• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syzygium Polyanthum Effects on Blood Pressure Decrease of Patients with Post Stroke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Syzygium Polyanthum Effects on Blood Pressure Decrease of Patients with Post Stroke"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DOI:https:// doi.org/10.12345/jikp.v10i1.215

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

Syzygium Polyanthum Effects on Blood Pressure Decrease of Patients

with Post Stroke

Trio Gustin Rahayu* Universitas Faletehan, Serang Banten

triogustin@gmail.com

*corresponding author

Tanggal Pengiriman: 12 Januari 2021, Tanggal Penerimaan: 26 Juli 2021

Abstrak

Orang yang memiliki riwayat bahaya berisiko 7,5 kali terjadinya stroke. Hipertensi dapat diterapi dengan terapi non farmakologi yaitu menggunakan daun salam, dimana mengandung flavonoid yang bekerja sebagai antioksidan alami yang memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi dalam sel tubuh dan salah satunya mencegah hipertensi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian daun salam terhadap penurunan tekanan darah di wilayah Puskesmas Panimbang Pandeglang Banten,Desain penelitian adalah Pre Experimental One Group Pre-Post Test, jumlah sampel 30 responden dengan purposive sampling dengan menggunakan uji Dependent t-Test. Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikan intervensi pemberian rebusan daun salam tekanan darah diastolik didapatkan nilai p 0,004 berarti ada pengaruh pada tekanan darah diastolik sedangkan tekanan darah sistolik didapatkan nilai p 0,001 berarti ada pengaruh pada tekanan darah sistolik. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menemukan referensi yang tepat untuk takaran yang pas dalam rebusan daun salam sebagai obat herbal untuk mengatasi hipertensi.

Kata Kunci: daun salam; hipertensi; stroke

Abstract

People who have a history of danger 7.5 times the risk of stroke. Hypertension can be treated with non-pharmacological therapy, namely using bay leaves, where flavonoids which work as antioxidants contain functions to prevent oxidation in body cells and one of them is to prevent hypertension. Pandeglang Banten, the research design is Pre Experimental One Group Pre-Post Test, the number of samples is 30 respondents with purposive sampling using Dependent t-Test The results showed that after being given the intervention of giving Syzygium polyanthum, diastolic blood pressure was obtained, a p value of 0.004 meaning there was an effect on diastolic blood pressure while systolic blood pressure was obtained a p value of 0.001 meaning there was an effect on systolic blood pressure. It is hoped that further researchers can find the right reference for the right dose in the decoction of bay leaves as herbal medicine to treat hypertension

Keywords: bay leaf; hypertension; stroke

PENDAHULUAN

Stroke adalah salah satu masalah kesehatan yang serius. Stroke merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab keenam yang paling umum dari cacat. Sekitar 15 juta orang

(2)

menderita stroke yang pertama kali setiap tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan kematian (3,5 juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke merupakan masalah besar di negara-negara berpenghasilan rendah daripada di negara berpenghasilan tinggi. Lebih dari 81% kematian akibat stroke terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah presentase kematian dini karena stroke naik menjadi 94% pada orang dibawah usia 70 tahun (World Health Organization, 2016).

Menurut peneliti sebelumnya (Venketasubramanian N, 2017) mortalitas stroke di Asia yang memiliki rentang terendah adalah Jepang (43,4/1.000.000 orang/tahun) dan Singapura (47,9/100.000 orang/tahun), diikuti oleh Bangladesh, Papua New Guinea, dan Bhutan. Sedangkan tingkat tertinggi terdapat di Mongolia (222,6/100.000 orang/tahun) dan Indonesia (193,3/100.000 orang/tahun), diikuti oleh Myanmar dan Korea Utara

Berdasarkan hasil (Riskesdas, 2018), pravelensi penyakit stroke di Indonesia meningkat dengan bertambahnya umur dan laki-laki lebih banyak terkena penyakit stoke. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (50,2%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,6% prevelensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-laki (11.0%) disbanding dengan perempuan (10,9%). Berdasarkan tempat tinggal tertinggi prevelensi stroke di perkotaan leboh tinggi (12,6%) di banding dengan daerah perdesaan (8,8%).

Stroke dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu hipertensi, penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, kadar kolestrol dalam darah, riwayat keluarga stroke, usia, jenis kelamin, dan status merokok (Sorganvi dkk, 2014). Salah satu faktor risiko yang paling sering terjadi pada stroke adalah hipertensi atau peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat (Zaenurrohmah DH, Rachmayanti RD, 2017).

Riwayat hipertensi lansia terbagi dalam 4 kategori yaitu riwayat hipertensi dari diri sendiri, keluarga, diri sendiri dan keluarga, dan tidak ada riwayat hipertensi. Riwayat hipertensi diri sendiri yaitu lansia yang mengalami hipertensi. Riwayat hipertensi dari keluarga yaitu hanya keluarga yang mengalami hipertensi, sedangkan lansia yang bersangkutan tidak mengalami hipertensi. Riwayat hipertensi dari diri sendiri dan keluarga yaitu lansia mengalami hipertensi ditambah terdapat keluarga yang mengalami hipertensi. Lansia yang tidak memiliki riwayat hipertensi yaitu lansia yang tidak mengalami hipertensi baik dari diri lansia maupun keluarga. Pada penelitian ini sebagian besar lansia memiliki riwayat hipertensi pada diri sendiri yaitu sebesar 44% (Zaenurrohmah DH, Rachmayanti RD 2017).

Riwayat hipertensi terbukti berhubungan secara bermakna dengan kejadian stroke. Responden yang memiliki riwayat hipertensi memiliki risiko 7,5 kali terjadi stroke dibandingkan responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi (Wahyunah, Saefullah M. 2016). Hipertensi secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian stroke iskemik dan merupakan faktor risiko terjadinya stroke iskemik, yakni risiko stroke iskemik pada penderita hipertensi 11 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak hipertensi (Usrin I, Mutiara E, Yusad Y, 2011).

(3)

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)

Hipertensi berisiko stroke 5,48 kali dibanding yang tidak hipertensi (Ghani, Mihardja LK, Delima 2016).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan riwayat hipertensi memiliki hubungan dalam mencetus terjadinya stroke, sehingga re-sponden dengan riwayat hipertensi ber-peluang menderita stroke 2 kali lebih besar dari pada respoden yang tidak memiliki riwayat hipertensi (Hafid MA, 2014). Prevalensi stroke pada yang hipertensi 3,1%. Hipertensi berisiko menjadi stroke 2,87 kali setelah dikontrol dengan sosiodemografi dan biologik. Liu M (2011) menyampaikan dalam review bahwa hipertensi merupakan risiko paling penting untuk kejadian stroke di China. Ravenni R menyampaikan bahwa untuk pencegahan stroke dianjurkan tekanan darah sistol <140 dan diastol <90 mmHg pada populasi umum dan <130/80 mmHg pada diabetes dan subyek.

Hipertensi dapat ditangulangi dengan dua cara yaitu dengan cara farmakologi dan non’farmakologi. Penatalaksanakan secara farmakologi yaitu dengan mengunakan obat-obatan kimiawi. Penanganan secara non farmakologis yaitu terapi komplementer (Yuliani, 2013). Salah satu cara pengobatan nonfarmakologis untuk hipertensi ialah mengkonsumsi tumbuhan herbal yang diyakini mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Salah satu contoh tumbuhan herbal adalah daun salam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai tekanan darah sistol setelah diberi rebusan daun salam yaitu dengan hasil nilai rata-rata tekanan darah sistol 126.43 mmHg dan nilai rata-rata tekanan darah diastol 80.18 mmHg. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh konsumsi rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (Yulianti, Setyaningsih R, Syryaningsih M, 2014). Ditemukan hasil penurun rata-rata atau mean sistolik antara sebelum dan setelah diberikan terapi rebusan daun salam yaitu 144,16 mmHg menjadi 135,41 mmHg dan penurunan rata-rata atau mean distolik sesudah di berikan rebusan daun salam yaitu dari 91,66 mmHg menjadi 85,83 mmHg (Tamsuri A, Chamida AYN, 2013).

Merujuk pada kondisi tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian daun salam terhadap penerunun tekanan darah di Wilayah Puskesmas Panimbang Pandeglang Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pengaruh pemberian daun salam terhadap penerunun tekanan darah di Wilayah Puskesmas Panimbang Pandeglang Banten.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre experimental one group pre-post test. Populasi adalah penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Panimbang Pandeglang Banten, dengan besar sampel 30 yang diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian daun salam, sedangkan variable dependen adalah tekanan darah yang meliputi tekanan darah (sistolik dan diastolik) dan nadi. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Panimbang Pandeglang Banten pada November Desember 2017 selama dua minggu. Subjek penelitian sebelum diberikan perlakuan akan dilakukan pre test dengan mengukur tekanan darah awal dan frekwensi nadi. Intervensi yang diberikan berupa pemberian rebusan daun salam sebanyak satu gelas berukurunan 250cc (gelas belimbing), dan di minum 2 kali sehari (pagi dan sore) masing-masing setengah gelas atau 125cc pada responden selama dua minggu secara rutin kemudian dilakukan post test berupa pengukuran tekanan darah

(4)

dan frekwensi nadi di akhir minggu ke-2 perlakuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manometer air raksa, stetoskop dan jam tangan. Data yang diperoleh dianalisis dan diuji dengan menggunakan uji statistik Dependent t-Test dengan derajat kemaknaan α≤0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur

Karakteristik Mean SD Min - Maks

Umur 57.43 9.19 40 - 78

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin

Karakteristik Jumlah %

Laki-laki 13 43.3

Wanita 17 56.7

Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata umur responden adalah 57 tahun dengan umur termuda yaitu 40 tahun dan umur tertua yaitu 70 tahun. Sedangkan persentase terbesar dari responden adalah berjenis kelamin wanita yaitu 56,7% dan laki-laki 43,4%.

Tabel 3. Rata- rata Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan diastolik Pretest

Tekanan darah Mean SD Min - Maks

Sistolik 157.67 25.41 120 - 210

Diastolik 96.67 16.66 80 - 140

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dilakukan intervensi pemberian rebusan daun salam yaitu 157.67 dengan nilai tekanan darah terendah 120 dan tekanan darah tertinggi 210. Sedangkan rata-rata tekanan darah diastolic sebelum dilakukan intervensi yaitu 96.67 dengan nilai tekanan darah terendah 80 dan tekanan darah tertinggi 140 mmHg.

Tabel 4. Rata-rata Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Posttest

Tekanan darah Mean SD Min - Maks

Sistolik 149 22.29 110 - 200

(5)

Copyright © 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah ISSN 2089-9394 (print) | ISSN 2656-8004 (online)

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik setelah dilakukan intervensi pemberian rebusan daun salam yaitu 149 dengan nilai tekanan darah terendah 110 dan tekanan darah tertinggi 200. Sedangkan rata-rata tekanan darah diastolic sesudah dilakukan intervensi yaitu 91.67dengan nilai tekanan darah terendah 80 dan tekanan darah tertinggi 140 mmHg. Tabel 5. Rata-rata Tekanan Darah Sistolik dan diastolik Sebelum dan Sesudah Diberikan Daun Salam

Variable Mean SD 95%CI P Value

Tekanan darah sistolik pre test dan post test 8.667 13.38 3.66 - 13.66 0.001 Tekanan darah Distolik pre test dan post test 5.000 12.79 2.22 - 9.77 0.004

Tabel 5 menunjukkan bahwa pengaruh tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun salam terhadap 30 responden didapatkan rata-rata tekanan darah sistolik adalah 8.667mmHg dengan SD 13.38 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 5.000mmHg dengan SD 12.79 mmHg. Dengan uji statistik T-Test tekanan darah sistolik pre test dan post test didapatkan p-value 0,001 berarti ada pengaruh antara tekanan darah sistolik penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun salam. Dan dari uji uji statistik T-Test tekanan darah diastolik pre test dan post test didapatkan p-value 0,004 berarti ada pengaruh antara tekanan darah diastolik penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun salam

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yulianti TS, Setyaningsih R, Suryaningsih M (2014) menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai tekanan darah sistol setelah diberi rebusan daun salam yaitu dengan hasil nilai rata tekanan darah sistol 126.43 mmHg dan nilai rata-rata tekanan darah diastol 80.18 mmHg. Ada pengaruh konsumsi rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Dukuh Jangkung Rejo Nogosari Boyolali

Hasil penelitian Trisna E dan Sulistianingsih E (2015) didapatkan rata-rata kadar kolesterol pada penderita hipertensi sebelum minum air rebusan daun salam (Syzygium

polyanthum) adalah 209,74 mg/dL dengan standar deviasi 23,76 mg/dL, sedangkan pada

penderita hipertensi sesudah minum air rebusan daun salam rata-rata kadar kolesterolnya adalah 191,30 mg/dL dengan standar deviasi 23,51 mg/dL. Rata-rata kadar kolesterol pada penderita hipertensi sebelum minum air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum) adalah 209,74 mg/dL dengan standar deviasi 23,76 mg/dL, sedangkan pada penderita hipertensi sesudah minum air rebusan daun salam rata-rata kadar kolesterolnya adalah 191,30 mg/dL dengan standar deviasi 23,51 mg/dL. Ada pengaruh yang signifikan antara kadar kolesterol pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah minum air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum)

Daun salam mengandung senyawa aktif yang didalamnya memberikan manfaat kesehatan yang baik. Kandungan yang ada di dalam daun salam adalah minyak atsiri yang mengandung senyawa sitral, seskuiterpen, lakton, augenol dan juga fenol. Selain itu juga dan salam mengandung saponin, triterpen, flavonoid, tannin,polifenol dan alkaloid. Kandungan flavonoid yang terdapat didalam daun dalam berfungsi sebagai antioksidan alami yang mempunya fungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi di dalam sel tubuh. Apabila semakin tinggi oksidasi sel di

(6)

dalam tubuh maka semakin tinggi pula resiko mengalami penyakit degenerative. Sehingga kandungan flavonoid yang terdapat di dalam daun salam dapat mencegah seperti hipertensi, menurunkan kolesterol, menurunkan kadar gula darah dan menurunkan asam urat yang tinggi.

SIMPULAN

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini adalah ada penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan riwayat stroke setelah mengkonsumsi rebusan daun salam (Syzygium

polyanthum).

DAFTAR PUSTAKA

Dafriani P. 2015. Pengaruh Rebusan Daun Salam (Syzigium Polyanthum Wight Walp) Terhadap

Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Sungai Bungkal, Kerinci. Jurnal Medika Saintika

Volume 7, Nomor 2, Desember 2016 E-ISSN: 2540-9611 | P-ISSN : 2087-8508

Feigin VL et al. 2016. Global burden of stroke and risk factors in 188 countries during

1990-2013: a systematic analysis for global burden of disease study 2013. Lancet Neurol 2016;

15: 913–24 Published Online June 9, 2016. http://dx.doi.org/10.1016/S1474-4422(16)30073-4

Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Badan Penelitian. Kementrian Kesehatan RI.

Laily, SR. 2017. Relationship Between Characteristic And Hypertension With Incidence Of

Ischemic Stroke. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, Hal. 48-59

Rachmayanti RD, Zaenurrohmah DH. 2017. Hubungan Pengetahuan dan Riwayat Hipertensi dengan Tindakan Pengendalian Tekanan Darah pada Lansia. Jurnal Berkala Epidemiologi vol 5 no 2

Sorganvi, V., Kulkarni, MS., Kadeli, D., Athargas, S. 2014. Risk Factors For Stroke : A Case Control Study. International Journal Of Current Research And Review. 3: 46-52

Trisna E, Sulistianingsih E. 2015. Pengaruh Daun Salam Terhadap Penurunan Kadar

Kolesterol Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Kota Bandar Lampung. Jurnal Analis Kesehatan: Volume 4, No. 1, Maret 2015

Wahyunah, Safulloh Muhammad. 2016. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stroke di RSUD Indramayu. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia vo 2 no 2

Yonata, A., Satria, A. 2016. Hipertensi Sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke. Majority Vol. 5 No. 3.

Yuliani,I. 2013.Healing The Heart ; Integrating Complementary Therapies And Healing

Practice Into The Care Of Cardiovaskular Patient. Progress In Cardiovaskular Nursing

America : Springer Publishing Companies Inc.

Yulianti TS, Setyaningsih R, Suryaningsih M. 2014. Pengaruh Air Rebusan Daun Salam

terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Dukuh Jakung Rejo Nogosari Boyolali. KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan observasi lapangan, kemudian ditentukan stasiun pengamatan yang dianggap mewakili tingkat kerapatan jenis lamun pada ekosistem padang lamun di

Juga perlu di perhatikan didalam penanaman vanili ini yaitu tanah di sekitar tanaman harus selalu basah yaitu dengan jalan di siram.Cara yang umum dilakukan untuk menjaga

Penelitian ini menguji mekanisme corporate governance : komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit terhadap praktik manajemen laba

Sebaliknya sifat yang memiliki nilai ragam dominan yang lebih besar dari ragam aditif adalah bobot biji kering pipil, bobot tongkol kering panen, tinggi tanaman, panjang tongkol

Penelitian yang berjudul ”Pedagang Kaki Lima di Pasar Peunayong Kota Banda Aceh Suatu Tinjauan Historis Tahun 2003-2015” ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Dari percobaan yang telah diJakukan dengan menggunakan alat seperti tersebut diatas dengan batasan-batasan yang ada maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Abstrak – Perkembangan teknologi saat ini memiliki pengaruh dalam menetapkan laporan keuangan, di mana ada banyak kegiatan pelaporan keuangan dilakukan secara manual, hal inilah

pelayanan gizi di daerah miskin,&#34; 1995. Kabupaten Batang dipilih karena memiliki persentase jumlah desa tertinggal p g tinggi clan Kabupaten Temanggung