• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA RIZKY NURKHAERANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA RIZKY NURKHAERANI"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

i

EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM

MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI

INDONESIA

RIZKY NURKHAERANI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Rizky Nurkhaerani

(4)

ii

ABSTRAK

RIZKY NURKHAERANI. Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melakasnakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia. Dibimbing oleh HARI WIJAYANTO dan DAHRUL SYAH.

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran umum mengenai karakteristik dan capaian kinerja dosen tersertifikasi, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen tersertifikasi, mengklasifikasikan dosen tersertifikasi berdasarkan faktor-faktor tersebut, serta membandingkan kinerja guru besar dengan dosen non guru besar. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum mengenai karakteristik dan capaian kinerja dosen tersertifikasi sedangkan metode CART digunakan untuk menentukan faktor yang berpengaruh serta mengklasifikasikan. Sebesar 79% dosen tersertifikasi di Indonesia telah melaksanakan kewajibannya. Rataan kredit total capaian dosen per tahun adalah sebesar 31.86 sks sedangkan rataan untuk masing-masing bidang sebesar 16.32 sks untuk pendidikan, 8.83 sks untuk penelitian, serta 6.72 sks untuk pengabdian masyarakat. Secara umum, faktor-faktor yang bepengaruh adalah faktor-faktor dari individu dosen sendiri, yaitu bidang ilmu, latar belakang pendidikan, jabatan fungsional, serta usia.

Kata kunci: analisis deskriptif, classification and regression tree (CART), kinerja dosen, Tridharma Perguruan Tinggi

ABSTRACT

RIZKY NURKHAERANI. Exploration of performance certified lecturer in implementing Tridharma Perguruan Tinggi in Indonesia. Supervised by HARI WIJAYANTO and DAHRUL SYAH.

The aim of this research was to provide a general overview of the characteristics and achievements of performance certified lecturer, determine the factors that affect the performance of certified lecturer, classify certified lecturer based on these factors, and compare the professor and lecturer nonprofessor‟s performance. Descriptive analysis is used to see a general overview of the characteristics and achievements of certified lecturer performance while the CART method is used to determine factors that affect the performance of certified lecturer and classify of them. Amounting to 79% of certified lecturers in Indonesia has been implementing its obligations. Mean total credits achievements of lecturer per year amounted to 31.86 while the average for each area of 16.32 credits for education, 8.83 credits for research, as well as 6.72 credits for community service. In general, the factors that affect are the factors of individual lecturers themselves, namely the field of science, educational background, functional, and age.

Keywords: descriptive analysis, classification and regression tree (CART), certified lecturer performance, Tridharma Perguruan Tinggi

(5)

iii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM

MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI

INDONESIA

RIZKY NURKHAERANI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(6)
(7)

v

Judul Skripsi : Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia

Nama : Rizky Nurkhaerani NIM : G14090074

Disetujui oleh

Dr Ir Hari Wijayanto, MSi Pembimbing I

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Hari Wijayanto, MSi Ketua Departemen Statistika

(8)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah eksplorasi data, dengan judul Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Hari Wijayanto MSi dan Bapak Dr Ir Dahrul Syah MScAgr selaku pembimbing, Dr Ir Erfiani MSi selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran, seluruh dosen serta pihak Tata Usaha Departemen Statistika IPB yang telah sangat membantu. Tak lupa terima kasih juga penulis ucapkan kepada Direktorat Keuangan Institut Pertanian Bogor yang berkenan membantu dalam hal penyediaan data. Ungkapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak, Mamah, Ami, Eep, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat dan teman-teman Statistika dan CSS MoRa 46 seperjuangan, sahabat-sahabat FH, serta teman terdekat yang senantiasa memberi semangat, perhatian, dan bantuan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

(9)

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 11

Latar Belakang 11

Tujuan Penelitian 12

METODOLOGI 12

Metode Pengumpulan Data 12

Metode Analisis Data 13

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Analisis Deskriptif 18

Analisis Pohon Regresi 25

SIMPULAN DAN SARAN 37

Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 39 LAMPIRAN 30 RIWAYAT HIDUP 39

(10)

viii

DAFTAR TABEL

1 Ringkasan statistik pencapaian angka kredit 14

2 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan

pada pohon bidang pendidikan 15

3 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang pendidikan 15 4 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit pendidikan 17 5 Persentase kredit mengajar berdasarkan jenjang pendidikan 18 6 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan

pada pohon bidang penelitian 19

7 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang penelitian 19 8 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit penelitian 20

9 Persentase publikasi jurnal 21

10 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan

pada pohon bidang pengabdian 22

11 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang pengabdian 22 12 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit bidang pengabdian 23 13 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan

pada pohon total 24

14 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon total 24 15 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit total 25 16 Perbandingan kompensasi bagi guru besar dan non guru besar 26 17 Korelasi pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit

pendidikan dan penelitian 26

DAFTAR GAMBAR

1 Proses pemilahan pada CART 5

2 Persentase jumlah dosen berdasarkan usia 8

3 Rataan capaian angka kredit berdasarkan kategori usia 8 4 Persentase jumlah dosen berdasarkan jenis kelamin 9 5 Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenis kelamin 9 6 Persentase jumlah dosen berdasarkan status perguruan tinggi 9 7 Rataan capaian angka kredit berdasarkan status perguruan tinggi 10 8 Persentase jumlah dosen berdasarkan lokasi perguruan tinggi 10 9 Rataan capaian angka kredit berdasarkan lokasi perguruan tinggi 10

10 Persentase dosen berdasarkan bidang ilmu 11

11 Rataan capaian dosen berdasarkan bidang ilmu 11 12 Persentase dosen berdasarkan jabatan fungsional 12 13 Rataan capaian dosen berdasarkan jabatan fungsional 12 14 Persentase jumlah dosen berdasarkan jenjang pendidikan terakhir 12 15 Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenjang pendidikan terakhir 13

(11)

ix

16 Persentase jumlah dosen berdasarkan asal negara mendapat pendidikan

doktor (S3) 13

17 Rataan capaian angka kredit berdasarkan asal negara mendapat

pendidikan doktor (S3) 13

18 Persentase jumlah dosen berdasarkan kategori pencapaian angka kredit

total 14

19 Pohon regresi bidang pendidikan 16

20 Persentase publikasi jurnal berdasarkan asal PT pendidikan S3 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel peubah yang diamati dan masing-masing kategorinya 30

2 Diagram kotak garis capaian angka kredit 31

3 Pohon regresi bidang penelitian 33

4 Pohon regresi bidang pengabdian masyarakat 34

5 Pohon regresi total capaian angka kredit 35

6 Tabel gaji pokok pegawai negeri sipil 36

7 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang

pendidikan dan penelitian bagi non guru besar 37

8 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang

pendidikan dan penelitian bagi guru besar 37

9 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang

pendidikan dan penelitian bagi asisten ahli 37

10 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang

pendidikan dan penelitian bagi lektor 38

11 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan di Indonesia terus berkembang baik dalam kurikulum maupun sarana dan prasarana. Pendidikan dapat ditempuh melalui lembaga pendidikan formal dan informal. Salah satu lembaga pendidikan formal adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai salah satu pondasi pendidikan di suatu negara memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membentuk pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan yang memiliki intelektualitas tinggi serta budi pekerti yang luhur. Pencapaian tugas tersebut tidak lepas dari peran serta dan kontribusi sumber daya pendidik serta sarana pendidikan yang juga harus berkualitas.

Dosen merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi. Menurut PP No. 37 Tahun 2009 Pasal 1, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ketiga bidang tersebut dikenal dengan sebutan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu tiga tugas suci yang diusung oleh perguruan tinggi. Sebagai salah satu pilar perguruan tinggi, dosen memiliki kewajiban untuk ikut melaksanakan tridharma tersebut. Pengajaran di kelas, asistensi, pembimbing, dan penguji tugas akhir mahasiswa, serta pembuatan dan perbaikan bahan ajar merupakan beberapa tugas dosen dalam bidang pendidikan. Tugas dalam bidang penelitian berupa pelaksanaan penelitian dan publikasi baik nasional maupun internasional sedangkan untuk bidang pengabdian masyarakat meliputi kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Kualitas pendidikan di perguruan tinggi salah satunya dapat dilihat dari kualitas kinerja dosen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kinerja dosen sangat beragam. Keragaman kinerja dosen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal dari dalam diri maupun faktor eksternal. Menurut Siagian (2007), penilaian prestasi kerja atau evaluasi kerja merupakan hal yang penting untuk dilakukan, baik untuk kepentingan pegawai maupun organisasi. Bagi pegawai, penilaian kerja berguna bagi perkembangan karirnya sedangkan bagi organisasi hasil penilaian tersebut memiliki arti dan peran yang penting dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi mengenai kinerja dan karakteristik dosen sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan proses serta hasil dari pendidikan.

Menurut Murti (2013), kinerja seorang pegawai akan meningkat sejalan dengan tingginya tingkat kepuasan yang berasal dari terpenuhinya kebutuhan, keinginan, dan harapannya. Sama halnya dengan dosen. Selain gaji pokok yang diberikan tiap bulan, pemerintah juga memberikan tunjangan profesi. Pemberian tunjangan tersebut diharapkan dapat memacu dosen untuk lebih produktif dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya, baik dalam pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.

(14)

12

Jika dilihat berdasarkan penerimaan kompensasi, dosen dibagi menjadi dua, yaitu guru besar dan non guru besar. Perbedaan di antara keduanya adalah tunjangan kehormatan yang hanya diterima oleh guru besar. Selain gaji pokok dan tunjangan profesi, guru besar juga mendapatkan tunjangan kehormatan. Tunjangan kehormatan tersebut diberikan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan tugas-tugas khusus yang dibebankan kepada guru besar, yaitu menulis buku, karya ilmiah, serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Menurut PP No. 41 Tahun 2009 Bab IV Pasal 14 dan 15, tunjangan profesi bagi dosen diberikan sebesar satu kali gaji pokok pegawai negeri sipil sedangkan tunjangan kehormatan sebesar dua kali gaji pokok. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan kinerja guru besar menjadi perhatian. Implementasi kewajiban guru besar setelah adanya pemberian tunjangan kehormatan dipertanyakan.

Penelitian ini menggunakan analisis CART (classification and regression

tree) untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas

dosen serta membuat klasifikasi dosen berdasarkan faktor-faktor tersebut. Kondisi data yang berukuran besar dan kompleks, yaitu bertipe campuran numerik dan kategorik, sulit untuk memenuhi asumsi yang merupakan syarat pada penggunaan analisis regresi. Metode CART merupakan metode nonparametrik yang tidak membutuhkan pemenuhan asumsi dan dapat menangani data berukuran besar serta kompleks (Breiman 1993). Peubah respon dari penelitian ini merupakan data numerik sehingga prosedur CART yang digunakan adalah prosedur pohon regresi.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran umum mengenai performa kinerja dosen tersertifikasi di Indonesia dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. 2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dosen

tersertifikasi dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.

3. Mengklasifikasikan dosen tersertifikasi berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerjanya dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.

4. Membandingkan capaian kinerja guru besar dengan dosen non guru besar (studi kasus di Institut Pertanian Bogor).

METODOLOGI

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer hasil dari Evaluasi Kinerja Dosen Penerima Tunjangan Profesi pada tahun 2012 sebanyak 45377 data dosen. Evaluasi kinerja dosen penerima tunjangan profesi tahun 2012 merupakan program evaluasi yang diselenggarankan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi dan dilaksanakan dalam bentuk pengisian kuisioner online. Populasi dari evaluasi tersebut adalah dosen yang telah tersertifikasi dan telah mendapatkan 2

(15)

13 tunjangan profesi. Seluruh dosen penerima tunjangan profesi di Indonesia diwajibkan untuk mengisi kuisioner online tersebut. Pengisian program evaluasi ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Oktober 2012.

Peubah respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah rataan pencapaian angka kredit dosen per tahun dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta total kredit keseluruhan. Peubah-peubah penjelas yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu status perguruan tinggi, lokasi perguruan tinggi, bidang ilmu, jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional (Lampiran 1).

Penelitian ini menggunakan data dosen dengan skala nasional untuk mencapai tujuan pertama sampai ketiga sedangkan untuk tujuan keempat yang digunakan hanya data dosen Institut Pertanian Bogor (IPB). Data gaji dan tunjangan dosen IPB yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut diperoleh dari Direktorat Keuangan IPB. Data tersebut digunakan untuk membandingkan kinerja dari guru besar dan non guru besar dengan melihat hubungan antara gaji dengan angka pencapaian angka kredit. Dosen IPB yang melakukan pengisian kuisioner evaluasi sebanyak 833 orang dari 905 dosen IPB yang telah mendapatkan tunjangan profesi.

Metode Analisis Data Persiapan Data

Tahap persiapan data merupakan tahap yang penting sebelum melakukan analisis data. Sering kali data yang diperoleh masih terdapat kolom yang tidak terisi atau terisi tetapi tidak sesuai dengan format yang diinginkan. Data seperti itu akan menyulitkan pada saat dianalisis, seperti yang terjadi pada data yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah persiapan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengatasi kolom yang tidak terisi. Jika kolom yang tidak terisi tersebut dapat diduga dari kolom lain, maka akan diisi dengan nilai dugaan tersebut. Namun, jika tidak dapat diduga dengan kolom lain, maka data dosen tersebut tidak digunakan.

2. Mengatasi isian yang tidak sesuai format. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pengisian online sehingga banyak isian yang diisi dengan isian yang tidak sesuai. Data tersebut diubah menjadi isian yang sesuai ketentuan sehingga dapat memudahkan dalam tahap analisis. Sebagai contoh, peubah “Jurnal Internasional 2009” harus diisi dengan banyaknya jurnal internasional yang telah dipublikasikan pada tahun 2009. Jika tidak melakukan publikasi, maka kolom tersebut diisi dengan tanda (-). Akan tetapi, banyak ditemukan isian yang tidak sesuai aturan tersebut sehingga harus diubah terlebih dahulu.

3. Mengkategorikan peubah.

- Peubah status dan lokasi perguruan tinggi dikategorikan berdasarkan nama perguruan tinggi. Kategori yang digunakan untuk status perguruan tinggi adalah perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) sedangkan kategori lokasi perguruan tinggi adalah berlokasi di Jawa dan di luar Jawa.

(16)

14

- Peubah latar belakang pendidikan dikategorikan berdasarkan peubah jurusan pendidikan S1, S2, dan S3. Jika jurusan S1, S2, dan S3 terisi, maka latar belakang pendidikannya adalah S3. Jika S1 dan S2 terisi tetapi S3 tidak terisi, artinya latar belakang pendidikan terakhirnya S2 sedangkan latar belakang pendidikan terakhir S1 jika hanya jurusan S1 saja yang terisi.

- Isian peubah bidang ilmu sangat beragam, baik dalam bentuk kode bidang ilmu maupun nama bidang ilmu. Peubah bidang ilmu dikategorikan berdasarkan rumpun ilmu untuk memudahkan dalam tahap analisis. Adapun rumpun ilmu menurut direktorat pendidikan tinggi (2013), yaitu MIPA, ilmu tanaman (TAN), ilmu hewan (HWN), kedokteran (KED), kesehatan (KES), teknik (TEK), pendidikan (PND), ekonomi (EKO), sosial dan humaniora (SOS), bahasa (BHS), agama dan filsafat (AF), seni desain dan media (SDM), serta bidang ilmu lainnya (LYN).

- Peubah usia dikategorikan menjadi muda, madya, dan tua. Tahap dewasa dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu dewasa awal, dewasa tengah, dan dewasa akhir. Dewasa awal untuk usia 20-40 tahun, dewasa tengah untuk 40-60 tahun, sedangkan dewasa akhir untuk usia di atas 60 tahun. Pengkategorian ini hanya dilakukan untuk analisis deskriptif saja sedangkan pada analisis CART peubah usia tetap berskala numerik.

Keterangan mengenai data status dan lokasi perguruan tinggi serta rumpun ilmu diperoleh dari situs Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI). 4. Memboboti tiap pelaksanaan tugas dengan bobot sks sesuai ketentuan

beban kerja dosen.

5. Membuat rataan pencapaian angka kredit per tahun untuk masing-masing dosen.

6. Menghapus data pencapaian angka kredit di atas 60 sks, baik untuk bidang pendidikan, penelitian, pengabdian maupun total kredit.

7. Mengkategorikan pencapaian angka kredit total berdasarkan kewajiban pencapaian tugas dosen. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 Bab III Pasal 8, salah satu syarat dalam penerimaan tunjangan profesi adalah melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 sks dan paling banyak 16 sks pada setiap semester. Penelitian ini menggunakan data rataan per tahun sehingga selang capaian angka kreditnya pun digandakan menjadi 24 sampai dengan 32 sks per tahun. Kategori „kurang‟ untuk pencapaian angka kredit kurang dari 24 sks, „cukup‟ untuk 24-32 sks, dan „lebih‟ untuk kredit lebih dari 32 sks.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai karakteristik serta capaian kinerja dosen. Analisis deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu :

1. Membuat diagram lingkaran persentase jumlah dosen berdasarkan tiap kategori peubah penjelas.

(17)

15 2. Membuat diagram batang untuk menunjukkan rataan capaian angka

kredit berdasarkan tiap kategori peubah penjelas.

3. Membuat diagram kotak garis untuk menunjukkan capaian angka kredit pendidikan, penelitian, pengabdian, dan total.

Analisis CART (Classification and Regression Tree)

CART merupakan metode statistika nonparametrik yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan data dengan peubah respon kategorik maupun numerik. Tujuan metode ini adalah melihat hubungan antara peubah respon dengan peubah penjelas melalui pengelompokkan berdasarkan peubah penjelas yang digunakan. Penggunaan metode CART pada penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dosen serta mengklasifikasikan dosen berdasarkan faktor-faktor tersebut. Analisis dilakukan pada empat bidang yang merupakan peubah respon dalam penelitian ini, yaitu capaian angka kredit bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta capaian total kredit.

CART mengelompokkan peubah respon berdasarkan peubah-peubah penjelasnya ke dalam dua kelompok (biner). Proses pengelompokkan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga membentuk struktur pohon biner, seperti pada Gambar 1. Prosedur analisis CART terbagi menjadi dua, yaitu prosedur pohon klasifikasi dan pohon regresi. Jika peubah respon merupakan data kategorik, maka prosedur pohon klasifikasi yang digunakan sedangkan jika peubah respon merupakan data numerik, prosedur pohon regresi yang digunakan (Breiman et al.1993). Peubah respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah capaian angka kredit yang berupa data kontinu sehingga prosedur analisis yang diterapkan adalah prosedur pohon regresi.

Gambar 1 Proses pemilahan pada CART

Breiman (1993) dalam bukunya menyatakan bahwa pembentukan pohon regresi terdiri dari tiga bagian penting, yaitu pemilahan simpul, penentuan simpul terminal, dan penentuan nilai dugaan respon pada setiap simpul terminal.

1. Pemilahan simpul

Setiap proses pemilahan, pemilah hanya bergantung pada satu peubah penjelas. Jika peubah penjelas tersebut merupakan peubah numerik, maka proses pemilahannya dilakukan dengan xj≤ c dan xj>c, untuk cϵR dan c

adalah nilai tengah antara dua nilai amatan peubah tersebut yang berurutan dan berbeda. Namun, jika peubah penjelas tersebut merupakan peubah kategorik, maka proses pemilahan akan dilakukan pada setiap kemungkinan terbentuknya dua anak gugus yang saling lepas. Adapun proses pemilahan terdiri dari langkah-langkah berikut:

(18)

16

1.a Menentukan semua kemungkinan pemilah (s) untuk tiap peubah penjelas. Jika peubah penjelas merupakan peubah numerik dengan m merupakan banyaknya nilai pada peubah xj yang berbeda, maka

terdapat m - 1 kemungkinan pemilah. Jika peubah merupakan peubah kategorik berskala ordinal dengan k kategori, maka terdapat

k - 1 kemungkinan pemilah. Jika peubah berskala nominal dengan k

kategori, maka terdapat 2k – 1 - 1.

1.b Hitung kehomogenan simpul dengan jumlah kuadrat dari simpangan amatan terhadap rataannya. Jumlah kuadrat sisaan pada simpul t dinyatakan dalam persamaan :

R(t) = (𝑦𝑛 − 𝑦 𝑡 )2 𝑥𝑛𝜖𝑡

dengan 𝑦𝑛 adalah nilai respon pada simpul t dan 𝑦 𝑡 adalah rataan respon pada simpul t.

1.c Menghitung nilai kebaikan pemilah. Nilai kebaikan pemilah untuk tiap pemilah s pada simpul t yang membagi t menjadi 𝑡𝐿 dan 𝑡𝑅 dihitung menggunakan fungsi pemilah sebegai berikut :

∆𝑅 𝑠, 𝑡 = R(t) - R(𝑡𝐿) - R(𝑡𝑅)

dengan R(𝑡𝐿) dan R(𝑡𝑅) masing-masing adalah jumlah kuadrat sisaan pada simpul kiri dan simpul kanan.

1.d Menentukan pemilah terbaik. Pemilah terbaik adalah pemilah yang memiliki nilai kebaikan pemilah paling besar.

∆𝑅 𝑠∗, 𝑡 = 𝑚𝑎𝑥

𝑠∈𝑆 ∆𝑅 𝑠, 𝑡

Pemilihan pemilah dilakukan dengan langkah yang sama untuk setiap simpul.

2. Penentuan simpul terminal

Simpul terminal merupakan simpul penghentian karena tidak terjadi proses pemilahan respon lagi pada simpul tersebut. Suatu simpul dijadikan simpul terminal jika tidak terdapat lagi penurunan keheterogenan yang berarti (kondisi simpul sudah homogen) atau nilai amatan pada simpul terlalu sedikit sehingga tidak efektif untuk dipilah kembali. Menurut Beriman et. all (1993), ukuran minimal objek pada simpul yang biasa digunakan adalah lima amatan. Akan tetapi, ukuran minimal objek tersebut dapat ditentukan menurut kebijakan peneliti. Biasanya ukuran minimum objek yang digunakan adalah 10% dari ukuran data learning (Timofeev 2004).

Jumlah minimum amatan pada simpul yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti, yaitu 1000 amatan untuk simpul induk dan 500 untuk simpul anak. Hal ini mempertimbangkan ukuran data yang besar. Jika jumlah minimum amatannya kecil, pohon yang akan terbentuk akan sangat besar. Sebelum memutuskan untuk menggunakan nilai jumlah minimal amatan tersebut, percobaan dilakukan beberapa kali dengan nilai jumlah amatan minimum yang berbeda-beda. Semakin kecil nilai minimum 6

(19)

17 amatannya, maka pohon yang dihasilkan semakin besar dan kompeks tetapi peubah-peubah penjelas yang muncul relatif sama.

3. Penentuan nilai dugaan respon

Nilai dugaan respon pada masing-masing simpul adalah rataan dan standar deviasi dari respon.

Seringkali pohon yang telah terbentuk memiliki ukuran yang besar dan kompleks. Breiman (1993) menyatakan bahwa salah satu solusi dari permasalahan tersebut, yaitu dengan melakukan pruning atau pemangkasan. Proses pemangkasan akan menghasilkan sederet pohon dengan ukuran berbeda-beda. Pemilihan pohon hasil pemangkasan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan penduga uji contoh.

Penduga uji contoh diperoleh dengan membagi data menjadi dua bagian, yaitu learning sampel L1 dan test sample L2. Data learning untuk membangun

pohon dan data testing untuk menguji hasil dugaan pohon yang telah terbentuk. Pada penelitian ini, data learning yang digunakan sebanyak 75% sedangkan data

testing sebanyak 25% dari data. Persamaan penduga uji yang digunakan adalah

sebagai berikut :

𝑅𝑡𝑠 𝐺 = 1

𝑛2 [𝑦𝑖 − 𝑦 𝑥𝑖 ]

2 (𝑥𝑖,𝑦𝑖)𝜖𝐿2

dengan n2 adalah banyaknya L2 dan 𝑦 𝑘 𝑥𝑖 adalah nilai dugaan respon dari

amatan ke-i pada simpul ke-k. Pohon terbaik adalah pohon Gk0 yang memiliki

𝑅𝑡𝑠(𝐺) minimum.

Uji Korelasi antara Besaran Gaji dengan Capaian angka kredit

Hubungan antara gaji dengan pencapaian kredit bidang pendidikan dan penelitian dilihat dengan menggunakan korelasi Pearson. Hubungan gaji dengan angka kredit ini hanya menggunakan data dosen Institut Pertanian Bogor. Adapun persamaan korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝑟 = 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦 𝑛 𝑥2 ( 𝑥)2 𝑛 ( 𝑦 2( 𝑦 )2 𝑛 )

Nilai r berkisar dari -1 sampai dengan 1. Jika bernilai positif artinya kedua hal yang diujikan memiliki hubungan yang positif, sedangkan bila bernilai negatif maka keduanya berhubungan negatif. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai mutlak |r|. Semakin mendekati nilai 0 hubungannya semakin lemah dan semakin mendekati 1 hubungannya semakin kuat.

Objek yang ingin dibandingkan nilai korelasinya, yaitu :

1. Semua dosen IPB yang telah tersertifikasi dan telah mengisi kuisioner evaluasi online.

2. Guru besar IPB yang telah mengisi kuisioner evaluasi online.

3. Dosen IPB non guru besar yang telah tersertifikasi dan telah mengisi kuisioner evaluasi.

4. Dosen IPB non guru besar yang telah tersertifikasi dipecah berdasarkan jabatan fungsionalnya, yaitu asisten ahli, lektor, dan lektor kepala.

(20)

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Karakteristik dan Capaian angka kreditDosen

Usia dosen di Indonesia berkisar antara 27 sampai dengan 72 tahun dengan rata-rata usia adalah 50 tahun. Terlihat pada Gambar 2 bahwa sebagian besar usia dosen terletak pada selang antara 46 -55 tahun yang termasuk dalam usia produktif. Hal ini merupakan potensi tingginya produktifitas dosen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Berdasarkan kategori usia, rataan capaian angka kredit tertinggi dimiliki oleh dosen dengan kategori usia muda walaupun perbedaannya tidak jauh (Gambar 3). Dosen kategori usia tua memiliki rataan capaian tertinggi untuk bidang pendidikan sedangkan untuk penelitian dosen muda lebih unggul. Capaian angka kredit pada bidang pengabdian masyarakat relatif sama untuk semua kategori usia.

Gambar 2 Persentase jumlah dosen berdasarkan usia

Gambar 3 Rataan capaian angka kredit berdasarkan kategori usia

Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar dosen adalah laki-laki dengan persentase sebesar 64% sedangkan perempuan sebesar 36% (Gambar 4). Dosen laki-laki memiliki rataan capaian angka kredit lebih tinggi dibandingkan dengan dosen perempuan dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat sedangkan untuk bidang penelitian rataan capaian angka kredit dosen perempuan lebih tinggi. Akan tetapi, selisih capaian angka kredit tersebut sangat kecil (Gambar 5). 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0

Muda Madya Tua

R ataan A n gka K re d it (sks) PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN 8

(21)

19

Gambar 4 Persentase jumlah dosen berdasarkan jenis kelamin

Gambar 5 Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenis kelamin

Gambar 6 menunjukkan bahwa perguruan tinggi negeri memiliki sumber daya pendidik yang lebih besar dibandingkan perguruan tinggi swasta. Sebesar 70 persen dosen di Indonesia bertugas di perguruan tinggi negeri. Padahal jika dilihat dari jumlah perguruan tinggi di Indonesia, jumlah perguruan tinggi swasta jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perguruan tinggi negeri dengan jumlah masing-masing sebesar 86 dan 1143 perguruan tinggi (DIKTI 2012). Secara keseluruhan, perguruan tinggi negeri memiliki rataan capaian angka kredit yang lebih tinggi (Gambar 7). Namun, untuk bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat rataan keduanya relatif sama.

Gambar 6 Persentase jumlah dosen berdasarkan status perguruan tinggi

64% 36% Laki-laki Perempuan 0 5 10 15 20 25 30 35 Laki-laki Perempuan R ataan A n gka K re d it (sks) PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN 70% 30%

Perguruan Tinggi Negeri Perguruan Tinggi Swasta

(22)

20

Gambar 7 Rataan capaian angka kredit berdasarkan status perguruan tinggi Lokasi perguruan tinggi dibedakan menjadi dua, yaitu perguruan tinggi di Jawa dan luar Jawa. Pembangunan dan aktivitas yang tinggi di Pulau Jawa melatarbelakangi alasan untuk pengkategorian tesebut. Selain itu, Pulau Jawa juga merupakan pusat pendidikan dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi yang sering menjadi tujuan lokasi masyarakat di luar Jawa untuk menempuh pendidikan tinggi. Hal tersebut didukung dengan besarnya jumlah dosen yang bertugas di pulau Jawa. Gambar 8 menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah dosen di Indonesia bertugas di perguruan tinggi yang berlokasi di pulau Jawa. Capaian angka kredit dosen di Pulau Jawa pun lebih tinggi dalam semua bidang dibandingkan dengan dosen di luar Pulau Jawa walaupun selisih pada tiap-tiap bidang tidak besar (Gambar 9).

Gambar 8 Persentase jumlah dosen berdasarkan lokasi perguruan tinggi

Gambar 9 Rataan capaian angka kredit berdasarkan lokasi perguruan tinggi

0 5 10 15 20 25 30 35 Perguruan Tinggi Negeri Perguruan Tinggi Swasta R ataan A n gka K re d it (sks) PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN 58% 42% Jawa Luar Jawa 0 5 10 15 20 25 30 35

Jawa Luar Jawa

R ataan A n gka K re d it (sks) PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN 10

(23)

21 Berdasarkan rumpun bidang ilmu, bidang teknik, pendidikan, dan ekonomi memiliki jumlah dosen terbesar dengan persentase masing-masing sebesar 18, 17 dan 15 persen. Bidang sosial, ilmu tanaman, dan MIPA menyusul dengan 13, 10, dan 9 persen. Di urutan bawah, terdapat mipa dan kedokteran sebesar 4 persen, bidang kesehatan dan bahasa dengan 3 persen, seni desain dan media sebesar 2 persen, dan agama dan filsafat serta bidang lainnya di posisi terbawah dengan persentase sebesar 1 persen (Gambar 10). Bidang ilmu pendidikan memiliki nilai rataan kredit yang paling tinggi dalam hal pelaksanaan pendidikan. Ilmu hewan, MIPA, ilmu tanaman, kedokteran, dan kesehatan merupakan bidang-bidang yang memiliki rataan kredit penelitian yang tinggi sedangkan bidang seni desain dan media menempati posisi pencapaian angka kredit penelitian yang paling rendah. Sementara itu, rataan kredit untuk bidang pengabdian masyarakat hampir sama nilainya untuk semua bidang ilmu, seperti yang terlihat pada Gambar 11.

Gambar 10 Persentase dosen berdasarkan bidang ilmu

Gambar 11 Rataan capaian dosen berdasarkan bidang ilmu

Jabatan fungsional terbagi kepada empat, yaitu asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru besar. Persentase jumlah dosen berdasarkan jabatan didominasi oleh lektor dan lektor kepala (Gambar 12). Jika dilihat berdasarkan jabatan fungsional, rataan capaian tertinggi dimiliki oleh guru besar sedangkan yang

18% 17% 15% 13% 10% 9% 4%4% 3% 3%2%1%1% TEKPND EKO SOS TAN MIPA HWN KED KES BHS SDM AF LYN 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Pendidikan Penelitian Pengabdian

R ataan A n gka K re d it AF BHS EKO HWN KED KES MIPA PND SDM SOS TAN TEK LYN 11

(24)

22

lainnya memiliki capaian angka kredit yang relatif sama (Gambar 13). Hal ini dikarenakan seorang guru besar memiliki tugas khusus yang tidak diwajibkan pada dosen lain.

Gambar 12 Persentase dosen berdasarkan jabatan fungsional

Gambar 13 Rataan capaian dosen berdasarkan jabatan fungsional

Terlihat pada Gambar 14 sebagian besar dosen berpendidikan terakhir S2 (66,53%) dan sisanya S1 (0,26%) dan S3 (33.21%). Menurut Sumarsono (2003), semakin tinggi nilai aset yang dimiliki, dalam hal ini pendidikan, maka akan semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk bekerja. Tingginya tingkat pendidikan dosen sangat membedakan rataan pencapaian ketiga bidang tugas. Gambar 15 menunjukkan kenaikkan yang nyata pada tiap tingkatan pendidikan. Capaian angka kredit dosen yang berpendidikan S3 memiliki nilai yang paling tinggi pada ketiga bidang, terutama bidang penelitian.

Gambar 14 Persentase jumlah dosen berdasarkan jenjang pendidikan terakhir

3% 41% 50% 6% Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru besar 0 10 20 30 40 50

Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru besar Rataan A n gka K red it (sks ) PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN 0.26% 67.53% 33.21% S1 S2 S3 12

(25)

23

Gambar 15 Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenjang pendidikan terakhir Negara tempat menempuh pendidikan pun beragam. Gambar 16 memperlihatkan bahwa lebih dari setengah dosen menempuh pendidikan S3 di dalam negeri dan sisanya di luar negeri, yaitu Jepang (9%), negara-negara di Asia lainnya (3%), Eropa (9%), Australia (5%), Amerika (3%), dan lainnya (17%). Jepang di bedakan dari Asia karena jumlah dosen yang menempuh pendidikan di sana memang lebih besar dibandingkan dengan Asia sendiri. Terlihat pada Gambar 17 capaian angka kredit Jepang untuk bidang penelitian pun sangat tinggi dibanding dengan yang lainnya tetapi untuk pendidikan dan pengabdian masyarakat masih di bawah atau setara dengan yang lainnya. Sementara itu, lulusan dalam negeri unggul dalam capaian angka kredit di bidang pendidikan walaupun hanya berbeda sedikit dari yang lainnya sedangkan untuk bidang penelitian lulusan dalam negeri berada di bawah yang lainnya.

Gambar 16 Persentase jumlah dosen berdasarkan asal negara mendapat pendidikan doktor (S3)

Gambar 17 Rataan capaian angka kredit berdasarkan asal negara mendapat pendidikan doktor (S3) 0 10 20 30 40 S1 S2 S3 R ataan A n gkaKr e d it (sks) PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN 55% 9% 6% 5% 5% 3% 17% Dalam Negeri Eropa Jepang Australia Asia Amerika

Luar Negeri Lainnya

0 5 10 15 20

PENDIDIKAN PENELITIAN PENGABDIAN

R ataan A n gka K re d it Dalam Negeri Jepang Amerika Asia Australia Eropa

Luar Negeri Lainnya

(26)

24

Telah dijelaskan pada bagian metode penelitian bahwa capaian angka kredit baik total, pendidikan, penelitian maupun pengabdian yang digunakan dalam penelitian ini maksimum 60 sks. Berdasarkan digaram kotak garis (Lampiran 2), capaian angka kredit total berkisar antara 2 – 60 sks dengan rata-rata sebesar 31.86 sks. Bidang pendidikan memiliki rata-rata sebesar 16.32, bidang penelitian sebesar 8.83, sedangkan untuk bidang pengabdian masyarakat sebesar 6.72 sks. Capaian angka kredit untuk masing-masing bidang tersebut berada pada selang 0-51.5 untuk pendidikan 0-45 untuk penelitian, dan 0-15 untuk pengabdian masyarakat. Berdasarkan nilai koefisien keragaman pada Tabel 1, terlihat bahwa keragaman masing-masing pencapaian angka kredit tersebut sangat besar, terutama untuk bidang penelitian. Beragamnya capaian angka kredit dosen terlihat dari masih banyaknya pencilan terutama pada bidang pendidikan dan penelitian walaupun sudah dibatasi pada nilai 60.

Tabel 1 Ringkasan statistik pencapaian angka kredit

N Min Max Mean SD Variance CV (%) PENDIDIKAN 33299 .0 51.5 16.316 5.8718 34.478 35.99% PENELITIAN 33299 .0 45.0 8.823 6.7883 46.081 76.94% PENGABDIAN 33299 .0 15.0 6.726 2.7705 7.676 41.19% TOTAL 33299 1.3 60.0 31.861 9.8880 97.772 31.04%

Dosen memiliki kewajiban beban kredit minimal 12-16 sks per semester. Kewajiban ini berupa pelaksanaan tugas-tugas dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian, maupun kegiatan penunjang. Penelitian ini menggunakan data rataan per tahun sehingga selangnya digandakan menjadi 24-32 sks per tahun. Kategori capaian tugas dibentuk berdasarkan selang tersebut. Kategori “kurang” menunjukkan capaian angka kredit yang kurang dari 24 sks, kategori “cukup” untuk capaian di dalam selang 24-32 sks, sedangkan kategori “lebih” untuk capaian angka kredit melebihi 32 sks. Jika dilihat dari kategori-kategori tersebut, sebagian besar dosen telah melaksanakan tugasnya bahkan 44 persen dosen melebihi batas kewajiban pencapaian angka kredit. Namun, sebanyak 21 persen jumlah dosen masih belum memenuhi kewajibannya (Gambar 18).

Gambar 18 Persentase jumlah dosen berdasarkan kategori pencapaian angka kredit total 21% 35% 44% KURANG CUKUP LEBIH 14

(27)

25

Analisis Pohon Regresi Pohon Regresi Bidang Pendidikan

Analisis pohon regresi menghasilkan pohon bidang pendidikan yang terdiri dari 29 simpul dengan 15 simpul terminal. Ukuran pohon tersebut sangat besar dan kompleks sehingga dilakukan pemangkasan (prunning). Pemangkasan dilakukan hingga diperoleh pohon yang jauh lebih sederhana tetapi dengan nilai keragaman dalam pohon yang tidak jauh berbeda. Nilai keragaman pohon dugaan dilihat di Tabel 2 pada kolom estimate.

Tabel 2 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon bidang pendidikan

Resiko Keragaman Maksimum Jumlah Simpul

Jumlah Simpul

Terminal Estimate Std. Error Tanpa pemangkasan (prunning) 29 15 29.232 0.606

1 17 9 29.973 0.668

2 13 7 31.691 0.692

3 11 6 30.516 0.647

Pohon akhir yang dipilih adalah pohon hasil pemangkasan dengan nilai resiko keragaman maksimum sama dengan 3. Pohon akhir initerdiri dari 11 simpul dengan 6 simpul terminal. Jumlah simpul pada pohon ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pohon lainnya tetapi memiliki nilai keragaman dalam simpul yang tidak jauh berbeda. Nilai keragaman dapat berubah-ubah karena data

learning dan testing yang digunakan diambil secara acak. Akan tetapi, perubahan

nilai keragaman tersebut tidak besar.

Berdasarkan pohon regresi hasil pemangkasan, terdapat 3 peubah penciri yang berpengaruh terhadap pencapaian angka kredit pendidikan, yaitu bidang ilmu, jabatan, dan latar belakang pendidikan. Hal tersebut didukung dengan nilai kepentingan tiap peubah yang dapat dilihat pada Tabel 3. Terlihat bahwa ketiga peubah tersebut memiliki nilai kepentingan yang tinggi.

Tabel 3 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang pendidikan Independent Variable Importance Normalized Importance

BIDANG 1.941 100.0%

JABATAN 1.619 83.4%

LBPENDIDIKAN 1.395 71.9%

USIA .210 10.8%

STATUSPT .108 5.6%

Gambar 19 menunjukkan bahwa peubah pertama yang menjadi pemilah adalah bidang ilmu. Bidang ilmu juga memiliki nilai kepentingan yang paling besar. Kedua hal tersebut dapat menunjukkan bahwa bidang ilmu merupakan peubah yang paling berpengaruh terhadap capaian angka kredit di bidang 15

(28)

26

pendidikan. Ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, dan MIPA berada pada simpul kiri sedangkan ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial, kesehatan, dan seni desain dan media berada pada simpul kanan. Simpul kanan yang tergolong dalam ilmu sosial memiliki nilai dugaan rataan kredit yang lebih tinggi, yaitu sebesar 17,35 sedangkan dugaan rataan pada simpul kiri yang tergolong dalam ilmu eksak sebesar 14,78. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah peserta ajar pada bidang ilmu sosial cenderung lebih banyak dibandingkan dengan ilmu eksak. Dengan demikian, jam mengajar yang dibutuhkan oleh bidang ilmu sosial akan lebih banyak sehingga angka kredit pendidikan bagi dosen-dosen sosial pun menjadi lebih besar.

Gambar 19 Pohon regresi bidang pendidikan

Peubah kedua yang berpengaruh adalah jabatan fungsional. Asisten ahli, lektor, dan lektor kepala terletak dalam satu simpul terpisah dengan guru besar. Dosen dengan jabatan sebagai guru besar memiliki nilai rataan kredit yang lebih

(29)

27 tinggi dibanding yang lain sehingga terletak pada simpul yang berbeda. Jika dilihat berdasarkan bidang ilmu, guru besar dengan bidang ilmu pada simpul kanan (ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial, kesehatan, dan seni desain dan media) juga memiliki nilai rataan yang lebih tinggi dari bidang ilmu pada simpul kiri. Peubah berikutnya yang berpengaruh adalah latar belakang pendidikan. Dosen berpendidikan S3 cenderung memiliki rataan kredit pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosen berpendidikan S1 dan S2. Berdasarkan pohon yang terbentuk, terdapat enam kelas hasil klasifikasi dosen dengan masing-masing karakteristik dosen yang dijabarkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit pendidikan Kelas Simpul N Dugaan

Rataan Kredit Peubah Penciri

1 5 255 23,505 Memiliki jabatan sebagai guru besar serta bidang ilmu yang termasuk kedalam bidang ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial, kesehatan, atau seni desain dan media.

2 9 1181 18,218 Memiliki latar belakang

pendidikan S3, jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, sosial, kesehatan, atau seni desain dan media.

3 3 277 17,451 Memiliki jabatan sebagai guru besar serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, atau MIPA.

4 12 665 16,529 Memiliki latar belakang

pendidikan S1/S2, jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, sosial, kesehatan, atau seni desain dan media.

5 8 2339 15,147 Memiliki jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang teknik, MIPA, atau kedokteran.

6 7 1117 13,346 Memiliki jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam ilmu tanaman atau hewan.

(30)

28

Jika angka kredit tersebut diuraikan berdasarkan jenjang pendidikan peserta didik, maka akan diperoleh persentase kredit mengajar di D3, S1, S2, dan S3 untuk masing-masing kelas (Tabel 5). Secara umum, persentase nilai kredit terbesar berasal dari kredit mengajar S1.

Kelas 1 dan kelas 3 memiliki persentase mengajar S2 dan S3 yang lebih besar dari yang lain. Kedua kelas ini pun memiliki proposi mengajar di D3 yang sangat kecil. Sebaran capaian angka kredit mengajar tersebut telah memenuhi harapan kualifikasi akademik dosen. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 46, dosen yang mengajar program diploma dan program sarjana wajib memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister (S2) sedangkan untuk program pascasarjana minimum lulusan program doktor (S3).

Kelas 1 dan kelas 3 yang merupakan kelas dari guru besar diharapkan memiliki persentase mengajar di S2 dan S3 yang lebih besar dari yang lain serta persentase yang kecil di D3. Persentase mengajar D3 yang besar bagi seorang guru besar merupakan suatu pemborosan sumber daya karena dari segi kualifikasi akademik seorang asisten ahli pun sudah dapat mengajar di D3.

Tabel 5 Persentase kredit mengajar berdasarkan jenjang pendidikan Kelas Persentase Kredit Mengajar (%)

D3 S1 S2 S3 Kelas 1 2,70 61,08 28,17 8,05 Kelas 2 7,64 76,10 14,21 2,04 Kelas 3 4,09 58,25 27,76 9,90 Kelas 4 10,21 80,31 8,41 1,06 Kelas 5 14,85 70,17 13,22 1,76 Kelas 6 8,16 78,57 10,29 2,98

Nilai R-square yang diperoleh dari pohon yang dihasilkan sebesar 0.1065. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman data yang dapat dijelaskan oleh pohon ini hanya sebesar 10.65% sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan model (pohon) yang terbentuk dalam menjelaskan data kinerja dosen ini kurang baik. Hal tersebut terjadi karena kinerja dosen sangat beragam. Kinerja seseorang tidak dapat dikontrol seperti dalam suatu perancangan percobaan. Sangat banyak faktor-faktor baik dari luar atau pun dari dalam diri seseorang yang ikut mempengaruhi kinerjanya. Selain itu, pengambilan data dilakukan melalui pengisian online yang tidak dapat dipastikan kejujuran dan kebenaran dari isian. Adanya kesalahan pemasukkan data sangat mungkin terjadi.

Pohon Regresi Bidang Penelitian

Pohon regresi awal yang dihasilkan tanpa pemangkasan terdiri dari 39 simpul dengan 20 simpul terminal. Pohon ini sangat besar dan kompleks sehingga dilakukan pemangkasan. Pohon hasil pemangkasan terdiri dari 9 simpul dan 5 simpul terminal. Nilai keragaman pohon akhir ini pun tidak berbeda jauh dengan pohon awal yang masih kompleks, seperti yang terlihat pada Tabel 6.

(31)

29 Tabel 6 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan

pada pohon bidang penelitian Resiko Keragaman Maksimum Jumlah

Simpul

Jumlah Simpul

Terminal Estimate Std. Error Tanpa pemangkasan (prunning) 39 20 38.161 0.848

1 19 10 37.951 0.853

2 13 7 38.541 0.872

3 9 5 39.157 0.871

Peubah-peubah yang berpengaruh terhadap capaian angka kredit bidang penelitian tidak jauh berbeda dengan bidang pendidikan. Terdapat 3 peubah penciri yang berpengaruh, yaitu latar belakang pendidikan, bidang ilmu, dan usia. Tabel 7 menunjukkan bahwa ketiga peubah tersebut merupakan peubah yang memiliki nilai kepentingan yang cukup tinggi dibanding peubah yang lain.

Tabel 7 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang penelitian Independent Variable Importance Normalized Importance

LBPENDIDIKAN 4.320 100.0% BIDANG 2.498 57.8% USIA 2.076 48.0% JABATAN 0.978 22.6% STATUSPT 0.121 2.8% JK 0.017 0.4%

Berdasarkan pohon regresi hasil pemangkasan, latar belakang pendidikan merupakan peubah yang pertama menjadi pemilah artinya latar belakang pendidikan adalah peubah penciri yang paling berpengaruh pada capaian angka kredit bidang penelitian (Lampiran 3). Dugaan rataan kredit penelitian bagi dosen berpendidikan S3 sebesar 11,983 sedangkan rataan pada simpul S1 dan S2 sebesar 7,346. Dosen dengan latar belakang S3 akan cenderung memiliki kredit penelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosen berpendidikan S1 dan S2. Hal tersebut sejalan dengan hasil analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi latar pendidikan seorang dosen maka capaian angka kreditnya pun semakin tinggi, terutama untuk bidang penelitian. Pendidikan yang lebih tinggi akan menambah ketrampilan, pengetahuan, serta kemandirian yang merupakan modal dasar yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan (Sumarsono 2003).

Peubah berikutnya yang berpengaruh adalah bidang ilmu. Dosen dengan bidang ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, kesehatan, atau MIPA cenderung memiliki capaian angka kredit penelitian yang lebih tinggi dibandingkan bidang ilmu lainnya. Bidang-bidang tersebut memiliki capaian angka kredit yang cenderung rendah di bidang pendidikan. Hal ini berbanding terbalik dengan ilmu-ilmu lainnya yang memiliki capaian lebih rendah di bidang penelitian tetapi tinggi di bidang pendidikan. Jika dilihat berdasarkan usia, dosen 19

(32)

30

yang berusia lebih muda (usia ≤ 43 tahun) memiliki kecenderungan capaian angka kredit penelitian yang lebih tinggi. Adapun klasifikasi dosen menurut capaian angka kredit penelitian dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai R-square dari pohon bidang penelitian ini sebesar 0.174 artinya hanya 17.4% keragaman dari data dapat dijelaskan oleh pohon ini.

Tabel 8 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit penelitian Kelas Simpul N Dugaan

Rataan Kredit Peubah Penciri

1 3 1510 14,171 Memiliki latar belakang pendidikan S3 sertabidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, kesehatan, atau MIPA. 2 5 1391 9,612 Memiliki latar belakang pendidikan S1/S2

serta usia kurang dari sama dengan 43 tahun.

3 4 1319 9,479 Memiliki latar belakang pendidikan S3 serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial atau seni desain dan media.

4 7 1084 8,194 Memiliki latar belakang pendidikan S1/S2, usia lebih dari 43 tahun, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam ilmu tanaman, ilmu hewan, kedokteran, kesehatan, atau MIPA.

5 8 3105 6,035 Memiliki latar belakang pendidikan S1/S2, usia lebih dari 43 tahun, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial atau seni desain dan media.

Selain memiliki nilai yang lebih tinggi, dosen dengan karakteristik pada kelas 1 juga memiliki kredit publikasi internasional yang lebih tinggi dari yang lain. Terlihat pada Tabel 9 bahwa persentase kredit untuk publikasi jurnal bagi dosen pada kelas 1 relatif seimbang untuk jurnal nasional tidak terakreditasi (NT), jurnal terakreditasi (NA), serta jurnal internasional (I). Pada kelas lainnya, capaian angka kredit penelitian didominasi oleh publikasi jurnal nasional tidak terakreditasi sedangkan untuk jurnal lainnya memiliki persentase yang relatif kecil, terutama untuk jurnal internasional. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat dikatakan bahwa dosen dengan latar pendidikan S3 untuk bidang ilmu tanaman, hewan, MIPA, teknik, kedokteran dan kesehatan cenderung aktif melakukan publikasi jurnal, baik jurnal nasional maupun internasional.

(33)

31 Tabel 9 Persentase publikasi jurnal

Kelas Persentase Publikasi Jurnal (%)

NT NA I Kelas 1 38,14 30,05 31,81 Kelas 2 56,16 24,13 19,71 Kelas 3 61,36 24,76 13,88 Kelas 4 59,92 21,98 18,09 Kelas 5 71,57 19,88 8,55

Seperti yang telah dijelaskan pada hasil analisis deskriptif, dosen yang menempuh pendidikan S3 di Jepang memiliki capaian angka kredit penelitian yang jauh lebih tinggi dibanding yang lain. Persentase publikasi jurnal berdasarkan asal menempuh pendidikan S3 dapat dilihat pada Gambar 12. Terlihat bahwa dosen lulusan S3 Jepang merupakan penyumbang kredit publikasi jurnal terbesar, terutama untuk jurnal internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa dosen lulusan S3 Jepang konsistenan dalam hal penulisan jurnal.

Gambar 20 Persentase publikasi jurnal berdasarkan asal PT menempuh pendidikan S3

Pohon Regresi Bidang Pengabdian Masyarakat

Berbeda dengan kedua bidang sebelumnya, pohon regresi awal untuk bidang pengabdian masyarakat tidak terlalu besar. Pohon awal ini terdiri dari 15 simpul dan 8 simpul terminal. Jika dilakukan pemangkasan, maka akan dihasilkan pohon dengan 9 simpul dan 5 simpul terminal (Tabel 10). Pemangkasan cukup dilakukan satu tahap karena jika dipangkas kembali akan menghasilkan ukuran pohon yang terlalu kecil sehingga informasi yang didapat terlalu sedikit.

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 Dalam Negeri

Amerika Asia Jepang Australia Eropa Lainnya

Per

sen

tase

(%

)

Nasional Tidak Terakreditasi Nasional Terakreditasi Internasional

(34)

32

Tabel 10 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon bidang pengabdian

Resiko Keragaman Maksimum Jumlah Simpul

Jumlah Simpul

Terminal Estimate Std. Error

Tanpa pemangkasan (prunning) 13 8 7.512 0.101

1 9 5 7.595 0.104

Berdasarkan pohon hasil pemangkasan (Lampiran 4), terdapat 3 peubah penciri yang berpengaruh, yaitu bidang ilmu, jabatan fungsional, serta usia. Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan tingkat kepentingan pada Tabel 11. Peubah bidang ilmu merupakan peubah yang paling berpengaruh terhadap capaian angka kredit pengabdian. Simpul kiri terdiri dari bidang ekonomi, teknik, ilmu tanaman, ilmu hewan, kedokteran, kesehatan, sosial, serta agama dan filsafat sedangkan bahasa, MIPA, pendidikan, dan seni desain dan media terdapat pada simpul kanan. Dugaan rataan kredit pengabdian untuk simpul kiri lebih besar dari simpul kanan sehingga dapat diartikan bahwa pelaksanaan pengabdian cenderung lebih tinggi bagi dosen dengan bidang ilmu ekonomi, teknik, ilmu tanaman, ilmu hewan, kedokteran, kesehatan, sosial, serta agama dan filsafat.

Tabel 11 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang pengabdian Independent Variable Importance Normalized Importance

BIDANG 0.074 100.0%

JABATAN 0.055 74.0%

USIA 0.053 71.6%

LBPENDIDIKAN 0.004 4.8%

Peubah berikutnya yang berpengaruh adalah jabatan fungsional dan usia. Jabatan fungsional juga merupakan peubah penciri yang berpengaruh dalam bidang pendidikan maupun penelitian. Nilai rataan capaian angka kredit dari guru besar lebih tinggi dan jelas berbeda dari yang lainnya untuk ketiga bidang tersebut, seperti yang telah dijelaskan pada hasil analisis deskriptif. Hal ini dikarenakan seorang guru besar memang memiliki kewajiban khusus serta tanggung jawab yang lebih besar dibanding yang lain. Usia juga berpengaruh terhadap pelaksanaan pengabdian. Dosen dengan usia yang lebih muda memiliki capaian angka kredit yang lebih tinggi, seperti pada bidang penelitian. Kemampuan dan kesehatan fisik dapat menjadi alasan dari keadaan ini. Dosen yang berusia lebih muda memiliki fisik yang lebih kuat dan produktif.

Nilai R-square yang dihasilkan sangat kecil, yaitu sebesar 2.1%. Pemangkasan tidak berpengaruh besar terhadap penurunan nilai R-square karena perbedaannya hanya sedikit. Berdasarkan peubah-peubah tersebut, terdapat lima kelas klasifikasi dosen. Penjelasan mengenai kelas-kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

(35)

33 Tabel 12 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit bidang pengabdian

Kelas Simpul N Dugaan

Rataan Kredit Peubah Penciri

1 3 386 7,821 Memiliki jabatan sebagai guru besar dan bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidangekonomi, teknik, ilmu tanaman, ilmu hewan, kedokteran, kesehatan, agama dan filsafat, atau bidang sosial.

2 7 5100 6,831 Berusia kurang dari sama dengan 61 tahun, memiliki jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala dan bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, teknik, ilmu tanaman, ilmu hewan, kedokteran, kesehatan, agama dan filsafat, atau sosial.

3 5 1848 6,495 Berusia kurang dari sama dengan 54 tahun serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang bahasa, MIPA, pendidikan, atau seni desain dan media.

4 8 3105 6,035 Berusia lebih dari 61 tahun, memiliki jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala dan bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, teknik, ilmu tanaman, ilmu hewan, kedokteran, kesehatan, agama dan filsafat, atau sosial.

5 6 725 5,956 Berusia lebih dari 54 tahun serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang bahasa, MIPA, pendidikan, atau seni desain dan media.

Pohon Regresi Total

Pohon terakhir yang dibuat adalah pohon untuk total capaian angka kredit. Pohon awal yang terbentuk berukuran besar, yaitu 37 simpul dan 19 simpul terminal. pemangkasan dilakukan hingga pohon cukup sederhana, yaitu 9 simpul dan 5 simpul terminal (Tabel 13). Seperti halnya pohon bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian, pohon hasil pemangkasan untuk capaian angka kredit total juga memiliki nilai kesalahan relatif dan keragaman dalam simpul yang tidak berbeda jauh dari pohon awal yang kompleks.

(36)

34

Tabel 13 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon total

Resiko Keragaman Maksimum Jumlah Simpul

Jumlah Simpul

Terminal Estimate Std. Error Tanpa pemangkasan (prunning) 37 19 79.650 1.323

1 21 11 82.061 1.369

2 15 8 83.758 1.397

3 9 5 83.882 1.388

Terdapat 3 peubah penciri yang berpengaruh terhadap capaian total kredit, yaitu latar belakang pendidikan, jabatan fungsional, serta usia. Peubah penciri yang paling berpengaruh adalah latar belakang pendidikan. Seperti yang telah dijelaskan dalam analisis deskriptif, dosen dengan S3 memiliki capaian angka kredit yang jelas berbeda dengan dosen S1 maupun S2. Begitu pula dengan jabatan fungsional. Capaian angka kredit guru besar jelas terlihat berada di atas yang lainnya. Usia juga berpengaruh terhadap capaian total. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengaruh usia dapat disebabkan oleh kekuatan dan kesehatan fisik dosen sehingga mempengaruhi kinerjanya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Akan tetapi, jika dilihat berdasarkan tingkat kepentingan peubah pada Tabel 14 peubah usia memiliki nilai kepentingan yang kecil.

Tabel 14 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon total Independent Variable Importance Normalized Importance

LBPENDIDIKAN 10.715 100.0%

JABATAN 6.974 65.1%

USIA 2.084 19.5%

BIDANG 0.047 0.4%

Tidak berbeda dengan pohon bidang lainnya, pohon capaian total pun memiliki nilai R-square yang kecil, yaitu sebesar 0.1456. Hanya 14.56% keragaman data yang dapat dijelaskan oleh pohon total sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat pada pohon. Adapun klasifikasi yang dihasilkan oleh pohon regresi untuk capaian total terlihat pada Tabel 15.

(37)

35 Tabel 15 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit total

Kelas Simpul N Dugaan

Rataan Kredit Peubah Penciri

1 3 516 40,936 Memiliki jabatan sebagai guru besar dan sudah pasti memiliki latar belakang pendidikan S3.

2 7 1288 36,238 Berusia kurang dari sama dengan 50 tahun, memiliki jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala serta latar belakang pendidikan S3. 3 8 921 34,317 Berusia lebih dari 50 tahun, memiliki

jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala serta latar belakang pendidikan S3.

4 5 1769 31,846 Berusia kurang dari sama dengan 45 tahun serta memiliki latar belakang pendidikan S1 atau S2.

5 6 3798 28,645 Berusia lebih dari 45 tahun serta memiliki latar belakang pendidikan S1 atau S2.

Berdasarkan keempat pohon regresi yang terbentuk, peubah-peubah yang berpengaruh terhadap capaian kinerja dosen adalah peubah yang melekat pada diri dosen, seperti latar belakang pendidikan, jabatan, bidang ilmu, serta usia. Sementara itu, peubah status dan lokasi perguruan tinggi tidak berpengaruh. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Pramudyo (2010) yang menyatakan bahwa lingkungan tempat kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dosen negeri yang dipekerjakan pada kopertis Yogyakarta.

Kinerja Guru Besar dan Non Guru Besar

Berdasarkan pohon-pohon regresi yang terbentuk, jabatan fungsional merupakan salah satu peubah yang berpengaruh terhadap capaian angka kredit dosen dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Guru besar selalu terdapat pada simpul yang terpisah dari jabatan yang lain artinya capaian angka kredit guru besar berbeda dengan dosen dengan jabatan lainnya. Hasil analisis deskriptif pun menunjukkan bahwa capaian angka kredit guru besar jauh lebih tinggi dari yang lain.

Telah dijelaskan pula sebelumnya bahwa seorang guru besar memiliki kompensasi yang lebih besar dari dosen non guru besar. Seorang dosen mendapat gaji pokok dan tunjangan profesi yang setara dengan satu kali gaji pokok. Sementara itu, selain mendapatkan gaji dan tunjangan profesi, seorang dosen dengan jabatan sebagai guru besar juga mendapatkan tunjangan kehormatan yang setara dengan dua kali gaji pokok. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pemberian tunjangan kehormatan berdampak positif terhadap kinerja guru besar. Perbandingan antara unggulnya kinerja yang dilihat dari angka kredit dengan besarnya kompensasi yang diperoleh perlu diketahui sebagai bahan evaluasi.

Besar tunjangan yang diterima dosen tergantung pada gaji pokok dosen tersebut. Gaji pokok yang diterima pun berbeda-beda sesuai dengan golongan dan 25

(38)

36

lama masa kerja dosen (Lampiran 5). Misalkan, dosen yang termasuk pada golongan IV c dengan masa kerja selama 14 bulan akan menerima gaji pokok sebesar 3483000 rupiah. Perbedaan besarnya kompensasi yang diterima oleh guru besar dan non guru besar pada kategori tersebutdapat dilihat pada Tabel 16. Terlihat bahwa total kompensasi yang diperoleh dosen yang memiliki jabatan sebagai guru besar dua kali lipat dibandingkan yang diperoleh oleh dosen non guru besar.

Tabel 16 Perbandingan kompensasi bagi guru besar dan non guru besar

Guru Besar Non Guru Besar

Ket Besaran Nilai

(rupiah) Ket Besaran

Nilai (rupiah)

Gaji Pokok 1 × gaji 3483000 1 × gaji 3483000

TunjanganProfesi 1 × gaji 3483000 1 × gaji 3483000

Tunjangan Kehormatan 2 × gaji 6966000 - - -

Total 13932000 6966000

Perbandingan kinerja guru besar dan non guru besar juga dilihat dari hubungan gaji (gaji pokok dan tunjangan) dengan capaian angka kredit. Penelitian mengenai hubungan gaji dosen dan pencapaian angka kredit dilakukan dengan menggunakan data gaji dosen Institut Pertanian Bogor. Hasil dari korelasi Pearson menunjukkan bahwa pendapatan dan pencapaian angka kredit berkorelasi positif. Seorang guru besar yang memiliki gaji lebih tinggi relatif memiliki angka capaian angka kredit yang lebih tinggi pula. Akan tetapi, hubungan keduanya lemah, baik bidang pendidikan, penelitian, maupun gabungan keduanya. Lemahnya hubungan dapat dilihat dari kecilnya nilai korelasi yang dihasilkan (Tabel 17). Lemahnya hubungan antara pendapatan dengan pencapaian angka kredit tersebut dikarenakan beragamnya pencapaian angka kredit pada besar pendapatan yang sama, walaupun terdapat hubungan positif antara keduanya.

Tabel 17 Korelasi pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit pendidikan dan penelitian

Gaji

Tunjangan Pendidikan Penelitian GajiTunjangan Pearson Correlation 1 .184** .287**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 778 778 778

Pendidikan Pearson Correlation .184** 1 .123**

Sig. (2-tailed) .000 .001

N 778 778 778

Penelitian Pearson Correlation .287** .123** 1

Sig. (2-tailed) .000 .001

N 778 778 778

Hal menarik timbul ketika guru besar dan non guru besar dipisahkan. Jika dicari hubungan antara gaji dengan angka kredit, tidak semua memiliki hubungan bahkan berkorelasi negatif. Pada kelompok non guru besar, bidang pendidikan tidak memiliki korelasi dengan gaji sedangkan untuk penelitian memiliki korelasi

Gambar

Gambar 4  Persentase jumlah dosen berdasarkan jenis kelamin
Gambar 7  Rataan capaian angka kredit berdasarkan status perguruan tinggi  Lokasi  perguruan  tinggi  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu  perguruan  tinggi  di  Jawa  dan  luar  Jawa
Gambar 10  Persentase dosen berdasarkan bidang ilmu
Gambar 12  Persentase dosen berdasarkan jabatan fungsional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil menghitung data yang diperoleh dari hasil tes siswa, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media Audiovisual terhadap hasil belajar siswa

(1) Usaha jasa transportasi wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c merupakan usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan

Menurut Griffin dalam Sangadji (2013:8) perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tesis yang ditulis oleh Hatija PPs, UNM 2015 dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Penemuan

Pengamatan yang dilakukan terdiri dari perkembangan lisianthus di pembibitan, penyiraman, perkembangan bunga, vase life, karakteristik tanaman lapang, persentase

sela-sela pembelajaran. Perbaikan diatas sudah dilakukan dengan baik pada pelaksanaan siklus II, Berdasarkan hasil observasi pada siklus II didapatkan bahwa penggunaan metode

Pendidikan kitab klasik merupakan jenis pendidikan yang biasa digunakan oleh sistem pendidikan pondok pesantren pada umumnya. Pelaksanaan pendidikan dengan sistem

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan keragaman lumut epifit di hutan kota dan tepi jalan utama kampus berdasarkan kekayaan spesies, komposisi spesies,