• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Sulawesi Barat 2. Balai Penelitian Perikanan Laut, Balitbang, Kementerian Kelautan dan Perikanan 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Sulawesi Barat 2. Balai Penelitian Perikanan Laut, Balitbang, Kementerian Kelautan dan Perikanan 3"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN: 978-602-71759-3-8

Biologi Reproduksi Ikan Layang Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) di Perairan Sulawesi Barat

Reproductive Biology of Mackerel Scad (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) in Waters West Sulawesi

Muhammad Nur1, M.Albab Al Ayubi2, Suprapto2, Sharifuddin Bin Andy Omar3, Tenriware1 & Admi Athirah4

1Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Sulawesi Barat

2Balai Penelitian Perikanan Laut, Balitbang, Kementerian Kelautan dan Perikanan 3Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP, Universitas Hasanuddin

4Balai Penelitian Pengembangan Budidaya Air Payau BPPBAP Maros

Jl. Baharuddin Lopa SH, Talumung, Majene, Sulawesi Barat

*e-mail : mn.unsulbar@gmail.com ABSTRAK

Ikan Layang Biru (mackerel scad) merupakan salah satu sumberdaya ikan yang tergolong ekonomis penting di Sulawesi Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek biologi reproduksi meliputi nisbah kelamin, Indeks Kematangan Gonad (IKG), Tingkat Kematangan Gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad dan fekunditas Ikan Layang Biru di perairan Provinsi Sulawesi Barat. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Maret, Juni dan November 2016 di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kasiwa, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Keseragaman nisbah kelamin dianalisis dengan uji “Chi-Square”, TKG ditentukan secara morfologi dan dianalisis dengan berdasarkan proporsi ikan yang belum dan telah matang gonad serta berdasarkan komposisi TKG, IKG dihitung menggunakan metode perhitungan Johnson, ukuran pertama kali matang gonad diduga dengan metode Spearman-Karber dan fekunditas menggunakan metode gravimetrik. Ikan Layang Biru yang diperoleh selama penelitian sebanyak 147 ekor, dengan nisbah kelamin jantan : betina adalah 1,00 : 1,01. Namun demikian secara statistik, nisbah kelamin tidak dalam keadaan yang seimbang atau bukan 1 : 1 (α = 0,05 ; X2 hitung

= 10,7789; X2 tabel = 9.488; db = 3). Pada penelitian diperoleh TKG I sampai V dengan IKG

berkisar 0.0350 - 5.2892 % pada ikan jantan dan 0.0568 - 5.0641 % pada ikan betina. Persentase TKG ikan yang telah matang gonad dan IKG tertinggi ditemukan pada bulan Juni sehingga diduga merupakan waktu pemijahan Ikan Layang Biru. Ukuran pertama matang gonad ikan jantan pada ukuran 224 mm atau kisaran 207 – 243 mm dan betina pada ukuran 188 mm atau kisaran 180 – 197 mm dengan fekunditas berkisar antara 5.669 – 120.752 butir telur.

Kata Kunci : Biologi, Reproduksi, Ikan Layang Biru, Perairan Sulawesi Barat. Pendahuluan

Ikan Layang merupakan sumberdaya ikan pelagis kecil yang mempunyai peran besar dalam sektor perekonomian nelayan di Provinsi Sulawesi Barat. Hal ini ditunjukkan dari data hasil tangkapan, alat tangkap ikan di daerah ini seperti : purse seine, bagan, gill net, payang dan pancing, dimana hasil tangkapan Ikan Layang adalah hasil tangkapan yang paling mendominasi dibandingkan spesies ikan lainnya, dengan nilai hasil tangkapan yang mencapai 2.861 ton pada Tahun 2012, 2.694 ton pada Tahun 2013 dan pada Tahun 2014 meningkat mencapai 3.199 ton. Secara keseluruhan, rata-rata hasil tangkapan Ikan Layang di daerah ini mencapai 2.918 ton/Tahun dengan nilai produksi rata-rata mencapai Rp. 64.719.386/Tahun (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat, 2015). Namun demikian, data hasil tangkapan Ikan Layang pada perairan Sulawesi Barat dalam kurung waktu satu dekade terakhir, cenderung telah mengalami penurunan. Penangkapan dan ketergantungan masyarakat terhadap Ikan Layang Biru biru ini diduga menjadi penyebab terjadinya eksploitasi secara

(2)

berlebihan oleh nelayan, sehingga menjadi kekhawatiran bagi para peneliti akan terjadinya degradasi sumberdaya ikan Layang Biru ini dan ancaman terhadap kelestariannya. Olehnya, sehubungan dengan hal tersebut, salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan melakukan pengelolaan sumberdaya ikan Layang Biru yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Untuk melakukan pengelolaan tersebut dibutuhkan informasi dan data awal mengenai spesies ikan tersebut, di antaranya adalah data tentang aspek biologi reproduksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek biologi reproduksi meliputi nisbah kelamin, Indeks Kematangan Gonad (IKG), Tingkat Kematangan Gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad dan fekunditas ikan Layang Biru di perairan Provinsi Sulawesi Barat.

Metode Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret, Juni dan November 2016 di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kasiwa, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat yang merupakan fishing-base nelayan penangkap ikan Layang Biru. Metode Pengumpulan Data

Sampel ikan Layang Biru diperoleh dari hasil tangkapan nelayan menggunakan purse seine. Unit armada kapal Purse Seine yang ada di PPI Kasiwa Mamuju memiliki spesifikasi yaitu terbuat dari kayu, panjang 20 – 21 m, lebar 3,5 – 3,7 m dan dalam 1,0 – 1,1 m, menggunakan mesin utama 150 PK dan mesin generator 10 PK untuk alat bantu lampu. Nelayan Purse Seine ini melakukan operasi penangkapan di perairan Sulawesi Barat selama 3 – 7 hari tergantung banyak tidaknya hasil tangkapan yang diperoleh.

Sampel ikan Layang Biru hasil tangkapan nelayan yang diperoleh diambil secara acak. Pengukuran panjang cagak (FL) sampel menggunakan mistar ukur berketelitian 1 mm, bobot tubuh dan bobot gonad ditimbang menggunakan timbangan digital berketelitian 0,01 g. Gonad ditentukan Jenis kelamin dan TKGnya, terlebih dahulu sampel dibedah menggunakan alat bedah (gunting bedah, skalpel dan pinset). Pengamatan TKG dilakukan secara morfologi dengan menggunakan bantuan lup dan ditentukan berdasarkan modifikasi dari klasifikasi Cassie (Effendie, 1997). Pada setiap gonad individu betina dengan tingkat kematangan gonad III, IV dan V dipisahkan dari organ-organ dalam lainnya kemudian diambil tiga bagian, dimasukkan ke botol rol dan diberikan larutan Gilson untuk dihitung fekunditasnya.

Analisis Data

Nisbah kelamin yang didasarkan pada jumlah sampel ikan Layang Biru jantan dan betina, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 B

J NK

(3)

ISBN: 978-602-71759-3-8 dimana: NK = nisbah kelamin, ∑J = jumlah ikan Layang Biru jantan (ekor), ∑B = jumlah ikan Layang Biru betina (ekor).

Untuk mengetahui nisbah kelamin antara ikan jantan dan betina pada setiap waktu pengambilan sampel dan tingkat kematangan gonad (TKG) dilakukan dengan menggunakan uji chi-square yang disusun dalam bentuk tabel kontingensi (Zar, 2010)

Analisis TKG dilakukan dengan melakukan pengelompokkan data frekuensi (%) ikan yang belum dan telah matang gonad, berdasarkan TKG yang diperoleh selama pengamatan. Indek kematangan gonad (IKG) dihitung dengan rumus (Johnson, 1971):

100 W Bg IKG 

dengan Bg= berat gonad (gram) dan W = berat tubuh total (gram)

Untuk menduga rata-rata ukuran pertama kali matang gonad digunakan metode Spearman-Karber (Udupa, 1986), dengan rumus:

i

k X p X x m    2

Dengan selang kepercayaan 95%, maka:

Antilog m =[m±1,96√X2∑ (pi-qi ni-1)]

dimana m = log panjang ikan pada saat pertama kali matang gonad, Xk = log nilai tengah kelas panjang yang terakhir pada saat pertama kali matang gonad, X = log pertambahan panjang pada nilai tengah, Pi = Proporsi ikan matang gonad pada kelas panjang ke-i dengan jumlah ikan pada selang panjang ke-I, ni = Jumlah ikan yang matang pada kelas panjang ke-I, qi = 1 – pi dan M = antilog m dari panjang ikan pertama kali matang gonad.

Fekunditas total dihitung dengan menggunakan metode gravimetrik dengan rumus sebagai berikut( Effendie, 1997).

Fs Bs Bg F 

dengan F = jumlah seluruh telur (butir), Bg = bobot seluruh gonad (g), Bs = bobot subsampel gonad (g), Fs = jumlah telur pada subsampel gonad (butir). Hasil dan Pembahasan

Nisbah kelamin

Jumlah ikan Layang Biru (D. macarellus) yang diperoleh selama penelitian ini sebanyak 147 ekor, terdiri dari 73 ekor ikan jantan dan 74 ekor ikan betina.

(4)

Distribusi jumlah dan nisbah kelamin yang diperoleh pada setiap pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Jumlah (ekor) ikan Layang Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) yang diperoleh selama penelitian pada setiap waktu pengambilan sampel

Waktu Pengambilan Sampel Distribusi Jumlah Nisbah

Jantan Betina Jantan Betina

Maret 2016 27 46 1.00 1.70

Juni 2016 28 21 1.33 1.00

November 2016 18 7 2.57 1.00

Jumlah 73 74 1.00 1.01

Secara statistik, nisbah kelamin ikan jantan dan betina bukan 1 : 1 atau tidak dalam keadaan seimbang (α = 0,05 ; X2 hitung = 10,7789; X2 tabel = 9.488; db = 3). Hal yang sama juga diperoleh pada Ikan Layang Deles D. macrosoma di perairan Teluk Bone dan di perairan Kabupaten Barru (Dahlan et al., 2015). Selanjutnya Yusra (2013) pada ikan layang deles D. macrosoma di Selat Makassar juga menemukan nisbah kelamin tidak seimbang dimana jantan dan betina memiliki nisbah 3,02 : 1,00. Arniati (2013) terhadap Ikan Layang Deles D. macrosoma di Teluk Bone diperoleh nisbah kelamin Ikan Layang jantan dan betina Teluk Bone 1,75 : 1,00. Sementara itu Unus (2009) pada ikan Malalugis Biru di perairan Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, memperoleh nisbah 1,32 : 1. Adanya Perbedaaan jumlah dan ukuran ikan dalam suatu populasi di Perairan dapat disebabkan oleh pola pertumbuhan, migrasi, dan adanya perubahan jenis ikan baru pada suatu populasi yang sudah ada. Menurut Nikolsky, 1963 perbedaan nisbah kelamin dapat dilihat dari tingkah laku pemijahan yang dapat berubah menjelang dan selama pemijahan. Pada ikan yang melakukan ruaya untuk memijah terjadi perubahan nisbah jantan dan betina secara teratur, pada awalnya ikan jantan lebih banyak kemudian nisbah kelamin berubah menjadi 1:1, lalu diikuti dengan dominasi ikan betina.

Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah (Effendie, 2002). Untuk menentukan tingkat kematangan gonad pada ikan betina maka yang diamati adalah bentuk, ukuran, warna, kehalusan, dan pengisian ovarium dalam rongga tubuh serta ukuran, kejelasan bentuk, warna telur dalam ovarium. Sebaliknya, untuk ikan jantan yang diamati adalah bentuk, ukuran, warna, dan pengisian testes dalam rongga tubuh. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap ikan Layang Biru ini diperoleh Tingkat kematangan gonad yang terbagi dalam lima tahap yaitu TKG I immature (belum berkembang), TKG II maturing (awal perkembangan), TKG III mature (matang gonad), TKG IV fully mature (perkembangan akhir), dan TKG V resting (memijah). Frekuensi TKG (%) ikan Layang Biru jantan dan betina yang diamati berdasarkan tingkat kematangan gonad serta berdasarkan ikan yang telah dan belum matang gonad pada setiap waktu pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

(5)

ISBN: 978-602-71759-3-8

Gambar 1. Frekuensi Tingkat Kematangan Gonad ikan Layang Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) yang diamati berdasarkan tingkat kematangan gonad pada setiap waktu pengambilan sampel selama penelitian. Ket : a (jantan) dan b (betina)

Gambar 2. Frekuensi (%) ikan Layang Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) yang diamati berdasarkan tingkat kematangan gonad pada setiap waktu pengambilan sampel selama penelitian. Ket : a (jantan) dan b (betina)

Indeks Kematangan Gonad

Indeks kematangan gonad (IKG) merupakan perbandingan antara bobot gonad dan bobot tubuh yang nilainya dinyatakan dalam persen. Nilai IKG ikan Layang Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Indeks kematangan gonad ikan Layang Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) yang diperoleh pada setiap waktu pengambilan sampel selama penelitian. Ket : a (jantan) dan b (betina)

(6)

Berdasarkan Gambar 3, diperoleh nilai IKG ikan Layang Biru di perairan Sulawesi Barat berkisar 0.0350 - 5.2892 % pada ikan jantan dan 0.0568 - 5.0641 % pada ikan betina. Pengetahuan mengenai IKG dapat digunakan untuk menentukan musim pemijahan. Nilai IKG yang tinggi merupakan indikator dari periode reproduksi (Brewer et al., 2008). Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan nilai IKG tertinggi ditemukan pada bulan Juni sehingga besar dugaan bahwa pada waktu tersebutlah waktu yang digunakan ikan Layang Biru untuk memijah. Hasil kajian IKG ikan Layang pada beberapa perairan menunjukkan musim pemijahan yang berbeda-beda. Musim pemijahan beberapa jenis Ikan Layang dari Genus Decapterus menurut (Oshimo et al., 2014) di antaranya D. maruadsi, D.macrosoma di laut china timur melakukan pemijahan pada bulan Mei hingga Agustus, D. macarellus pada bulan April hingga Juli. Sementara itu D. macrosoma di laut India Selatan memijah pada bulan Februari hingga Juni kemudian October hingga Desember dan D. russelli memijah pada bulan Maret hingga Mei dan November hingga Desember.

Ukuran Pertama Kali Matang Gonad

Ukuran pertama kali matang gonad merupakan salah satu variabel dari strategi reproduksi pada ikan, selain nisbah kelamin, periode dan tipe pemijahan, perkembangan oosit dan fekunditas (Gomiero et al., 2008). Pada penelitian ini diperoleh ukuran pertama matang gonad ikan Layang Biru jantan pada ukuran 224 mm atau kisaran 207 – 243 mm dan betina pada ukuran 188 mm atau kisaran 180 – 197 mm. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa ikan layang betina umumnya matang gonad pada ukuran lebih awal dibandingkan dengan ikan jantan. Beberapa penelitian tentang ukuran pertama kali matang gonad juga hal yang sama dengan penelitian ini diantaranya Arniati (2013) menemukan rata-rata pertama kali matang gonad Ikan Layang Deles jantan di Teluk Bone pada panjang tubuh 250 mm dan ikan betina 245 mm. Hal yang sama juga diperoleh oleh Yusra (2013) pada Ikan Layang Deles di perairan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Ikan Layang Deles jantan matang gonad pada ukuran 239 mm dan betina sebesar 237 mm terjadi Pada Ikan Layang Deles jantan di Teluk Ambon yang pertama kali matang gonad pada ukuran panjang total sebesar 163 mm dan betina sebesar 155 mm (Senen et al., 2010). Hal yang berbeda dengan penelitian Dahlan et al., (2015) pada Ikan Layang Deles jantan pada perairan Teluk Bone berada jantan pada ukuran 195 mm dan betina pada ukuran 210 mm.

Fekunditas

Fekunditas adalah semua telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan. Secara keseluruhan fekunditas ikan Layang Biru di perairan Sulawesi Barat berkisar antara 5.669 – 120.752 butir. Fekunditas pada ikan Malalugis Biru (D. macarellus) yang tertangkap di perairan Kab. Banggai Kepulauan berkisar 32.291 - 205.174 butir telur (Unus, 2009), fekunditas Ikan Layang Deles diperairan Kabupaten Barru berkisar 1.512 - 34.875 butir (Arifin et al., 2015). Selanjutnya Anita (2013) menemukan bahwa fekunditas Ikan Layang Deles (D.

(7)

ISBN: 978-602-71759-3-8

4.592 – 9.415 butir telur, sementara Hartatiah (2013) di Teluk Bone mendapatkan fekunditas Ikan Layang Deles sebanyak 119.765-167.662 butir dengan rata-rata 140764 butir, Ikhsan dan Irham (2009) pada ikan Decapterus macarellus memperoleh fekunditas 28.875 – 84.000 dan Decapterus russelli diperairan Kepulauan Seribu berkisar 20.000 – 80.000 butir (Burhanuddin dan Djamali 1997).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Nisbah kelamin ikan Layang Biru di perairan Sulawesi Barat diperoleh nisbah kelamin yang tidak seimbang

1. Tingkat Kematangan Gonad diperoleh TKG I hingga TKG V

2. Persentase ikan Layang Biru yang telah matang gonad dan IKG tertinggi ditemukan pada bulan Juni baik untuk ikan jantan maupun ikan betina sehingga diduga merupakan waktu pemijahan bagi ikan Layang

3. Indeks kematangan gonad (%) ikan Layang Biru di Perairan Sulawesi Barat yaitu 0.0350 - 5.2892 % pada ikan jantan dan 0.0568 - 5.0641 % pada ikan betina.

4. Ukuran pertama matang gonad ikan jantan pada ukuran 224 mm atau kisaran 207 – 243 mm dan betina pada ukuran 188 mm atau kisaran 180 – 197 mm 5. Fekunditas ikan Layang Biru berkisar antara 5.669 – 120.752 butir telur. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Balai Penelitian Perikanan Laut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Universitas Hasanuddin beseta seluruh Tim Peneliti yang telah banyak membantu baik dari segi pendanaan maupun dalam bentuk bantuan lainnya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

Daftar Pustaka

Anita. 2013. Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Layang (Decapterus

macrosoma) Tertangkap di Perairan Selat Makassar. Skripsi. Universitas

Hasanuddin.

Arniati. 2013. Nisbah Kelamin dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Layang (Decapterus macrosoma) Tertangkap di Perairan Teluk Bone. Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Brewer, S.K., Rabeni, C.F., and Papoulias, D.M. 2008. Comparing histology and gonadosomatic index for determining spawning condition of small-bodied riverine fishes. Ecol. Freshwater Fish. 17: 54-58.

Burhanuddin dan A. Djamali. 1997. Penelitian biologi ikan layang (Decapterus ruselli Ruppel) di Pulau Panggang, Pulau-Pulau Seribu, hal.139-149. Dalam M.Hutomo et al. (eds) Teluk Jakarta : Sumber Daya, Sifat – sifat Oseanologi, serta permasalahannya. Lembaga Oseanologi Nasional – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

(8)

Dahlan, M. A., S.A. Omar, J. Tresnati, M.T. Umar & M. Nur. 2015. Nisbah kelamin dan ukuran pertama kali matang gonad ikan layang deles (Decapterus macrosoma Bleeker, 1841) di Perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Makassar, Mei 2015.

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan). Vol.25 (1) April 2015 : 36-40. ISSN

: 0853-4489.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat. 2015. Statistik Perikanan Tangkap. Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Effendie M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. 163 hal. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163

hal.

Hartatiah. 2013. Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Layang (Decapterus

macrosoma) Tertangkap di Perairan Teluk Bone. Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Iksan K.dan Irham. 2009. Pertumbuhan dan ikan Layang Biru (Decapterus macarellus) di Perairan Maluku Utara. Jurnal Iktiologi Indonesia 9(2): 163-174

Johnson, J.E. 1971. Maturity and fecundity of threadfin shad, Dorosoma petenense (Gunther), in Central Arizona reservoirs. Trans. Am. Fish. Soc. 100(1): 74-85. Ohshimo Seiji, Tetsuro Shiraishi, Hiroshige Tanak, Tohya Yasuda Mari Yoda, Hirofumi

Ishida And Shozo Tomiyasu. 2014. Growth And Reproductive Characteristics Of The Roughear Scad Decapterus Tabl In The East China Sea. Jarq 48 (2), 245 - 252 (2014)

Senen, B.; Sulistiono & Muchsin, I. 2010. Beberapa aspek biologi ikan layang deles (Decapterus macrosoma) di perairan Banda Neira, Maluku. Pengembangan Pulau-Pulau Kecil. ISBN: 978-602-98439-2-7.

Udupa, K.S. 1986. Statistical Method of Estimating the Size at First Maturity in Fishes. Fishbyte 4(2) : 8-10.

Unus, F. 2009. Kajian Biologi Reproduksi Ikan Malalugis Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) di Perairan Kabupaten Banggai Kepulauan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. 116 hal.

Yusra. 2013. Nisbah Kelamin dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Layang (Decapterus macrosoma) Tertangkap di Perairan Selat Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Zar, J.H. 2010. Biostatistical Analysis. Fifth edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey. 944 p.

Gambar

Gambar  1.  Frekuensi    Tingkat  Kematangan  Gonad  ikan  Layang  Biru  (Decapterus  macarellus  Cuvier, 1833) yang diamati berdasarkan tingkat kematangan gonad pada setiap waktu   pengambilan sampel selama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Widyastuti, dkk (2004) motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minat untuk mengikuti PPAk, sedangkan pada penelitian Safitri

In addition, the MAP contains functions and procedures for the control of supplementary services and handover, for subscriber management, for IMEI management, for authentication

Produk pengembangan direvisi berdasarkan penilaian ahli media pembelajaran dan ahli materi, produk hasil revisi diujicobakan secara perorangan produk pengembangan media

Berdasarkan gambar 7 tersebut menunjukan bahwa pada penilaian rata – rata dari kedua guru pada aspek pembelajaran memperoleh hasil persentase 89,55%, dan aspek isi memperoleh

Analisis tingkat kecelakaan dapat dicari berdasarkan data jumlah kecelakaan tiap segmen dan volume lalu lintas, analisis angka kecelakaan dan tingkat kecelakaan

Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan Pendapatan

Telah dilakukan sintesis talk dari bahan baku lokal dolomit dan kuarsa dengan metode pemanasan/kalsinasi dan hidrotermal.. Proses pengadukan bahan baku secara konvensional dan

Dalam penelitian ini, penggunaan model regresi linier berganda ditujukan untuk mengukur besarnya pengaruh “ Pertumbuhan Jumlah industri dan Pertumbuhan Produk