• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan - USD Repository"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

   

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

HELNIKE ANGELIA NIM : 051114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

 

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

HELNIKE ANGELIA NIM : 051114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

 

“ Kita memang tidak selalu dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri kita,

tetapi kita dapat memilih bagaimana cara menghadapinya “ (Donna Partow)

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih-NYA yang tidak pernah

berkesudahan,

2. Bapak dan mama yang menjadi kekuatanku selama ini,

3. Para sahabat yang ditempatkan Tuhan disampingku.

(6)

v

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Desember 2010 Penulis

(7)

vi

 

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Helnike Angelia

Nomor Mahasiswa : 051114025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Desember 2010 Yang menyatakan

Helnike Angelia

(8)

vii

 

ABSTRAK

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

Helnike Angelia

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dan usulan topik-topik bimbingan sebagai implikasi dari hasil penelitian.

Subjek penelitian ini adalah 30 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Alat yang digunakan adalah kuesioner motivasi berprestasi yang berjumlah 63 item yang telah diuji cobakan terlebih dahulu dan termasuk dalam koefisien reliabilitas tinggi (0,73). Kuesioner terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai. Teknik analisis data menggunakan uji beda yaitu uji t dengan hasil t hitung sebesar 2,49. Hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan taraf siginifikan 5 % sehingga diperoleh hasil sebesar 2,00 yang artinya t hitung lebih besar dari pada t tabel. Nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel menunjukkan bahwa hipotesis awal diterima, yaitu ada perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

(9)

viii

 

OF 2010/2011 AND ITS IMPLICATION TOWARDS THE PROPOSAL OF COUNSELING TOPICS

Helnike Angelia

The type of research used was descriptive research. This research intended to gain in information on the difference of the motivation in achievement between VIII grade male students and female students in BOPKRI 3 Junior High School of Yogyakarta in academic period of 2010/2011 and its implication towards the proposal of counseling topics as implication of the research result.

The subject of this research was 30 male students and 30 female students in VIII grade in Junior High School BOPKRI 3 of Yogyakarta. The instrument used was questionnaire on motivation in achievement totaled 63 items tested initially and included in high reliability coefficient (0,73). The questionnaire comprised of 4 alternatives of responses: Very Appropriate, Appropriate, Inappropriate, and Very Inappropriate. The technique of data analysis used differential test, t test by result tcount of 2,49. The result of tcount was compared to ttable by significance level of 5% thus it gained result 2,00 which means tcount is higher than ttable. The higher value of tcount than ttable showed that the first hypothesis is accepted, there is difference of motivation in achievement between male students and female students.

(10)

ix

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan, atas rahmat dan berkat-NYA sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Diucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan

masukan, dukungan dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara khusus ucapan terima kasih ditujukan kepada :

1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

2. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan banyak bantuan dengan penuh kesabaran dan perhatian selama

proses penulisan skripsi ini.

3. Dr. Gendon Barus, M. Si., dan A. Setyandari, S. Pd., S. Psi., Psi., M. A.,

sebagai dosen penguji yang telah memberi masukan demi perbaikan skripsi ini.

4. F.X. Hendarianro sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama Budi Mulia

Padon Godean yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan uji coba alat.

5. Paryadi, S. Pd., sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama BOPKRI 3

Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

6. Siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang telah bekerjasama

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Orang tua yang dengan kesabarannya selalu memberi kasih sayang, motivasi

(11)

x

 

9. Teman-teman di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2005,

yang telah memberi warna dalam kehidupan penulis.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya dalam

bidang Bimbingan dan Konseling.

Penulis

(12)

xi

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM …………. vi

ABSTRAK ……… vii

ABSTRACT ……… viii

KATA PENGANTAR ……….. ix

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR TABEL ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvi

(13)

xii

 

D. Manfaat Penelitian ………... 5

E. Definisi Operasional ……… 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……….. 8

A. Motivasi Berprestasi ……… 8

B. Motivasi Berprestasi Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan ………. 14

C. Bimbingan ……… 17

1. Pengertian Bimbingan ………. 17

2. Program Bimbingan ……… 18

3. Peran Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi ……… 19

D. Hipotesis ……….. 20

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ……… 21

A. Jenis Penelitian ……… 21

B. Subjek Penelitian ………. 21

C. Alat Penelitian ………. 22

1. Alat Pengumpul Data………... 22

2. Pemberian Skor ………... 25

(14)

xiii

 

4. Validitas dan Reliabilitas ……… 26

a. Validitas ……….. 26

b. Reliabilitas ……….. 29

D. Prosedur Pengumpulan Data ……….. 32

1. Tahap Persiapan ……….. 32

2. Tahap Pelaksanaan ……….. 32

E. Teknik Analisis Data ………... 33

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 36

A. Hasil Penelitian ……… 36

1. Uji Homogenitas ……….. 36

2. Uji Hipotesis ……… 37

3. Kategorisasi Motivasi Berprestasi Per Item …… 38

B. Pembahasan ………. 40

BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SEBAGAI IMPLIKASI HASIL PENELITIAN TENTANG PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011………..……….. 43

BAB VI : PENUTUP ……… 60

A. Ringkasan ……….. 60

B. Kesimpulan ……… 61

(15)

xiv

(16)

xv

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Berprestasi ……… 24

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ……… 28

Tabel 3 Komposisi Kuesioner Penelitian ………. 31

Tabel 4 Penentuan kriteria Item dalam Tiga kategori ... 35

Tabel 5 Rincian Item Motivasi Berprestasi yang Kurang Dimiliki Siswa Laki-laki ……… 39

Tabel 6 Rincian Item Motivasi Berprestasi yang Kurang Dimiliki Siswa Perempuan ……… 39

(17)

xvi

 

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Uji Coba………..……….. 76

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ……….. 92

Lampiran 4. Hasil Uji t dengan Bantuan SPSS……….. 98

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Per Item ……… 111

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Uji Coba ……… 120

Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian ……….. 121

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang dalam hidup ini pastilah memiliki tujuan-tujuan yang

hendak dicapai. Mereka yang bersekolah tentunya memiliki target agar

mendapat nilai baik dan lulus dengan baik pula, mereka yang bekerja

berharap bisa menempati posisi strategis dan mendapatkan gaji yang

memadai, dan mereka yang berada di dunia politik memiliki keinginan

menduduki jabatan-jabatan tertentu yang berimbas naiknya pamor mereka di

mata masyarakat. Tercapainya tujuan yang diharapkan oleh tiap orang tidak

terlepas dari adanya dorongan untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari

luar yang mendorongnya, melainkan mahluk yang mempunyai daya-daya

dalam dirinya sendiri untuk bergerak. Penggerak dari perilaku manusia ini

disebut sebagai motivasi. Banyak hal yang dapat dilakukan manusia karena

didasari oleh motivasi, termasuk pencapaian prestasi yang didasari oleh

motivasi untuk berprestasi.

Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam

bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain.

(19)

semangat baru untuk menjalani aktifitas dan keinginan untuk dapat

mengulang prestasi yang sama. Manusia yang memiliki motivasi berprestasi

lebih berjuang untuk mencapai tujuan yang diharapkan daripada sekedar

memperoleh penghargaan, serta memiliki keinginan untuk bekerja dengan

lebih baik atau lebih efisien dibandingkan sebelumnya.

Sama halnya dengan para siswa di sekolah yang menginginkan

pencapaian nilai yang memuaskan di setiap kegiatan belajarnya. Nilai yang

baik cenderung menimbulkan kebanggaan dan perasaan senang. Nilai yang

baik juga dianggap sebagai suatu pencapaian prestasi yang baik. Pencapaian

nilai yang memuaskan itu dapat didukung oleh adanya motivasi untuk

berprestasi. Motivasi berprestasi menjadi sangat diperlukan sebab siswa yang

kurang mempunyai motivasi berprestasi, tentu mereka kurang mempunyai

dorongan untuk melakukan aktivitas belajar sepenuhnya. Pada akhirnya

berdampak pada pencapaian hasil yang kurang memuaskan. Memiliki

motivasi berprestasi membuat para siswa semakin giat melakukan

kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha demi pencapaian prestasi yang diinginkan.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan praktek

pelaksanaan program lapangan di sekolah, beberapa siswa perempuan lebih

terlihat bekerja keras dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan. Selain itu, sikap antusias juga diperlihatkan siswa perempuan

(20)

3  

dalam menyelesaikan tugas yang ditunjukkan siswa perempuan dari pada

siswa laki-laki, memunculkan pertanyaan apakah ada perbedaan motivasi

berprestasi antara siswa perempuan dan siswa laki-laki?.

Penelitian yang dilakukan oleh Yakoba (2006) tentang perbedaan

motivasi berprestasi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, menunjukkan

bahwa perempuan lebih memiliki motivasi berprestasi daripada laki-laki.

Tingginya motivasi berprestasi mahasiswa perempuan disebabkan keinginan

untuk menyelesaikan kuliah lebih cepat dengan nilai yang baik, sebagai wujud

tanggung jawab dan bekal mendapat pekerjaan yang diinginkan. Stereotip

masyarakat yang kurang memberi harapan dan dukungan terhadap pencapaian

prestasi perempuan ternyata tidak menjadi penghalang perempuan untuk

memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.

Santrock (2003:376) berpendapat bahwa karena perempuan sering di

stereotipkan kurang kompeten, justru mampu memicu anak perempuan untuk

bekerja keras mendapatkan kesuksesan. Pendapat lain yang membahas

motivasi berprestasi diungkapkan berbeda oleh Hurlock (1980:231) yang

menyebutkan bahwa berprestasi rendah dan takut berhasil bukan merupakan

ciri khas remaja laki-laki. Menurut stereotip tradisional, berhasil merupakan

ciri yang menonjol pada pria. Hal yang serupa juga diungkapkan Weiner

(1980:222) bahwa adanya ketakutan terhadap kesuksesan yang berdampak

pada pergaulan sosialnya membuat perempuan menghambat perkembangan

(21)

yang ada menjadi menarik untuk diketahui ada atau tidaknya perbedaan

motivasi berprestasi antara laki-laki dan perempuan.

Mengingat pentingnya motivasi berprestasi dimiliki oleh para remaja

untuk menunjang kegiatan belajarnya, maka dukungan dari guru pembimbing

sangat diperlukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

memberikan layanan bimbingan yang tersusun dan terencana dalam suatu

program bimbingan. Usulan topik-topik bimbingan hendaknya diberikan

berdasarkan kebutuhan siswa. Melalui penelitian ini, akan diperoleh gambaran

mengenai motivasi berprestasi para siswa kelas VIII yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk mengusulkan topik-topik bimbingan.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui :

1. Apakah ada perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan

siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011?

2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai bagi siswa laki-laki dan

siswa perempuan sebagai implikasi hasil penelitian perbedaan

motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas

(22)

5  

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa

perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran

2010/2011.

2. Topik-topik bimbingan yang sesuai bagi siswa laki-laki dan siswa

perempuan sebagai implikasi hasil penelitian perbedaan motivasi

berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di

SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memperkaya pengetahuan khususnya mengenai perbedaan motivasi

berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan serta implikasinya

terhadap usulan topik-topik bimbingan.

2. Manfaat Praktis

a. Guru BK

1) Mengetahui perbedaan motivasi berprestasi antara siswa

laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3

(23)

2) Menyusun dan mengembangkan topik-topik bimbingan yang

berhubungan dengan motivasi berprestasi yang diperlukan oleh

siswa laki-laki dan siswa perempuan di SMP BOPKRI 3

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011, dengan

mempertimbangkan hasil penelitian ini.

b. Peneliti

Mengetahui perbedaan motivasi berprestasi antara siswa

laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

c. Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan

pembanding dalam melakukan penelitian lain yang relevan.

E. Definisi Operasional

a. Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk melakukan suatu usaha

dengan menggunakan segala kemampuannya untuk menyelesaikan

suatu tugas dengan tujuan mencapai kesuksesan.

b. Siswa laki-laki dan perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3

Yogyakarta adalah para siswa yang menempuh pendidikan di SMP

(24)

7  

c. Topik-topik bimbingan adalah tema atau pokok bimbingan yang akan

dibahas atau disajikan sehubungan dengan motivasi berprestasi siswa

(25)

8

A. Motivasi Berprestasi

Motivasi dalam bahasa latin yaitu motivum yang menunjuk bahwa ada

alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak atau dapat juga diartikan sebagai

suatu hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dorongan

untuk dapat berprestasi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap kalangan

karena setiap orang tentunya menginginkan pencapaian prestasi dalam

hidupnya. Adler (Gunarsa, 2002:257) menekankan pentingnya kebutuhan dari

dalam diri seseorang untuk berprestasi. Kebutuhan akan prestasi oleh

McClelland dikatakan sebagai sebuah kebutuhan tiap individu. McClelland

(Robbins & Thimothy, 2008:61) menyebutkan tiga bentuk kebutuhan

manusia, yakni kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan

akan kekuasaan (need for power), kebutuhan akan hubungan (need for

affiliation). Kebutuhan yang dirasakan memunculkan kekuatan yang

memotivasi adanya aktivitas untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi

kebutuhan tersebut (Winardi, 2004:347). Sama halnya seperti yang

diungkapkan Maslow (Schultz, 1991:94) bahwa manusia memiliki suatu

kebutuhan khusus terhadap suatu hal dan karena itu manusia termotivasi

(26)

9  

Motivasi berprestasi menurut Santrock (2003:474) adalah dorongan

untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan

untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.

McClelland (Robbins 1996) mengartikan motivasi berprestasi sebagai

dorongan untuk mengungguli dan berprestasi sehubungan dengan seperangkat

standar serta berusaha untuk mendapatkan keberhasilan. Secara sederhana

dapat dikatakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi adalah

individu yang berorientasi pada tugas, menyukai pekerjaan dengan

tugas-tugas yang menantang dimana penampilan individu pada tugas-tugas tersebut dapat

dievaluasi dengan berbagai cara. Motivasi berprestasi merupakan

kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah

laku untuk mencapai suatu standar prestasi.

Asal mula motivasi berprestasi menurut McClelland (Gunarsa,

2002:257) yaitu:

Berasal dari pengalaman-pengalaman masa kecil dan kuatnya dorongan untuk berhasil yang tergantung pada: 1) energi umum individu yang disebabkan oleh kelenjar, metabolisme atau faktor-faktor bawaan lain, 2) pengaruh kebudayaan, khususnya nilai-nilai keluarga yang mementingkan pendidikan dan keberhasilan, 3) latihan anak dalam mengembangkan ketidaktergantungan, kepercayaan diri, keyakinan diri, dan keinginan untuk melebihi. Kekuatan sosial dan kebudayaan berperan lebih penting daripada faktor biologis dalam menentukan tujuan atau keberhasilan sasaran yang ditentukan.

Motivasi berprestasi seseorang tercermin lewat perilaku. Siswa yang

(27)

aktif di sekolah, dan tekun dalam setiap pekerjaan. McClelland (1985:227)

mengungkapkan bahwa hubungan antara prestasi atau nilai-nilai di sekolah

terjadi jika suatu motivasi berprestasi terjadi. Motivasi berprestasi mendorong

siswa untuk menggunakan segala kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.

Motivasi berprestasi yang tinggi akan selalu menyebabkan kinerja yang lebih

baik.

Gellerman (1984:150) memberikan contoh para mahasiswa yang

mempunyai motivasi berprestasi kuat biasanya akan memperoleh nilai lebih

baik daripada mahasiswa yang menginginkan nilai lebih tetapi motivasi

berprestasinya lebih lemah. Eksekutif yang menanjak prestasinya biasanya

digerakkan oleh motivasi berprestasi daripada mereka yang kurang menanjak.

Semakin kuat motivasi berprestasi dalam diri seseorang, maka semakin besar

kemungkinan baginya untuk menuntut dirinya berusaha lebih keras lagi.

McClelland (1985:246) memberikan penjelasan bahwa orang yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi memiliki karakter tertentu, antara lain sebagai

berikut:

a. Mencari tanggung jawab pribadi

Orang dengan motivasi berprestasi tinggi akan memilih untuk

bertanggungjawab secara pribadi atas hasil-hasil kinerja, karena

hanya dalam kondisi-kondisi semacam ini mereka dapat

(28)

11  

Seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan menjadi

lebih bertanggung jawab pribadi untuk menyelesaikan masalah

yang lebih mengasah kemampuannya. Mereka dengan motivasi

berprestasi tinggi menyukai kesuksesan dan tidak menyukai

kegagalan dari apa yang mereka kerjakan. Hal yang terpenting

adalah hasil dari keterampilan dan usaha mereka.

b. Membutuhkanumpan balikkonkrit dalam penampilannya.

Seseorang dengan motivasi untuk berprestasi yang tinggi akan

memilih untuk bekerja dalam situasi dimana mereka mendapat

umpan balik dari penampilan mereka. Mereka dapat menerima

umpan balik yang cepat atas kinerja mereka sehingga mereka dapat

mengetahui dengan mudah apakah mereka menjadi lebih baik atau

tidak.

Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan

cenderung bekerja secara lebih baik untuk sebuah bonus yang

lebih tinggi. Sebaliknya, seseorang dengan motivasi berprestasi

tinggi cenderung bekerja dengan lebih baik untuk setiap kondisi,

tanpa memperhitungkan bonus yang ditawarkan.

c. Inovatif

Orang-orang yang motivasi untuk berprestasinya tinggi akan

(29)

mencari informasi untuk mencari cara-cara yang lebih baik dalam

melakukan sesuatu. Kenyataan dasar bahwa orang dengan motivasi

untuk berpestasi yang tinggi selalu mencari tugas-tugas yang

cukup menantang, yang berarti bahwa mereka cenderung bergerak

dari apa yang telah mereka kerjakan menuju sesuatu yang sedikit

lebih menantang. Seseorang dengan motivasi berprestasi yang

tinggi jika menemukan tugas yang sulit mereka akan

mengerjakannya secara tidak biasa atau menghindari cara yang

monoton.

d. Ketekunan

Seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan lebih

tekun dan bekerja keras dalam mengerjakan tugas yang sedang ia

hadapi hingga selesai. Menjadi lebih gigih/persisten pada batas

waktu dalam pekerjaan yang tak terpecahkan.

e. Resiko atau kesulitan yang moderat

Seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi menyukai

tugas-tugas yang mempunyai tingkat kesulitan yang moderat.

Kesulitan tersebut tidak terlalu rendah sehingga ia dapat

mengatasinya dengan mudah ataupun terlalu tinggi sehingga sulit

bagi mereka untuk mencapainya. Orang yang memiliki motivasi

(30)

13  

mereka tidak memperolah kepuasan prestasi dari sukses secara

kebetulan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang

yang motivasi untuk berprestasinya tinggi akan berjuang meraih prestasi

pribadi daripada meraih imbalan, serta mempunyai keinginan untuk

melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien daripada yang

dilakukan sebelumnya.

Gellerman (1984:150) berpendapat bahwa seseorang semakin

berusaha dalam pekerjaannya jika dia ditantang untuk melakukan yang lebih

baik atau jika alasan-alasan yang kuat untuk melakukan sesuatu ditunjukkan

dengan jelas kepada mereka. Lebih lanjut Gellerman (1984:155) menjelaskan

bahwa orang yang mempunyai motivasi untuk berprestasi tinggi tidak harus

orang yang lebih berbakat, tetapi sikapnya memungkinkan ia menggunakan

segala kemampuannya secara lebih efektif dibandingkan dengan kebanyakan

orang.

Orang dengan motivasi berprestasi tinggi bila menghadapi suatu

rintangan, ia mulai memikirkan suatu cara untuk menangani rintangan itu

daripada membiarkan pemikirannya tetap terbelenggu dalam rintangan itu.

Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan

yang mereka lakukan. Siswa yang menginginkan prestasi yang baik akan

(31)

telah ditetapkan. Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

sungguh-sungguh merasa senang bila dalam suatu persaingan yang berat ia berhasil

memenangkannya dengan jerih payahnya setelah mencapai standar yang

ditentukan (Gellerman, 1984:150).

B. Motivasi Berprestasi Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan

Para siswa laki-laki dan perempuan di tingkat SMP disebut sebagai

remaja, karena rentang usia mereka menurut para ahli digolongkan dalam

kategori remaja. Santrock (2003:26) berpendapat bahwa remaja diartikan

sebagai masa transisi antara masa anak dan masa dewasa. Remaja yang

disebut siswa di sekolah, baik laki-laki maupun perempuan dihadapkan pada

sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan dalam masa

perkembangan remaja ialah kebutuhan untuk berprestasi (Ali & Asrori,

2005:160). Lebih lanjut Ali & Asrori menjelaskan bahwa pada dasarnya

setiap individu ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya,

dan kebutuhan ini sangat menonjol pada diri remaja laki-laki maupun

perempuan. Prestasi kemudian menjadi hal yang sangat penting bagi remaja,

dan remaja mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk

menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Pencapaian standar prestasi

digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan.

(32)

15  

sangat penting untuk mencapai penerimaan sosial, untuk mendapatkan

pengakuan dan untuk meningkatkan statusnya. Remaja laki-laki dan

perempuan yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah

kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Menurut Gunarsa (2002:258) bagi remaja yang matang, berhasil berarti

bekerja sampai pada kapasitasnya yang tertinggi dalam mewujudkan potensi

intelektualnya, sedangkan remaja lain banyak yang merasa berhasil bila

memperoleh nilai yang cukup dalam semua mata pelajaran dan ada juga yang

puas dengan nilai yang hampir tidak lulus.

Beberapa diantara remaja laki-laki dan perempuan memiliki motivasi

berprestasi yang sangat tinggi dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk

berusaha agar berhasil, lainnya lagi tidak termotivasi untuk berprestasi dan

tidak bekerja keras agar berhasil. Kedua tipe ini berbeda dalam hal motivasi

berprestasi, keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu

standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk

mencapai kesuksesan. Laki-laki maupun perempuan yang memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Remaja laki-laki dan perempuan pastinya memiliki motivasi

berprestasi di dalam dirinya, namun tiap individu dapat berbeda-beda tingkat

(33)

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi berprestasi seseorang.

Lueptow (Santrock, 2003:376) berpendapat bahwa remaja perempuan

memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam motivasi berprestasi dalam

akademik daripada remaja laki-laki. Pendapat lain diungkapkan Hurlock

(1980:231) yang menjelaskan bahwa motivasi berprestasi rendah dan takut

berhasil bukan merupakan ciri khas remaja laki-laki.

Menurut streotip tradisional, berhasil merupakan ciri yang menonjol

pada pria. Perempuan sering distereotipkan kurang kompeten daripada

laki-laki. Kumpulan stereotip gender yang kurang mengunggulkan perempuan,

dapat memicu anak-anak perempuan kearah rasa kurang percaya diri

dibandingkan dengan anak laki-laki. Namun dapat terjadi bahwa, stereotip

yang kurang mengunggulkan perempuan justru dapat memicu anak-anak

perempuan untuk harus bekerja keras mendapatkan kesuksesan pada setiap

kegiatan (Santrock, 2003:376).Sejalan dengan itu, Baron & Byrne (2004:191)

menjelaskan bahwa stereotip gender tentang perbedaan kemampuan, membuat

motivasi berprestasi perempuan lebih meningkat. Motivasi berprestasi pada

anak perempuan sangat terlihat ketika berada dalam kelompok berjenis

kelamin campur.

Menurut Winterbotom (Martaniah, 1983:20) anak-anak yang dilatih

atau dididik lebih awal oleh orang tuanya untuk berdiri dan menguasai

(34)

17  

tinggi. Martaniah (1983:78) beranggapan bahwa dewasa ini pada umumnya

anak perempuan terlebih dahulu dididik untuk berdiri sendiri daripada anak

laki-laki. Anak perempuan lebih awal diharapkan untuk dapat mengurusi

dirinya sendiri daripada laki-laki.

Sisi lain diungkapkan Horner (Santrock, 2003:474) bahwa respon

yang berkaitan dengan prestasi yang disampaikan oleh perempuan berbeda

dengan yang diberikan oleh laki-laki. Menurut teorinya, perempuan tidak

mengungkapkan gambaran prestasi yang sama dengan laki-laki karena adanya

ketakutan akan kesuksesan, yaitu kekhawatiran individu bahwa ia akan

ditolak oleh lingkungan sosialnya jika mereka sukses. Sedikit berbeda dengan

yang diungkapkan oleh Robbins & Timothy (2008:67) bahwa tidak terdapat

perbedaan yang konsisten antara laki-laki dan perempuan dalam hal

kemampuan memecahkan masalah, menganalisis, dorongan kompetitif,

motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. Berbagai penelitian psikologi

menunjukkan bahwa para perempuan lebih bersedia menyesuaikan diri

terhadap otoritas dan laki-laki lebih agresif serta lebih mungkin memiliki

pengharapan sukses dibandingkan para perempuan, tetapi

perbedaan-perbedaan tersebut kecil.

C. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

(35)

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam

rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan

merencanakan masa depan (Winkel & Hastuti, 2004:43). Bimbingan

dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik

mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam

rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik

mengenal secara obyektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan fisik.

Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan

agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil

keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik menyangkut

pendidikan, karier, maupun budaya/ keluarga/ kemasyarakatan.

Menurut Crow & Crow (Prayitno, 1999:94) bimbingan adalah

bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang

memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik untuk

mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan

menanggung bebannya sendiri.

2. Program Bimbingan

Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan formal terlaksana

dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Seluruh kegiatan

bimbingan diselenggarakan dalam suatu program bimbingan. Program

(36)

19  

terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu,

misalnya satu tahun ajaran (Winkel & Hastuti, 2004:91).

Pelayanan bimbingan terutama diberikan kepada para siswa,

dengan membantu mereka dalam mengenal diri sendiri, memberikan

serta memilih program-program studi yang sesuai, mengembangkan

tujuan dalam hidupnya berdasarkan cita-cita. Selain itu, membatu

siswa menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan, mengatasi

masalah yang timbul berkaitan dengan akademik, hubungan dengan

orang lain dan pelaksanaan rencana masa depan.

Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan

bahwa semua peserta didik mendapat perhatian sebagai seorang

pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam

menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan

dengan perkembangan mereka.

3. Peran Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Proses dan pelayanan bimbingan sangat diperlukan dalam

membantu siswa memenuhi kebutuhannya. Tujuan utama pelayanan

bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing adalah untuk

membekali siswa agar lebih siap menghadapi tantangan-tantangan

dimasa yang akan datang dan untuk mencegah timbulnya

(37)

Salah satu kebutuhan siswa pada masa remaja adalah

memperoleh prestasi diberbagai bidang (Winkel & Hastuti, 2004:142).

Pencapaian prestasi dapat tercapai jika didukung adanya motivasi

berprestasi dalam diri seseorang. Melalui bimbingan kelompok

maupun bimbingan pribadi yang diberikan oleh tenaga pembimbing,

diharapkan siswa laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh

dukungan serta perhatian untuk mampu meningkatkan motivasi

berprestasinya.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan motivasi berprestasi

antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3

(38)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

metode survei. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi

tentang status gejala saat penelitian dilakukan (Furchan, 2004:447). Penelitian

ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan motivasi

berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP

BOPKRI 3 Yogyakarta dan topik-topik bimbingan yang sesuai sebagai

implikasi hasil penelitian perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki

dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran

2010/2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Subjek penelitian berjumlah 60 orang,

yaitu 30 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan dari 102 siswa kelas VIII.

Siswa kelas VIII yang dijadikan sampel penelitian diperoleh dari tiga kelas

yaitu kelas VIII A, kelas VIII B, dan kelas VIII C.

Menurut Sugiyono (2008:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

(39)

penelitian sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random

sampling karena proses pemilihan sampel sedemikian rupa sehingga semua

orang dalam populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama

untuk terpilih sebagai sampel (Sumanto, 1990:24). Penarikan sampel

dilakukan melalui undian dengan cara memberi nomor urut yang telah diberi

angka mulai dari 1 sampai 30 pada kertas yang akan diambil siswa secara

acak. Siswa laki-laki dan siswa perempuan mengambil undian yang sudah

disiapkan secara terpisah, agar diperoleh jumlah sampel yang seimbang yaitu

30 laki-laki dan 30 perempuan.

C. Alat Penelitian

1. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuesioner Motivasi Berprestasi. Kuesioner motivasi berprestasi disusun

oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek motivasi berprestasi yaitu: 1)

bertanggung jawab pribadi, 2) membutuhkan umpan balik, 3) inovatif, 4)

tekun, 5) menyenangi resiko atau kesulitan yang moderat.

Bentuk kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup. Kuesioner

tertutup adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga

responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Alat dalam

(40)

23  

disediakan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan

Sangat Tidak Sesuai (STS).

Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian yaitu petunjuk pengisian dan bagian

pernyataan yang terdiri dari 78 pernyataan untuk mengungkap motivasi

berprestasi. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menyusun alat yaitu

dengan membuat kisi-kisi dan kuesioner motivasi berprestasi yang

kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

(41)

Tabel 1

Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Berprestasi

No. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi

Indikator No. Item dalam Kuesioner

1. Bertanggung-jawab Pribadi

a. Bertanggung jawab untuk dapat memperoleh hasil yang baik dari sesuatu yang dikerjakan

b. Menjadi lebih bertanggung jawab menyelesaikan masalah yang semakin mengasah kemampuannya

1,7,14,22,27,36, 39,44 (8) 12,16,26,34,45, 50,54,60,68 (9) 2. Membutuh-kan Umpan Balik

a. Bekerja dalam situasi yang

mendapatkan umpan balik terhadap sesuatu yang dikerjakan

b. Membandingkan pekerjaan

sendiri dengan pekerjaan orang lain

2,11,19,30,40,49, 55,63,70,72 (10) 6,9,18,37,42,57 (6)

3. Inovatif a. Menyenangi tugas-tugas yang menantang

b. Mengerjakan tugas-tugas dengan cara yang tidak biasa

5,13,24,31,48,59 (6)

10,20,33,41,51,56 ,64,75,78 (9) 4. Tekun a. Rajin dalam mengerjakan

tugas-tugas

b. Gigih dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit terpecahkan

8,17,23,32,38,47, 53,66 (8) 3,25,29,46,61,65, 67,71 (8) 5. Menyenangi Resiko atau Kesulitan yang Moderat

a. Menyenangi tugas-tugas dengan tingkat kesulitan yang moderat b. Mempertimbangkan kemampuan

yang dimilikinya dalam mengerjakan tugas

4,15,35,43,58,62, 74 (7)

21,28,52,69,73, 76,77 (7)

(42)

25  

2. Pemberian Skor

Metode penskoran yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini

adalah metode skoring yang dijumlahkan (Summated Rating).

Masing-masing pernyataan diberi skor antara 1 (satu) sampai dengan 4 (empat).

Pada pernyataan Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4 (empat), Sesuai (S)

diberi skor 3 (tiga), Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2 (dua), dan Sangat

Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1 (satu).

3. Ujicoba Alat

Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu diuji

cobakan untuk mendapatkan keterangan mengenai mutu kuesioner terebut.

Pengujian alat ukur dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitas alat ukur yang digunakan, sehingga diperoleh kelayakan

penggunaannya sebagi alat ukur yang handal dan memenuhi syarat.

Ujicoba dilaksanakan di SMP Budi Mulia Padon Godean, pada tanggal 19

Maret 2010. Responden uji coba alat adalah seluruh siswa kelas VIII yang

berjumlah 58 orang, tetapi yang mengikuti pelaksanaan uji coba hanya 53

siswa karena beberapa tidak hadir.

Pelaksanaan uji coba berlangsung selama ± 30 menit. Peneliti terlebih

dahulu memberikan penjelasan petunjuk pengisian kuesioner. Responden

diberikan kesempatan menanyakan hal-hal yang belum jelas. Selama

proses pengisian kuesioner, respon siswa cukup bagus karena terlihat dari

(43)

siswa dianggap memahami maksud dari setiap pernyataan karena selama

proses pengisian tidak ada siswa yang bertanya tentang isi atau maksud

dari tiap pernyataan.

4. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat tersebut atau

sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1997:5). Validitas alat ukur

dalam penelitian ini termasuk validitas konstruk yaitu suatu

validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes sesuai

dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau

konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat

pengukur tersebut (Masidjo, 1995:244).

Teknik uji yang digunakan untuk memeriksa keterpenuhan

kriteria konsistensi internal setiap item terhadap skor-skor aspek

melalui pendekatan Pearson product moment. Formulasi yang

digunakan dalam analisis konsistensi internal butir item adalah

(44)

27  

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara skor butir dengan skor aspek

X : skor item tertentu yang akan diuji validitasnya

Y : skor total dari seluruh item

N : jumlah responden

Penelitian kesahihan butir/item menggunakan kriteria patokan

atau batasan koefisien korelasi minimal 0,30 yang biasanya

digunakan untuk skala psikologi (Azwar, 1999:65). Semua item

yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap

memenuhi konsistensi internal dan jika kurang dari 0,30 item

tersebut dianggap tidak memenuhi konsistensi internal, maka perlu

diperbaiki atau dinyatakan gugur. Pemeriksaan konsistensi internal

dilakukan dengan komputer melalui program SPSS (Statististical

Programe for Social Science).

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 78

item kuesinoer diperoleh 63 item yang taraf koefisien korelasinya ≥

0,30. Hasil ujicoba dapat dilihat pada lampiran 2 dan rekapitulasi

(45)

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas

No. Aspek-aspek

Indikator Jumlah Item Valid Jumlah Item Tidak Valid 1. Bertang-gungjawab Pribadi

a. Bertanggung jawab untuk dapat memperoleh hasil yang baik dari sesuatu yang dikerjakan. b. Menjadi lebih bertanggung

jawab menyelesaikan masalah yang semakin mengasah kemampuannya 7 9 1 - 2. Membu-tuhkan Umpan Balik

a. Bekerja dalam situasi yang mendapatkan umpan balik terhadap sesuatu yang dikerjakan

b. Membandingkan pekerjaan sendiri dengan pekerjaan orang lain

8

6

2

-

3. Inovatif a. Menyenangi tugas-tugas yang menantang

b. Mengerjakan tugas-tugasnya dengan cara-cara yang tidak biasa

2 8

4 1

4. Tekun a. Rajin dalam mengerjakan tugas-tugas

b. Gigih dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit terpecahkan 7 6 1 2 5. Menyena-ngi Resiko atau Kesulitan yang Moderat

a. Menyenangi tugas dengan tingkat kesulitan moderat b. Mempertimbangkan

kemampuan yang dimilikinya dalam mengerjakan tugas

5 5

2 2

(46)

29  

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegan alat

tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan 2004:

310). Menurut Masidjo (1995:209) reliabilitas suatu alat ukur

adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan

konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf

ketepatan dan ketelitian hasil. Pengukuran tingkat reliabilitas alat

ukur ditempuh dengan metode belah dua (split-half method).

Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur

dengan satu kali pengukuran pada satu kelompok. Hasil dari suatu

tes dibelah menjadi dua bagian yaitu bagian pertama merupakan

skor dari item yang bernomor gasal dan bagian ke dua merupakan

skor dari item bernomor genap.

Proses perhitungan dilakukan dengan memberi skor pada

masing-masing item dan membuat tabulasi uji coba. Selanjutnya

skor dari belahan gasal dikorelasikan dengan skor belahan genap.

Perhitungan koefisien reliabilitas dengan rumus Spearman Brown.

(47)

Keterangan :

rtt : Koefisien reliabilitas

rxy : Koefisien korelasi ganjil dan genap

Menurut Azwar (1997:9) reliabilitas dinyatakan dengan

koefisiensi reliabilitas yang berada dalam rentangan 0,0 sampai

dengan 1,0. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati

angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Masidjo

(1995:209) mengelompokkan kualifikasi koefisien reliabilitas yaitu

koefisien reliabilitas yang besarnya 0,91–1,00 sangat tinggi, yang

besarnya 0,71-0,90 tinggi, yang besarnya 0,41-0,70 cukup, yang

besarnya 0,21-0,40 rendah, yang besarnya 0,20 - negatif dianggap

sangat rendah. Berdasarkan perhitungan koefisiensi reliabilitas

dengan teknik analisis Spearman Brown menghasilkan angka 0,734

yang termasuk dalam koefisien reliabilitas tinggi.

Angka tersebut menunjukkan bahwa skala motivasi berprestasi

dalam penelitian ini dapat dipercaya untuk pengambilan data

penelitian. Setelah kuesioner di uji coba dan dilihat validitas serta

reliabilitasnya maka kuesioner disusun kembali menjadi sebuah alat

yang siap dipakai untuk penelitian dan dapat dilihat pada lampiran

(48)

31  

Tabel 3

Komposisi Kuesioner Penelitian

No. Aspek-aspek Indikator No.Item dalam

Kuesioner 1.

Bertanggung-jawab Pribadi

a. Bertanggung jawab untuk dapat memperoleh hasil yang baik dari sesuatu yang dikerjakan

b. Menjadi lebih bertanggung jawab menyelesaikan masalah yang semakin mengasah kemampuannya

1,5,11,15,27, 31,42 (7) 7,12,16,21, 28,34,41,51, 59 (9) 2. Membutuhkan Umpan Balik

a. Bekerja dalam situasi yang

mendapatkan umpan balik terhadap sesuatu yang dikerjakan

b. Membandingkan pekerjaan sendiri dengan pekerjaan orang lain

2,8,13,17,20, 25,35,46 (8) 4,9,19,23,32, 38 (6)

3. Inovatif a. Menyenangi tugas-tugas yang menantang

b. Mengerjakan tugas-tugasnya dengan cara-cara yang tidak biasa

29, 10 (2) 14,22,36,40, 45,49,54,61 (8)

4. Tekun a. Rajin dalam mengerjakan tugas tugas

b. Gigih dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit terpecahkan

6,26,33,43, 47,53,60 (7) 24,39,50,52, 57,63 (6) 5. Menyenangi Resiko atau Kesulitan yang Moderat

a. Menyenangi tugas dengan tingkat kesulitan moderat

b. Mempertimbang-kan kemampuan yang dimilikinya dalam

mengerjakan tugas

30,44,55,56, 62 (5)

3,18,37,48,58 (5)

(49)

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Peneliti meminta surat ijin penelitian kepada sekretariat Program

Studi Bimbingan dan Konseling guna melaksanakan penelitian.

b. Peneliti mendatangai sekolah BOPKRI 3 Yogyakarta dan bertemu

Kepala Sekolah untuk bertanya kemungkinan diadakannya

penelitian di sekolah ini.

c. Melaksanakan penelitian sesuai jadwal yang telah disepakati

bersama oleh pihak sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan

Pengambilan data dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 April 2010

pukul 8.20 di ruang belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.

Pengambilan data dilakukan melalui dua kali pertemuan di hari dan tempat

yang sama. Pertemuan pertama dilakukan bersama 30 siswa yang

berlangsung selama 25 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan pertemuan ke

dua yang berlangsung 25 menit dan diikuti oleh 30 siswa.

Selama proses pengisian kuesioner, siswa terlihat serius dan mengerti

(50)

33  

peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kembali

kuesioner yang telah diisi.

E. Teknik Analisis Data

1. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis perbedaan motivasi

laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:

Menganalisis data penelitian menggunakan uji beda untuk

kedua kelompok sampel dengan menggunakan uji t. Teknik uji t

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari

dua mean sampel. Sebelum dilakukan uji beda, terlebih dahulu dilakukan

pengujian varian ke dua sampel melalui uji F atau uji homogenitas

(Sugiyono, 2007:135).

Lebih lanjut Sugiyono menjelaskan bahwa uji F digunakan

untuk menentukan rumus uji t yang akan dipakai untuk pengujian

hipotesis. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

dengan nilai F tabel. Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan

rumus sebagai berikut:

Jika kedua sampel penelitian mempunyai varian yang tidak homogen,

(51)

Keterangan :

x1 : mean sampel pertama

x2 : mean sampel kedua

s1 : varian sampel pertama

s2 : varian sampel kedua

n1 : jumlah sampel pertama

n2 : jumlah sampel kedua

Nilai uji t digunakan sebagai patokan dalam menolak atau

menerima hipotesis. Nilai uji t pada prinsipnya ingin menguji apakah

suatu nilai tertentu berbeda secara nyata ataukah tidak.

2. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menyusun topik-topik bimbingan

adalah sebagai berikut:

Membuat kategorisasi motivasi berprestasi per item menurut Azwar

(1999:107). Penelitian ini terdiri dari 63 butir item yang setiap butirnya

diberi skor Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak

Sesuai= 1. Skor rentang minimum yaitu 1 dan skor maksimum yaitu 4,

sehingga luas jarak sebenarnya adalah 4-1 = 3, dengan demikian deviasi

(52)

35  

adalah (1+4): 2 = 3. Penentuan kriteria item dalam kategori secara umum

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Penentuan Kriteria Item dalam Tiga Kategori

Formula Kriteria Kategori

X< [µ-1,0 (σ)] Rendah [µ-1,0 (σ)] ≤ X < [µ+1,0 (σ)] Cukup

[µ+1,0 (σ)] ≤ X Tinggi

(53)

36

A. Hasil Penelitian

1. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

F=  

F = 1,95

Hasil uji homogenitas menunjukkan F hitung adalah 1,95

sedangkan F tabel 1,85. F hitung 1,95 lebih besar dari F tabel yaitu

1,85 maka variansi dari sampel adalah tidak sama atau tidak homogen.

Hasil uji F yang menunjukkan data tidak homogen, artinya rumus

untuk uji t menggunakan rumus separated varians (Sugiyono,

2007:136). Penggunaan rumus separated varians berdasarkan syarat

yang ditentukan yaitu data berasal dari dua sampel yang berjumlah

(54)

37  

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

independent sample t-test dengan rumus uji t separated varians dan

dengan bantuan program SPSS yang dapat dilihat pada lampiran 4.

Uji t separated varians sebagai berikut :

Hasil t hitung yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai t

tabel. Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung sebesar 2,49 sedangkan

t tabel dengan taraf signifikansi 5% sebesar 2,000. Jika t hitung lebih

besar dari t tabel maka hipotesis diterima, artinya ada perbedaan

motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas

(55)

3. Kategori Motivasi Berprestasi Per Item

Skor-skor per item diolah dengan menggunakan formula

kriteria dalam Azwar (1999:107). Berdasarkan skor item terendah,

dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam menyusun usulan topik-topik

bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa

laki-laki dan perempuan kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011. Hasil perhitungan masing-masing item dapat dilihat

pada lampiran 5. Item-item yang kurang dimiliki para siswa laki-laki

yang digunakan sebagai usulan topik-topik bimbingan dapat dilihat

pada tabel 5. Item-item yang kurang dimiliki para siswa perempuan

yang digunakan sebagai usulan topik-topik bimbingan dapat dilihat

(56)

39  

Tabel 5

Rincian Item Motivasi Berprestasi yang Kurang Dimiliki Siswa

Laki-laki.

No.Item Aspek

5 (14 orang),31 (10 orang), 59 (12 orang)

Bertanggungjawab pribadi

2 (13 orang), 13 (21 orang), 9 (16 orang)

Membutuhkan umpan balik

14 (14 orang) Inovatif 47 (15 orang) Tekun

30 (24 orang) Menyenangi resiko atau kesulitan yang moderat

Tabel 6

Rincian Item Motivasi Berprestasi yang Kurang Dimiliki Siswa

Perempuan.

No.Item Aspek

59 (16 orang) Bertanggungjawab pribadi 2, (10 orang), 13 (21 orang) Membutuhkan umpan balik 22 (16 orang), 36 (14 orang) Inovatif

47 (15 orang) Tekun

(57)

B. Pembahasan

Berdasarkan uji hipotesa yang dilakukan melalui uji t, diperoleh nilai t

hitung = 2,495 sedangkan nilai t tabel dari taraf signifikan 5% =2,000. Hasil t

hitung ternyata lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel. Artinya

hipotesis awal diterima, jadi terdapat perbedaan motivasi berprestasi antara

siswa laki-laki dan perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta

tahun ajaran 2010/2011.

Hasil penelitian menunjukkan, nilai mean untuk siswa perempuan

adalah 198,100, dan untuk mean yang diperoleh siswa laki-laki sebesar

187,966. Data tersebut menunjukkan mean yang diperoleh siswa perempuan

lebih tinggi dibandingkan mean yang diperoleh siswa laki-laki. Secara sekilas

nilai mean yang diperoleh menunjukkan motivasi berprestasi perempuan lebih

tinggi dibandingkan laki-laki. Namun, perbedaan tersebut belum signifikan

karena memerlukan pengujian data lebih dalam lagi.

Melihat dari perolehan mean antara laki-laki dan perempuan, serta

skor-skor per item (pada lampiran 5) menggambarkan secara sekilas bahwa

motivasi berprestasi perempuan saat ini lebih baik daripada laki-laki,

walaupun kumpulan stereotip tidak menggungulkan perempuan. Hal ini

mendukung pendapat Santrock (2003:376) bahwa kumpulan stereotip yang

kurang mengunggulkan kemampuan perempuan justru mendorong anak

perempuan bekerja lebih keras untuk mendapatkan kesuksesan pada berbagai

(58)

41  

Seiring dengan perkembangan jaman, pemikiran orang tua tidak lagi

berada pada stereotip yang mengunggulkan anak laki-laki saja dalam hal

berprestasi. Saat ini orang tua mulai sadar bahwa pencapaian prestasi dapat

menjadi milik siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Santrock

(2003:367) yang menyatakan bahwa harapan orang tua yang besar akan

prestasi anaknya dapat mempengaruhi penilaian anak terhadap sebuah

prestasi. Lebih lanjut Santrock mengungkapkan bahwa jaman sekarang

banyak orang termasuk kalangan orang tua memandang prestasi itu penting.

Orang tua saat ini lebih memberi kesempatan, harapan, dan kepercayaan yang

merupakan sumber yang penting bagi para remaja laki-laki maupun

perempuan dalam membentuk aspirasi dan motivasi berprestasi. Kesempatan

sama yang diberikan orang tua dapat membuat motivasi berprestasi anak

perempuan semakin baik.

Pudjijogyanti (1985:30) menyatakan bahwa pada umumnya sistem

nilai yang ditekankan dalam dunia pendidikan adalah pencapaian prestasi

belajar. Prestasi belajar selanjutnya dijadikan patokan perilaku yang harus

dicapai siswa. Para remaja melihat pencapaian prestasi maupun kegagalan

masa kini dipakai untuk meramalkan keberhasilan karir kehidupan mereka

nanti sebagai orang dewasa (Santrock, 2003:473). Pencapaian prestasi yang

baik saat bersekolah akan berpengaruh pada pencapaian karir yang baik di

masa depan, dan motivasi berprestasi berperan penting dalam pencapaian

(59)

Motivasi berprestasi yang tinggi tentu dapat menunjang pencapaian

hasil belajar yang baik bagi siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Hasil

penelitian di kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang menunjukkan

adanya perbedaan motivasi berprestasi antara laki-laki dan perempuan,

mengindikasikan bahwa pelayanan bimbingan yang diberikan pada siswa

laki-laki seharusnya berbeda dengan pelayanan bimbingan bagi siswa perempuan.

Melihat perlunya layanan bimbingan bagi laki-laki maupun perempuan untuk

meningkatkan motivasi berprestasi, maka usulan topik-topik diberikan yang

sekiranya dapat membantu Guru BK menjawab kebutuhan para siswa, baik

(60)

43

BAB V

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SEBAGAI IMPLIKASI HASIL

PENELITIAN PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA

LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

Bab ini memuat implikasi hasil penelitian terhadap usulan topik-topik bimbingan siswa kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Usulan topik-topik bimbingan disusun berdasarkan butir item motivasi berprestasi yang kurang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang diolah dengan menggunakan formula kriteria dalam Azwar (1999:107) yang dapat dilihat pada lampiran 5.

Item-item yang termasuk dalam aspek yang sama digabung menjadi satu topik, sehingga disusun topik-topik bimbingan untuk siswa laki-laki yaitu: 1) tanggung jawab, 2) umpan balik, 3) pentingnya persiapan sebelum ujian, 4) ketekunan, 5) menyenangi tugas yang menantang. Topik-topik bimbingan bagi siswa perempuan yaitu: 1) tanggung jawab, 2) umpan balik, 3) bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa, 4) ketekunan, 5) menyenangi tugas-tugas yang menantang.

Usulan topik-topik bimbingan ini diharapkan dapat membantu guru BK dalam

menyusun program bimbingan yang sesuai bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan,

sehingga para siswa kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta semakin memiliki

motivasi berprestasi. Usulan topik-topik disajikan dalam tabel 7.

(61)

No. Tujuan Pelayanan

Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan

Metode Sumber

1. Siswa semakin memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya Tanggung jawab

a. Pentingnya laki-laki memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya b. Meningkatkan tanggung jawab

2JP Pribadi dan kelompok

Pemberian informasi mengenai

pentingnya tanggung jawab dan cara meningkatkannya, didukung dengan dinamika kelompok (games “menyampaikan pesan dengan berperan sebagai si bisu, si tuli dan si normal atau estafet balon punggung”) dan lembar pernyataan hasil belajar. a. Soenarno. 2006.Creativity Games.Yogya-karta:Andi Offset

b. Baker,P. 2008. Rahasia Super Achiever. Jakarta: Erlangga c. Mulyati.2005.50 Permainan Asyik.Yogyakarta: Andi Offset

2. Siswa menyadari pentingnya umpan balik dari setiap pekerjaan

Pentingnya umpan balik

Pentingnya umpan balik dari setiap pekerjaan

2JP Pribadi dan kelompok

Pemberian informasi mengenai

pentingnya umpan balik dari setiap pekerjaan melalui ceramah dan didukung melalui sharing pengalaman di dalam kelompok

(62)

45 

 

Tabel 7 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Bagi Siswa Laki-laki sebagai Implikasi dari Hasil Penelitian (lanjutan)

No. Tujuan Pelayanan

Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan

Metode Sumber

3. Siswa menyadari pentingnya mempersiapkan diri sebelum ujian Pentingnya persiapan sebelum ujian Pentingnya melakukan persiapan sebelum menghadapi ujian

2JP Pribadi dan kelompok

Diskusi kelompok mengenai

pentingnya siswa melakukan persiapan sebelum ujian dan didukung oleh sharing pengalaman dan pengisian lembar pernyataan hasil belajar siswa.

Baker,P. 2008. Rahasia Super Achiever. Jakarta: Erlangga

4. Siswa semakin tekun dalam mengerjakan tugas

Ketekunan a. Pentingnya ketekunan dalam mengerjakan tugas b. Meningkatkan

ketekunan

2JP Pribadi dan kelompok

Dinamika kelompok (games”sedot kacang kedelai”) didukung melalui pemberian informasi malalui ceramah mengenai pentingnya

ketekunan bagi siswa dan cara meningkatkannya, pengisian lembar pernyataan hasil belajar siswa. a. Mulyati.2006. 50 Permainan Asyik. Yogyakarta: Andi Offset

(63)

No. Tujuan Pelayanan

Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan

Metode Sumber

5. Siswa menyenangi tugas yang menantang

Menyenangi tugas yang menantang

Pentingnya menyenangi tugas-tugas yang lebih menantang

2JP Pribadi dan Kelompok

Dinamika kelompok (games ”melempar gelang ke dalam botol”) didukung oleh pemberian informasi mengenai pentingnya

menyenangi

tugas-tugas yang menantang dan pengisian lembar hasil belajar siswa.

(64)

47 

 

Tabel 7 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Bagi Siswa Perempuan sebagai Implikasi dari Hasil Penelitian (lanjutan)

No. Tujuan Pelayanan

Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan

Metode Sumber

6. Siswa semakin memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya Tanggung jawab a. Pentingnya perempuan memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya b. Meningkatkan tanggung jawab

2JP Pribadi dan kelompok

Pemberian informasi mengenai pentingnya tanggung jawab dan cara meningkatkannya, didukung dengan dinamika kelompok (games “menyampaikan pesan dengan berperan sebagai si bisu, si tuli dan si normal atau

estafet balon punggung”) dan pengisian lembar pernyataan hasil belajar siswa. a. Soenarno.2006. Creativity Games.Yogya-karta:Andi Offset b. Baker,P.2008. Rahasia Super Achiever. Jakarta: Erlangga c. Mulyati.2005.50 Permainan Asyik.Yogya-karta:Andi Offset

7. Siswa menyadari pentingnya umpan balik dari setiap pekerjaan

Penting-nya umpan balik

Pentingnya umpan balik bagi setiap pekerjaan

2JP Pribadi dan kelompok

Pemberian informasi mengenai pentingnya umpan balik dari setiap pekerjaan melalui ceramah dan didukung melalui sharing kelompok

(65)

No. Tujuan Pelayanan

Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan

Metode Sumber

8. Siswa menyadari pentingnya bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa dalam mengerjakan tugas/pekerjaan Bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa (berinovasi) Pentingnya mengerjakan tugas dengan cara-cara yang tidak biasa

2JP Pribadi dan kelompok

Dinamika kelompok (games ”pemadam api”) di dukung dengan pemberian informasi mengenai pentingnya siswa mengerjakan tugas-tugas dengan cara-cara yang tidak biasa, dan pengisian lembar pernyataan hasil belajar siswa.

a. Soenarno.2006 .Creativity Games.Yogya-karta:Andi Offset b. Baker,P.2008. Rahasia Super Achiever. Jakarta: Erlangga

9. Siswa semakin tekun dalam mengerjakan tugas

Ketekunan a. Pentingnya ketekunan dalam mengerjakan tugas b. Meningkatkan

ketekunan

2JP Pribadi dan kelompok

Pemberian informasi malalui ceramah mengenai

pentingnya

ketekunan dan cara meningkatkannya, didukung melalui dinamika kelompok (games”sedot kacang kedelai”) dan pengisian lembar hasil belajar siswa.

(66)

49 

 

Tabel 7 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Bagi Siswa Perempuan sebagai Implikasi dari Hasil Penelitian (lanjutan)

No. Tujuan Pelayanan

Topik Sub Topik Waktu Bidang Bimbingan

Metode Sumber

10. Siswa menyenangi tugas yang menantang

Menyenangi tugas yang menantang

Pentingnya menyenangi tugas-tugas yang lebih menantang

2JP Pribadi dan Kelompok

Dinamika kelompok (games ”melempar gelang ke dalam botol”) didukung oleh pemberian informasi mengenai pentingnya

menyenangi

tugas-tugas yang menantang dan pengisian lembar hasil belajar siswa.

(67)

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik Bimbingan : Bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa (inovatif) B. Tugas Perkembangan : Siswa laki-laki dan siswa perempuan belajar

pentingnya bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa (inovatif) dalam mengerjakan tugas C. Bidang Bimbingan : Pribadi dan kelompok

D. Jenis Layanan : Pemberian informasi

E. Tujuan Umun : Siswa laki-laki dan siswa perempuan menjadi lebih inovatif dalam mengerjakan tugasnya F. Tujuan Khusus : Sesudah mengikuti kegiatan ini siswa

laki-laki dan siswa perempuan diharapkan dapat menjadi lebih inovatif dalam

mengerjakan tugasnya.

G. Tujuan Global : Siswa dapat menyebutkan manfaat yang diperoleh sesudah mengikuti kegiatan ini. H. Sasaran Pelayanan Bimbingan : Siswa kelas VIII di SMP BOPKRI 3

Yogyakarta.

I. Materi : Pentingnya mengerjakan tugas dengan cara-cara yang tidak biasa (inovatif)

J. Prosedur :

1. Metode : Dinamika kelompok dalam games “pemadam api”, pemberian informasi (ceramah), dan pengisian lembar pernyataan hasil belajar oleh siswa.

(68)

51  

Intrakurikuler Kokurikuler

Guru BK Siswa Guru BK memberikan

petunjuk kegiatan Siswa mendengarkan penjelasan Siswa dapat menuliskan manfaat dari kegiatan ini sebagai

bahan refleksi. Guru BK mengajak siswa

terlibat aktif dalam games “pemadam api”

Siswa melaksanakan

Guru BK menyimpulkan manfaat dari games yang dilakukan dan pemberian informasi (ceramah) mengenai pentingnya siswa mengerjakan tugas dengan cara-cara yang tidak biasa (inovatif).

Siswa menyimak

Guru BK mengajak siswa mengisi lembar pernyataan hasil belajar.

Siswa melaksanakan

K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas L. Waktu : 40 menit M. Penyelenggara Pelayanan : Guru BK N. Pihak-pihak yang disertakan : -

dalam penyelenggaraan pelayanan dan peranannya

O. Alat : lilin, korek api, kertas/koran. P. Evaluasi :

a. Spesifik :

Jelaskan sudahkah anda mampu memahami pentingnya bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa (inovatif) dalam mengerjakan tugas!

b. Global :

(69)

Q. Rencana Tindak Lanjut : Memberikan layanan konseling individual bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan yang

masih belum memahami pentingnya bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa dalam

mengerjakan tugas (inovatif). R. Catatan Khusus : -

S. Sumber Pustaka :

a. Soenarno. 2006. Creativity Games. Yogyakarta: Andi Offset b. Baker, P. 2008. Rahasia Super Achiever. Jakarta: Erlangga

Yogyakarta, 10 Desember 2010

Mengetahui

Koordinator Bk Peneliti

(70)

53  

Games “Pemadam Api”

Format : perorangan atau berkelompok

Waktu : 20-25 menit

Tempat : di dalam ruangan

Bahan : lilin, korek api, kertas/koran

Deskripsi :

Setiap kelompok atau perorangan diminta membuat alat yang bisa mematikan nyala lilin dari jarak 3 meter dengan menggunakan bahan terbatas, yaitu kertas.

Tujuan :

Mencari cara sekreatif mungkin untuk memecahkan masalah

Prosedur :

Seluruh peserta/siswa dibagi menjadi 3 atau 4 kelompok tergantung jumlah siswa. Setiap kelompok diberi dua lembar kertas. Mereka diminta membuat alat berbentuk apa saja yang bisa digunakan untuk mematikan nyala lilin dalam jarak 3 meter.

Pembahasan :

(71)

PERNYATAAN TENTANG HASIL BELAJARKU

Nama :………. Kelas :……….

Dari pengalamanku mengikuti kegiatan bimbingan kelas mengenai “bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa (berinovasi)” :

1. Aku belajar bahwa aku………. ………. 2. Aku menjadi sadar/tahu bahwa aku………. ………. 3. Aku menjadi yakin bahwa aku………. ………. 4. Aku menjadi teringat kembali bahwa aku……… ………. 5. Aku perhatikan bahwa aku………... ………. 6. Aku temukan bahwa aku……….. ………. 7. Aku heran bahwa aku……….. ………. 8. Aku senang/bangga/gembira/puas (perasaan po

Gambar

Tabel 1
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena fitur keamanan yang ada pada standar 802.11 tidak menyediakan integritas pesan yang kuat, bentuk lain dari serangan aktif yang membobol integritas sistem sangat

Pada aplikasinya sebagai pelat bipolar, grafit mampu memberikan konduktivitas listrik yang baik dan juga meningkatkan sifat mekanis dari komposit tersebut. Selain

Proses ini bertujuan untuk merubah data dalam format kertas ke format digital dengan melakukan proses scanning terhadap data yang dimiliki dengan menggunakan scanner

--- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian Memori Banding yang diajukan oleh pihak Tergugat / Pembanding, telah dapat disimpulkan bahwa dengan sering terjadi

Menimbang, bahwa selanjutnya setelah memperhatikan dengan seksama Memori banding selebihnya yang diajukan oleh pihak Tergugat/Pembanding dan surat Kontra memori

Dalam pembingkaian berita demonstrasi mahasiswa Semarang terkait rencana kenaikan harga BBM di TV Borobudur, dalam siaran berita “Jendela Jateng Sore”, pembingkaian

Merupakan pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh bendahara pemerintah baik pusat maupun swasta berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan

Hal tersebut tercermin oleh beberapa aparatur yang kurang sesuai antara keterampilan dan keahlian yang dimiliki dengan beban kerja, dan masih adanya pengangkatan