!" $%
!" ! #!" $%$ !& ' & #! ( # $%)$(*'$& $' ( ( + "*'*
(* ( % #!. + "*'*
+!+! *'$&/ , / 0112
3
( & )++,
! "
# "$! ! " " % $!$ "$ " - % $!$
% % $! . / . ++0112+**
& 3
'
)++0
! " # $ %
&
' ( !" # ! $
) % %
*
+ ,
. % / " # $ %
0 &
' & (
1 2 34 / (
5 4"26
!. % &
/ '+0 ' %
- ' ' 9
; * *
'*!
!*
!1 * 0
!5
!7 & 1 % !
&8 '& %
0 % 0
44 *4 @ # #%* (
444 3B*C CACD4 B BA4*4
$
/ %
* ! % # % 2 4 % &7
* & ( % 4 % % % # 6 '8
* ' ( % 4 % % % # 6 ')
* ) ? # '.
* - ( % '.
* . ( % % '1
* 1 * % '1
* 5 * % 0 '5
$
/ %
A ! % # 6 -!
A & # 6 -5
A ' 2 % .&
A ) % .)
A - 1!
! "#$$#% &
'
&
'
" () #$$*% )
+ , )
-# & * # 4
#
" %
3 ( #$$5
.
&<
( &
4
&<
"8 ; / 55-% : "#$$$%
& : "#$$$%
&
&
( )
0 ;
. # 2
*
:
" 7 #$$2% (
& <
( &
(
=
= " #$$4%
> "#$$ %
2
' ()
0 ; .
:
) 7
514
"#$$*%
@9!? ( &
& & &
56 8 (
& - <
( " 56 %
1
/ &
: "#$$$%
&
A
!
A A
6
()
( & ()
> ' 0 ; . #1
( #$$2
. &
9 A /
()
' 0
5
()
> ' 0 #1 ( #$$2
( & <
( &
&
# ( &
&
& <
' (
! " ##
! " ##
$ %
& '
# (
) *
##+ , - . /01"
$
$ $ , $
! 3 #4
#4
3 , #45
6 2
-$
% %
+
, 2
9
$ 6
%
% %
6
6
! ! " :
% ' " )
< $
= =
< $
##
<
$ 9 2
$
$ $ 8
$ $
,
:
$
, 2
$ $
$ $
*
,
$ '
$ $
, $
2
, $
& ,
$ $
$
2 $
, +
-* ( ) "
! ! ! - . ) //0
,
$ 9
-2
$
8
-- < ##5
& > 5
) ! * ##+
, - &
&
+
&
> 5
!
" !
25
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang
berusaha mendeskripsikan secara sistematik akurat fakta dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu yang menekankan analisisnya
pada data data numerikal yang diolah menggunakan metode statistika (Azwar,
1999).
Subana (2001) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif
dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variable dan fenomena fenomena
yang terjadi saat sekarang dan menyajikannya apa adanya. Penelitian deskriptif
menjelaskan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan
dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan
antar variabel, pengaruh terhadap suatu kondisi dan lain lain.
Dalam penelitian ini hanya digunakan satu variable sebagai variable
26
yaitu kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan yang luar
biasa dalam pekerjaannya yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu kelelahan, kesinisan
dan ketidakefektifan. Indikator dari ketiga dimensi tersebut adalah:
a. Perasaan bahwa emosi dan fisik tersita
b. Merasa energi terkuras
c. Merasa tidak mampu keluar dari kesulitan yang dihadapi
d. Tidak dapat merasa santai
e. Merasa tidak dapat pulih kembali
f. Merasa lelah walaupun setelah istirahat
g. Menjadi dingin dan mengambil jarak terhadap pekerjaan dan
orang orang yang terlibat didalamnya
h. Meminimalisir keterlibatan dalam pekerjaan
i. Menyerah pada idealisme atau standard diri yang tertinggi
j. Terbebani dengan pekerjaan
k. Merasa setiap usaha yang dilakukan untuk membuat kemajuan
terhadap pekerjaan ditentang oleh semua pihak
l. Merasa apapun yang dilakukan tidak berarti
m. Kehilangan kepercayaan diri akan kemampuan untuk membuat
perubahan
Indikator a, b, c, d, e dan f merupakan indikator untuk mengungkap
27
kesinisan. Indikator j, k, l dan m mengungkap dimensi
ketidakefektifan.
Faktor faktor penyebab terjadinya muncul dalam beberapa situasi
riil yang dialami oleh subyek sebagai situasi yang menstimulasi terjadinya
, situasi situasi tersebut yaitu:
a. Pasien yang belum bisa menerima keadaan mereka, para pasien tersebut
menunjukkan emosi emosi negatif seperti takut, cemas, sedih, marah,
kecewa, tidak semangat dalam menjalankan terapi, dll.
b. Lamanya waktu bekerja yaitu sejak bencana terjadi, serta
ketidakpastian mengenai rentang waktu bekerja mereka.
c. Keinginan relawan untuk berbuat lebih dengan selalu siap melayani
masyarakat tanpa memperhatikan kondisi mereka
d. Keputusan keputusan organisaasi yang tidak sesuai dengan keinginan
mereka dalam memberikan pelayanan kepada para pasien.
yang dialami subyek dalam penelitian ini akan diukur dengan
skala sesuai dengan pengalaman responden pada situasi situasi riil yang
telah dijabarkan diatas, tersebut diukur dengan menggunakan skala
frekuensi yang berjenjang 5 (lima) mulai dari ‘tidak pernah’ hingga ‘sering
sekali’. Skor tinggi mengindikasikan tingginya tingkat yang dialami oleh
subyek, sebaliknya skor rendah mengindikasikan rendahnya tingkat yang
28
! "
Subyek dalam penelitian ini adalah para relawan PMI yang tergabung
dalam pelayanan rehabilitasi medik untuk gempabumi Yogyakarta &
Jawa Tengah 27 Mei 2006. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 33 orang yang
terdiri dari 12 fisioterapis, 7 perawat, 2 dokter dan 12 tenaga umum. Para
fisioterapis, perawat dan dokter adalah mereka yang biasa disebut dengan tenaga
profesional. Subyek terdiri dari 15 wanita dan 18 pria. Usia para relawan tersebut
berkisar antara 20 – 36 tahun.
# $
Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah melalui skala Likert untuk
mengungkap variable tingkat Skala yang digunakan adalah skala
yang berisi lima tingkat jawaban atau respon yang akan mengukur tingkat
subyek. Lima tingkat respon yang dimaksud adalah TP (tidak pernah), HTP
(hampir tidak pernah), KD (kadang kadang), S (sering), dan SS (sangat sering).
Pemberian skor terhadap setiap item dimulai dari skor 0 untuk
tidak pernah sampai skor 4 untuk sangat sering. Untuk memudahkan dalam
melakukan intepretasi skor, pemberian skor terhadap setiap item ditentukan
29
%&
Respon atau jawaban Skor tingkat
TP (Tidak Pernah) 0
HTP (Hampir Tidak Pernah) 1
KD (Kadang kadang) 2
S (Sering) 3
SS (Sangat Sering) 4
Item dalam skala ini disusun secara jelas, ringkas dan terfokus
sehingga mampu menampakkan kecenderungan yang hendak diukur
sesuai dengan pengalaman responden (relawan). Penyusunan item item
ini didasarkan pada tiga dimensi dari yaitu kelelahan, kesinisan dan
ketidakefektifan. Kesatuan dari tiga dimensi tersebut akan mengindikasikan
tingkatan yang bersifat rendah atau tinggi.
Dalam memberikan interpretasi terhadap penilaian individual, maka
penilaian dapat dilihat dari skor yang diperoleh subyek penelitian dari keseluruhan
item. Skala bentuk final yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 51 item,
maka skor individual akan bergerak antara (0 x 51 = 0) sampai dengan (4 x 51 =
204). Jika skor subyek makin mendekati 0 maka subyek dapat diintepretasikan
tidak mengalami atau tingkatan yang dialami subyek semakin rendah.
Sebaliknya jika skor subyek semakin mendekati 204 maka subyek mengalami
30
Dalam penyajian skala ini, item disusun secara acak dengan
pertimbangan agar subyek menjawab pertanyaan secara spontan tanpa ada
pengaruh dari item item yang lain yang mungkin disebabkan oleh adanya
pengelompokan.
'&
( ) $ !$ !* +
No Aspek Nomor Aitem Jumlah
1. Kelelahan 2, 4, 7, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 27,
TOTAL 52
, - . / $
%
-Validitas merupakan tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1999). Hal ini juga berarti sejauh mana
sebuah instrumen penelitian mampu mengungkapkan sasaran pokok pengukuran
yang dilakukan dengan alat tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas
yang tinggi jika mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya penelitian (Azwar, 1999); atau mampu mengukur apa yang hendak
31
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi merupakan validasi yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes
dengan analisis rasional. Validasi isi mencakup sejauh mana instrumen penelitian
Pengukuran ini dilakukan dengan melihat kecocokan indikator indikator yang
digunakan dengan definisi konseptualnya caranya yaitu melalui analisis rasional
dan .
Dalam hal ini, skala memiliki validitas isi yang baik, item item
dalam skala ini dibuat langsung terfokus pada karakteristik karakteristik yang
mendefinisikan yang dimaksud. Item item dalam skala ini mencakup
pertanyaan pertanyaan yang mengungkap frekuensi dari perasaan perasaan,
tindakan tindakan dan pikiran pikiran yang mencerminkan aspek dari
' /
Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran. Reliabilitas
dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, yaitu
mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam penelitian ini skala cukup
diujicobakan satu kali saja. Pelaksanaan uji coba yang tidak berulang ulang selain
memiliki nilai kepraktisan dan efisiensi juga dapat menghindari perubahan yang
didapat individu sebagai hasil belajar (Azwar, 1999).
Tinggi rendahnya suatu reliabilitas ditunjukkan oleh koefisien
reliabilitas. Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau semakin mendekati 1,00
32
reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan koefisien reliabilitas
.
0 $
Seleksi Item digunakan untuk memperoleh item item yang memiliki
kelayakan untuk digunakan dalam penelitian. Seleksi item diambil dari data hasil
uji coba item pada subyek, dimana hasilnya ditunjukkan oleh koefisien korelasi
item total . Semakin tinggi koefisien korelasi positif yang didapatkan oleh
item berarti semakin tinggi pula konsistensi item dengan skala secara keseluruhan
(Azwar, 1999).
Batasan item yang lolos seleksi item atas item yang memiliki koefisien
korelasi item total = 0,3. Item yang memiliki ≥ 0,3 dianggap memiliki
daya beda yang memuaskan, sedangkan item yang memiliki ≤ 0,3 dapat
dikatakan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah sehingga tidak
dapat digunakan dalam penelitian (Azwar, 1999).
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tingkat
para relawan kesehatan PMI, maka metode analisis data dalam penelitian
ini menggunakan statistik deskriptif yang meliputi penyajian data dengan tabel
untuk perhitungan kategori data. Penjelasan mengenai keadaan kelompok
! " ##$
% "
& '( )***+
,
: * ; )) ##* :<2
32= / / 1 ! 1 >
=
&
4
!
" "
&% ##)+
: ) ## ? # #
@ # # %
*
& '
3 ( &
. . C+ ( :<2
32= D
7
4 4
6 4
4
6
6
..
4
&: : ##.+ 1
( (
% (
4
( 4
(
3 ( (
<
<
(
.
6
! "# #
$% " & & $%
" ' ( $% )
* +
() , +
-!
) .!
*
) , !
6
) ,!
)
! )
) ,
)
0 ! *0 ! !
0 ! *0 !
* ) - !
, 0 ! !
0 ! )
7*
,1 *
/ % &
2 *
/
% &
(