• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Jepang adalah Negara kepulauan dengan pulau pulau besar dan kecil apabila kita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1. Jepang adalah Negara kepulauan dengan pulau pulau besar dan kecil apabila kita"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Pendahuluan

1.1Latar Belakang Permasalahan

Jepang adalah Negara kepulauan dengan pulau – pulau besar dan kecil apabila kita terbang atau berlayar dari Asia Tenggara ke arah timur laut, maka setelah melewati Hongkong dan Taiwan, akan tampak gugusan kepulauan Jepang yang berawal dari gugusan kepulauan Ryukyu. Berawal dari sanalah kepulauan Jepang memanjang ke arah timur laut sehingga menyerupai sebuah busur panah. Bentuk geografis Jepang memanjang lebih dari 35.000 km ke arah timur laut dan berada antara 24° lintang utara dan 45° lintang selatan. Seluruh luas daratan pulau-pulau itu adalah 364.504 km², diantara 5186 km² adalah luas semua pulau-pulau kecil. Empat pulau besar yaitu dari selatan ke utara. Kyushu dengan 35.659 km², Shikoku dengan 17.760 km², Honshu dengan 228.000 km², Hokkaido dengan 77.899 km² ( Fathurizki, 2007 : 1 ).

Seperti yang kita ketahui bahwa Jepang sebagai pelopor bangsa Asia yang telah mentransformasikan dirinya menjadi bangsa industri yang modern. Sebagai hasil dari modernisasi yang telah dilakukan oleh Jepang dalam setiap sektor kehidupan. Jepang berhasil menjadi negara maju hingga setaraf dengan negara-negara maju di barat. Sejak awal sejarahnya, Jepang telah menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan segala apa yang masuk dari luar dengan apa yang diperlukan sendiri oleh Jepang, sehingga di tengah kemajuan melalui modernisasi yang berkiblat pada barat, Jepang tetap berusaha memegang teguh nilai – nilai tradisional ( adat istiadat asli Jepang ) yang telah mengkristal dikarenakan masa isolasi yang cukup lama oleh kekuasaan Shogun

(2)

konsumsi kehidupan sehari – hari masyarakatnya yang mengalami perubahan besar ke dalam gaya hidup yang lebih condong pada negara barat, khususnya daerah perkotaan. Dewasa ini unsur – unsur budaya Jepang juga mengalami modernisasi, yaitu :

1. Budaya hiburan televisi dan radio yang merupakan hiburan massa dan paling luas penyebarannya

2. Media cetak populer yang memuaskan keingintahuan massa terhadap gossip, skandal dan berbagai realita lainnya;

3. Budaya fashion dan tren, ditandai dengan barang – barang produksi dan pemasaran massal.

4. Budaya hiburan yang berkembang di lingkungan teater, restoran, pusat – pusat hiburan dan kedai – kedai seks ( Diktat Kuliah, 2009 ).

Berkembangnya Jepang saat ini tak luput dari usaha masyarakat Jepang itu sendiri untuk membangun negaranya. Kemajuan ini bisa dilihat dengan pertumbuhan bangsa modern seperti memiliki perindustrian modern, lembaga politik modern, dan pola hidup masyarakat yang menjadi modern. Dalam International Kodansha Encyclopedia ( 1998 : 385 ), 欧米の文化や価値観は大きな影響力を持ち、戦後の法改正や社全般の感化を促 し た。( Budaya dan nilai – nilai westernisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dan telah menginspirasi perubahan sosial umum. ).

Beredarnya film – film barat dengan berbagai tema dan kemajuan teknologi internet sebagai pengaruh westernisasi ternyata mempengaruhi kehidupan remaja di Jepang. Kondisi ini bisa dilihat dari bentuk pergaulan remajanya yang cenderung bebas (pergaulan bebas). Dilihat dari segi katanya dapat dilihat dan ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa, pergaulan berarti proses

(3)

bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. Dalam hal ini pergaulan bebas lebih mengarah kepada free sex yang tentu saja melanggar norma - norma yang berlaku di masyarakat. Pada umumnya free sex terjadi pada pasangan kekasih yang belum diresmikan dalam ikatan pernikahan ( Ninahamzah, 2005 ).

Menurut catatan kepolisian Jepang, remaja putri adalah yang paling cepat mengulangi lagi tindak pelanggarannya. Tindakan yang biasa dilakukan oleh remaja putri adalah mencuri dari toko – toko dan melakukan tindak pelacuran, tercatat bahwa 60% dari tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh remaja putri Jepang adalah pelacuran. Pada tahun 1995, berdasarkan catatan kepolisian Jepang menyatakan bahwa sebanyak 5.481 remaja putri berusia 14-19 tahun ditangkap karena kasus pelacuran, kasus ini meningkat 16% dari tahun 1994. Dari jumlah tersebut, sebanyak 46,8% dari mereka mengaku bahwa alasan melakukan tindakan itu adalah karena menginginkan uang dan sebanyak 29,6% melakukannya karena rasa keingintahuan dan penasaran. ( The Japan Times, 1997 : 41 ).

Keterbukaan dan kebebasan perilaku seks remaja Jepang tentunya tidak lepas dari informasi seputar seks yang mereka dapatkan. Peran media massa juga tak dapat diabaikan dalam kehidupan masyarakat Jepang, terutama para remaja, karena media massa menjadikan hal ini sebagai target pemasarannya. Melalui media berupa komik - komik porno yang disebut eromanga, terekura, dan juga dari majalah – majalah para remaja mendapatkan informasi mengenai seks. Pada tahun 1989 tercatat dari 1,9 milyar komik yang beredar, 474 juta diantaranya berisi mengenai seks. Dr. Yasou Higashi dari Kobe menyatakan bahwa di Jepang, seks dan kedewasaan tidaklah saling berhubungan

(4)

hubungan intim sebagai langkah besar dalam perkembangan kedewasaan dan hubungan mereka, bagi remaja Jepang menjadi aktif dalam hubungan seksual bukan berarti menjadi dewasa, anak muda biasanya tampil sebagaiかわいい 子ちゃんnamun tetap aktif dalam hubungan intim ( The Japan Times, 1997 : 45 ).

Dari segi psikologi atau kejiwaan, pornografi dan pornoaksi dapat berakibat pada lemahnya fungsi pengendalian diri ( self control ). Oleh karena itu provokasi pornografi, pornoaksi secara terus menerus dan melampaui batas akan berdampak pada :

1. Pergaulan bebas ( hubungan seks diluar nikah ) semakin meningkat. 2. Pelacuran semakin meningkat.

3. Kehamilan di luar nikah semakin meningkat. 4. Aborsi semakin meningkat.

5. Anak yang dilahirkan di luar nikah semakin meningkat.

6. Kekerasan seksual ( perkosaan ) semakin meningkat ( Hawari, 2008 : 23-27 ). Ada yang menganggap bahwa hubungan seks di luar nikah merupakan hal yang terlarang atau dapat juga disebut sebagai sebuah bentuk pelanggaran hukum. Akan tetapi ada pula yang menanggap sebaliknya seperti di negara – negara barat, hubungan seks di luar nikah di Negara-negara barat diperbolehkan karena dianggap sesuai dengan HAM, begitu pula kalau hamil dan melakukan aborsi. Di Amerika Serikat terdapat kehamilan yang tidak diinginkan ( unwanted pregnancy ) sebanyak 3 juta orang dan dari jumlah itu 60% atau hampir 2 juta perempuan menggugurkan kandungannya ( aborsi ). Pola dan gaya hidup barat ( western way of life ) sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sekularisasi telah menyebabkan perubahan-perubahan nilai kehidupan yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral

(5)

etik agama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk nilai-nilai hubungan seksual antar individu. Pola hubungan free sex telah merasuk masyarakat Amerika, dan kelompok remajalah yang paling beresiko tinggi untuk itu ( Hawari, 2006 : 46 ).

Pada dasarnya banyak dari mereka tidak mengetahui dampak dari apa yang mereka lakukan. Dampak dari free sex tersebut biasanya terjadi kehamilan di luar nikah yang pada akhirnya kehamilan tersebut digugurkan. Pengguguran kandungan ini biasa dikenal dengan istilah aborsi.

Berdasarkan Wikipedia ( 2005 ), Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.

Di Jepang sendiri, berdasarkan bukti - bukti sejarah yang ada, pemerintah mempunyai kecenderungan untuk menerapkan aturan penggunaan alat kontrasepsi

( pencegah kelahiran ) dan aborsi sebagai alat pengontrol populasi. Kebijakan untuk mengendalikan tingkat kelahiran yang dijalankan seringkali mengabaikan hak wanita dan hanya disesuaikan dengan kondisi masyarakat pada masa tertentu. Sebelumnya yakni pada masa Meiji ( setelah restorasi Meiji 1868 ), untuk memenuhi tenaga kerja, pemerintah mengeluarkan undang-undang anti aborsi dan menyatakan praktek aborsi sebagai tindak pidana ( Muramatsu, 1996 : 30 ). Akan tetapi, pada tahun 1948, pemerintah Jepang mengeluarkan Undang – Undang Perlindungan Eugenika ( Eugenic Protection Law atau

ゆうせいほごほう

;優性保護法 ). UU ini berisikan pelegalan aborsi oleh

pemerintah Jepang. Praktek aborsi kian marak di bawah UU ini. Menurut Prof. Sumiko Iwao, dengan menghimpun data dari 1.500 responden wanita berusia 12 – 24 tahun

(6)

diketahui bahwa 49,6 % dari seluruh responden tersebut telah melakukan minimal 1 kali aborsi. presentase yang lebih besar berhasil dihimpun oleh survey yang dilakukan oleh Kyodo News Service ( Layanan Berita Kyodo ) tahun 1982, bahwa 58,2 % hingga 64,1 % responden mengaku telah melakukan tindakan aborsi ( Gelb dan Palley, 1994 : 78 ).

1.2 Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis mengenai kasus aborsi yang meningkat karena diberlakukannya undang – undang yang melegalkan aborsi yang terjadi di kalangan masyarakat Jepang.

1.3Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan pada skripsi ini akan dibatasi pada analisa jajak pendapat pada kasus aborsi yang terjadi di Jepang dengan pembagian angket yang ditujukan kepada 50 responden orang Jepang yang berusia 12 – 30 tahun.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah saya ingin meneliti tentang kasus aborsi yang terjadi di tengah - tengah masyarakat Jepang, termasuk di dalamnya arti dari aborsi, siapa pelakunya, dan penyebab dilakukannya aborsi. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan memahami fenomena aborsi di Jepang.

1.5Metode Penelitian

(7)

1. Metode kuantitatif ( quantitative research ) : suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner ( angket ) sebagai alat pengumpulan data yang pokok ( Syaodih, 2005 : 60 ).

2. Metode kepustakaan : metode yang digunakan untuk mengumpulkan konsep dan teori yang akan digunakan sebagai acuan untuk menganalisis hasil dari angket yang telah diperoleh.

3. Metode deskriptif analistis : metode yang digunakan untuk menganalisis hasil kuisioner ( angket ) yang diperoleh dengan konsep dan teori yang ada. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena - fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau pada masa yang sudah lampau. Sedangkan penelitian analitis yang saya ambil untuk metode dalam skripsi ini adalah metode analisis isi atau dokumen yaitu ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen resmi, dokumen perundangan, dan kebijakan maupun hasil – hasil penelitian ( Syaodih,2005:54 ).

1.6Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab.

Bab 1 pendahuluan berisikan penjelasan latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan dari penulisan skripsi ini.

Bab 2 berisikan penjelasan mengenai konsep dan teori – teori umum dan khusus yang berhubungan dengan tema yang dibahas dan teori pendukung lainnya untuk mendukung analisis skripsi ini.

(8)

Bab 3 berisikan analisis data yang ada sesuai dengan kerangka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

Bab 4 berisikan garis besar simpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan serta saran – saran berupa tindakan yang perlu diambil untuk penelitian selanjutnya. Bab 5, sebagai bab terakhir, berisikan skripsi yang ditulis secara ringkas berupa latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, dan hasil penelitian sebagai jawaban dari permasalahan yang diungkap kembali secara singkat dan padat.

Referensi

Dokumen terkait

Katalis kulit telur dapat mengurangi biaya proses pembuatan biodiesel sehingga proses pembuatan biodiesel tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam penyediaan katalis.

Munculnya kode etik profesi IT memberikan adanya tanggung jawab yang tinggi bagi para pengemban profesi bidang komputer untuk menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai

PENGARUH PARAMETER TIME REPETITION (TR) PADA KUALITAS CITRA LUMBAL DENGAN MENGGUNAKAN

Hasil analisis diagram stiff menunjukkan bahwa keseluruhan sampel airtanah memiliki tipe fasies hidrokimia airtanah di Pulau Koral Panggang adalah MgCl

IV.6 Teknis Teknis Pelaksanaan Pelaksanaan Program Program Mahasiswa Mahasiswa Peduli Peduli Pendidikan Pendidikan (PMPP) (PMPP) Institusi pendidikan bekerjasama dengan

Salah satu faktor yang berhubungan dengan pasien yaitu banyaknya kunjungan pasien Tujuan Penelitian Mengetahui Hubungan Antara Kondisi Overcrowded Dan

Hubungan alterasi dengan mineralisasi pada daerah penelitian berdasarkan model endapan Lowell-Guilbert (1995, Dalam Pirajno, 2009), seperti pada Gambar 2, daerah

Es gibt verschiedene Typen von Aufgaben: die Schüler sollen verschiedene Sätze vollenden, selbst etwas schreiben, einen Hörtext hören und danach eine Aufgabe lösen, in einer