• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN PENGETAHUAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIARO KECAMATAN BIARO KABUPATEN SITARO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN PENGETAHUAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIARO KECAMATAN BIARO KABUPATEN SITARO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

89

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN PENGETAHUAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIARO KECAMATAN BIARO

KABUPATEN SITARO

RELATED ATITUDE OF MOTHER AND KNOWLEGDE ABOUT CORD CARE NEWBORN IN THE WORK AREA PUSKESMAS BIARO DISTRICT BIARO REGENCY SITARO

Novlike Nintias Katiandagho*, Deetje Supit**, Sofietje Pangkerego**. *Mahasiswa Fak. Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRAK

Angka kematian bayi (AKB) dan anak balita merupakan suatu indikator kesehatan yang dapat memberikan gambaran mengenai dimensi derajat kesehatan yang dicapai pada pembangunan dibidang kesehatan. Telah menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus menerus di berbagai negara setiap tahunnya bayi meninggal karena Tetanus Neonatorum. Sisa tali pusat biasanya jatuh sekitar 5-7 hari setelah lendir saat tali pusar terlepas. Ini normal-normal saja, namun jika ternyata masih keluar banyak darah atau muncul nanah, segera minta bantuan medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara hubungan sikap ibu dengan pengetahuan perawatan tali pusat bayi baru lahir. Desain menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 30 responden, pengambilan sampel dengan tekhnik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Biaro. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Januari – 5 Maret 2016. Analisis data yang digunakan yaitu mencangkup analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Dengan melihat tingkat kemaknaan α< 0,05 diperoleh hasil yaitu ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir, dengan nilai ρ 0,000.

Kata Kunci :Sikap, Pengetahuan

ABSTRACT

The infant mortality rate (IMR) and children under five is an indicator of health that can give an idea about the dimensions of health, which was achieved in health development. Has been the cause of illness and death continuously in various countries every year Tetanus Neonatorum baby died. The cord stump usually falls about 5-7 days after the mucus when the umbilical cord off. This is normal, but if it is still out much blood or pus appear, seek immediate medical attention. This study aims to determine whether there is a relationship between the relationship of attitudes of mothers with knowledge about cord care newborn. Using cross sectional design. Total sample of 30 respondents, sampling with total sampling technique. This research was conducted in Puskesmas Biaro. This research was held from March 2 to March 16, 2016. Analysis of the data used that covers univariate and bivariate analysis using chi-square test. By looking at the significance level α <0.05 result that there is a relationship between knowledge and attitudes of mothers about cord care newborn, with a value of 0,000.

Keywords:, Attitude, Knowledge.

PENDAHULUAN Angka kematian bayi (AKB) dan anak

balita merupakan suatu indikator kesehatan yang dapat memberikan gambaran mengenai dimensi derajat kesehatan yang dicapai pada pembangunan dibidang kesehatan. Angka-angka tersebut dalam Sistem Kesehatan Nasional dipakai untuk menilai derajat kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2010. Pengurangan angka kematian adalah salah satu tujuan dari kebijakan pembangunan kesehatan, antara lain menurunkan AKB dan anak balita. Masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia masih Tinggihnya angka kematian bayi (Dinkes DIY,2010).

Telah menjadi penyebab kesakitan dan kematian secara terus menerus di berbagai negara setiap tahunnya bayi meninggal karena Tetanus Neonatorum (sodikin, 2009:3). Sisa tali pusat biasanya jatuh sekitar 5-7 hari setelah lendir saat tali pusar terlepas. Ini normal-normal saja, namun jika ternyata masih keluar banyak darah atau muncul nanah, segera minta bantuan medis (Siti Soleha , 2009:3). Pengobatannya sulit, namun pencegahan (imunisasi TT ibu hamil) merupakan kunci untuk menurunkan angka kematian ini, selain persalinan yang bersih dan perawatan tali pusat

(2)

90 yang tepat (Djaja, 2003 Cit Perwitasari N, 2012).

Hasil penelitian (Prawirihardjo, 2012) telah menunjukan bahwa lebih dari 50 persen kematian bayi terjadi dalam periode perinatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang akan mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalina, segera sesudah dilahirkan, dan pemantauan serta perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.

Pada tahun 2012 WHO (Word Hearth Organisation) menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000, yang disebabkan oleh infeksi tali pusat, Negara Afrika angka kematian bayi disebabkan infeksi tali pusat 126.000 (21%), Negara Asia Tenggara diperkirakan ada 220.000kematian bayi, di Negara Afrika maupun Asia Tenggara kematian disebabkan

karena perawatan tali pusat yang kurang bersih (Widya Astuti 2011).

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesian tahun 2012 angka kematian bayi yang disebabkan infeksi pada tali pusat di rumah sakit besar di Indonesia sebesar 29%. Data dari profil provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013, jumlah lahir hidup sekitar 62.295, jumlah lahir mati 307 dan jumlah bayi mati 346. Masih tingginya angka kematian bayi umumnya terjadi selama bayi tersebut menjalani masa perawatan bayi baru lahir.

Dari survey awal yang dilakukan pada bulan september sampai november di Kecamatan Biaro Kabupaten SITARO, didapatkan dari 30 ibu yang memiliki bayi usia 0-7 hari, ( 14 orang) ibu tidak mengetahui perawatan tali pusat yang bersih dan steril, (16 orang) ibu sudah mngetahui cara merawat tali pusat yang benar.Hal ini tentu menambah angka kematian bayi karena kemungkinan terkena infeksi lebih besar.

METODE PENELITIAN Desain penelitian yang peneliti gunakan

adalah rancangan Cross Sectional, di mana penelitian hanya satu kali pada satu saat (Notoatmojo, 2007).

Untuk melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner adalah alat ukur berupa angket dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan (Nursalam, 2008). Instrumen ini untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir di Puskesmas Biaro.

. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner dan lembar observasi tekanan darah kepada semua lansia.

Jawaban dari kuisioner yang telah dihitung secara manual, dilaksanakan uji analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan skala data yang tersedia dengan menggunakan uji statistik yang sesuai dengan

skala data yang tersedia. Metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengumpulan data adalah dengan cara menggunakan koesioner. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu: identifikasi terhadap responden, pemberian nomor pada lembar kuisioner yang telah di isi olehresponden, memeriksa kembali kelengkapan koesioner atau jawaban yang diberi responden. Setelah dipastikan terisi dengan lengkap maka kegiatan selanjutnya adalah tahap pengolahan data dan analisa data. Sedangkan untuk melihat stabilitas tekanan darah penderita hipertensi pada lansia, peneliti membuat satu lembaran pengukuran tekanan darah, dimana peneliti mengukur tekanan darah setiap responden dan menulis pada lembaran yang ada, dan menggolongkan kedalam tingkatan hipertensi, selanjutnya adalah tahap pengolahan data dan analisa data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat 3,3 % 1 46,7 % 14 50 % 15 umur < 20 tahun umur 20 - 30 tahun umur > 30 tahun

(3)

91

Gambar 1 . Distribusi responden menurut umr di Puskesmas Biaro

Gambar 1. Menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu, didapatkan responden yang berumur <20 tahun yaitu sebanyak 1 responden, dengan persentasi 3,3% dan yang

berumur 20-30 tahun sebanyak 14 responden dengan persentasi 46,7%. Sedangkan umur >30 tahun berjumlah 15 respoden, dengan persentasi 50%. 13,3% 4 20% 6 33,3 % 10 33,3% 10 Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat DIII / S1

Gambar 2 . Distibusi responden menurut pendidikan di Puskesmas Biaro Gambar 2. Menunjukkan bahwa dari 30

responden ibu, didapatkan responden yang tamat SD yaitu sebanyak 4 responden, dengan persentasi 13,3%, responden yang tamat SLTP sebanyak 6 responden dengan persentasi 20%,

responden yang tamat SLTA sebanyak 10 orang dengan persentasi 33,3%, dan responden yang tamat DIII / S1 sebanyak 30 responden dengan persentasi 33,3%.

40 % 12 50% 15 6,7% 2 1,2% 1 Pertama Kedua Ketiga Keempat

Gambar 3 . Distribusi responden menurut jumlah anak di Puskesmas Biaro Gambar 3. Menunjukkan bahwa dari 30

responden ibu-ibu, didapatkan responden yang melahirkan anak pertama sebanyak 12 responden, dengan persentasi 40%, responden yang melahirkan anak kedua sebanyak 15

responden dengan persentasi 50%, responden yang melahirkan anak ketiga sebanyak 2 orang dengan persentasi 6,7%, dan responden yang melahirkan anak keempat sebanyak 2 responden dengan persentasi 1,2%.

. 13,3% 4 33,3 % 10 53,3 % 16 Pengetahuan Kurang Pengetahuan Cukup Pengetahuan Baik

(4)

92 Gambar 4. Menunjukan bahwa dari 30 responden di dapatkan yang paling banyak adalah responden yang tingkat pengetahuan baik yaitu 16 responden dengan persentase 53,3%, dan responden yang tingkat

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 10 responden dengan persentase 33,3%, sedangkan responden yang tingkat pengetahuan kurang ada sebanyak 4 responden dengan persentase 13,3%

Gambar 5. Distribusi responden menurut sikap di Puskesmas Biaro Gambar 5. Menunjukan bahwa dari 30

responden di dapatkan yang paling banyak adalah responden sikap baik yaitu 26

responden dengan persentase 86,7%, dan responden yang sikap cukup yaitu sebanyak 4 responden dengan persentase 13,3%.

1. Analisa Bivariate

Tabel 2 Analisa Data hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Biaro.

Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan persentasi tertinggi adalah sikap ibu dengan kategori baik yakni 26 responden dengan persentasi 86,7%, dan pada tingkat pengetahuan ibu dikategori baik sebanyak 16 responden dengan persentasi 53,3%. Dari hasil analisa hubungan kedua variabel di atas yakni dengan menggunakan uji chi square, didapat

signifikasi hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) = 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai α = < 0,05. Dengan demikian Ha diterima atau hal itu berarti ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Biaro.

PEMBAHASAN

Pada bagian awal pembahasan ini, penulis menegaskan kembali hasil penelitian yang telah penulis dapatkan. Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan persentasi tertinggi pada pengetahuan ibu dikategori baik sebanyak 16 responden dengan persentasi 53,3%. adalah sikap ibu Sdengan kategori baik yakni 26 responden dengan persentasi 86,7%, dan Dari hasil analisa hubungan kedua variabel

di atas dengan menggunakan uji Spearman Rho, diperoleh signifikasi hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) = 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai α = < 0,05. Dengan koefisien korelasi spearman Rho (r) = 0,655 yang berarti hubungan kedua variabel tersebut Kuat. Dengan demikian Ha diterima atau hal itu berarti ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan PENGETAHUAN

Kurang Cukup Baik Total

Sikap

Cukup 4 (13,3%) 0 0 4 (13,3%)

Baik 0 10 (38,5%) 16 (61,5%) 26 (86,7%) 4 (13,3%) 10 (33,3%) 16 (53,3%) 30 (100%)

Signifikasi (p) = 0,000

Koefisien korelasi dengan spearman Rho (r) = 0,655 13,3 % 4 86,7 % 26 Sikap Cukup Sikap Baik

(5)

93 tali pusat bayi baru lahir di Wilayah kerja Puskesmas Biaro, Kecamatan Biaro, Kabupaten Sitaro.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang menilai sikap terbanyak ada pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 26 (86,7%) responden, dan dari 26 responden ini ada 16 (61,5%) responden yang tingkat pengetahuan baik , dan 10 (38,5%) responden yang yang tingkat pengetahuan cukup.Sedangkan pada kategori sikap cukup yaitu sebanyak 4 (13,3%) responden, dan dari 4 responden ini ada 4 (13,3%) responden yang semuanya berada dalam tingkat pengetahuan kurang.

Selain itu, hasil penelitian memberi tahu bahwa sebagian besar kalangan ibu di wilayah kerja Puskesmas Biaro, Kecamatan Biaro, Kabupaten Sitaro memiliki pengetahuan perawatan tali pusat yang baik. Konsekuensi logis dari hasil ini pun membawa penulis berpendapat atau berasumsi lebih jauh. Berdasarkan analisis data, penulis dapat berasumsi bahwa tingkat kematian bayi dan atau balita yng diakibatkan oleh ketidaktahuan ibu akan perawatan tali pusat bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Biaro, Kecamatan Biaro, Kabupaten Sitaro tergolong rendah.

Asumsi penulis ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan seorang ibu, semakin baik pula sikap ibu (yang dalam konteks penelitian ini berhubungan dengan perawatan tali pusat bayi baru lahir). Sebaliknya semakin kurang tingkat pengetahuan seorang ibu, maka semakin kurang pula sikap ibu tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir. Jika pengetahuan tentang kesehatan kurang, resiko meningkatnya rasio / jumlah kematian bayi lebih tnggi.

Asumsi penulis ini didukung misalnya oleh teori dari Oswari (2010). Ia menyatakan

bahwa pengetahuan dapat membantu kita dalam memilih cara pendidikan yang benar dalam menghadapi masalah yang ada. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan seseorang karena berhubungan dengan pola pikirnya yang semakin baik. Dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang perawatan tali pusat, maka dapat meningkatkan perilaku terhadap perawatan tali pusat yang telah diajarkan oleh bidan untuk perawatan selanjutnya.

Hasil penelitian yang dilakukan para ahli kesehatan selama ini menunjukkan bahwa banyak hambatan yang dialami oleh para ibu disebabkan kurangnya pengetahuan, baik dalam merawat kesehatannya maupun dalam merawat bayinya sendiri. Selain Oswari, Notoatmojo (2007) juga menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan responden diharapkan makin mudah pula responden dalam menerima pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika pengetahuan tidak cukup, akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan.

Selain tingkat pendidikan, ada faktor lain yang mendukung pengetahuan perawatan tali pusat adalah sikap dalam merawat tali pusat, misalnya mencuci tangan sebelum merawat tali pusat. Sikap merupakan cara seseorang dalam melihat sesuatu secara mental dri dalam diri dan mengarah pada perilaku seseorang yang ditujukan pada orang lain, ide, objek, maupun kelompok tertentu (Azwar, 2007).

Hasil penelitian ini menunjukan sikap ibu dalam melakukan perawatan tali pusat pada kategori baik dan pengetahuan juga berada pada kategori baik. Pengetahuan dan informasi yang diterima kemudian selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.

PENUTUP Simpulan 1. Pengetahuan ibu tentang perawatan tali

pusat bayi baru lahir di Wilayah kerja Puskesmas Biaro, pada kategori baik. 2. Sikap ibu tentang perawatan tali pusat bayi

baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Biaro, pada kategori baik.

3. Pengetahuan ibu mempunyai hubungan yang kuat dengan sikap ibu tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir di wilayah Puskesmas Biaro.

Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Sulawesi Utara

Disarankan agar dengan informasi yang telah diperoleh melalui penelitian ini, di jadikan sebgai bahan masukan untuk

mengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang cara perawatan tali pusat pada

(6)

94 bayi baru lahir di Wilayah kerja Puskesmas Biaro

2. Institusi Pendidikan Disarankan agar dengan informasi yang telah diperoleh melalui penelitian ini dapat memberi manfaat dan menambah perbendaharaan bacaan bagi mahasiswa mahasiswi keperawatan UNSRIT untuk penelian selanjutnya.

3. Bagi lahan Tempat Penelitian

Disarankan agar dengan informasi yang telah diperoleh melalui penelitian ini dapat

bermanfaat bagi petugas kesehatan untuk melakukan penyulan tentang perawatan tali pusat.

4. Bagi Penulis

Disarankan agar informasi yang didapatkan dapat dijadikan sebagai acuan pembelanjaran, terutama dalam membantu pelayanan dalam praktik keperawatan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA Prawirihardjo, 2012, Rogers, 2007.Teori

Pengetahuan. Jakarta : Salemba Medika. A Wawan dan Dewi, 2010. Teori Sikap. Yogyakarta :Pustaka belajar.

Badan Pusat Statistik-statistik Indonesia (BPS) and ORC Macro. 2003. Indonesian Demographic and Healt Survey 2002-2003. Calverton and Mariand VSA. BPS and ORC Marco.

Notoatmodjo, S, 2011., Metologi Penelitian Kesehatan, Edidi Revisi, Cetakan kedua,Jakarta : Rineka Cipta

Danuatmaja, Djaja, 2009. Widya Astuti, 2011., Perawatan Tali Pusat, Cetakan I, Jakarta : Puspa swara.

Depdiknas RI., 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta : Balai Pustaka.

Gambar

Gambar 1. Menunjukkan bahwa dari 30  responden  ibu,  didapatkan  responden  yang  berumur  &lt;20  tahun  yaitu  sebanyak  1  responden,  dengan  persentasi  3,3%  dan  yang
Gambar 5. Distribusi responden menurut sikap di Puskesmas Biaro  Gambar  5.  Menunjukan  bahwa  dari  30

Referensi

Dokumen terkait

Nilai uji statistik kor 0,094 yang artinya korelasi sa atau dianggap tidak ada kor dibuktikan dengan nilai ρ = besar dari nilai alpha (α) = demikian dapat dikatakan hubungan

Usaha manusia untuk menunda dan mempercepat kedatangan ajal merupakan usaha sia-sia karena kedatangan ajal bagi setiap orang berbeda-beda karena ini menyangkut Ilmu Allah

Since t-test was higher than t-table, it can be concluded that a OWHUQDWLYH K\SRWKHVLV ZDV DFFHSWHG ,W FDQ EH IXUWKHU XQGHUVWRRG WKDW ³WKHUH LV D VLJQLILFDQW HIIHFW

pada Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya yang Terdaftar di Kopertis Surabaya. Number of Higher Educational Institutions, Students, Lecturers and Alumni of Private Higher

Perbandingan santan bubuk yang semakin rendah pada perlakuan F 4 dan udang rebon sungai bubuk yang semakin meningkat, menyebabkan makin banyaknya protein yang terdapat

Socialiniuose tinkluose, kuriuose visiems demokratiškai suteikiamos lygios teisės savarankiškai kurti komunikacinį turinį, jau pastebėta, kad, kaip ir tradicinėje

Saat lessor menjual kepada lessee (pengambilan opsi), lessor dikenakan PPH 5% dari nilai opsi. Jika gedung dimiliki secara langsung maka biaya yang boleh dikurangkan

Agar lembaga-lembaga pendi- dikan Islam memiliki wajah ramah, ( Islamic school with a smiling face ), Tan merekomendasikan agar lembaga- lembaga pendidikan Islam