• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 247 Telp G R E S I K RENSTRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 247 Telp G R E S I K RENSTRA"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

2016-2021

RENSTRA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DINAS PEKERJAAN UMUM

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 247 Telp. 3953278 G R E S I K

(2)

pendahuluan

I 1

I

1.1 Latar Belakang

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun 2016 – 2021 sebagai sebuah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum serta berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2016 –

2021.

Dokumen Renstra ini dihasilkan melalui suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sampai dengan tahun 2021 secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses tersebut telah menghasilkan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi serta program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun 2021. Dokumen Renstra ini merupakan rencana pembangunan jangka menengah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik yang dalam pelaksanaannya akan dijabarkan dan menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Dinas Pekerjaan Umum yang akan disusun setiap tahun sebagai Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya ditetapkan sebagai Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik.

Berkaitan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra ini merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat yang diemban Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana ketentuan Peraturan Bupati Gresik Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik, dan sekaligus langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah sebagaimana ketentuan.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun 2016 – 2021 adalah :

(3)

pendahuluan

I 2

I

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13.1/PRT/M/2015 Rencana Strategis kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

10. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Gresik ; 11. Peraturan Bupati Gresik Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum ;

12. Peraturan Bupati Gresik Nomor …… Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

1.3 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun 2016 – 2021 dimaksudkan agar Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

(4)

pendahuluan

I 3

I

Gresik mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, regional, nasional dan global sehingga disamping tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, juga mampu eksis dan berkembang dalam rangka meningkatkan kinerja profesionalnya.

Adapun tujuan disusunnya Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun 2016 – 2021 adalah untuk :

1) Menjabarkan arahan RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2016 - 2021 ke dalam rencana instansional ;

2) Menjabarkan visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik 2016 – 2021 ke dalam tujuan, sasaran dan program kerja operasional ; 3) Menyediakan dokumen rencana pembangunan jangka menengah

sebagai acuan penyusunan rencana kerja atau rencana kinerja tahunan ; 4) Menentukan strategi untuk : pengelolaan keberhasilan, penguatan komitmen yang berorientasi pada masa depan, adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis, peningkatan komunikasi vertikal dan

horisontal, peningkatan produktivitas dan menjamin efektivitas

penggunaan sumber daya organisasi. 1.4 Sistematika Penulisan

Dokumen Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun 2016 – 2021 disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1. Pada bab I berisi uraian pendahuluan, yang secara rinci berisi uraian penjelasan umum latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra, maksud dan tujuan disusunnya Renstra, dan tata urut penyusunan Renstra.

2. Pada bab II berisi uraian tinjauan terhadap keberadaan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yakni Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik, yang terdiri atas uraian tugas, fungsi dan struktur organisasi, Sumber daya SKPD, kinerja pelayanan SKPD dan tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.

3. Pada bab III berisi uraian isu-isu strategis berdasarkanh hasil analisis gambaran pelayanan SKPD (potensi dan permasalahan pelayanan SKPD); Hasil review Renstra SKPD provinsi; Hasil penelaahan RTRW;

(5)

pendahuluan

I 4

I

Hasil analisis dokumen KLHS; dan Penentuan isu-isu strategis yang akan dihadapi dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra SKPD

4. Pada bab IV berisi uraian tentang unsur-unsur Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun 2016 - 2021 yang terdiri atas visi dan misi, tujuan dan sasaran Jangka menegah, strategi dan kebijakan yang akan dilaksanakan sampai dengan akhir tahun renstra yakni tahun 2015. 5. Pada bab V berisi uraian tentang rencana program, kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang akan dilaksanakan sampai dengan akhir tahun renstra yakni tahun 2021. 6. Pada bab VI berisi uraian Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada

tujuan dan sasaran RPJMD.

7. Bab VII adalah merupakan bab penutup yang berisi uraian tentang kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tahun 2016– 2021, khususnya arahan agar Renstra dijadikan pedoman penyusunan RKT dan sebagai dasar untuk evaluasi kinerja SKPD.

(6)

gambaran pelayanan skpd

I 1

II

A. Tugas , Fungsi dan struktur organisasi SKPD 1. Kepala Dinas

Mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan bidang Pekerjaan Umum, Kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman yang menjadi kewenangan

daerah dan tugas pembantuan sesuai ketentuan peraturan

perundangundangan. Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas

menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan, bidang Pekerjaan Umum, Kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman; b. Pengkoordinasian penyusunan program dan kegiatan bidang pekerjaan

umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan,

perumahan dan permukiman;

c. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan bidang Pekerjaan Umum, Kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman

d. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan, perawatan, pemeliharaan, perbaikan bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman;

e. Pemantauan dan analisa kelayakan sarana prasarana infrastruktur bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan danpermukiman;

f. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang pekerjaan

umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan,

perumahan dan permukiman;

g. Penyelenggaraan pelayanan perizinan dan/atau rekomendasi perizinan, verifikasi bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman sesuai ketentuan peraturan perundangan;

h. Pengelolaan manajemen bidang pekerjaan umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan, perumahan dan permukiman;

(7)

gambaran pelayanan skpd

I 2

II

i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengelolaan bidang pekerjaan

umum, kebinamargaan, pengairan, tata ruang, keciptakaryaan,

perumahan dan permukiman;

j. Pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pekerjaan Umum;

k. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Sekretariat

1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga kantor serta pengkoordinasian penyusunan rencana program, evaluasi dan pelaporan.

2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas Sekretaris menyelenggarakan fungsi: a. Pengkoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan;

b. Pelayanan administrasi umum, ketatausahaan, kearsipan dan dokumentasi dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas; c. Pengelolaan administrasi keuangan dan urusan kepegawaian;

d. Pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan dan inventaris kantor; e. Pelayanan administrasi perjalanan dinas;

f. Pengkoordinasian bidang-bidang dilingkup Dinas Pekerjaan Umum; g. Pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan program

dan kegiatan;

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat terdiri dari:

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pelayanan administrasi umum dan ketata usahaan; b. Mengelola tertib administrasi perkantoran dan kearsipan;

(8)

gambaran pelayanan skpd

I 3

II

c. Menyusun agenda kegiatan pimpinan dan keprotokolan;

d. Melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan mempersiapkan sarana prasarana kantor;

e. Melakukan pengelolaan uang perjalanan dinas pimpinan;\

Melaksanakan pengadaan, perawatan inventaris kantor;

f. Melaksanakan pelayanan dan pemrosesan administrasi kepegawaian; g. Menyiapkan proses administrasi bagi penempatan dan pendistribusian

Pegawai di lingkungan Dinas;

h. Menyusun bahan pembinaan kedisiplinan pegawai;

i. Menyiapkan dan memproses usulan pendidikan dan pelatihan Pegawai;

j. Mempersiapkan penyelenggaraan bimbingan teknis tertentu dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai;

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Subbagian Program dan Pelaporan; mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyusunan rencana strategis di Bidang Pekerjaan Umum;

b. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan tahunan Dinas Pekerjaan Umum;

c. Melaksanakan Verifikasi internal usulan perencanaan program dan kegiatan;

d. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum;

e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum; f. Mengumpulkan dan menganalisa data hasil pelaksanaan program

dan kegiatan di bidang Pekerjaan Umum;

g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

(9)

gambaran pelayanan skpd

I 4

II

a. Menyusun rencana usulan kebutuhan anggaran keuangan;

b. Mempersiapkan dan menyusun kelengkapan administrasi keuangan; c. Mengelola pembukuan dan perbendaharaan;

d. Melaksanakan verifikasi kelengkapan bukti-bukti administrasi keuangan;

e. Menyusun rekapitulasi penyerapan keuangan sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan;

f. Melaksanakan pengelolaan tertib administrasi keuangan dinas; g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris

sesuai dengan bidang tugasnya.

Masing-masing Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

3. Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan

(1) Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum dibidang pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan (2) Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan dipimpin

oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kinerja program dan kinerja kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatandan bina manfaat jalan dan jembatan;

b. Perumusan kebijakan teknis pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan;

c. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan;

d. Pelaksanaan koordinasi, akselerasi dan sinkronisasi pelaksanaan, program dan kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan;

(10)

gambaran pelayanan skpd

I 5

II

e. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan;

f. Pelaksanaan kebijakan penentuan klas jalan dan kelayakan penggunaan jalan dan jembatan sesuai kualifikasinya;

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pemeliharaan jalan dan jembatan dan bina manfaat jalan dan jembatan;

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan terdiri dari : 1. Seksi Pemeliharaan jalan dan jembatan, mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan;

b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan;

c. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan jalan dan jembatan;

d. Melakasanakan pengawasan pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan;

e. Melaksanakan pendataan dan klasifikasi jalan dan jembatan milik pemerintah kabupaten;

f. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pemanfaatan jalan dan jembatan sesuai klasifikasinya;

g. Melaksanakan tugas pembantuan pemeliharaan jalan dan jembatan sesuai ketentuan Peraturan Perundang – undangan;

h. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan;

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya.

(11)

gambaran pelayanan skpd

I 6

II

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan sarana dan prasarana jalan dan bina manfaat jalan dan jembatan;

b. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan sarana dan prasarana jalan bina manfaat jalan dan jembatan;

c. Menyusun kebijakan saran dan prasarana jalan dan pemanfaatan jalan dan jembatan;

d. Melaksanakan pendataan dan menyusun kualifikasi klas jalan, nama jalan, kelayakan jalan dan jembatan;

e. Melaksanakan kebijakan pembinaan, pemantauan pemanfaatan saran dan prasarana jalan dan jembatan;

f. Melaksanakan pelayanan pemanfaatan sarana dan prasarana jalan dan jembatan;

g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya.

Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemeliharaan dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan.

4. Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan

(1) Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pekerjaan umum dibidang pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan dan jembatan dan pengendalian mutu.

(2) Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan menyelenggarakan fungsi :

(12)

gambaran pelayanan skpd

I 7

II

a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan;

b. Pelaksanaan koordinasi perumusan kebijakan teknis pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan;

c. Pelaksanaan koordinasi pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan

d. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan

e. Penyelenggaraan pelayanan standar mutu dan rekomendasi teknis kualitas pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan

f. Pelaksanaan tugas pembantuan dibidang pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan, peningkatan dan pengendalian mutu jalan dan jembatan;

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan terdiri dari : 1. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan, mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan;

b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan;

c. Melakukan penyusunan perencanaan pembangunan dan peningkatan jalan;

d. Melaksanakan kebijakan teknis pembangunan dan peningkatan jalan; e. Melaksanakan pembinaan teknis pembangunan dan peningkatan jalan; f. Melaksanakan pelayanan administrasi teknis pembangunan dan

peningkatan jalan;

(13)

gambaran pelayanan skpd

I 8

II

h. Melaukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan dan peningkatan jalan;

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya.

2.Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jembatan; mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan dan peningkatan jembatan;

b. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan;

c. Melakukan penyusunan perencanaan pembangunan dan peningkatan kualitas jembatan;

d. Melaksanakan kebijakan teknis pembangunan dan peningkatan jembatan; e. Melaksanakan pembinaan kepada pelaksana pembangunan dan

peningkatan kualitas jembatan;

f. Melaksanakan pelayanan administrasi teknis pembangunan dan peningkatan jembatan;

g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan jalan dan jembatan;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Pengendalian Mutu mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pengendalian standar mutu jalan dan jembatan;

b. Menyusun pedoman petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengendalian standar mutu jalan dan jembatan;

(14)

gambaran pelayanan skpd

I 9

II

d. Melakukan pengawasan dan menentukan standart mutu kualitas rencana dan hasil pelaksanaan pembangunan dan pengembangan jalan dan jembatan;

e. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian jalan dan jembatan;

f. Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengendalian standar mutu pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan;

g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengendalian mutu;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan sesuai dengan bidang tugasnya.

Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan .

1. Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan

(1) Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan Dinas Pekerjaan Umum pada bidang urusan Tata Bangunan yang meliputi pembangunan gedung Negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinan dan pengawasan bangunan.

(2) Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan gedung Negara, renovasi dan rehab gedung Negara, pembinaan dan pengawasan bangunan;

b. Pelaksanaan koordinasi dalam perumusan kebijakan teknis pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan;

(15)

gambaran pelayanan skpd

I 10 II

c. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan;

d. Pelaksanaan koordinasi, akselerasi dan sinkronisasi kebijakan

pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan;

e. Perkoordinasian pendataan dan pengawasan pemanfaatan gedung negara;

f. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan;

g. Pengkoordinasian penyelenggaraan pelayanan teknis perizinan dan/ atau rekomendasi izin pengelolaan gedung negara dan gedung yang dilindungi negara;

h. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan gedung negara, renovasi dan rehab gedung negara, pembinaan dan pengawasan bangunan;

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan terdiri dari :

1. Seksi Pembangunan Gedung Negara; mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembangunan gedung negara;

b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembangunan gedung negara;

c. Melaksanakan kebijakan pembangunan gedung negara;

d. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi teknis pembangunan gedung negara;

(16)

gambaran pelayanan skpd

I 11 II

e. Menyusun rumusan kebijakan dalam pengaturan pemanfaatan kawasan strategis, Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) penataan investasi di

f. kawasan kabupaten dan kawasan lintas kabupaten bekerjasama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha;

g. Menyelenggarakan pelayanan verifikasi dan rekomendasi di bidang pekerjaan umum, urusan penataan ruang;

h. Merumuskan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dan kawasan strategis kabupaten;

i. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan sesuai program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dan kawasan strategis kabupaten;

j. Menyelenggarakan sosiaisasi perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian tata rauang;

k. Memfasilitasi pembentukan lembaga yang bertugas melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan penataan ruang dan pemanfaatan ruang tingkat kabupaten.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Renovasi dan Rehab Gedung Negara; mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan renovasi dan rehab gedung negara;

b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan renovasi dan rehab gedung negara;

c. Melakukan penyusunan perencanaan renovasi dan rehab gedung negara;

d. Melaksanakan kebijakan pembangunan renovasi dan rehab gedung negara;

e. Melakukan pembinaan dan fasilitasi teknis renovasi dan rehab gedung negara;

(17)

gambaran pelayanan skpd

I 12 II

f. Melakukan pelayanan perizinan dan/atau rekomendasi teknis

pelaksanaan renovasi dan rehab gedung negara;

g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan gedung negara;

h. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan , mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pembinaan dan pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung negara;

b. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung;

c. Melaksanakan pendataan dan pengawasan kondisi gedung negara dalam kondisi kurang baik dan rusak;

d. Melaksanakan tugas teknis pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung;

e. Melakukan pembinaan dan fasilitasi jasa konstruksi;

f. Membuat rekomendasi hasil pelaksanaan pengawsan pembangunan, renovasi dan rehab gedung;

g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pengawasan pembangunan, renovasi dan rehab gedung;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan sesuai dengan bidang tugasnya;

Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Cipta Karya.

2. Bidang Pengairan

1. Bidang Pengairan mempunyai tugas melaksanakan urusan pekerjaan umum

bidang pengairan meliputi pengaturan, pembinaan,

pembangunan/rehabilitasi, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian. 2. Bidang Pengairan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di

(18)

gambaran pelayanan skpd

I 13 II

Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengairan, menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air kabupaten;

b. Penetapan rencana dan pola pengelolaan sumber daya air, serta pengelolaan wilayah sungai dalam satu kabupaten;

c. Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

d. Pembentukan wadah koordinasi sumber daya air dan pembentukan komisi irigasi kabupaten di tingkat kabupaten dan/atau pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

e. Pelaksanaan penjagaan efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten;

f. Pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau

pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada dalam kabupaten; g. Pemberdayaan kelembagaan sumber daya air dan para pemilik

kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air tingkat kabupaten;

h. Pendayagunaan, konservasi dan pengendalian sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

i. Penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air dan pembangunan

dan peningkatan tingkat kabupaten;

i. Penyelenggaraan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam kabupaten yang luasnya kurang dari 1.000 ha;

j. Penyelenggaraan pengawasan, pengelolaan operasi, pemeliharaan dan

rehabilitasi pada sungai, danau, waduk dan pantai pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

k. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(19)

gambaran pelayanan skpd

I 14 II

Bidang Pengairan, terdiri dari:

1. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi; mempunyai tugas:

a. Menyusun perencanaan program dan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi sumber daya air dan wilayah sungai dalam satu kabupaten; b. Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan

sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupaten;

c. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten; d. Melaksanakan konservasi sumber daya air pada wilayah sungai dalam

satu kabupaten;

e. Mengendalikan daya rusak air yang berdampak skala kabupaten;

f. Menyusun dan mengelola sistem informasi sumber daya air tingkat kabupaten;

g. Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi terhadap sungai, danau, waduk dan pantai pada wilayah sungai dalam kabupaten;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang pengairan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan; mempunyai tugas:

a. Melaksanakan penyusunan program dan kegiatan operasinal dan pemeliharaan sarana pengarian;

b. Melaksanakan operasional pemeliharaan pada sungai, danau dan waduk pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

c. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam kabupaten yang luasnya kurang dari 1.000 ha;

d. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan pada sungai, danau, waduk dan pantai pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

e. Melaksanakan pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten;

f. Mendayagunakan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;

(20)

gambaran pelayanan skpd

I 15 II

g. Melaksanakan pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam kabupaten;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang pengairan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Bina Manfaat Pengairan; mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana program dan kegiatan bina manfaat pengairan;

b. Memfasilitasi pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat kabupaten dan/atau pada wilayah sungai dalam kabupaten;

c. Memfasilitasi pembentukan komisi irigasi kabupaten;

d. Menyelenggarakan pelayanan penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air dan saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi pada wilayah sungai dalam kabupaten;

e. Melaksanakan penetapan rencana dan pola pengelolaan sumber daya air, dalam kabupaten;

f. Memberdayakan dan memberikan bimbingan serta penyuluhan kepada para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air tingkat kabupaten;

g. Memberdayakan kelembagaan sumber daya air tingkat kabupaten; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pengairan sesuai dengan bidang tugasnya.

Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengairan.

3. Bidang Tata Ruang

1. Kepala Bidang Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan urusan tata ruang yang meliputi perencanaan tata ruang, pengendalian dan pemanfaatan tata ruang serta utilitas.

2. Bidang Tata Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(21)

gambaran pelayanan skpd

I 16 II

a.) Penyusunan rencana kinerja program dan kegiatan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas;

b). Perumusan kebijakan teknis perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas;

c). Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kebijakan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; d). Pelaksanaan kebijakan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan

tata ruang dan utilitas;

e). Pelaksanaan koordinasi, akselerasi dan sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan perencanaan tata ruang;

f). Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi perencanaan tata ruang, pengendalian dan pemanfaatan tata ruang;

g). Penyelenggaraan pelayanan verifikasi dan rekomendasi izin bidang urusan perencanaan tata ruang, pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas; h). Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan perencanaan tata ruang,

pengendalian, pemanfaatan tata ruang dan utilitas;

i). Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Tata Ruang terdiri dari :

1. Seksi Perencanaan Tata Ruang; mempunyai tugas :

a). Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan perencanaan tata ruang;

b). Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan perencanaan tata ruang;

c). Melaksanakan kebijakan teknis perencanaan tata ruang; d). Melakukan penyusunan perencanaan tata ruang;

e). Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan perencanaan tata ruang;

f). Membuat rekomendasi dalam rangka pemanfaatan hasil perencanaan tata ruang;

(22)

gambaran pelayanan skpd

I 17 II

g). Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

perencanaan tata ruang;

h). Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Bina manfaat Tata Ruang, mempunyai tugas:

a). Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang;

b). Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang;

c). Melaksanakan kebijakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang; d). Melakukan teknis pengendalian dan pemanfaatan tata ruang;

e). Melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang;

f). Melaksanakan pelayanan izin dan/ atau rekomendasi pemanfaatan tata ruang;

g). Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang;

h). Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Utilitas, mempunyai tugas :

a). Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan pengendalian dan pemanfaatan utilitas;

b). Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pemafaatan utilitas;

c). Melaksanakan kebijakan pengendalian dan pemanfaatan utilitas; d). Melakukan teknis pengendalian dan pemanfaatan utilitas;

e). Melakukan pembinaan dan fasilitas pelaksanaan pengendalian dan pemanfaatan utilitas;

f). Menyusun rekomendasi izin pemanfaatan sarana dan parasarana utilitas untuk kepentingan umum;

(23)

gambaran pelayanan skpd

I 18 II

g). Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengendalian dan pemafaatan utilitas;

h). Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Bidang Perumahan dan Permukiman

1. Bidang Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang pekerjaan umum yang meliputi pengembangan kawasan perumahan, permukiman dan air bersih, pemadam kebakaran serta pengelolaan fasilitas umum dan pemakaman.

2. Bidang Perumahan dan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Perumahan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rumusan kebijakan, program kegiatan di bidang pengelolaan dan pengembangan kawasan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman;

b. Pelaksanaan kebijakan pembangunan dan pengembangan sistem kawasan, panataan kawasan perumahan dan permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman;

c. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kemitraan antara pemerintah daerah,badan usaha, dan kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman;

d. Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang

perumahan, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman dalam rangka mewujudkan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum;

e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kabupaten tentang pembangunan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman sesuai dengan penataan ruang dan penataan pertanahan;

(24)

gambaran pelayanan skpd

I 19 II

f. Pelaksanaan pembangunan rumah untuk korban bencana dan khusus lainnya serta pengelolaan depo dan pendistribusian logistik penyediaan lahan, dan pengaturan bantuan;

g. Pelaksanaan pembinaan perumahan formal, permukiman, dan swadaya pembangunan baru, perbaikan, pemugaran, perluasan, pemeliharaan, dan pemanfaatan, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman;

h. Pelaksanaan fasilitasi penerapan kebijakan peningkatan kapasitas pelaku pembangunan perumahan, permukiman, air bersih, pemadam kebakaran, fasilitas umum dan pemakaman yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat ;

i. Pengkoordinasian Pengawasan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan kabupaten tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil teknologi dan bahan bangunan, social ekonomi budaya, serta prasarana sosial umum pendukung perumahan;

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala dinas Pekerjaan Umum sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perumahan dan Permukiman terdiri dari :

1. Seksi Permukiman dan Pemakaman; mempunyai tugas:

a. Menyusunan rumusan kebijakan, program kegiatan di bidang pengelolaan dan pengembangan kawasan perumahan, permukiman dan pemakaman; b. Melaksanakan pembangunan pengembangan sistem kawasan penataan

kawasan perumahan, permukiman dan pemakaman;

c. Mengkoordinasikan, pengawasan dan pengendalian kebijakan kemitraan antara pemerintah daerah, badan usaha, dan kelompok masyarakat dalam pembangunan perumahan, permukiman dan pemakaman;

d. Melaksanakan kebijakan teknis bidang perumahan, permukiman dan pemakaman;

e. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang pembangunan perumahan, permukiman dan pemakaman;

(25)

gambaran pelayanan skpd

I 20 II

f. Melaksanakan pembinaan perumahan formal, permukiman dan swadaya

pembangunan baru, perbaikan, pemugaran, perluasan pemeliharaan; g. Melaksanaan fasilitasi pelaksanaan kebijakan peningkatan kapasitas

pelaku pembangunan perumahan, permukiman dan pemakaman;

h. Melaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan

pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang

pembangunan perumahan permukiman dan pemakaman;

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan dan Air bersih sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Seksi Penyehatan Lingkungan; mempunyai tugas:

a. Menyusun rumusan kebijakan pelaksanaan program kegiatan penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman;

b. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman dengan melaksanakan kerja sama antara pemerintah daerah, badan usaha dan kelompok masyarakat;

c. Mengkoordinasikan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

kebijakan kemitraan antara pemerintah daerah, badan usaha, dan kelompok masyarakat dalam penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman;

d. Melaksanakan fasilitasi, akselerasi dan sinkronisasi kebijakan penyehatan lingkungan permukiman antara pemerintah daerah, badan usaha dan kelompok masyarakat dalam penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman;

e. Melaksanakan pengawasan dan pengelolaan sarana prasarana

penyehatan lingkungan permukiman dengan membangun kemitraan antara pemerintah daerah, badan usaha dan kelompok masyarakat dalam penyehatan lingkungan perumahan dan permukiman;

f. Melaksanakan pembinaan dan pembangunan dan pemeliharaan sarana

(26)

gambaran pelayanan skpd

I 21 II

g. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan perumahan dan perumahan;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain diberikan oleh kepala bidang permukiman dan air bersih sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Seksi Air Bersih; mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kinerja program dan kegiatan penyediaan air bersih skala kabupaten;

b. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan tata cara pengadaan pemeliharaan air bersih;

c. Melaksanakan kebijakan penyediaan, pengadaan dan pengelolaan air bersih;

d. Melaksanakan pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang ketersediaan air bersih;

e. Melakukan pembinaan pengelolaan sumber-sumber air bersih dan pendistribusian air bersih dengan bekerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat;

f. Melakukan evaluasi, studi kelayakan dan pengkajian terhadap

pengelolaan sumber-sumber air bersih dan pendistribusian air bersih dengan bekerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat;

g. Melakukan monitoring evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang ketersediaan air bersih;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Permukiman dan Air Bersih sesuai dengan bidang tugasnya.

Masing-masing seksi dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman.

(27)

gambaran pelayanan skpd

I 22 II

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum sesuai dengan keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.

Tugas Jabatan Fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Gresik, adalah terdiri atas :

b. Sumber Daya SKPD

(28)

gambaran pelayanan skpd

I 23 II

1. Dinas Pekerjaan Umum dipimpin seorang Kepala Dinas; 2. Sekretariat, dipimpin seorang sekretaris terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 7 orang staf

b. Subbagian Program dan Pelaporan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 4 orang staf

c. Subbagian Keuangan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 10 orang staf 3. Bidang Pemeliharaan Dan Bina Manfaat Jalan dan Jembatan, dipimpin

seorang Kepala Bidang terdiri dari:

a. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 17 orang staf

b. Seksi Bina Manfaat, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf

4. Bidang Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari:

a. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 8 orang staf

b. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jembatan , terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 3 orang staf

c. Seksi Pengendalian Mutu, terdiri 1 orang kepala seksi dan 4 orang staf 5. Bidang Tata Bangunan dan Pengawasan, dipimpin seorang Kepala Bidang

terdiri dari:

a. Seksi Pembangunan Gedung Negara, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 5 orang staf

b. Seksi Renovasi dan Rehabilitasi Gedung Negara, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf

c. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf

6. Bidang Tata Ruang, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari:

a. Seksi Perencanaan Tata Ruang, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 2 orang staf

(29)

gambaran pelayanan skpd

I 24 II

b. Seksi Bina Manfaat Tata Ruang, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 3 orang staf

c. Seksi Utilitas, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 3 orang staf 7. Bidang Pengairan, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari:

a. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 9 orang staf

b. Seksi Operasi dan Pemeliharaan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 7 orang staf

c. Seksi Bina Manfaat Pengairan, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 6 orang staf

8. Bidang Permukiman dan air bersih, dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari:

a. Seksi Pemukiman dan Air Bersih, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 4 orang staf

b. Seksi Pemukiman dan Makam, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 6 orang staf

c. Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 5 orang staf

d. Seksi Air Bersih, terdiri 1 orang Kepala Seksi dan 4 orang staf

9. Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin seorang Kepala Bidang terdiri dari: a. Unit Pelaksana Teknis Gresik Selatan, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 16

orang staf

b. Unit Pelaksana Teknis Gresik Utara, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 11 orang staf

c. Unit Pelaksana Teknis Gresik Bawean, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 5 orang staf

d. Unit Pelaksana Teknis Peralatan, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 11 orang staf

e. Unit Pelaksana Teknis Rusunawa, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 4 orang staf

(30)

gambaran pelayanan skpd

I 25 II

f. Unit Pelaksana Teknis Pembina Jasa Konstruksi, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 3 orang staf

g. Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Limbah Cair Domestik, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 1 orang staf

h. Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran, terdiri 1 orang Kepala UPT dan 14 orang staf

Tenaga honorer, terdiri dari sebanyak 3 orang

No. Uraian Pendidikan Jumlah

Pangkat/ Golongan SD SMP SMA D3 S1 S2

1. Juru Muda (Ia) 0

Juru Muda Tingkat I (Ib) 1 1

Juru (Ic) 10 4 14

Juru Tingkat I (Id) 1 1

2. Pengatur Muda (IIa) 4 8 7 19

Pengatur Muda Tingkat I (IIb) 16 8 18

Pengatur (IIc) 1 2 50 1 54

Pengatur Tingkat I (IId) 2 9 4 15

3. Penata Muda (IIIa) 4 1 3 8

Penata Muda Tingkat I (IIIb) 9 37 46

Penata (IIIc) 6 3 9

Penata Tingkat I (IIId) 6 10 16

4. Pembina (IVa) 1 7 8

Pembina Tingkat I (IVb) 1 1

Pembina Utama Muda (IVc) 1 1

Pembina Utama Madya (IVd) 0

Pembina Utama (IVe) 0

JUMLAH 16 17 95 8 53 22 211

Tabel : Rekapitulasi Pegawai Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan pendidikan

c. Kinerja Pelayanan SKPD

Hasil capaian kinerja pada dasarnya merupakan perwujudan dari akuntabilitas instansi pemerintah dalam mengemban visi dan misinya, sebab melalui penetapan hasil capaian kinerja akan dapat diketahui tingkat

(31)

gambaran pelayanan skpd

I 26 II

keberhasilan, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan program dan kegiatan operasional organisasi.

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja maka tingkat hasil capaian kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik dapat disampaikan sebagai berikut :

1) Peningkatan koordinasi teknis dengan instasi terkait dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian .

2) Perlu dilaksanakan penanganan program secara terpadu, sehingga prioritas dan kontinyuitas kegiatan dapat terlaksanan dengan baik.

3) Sebagai Dinas Teknis juga mempunyai tugas sebagai pelayanan masyarakat dalam hal perijinan, penanggulangan dan penanganan (Force Majure) dalam keadaan terpaksa seperti bencana alam, banjir, kebakaran.

d. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Analisis lingkungan strategis adalah deskripsi mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan organisasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap rencana strategis. Secara terstruktur, lingkungan strategis Dinas Pekerjaan Umum terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri atas dua faktor strategis yang secara keseluruhan dapat dikelola oleh manajemen Dinas Pekerjaan Umum terdiri atas faktor kekuatan organisasi dan kelemahan organisasi.

1.1 Faktor Kekuatan Organisasi :

1) Tersedianya anggaran yang cukup 2) Tersedianya SDM yang berpengalaman

3) Tersedianya Tupoksi pada Dinas Pekerjaan Umum 4) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai 5) Jumlah tenaga yang ada

1.2 Faktor Kelemahan Organisasi :

1) Belum mantapnya koordinasi antar bidang

(32)

gambaran pelayanan skpd

I 27 II

3) Kurangnya displin aparat

4) Banyaknya jenis kegiatan yang ditangani

5) Banyak alat-alat /sarana yang umumnya tidak layak pakai

2. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri atas dua faktor strategis yang karena berada pada lingkungan eksternal organisasi maka tidak dapat dikelola secara langsung oleh manajemen Dinas, namun dapat mempengaruhi upaya peningkatan kinerja organisasi. Dua faktor strategis dari lingkungan eksternal organisasi adalah faktor peluang organisasi dan ancaman atau tantangan organisasi.

2.1 Faktor Peluang Organisasi :

1) Adanya hubungan informasi dan komunikasi antar dinas/ instansi terkait baik horizontal maupun vertikal

2) Adanya bantuan pihak ketiga / para tenaga ahli dan teknik untuk pelaksanaan perencanaan

3) Adanya dukungan Perda, Juklak dan Juknis tugas pekerjaan umum 2.2 Faktor Tantangan Organisasi :

1) Mengatasi dan mensinkronkan program baik horizontal maupun vertikal. 2) Menyatukan persepsi antara dinas dengan pihak ketiga

3) Mampu menjembatani pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah

Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor-faktor kunci keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan misi organisasi secara efektif dan efisien. Faktor-faktor kunci keberhasilan (critical success factors) merupakan faktor-faktor yang sangat berperan dalam pencapaian keberhasilan organisasi yang mencakup bidang atau aspek dari misi di mana di dalamnya sangat tergantung pada keberhasilan kinerja instansi pemerintah. Faktor-faktor kunci keberhasilan ini ditetapkan dengan terlebih dahulu menganalisis lingkungan internal dan eksternal. Selanjutnya dilakukan analisis dalam rangka menentukan tingkat urgensi dan dampak potensialnya dan kemudian dilanjutkan

(33)

gambaran pelayanan skpd

I 28 II

dengan penentuan skala prioritas. Dengan menggunakan faktor-faktor inilah diharapkan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik akan dapat diupayakan secara maksimal guna mewujuedkan visi dan misi yang telah ditetapkan untuk dicapai pada akhir tahun 2021 yang akan datang.

Dengan mempergunakan pendekatan analisis SWOT, faktor-faktor kunci keberhasilan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada untuk meningkatkan kualitas pekerjaan yang kurang optimal

2. Mendayagunakan pihak ketiga /para tenaga ahli untuk menghindari hal-hal yang tidak diiginkan

3. Mendayagunakan Peraturan yang ada untuk kelancaran pelaksanaan tugas 4. Mengoptimalkan koordinasi dan memanfaatkan peraturan yang ada guna

meningkatkan produktifitas kerja

5. Meningkatkan hubungan kerja antar dinas dengan stakeholder

(34)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 1

III

A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Pekerjaan umum dan tata ruang

1. Sumber Daya Air (SDA)

Luas irigasi keseluruhan di Kabupaten Gresik pada tahun 2014 sebesar 16.286 m2. dari luas tersebut sebesar 8.799,36 m2 atau sebesar 53,96% berada dalam kondisi baik. Jumlah ini meningkat daripada tahun 2013 yang luas irigasi dalam kondisi baik sebesar 8.678,24 m2 atau sebesar 54%. Luas irigasi dalam kondisi baik ini meningkat 1,40% dari tahun sebelumnya. Peningkatan irigasi kondis baik ini tentunya sangat kecil sekali dibandingkan dengan upaya pemerintah pusat yang dalam beberapa tahun terakhir sangat berupaya untuk meningkatkan kondisi infrastruktur dengan menggenjot proyek-proyek infrastruktur. Namun demikian, dalam capaian indikator kinerja RPJMD Tahun 2011 sampai dengan 2014 mempunyai kriteria penilaian sangat tinggi. Hal ini dikarenakan realisasi kinerja yang mencapai 100,06%. Setelah dicermati lebih mendalam ternyata penentuan target capaian indikator yang memang terlampau kecil, yaitu hanya 1 persen dari kondisi tahun sebelumnya.

Sehubungan pelimpahan wewenang Pelaksanaan pengelolaan DAS lintas Daerah kabupaten/kota dan dalam Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi merupakan kewenang Balai Besar, potensi pemanfaatan Sungai Bengawan Solo sebagai sumber air baku menjadi kurang optimal, sedangkan kebutuhan air baku di Kabupaten Gresik masih belum terpenuhi secara menyeluruh. Berdasarkan profil PDAM, sumber baku yang digunakan oleh PDAM berasal dari:

1. Kali Surabaya 2. IPA Krikilan 3. IPA Legundi 4. IPA Perumnas

(35)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 2

III

5. Sumur Dalam Suci

6. Sumur Dalam Randuagung 7. Sumur GKB III

8. Air Curah, Segoromadu 9. Air Curah Gadung 10. Air Curah PT. Dewata 11. Air Curah Pt. Drupadi

Kondisi geografis Kabupaten Gresik merupakan daerah hilir aliran sungai. Sehubungan pelimpahan wewenang Pelaksanaan pengelolaan DAS lintas Daerah kabupaten/kota dan dalam Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi merupakan kewenang Balai Besar, dalam rangka pemenuhan kualitas air baku mengalami kendala karena keterbatasan kewenangan. Sedangkan, sebagai daerah hilir memerlukan upaya pengolahan dan pengelolaan kualitas air lebih dibandingkan daerah hulu sungai.

Terdapat alih fungsi waduk/embung/bozem menjadi kegiatan perikanan.

Hal ini pada akhirnya menimbulkan masalah karena fungsi

waduk/embung/bozem yang seharusnya menjadi hak sumber air secara umum, namun karena dibudidayakan menjadikan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan air disekitarnya.

2. Air Minum

Jumlah seluruh rumah tangga di Kabupaten Gresik pada tahun 2014 sebanyak 260.945 rumah tangga, dari jumlah ini jumlah rumah tangga pengguna air bersih sebanyak 195.750 atau sebesar 75%. Kondisi ini meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya yaitu 193.177 rumah tangga. Sistem SPAM yang terdapat di Kabupaten Gresik meliputi SPAM jaringan perpipaan PDAM, SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM, dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP).

Jumlah pelanggan PDAM Gresik tahun 2013 adalah sebanyak 74.427 SR. jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 428.122 atau 33% dari jumlah

(36)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 3

III

penduduk. Sedangkan penduduk di wilayah teknis yang terlayani sebanyak 428.122 jiwa atau 54% dari jumlah penduduk yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak 779.759 jiwa.

Ketersediaan air bersih perpipaan PDAM masih mencakup 9 Kecamatan dari 18 Kecamatan Wilayah Administrasi Kabupaten Gresik. Berdasarkan Profil PDAM Kabupaten Gresik Tahun 2010 cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Gresik sebesar 42% dari jumlah penduduk di Sembilan wilayah kecamatan yang dilayani, 25 % terhadap jumlah total jumlah penduduk keseluruhan wilayah administrasi Kabupaten Gresik. Data terupdate dari RISPAM Kabupaten Gresik Tahun 2014 cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Gresik terhadap jumlah total jumlah penduduk keseluruhan wilayah administrasi Kabupaten Gresik meningkat menjadi 33%. Hal ini mengindikasikan belum tercapainya Standart Pelayanan Air Minum MDG’s pada tahun 2015 sebesar 80 % masyarakat perkotaan dan 60% masyarakat perdesaan;

Berdasarkan dara dari Profil Kesehatan Kab. Gresik 2014, PDAM Kab Gresik dan Dinas PU Kab Gresik yang termuat dalam RAD AMPL 2015-2019, persentase rumah tanga yang terlanyani akses air minum baik dariperpipaan PDAM maupun non perpipaan PDAM sekitar 49,58%. Capaian akses air minum ini dapat dikatakan cukup jauh dari target Pemerintah Pusat tahun 2019 100%air bersih;

Sistem jaringan perpipaan non PDAM di Kabupaten Gresik yaitu terdapat HIPPAM yang tersebar diseluruh kecamatan. Kondisi HIPPAM tidak semuanya bagus, ada beberapa yang tidak berjalan sesuai fungsinya lagi. Hippam yang kondisinya “mati” yaitu HIPPAM di Desa Baron dan Madumulyorejo di Kecamatan Dukun, Desa Racikulon di Kecamatan Sidayu, dan Desa Kesambenkulon di Kecamatan Wringinanom.

Di Kabupaten Gresik terdapat beberapa desa yang termasuk dalam kategori daerah kritis kekeringan atau rawan air. Alah satu upaya mengatasinya adalah dengan pembuatan sumur bor dalam yang merupakan sistem SPAM Jaringan bukan perpipaan (BPJ). Pembuatan

(37)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 4

III

sumur bor dalam didahului dengan tes geolistrik untuk mengetahui potensi air terdapat pada kedalaman berapa.

Permasalahan SPAM yang ada pada kondisi eksisting dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu permasalahan pada SPAM jaringan perpipaan PDAM, SPAM jaringan perpipaan Non PDAM dan SPAM bukan Jaringan perpipaan. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap sistem dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu, permasalhan aspek teknis, permasalahan aspek manajemen dan permasalahan aspek keuangan.

Permasalahan SPAM

Sistem SPAM Aspek Teknis Aspek

Manajemen Aspek Keuangan SPAM Jaringan Perpipaan PDAM

Kapasitas jaringan distribusi yang ada masih terbatas disbanding kebutuhan masyarakat

Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap energi listrik Pengawasan kulaitas air minum belum dilakukan dengan tertib Penyusunan pedoman kerja untuk seluruh karyawan belum ada Pengaturan dan penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan PDAM Kabupaten Gresik belum menyelesaikan utang kepada pemerintah pusat Penyesuaian tariff baru dilakukan pada awal tahun 2014 Penyertaan pemerintah yang belum ditetapkan statusnya SPAM Jaringan Perpipaan Non PDAM

Perawatan dan pemeliharaan yang tidak dilakukan secara berkala

Sistem pengaliran pada daerah pelayanan masih ada

Pelatihan tentang manajemen HIPPAM masih kurang Pengelolaan yang belum baik menjadikan beberapa

(38)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 5

III

Sistem SPAM Aspek Teknis Aspek

Manajemen

Aspek Keuangan

yang tidak dapat terlayani 24 jam

Terdapat daerah pelayanan yang sudah tidak dapat dijangkau oleh sistem pengaliran yang ada,

sehingga terdapat pelanggan yang tidak tidak dilayani

Pelatihan untuk pemeliharaan jaringan masih kurang membayar Manajemen keuangan yang tidak baik SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)

Perawatan dan pemeliharaan yang tidak dilakukan secara berkala

Beberapa sumber yang digunakan belum teruji kualitasnya

Belum dapat menjangkau masyarakat yang lebih banyak Tidak adanya pelatihan kepada masyarakat yang mengelola Pengelolaan belum terorganisir dengan baik Masalah pembayaran belum ada pengaturan yang terencana

Lebih besar biaya perawatan

daripada para pelanggan yang membayar

Kebutuhan air bersih di Pulau Bawean diperoleh dari sumur dan mata air. Banyak terdapat sumber mata air di Pulau Bawean, saat ini pemanfaatan air dari sumber mata air tersebut belum dikelola secara baik. Penggunaan air dari masing-masing desa menggunakan saluran sendiri-sendiri menggunakan pipa paralon dengan berbagai ukuran, hanya beberapa saja yang mengunakan bak penampungan sebagai pembagi ke masing-masing desa. Disamping rawan gangguan, kondisi ini juga tidak menjamin kualitas air, kotoran atau material tumbuhan berupa daun dan ranting juga

(39)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 6

III

ikut masuk ke dalam saluran yan akhirnya menyumbat aliran air dalam pipa paralon, yang pada akhirnya meningkatkan biaya pemeliharaan.

 Masih tingginya tingkat Kebocoran atau kehilangan air yang perpipaan PDAM hingga tahun 2013 sekitar 30,61%;

 Ketersediaan sumber air baku di wilayah pelayanan;

 Tingginya biaya operasioanal khususnya terkait ketergantungan

kebutuhan sumber listrik dari PLN dan rehabilitasi jaringan perpipan; Penyelenggara SPAM yang belum memiliki Surat Izin Pemanfaatan Air Baku (SIPA). Harga jual air lebih lebih rendah dari harga pokok air, hal ini disebabkan karena kenaikan beban listrik dan pembelian air curah dari pihak swasta. Akibatnya tariff rata-rata belum full cost recovery. Tariff yang berlaku belum ada penyesuaian selama ± 10 tahun terakhir.

Proporsi rumah tangga yang mempunyai akses berkelanjutan terhadap air minum layak belum mencapai 100%;

Ketersediaan infrastruktur dasar adalah salah satu ukuran dalam penanggulangan kemiskinan dan peningkatan derajat kesehatan. Proporsi Rumah Tangga dengan Air Minum Layak merupakan salah satu indikator pencapaian dari Goal ke-7 MDGs, yaitu Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup. Indikator ini digunakan untuk memantau akses penduduk terhadap sumber air berkualitas. Sumber air berkualitas menyediakan air yang aman untuk diminum bagi masyarakat, sehingga meminimalkan terjangkitnya berbagai macam penyakit.

Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Minum Layak menunjukkan prosisi relatif Kabupaten Gresik terhadap Kabupaten / Kota se Provinsi Jawa Timur. Pengukuran yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah rumus baru yang digunakan sejak Tahun 2011.

(40)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 7

III

Proporsi RT Air minum layak

Sumber Data: BPS, diolah

Dari grafik diatas, nampak dua permasalahan. Yang pertama adalah nilai capaian Tahun 2013 lebih rendah daripada Tahun 2012. Yang kedua adalah nilai capaian Tahun 2015 belum mencapai 100% sebagaimana target RPJMN 2015-2019.

Proporsi rumah tangga yang mempunyai akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak belum mencapai 100%;

Fasilitas sanitasi yang layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik (septic tank)/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.

Capaian Kabupaten Gresik untuk Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak cukup bagus, bahkan jauh lebih bagus daripada provinsi dan nasional. Pada Tahun 2009, capaian Kabupaten Gresik 68,36% sementara capaian Provinsi 51,19% dan capaian Nasional sebesar 51.07%. Di Tahun 2013, capaian Kabupaten Gresik meningkat hingga 86.62 %. Namun demikian, diperlukan kerja keras untuk mencapai target RPJMN 2015-2019, yaitu 100%.

3. Air Limbah

Limbah cair grey water di Kabupaten Gresik sesuai data keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar SPAL menunjukkan jumlah keluarga memiliki SPAL 60,99%, sehingga masih ada 39,01% yang belum

(41)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 8

III

memiliki SPAL. SPAL yang dimaksud adalah saluran drainase kedap air, dan sisanya dibuang di saluran tidak kedap air (halaman rumah).

Produksi limbah cair rumah tangga secara keseluruhan mencapai 70% - 80% dari pemakaian air bersih di mana rata-rata penggunaan air 100 l/orang/hari. Berdasarkan data PDAM tahun 2012 kemampuan produksi total 646 l/dt. Tingkat kebocorang 28% sehingga kebutuhan yang dipergunakan oleh masyarakat Kabupaten Gresik sebesar 465,52 l/dt. Maka dengan kondisi tersebut asumsi banyaknya limbah cair rumah tangga yang diproduksi masyarakat Kabupaten Gresik sebesar 82,861 m3/hr.

Kabupaten Gresik sebagai kota industri sangat rentan dengan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industri yang tidak dikelola dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan keberadaan industri-industri besar yang berada di daerah pesisir, sehingga apabila tidak terdapat pengolahan limbah yang baik dapat merusak lingkungan pesisir dan ekosistemnya.

Kurangnya prasarana-sarana terkait pengolahan air limbah. Berdasarkan data dari Pemutakhiran SSK 2015,

1. Hanya ada 1 truk penyedot tinja milik pemda, pembuangan tinja ke IPLT, sungai atau ke tanah

2. Sudah ada IPLT tapi belum beroperasi

3. Pemanfaatan IPAL Komunal di wilayah perdesaan yang kurang optimal.

Belum adanya regulasi atau peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah (baru Raperda).

4. Drainase

Kondisi sistem drainase permukiman di wilayah-wilayah kecamatan atau desa di Kabupaten Gresik, selain di wilayah kota, pada umumnya belum menunjukkan masalah yang berarti. Hal ini disebabkan masih banyaknya daerah terbuka yang mampu berfungsi sebagai daerah

(42)

isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi

I 9

III

resapan air sehingga potensi banjir dan genangan kecil. Wilayah ibukota kecamatan kebanyakan sudah dilengkapi dengan sistem drainase permukiman walaupun kebanyakan dengan dimensi drainase yang kecil. Selain itu, kondisi drainase di wilayah tersebut seringkali dalam kondis yang tidak atau belum terawatt, seperti dinding saluran yang tidak diplengseng, ditumbuhi rumput, badan saluran tertimbun tanah dan buntu atau ujungnya tidak menuju badan air penerima (sungai).

Di wilayah perkotaan Gresik, khusunya di wilayah Kecamatan Gresik, Kebomas, dan Manyar walaupun telah memiliki sistem drainase yang terbangun cukup lengkap dan merata di seluruh wilayah kota, tetap saja banjir dan genangan masih sering terjadi di beberapa lokasi terutama apabila terjadi hujan yang cukup lebat. Keadaan ini disebabkan oleh saluran-saluran tersier dan sekunder yang dimensinya terlalu kecil, tersumbat sampah, dan bozem-bozem yang tidak lagi berfungsi akibat pendangkalan dan pengurukan menjadi kawasan permukiman.

Di Pulau Bawean telah terdapat sistem drainase permukiman, terutama permukiman-permukiman yang terdapat di tepi jalan raya. Namun kondisinya memprihatinkan, selain karena dimensi saluran yang kecil dan terbuka juga diperparah dengan sering tertimbunnya longsoran tanah dari lereng-lereng bukit atau kebun disekitarnya sehingga sistem drainase menjadi terputus. Selain itu karena tidak terdapatnya pengelolaan sampah, drainase di Pulau bawean yang berupa drainase tertutup sering terdapat timbunan sampah yang bahkan dengan sengaja dibuang masuarakat di drainase tersebut.

Permasalahan umum drainase di Kabupaten Gresik yang ada sekarang adalah berupa banjir dan genangan yang disebabkan oleh faktor – faktor berikut ini :

1. Pertambahan debit limpasan akibat perubahan tataguna lahan di daerah tangkapan saluran yang bersangkutan.

Gambar

Tabel : Rekapitulasi Pegawai Dinas Pekerjaan Umum berdasarkan pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil test tersebut menunjukkan bahwa siswa belum menguasai indikator pemahaman konsep, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V di sekolah tersebut masih mempunyai

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaturan mengenai tanggung jawab perusahaan publik terhadap lingkungan hidup di Indonesia, untuk mengetahui masalah — masalah apa

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan hukum pidana materiil terhadap kasus perampasan dengan kekerasan dan pemerkosaan yakni Pasal 285 Jo Pasal 55 Ayat

Menurut Bambang Budiono (2011, hal 11), analisis respons spektrum ragam adalah suatu cara analisis untuk menentukan respons dinamik struktur gedung 3 dimensi yang berperilaku

Penelitian analisis pengaruh suhu terhadap volume bahan bakar yang dihasilkan pada alat pirolisis sampah plastik tipe LDPE ini bertujuan untuk mengurangi sampah

Dalam sel Galvani selalu terdapat elektroda logam yang dimasukkan dalam suatu larutan garam. Ion-ion logam mengelilingi elektrodanya dan mempunyai kecenderungan untuk

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perancangan Service Design pada Pemerintah Kota Bandung dengan menggunakan framework ITIL versi 3 dimana

Susbstansi kekhalifahan pada masa Muawiyah awalnya sangat konsisten dalam mengemban jabatan tersebut, dia berusaha menjaganya dan senantiasa menjunjung masalah-masalah mulia