• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Mojokerto 4.1.1 Kondisi Geografis

Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang pada 7o270.16” sampai 7o 29’37.11” Lintang Selatan dan 112o 27’ 24” Bujur Timur. Secara umum, wilayah Kota Mojokerto mempunyai luas wilayah 16,46 km2 yang

terbagi menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Prajurit Kulon dan Magersari. Jika dibandingkan, luas wilayah Kecamatan Magersari sedikit lebih luas dibandingkan dengan luas Kecamatan Prajurit Kulon. Kecamatan Prajurit Kulon mempunyai luas wilayah 7,76 km2 (47 persen) dan Kecamatan Magersari mempunyai luas wilayah 8,7 km2 (53 persen).

4.1.2 Kondisi Eksisting Ruang Terbuka Hijau

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Mojokerto mencatat bahwa inventaris ruang terbuka hijau di Kota Mojokerto mencapai 14,553 hektar atau 0,8 persen dari luas wilayah perkotaan, dengan rincian taman kota skala besar sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Inventaris Taman Kota Mojokerto 2016

No Nama Taman Kota Luas m2

1 Alun-alun Kota Mojokerto 18.000*

2 Taman RTH Semeru 2.156

3 Taman Benteng Pancasila 3.894

4 Taman Bermain Magersari 1.230

5 Taman Hayam Wuruk 1.905,2

Sumber Data inventaris taman kota Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Mojokerto, 2016

(2)

34

Dengan total luas ruang terbuka hijau publik sebesar 0,8 persen dari luas wilayah, tentunya hal tersebut akan membutuhkan banyak penambahan taman kota maupun ruang terbuka hijau publik lainnya hingga sebesar 20 persen dari luas wilayah agar dapat memenuhi ketentuan dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Pada kondisi eksisting, Alun-alun Kota Mojokerto terletak di Jalan Majapahit. Berdasarkan perhitungan melalui GIS, luas Alun-alun Kota Mojokerto adalah sebesar 18.000 m2. Adapun batas administrasi Alun-alun

Kota Mojokerto adalah sebagai berikut.

Batas sebelah barat : Masjid Agung Kota Mojokerto Batas sebelah timur : Kantor Pemkab Mojokerto Batas sebelah selatan : Pertokoan Jalan Majapahit

Batas sebealah utara : Korem (Komando Resort Militer)

Sumber: google earth 2016

(3)

35

4.1.3 Kependudukan

Hasil registrasi penduduk akhir tahun 2015 mencatat bahwa Kota Mojokerto mempunyai penduduk sebanyak 139.628 jiwa yang tersebar di 2 kecamatan dan 18 kelurahan. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 69.142 jiwa atau sebesar 49,52 persen dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 70.486 atau sebesar 50,48 persen.

Sumber: BPS Kota Mojokerto Dalam Angka 2016

Gambar 4. 2 Jumlah Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2015 4.1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto mengakomodir kebijakan pengembangan kawasan lindung sesuai yang diatur pada pasal 13 Peraturan Daerah (Perda) Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012. Arahan kebijakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto diantaranya meliputi: 1. pemeliharaan dan pemantapan kawasan lindung;

2. peningkatan fungsi kualitas dan kuantitas RTH; dan 3. pengembangan manajemen lingkungan.

69142 70486 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan

(4)

36

Strategi-strategi yang yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto dalam upaya peningkatan fungsi kualitas dan kuantitas RTH meliputi:

1. mempertahankan RTH eksisting dan mengembangkan taman kota, hutan kota, taman lingkungan untuk mewujudkan RTH 30 persen;

2. mempertahankan dan mengembangkan kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan rel kereta api, kawasan sempadan SUTET/SUTT, pemakaman, dan median jalan sebagai RTH;

3. mewajibkan disediakannya RTH pada setiap bangunan publik maupun privat dengan menetapkan KDH minimum 30 persen untuk bangunan publik dan 20 persen untuk bangunan privat; dan

4. meningkatkan peran masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan RTH. Pasal 60 Perda Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012 Tentang RTRW Kota Mojokerto menyatakan bahwa pengembangan, peningkatan, rehabilitasi, dan revitalisasi kawasan ruang terbuka hijau merupakan salah satu program yang menjadi prioritas dalam upaya perwujudan pola ruang Kota Mojokerto. Rencana-rencana tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan agar luasan ruang terbuka hijau publik mencapai 30 persen dari luas wilayah perkotaan.

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Variabel Kunjungan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Disporabudpar Kota Mojokerto, pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto pada satu tahun terakhir periode Agustus 2016 hingga Juli 2016 sebesar 206.352 pengunjung. Distribusi rata-rata besaran

(5)

37

pengunjung tersebut adalah ketika pada hari Senin hingga Sabtu mencapai 536 pengunjung, sedangkan pada hari Minggu pengunjung sebesar 742 pengunjung.

Karakteristik responden dalam variabel kunjungan ke Alun-alun Mojokerto dalam satu tahun terakhir diketahui bahwa rata-rata pengunjung mengunjungi Alun-alun Kota Mojokerto sebanyak 4,7 kali kunjungan. Dari total keseluruhan sampel, sebesar 48 persen responden diantaranya melakukan kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto dengan frekuensi kunjungan lebih dari 6 kali dalam satu tahun terakhir.

Sumber: Data primer 2016

Gambar 4.3 Diagram Persentase Kunjungan Responden ke Alun-alun Mojokerto 4.2.2 Karakteristik Variabel Total Biaya Perjalanan

Total biaya perjalan yang dikeluarkan oleh responden dalam melakukan satu kali kunjungan dalam penelitian ini merupakan pengeluaran untuk transportasi, konsumsi dan biaya lain-lain seperti parkir atau toilet atau penyewaan sesuatu lainnya. Rata-rata keseluruhan responden menghabiskan Rp31.275 dalam satu kali melakukan kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto. Mayoritas total biaya perjalanan responden berada pada interval Rp21.000 hingga Rp40.000 dengan persentase sebesar 45 persen, sedangkan 33 persen lainnya merupakan responden

10% 17% 14% 8% 2% 1% 48% 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali Lebih dari 6

(6)

38

yang melakukan pengeluaran kurang dari Rp20.000, 17 persen pada rentang Rp41.000 hingga Rp60.000 dan 5 persen lainnya mengeluarkan biaya sebesar Rp61.000 hingga Rp80.000. Berikut merupakan diagram persentase total biaya perjalanan dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Sumber: Data primer 2016

Gambar 4.4 Diagram Persentase Total Biaya Perjalanan Responden 4.2.3 Karakteristik Variabel Waktu Tempuh

Karakteristik sebaran waktu tempuh yang dibutuhkan oleh responden untuk mengakses Alun-alun Kota Mojokerto berkisar dari yang nilai minimum yaitu 2 menit dan nilai maksimumnya sebesar 60 menit. Sebaran data waktu tempuh dari responden pada penelitian ini didominasi pada lama waktu antara 11 hingga 20 menit dengan persentase sebesar 40 persen.

33% 45% 17% 5% 0 - 20000 21000 - 40000 41000 - 60000 61000 - 80000

(7)

39 Sumber: Data primer 2016

Gambar 4.5 Diagram Persentase Karakteristik Waktu Tempuh Responden 4.2.4 Karakteristik Variabel Pendapatan

Karakteristik pendapatan responden pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto sangatlah beragam. Rata-rata dari pendapatan responden pada penelitian ini adalah Rp2.242.500 per bulan, dengan pendapatan terendah adalah Rp300.000 per bulan yang merupakan seorang pelajar, dan pendapatan tertinggi adalah Rp6.500.000 per bulan yang merupakan seorang pekerja. Karakteristik sebaran pendapatan responden tersebut menunjukkan bahwa Alun-alun Kota Mojokerto sebagai taman menjadi destinasi wisata oleh masyarakat baik dari kalangan pelajar maupun pekerja.

Sumber: Data primer 2016

Gambar 4.6 Diagram Persentase Pendapatan Respoden 39% 40% 15% 1% 4% 1% 0 - 10 menit 11 - 20 menit 21 - 30 menit 31 - 40 menit 41 - 50 menit 51 - 60 menit <1000000 20% 100000-2000000 37% 2000001-3000000 12% >3000000 31%

(8)

40

4.2.5 Karakteristik Variabel Usia Responden

Karakteristik usia responden pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto sangatlah beragam. Rata-rata dari usia responden pada penelitian ini adalah 26,57, dengan usia terendah adalah 14 tahun dan usia tertinggi adalah 52 tahun. Karakteristik sebaran usia responden tersebut menunjukkan bahwa Alun-alun Kota Mojokerto sebagai taman menjadi destinasi wisata oleh masyarakat usia remaja dan orang tua meskipun usia responden mayoritas merupakan pengunjung yang berusia 21 tahun hingga 30 tahun dengan persentase sebesar 57 persen. Diagram distribusi usia responden pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Sumber: Data primer 2016

Gambar 4.7 Diagram Persentase Karakteristik Usia Responden

4.2.6 Karakteristik Variabel Total Biaya Perjalanan Untuk Taman Kota Subtitusi Karakteristik variabel total biaya perjalanan untuk taman kota subtitusi dari responden mayoritas berada di rentang Rp41.000-Rp60.000 sebesar 58 persen. Nilai interval total biaya perjalanan untuk taman kota subtitusi tertinggi yaitu diantara Rp61.000-Rp80.000 sebesar 9 persen. Nilai rata-rata total biaya perjalanan

22% 57% 8% 10% 3% <20 21 -30 31 - 40 41 - 50 51 - 60

(9)

41

untuk taman kota subtitusi adalah sebesar Rp41.800. Berikut Gambar 4.8 yang merupakan diagram distribusi total biaya perjalanan untuk taman kota subtitusi.

Sumber: Data primer 2016

Gambar 4.8 Diagram Persentase Karakteristik Biaya Perjalanan Taman Kota Alternatif 4.2.7 Karakteristik Variabel Dummy Perubahan Kualitas Lingkungan

Pada variabel dummy perubahan kualitas lingkungan, sebanyak 96 persen responden menilai bahwa kualitas lingkungan Alun-alun Kota Mojokerto seperti desain tapak alun-alun, kebersihan dan kenyamanannya menjadi lebih baik setelah dilakukannya revitalisasi, sedangkan 4 persen lainnya menilai bahwa tidak ada perubahan kualitas lingkungan setelah dilakukannya revitalisasi. Berikut merupakan sebaran persentase persepsi masyarakat terhadap perubahan kualitas lingkungan Alun-alun Kota Mojokerto

Sumber: Data primer 2016

Gambar 4.9 Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Kualitas Lingkungan Alun-alun 18% 21% 52% 9% 0 - 20000 21000 - 40000 41000 - 60000 61000 - 80000 4% 96%

persepsi masyarakat terhadap perubahan kualitas lingkungan

Tidak ada perubahan kualitas lingkungan

(10)

42

4.3 Analisis Regresi

Analisis regresi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui besaran nilai Alun-alun Mojokerto yang dipengaruhi variabel dependen seperti rasio kunjungan dan variabel independen seperti variabel total biaya perjalanan, waktu tempuh, usia pengunjung, pendapatan pengunjung, total biaya perjalanan ke taman kota subitusi, dan variabel dummy perubahan kualitas lingkungan. Output regresi pada penelitian ini dapat dijadikan persamaan ketika telah memenuhi uji asumsi klasik dan uji statistik.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi dilakukan dengan menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov dengan ketentuan alpha 5 persen dan melihat sebaran Normal P-P Plot dari data yang diolah. Dari hasil pengujian asumsi normalitas dihasilkan nilai signifikansi dari uji Kolgomorov-Smirnov adalah sebesar 0,062 yang berarti lebih besar dari alpha 5 persen, sehingga asumsi normalitas terpenuhi. Berikut merupakan output dari uji normalitas.

Sumber: Data primer (diolah)

(11)

43

Uji normalitas juga dapat dilakukan secara visual yaitu melalui Normal P-P Plot. Sebaran Normal P-P Plot pada Gambar 4.10 terlihat bahwa titik-titik masih berada di sekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual menyebar normal.

Sumber: Data primer (diolah) 2016

Gambar 4.11 Diagram Normal P-P Plot

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel independen yang ada pada pemodelan. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien dari matrik korelasi pada variabel independen. Berikut output yang dihasilkan pada uji multikolinearitas.

Tabel 4.2 Matriks Korelasi

DUMMY ENV

COST SUBCOST AGE TIME INCOME DUMMY ENV 1,000 ,094 -,041 -,031 -,177 -,075 COST ,094 1,000 -,033 ,026 -,357 -,024 SUBCOST -,041 -,033 1,000 -,010 ,059 -,054 AGE -,031 ,026 -,010 1,000 ,089 -,498 TIME -,177 -,357 ,059 ,089 1,000 ,059 INCOME -,075 -,024 -,054 -,498 ,059 1,000

(12)

44

Dari uji multikolinearitas pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antarvariabel independen tidak ada yang melebihi nilai 0,8. Hal tersebut dapat disimpulkan pada model regresi ini tidak terdapat gejala multikolinear antar variabel independen.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji Glejser. Adapun output dari Uji Glejser adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 3 Uji Glejser

Variabel t-tabel t-hitung Signifikansi Keterangan

(Constant) 1.98580 1,634 ,106 signifikan COST 1.98580 1,484 ,141 signifikan TIME 1.98580 -,432 ,667 Signifikan AGE 1.98580 ,463 ,644 Signifikan SUBCOST 1.98580 -1,831 ,070 Signifikan INCOME 1.98580 ,393 ,695 Signifikan DUMMY_ENV 1.98580 ,897 ,372 Signifikan

Sumber: Data primer (diolah) 2016

Signifikansi varian absolute residual dari hasil uji Glejser lebih pada keseluruhan variabel seluruhnya lebih besar dari alpha 5 persen. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskesdatisitas pada keseluruhan variabel yang digunakan pada penelitian ini.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Dari hasil yang diperoleh dari pemodelan analisis regresi menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 1.932. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson dari pemodelan tersebut berada diatas nilai standart k=6 dan n=100, dengan ketentuan dL yaitu sebesar 1.5496, sedangkan ketentuan nilai dU berdasarkan standar adalah 1.8031 yang berarti nilai 4-dU adalah sebesar 2.1969, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Durbin Watson dalam penelitian ini berada pada posisi dL, dU<Durbin Watson<4-dU (1.5496,

(13)

45

1.8031<1.932<2.1969) yang berarti pada pemodelan regresi ini tidak terjadi gejala autokorelasi.

4.3.5 Uji Goodness of fit Model

Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan dari model regresi ini adalah sebesar 0,450. Hal tersebut menjelaskan bahwa pengaruh yang dimiliki variabel independen seperti variabel biaya perjalanan, pendapatan, waktu tempuh, usia, total biaya perjalanan ke taman kota subtitusi dan perubahan kualitas lingkungan terhadap jumlah kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto sebesar 45 persen, sedangkan 55 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang ada di luar model. Tabel 4.4 menunjukkan nilai adjusted R square dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan.

Tabel 4. 4 Nilai Adjusted R square

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

,484 ,450 1,765

Sumber: Data primer (diolah) 2016

4.3.6 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada penelitian secara simultan. Adapun hasil dari uji F pada analisis regresi pada penelitian ini adalah seperti pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Uji F

F Sig.

14,524 ,000

Sumber: Data primer (diolah) 2016

Nilai signifikansi F pada model mununjukkan nilai sebesar 0,000 atau kurang dari nilai alpha 5 persen yang telah ditetapkan. Artinya seluruh variabel independen seperti variabel total biaya perjalanan, pendapatan, waktu tempuh, biaya untuk wisata taman kota subtitusi, usia pengunjung dan dummy perubahan kualitas

(14)

46

lingkungan memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen frekuensi jumlah kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto sesuai dengan model regresi yang dihasilkan.

4.3.7 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada penelitian secara parsial. Adapun hasil dari uji t pada analisis regresi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Uji t

Variabel t-tabel t-hitung signifikansi Keterangan

(Constant) 1.98580 4,530 ,000 signifikan COST 1.98580 -2,204 ,030 signifikan TIME 1.98580 -4,853 ,000 signifikan AGE 1.98580 -3,802 ,000 signifikan SUBCOST 1.98580 2,078 ,040 signifikan INCOME 1.98580 -2,604 ,011 signifikan DUMMY_ENV 1.98580 4,431 ,000 signifikan

Sumber: Data primer (diolah) 2016

T tabel pada penelitian ini adalah 1.98580. Hasil dari uji t berdasarkan output regresi pada Tabel 4.6 adalah sebagai berikut.

1. Signifikansi konstanta pada persamaan regresi ini adalah 0,000 atau kurang dari alpha 5 persen dan t-hitung>t-tabel, sehingga konstanta pada regresi ini dinyatakan berpengaruh signifikan.

2. Signifikansi variabel total biaya perjalanan (COST) pada persamaan regresi ini adalah 0,030 atau kurang dari alpha 5 persen dan t-hitung>t-tabel, sehingga variabel total biaya perjalanan (COST) pada regresi ini dinyatakan berpengaruh signifikan.

3. Signifikansi variabel waktu tempuh perjalanan (TIME) pada persamaan regresi ini adalah 0,000 atau kurang dari alpha 5 persen dan t-hitung>t-tabel, sehingga

(15)

47

variabel waktu tempuh perjalanan (TIME) pada regresi ini dinyatakan berpengaruh signifikan.

4. Signifikansi variabel usia pengunjung (AGE) pada persamaan regresi ini adalah 0,000 atau kurang dari alpha 5 persen dan t-hitung>t-tabel, sehingga variabel usia pengunjung (AGE) pada regresi ini dinyatakan berpengaruh signifikan.

5. Signifikansi variabel total biaya perjalanan untuk ke taman kota alternatif (SUBCOST) pada persamaan regresi ini adalah 0,040 atau kurang dari alpha 5 persen dan t-hitung>t-tabel, sehingga variabel total biaya perjalanan untuk ke taman kota subtitusi (SUBCOST) pada regresi ini dinyatakan berpengaruh signifikan.

6. Signifikansi variabel pendapatan pengunjung (INCOME) pada persamaan regresi ini adalah 0,011 atau kurang dari alpha 5 persen dan t-hitung>t-tabel, sehingga variabel pendapatan pengunjung (INCOME) pada regresi ini dinyatakan berpengaruh signifikan.

7. Signifikansi variabel dummy perubahan kualitas lingkungan (DUMMY_ENV) pada persamaan regresi ini adalah 0,000 atau kurang dari alpha 5 persen, sehingga variabel dummy perubahan kualitas lingkungan (DUMMY_ENV) pada regresi ini dinyatakan berpengaruh signifikan.

4.3.8 Estimate Model

Berdasarkan uji asumsi klasik dan uji statistik dari analisis regresi yang telah dilakukan, diketahui keseluruhan variabel mempunyai pengaruh yang signifikan.

(16)

48

Berikut merupakan persamaan model dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan:

Visit = 5,172 + -2,536E-5 COST + -3,521E-7 INCOME + -0,088 TIME + -0,83 AGE + 2,217E-5 SUBCOST + 4,075 DUMMY_ENVI……(4.1)

1. Dengan nilai konstanta sebesar 5,172, hal tersebut berarti bahwa apabila variabel jumlah kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto tidak dipengaruhi oleh variabel bebas seperti variabel biaya perjalanan, pendapatan, waktu tempuh, usia dan perubahan kualitas lingkungan, maka variabel jumlah kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto akan tetap bertambah sebesar 5,172 atau dibulatkan menjadi 5 wisatawan dari jumlah kunjungan awal.

2. Dengan nilai variabel COST sebesar -2,536E-5, hal tersebut berarti bahwa setiap adanya peningkatan total biaya perjalanan dalam melakukan kunjungan ke Alun-alun Kota Mojokerto hal tersebut akan menurunkan kunjungan sebesar -2,536E-5, ceteris paribus.

3. Dengan nilai variabel INCOME sebesar -3,521E-7, hal tersebut berarti bahwa setiap adanya peningkatan pendapatan pengunjung di Alun-alun Kota Mojokerto hal tersebut akan menurunkan kunjungan sebesar -3,521E-7, ceteris paribus. Dengan adanya nilai negatif pada koefisien beta income, maka hal tersebut menunjukkan bahwa Alun-alun Kota Mojokerto cenderung diminati oleh masyarakat menengah kebawah dibandingkan masyarakat menengah ke atas. 4. Dengan nilai variabel TIME sebesar -0,088, hal tersebut berarti bahwa setiap

(17)

49

Alunalun Kota Mojokerto hal tersebut akan menurunkan kunjungan sebesar -0,088.

5. Dengan nilai variabel AGE sebesar -0,83, hal tersebut berarti bahwa setiap adanya penurunan rata-rata usia pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto hal tersebut akan menaikkan kunjungan sebesar 0,83. Dengan nilai koefisien beta age yang bernilai negatif, hal tersebut menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto lebih diminati oleh usia yang lebih muda.

6. Dengan nilai variabel SUBCOST sebesar 2,217E-5, hal tersebut berarti bahwa setiap adanya kenaikkan 1 poin biaya untuk wisata taman kota subtitusi akan berbanding lurus dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan sebesar 2,217E-5, ceteris paribus. Melalui hasil interpretasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Alun-alun Kota Mojokerto menjadi alternatif destinasi untuk wisata ketika biaya wisata subtitusi semakin mahal.

7. Dengan nilai variabel DUMMY_ENVI sebesar 4,075, hal tersebut berarti perbedaan perubahan kualitas lingkungan Alun-alun Kota Mojokerto seperti fasilitas permainan dan pelengkap, kebersihan dan kenyamanannya sebelum dan sesudah dilakukannya dilakukan revitalisasi Alun-alun Kota Mojokerto adalah sebesar 4,075.

4.4 Analisis Travel Cost Method

Dalam analisis Travel Cost Method, diperlukan untuk mengetahui nilai surplus konsumen yang terjadi pada tiap kali kunjungan. Adapun perhitungan besaran surplus konsumen adalah sebagai berikut.

(18)

50

CS = N2 / 2α1...(4.2)

N pada persamaan merupakan jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i dalam satu tahun atau pada penelitian ini merupakan variabel Visit, maka persamaan tersebut dapat disubtitusikan untuk formula consumer surplus sebagai berikut.

Consumer Surplus moderate = Visitmean 2 / (2β1) ...(4.3)

Consumer Surplus moderate = 4,72 / (2 x 0,00002536)

Consumer Surplus moderate = Rp435.528

Pada penelitian ini, penilaian Alun-alun Kota Mojokerto juga dilakukan dengan skenario optimis atau nilai maksimum. Skenario tersebut didapatkan melalui penambahan nilai S.E Regression pada rata-rata kunjungan. Skenario tersebut diasumsikan ketika jumlah kunjungan Alun-alun Mojokerto lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah kunjungan yang digunakan dalam penelitian ini.

Consumer Surplus maximum = (Visitmean2 + S.E Regression) / (2β1) ...(4.4)

Consumer Surplus maximum = (4,72 + 1,765)/ (2 x 0,00002536) Consumer Surplus maximum = Rp470.327

Pada penelitian ini, penilaian Alun-alun Kota Mojokerto juga dilakukan dengan skenario pesimis atau nilai minimum. Skenario tersebut didapatkan melalui pengurangan nilai S.E Regression pada rata-rata kunjungan. Skenario tersebut diasumsikan ketika jumlah kunjungan Alun-alun Mojokerto lebih rendah apabila dibandingkan dengan jumlah kunjungan yang digunakan dalam penelitian ini.

(19)

51

Consumer Surplus minimum = (4,72 – 1,765)/ (2 x 0,00002536) Consumer Surplus minimum = Rp400.729

Dengan nilai consumer surplus sebesar Rp435.528, artinya rata-rata pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto dalam satu tahun mendapatkan surplus konsumen sebesar Rp435.528. Selanjutnya, untuk menghitung nilai Alun-alun Kota Mojokerto adalah sebagai berikut.

Consumer Surplus x Jumlah kunjungan dalam 1 tahun terakhir………(4.6) Dengan mengkalikan surplus konsumen dengan jumlah kunjungan dalam 1 tahun terakhir, maka nilai Alun-alun Kota Mojokerto dengan skenario maximum, moderate dan minimum adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Skenario Nilai Alun-alun Kota Mojokerto

Consumer Surplus Jumlah kunjungan dalam 1 tahun terakhir Nilai Ekonomi Alun-alun Kota Mojokerto Nilai Ekonomi Alun-alun Kota Mojokerto (dibulatkan) Maximum Rp470.327 206.532 Rp97.137.635.252 Rp97.137.635.000 Moderate Rp435.528 Rp89.950.468.896 Rp89.950.469.000 Minimum Rp400.729 Rp82.763.464.117 Rp82.763.460.000 Sumber: Data primer (diolah) 2016

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.7, diketahui bahwa nilai ekonomi Alun-alun Kota Mojokerto pascarevitalisasi tahun 2015 apabila menggunakan skenario minimum adalah sebesar Rp82.763.464.117, apabila dilakukan dengan menggunakan skenario nilai moderate sebesar Rp89.950.468.896, sedangkan apabila menggunakan skenario maksimum adalah sebesar Rp97.137.635.252. Dengan nilai tersebut, pemerintah diharapkan mampu untuk mengelola dan merawat Alun-alun Kota Mojokerto dengan baik dan secara intensif dengan menanggulangi masalah dan kekurangan alun-alun berdasarkan persepsi masyarakat selaku pengunjung. Dari hasil tersebut diharapkan pemerintah juga

(20)

52

dapat menambah taman kota-taman kota baru selain bertujuan untuk memperluas ruang terbuka hijau publik di Kota Mojokerto, dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa masyarakat menggunakan taman kota sebagai destinasi wisata, di mana taman kota dapat menjadi tempat untuk bersosialisasi dengan masyarakat lainnya maupun digunakan untuk berolahraga.

Dengan didapatkannya hasil nilai alun-alun melalui analisis Travel Cost Method dengan skenario moderate sebesar Rp89.950.468.896, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan suatu taman kota dapat memenuhi unsur sustainable development, karena pengembangan suatu taman kota dapat memenuhi aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. Terpenuhinya kriteria dalam aspek ekonomi dari taman kota seperti Alun-alun Kota Mojokerto tersebut dibuktikan melalui hasil nilai yang cukup tinggi yaitu sebesar sebesar Rp89.950.468.896. Alun-alun Kota Mojokerto juga memenuhi kriteria sustainable development pada aspek lingkungan karena berkontribusi dalam pemenuhan jumlah luasan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan. Dari segi sosial, Alun-alun Kota Mojokerto telah mampu menjadi tempat bagi masyarakat untuk wisata dan berinteraksi sosial maupun berolahraga secara gratis.

4.5 Analisis Willingness to Pay

Willingness to pay (kesediaan membayar) responden pada penelitian ini dispesifikasi menjadi 4 macam, yaitu willingness to pay untuk fasilitas toilet alun-alun, willingness to pay untuk fasilitas permaian, willingness to pay untuk fasilitas wifi.id dan willingness to pay untuk fasilitas pelengkap seperti kursi taman dan

(21)

53

tempat sampah. Adapun rata-rata willingness to pay dari responden untuk fasilitas-fasilitas yang ada di Alun-alun Kota Mojokerto diantaranya adalah:

Tabel 4.8 Rata-rata WTP Fasilitas Alun-alun Kota Mojokerto Rata-rata WTP untuk fasilitas toilet alun-alun Rata-rata WTP untuk fasilitas permaian Rata-rata WTP untuk fasilitas wifi.id Rata-rata WTP untuk fasilitas pelengkap Total rata-rata WTP Rp1.500 /individu Rp4.600 /individu/ kunjungan Rp3.200 /individu/ kunjungan Rp.4.000 /individu/ kunjungan Rp13.300 /individu /kunjungan Sumber: Data primer (diolah) 2016

Pada kondisi eksisiting, pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto tidak dikenakan retribusi karcis masuk karena fungsi alun-alun adalah sebagai ruang publik, maka semua pengunjung dapat mengaksesnya secara gratis. Namun apabila pengunjung menggunakan toilet maka akan dikenakan biaya sebesar Rp2.000 sedangkan dengan kondisi fasilitas toilet yang ada pada kondisi eksisting ketika observasi dilakukan, nilai rata-rata sedia untuk membayar pengunjung sebesar Rp1.500 untuk fasilitas toilet yang ada di alun-alun, lebih rendah daripada tarif eksisting. Apabila pengelola Alun-alun Kota Mojokerto tetap menggunakan tarif tersebut, maka pengelola harus meningkatkan fasilitas dan kebersihan toilet Alun-alun Kota Mojokerto.

Setelah mengalami revitalisasi, Alun-alun Kota Mojokerto dilengkapi dengan fasilitas permainan yang dapat digunakan secara gratis. Rata-rata kesediaan membayar pengunjung akan fasilitas permainan tersebut adalah sebesar Rp4.600/ individu/kunjungan.

Pada kondisi eksisting Alun-alun Kota Mojokerto juga dilengkapi dengan wifi.id. Rata-rata kesediaan membayar pengunjung akan fasilitas wifi.id tersebut adalah sebesar Rp3.200/individu/kunjungan.

(22)

54

Fasilitas lain yang ada di Alun-alun Kota Mojokerto setelah dilakukannya revitalisasi diantaranya adalah terdapat kursi taman dan tempat sampah. Rata-rata kesediaan membayar pengunjung akan fasilitas seperti kursi taman dan tempat tersebut adalah sebesar Rp4.000/individu/kunjungan.

Fasilitas-fasilitas pelengkap Alun-alun Kota Mojokerto tersebut mempunyai peran cukup penting, karena fasilitas-fasiltas tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kenyamanan dan kebersihan alun-alun dan hal tersebut dapat meningkatkan jumlah pengunjung Alun-alun Kota Mojokerto, seperti halnya pada interpretasi variabel dummy perubahan kualitas lingkungan yang menunjukkan bahwa perbedaan perubahan kualitas lingkungan Alun-alun Kota Mojokerto seperti fasilitas permainan dan pelengkap, kebersihan dan kenyamanannya sebelum dan sesudah dilakukannya dilakukan revitalisasi Alun-alun Kota Mojokerto adalah sebesar 4,075.

4.6 Public Value Management

Dalam penelitian ini, terdapat 4 tolok ukur public value management. Tolok ukur yang digunakan untuk mengetahui public value yang tercipta pada Pemerintah Kota Mojokerto dalam hal pengelolaan taman kota pada penelitian ini adalah: 1. transparansi dan publikasi informasi tentang layanan lembaga publik; 2. akuntabilitas lembaga publik;

3. tingkat partisipasi dalam layanan suatu lembaga publik; 4. inovasi layanan lembaga publik.

(23)

55

4.6.1 Transparansi

Transparansi merupakan salah satu aspek utama yang harus terpenuhi dalam good governance karena dengan adanya transparansi maka hal tersebut akan dapat meningkatkan kepercayaan publik akan kinerja pemerintah. Upaya Pemerintah Kota Mojokerto untuk melakukan transparansi anggaran adalah dengan menggunakan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dapat diakses melalui mojokertokota.go.id yang dapat diakses oleh masyarakat secara umum. Dalam public value management, kriteria aspek transparansi dalam pengelolaan taman kota Mojokerto sudah terpenuhi, hal tersebut dibuktikan adanya laporan tentang Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Tahun Anggaran 2015 yang dirilis oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Mojokerto selaku pengelola taman kota yang ada di Mojokerto.

4.6.2 Akuntabilitas

Salah satu kunci keberhasilan akuntabilitas pada good governance adalah terciptanya konsistensi antara implementasi dari rencana yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini merupakan konsistensi rencana tata ruang wilayah Kota Mojokerto dalam implementasi pengembangan RTH di Kota Mojokerto. Dasar kebijakan yang digunakan dalam implementasi pengembangan ruang terbuka hijau di Kota Mojokerto adalah melalui RTRW Kota Mojokerto Tahun 2012-2032 yang menjelaskan bahwa pengembangan, peningkatan, rehabilitasi, dan revitalisasi kawasan RTH merupakan salah satu program yang menjadi prioritas yang dimuat pada materi rencana tata ruang wilayah Kota Mojokerto.

(24)

56

Pada kondisi eksisting, jumlah ruang terbuka hijau publik di Kota Mojokerto belum mencapai 20 persen dari luas wilayah sesuai yang disyaratkan pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.Untuk memenuhi aturan tersebut, pada Perda Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012 mengenai RTRW Kota Mojokerto Tahun 2012-2032 pada Pasal 47 ayat (2) butir a terdapat rencana untuk mengembangkan RTH publik hingga seluas kurang lebih 329,60 hektar atau 20,02 persen dari luas wilayah. Pengembangan ruang terbuka hijau tersebut juga merupakan salah satu prioritas program dari perwujudan rencana tata ruang Kota Mojokerto sesuai yang tertuang pada Pasal 60 ayat 1 Perda Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012 yaitu berupa rencana pengembangan, peningkatan, rehabilitasi, dan revitalisasi kawasan ruang terbuka hijau. Revitalisasi Alun-alun Kota merupakan bentuk realisasi dari rencana indikasi program dari perwujudan rencana tata ruang Kota Mojokerto. Selain melakukan revitalisasi Alun-alun Kota Mojokerto, terdapat beberapa penambahan ruang terbuka hijau yang dilakukan oleh pemerintah Kota Mojokerto pada tahun 2015, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Jumlah Luasan Taman Baru Tahun 2015

Nama Taman Luas (m2)

Taman Sekarsari 305,9

Taman Bermain Magersari 1230

Taman Hayam Wuruk 26,5

Taman Jl. Taman Siswa 28,6

Taman Bermain Suromulang 354,56

Taman Jalur Hijau Empu Nala 146,94

Taman Kedundung 2,53

Sumber: Inventaris Taman Kota Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Mojokerto, 2016

Dengan dilakukanya revitalisasi Alun-alun Kota Mojokerto dan penambahan ruang terbuka hijau baru pada sepanjang tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto cukup konsisten dalam mengembangan, meningkatkan, merehabilitasi, dan merevitalisasi kawasan ruang terbuka hijau

(25)

57

sesuai dengan sesuai yang tertuang pada pasal 60 ayat 1 Perda Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto. Meskipun Pemerintah cukup konsisten dalam mengembangkan luasan ruang terbuka hijau, namun pada kondisi eksisting jumlah luasan ruang terbuka hijau publik di Kota Mojokerto yang ada masih belum memenuhi batas minimal ruang terbuka hijau sebesar 20 persen dari luas wilayah seperti yang disyaratkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

4.6.3 Tingkat Partisipasi

Salah satu strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto untuk meningkatkan kualitas RTH adalah dengan cara meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan RTH. Dalam sisi partisipasi, tingkat partisipasi responden yang bersedia untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan perawatan Alun-alun Kota Mojokerto mencapai 89 persen. Tingginya tingkat partipasi masyarakat ini menandakan bahwa masyarakat memiliki sense of belonging terhadap nilai yang terkandung pada Alun-alun Kota Mojokerto setelah dilakukannya revitalisasi dan menjadikannya sebagai salah satu faktor pendorong untuk bersedia ikut berpartisipasi dalam pengelolaan RTH. Bentuk partipasi respondenpun sangat beragam, secara umum diantaranya adalah bentuk partisipasi seperti turut serta untuk menjaga kebersihan Alun-alun Kota Mojokerto, menjaga fasilitas umum dan tanaman-tanaman yang ada di Alun-alun Kota Mojokerto dan membantu mempromosikan Alun-alun Kota Mojokerto sebagai tempat wisata.

Dari hasil survei, 96 persen responden menyatakan bahwa kualitas lingkungan Alun-alun Kota Mojokerto menjadi lebih baik setelah mengalami revitalisasi

(26)

58

menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat akan keberhasilan revitalisasi Alun-alun Kota Mojokerto sangat tinggi.

4.6.4 Inovasi Layanan

Dalam public value management, inovasi layanan ditujukan sebagai alternatif untuk menanggulangi masalah-masalah pada kondisi eksisting yang dianggap paling penting dengan cara merespon preferensi masyarakat, memperbaharui wewenang/kebijakan agar tingkat kepercayaan masyarakat akan pemerintah menjadi meningkat. Revitalisasi Alun-Alun Kota Mojokerto merupakan salah satu bentuk hasil inovasi layanan Pemerintah Kota Mojokerto apabila dilihat dari perubahan kondisi lingkungan alun-alun yang sebelumnya dipenuhi oleh PKL.

Berdasarkan hasil survei, saran-saran yang paling banyak diusulkan oleh masyarakat untuk pengelolaan Alun-alun Kota Mojokerto diantaranya adalah: 1. meningkatkan perawatan alun-alun secara intensif;

2. menambah fasilitas alun-alun seperti kursi taman dan tempat sampah dengan sebaran yang mereta pada area alun-alun;

3. meningkatkan fasilitas koneksi internet yang sebelumnya hanya menggunakan wifi.id untuk di-upgrade menjadi free wifi melalui kerjasama dengan pihak PT. Telkom selaku BUMN yang melayani jasa telekomunikasi;

4. menambahkan area pepohonan;

5. memberikan peringatan atau larangan tegas pada pengamen karena hal tersebut mengganggu kenyamanan pengunjung alun-alun;

(27)

59

Beberapa saran tersebut dapat dijadikan Pemerintah Kota Mojokerto sebagai masukan dalam pengelolaan Alun-alun Kota Mojokerto, karena dalam public value management inovasi layanan merupakan salah satu cara untuk bagaimana merespon masalah-masalah yang paling umum berdasarkan akumulasi dari pendapat yang diperoleh dari masyarakat.

Secara umum, Pemerintah Kota Mojokerto telah memenuhi aspek-aspek dalam menciptakan sebuah nilai publik dalam layanan penyelenggaran ruang terbuka hijau, baik dari sisi transparansi, akuntabilitas, tingkat partispasi dan inovasi layanan. Namun untuk terus tetap berkembang, Pemerintah Kota Mojokerto harus tetap melakukan inovasi layanan melalui penjaringan aspirasi masyarakat untuk dapat menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam pengelolaan sebuah taman kota.

Gambar

Tabel 4.1 Data Inventaris Taman Kota Mojokerto 2016
Gambar 4. 1 Peta Alun-alun Kota Mojokerto
Gambar 4. 2 Jumlah Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2015
Gambar 4.3 Diagram Persentase Kunjungan Responden ke Alun-alun Mojokerto
+7

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan kartu bermuatan siswa dibimbing untuk menemukan sendiri perubahan tanda yang terjadi apabila ada operasi pengurangan yang diikuti oleh bilangan negatif,

Dilihat dari meminta komitmen pe- serta untuk penanganan kasus dapat di- pahami bahwa guru bimbingan konseling sudah meminta komitmen kepada para pe- serta konferensi

Andi Arief Berkicau https://t.co/uiWNfL3BeY #Jokowi #AHY #Prabowo #Netarlnews 8 Siapapun yang terpilih harus menjadi Kemenangan rakyat Indonesia.. .#2019pilihjokowi

Jenis penelitian termasuk penelitian eksperimen dengan variabel bebas yaitu pengembangan pola 1,5x dan 2x panjang celana, variabel terikat adalah hasil jadi celana Apple Peel

Sesuai dengan masalah yang diajukan, hasil kajian terhadap penerapan pendekatan komunikatif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran berpidato bahasa Bali pada

Penelitian ini menggunakan ekstrak kulit buah manggis yang digunakan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar dapat menyebabkan kematian sel dari bakteri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar antara siswa kelas V yang memperoleh pembelajaran dengan

Dari analisis diketahui bahwa bentuk kehidupan (life form) yang paling mendominasi vegetasi di Kotamadya Surakarta adalah Phanerophyte dengan persentase