• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Produktivitas pada UKM melalui Iptek Bagi Masyarakat (Studi kasus di Sentra Pengrajin Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Produktivitas pada UKM melalui Iptek Bagi Masyarakat (Studi kasus di Sentra Pengrajin Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Produktivitas pada UKM melalui Iptek Bagi Masyarakat

(Studi kasus di Sentra Pengrajin Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo)

Suhartini(1), Taty Alfiah(2), Agus Budianto(3)

1Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email: ttitin63@yahoo.com

2Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email: taty.alfiah@gmail.com

2Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email:budi_2050@yahoo.com

Abstrak

“Kampoeng Batik Jetis” adalah pusat batik Sidoarjo yang sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu, namun pada saat ini jumlah pengrajin batik semakin berkurang jumlahnya, yaitu sekitar 10 pengrajin batik, Dan tentunya para pengrajin batik yang masih dapat mempertahankan usahanya tentunya tidak lepas dari berbagai kendala dalam menjalankan usahanya. Pada penelitian peningkatan produktivitas ini, objeknya adalah 2 (dua) pengrajin dari 10 (sepuluh) pengrajin batik di “Kampoeng Batik Jetis”, pengrajin 1 (pertama) adalah pengrajin “Batik Azizah” nama pemilik bapak Muhammad Nurwahyudi di Jalan Jetis Gang. III No.115 Sidoarjo , sedangkan pengrajin 2 (kedua) adalah “Batik Yassyaroh” nama pemilik ibu Maryam di Jalan Jetis Gang. III No.119 Sidoarjo. Pada penelitian ini diharapkan akan dapat menyelesaikan semua permasalahan yang dialami oleh pengrajin guna untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas mitra. Adapun penelitian dalam meningkatan produktivitas ini difokuskan pada prioritas bidang proses produksi, lingkungan, pemasaran. Metode yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan adalah dengan memberikan pendampingan, pelatihan dan workshop. Pada bidang proses produksi Mitra akan mendapatkan pelatihan membuat lilin (malam), pelatihan meningkatan ketrampilan SDM, pengadaan alat proses batik dan penataan fasilitas lantai paving pada proses mbatik dan mencarikan solusi untuk pengadaan solar. Bidang lingkungan, pengrajin akan mendapatkan pelatihan mendaur ulang limbah dan membuat penyaringan limbah cair. Bidang pemasaran pengrajin akan mendapatkan pelatihan membuat website, brosur, kartu member, mengikuti pameran-pameran. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar keahlian dan kompetensi SDM dapat meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas pengrajin.

Kata kunci:batik tulis, pendampingan, produktifitas,green product, UKM

LATAR BELAKANG

Pada saat memasuki kampoeng batik jetis terlihat jalan yang sangat sempit, suasana lengang, sepi tidak ada warga yang ngerumpi di luar rumah dan jarang dilewati motor,

Publikasi Jurnal Teknik Industri, Universitas 45 Surabaya ISSN 1412-2146

Volume : 19 Nomor 01 Bulan Maret 2016 Halaman : 15-19

(2)

langgangan banjir. Tetapi didalam kampung yang sepi tersebut ada potensi pengrajin batik yang luar biasa. Setiap melewati jalan kampoeng batik jetis terlihat tembok-tembok rumah di sepanjang jalan kampoeng jetis di cat dengan motif batik. Bangunan dengan arsitektur jaman belanda yaitu rumah tempo dulu dapat dibayangkan pada masa jayanya, daerah tersebut cukup ramai dan banyak terdapat rumah para juragan-juragan batik beserta perajinnya menempati perkampungan tersebut. Berdasarkan informasi dari beberapa warga yang sudah beberapa puluh tahun tinggal di kampoeng jetis mengatakan bahwa pada jaman dahulu tahun 1900 banyak sekali warga asli jetis yang menjadi pengrajin batik, tetapi yang menjadi juragan kebanyakan adalah orang belanda.

Dengan berjalannya waktu maka sekarang orang pribumi yang mendominasi menjadi pengrajin batik, sehingga pada tahun 2008 bupati sidoarjo meresmikan daerah tersebut sebagai “Kampoeng Batik Jetis”. Namun pada saat ini jumlah pengrajin batik semakin berkurang jumlahnya, yaitu yaitu sekitar 10 pengrajin batik,

Dan tentunya para pengrajin batik yang masih dapat mempertahankan usahanya tentunya tidak lepas dari berbagai kendala dalam menjalankan usahanya. Pada program peningkatan Iptek bagi Masyarakat ini, objeknya adalah 2 (dua) pengrajin dari 10 (sepuluh) pengrajin batik di “kampoeng batik jetis”, pengrajin 1 (pertama) adalah pengrajin “Batik Azizah” nama pemilik bapak Muhammad Nurwahyudi di Jalan Jetis Gang. III No.115 Sidoarjo , sedangkan pengrajin 2 (kedua) adalah “Batik Yassyaroh” nama pemilik ibu Maryam di Jalan Jetis Gang. III No.119 Sidoarjo.

Bahan baku utama yang digunakan adalah kain mori. Kain mori dibeli dari Surabaya. Dan bahan pembantu seperti lilin, kaustik soda, merang atau jerami, naptol, vitsol, garam R jepang, air keras, dan HCL.

Pengrajin 1 (pertama) memiliki tenaga kerja yang bekerja di rumah produksi ada 7 orang yaitu laki-laki 4 orang dan perempuan 3 orang tenaga kerja, sedangkan yang tenaga kerja bekerja yang bekerja di luar rumah antara 50-60 orang, dan diluar kota tenaga kerjanya sekitar 30 orang. Tenaga kerja yang bekerja di luar rumah yaitu mengerjakan pada proses menjahit, mempola gambar kebanyakan adalah para ibu-ibu disekitar kampeong Jetis, sedangkan tenaga kerja yang bekerja di luar kota mengerjakan pada proses mbatik, pengiriman barang dan pengadaan bahan baku.

Pengrajin 2 (kedua) memilki sekitar 25 tenaga kerja yang bekerja di rumah produksi dan luar rumah produksi. Pengrajin 1 dan mitra 2 memberlakukan hari kerja mulai hari senin sampai dengan hari sabtu, jam kerjanya adalah 8 jam kerja per hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB. Sedangkan untuk istirahat pukul 12.00-13.00 WIB. Untuk karyawan yang bekerja diatas jam kerja atau bekerja pada hari libur maka karyawan tersebut akan diberikan biaya lembur.

Produk Jenis Batik yang dihasilkan adalah, kain potongan, jarit, dan sarung. Harga produk sangat tergantung dari tingkat kerumitan dari batik tersebut yaitu misalkan tingkat kerumitannya pada pola gambar yang kecil-kecil dan jenis warna yang beraneka warna dan juga tingkat kerapian dari proses pewarnaan.

Hasil produksi mitra dipasarkan ke beberapa wilayah: Surabaya, Sidoarjo, Makasar, Solo, Bali, Gresik, Madura, Jakarta, Aceh, dan Jayapura. Pemasaran yang dilakukan selama ini hanya mengandalkan dari yang pernah transakasi dengan pengrajin batik.

TUJUAN

(3)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan adalah dengan memberikan pendampingan, pelatihan dan workshop. Pada bidang proses produksi pengrajin akan mendapatkan pelatihan membuatan lilin (malam), pelatihan meningkatan ketrampilan SDM, pengadaan alat proses batik dan penataan fasilitas lantai paving pada proses mbatik dan mencarikan solusi untuk pengadaan solar. Bidang lingkungan pengrajin akan mendapatkan pelatihan mendaur ulang limbah dan membuat penyaringan limbah cair. Bidang pemasaran pengrajin akan mendapatkan pelatihan membuat website, brosur, kartu member, mengikuti pameran-pameran. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar keahlian dan kompetensi SDM dapat meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas pengrajin.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan yang ada maka berikut adalah hasil yang sudah dicapai untuk pengrajin kampoeng batik Jetis di Sidoarjo sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Hasil tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bidang Produksi

a. Karena peralatan yang dipakai sangat sederhana. Fasilitas lantai pada proses mbatik masih tanah sehingga lilin yang jatuh sebagai limbah akan tercampur tanah. Pada saat hujan pada lantai proses produksi akan terkena banjir, maka langkah yang dilakukan adalah meninggikan lantai proses produksi setinggi 25 cm dengan urugan tanah dan dilapisan atas ditutup dengan menggunakan semen. Setelah terpasang maka pada saat musim hujan lantai produksi tidak akan mengalami banjir sehingga akan memaksimalkan dalam proses produksi.

b. Lilin (malam) yang ada di Sidoarjo adalah jenis lilin luar kota artinya para pengrajin harus beli produk lilin dari luar kota, pengrajin menginginkan adanya lilin lokal sehingga akan memaksimalkan keuntungan. Mengadakan pelatihan tentang proses pembuatan lilin sehingga tidak lagi membeli lilin dari luar kota.

c. Memasang Alat panasonic exhaust fan di ruang proses produksi dibagian pemasakan lilin batik. Sehingga para pekerja akan terhindar dari bahaya asap pada proses pemasakan lilin batik. dan memahami pentingnya pemakaian safety dalam melakukan aktifitas proses produksi batik.

d. Kekurangan tenaga kerja, karena banyak yang beralih ke profesi lain yaitu menjadi karyawan. Dan kurangnya skill dari tenaga kerja. Mengadakan pelatihan dan worshop tentang cara membatik sebagai warisan dan pelestarian budaya bangsa.

2. Bidang Lingkungan

a. Limbah padat yaitu sisa pada proses “mbatik” yaitu lilin (malam) yang menumpuk. Memasang Alat panasonic exhaust fan di ruang proses produksi dibagian pemasakan lilin batik.

b. Mengadakan pelatihan tentang proses pembuatan lilin dan keselamatan kerja. Pengrajin mengerti cara mendaur ulang lilin.

(4)

c. Bidang Pemasaran

a. Item produk yang hanya sedikit yaitu kain, selendang dan sarung. Mengadakan pelatihan dan workshop tentang perancangan pengembangan produk batik. Pengrajin bisa membuat produk mukena, masker, sepray.

b. Belum adanya katalog motif-motif batik produk jadi. Membuat katalog motif produk jadi. Pengrajin mempunyai katalog untuk memudahkan dalam proses pemasaran. c. Kurangnya penggunaan teknologi informasi untuk pemasaran. Membuat media

pemasaran melalui website, kartu nama, banner, brosur. Pengrajin mempunyai media pemasaran.

KESIMPULAN

Pada penelitian peningkatan produktivitas pengrajin”Kampoeng batik Jetis” ini, telah mencapai beberapa hasil dari beberapa bidang yaitu bidang proses produksi, bidang lingkungan dan bidang pemasaran.

1. Bidang proses produksi

a. Meninggikan lantai proses produksi setinggi 25 cm dengan urugan tanah dan dilapisan atas ditutup dengan menggunakan semen.

b. Memasang Alat panasonic exhaust fan di ruang proses produksi dibagian pemasakan lilin batik.

c. Pengadaan timbangan warna batik dan rak gudang. 2. Bidang Lingkungan

a. Mengadakan pelatihan dan worshop tentang cara membatik sebagai warisan dan pelestarian budaya bangsa.

b. Mengadakan pelatihan pelatihan cara mendaur ulang lilin batik 3. Bidang pemasaran, yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Membuat katalog motif produk jadi.

b. Membuat media pemasaran melalui website, kartu nama, banner, brosur.

c. Mengadakan pelatihan dan workshop tentang perancangan pengembangan produk batik.

Adapun saran dalam pelaksanaan peningkatan produtivitas pada penelitian ini adalah

1. Sebaiknya di desa Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo memiliki pengolahan limbah cair, sehingga limbah cair yang berasal dari semua pengrajin batik di Desa Jetis ditampung menjadi satu bak control dan selanjutkan dilakukan pengolahan limbah cair sebelum di buang ke sungai Jetis.

2. Dengan memiliki pengolahan limbah cair di Desa Batik Jetis maka diharapkan dalam melakukan proses produksi dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan sehingga akan menghasilkan Green Product. Dengan terciptanya Green Product maka akan meningkatkan produktifitas pengrajin di Desa Jetis.

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma,Kewirausahaan, alfabeta, bandung, 2005

(5)

http://disperindagkendal.com http://eximjatim.com

Muchdarsyah Sinungan. 2003.Produktivitas Apa Dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara Suhartini., Mahhbubah, Nina Aini,, Muid, Abdul.,Ciptomulyono,Udisubakti.,Singgih,

Moses L.,Rancangan System Informasi Pengukuran Green Productivity Dan Environmental Management Accounting Untuk Pengembangan Usaha Kecil

Menengah, seminar nasional MMT, 2010

Tjutju Yuniarsihat all. 2008.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta Suratmo, F Gunawan., 1993,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gadjah Mada

Referensi

Dokumen terkait

Struktur yang melewati fisura orbita superior dari lateral ke medial adalah saraf lakrimalis, saraf frontalis, saraf troklearis, cabang atas dan bawah saraf okulomotor dan

Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada makalah ini adalah : Apa saja pembangunan infrastruktur yang telah dan akan dilakukan dalam upaya

Kinerja investasi, pada triwulan II- 2012 diperkirakan masih akan meningkat sejalan dengan optimisme masyarakat khususnya pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian Sulsel yang

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan mengenai penelitian pakan apung artifasial untuk budidaya ikan lele (Pengaruh pengapungan pakan terhadap pertumbuhan ikan

Teknik diatas adalah teknik yang telah saya jalankan dan mendapatkan sales yang baik, mungkin akan terasa berat ketika pertama kali menjalankan nya, dari membuat

audit guna mendeteksi salah saji yang kemungkinan tidak material secara individual, namun jika digabungkan dengan salah saji dalam saldo akun yang lain, dapat material. terhadap

Variabel pajak penjualan memiliki koefisien yang positif namun tidak signifikan terhadap penanaman modal asing langsung. Nilai koefisien sebesar 0.721037 menunjukkan

5 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Kleco II Surakarta didapatkan hasil prevalensi anak yang sering mengonsumsi makanan kariogenik cukup tinggi