• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitan Manfaat. Penelitian...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitan Manfaat. Penelitian..."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

x DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM...………... i

LEMBAR PENGESAHAN...………... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI……....………... iii

PERSYARATAN KEASLIAN PENELITIAN...………... iv

ABSTRAK………... v ABSTRACT………... vi RINGKASAN..………... vii SUMMARY………... viii KATA PENGANTAR...………... ix DAFTAR ISI………... x

DAFTAR TABEL…….………... xiii

DAFTAR GAMBAR….………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.………... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1 1.2 Rumusan Masalah………... 4 1.3 Tujuan Penelitan………... 4 1.4 Manfaat. Penelitian………... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pande Besi dan Gong……...………... 6

2.2 Iklim Kerja... 6

2.2.1 Lingkungan Kerja Pande Gong... 8

2.3 Paparan Panas...………....…………..………... 8

2.3.1 Heat Stroke... 9

2.3.2 Heat Exhaustion... 9

2.3.3 Heat Syncope... 10

(2)

xi

2.3.5 Heat Rash... 10

2.4 Respon Tubuh Terhadap Paparan Panas... 10

2.5 Hubungan Paparan Panas dengan Tekanan Darah... 11

2.6 Tekanan Darah dan Pengukurannya ………... 12

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir... 14

3.2 Kerangka Konsep…... 15

3.3 Hipotesis Penelitian... 15

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 16

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 16

4.3 Subjek dan Sampel... 16

4.3.1 Variabilitas Populasi... 16

4.3.2 Kriteria Subjek... 16

4.3.3 Besaran Sampel... 17

4.3.4 Teknik Penentuan Sampel... 18

4.4 Variabel... 18

4.4.1 Identifikasi Variabel... 18

4.4.2 Klasifikasi Variabel... 18

4.4.3 Definisi Operasional Variabel... 18

4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian... 20

4.6 Protokol Penelitian... 20

4.6.1 Alokasi Sampel... 20

4.6.2 Teknik Pengukuran... 20

4.7 Analisis Data... 22

4.8 Kelemahan Penelitian... 22

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Sampel ... 23

(3)

xii

5.1.1 Distribusi Umur ... 23

5.1.2 Distribusi Lama Kerja...,... 24

5.2 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data... 25

5.2.1 Uji Normalitas (Shapiro-Wilk)... 25

5.2.2 Uji Homogenitas (Levene Test)... 26

5.3 Analisis Deskriptif... 27

5.4 Analisis Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Berkerja... 31

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan... 35

6.2 Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA... 37

(4)

xiii ABSTRAK

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN LINGKUNGAN KERJA PADA PANDE GONG DI DESA TIHINGAN, KLUNGKUNG

Berkerja pada kondisi kerja yang panas akan menyebabkan tantangan untuk mengontrol sistem kardiovaskular. Pande gong di desa Tihingan Klungkung dalam proses produksi memerlukan tekanan panas yang dapat menyebabkan heat strain, hydration status dan heat illness. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah berkerja serta hubungan tekanan darah dengan suhu lingkungan kerja pande gong. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari korelasi dengan menggunakan pande gong di Desa Tihingan, Klungkung sebagai subjek dengan mengukur tekanan darah dan suhu lingkungan kerja sebelum dan sesudah berkerja.

Dari penelitian ini terjadi peningkatan suhu lingkungan kerja sebesar 9.73°C, dengan data peningkatan sistole sebesar 1.97 mmHg dan peningkatan diastole sebesar 1.08 mmHg yang dibandingkan antara kondisi pada sebelum dan sesudah berkerja. Dari analisis hubungan Spearman, pada sistole sebelum berkerja terdapat hubungan bermakna (p < 0.05) dengan arah korelasi negatif/tidak searah. Pada sistole sesudah berkerja terdapat hubungan bermakna (p < 0.05) dengan arah korelasi positif/searah. Diastole sebelum dan sesudah berkerja menunjukan hubungan tidak bermakna (p>0.05).

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah berkerja namun tidak terlalu signifikan. Peningkatan suhu lingkungan kerja sebelum dan sesudah berkerja menunjukan tekanan panas yang ekstrim pada lingkungan kerja pande gong. Penelitian ini menunjukan hubungan korelasi positif pada tekanan darah sistole sesudah berkerja dan hubungan korelasi negatif pada tekanan darah sistole sebelum berkerja.

(5)

xiv ABSTRACT

THE CORRELATION OF BLOOD PRESSURE WITH THE WORK ENVIRONMENT PANDE GONG IN TIHINGAN, KLUNGKUNG

Working in hot environment will cause challenges to control cardiovascular system. Pande gong in Tihingan, Klungkung whose production process requires heating proccess causes heat strain, hydration status and heat illness. This study aims to see the differences of blood pressure and temperature (before and after work) in hot environment. The aims of this study is also to determine relationship of blood pressure with working environment temperature.

The design of this study was observational analytic with cross sectional approach. The subject are pande gong in Tihingan Klungkung by measuring blood pressure and working environment temperature (before and after work).

From this study, there is an increase working environment temperature (9.73°C), with increase of systolic blood pressure (1.97 mmHg) and increase of diastolic blood pressure (1.08 mmHg) when it was compare between before and after work. Based on data correlation analysis using Spearman test, systole before working showed the significant correlation (p <0.05) with negative correlative direction. On systole after work showed significant correlation (p< 0.05) with positive correlation direction. Diastole before and after work showed no significant correlation (p> 0.05).

It can be concluded, there is a differences between blood pressure before and after work, but not too significant. The increase of temperature before and after work condition showed extreme heat stress in pande gong working environment temperature. This study shows systolic blood pressure after work with positive correlation and a negative correlation in systolic blood pressure before work.

(6)

xv RINGKASAN

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan teknik dan lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan. Efisiensi kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja seperti suhu, posisi kerja dan masih banyak lagi. Pande gong di desa Tihingan Klungkung dalam proses produksi memerlukan tekanan panas yang dapat menyebabkan heat strain, hydration status dan heat illness. Suhu terlalu panas membuat respon fisiologi berupa vasodilatasi pembuluh darah dan peningkatan suplai darah menuju otot skeletal yang digunakan untuk berkerja.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari korelasi dengan menggunakan pande gong di Desa Tihingan, Klungkung sebagai subjek dengan mengukur tekanan darah dan suhu kerja sebelum dan sesudah berkerja.

Dari penelitian ini didapat sampel laki – laki sebesar 100%. Distribusi umur berkisar dari 19 hingga 63 tahun dengan rata-rata umur 40,27 tahun. Dengan presentase umur 15-24 tahun sebesar 7,7% (2 orang), 25-34 tahun sebesar 23,1% (6 orang), 35-44 tahun sebesar 38,5% (10 orang), 45-54 tahun sebesar 15,4% (4 orang) dan >55 tahun sebesar 15,4% (4 orang). Dari 26 orang sampel didapatkan distribusi lama kerja diantara 2 - 40 tahun dengan rata-rata 12,69 tahun. Lama kerja dibagi menjadi 3 golongan, <5 tahun sebesar 30,8% (8 orang), 6-10 tahun sebesar 23,1% (6 orang) dan >10 tahun sebesar 46,2% (12 orang).

Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk, sistole dan diastole sebelum dan sesudah kerja berdistribusi normal (p>0,05) sedangkan suhu sebelum dan sesudah kerja berdistribusi tidak normal (p<0,05). Uji homogenitas Levene Test menunjukan sistole, diastole, suhu sebelum dan sesudah kerja berdistribusi homogen (p>0,05).

Data sebelum berkerja menunjukan rata-rata sistole 140,15 mmHg dan rata-rata diastole 78,15 mmHg. Data sesudah berkerja menunjukan rata-rata sistole 142,12 mmHg dan rata-rata diastole 79,23 mmHg. Terjadi peningkatan sistole sebesar 1,97 mmHg dan peningkatan diastole sebesar 1,08 mmHg pada rata-rata sebelum dan sesudah kerja. Pada suhu sebelum berkerja menunjukan rata-rata 26,62°C dan sesudah berkerja 36,35°C. Terjadi peningkatan rata-rata suhu 9,73 °C pada kondisi sebelum dan sesudah bekerja.

Dari analisis hubungan Spearman, pada sistole sebelum berkerja terdapat hubungan bermakna (p < 0.05) dengan arah korelasi negatif/tidak searah. Pada sistole sesudah berkerja terdapat hubungan bermakna (p < 0.05) dengan arah korelasi positif/searah. Diastole sebelum dan sesudah berkerja menunjukan hubungan tidak bermakna (p>0.05).

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah berkerja namun tidak terlalu signifikan. Peningkatan suhu lingkungan kerja sebelum dan sesudah berkerja menunjukan tekanan panas yang ekstrim pada lingkungan kerja pande gong. Penelitian ini menunjukan hubungan korelasi positif pada tekanan darah sistole sesudah berkerja dan hubungan korelasi negatif pada tekanan darah sistole sebelum berkerja.

(7)

xvi SUMMARY

The efficiency and productivity of working process must be accordance with ergonomic and health requirements. Work efficiency is influenced by work environment such as temperature, position of work and many more. Pande gong in Tihingan, Klungkung whose production process requires heating proccess causes heat strain, hydration status and heat illness. When temperature is too hot, it will be making physiological responses such as vasodilatation and increase of blood suply to the skeletal muscles that are used for work.

The design of this study was observational analytic with cross sectional approach. The subject are pande gong in Tihingan Klungkung by measuring blood pressure and working environment temperature (before and after work).

All sample from this study are mens (100%) and the range of age distribution from 19 to 63 years old with an average 40.27 years old. The age from this study is devided into 5 groups, 15-24 years old 7.7% (2 peoples), 25-34 years old 23.1% (6 peoples), 35-44 years old 38.5% (10 peoples), 45-54 years old 15.4% (4 peoples) and >55 years old 15.4% (4 peoples). From 26 samples the range length of work from 2 to 40 years with an average 12,69 years. Length of work is devided into 3 groups, <5 years 30,8% (8 peoples), 6-10 years 23,1% (6 peoples) and >10 years 46,2% 912 peoples).

Based on data normality test with Shapiro-Wilk systole and diastole before and after work showed normal distribution (p > 0.05), while the temperature before and after work showed not normal distribution (p < 0.05). Homogenity test with Levene test showed systole, diastole and temperature (before and after work) are in homogeneous distribution (p > 0.05).

Based on data before work showed the average of systolic is 140.15 mmHg and the average of diastolic is 78.15 mmHg. Data after work showed the average of systolic 142.12 mmHg and the average of diastolic 79.23 mmHg. There is an increase of systolic with 1.97 mmHg and increase of diastolic is 1.08 mmHg when it was compare between before and after work. The temperature average in before work is 26.62°C and the average in after work condition is 36.35°C. There is an increase of temperature average with 9.73°C when it was compare between before and after work.

Based on data correlation analysis using Spearman test, systole before working showed the significant correlation (p <0.05) with negative correlative direction. On systole after work showed significant correlation (p< 0.05) with positive correlation direction. Diastole before and after work showed no significant correlation (p> 0.05).

It can be concluded, there is a differences between blood pressure before and after work, but not too significant. The increase of temperature in before and after work condition showed extreme heat stress in pande gong working environment temperature. This study shows systolic blood pressure after work with positive correlation and a negative correlation in systolic blood pressure before work.

(8)

xvii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal mutlak diperlukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja, baik dari segi biologi, kimia, fisika dan psikologi. Untuk mendapatkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas kerja, pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan teknik dan lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan. Teknik dan lingkungan yang dimaksud adalah sikap kerja yang ergonomis dan paparan panas.

Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja seperti suhu, sikap kerja dan masih banyak lagi. Pengaturan suhu yang nyaman dilakukan untuk mencapai produktivitas kerja. Suhu terlalu panas membuat perasaan cepat lelah, mengantuk dan suhu dingin mengurangi daya atensi dan ketidaktenangan yang berpengaruh negatif pada mental kerja. Oleh karena itu, suhu kerja harus diatur sedemikian rupa karena penyimpangan dari batas kenyamanan suhu baik di atas maupun di bawah nyaman akan berdampak buruk pada produktivitas kerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 tahun 2011, ada beberapa faktor kimia dan fisika berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan pekerja. Seperti nilai ambang batas (NAB) iklim kerja indeks suhu, NAB kebisingan, NAB getaran lengan dan tangan, NAB radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro, NAB pemaparan radiasi sinar ultra dan

(9)

xviii

NAB pemaparan medan magnit (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011).

Ahli besi/blacksmith di Bali umumnya disebut pande. Pande adalah kelompok masyarakat/keluarga di Bali yang berprofesi sebagai perajin logam. Dengan keahlian yang diwarisi turun temurun, kelompok masyarakat pande menempa logam dan mengubahnya menjadi berbagai bentuk peralatan seperti keris, pedang, mata tombak, pisau, sabit, golok serta gamelan. Pande yang membuat senjata tajam biasa disebut pande besi, sedang pande yang membuat gamelan disebut pande gong. Seorang pande memilki pekerjaan yang berat. Selain harus memiliki tenaga yang kuat dan mata yang tajam untuk membentuk kerajinan/peralatan, hal paling utama adalah paparan panas. Apabila produksi panas tidak seimbang dengan panas yang dikeluarkan tubuh, akan menghasilkan kondisi kerja yang tidak nyaman.

Ketika seseorang melakukan aktivitas di suhu panas, ada 3 faktor yang menjadi aspek kunci yang mempengaruhi kesehatan dan performa kerja, yaitu heat strain, hydration status dan heat illness (Sawka & Montain, 2000). Selain itu akan timbul tantangan untuk mengontrol sistem kardiovaskular. Penyediaan oksigen ke otot yang berkontraksi dan organ-organ vital akan bertambah disertai dengan dehidrasi dan hipertermia. Aliran darah ke otot yang bekerja (dan miokardium) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi (terutama permintaan oksigen), sedangkan aliran darah ke kulit diperlukan untuk memenuhi tuntutan pengaturan suhu. Tuntutan gabungan permintaan untuk aliran darah dapat mengakibatkan kompetisi cardiac output yang mengakibatkan peningkatan kerja jantung (Alonso et al, 2008). Selain itu, aktivitas fisik dalam tekanan panas

(10)

xix

menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan harus segera dinormalkan kembali. Apabila pengeluaran keringat melebihi daripada asupan air, akan menimbulkan hipohidrasi dan kehilangan beberapa elektrolit. Umumnya, orang mengalami dehidrasi karena tidak tersedianya cairan atau ketidaksesuaian antara haus dan kebutuhan air yang masuk. Orang hipohidrasi akan mendapatkan efek samping seperti physiologic strain, menurunkan performa kerja dan termoregulasi tidak berjalan dengan baik (Sawka & Montain, 2000).

Pekerja yang bekerja di lingkungan panas beresiko terkena heat stress. Heat stress dapat menyebabkan heat stroke, heat exhaustion, heat cramps atau heat rash. Ketika seorang pekerja terekspose heat stress, sistem fisiologi tubuh akan merespon untuk mempertahankan temperatur tubuh dalam batasan yang sesuai. Semua respon fisiologi yang dihasilkan dari heat stress disebut heat strain. Variabel primer dalam memonitor heat strain yaitu temperatur tubuh dan kulit, sweat loss dan heart rate. Paparan panas yang ekstrim dapat mengakibatkan telapak tangan berkeringat, alat pelindung mata berembun, pusing yang dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja dan cedera. Luka bakar juga dapat terjadi sebagai akibat dari kontak yang tidak disengaja dengan permukaan yang panas atau uap (Hunt, 2011) (CDC, 2014).

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut kepada pekerja pande gong mengingat beban kerja dan paparan suhu panas yang diterima. Dalam penelitian ini akan dikhususkan mengenai perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja dan hubungannya dengan lingkungan kerja. Sehingga diharapkan melalui penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk

(11)

xx

upaya pengendalian panas di lingkungan kerja sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan pande.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tekanan darah sebelum bekerja pada pande gong Desa Tihingan, Klungkung ?

2. Bagaimana tekanan darah sesudah bekerja pada pande gong Desa Tihingan, Klungkung ?

3. Bagaimana suhu lingkungan kerja pande gong Desa Tihingan, Klungkung ? 4. Apakah ada hubungan tingkat tekanan darah dengan suhu lingkungan kerja

pande gong Desa Tihingan, Klungkung ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui iklim kerja dan tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja pada pande gong Desa Tihingan, Klungkung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tekanan darah sebelum bekerja pada pande gong Desa Tihingan, Klungkung.

2. Untuk mengetahui tekanan darah sesudah bekerja pada pande gong Desa Tihingan, Klungkung.

3. Untuk mengetahui suhu lingkungan kerja pande gong Desa Tihingan, Klungkung.

(12)

xxi

4. Untuk mengetahui hubungan tingkat tekanan darah dengan suhu lingkungan kerja pande gong Desa Tihingan, Klungkung.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan gambaran umum mengenai adaptasi tekanan darah dengan lingkungan kerja sehingga dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian relevan lainnya.

2. Sebagai acuan perencanaan untuk tindakan pencegahan dan pengendalian lingkungan kerja (iklim kerja) pande gong sehingga efektivitas dan produktivitas kerja dapat meningkat.

3. Untuk pemerintah dapat dijadikan pedoman untuk pertimbangan keselamatan dan kesehatan pande gong agar terhindar dari dampak yang ditimbulkan lingkungan kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada

Dalam kepekaan mengenali gejala anak, didapatkan tiga informan mulai menyadari adanya keanehan pada kemampuan komunikasi dan perilaku anak pada usia kurang dari 2 tahun,

Maksud dan tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengevaluasi tarif tol berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan ( BOK ) ketiga bagian jalan tol, yaitu Seksi A, Seksi B, Seksi

Dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan menjadi produk jadi

Kesimpulan dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakn dalam kegiatan KKN UNNES BMC berupa pendampingan belajar bagi anak sekolah yang dilakukan dengan metode

Hasil karakterisasi spektra inframereh (IR) zeolit alam nonaktivasi dan teraktivasi yang digunakan dalam proses pemurnian garam dapur sebelum rekristalisasi disajikan pada Gambar

Fungsi manajemen yang dapat diterapkan di dalam pengelolaan perpustakaan madrasah salah satunya adalah fungsi yang dikemukakan oleh Iskandar (2016:11-39)

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara