugas 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan) ternyata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 26 siswa mencapai tuntas (65%) dengan nilai rerata 74,5 dan minat belajar sejarah juga tinggi, pada siklus I yaitu 27 siswa dari 40 siswa (67,5%). b. Siklus II

Pada siklus II metode tugas 3M dilanjutkan dengan diskusi kooperatif. Pada tahap ini kenaikan sangat baik terutama hasil belajar/ ketuntasan siswa menjadi 35 siswa dari 40 siswa (87,5%) berarti mengalami kenaikan 22,5%, 5 siswa belum meningkat. Sedangkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah meningkat menjadi 36 siswa dari 40 siswa (90%), hal ini juga mengalami kenaikan, 4 siswa belum meningkat. Nilai rerata pada siklus II juga mencapai 83 berarti mengalami peningkatan 8,5 dari siklus I.

2. Refleksi a. Siklus I

Dari hasil observasi dan analisis pada siklus I ternyata hasil belajar sejarah sudah mencapai kriteria yang ditentukan. Sebab 26 siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan minat belajar siswa belum maksimal.

(12)

Setelah dilakukan diskusi dengan observer ternyata metode tugas 3M pada siklus I masih bersifat individu, bagi siswa yang pasif belum mengubah sikapnya dan lebih senang bermain sendiri.

b. Siklus II

Pada siklus II kelemahan pada siklus I diatasi dengan siswa harus mencari partner/teman untuk diskusi dan mengetes kemampuan yang dilakukan oleh teman lain.

Pada siklus II ini motivasi belajar cukup tinggi sebab siswa saling berkompetisi untuk menguasai materi guna mendapatkan nilai yang baik. 3. Pembahasan

a. Siklus I

Rendahnya hasil belajar sejarah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Binangun merupakan masalah yang harus diatasi. Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya hasil belajar sejarah diterapkan metode 3M (Membaca, Menulis pertanyaan dan Menjawab pertanyaan). Metode ini ternyata memberikan hasil dengan meningkatnya hasil belajar sejarah dari studi awal meningkat 60% dan respon siswa terhadap mata pelajaran ini juga meningkat dari studi awal. Peningkatan ini disebabkan model pembelajaran siswa aktif, dimana siswa terlibat aktif mengerjakan tugas.

Meskipun peningkatan hasil belajar sejarah belum mencapai hasil seperti yang diharapkan tetapi peningkatan sudah signifikan. Penggunaan metode ini diperkuat oleh apa yang dikemukakan oleh (Melvin L Silberman, 2011: 26) bahwa proses belajar akan meningkat jika siswa

(13)

diminta untuk melakukan hal-hal seperti mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri. Dari hasil yang belum mencapai kriteria yang ditetapkan, maka penulis mencoba lagi dengan pendekatan diskusi kooperatif.

b. Siklus II

Setelah melakukan observasi dan evaluasi pada siklus I, ternyata masih ada kelemahan dalam metode 3M, maka untuk lebih meningkatkan hasil pembelajaran dan meningkatkan motivasi serta respon siswa terhadap mata pelajaran sejarah, penulis menerapkan metode 3M dengan pendekatan diskusi kooperatif.

Dengan metode dan pendekatan ini ternyata motivasi belajar siswa cukup tinggi yaitu meningkat dari 65,5% menjadi 82,5%. Peningkatan ini disebabkan selain model pembelajaran yang menuntut siswa aktif juga adanya kompetisi positif dari siswa untuk mendapatkan nilai yang baik dari tugas yang ia buat. Selain itu partner diskusi yang bukan satu meja menjadikan partisipasi dan kepercayaan diri meningkat. Dengan demikian hasil perbaikan telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan, maka upaya perbaikan pembelajaran berakhir pada siklus II. Lima siswa hasilnya belum memenuhi KKM, karena masih harus menghadapi masalah dalam keluarga dan masalah perekonomian, yang sebenarnya masalah itu bukan masalah siswa tetapi masalah orang tua siswa.

Siswa perlu dilakukan tindakan khusus, untuk itu guru/ pembimbing merencanakan dengan guru BP akan menindaklanjuti untuk dapat terlepas dari masalah orang tua siswa.

Gambar

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian, Kondisi Awal
Tabel 2. Nilai Siklus 1
Tabel 3. Hasil ketuntasan siswa pada siklus 1
Gambar 1.   Diagram Batang Peningkatan Ketuntasan Belajar dan  Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Sejarah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang signifikan ini disebabkan karena auditor yang kompeten mempunyai kinerja yang baik dan profesional sehingga dapat mengidentifikasi adanya tindakan

Model terbaik regresi nonparametrik spline truncated pada TPAK perempuan di Jawa Barat tahun 2018 merupakan model yang terdiri dari empat variabel prediktor dengan

Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta

(engingat kemungkinan risikonya lebih besar dibanding manfaat yang diharapkan maka pemakaian tetrasiklin pada wanita hamil sejauh mungkin harus

Sedangkan untuk S5 dan S6 belum bisa menyelesaiakan soal, kedua subjek tersebut memiliki perbedaan dimana S5 masih bisa menuliskan penyelesaiannya walaupun tidak tepat,

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang

Yksi SVL-kuljetusten ja joukkoliikenteen integroinnin tärkeistä edellytyksistä on toimi- joiden välinen yhteistyö. Tärkeää on etenkin yhteistyö kuljetusten suunnittelijoiden ja

terputus untuk beberapa kali. Oleh karena itu perlu melaksanakan pengujian kesamaan jenis data setiap varian dan setiap periode yang datanya tidak terputus. Pengujian