• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gaya hidup menjadi bentuk eksistensi diri yang tidak dapat terpisahkan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gaya hidup menjadi bentuk eksistensi diri yang tidak dapat terpisahkan dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gaya hidup menjadi bentuk eksistensi diri yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan setiap orang, terutama dalam masa remaja. Plummer (dalam Nova, 2012) dalam artikel online berjudul Remaja, Globalisasi dan Gaya Hidup, mendefinisikan gaya hidup sebagai cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Gaya hidup diidentikkan dengan suatu ekspresi untuk menampakkan identitas diri atau identitas kelompok yang dipengaruhi oleh nilai-nilai tertentu dari agama, budaya, dan kehidupan sosial.

Rasyid (dalam Sudarwati dan Hastuti, 2007) berpendapat bahwa gaya hidup saat ini telah menghilangkan batas-batas budaya lokal, daerah, maupun nasional karena arus gelombang gaya hidup global dengan mudahnya berpindah-pindah tempat melalui perantara media massa. Gaya hidup yang berkembang lebih beragam, tidak hanya dimiliki oleh suatu masyarakat saja. Hal tersebut karena gaya hidup dapat ditularkan dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya melalui media komunikasi.

(2)

Selama periode remaja transisi, pertumbuhan fisik, emosional, dan intelektual terjadi dengan pesat, hal tersebut menjadikan individu sebagai remaja untuk menyesuaikan dan memperluas pandangannya tentang dunia (rasa ingin tahu yang tinggi). Menurut Sudarwan (2010:76) dalam bukunya yang berjudul Perkembangan

Peserta Didik, periode remaja transisi berusia antara 12-19 tahun, dalam periode ini

merupakan transisi antara masa kanak-kanak dan usia dewasa.

Retnowati (2011) dalam wacana online berjudul Remaja dan Permasalahannya menjelaskan, ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah

mempunyai sistem kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai yang pada akhirnya mendukung pembentukan konsep diri pada setiap individu.

William D. Brooks (dalam Rakhmat, 2005:99) memaparkan bahwa konsep diri merupakan persepsi mengenai diri sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis, yang diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain. Dari definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa konsep diri adalah gambaran seseorang tentang diri sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial maupun psikologis, yang diperoleh melalui interaksinya dengan orang

(3)

lain. Dalam hal ini, konsep diri yang dimiliki oleh remaja didapatkan melalui interaksinya dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, baik itu yang berasal dari faktor internal seperti lingkungan keluarga dan faktor eksternal seperti lingkungan sekolah, pergaulan, budaya dan media massa.

Media massa dapat digunakan sebagai sarana pencarian informasi tentang jati diri oleh remaja. Salah satu peranan media adalah mempengaruhi sikap dan perilaku orang/publik. McDevitt (dalam J. Bernadette Saunders dan Chris Goddard, 2002) memaparkan bahwa media cukup efektif dalam membangun kesadaran warga mengenai suatu masalah (isu). Media massa bentuknya antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, dan film (Nurudin, 2011:5). Pada masa kini, media film, radio, televisi dan pers (meliputi semua barang yang tercetak seperti, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya) sangat mempengaruhi kehidupan manusia modern, dan remaja merupakan bagian dari manusia modern yang sedang berkembang. Kebutuhan akan informasi dari media massa yang digolongkan sebagai kebutuhan kognitif merupakan salah satu dari lima kebutuhan dasar (basic needs) yang dimiliki oleh manusia (Effendy, 2007:294).

Menurut penjelasan Yusuf (2010) dalam artikel yang berjudul “Memotret Industri Majalah Bersegmen di Indonesia”, di tengah perkembangan media-media yang mengedepankan teknologi terbaru, sampai saat ini majalah tetap eksis di masyarakat dengan cara, menjual segmentasi, mengupayakan kemasan yang eye

(4)

dituntut lebih fokus untuk menjangkau khalayak atau target audiens tertentu, salah satunya adalah majalah dengan segmentasi remaja. Gejala segmentasi majalah mulai tampak pada akhir tahun 1970-an, dengan terbitnya sejumlah media cetak yang membahas masalah spesifik dengan pembaca khusus. Segmentasi itu tampak dari spesialisasi tema majalah seperti majalah khusus ekonomi, keagamaan, kesehatan, anak-anak, remaja, wanita, keluarga, dan lainnya.

Masuknya era globalisasi memberi pengaruh signifikan dengan penerbitan majalah di indonesia. Pihak asing mulai tertarik menanamkan modalnya di bidang pers, sebaliknya pengusaha dalam negeri berkesempatan mencari lahan media asing untuk diterbitkan dengan gaya lokal. Berbagai ijin waralaba (franchise) dari media mencanegara mulai tumbuh, seperti Cosmopolitan, F1, Golf Digest, Bazaar,

Seventeen, Her World, Mens Health, Parent’s Guide, Business Week, Komputeraktif!,

dan lain-lain. Peredaran pers Asing dan pendirian perwakilan perusahaan pers asing di Indonesia ini diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers.

Majalah wanita sebagai salah satu segmentasi dari majalah yang memfokuskan diri untuk melihat sisi kehidupan dari berbagai sudut pandang. Cara pandang dari suatu majalah wanita dalam menggambarkan kehidupan wanita, dapat diketahui melalui tagline yang telah disepakati dan dipakai oleh majalah tersebut. Meskipun demikian, majalah wanita memiliki target audience yang berbeda-beda. Ada majalah yang memiliki target audience wanita dewasa, ada juga majalah yang

(5)

dikhususkan untuk para remaja perempuan. Majalah pertama yang dikhususkan untuk segmen tertentu si AS adalah Ladies Magazine, yang kelak menjadi Godey’s Lady’s

Book. Sara Josepha Hale membantu memulai majalah ini pada 1828 untuk

mengangkat derajat wanita. Majalah yang paling sukses adalah majalah untuk kelompok yang lebih sempit, diantaranya adalah Elle, yang fokus pada fesyen dan

Essence untuk wanita kulit hitam (Vivian, 2008:115).

Di Indonesia, pada awalnya remaja hanya disuguhi majalah Gadis, Aneka

Yess, Hai, dan Kawanku. Kemudian pada bulan Oktober 2001 hadir majalah franchise asal Amerika yaitu Cosmo Girl!, yang disusul Seventeen di bulan

November 2001. Kedua majalah remaja tersebut merajai dunia majalah remaja Indonesia selama beberapa tahun. Di bulan februari 2005 hadir majalah remaja ukuran mini pertama di Indonesia yaitu Gogirl!, yang kemudian diikuti oleh B’girl! pada bulan April 2007 dan Olga! pada tahun 2008. Di bulan Desember 2007, majalah yang sudah 18 tahun beredar di Australia hadir dalam bahasa Indonesia yaitu majalah

Girlfriend.

Majalah Girlfriend Indonesia berisi tentang kumpulan berbagai artikel mengenai gaya hidup perempuan remaja seperti informasi dunia fashion and beauty, percintaan, kesehatan, hiburan, dan juga iklan-iklan produk yang berkaitan dengan dunia sasarannya. Majalah Girlfriend Indonesia merupakan majalah style and fashion yang disasarkan untuk remaja perempuan umur 13-19 tahun dan merupakan majalah

(6)

kepada pembacanya tentang ketrampilan, pengetahuan seperti isu-isu sosial yang sedang terjadi, real life story, hiburan (lagu, buku dan film) dan kecantikan. Setelah sukses di Australia, majalah Girlfriend telah melebarkan sayapnya hingga New Zealand, Indonesia dan Italia.

Perkembangan majalah remaja franchise asing di Indonesia dan perannya terhadap gaya hidup remaja, membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang peran majalah franchise asing Girlfriend Indonesia dalam menyebarkan nilai gaya hidup

Self Respect terhadap remaja.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana majalah franchise asing

Girlfriend Indonesia berperan dalam penyebaran nilai gaya hidup Self Respect

remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran majalah

franchise asing Girlfriend Indonesia dalam penyebaran nilai gaya hidup Self Respect

(7)

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah

1.4.1 Kegunaan Akademik

Penelitian yang dilakukan ini, diharapkan dapat memberikan konstribusi mengenai peran majalah khususnya majalah franchise asing terhadap gaya hidup.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Dari segi praktis, penelitian yang menggunakan pendekatan studi kasus ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pengelola media cetak, khususnya majalah dalam meningkatkan kualitas isi media, serta meningkatkan peran sebagai pelaksana kontrol sosial. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran bagaimana dan apa peran majalah franchise asing menyebarkan nilai gaya hidup kepada para remaja.

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan Sistem Informasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menunjang proses bisnis perusahaan tidak terlepas dari dukungan layanan Teknologi Informasi

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dijelaskan implikasi dari penelitian ini adalah bagaimana masyarakat dan penegak hukum termasuk juga Direktorat Jenderal

Metode pembelajaran diskusi kelompok kecil dan self directed learning dapat diterapkan dalam rangka membantu mahasiswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam rangka

LOGISTIK & FASILITAS - PERALATAN KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPALA SEKSI JANG-OP KEPALA UNIT KOMUNIKASI KEPALA UNIT TI /SI KEPALA UNIT MAK-MIN KEPALA UNIT PEKERJA /SDM KEPALA

Hamdani Harahap selaku Pembantu Dekan III FISIP USU mengusulkan untuk membuat UKM dimana nantinya hanya ada dan boleh satu UKM saja yang membuat kegiatan dan

Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding mempunyai tugas melaksanakan bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan, pembetulan ketetapan pajak, pengurangan atau pembatalan

Pada proses injeksi molding untuk pembuatan hendel terjadi beberapa kekurangan, pada proses pembuatannya diantaranya terjadinya banyak kerutan dan lipatan pada

Adapun upaya dalam mengatasi kendala dam penggunaan SAP yaitu: (1) pengguna harus yang professional dan lebih teliti dalam mengelola arsip yang akan di entry pada SAP