• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN PROSES BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN PROSES BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENINGKATKAN

KEBERHASILAN PROSES BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR Michelia Aningtyas Bunga Trisna

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta michelia.aningtyas2016@student.uny.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan referensi pengetahuan mengenai kompetensi guru dalam rangka meningkatkan keberhasilan proses belajar bagi peserta didik di jenjang pendidikan dasar. Penelitian ini menggunakan langkah pengembangan studi pustaka dari beberapa buku dan jurnal sebagai metode pemerolehan data. Hasil studi pustaka ini menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi guru secara bertahap namun terus menerus sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan proses belajar peserta didik di sekolah dasar. Hal ini mengingat bahwa guru adalah komponen terpenting dalam sistem pendidikan yang berperan sebagai pelaksana. Maka hasil belajar peserta didik akan tergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut, oleh karena itu sudah seharusnya kompetensi guru dapat dikembangkan secara menyeluruh terutama bagi peserta didik di sekolah dasar. Kata kunci: kompetensi guru, keterampilan belajar

Abstract

This journal aims to give knowledge references about competences of teacher to enhance the elementary school students skill of studying. This is a library research, which is data gets from books and journals. The result shows that it is important to enhance the competences of teacher. It is because teachers are the most important applying agent in education, especially elementary school. The students will be success on their study because it is suspended by competences of their teachers. So the comptences of teacher must be enhanced step by step and continue, especially for elementary school teachers.

Keywords: teacher competences, study skill PENDAHULUAN

Kompetensi guru adalah komponen terpenting dalam pencapaian keberhasilan belajar peserta didik. Guru menjadi figur yang senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara mengenai masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen lain dalam sistem pendidikan. Guru juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah yaitu proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, kualitas pendidikan dapat tercipta dengan baik jika guru memiliki kompetensi yang mumpuni dalam bidangnya.

Guru harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama karena mempunyai peran stategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan (Mulyasa, 2007). Dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi begitu cepat. Maka perlu adanya penyelenggaraan pendidikan yang dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas (Sukidjo,2014,p.369). Oleh karena itu, perlu dikembangkan tenaga profesi yang bermartabat dan profesional

(2)

2 karena guru yang berkualitas tentu akan

menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang baik pula. Selain itu, guru perlu dilandasi sifat ikhlas dan bertanggung jawab atas profesi yang dipilihnya, sehingga memiliki potensi besar untuk dapat menumbuhkan pribadi yang tangguh dan memiliki jati diri.

Berdasarkan latar belakang masalah yag diuraikan tersebut, rumusan masalah yang diambil yaitu tentang pengembangan kompetensi guru untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah dasar. Berdasarkan rumusan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai pada penulisan ini adalah mendeskripsikan kompetensi guru sekolah dasar.

Kompetensi guru

merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2007:26).

Dunia pendidikan sekarang, menuntut guru sebagai agen pembelajaran untuk memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Diharapkan dengan memiliki keempat kompetensi ini, guru mampu meningkatkan keterampilan belajar peserta didik, terutama pada jenjang pendidikan dasar. Mengingat bahwa usia anak di sekolah dasar merupakan usia emas (golden age) bagi masa pertumbuhan dan perkembangannya. Jadi, sangat penting jika guru sekolah dasar mampu mengembangkan kompetensi pribadinya dengan sungguh-sungguh.

METODE

Penulisan ini menggunakan metode studi pustaka dengan menggunakan objek kajian penelitian yang berfokus pada pustaka-pustaka. Pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berupa media cetak yaitu buku-buku sumber dan media elektronik yang berupa jurnal yang relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan, juga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pembahasan menggunakan teknik analisis data dengan kualitatif deskriptif untuk memilih dan memilah informasi dalam berbagai bahan pustaka yang diteliti. Diharapakn teknik ini lebih objektif dan sistematis dalam menyusun hasil penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang harus selalu dikembangkan dengan menggunakan prinsip belajar sepanjang hayat (lifelong learning process). Guru akan dianggap sebagai suatu profesi jika memiliki keterampilan dan teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap. Maka, guru yang profesional harus memiliki kompetensi berikut ini.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik bukan kompetensi yang hanya bersifat teknis belaka, karena “pedagogy” or paedagogy” adalah the art and science of teaching and educating” (Dwi Siswoyo, 2016). Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

(3)

3 dalam pengelolaan peserta didik

meliputi: a) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan; b) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain stategi pembelajaran berdasarkan gaya belajar masing-masing peserta didik; c) guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar; d) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; e) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, dan efektif, serta menyenangkan; f) mempu melaksanakan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang ditentukan; dan g) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dari uraian di atas, sudah jelas bahwa kemampuan pedagogik seorang guru sangat penting untuk selalu dikembangkan secara terus menerus. Guru adalah seorang manajer dalam pembelajaran yang bertanggung jawab dari proses awal hingga akhir kegiatan (Mulyasa:2007). Bukan sebuah pekerjaan yang mudah untuk melakukan proses perencaan sampai penilaian pembelajaran untuk banyak peserta didik yang memiliki keunikannya masing-masing. Namun seorang guru dituntut untuk melakukan itu semua demi terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang menyenangkan dan bermanfaat. Tidak hanya itu, lingkungan belajar yang kondusif juga penting untuk selalu diciptakan supaya peserta didik dapat memaksimalkan potensi dan kreatifitas yang mereka miliki.

Kemampuan guru untuk melaksanakan pemebelajaran efektif dengan mempertimbangkan perbedaan individu juga penting. Proses pembelajaran harus dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaiakan dengan keberagaman kondisi dan kebutuhan peserta didik. Jika seorang guru mampu menguasai seluruh kemampuan tersebut, maka kemungkinan peningkatan keberhasilan belajar siswa akan tinggi. Oleh karena itu, proses belajar anak akan sesuai apabila dikelola secara terpadu akan berimbas baik pada keberhasilan belajar (Muryaningsih, Mustadi, 2015, 197). 2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik (Dwi Siswoyo, 2013). Kepribadian guru, khususnya guru sekolah dasar, memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan proses belajar peserta didik di jenjang pendidikan dasar. Kepribadian seorang guru juga sangat berperan dalam membentuk kepribadian peserta didik di sekolah dasar. Ini dapat dipahami karena usia peserta didik sekolah dasar adalah masa di mana mereka suka mencontoh pribadi gurunya. Hal demikian menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru sangat dibutuhkan untuk membentuk pribadi positif peserta didik.

Kepribadian yang mantap, stabil, dan dewasa sering dihubungkan dengan rangsangan yang memancing emosi. Karakteristik peserta didik di sekolah dasar yang beragam akan mudah melakukan hal yang menggugah rasa keingintahuan mereka yang tinggi. Namun terkadang hal yang peserta didik lakukan belum sesuai dengan tempatnya. Sering terjadi masalah di antara peserta didik sekolah dasar seperti perkelahian, saling lempar

(4)

4 hinaan, bahkan masalah kecil yang

menyebabkan salah satu menangis. Guru harus dapat menjaga kestabilan emosi untuk membantu menyelesaikan permasalahan peserta didik. Kestabilan dan kemantapan serta kedewasaan guru akan berkembang sejalan dengan pengalamannya, selama mau memanfaatkan pengalamannya (Mulyasa, 2007).

Mendisiplinkan peserta didik sekolah dasar harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa. Disiplin harus ditunjukkan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi, mencegah, dan menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran. Peserta didik di sekolah dasar cenderung masih sering melakukan hal yang kurang disiplin seperti tidak mendengarkan penjelasan guru, menjahili teman secara berlebihan, telat masuk sekolah, dan bentuk pelanggaran lainnya. Dengan demikian, guru harus mampu menciptakan suasana kegiatan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas yang menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga diharapkan peserta didik akan merasa nyaman dan dengan kesadaran menaati peraturan yang telah ditetapkan.

Namun pribadi yang paling penting untuk dikembangkan oleh guru adalah akhlak mulia. Kompetensi kepribadian ini tentu tidak mudah tumbuh dengan sendirinya, perlu kerja keras, usaha sungguh-sungguh, dan niat ibadah. Melalui guru yang berakhlak mulia, berharap pendidikan menjadi ajang pembentukan karakter bangsa.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional guru tampak pada kemampuannya menerapkan konsep, asas kerja sebagai guru, asas kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur,

dan konsisten (Sagala, 2008). Guru yang profesional akan mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang efektif dan efisien. Mulyasa (2007) mengidentifikasi dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah: a. mengerti dan dapat menerapkan

landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya;

b. mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik; c. mampu menangani dan

mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; d. mengerti dan dapat menerapkan

metode pembelajaran yang bervariasi;

e. mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan; f. mampu mengorganisasikan dan

melaksanakan program

pembelajaran;

g. mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik; dan h. mampu menumbuhkan kepribadian

peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.

Kompetensi profesional guru juga dapat dilihat dari kemampuan mengorganisasikan materi pembelajaran. Guru juga hendaknya memberikan variasi dalam pembelajaran agar siswa tidak bosan dan termotivasi mengikuti pembelajaran (Ridaul, Trisno, Heri, 2013, p.10). Ketika seorang guru memiliki kompetensi profesional ini, maka tingkat keberhasilan proses belajar peserta didik akan tinggi, karena guru memahami tugasnya untuk

(5)

5 mendidik dan membimbing peserta

didik dengan baik.

Profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka. Guru profesional diyakini mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, namun pengembangan dan peningkatan kompetensi profesional guru perlu dilakukan dari waktu ke waktu demi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas.

4. Kompetensi Sosial

Guru yang pasti banyak berkecimpung dalam dunia pendidikan harus mencerminkan seorang pendidik. Bahkan guru juga sering dijadikan panutan oleh masyrakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.

Menurut Mulyasa (2007) sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

a. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama. b. Memiliki pengetahuan tentang

budaya dan tradisi.

c. Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi.

d. Memiliki pengetahuan estetika. e. Memiliki apresiasi dan kesadaran

sosial.

f. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan.

g. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

Kompetensi sosial guru sangat pentingb bagi keberhasilan proses belajar peserta didik. Tentu bukan hanya dalam hal akademik. Kompetensi sosial yang dimiliki guru juga dapat

mempengaruhi tingkat keberhasilan peserta didik membentuk pribadi yang berkarakter unggul dan dapat hidup di tengah masyarakat. Selain kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, peserta didik juga perlu dididik untuk memiliki kecerdasan sosial guna menumbuhkan sikap peduli, empati, dan kebaikan hati nurani kepada sesama.

Keberhasilan pendidikan kecerdasan sosial ditandai jika peserta didik mampu memberi manfaat kepada lingkungan, bersih dalam berperilaku, dan menghasilkan karya untuk membantu orang lain. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh sekolah, terutama guru dalam implementasi kegiatan pembelajaran seperti diskusi untuk mencari solusi dari permasalahan masyarakat, bermain peran mengenai perjuangan pahlawan, maupun kunjungan langsung ke masyarakat dan lingkungan sosial yang beragam.

Jadi dapat dikatakan bahwa kompetensi sosial guru adalah

kemampuan guru untuk

mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan yang didasarkan pada kajian pustaka mengenai kompetensi guru terhadap peningkatan keberhasilan proses belajar peserta didik di SD, dapat disimpulkan bahwa terbukti jika keempat kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sangat berpengaruh untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, guru harus mengembangkan keempat kompetensi tersebut secara terus menerus karena guru merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan, yaitu sebagai agen

(6)

6 penentu keberhasilan pelaksana

pendidikan. Dengan demikian, guru yang dapat mengembangkan keempat kompetensinya besar kesempatan mereka untuk meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuannya dalam penelitian ini. Terima kasih kepada Bapak Ali Mustadi, yang telah memberikan penugasan untuk membuat jurnal mengenai landasan pendidikan di SD dan untuk semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Inayah, R. (2013). Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar siswa, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal pendidikan insan mandiri, 2(1). Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi

dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muryaningsih, S., & Mustadi, A. (2015). PENGEMBANGAN RPP

TEMATIK-INTEGRATIF UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KERJA KERAS DI KELAS 1 SD N 2 SOKARAJA TENGAH. Jurnal Prima Edukasia, 3(2), 190 - 201.

doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.

v3i2.6146

Sagala, S. (2008). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Saroni, M. (2011). Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Satori, D., dkk. (2010). Profesi Keguruan.

Jakarta: Universitas Terbuka. Siswoyo, D., dkk. (2013). Ilmu Pendidikan.

Yogyakarta: UNY Press. Suharini, E. (2011). Studi tentang

Kompetensi Pedagogik dan Profesional bagi Guru Geografi di SMA Negeri Kabupaten Pati. Jurnal Geografi, 6(2).

Sukidjo, S. (2014). KOMPETENSI

PENELITIAN TINDAKAN

KELAS GURU SMP DIY. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3). Undang-Undang Republik Indonesia 2005 No. 14, Guru dan Dosen.

Wangid, M., Mustadi, A., Erviana, V., & Arifin, S. (2014). KESIAPAN GURU SD DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK-INTEGRATIF PADA KURIKULUM 2013 DI

DIY. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 175-182.

doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengamatan pertama tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap kontrol, tetapi terdapat beberapa ekstrak tanaman yang diuji menunjukkan intensitas yang lebih

[r]

Metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan perilaku prososial pada anak usia dini adalah metode pembelajaran yang terdapat pola permainan yang bernuansa sosial

Karakteristik penerimaan atau donasi darah yang ada di UTD PMI Kota Pekanbaru sebenarnya tidak berbeda jauh dengan karakteristik permintaannya. Banyaknya permintaan darah yang

Pada industri kerajinan di Kasongan, pemimpin perusahaan dapat memilih diantara enam karakteristik dimensi budaya perusahaan tersebut dalam menjalankan perusahaan sesuai

[r]

skali anksioznosti pokazuju značajnu povezanost s vrijednostima krvnog tlaka i brojevima otkucaja srca što znači da oni studenti koji imaju povišenu razinu

[r]