• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANTANGAN PEMERINTAH KOLOMBIA DALAM MENANGANI KRISIS PENGUNGSI DARI VENEZUELA ERA PRESIDEN IVAN DUQUE MARQUEZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANTANGAN PEMERINTAH KOLOMBIA DALAM MENANGANI KRISIS PENGUNGSI DARI VENEZUELA ERA PRESIDEN IVAN DUQUE MARQUEZ"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TANTANGAN PEMERINTAH KOLOMBIA DALAM MENANGANI KRISIS PENGUNGSI DARI VENEZUELA ERA PRESIDEN IVAN DUQUE

MARQUEZ Oleh: Aulia Anggraini

Nim: 38.2017.5181.341 Myaviilla2701@gmail.com

ABSTRAK

Kehadiran pencari suaka dan pengungsi merupakan fenomena sosial dalam hubungan internasional, yang memberikan dampak segnifikan terhadap kebijakan suatu negara. Kolombia telah menampung pengungsi dari Venezuela sejak tahun 2014 dengan memberikan perlindungan dan hak dasar para pengungsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apa saja tantangan pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi dari Venesuela pada era Presiden Ivan Duque Marquez. Peneliti menggunakan konsep Kebutuhan masa yang dikemukakan Simon Fisher mengenai teori penyebab konflik dan teori Rational-Choice untuk membangun argumentasi dan prespektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dari dokumen resmi, jurnal, skripsi, thesis, buku, dan situs website terpercaya. Dengan menganalisa studi kasus ini maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua aspek tantangan yang dihadapi pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela yaitu aspek sosial dan politik. Tantangan social yang dihadapi pemerintah Kololmbia dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela berasal dari aspek eksternal, yang bermula dari ketidak mampuan presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan fisik, mental dan sosial warga negaranya, mengakibatkan warga Venezuela mengungsi ke Kolombia untuk meminta perlindungan. Sedangkan tantangan politik yang dihadapi pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi Venezuela adalah pemutusan hubungan diplomatic oleh presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros secara sepihak. Kebijakan ini di ambil Nicolas Maduro karena melihat banyaknya pembelotan dari rakyat Venezuela dan pemerintah Kolombia dianggap sebagai mediator Amerika Serikat untuk mengkudeta dirinya dari jabatan Persiden. Islam telah membahas mengenai kualifikasi sifat pemimpin, seorang pemimpin harus bersifat adil sebagai penguasa terhadap rakyat dalam bidang apapun. Terlebih seorang pemimpin harus melindungi hak asasi warga negaranya, serta tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain di dalam pelaksanaan hukum dan peradilan.

(2)

ABSTRACT

The presence of asylum seekers and refugees is a social phenomenon in international relations, which has a significant impact on a country's policies. Colombia has been hosting refugees from Venezuela since 2014 by providing refugees with basic protection and rights. This study aims to analyze the challenges of the Colombian government in dealing with the refugee crisis from Venesuela during the era of President Ivan Duque Marquez. Researchers use the concept of mass needs put forward by Simon Fisher regarding the theory of causes of conflict and the theory of Rational-Choice to build arguments and perspectives. This study uses qualitative methods with data collection techniques from official documents, journals, theses, books, and trusted websites. By analyzing this case study, the researcher concludes that the results of this study indicate that there are two aspects of the challenges faced by the Colombian government in dealing with the refugee crisis from Venezuela, namely social and political aspects. The social challenges faced by the Kololmbia government in dealing with the refugee crisis from Venezuela stem from external aspects, which stems from the inability of Venezuelan President Nicolas Maduro Moros to meet his needs.the physical, mental and social needs of their citizens, causing Venezuelans to flee to Colombia to seek protection. Meanwhile, the political challenge faced by the Colombian government in dealing with the Venezuelan refugee crisis is the unilateral termination of diplomatic relations by Venezuelan President Nicolas Maduro Moros. This policy was taken by Nicolas Maduro because he saw many defections from the Venezuelan people and the Colombian government was seen as a mediator for the United States to coup him from his position as President. Islam has discussed the qualifications of a leader, a leader must be just as a ruler over the people in any field. Moreover, a leader must protect the human rights of his citizens,

Keywords: Venezuelan refugees, Colombia, Ivan Duque Marquez

PENDAHULUAN

Ancaman tehadap stabilitas keamanan dan perdamaian saat ini tidak lagi didominasi oleh ancaman militer dari negara besar melainkan bisa muncul dari ancaman transnasional yang berasal dari negara-negara lemah dan miskin1. Francis Fukuyama berpendapat bahwa dengan berakhirnya Perang Dingin negara-negara lemah telah menjadi masalah utama dalam tata dunia baru. Pernyataan ini didasari oleh

1 Richard L.Millet, Colombia’s Conflicts : The Spillover Effects of A Wider War, dalam

(3)

kenyataan bahwa perkembangan globalisasi yang memunculkan fenomena transnasional tidak semata-mata membawa dampak positif bagi sebuah negara seperti arus modal asing, investasi, perdagangan, maupun teknologi komunikasi yang semakin luas, namun fenomena ini juga membawa dampak negatif dengan adanya tindak kriminal seperti terrorisme internasional, proliferasi senjata, organisasi kejahatan, imigran, diaspora bahkan global pandemik seperti flu burung, HIV/AIDS, dsb. Persoalan- persoalan ini menjadi sebuah tantangan besar bagi sebuah negara2.

Pada awal tahun 2016, Venezuela mengalami keterpurukan dalam bidang ekonomi dan politik, sehingga menyebabkan hiperinflasi di negara penghasil minyak bumi dunia ini. Krisis yang sedang melanda Venezuela memaksa warga Venezuela untuk mengungsi demi menyambung hidup dan mendapatkan perlindungan ke negara-negara tetangga Venezuela sendiri seperti; Peru, Brazil, Kolombia, Ekuador, dan Botoga3. Menurut data yang di ambil oleh Congress Research Service mencatat diakhir tahun 2018 Kolombia menerima lebih dari 1,4 juta pengungsi dari Venezuela. Dengan angka yang terbilang tidak sedikit itu menobatkan Kolombia sebagai negara dengan jumlah pengungsi terbesar diantara negara-negara di Amerika Latin4.

Pengungsi Venezuela yang masuk ke Kolombia mencapai 4.500 pengungsi tiap harinya. Kebanyakan mereka memasuki Kolombia melalui Kukuta dengan keadaan yang buruk, diantaranya kekurangan gizi, penyakit seperti campak yang membutuhkan perawatan kesehatan. Terhitung 62% dari wanita yang melintasi perbatasan Venezuela-Kolombia dalam keadaan hamil dan terpaksa melahirkan di rumah sakit umum di Cukuta5. Paara pengungsi ini membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk pendaftaran, penampungan, transportasi, kesehatan dan layanan psikososial, dan juga

2 Francis Fukuyama, State-Building: Governance and World Order in the 21st Century (Ithaca, N.Y.:

Cornell University Press, 2004), hal. 92

3 R. Evan Ellis, “The Impact of the Collapse of Venezuela on Colombia,” Latin America Goes Global

website, 24 April 2017, http://latinamericagoesglobal.org/2017/04/ impact-collapse-venezuela-colombia. accessed 11 May 2017.

4 Congress Research Service” The Venezuela Regional Migration Crisis” Washington DC, 2018. Page

1-4

(4)

peluang ekonomi. Karena pengungsi berada dalam posisi rentan, banyak dari mereka menjadi korban perdagangan manusia dan seks serta target kejahtan lainnya.

Alasan pengungsi memilih tinggal di Kolombia karena Kolombia dan Venezuela memiliki hubungan diplomatik yang baik, dan menjadi tempat transit yang strategis bagi warga Venezuela yang bertujuan ke negara tetangga lainnya6. Menurut International Organization for Migration frekuensi emigrasi yang kian meningkat akibat krisis ekonomi Venezuela harus mendapatkan tanggapan serius dari dunia internasional, karena ditakutkan masalah akan berkembang pesat sehingga dunia akan mengalami krisis politik dan ekonomi baru.

Kedatangan pengungsi dari Venezuela tentu saja mengganggu sedikit banyaknya kehidupan sehari-hari warga Kolombia, ironisnya kondisi kehidupan para pengungsi di daerah perbatasan Kolombia sangat suram, dengan akses kebutuhan seperti perumahan, makanan, pakaian, kesehatan yang terbatas. Mayoritas pengungsi yang melewati perbatasan Kolombia adalah wanita, anak-anak, dan orang tua yang paling rentan terhadap kehajatan kemanusiaan. Oleh karena itu munculah kewajiban baru bagi pemerintah Kolombia yang harus meyediakan akses pendidikan, makanan, kesehatan, perumahan dan tempat berlindung bagi para pengungsi ini7.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa sejak akhir tahun 1990-an pemerintah Kolombia mulai menunjukkan minat pada topik perlindungan pengungsi dari negara tetangga Kolombia8. Pada tahun 2017 Kolombia menciptakan izin tinggal khusus untuk para pengungsi dari Venezuela yang masuk melalui titik perbatasan formal, dengan total izin masuk 181.000 pengungsi, dengan adanya izin masuk ini memungkinkan para

6 Poltak Partogi Naigolan, Krisis Venezuela dan Migrasi Internasional, Bidang Hubungan Internasional

Info Singkat Kajian terhadap Isu aktual dan Strategis, Vol X, No 18/II/Puslit/September/2018. Jakarta, Hal 1-5

7 Matamata politik(berita politik dunia), “akankah krisis Venezuela jadi kemelut Amerika Latin?”,

Februari 10, 2020. https://www.matamatapolitik.com/akankah-krisis-venezuela-jadi-kemelut-amerika-latin-analisis/#. Diakses pada 10 februari 2020.

8 United Nations High Commissioner for Refugees “ The Refugee Convention 1951”. (1990) Page

(5)

pengungsi untuk tetap berada di Kolombia selama dua tahun dengan akses ke hak dasar, termasuk pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan.

Melihat kondisi pengungsi Venezuela di daerah perbatasan yang kian memburuk, maka upaya untuk melindungi pengungsi Venezuela9. Ivan Duque Marquez sebagai Presiden Kolombia mengajak negara-negara di Amerika Latin untuk bekerjasama dan bergandeng tangan untuk melawan krisis yang sedang melanda Venezuela dengan menandatangi Deklarasi Quito mengenai mobilitas menusia warga Venezuela. Ivan Duque Marquez secara proaktif mengambil tindakan untuk memastikan bahwa pengungsi memiliki akses kesehatan dan pendidikan. Selain itu Ivan Duque Marquez juga berupaya memidahkan para pengungsi keseluruh penjuru Kolombia agar menghindari tekanan dan kekerasan di daerah perbatasan.

Dalam al-Quran juga telah membahas mengenai kualifikasi sifat pemimpin, seorang pemimpin harus bersifat adil sebagai penguasa terhadap rakyat dalam bidang apapun. Terlebih seorang pemimpin harus melindungi hak asasi warga negaranya, serta tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain di dalam pelaksanaan hukum, sekalipun terhadap keluarga dan anak sendiri, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam ayat ini.

ْمُتْمَكَح اَذِإَو اَهِلْهَأ َلَِإ ِتَنَاَملأا اوُّدَؤُ ت ْنَأ ْمُكُرُمَْيَ ََّللَّا َّنِإ

ََّللَّا َّنِإ ِلْدَعْلِبِ اوُمُكَْتَ ْنَأ ِساَّنلا َْيَْب

( اًيرِصَب اًعيَِسَ َناَك ََّللَّا َّنِإ ِهِب ْمُكُظِعَي اَّمِعِن

٥٨

)

Dalam surah al-Maidah ini10, menerangkan bahwa islam dengan sedemikian rupa memperhatikan dan mengatur persoalan pemimpin dengan rakyatnya, dari penjelasan ini sudah jelas diterangkan mengenai bagaimana seorang pemimpin bersifat adil, dan melindungi hak asasi manusia tanpa membedakan status sosialnya.

9 Corrales, J. & M. Penfold-Becerra. Dragon in the Tropics: Hugo Chávez and the Political Economy of

Revolution in Venezuela. New York: Brookings Institution Press. 2011. P 22

(6)

Maka dari pemaparan pembahasan diatas, peneliti berbendapat bahwa perlunya pengembangan kebijakan nasional yang dilakukan oleh Presiden Ivan Duque Marquez yang tidak hanya melindungi hak para imigran Venezuela tetapi juga memfasilitasi integrasi mereka ke dalam komunitas lokal di mana mereka harus mendapatkan tempat berlindung. Lantas tantangan apa saja yang dihadapi Ivan Duque Marquez dalam menangani tantangan krisis pengungsi Venezuela.

Rumusan Masalah

Untuk menghindari perluasan pembahasan, oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitian ini dengan membuat suatu rumusan masalah dan batasan penelitian yaitu; Apa saja tantangan yang dihadapi pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela pada era pemerintahan presiden Ivan Duque Marquez?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela pada era pemerintahan presiden Ivan Duque Marquez.

2. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dilakukan pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela pada era pemerintahan presiden Ivan Duque Marquez.

Tinjauan Teoritis:

Penelitian pertama adalah ”Humanitarian aid and host state capacity: the challenges of the Norwegian Refugee Council in Colombia” oleh Juliete Lemaitre11.

Yang mana membahas tentang bagaimana pelaku kemanusiaan dapat beroperasi di negara tuan rumah dengan variasi yang signifikan dalam kesediaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajibannya yang sangat terbatas. Kolombia adalah negara yang

11 Juliete Lemaitre, ”Humanitarian aid and host state capacity: the challenges of the Norwegian Refugee Council in Colombia” dalam jurnal Third World Quarterly. VOL. 39, NO. 3, Law School, Universidad de los Andes, Bogotá, Colombia. 2018

(7)

berpenghasilan menengah dengan krisis kemanusiaan selama puluh-puluh tahun lamanya tentu menjadi sorotan dunia mengenai transnasional dan berbagai tindak kriminal yang terjadi di negara demokratis tersebut. Tulisan ini mengilustrasikan tantangan dan potensialitas dari Norwegia melalui studi kasus Dewan pengungsi Norwegia (NRC) di Kolombia, ini menggambarkan cara NRC yang kantornya terletak di daerah perifer. Dewan pengungsi Norwega ini berhasil menggunakan pendekatan berbasis hak untuk memperkuat lembaga negara nya secara subnasional, mengaktifkan dan memobilisasi tuntutan warga dan menjembatani pemerintah nasional dan subnasional. Teori yang digunakan adalah national interest dan kerjasama bilateral. Hasil dari tulisan ini adalah tindakan yang dioperasikan oleh petugas dewan pengungsi Norwegia yang disaksikan secara langsung oleh pemerintah Kolombia membuka jaringan kepercayaan lokal, dan menjadi solusi jangka panjanga untuk krisis kemanusiaan di Kolombia.

Perbedaan penelitian Juliete dean penelitian ini adalah jika pada tulisan Juliete fokus pembahasan terletak pada bagaimana Dewan pengungsi Norwegia menangani permasalahan krisis kemanusiaan yang terjadi di Kolombia, maka penelitian ini membahas tantangan dan kebijakan apa saja yang dikeluarkan pemerintah Kolombia untuk meredam krisis pengungsi dari Venezuela akibat krisi ekonomi-politik yang terjadi di Venezuela dalam beberapa dekade terakhir.

Penelitian kedua berjudul “Venezuelan Migrant Workers Struggle for Labor Rights in Colombia: A new wave of Venezuelan migrants fleeing economic crisis and poverty are making their way to neighboring Colombia, where they face abuse, exploitation, and a lack of options in informal work settings” ditulis oleh

Phineas Rueckert12. Dalam tulisan ini membahas tentang bagaimana hak asasi seorang imigran asal Venezuela yang dilecehkan, di siksa, di paksa untuk bekerja tanpa jam istirahat dengan gaji yang rendah. Hal terrsebut dapat terjadi karena ketidakmampuan

12 Phineas Rueckert, Venezuelan Migrant Workers Struggle for Labor Rights in Colombia: A new wave of Venezuelan migrants fleeing economic crisis and poverty are making their way to neighboring Colombia, where they face abuse, exploitation, and a lack of options in informal work settings”. NACLA Report on the Americas, 10714839 , Vol. 51, Issue 3 September 2019.

(8)

pemerintah Kolombia dalam menanggulangi permasalahan internal-nya sendiri yang berdampak terdistribusinya kejahatan-kejahatan yang dihasiklkan oleh krisis tersebut ke negara-negara lain sehingga berimplikasi terhadap munculnya ancaman regional dan bahkan ancaman global. Teori dalam penelitian Phineas melalu pendekatan penybab konflik, dan fase-fase terjadinya konflik yang dikemukakan oleh Simon Fisher. Krisis kemanusiaan di Kolombia menjadi sorotan berbagai negara tetangga sehingga memaksa pemerintah untuk bekerja lebih giat dalam menyelesaikan permasahan ini.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu ialah jika dalam penelitian ini phineas menganalisa bagaimana pengungsi dari Venezuela di inteimidasi dan tidak diperlakukan layaknya manusia, maka peneliti berfokus pada tantangan dihadapi pemerintah Kolombia dalam penanganan isu pengungsi dan kebijakan apa saja yang akan di keluarkan selayaknya negara yang meritifikasi mandat Jenewa dan UNHCR tersebut.

Penelitian ketiga adalah “Colombia’s Armed Conflict and its Refugees : International Legal Protection versus Interregional State Interests” di tulis oleh

Michael Nabil Ruprecht13. Tulisan ini menganalisis bagaimana perlindungan internasional yang diberikan kepada pengungsi Kolombia di negara-negara tetangga, dengan penekanan khusus pada Panama, Venezuela, dan Ekuador. Tulisan ini mengkaji kepentingan politik dan keamanan negara-negara tetangga Kolombia dengan pengakuan hukum mereka atas arus migrasi lintas batas ini sehubungan dengan kewajiban internasional yang mereka sepakati di bawah Konvensi Jenewa 1951. Peneltian Michael ini menggunakan teori keamanan non-tradisional. Dalam penelitian ini juga menerangkan bagaimana berbagai label perlindungan yang diberikan pada pengungsi berkontribusi pada pembentukan identitas mereka. Terakhir, tulisan ini berupaya mempertanyakan dan menantang evolusi peran dan tanggung jawab UNHCR dalam melindungi para migran ini di bawah mandat tahun 1950. Maka hasil dari

13 Michael Nabil Ruprecht, “Colombia’s Armed Conflict and its Refugees : International Legal Protection versus Interregional State Interests”, Colombia. int. 100 • e-issn 1900-6004 October, 2019.

(9)

penelitian ini yakni dinamika kompleks yang mendasari kepentingan politik dan keamanan antar wilayah tetangga Kolombia telah membuat mereka memberikan status perlindungan internasional yang terbatas atau tidak sama sekali kepada para migran paksa. Relevansi dari studi ini disorot oleh kegagalan yang sedang berlangsung dalam mengidentifikasi solusi tahan lama untuk situasi berlarut-larut pengungsi Kolombia yang mengungsi di seluruh negara tetangga.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian Michael adalah jika dalam tulisannya Michael berfokus pada studi kasus pengungsi yang berasal dari Kolombia yang terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka karena adanya ancaman konflik dari internal negara itu sendiri serta peran UNHCR dan organisasi internasional lainnya dalam menyelesaikan isu pengungsi dari Kolombia tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti ingin membahas tentang dampak krisis ekonomi-politik Venezuela yang berimbas pada banyaknya pengungsi ke Kolombia, lantas bagaimana sikap dan respon Kolombia terhadap isu kemanusiaan ini, dan tantangan apa saja yang dihadapi Ivan Duque selaku kepala negara Kolombia saat itu.

Landasan Konseptual Teori Kebutuhan Manusia:

Dalam kehidupannya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi manusia memiliki potensi-potensi untuk menimbulkan konflik jika mempunyai tujuan serta kepentingan yang berbeda-berbeda. Menurut Simon Fisher Konflik sebagai akibat dari jelasnya perbedaan dan keras benturan kepentingan yang saling berhadapan, beberapa sebab utama yang memicu terjadinya konflik di lingkungan masyarakat. Sebagai contoh adanya perbedaan budaya, ancaman identitas dan kebutuhan primer dan sekunder yang tidak terpenuhi maka akan menyebabkan konflik. Simon Fisher menyatakan bahwa teori penyebab konflik dalam

(10)

masyarakat mengatakan, terdapat 6 teori yang mengkaji dan menganalisis penyebab terjadinya konflik14.

Menurut teori kebutuhan manusia yang dikemukakan simon ini, akar dari permasalahan dan konflik dilakalangan masyarakat adalah hilangnya hak dasar manusia baik fisik, mental, dan sosial. Salah satu kewajiban seorang pemimpin negara adalah menjaga kebutuhan fisik berupa pakaian, makanan, minuman, akses air bersih, dan tempat tinggal, sedangkan dari aspek kebutuhan mental seperti Pendidikan, keamanan, dan perlindungan. Yang terakhir dari aspek kebutuhan sosial yaitu akses Kesehatan, dan pekerjaan.

Maka, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori penyebab konflik dalam masyarakat milik Simon Fisher yaitu teori kebutuhan manusia. Simon Fisher menjelaskan bahwa teori kebutuhan manusia berasumsi bahwa akar dari konflik adalah tidak terpenuhnya kebutuhan dasar manusia seperti fisik, mental, dan sosial. Sejalur dengan lonjakan jumlah pengungsi dari Venezuela dikarenakan ketidak mampuan Presiden Venezuela Nicholas Maduro Moros dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial warga negaranya dan memaksa setiap individu beremigrasi guna mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk keberlangsungan hidup mereka. Sehingga peneliti berpendapat bahwasanya, perpindahan para pengungsi dari Venezuela ke Kolombia menimbulkan reaksi perlawanan oleh masyarakat lokal yang merasa terancam akan kebutuhan fisik, mental dan sosial, dan berujung pada konflik dan kekerasan. Hal ini yang akan menjadi tantangan besar pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi Venezuela.

Teori rational-choice:

Teori pilihan rasional merupakan tindakan rasional dari individu atau aktor untuk melakukan suatu tindakan bedasarkan tujuan tertentu yang mana tujuan tersebut ditentukan oleh nilai atau pilihan. Teori pilihan rasional juga dapat diartikan sebagai

14 Fisher, Simon, dkk, “Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak,”The British

(11)

menifestasi sebuah perilaku individu-individu yang rasional dan dilakukan secara sadar untuk mengejar suatu kepentingan dan tujuan15.

Pusat perhatian teori pilihan rasional tertuju pada aktor, aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud. Ringkasnya aktor memiliki tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut. aktor juga dipandang memiliki pilihan, nilai, dan keperluan. Yang terpenting adalah kenyataan bahwa tindakan yang dilakukan aktor bertujuan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pilihannya16.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori pilihan rasional. Teori pilihan rasional menjelaskan bahwa pemerintah Kolombia sebagai aktor kebijakan yang mempengaruhi output dari kebijakan nasionalnya, yang mana kebijakan tersebut telah diarahkan dalam perhitungan strategis sehingga menghasilkan kebijakan yang tepat dan rasional (Rational-Choice). Karena melihat banyaknya pembelotan yang terjadi di daerah perbatasan Venezuela-Kolombia Presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros membuat kebijakan berupa pemutusan hubungan diplomatik dan penutupan akses masuk bantuan kemanusiaan secara sepihak. Selain itu, kebijakan ini juga didasari atas kekhawatiran Nicholas Maduro Moros yang menganggap Kolombia sebagai mediator Amerika Serikat untuk mengkudeta dirinya dari jabatan Presiden. Arah kebijakan Presiden Venezuela Nicholas Maduro Moros ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez untuk menghadapi permasalahan pengungsi dari Venezuela.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, sebagaimana Creswell menjelaskan mengenai proses penelitian kualitatif yang menjabarkan dan mengekplorasi suatu permasalahan, kemudian menganalisa permasalahan tersebut, dan yang terakhir memberikan kesimpulan atau laporan

15 Ambo, Upe, “Tradisi aliran dalam sosiologi”, Jakarta, PT Raja Grafido, 2010. Hal 193 16 Ibid.194

(12)

penelitian kepada akademisi umumnya dan pembaca pada khususnya17. Maka peneliti ingin memeparkan sebuah gambaran serta mendeskripsikan mengenai suatu analisa permasalahan yang sesuai dengan konsep penelitian.

Dengan pencarian data yang digunakan peneliti melalui data deskriptif yang kaya akan refrensi dan rujukan, menurut Huberman yang menerangkan bahwa penelitian yang menggunakan metode kualitatif peneliti bisa memahami alur permasalahan dan mengetahi sebab-akibat suatu penelitian, adapun teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah liberary research yang bersumber dari data primer dan sekunder melalui jurnal-jurnal ilmiah, skripsi, thesis, buku, laporan tertulis, dokumen yang memiliki korelasinya dengan objek penelitian18.

PEMBAHASAN

ANALISIS TANTANGAN DAN STRATEGI IVAN DUQUE MARQUEZ DALAM MENANGANI KRISIS PENGUNGSI DARI VENEZUELA

Sebagai negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan telah meritivikasi perjanjian mengenai refugees atau UNHCR Kolombia merasa terpanggil untuk melindungi para migran dan pengungsi dari Venezuela19. Ivan Duque Marquez sebagai kepala negara tentu mendapatkann tanggapan positif dan negatif dari masyarakat Kolombia. Tantangan yang harus dihadapi oleh Ivan Duque Marquez dating dari berbagai aspek, seperti sosial dan politik.

Dari sisi politik pemerintah Kolombia harus menghadapi sikap Maduro yang sepihak dengan memutus hubungan diplomatik dengan Kolombia dan menutup segala akses perbatasan. Gelombang arus migrasi yang deras akan memberikan resiko

17 Prof. Dr. Emzir, M.Pd. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Garfindo

Perasada. Hal.10

18 Matthew. B Miles dan A, Michael Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis. UK: Sage

Publication,Hal.1-5

19 Phineas Rueckert, “Venezuelan Migrant Workers Struggle for Labor Rights in Colombia: A new wave of Venezuelan migrants fleeing economic crisis and poverty are making their way to neighboring Colombia, where they face abuse, exploitation, and a lack of options in informal work settings”. NACLA Report on the Americas, 10714839 , Vol. 51, Issue 3 September 2019.

(13)

epidemi penyakit seperti, malaria, demam berdarah yang menyerang masyarakat Kolombia dalam skala besar. Perpindahan pengungsi Venezuela secara massif tentu saja memberikan ancaman terhadap stabilitas keamanan negara Kolombia. Oleh karena itu, pada bab analisisa ini peneliti ingin menganalisa bagaimana pengaruh karekteristik seorang pemimpin dalam membuat dan mengeluarkan suatu kebijakan untuk rakyat dan kepentingan nasional negara tersebut.

A. Karakteristik pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros

Nicolas maduro menjabat menjadi presiden Venezuela pada tahun 2013. Sebelum terjun kedunia politik, Maduro bekerja sebagai supir bus di daerah kehairannya, Caracas, Venezuela. Meskipun, latar belakang Maduro merupakan seorang mantan supir bus akan tetapi Maduro sangat cerdas dalam berpolitik20. Maduro dibesarkan di Caracas dan memeluk sosialisme sejak dini. Maduro tidak pernah merasakan bangku perkuliahan, namun sifatnya yang gigih dan ambisius berhasil membuat dirinya sebagai anggota Majelis Kontituante Nasional pada tahun 1999, kemudian memenangkan pemilu untuk Majelis Nasional21.

Meskipun dia adalah legislator pemula, kesetiaan yang taguh kepada Chavez membuatnya mendapatkan kepercayaan dan ditunjuk untuk beberapa komite kongres penting yang berhubungan dengan smasalah-masalah sosial. Pada tahun 2012 Maduro diangkat menjadi Wakil Presiden, namun pada tanggal 5 Maret 2013 presiden Venezuela Hugo Chaves meninggal dunia dan Maduro maju untuk menggantikan Chaves pada jabatan presiden22.

Gaya kepemimpinan Maduro yang sangat diktator dan otoriter, terlihat jelas saat Maduro membuat suatu keputusan yang menolak bantuan kemanusiaan, memutus

20 Editors, Biography.com. “Nicolás Maduro Biography”. Diakses di

http://www.biography.com/people/nicols-maduro-21145011. pada 26 November 2015

21 Christopher Minster. ”Biography of Nicolas Maduro”. Diakses di

http://latinamericanhistory.about.com/od/presidentsanddictators/fl/Biography-of-Nicolas-Maduro.htm. pada 27 November 201.

22 Op,cit. Christopher Minster. ”Biography of Nicolas Maduro”. Diakses di

http://latinamericanhistory.about.com/od/presidentsanddictators/fl/Biography-of-Nicolas-Maduro.htm. pada 27 November 2012

(14)

hubungan diplomatik, serta menutup akses perbatasan yang mengakibatkan masyarakat Venezuela begtitu menderita. Keputusan Maduro tersebut dilakukan semata mata untuk melindungi pemerintahannya dan negara Venezuela dari intervensi negara lain.

Krisis kemanusiaan di Venezuela mendapatkan belas kasihan dari berbagai negara di kawasan Amerika Latin. Hal ini dapat dilihat dari dukungan yang diterima pemimpin oposisi Juan Guaido dalam menggantikan Maduro dari jabatan presiden. Keprihatinan masyarakat internasional terhadap rakyat Venezuela yang harus jatuh dalam kehancuran dan krisis kemanusiaan membuat negara regional Amerika Latin bersatu dan merundingkan arah dan penyelesaian dari krisis multidimensi yang menimpa negara penghasil minyak bumi tersebut.

Masyarakat Venezuela telah mendapat tekanan terhadap krisis kemanusiaan, sejatinya tugas dan kewajiban pemimpin adalah melindungi rakyatnya. Pada gambar 6 dibawah menjelaskan negara-negara yang mendukung kepemimpinan Maduro dan Juan Guaido.

Gambar 1

: Sumber: BBC23

23BBC, Venezuela Crisis in 300 words, dilansir dari https://www.bbc.com/news/world-latin-america-48121148

(15)

Amerika Serikat telah menjadi sekutu yang teguh di kawasan ini dalam tujuan bersama untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, demokrasi, hak asasi manusia, pembangunan dan stabilitas di kawasan. Misalnya, presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani undang-undang Undang Bantuan Darurat Venezuela, Bantuan dan Pembangunan Demokrasi (VERDAD). Pada tahun 2017, Badan Pembangunan Internasional AS berjanji akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada negara produsen minyak bumi tersebut.

Kolombia dan Venezuela menjalin diplomasi dan kerjasama bilateral cukup terbilang menakjubkan. Namun, berubah pada saat Venezuela dipimpin oleh seorang diktator yang mengakibatkan Venezuela mengalami krisis yang mengakibatkan arus migrasi besar besaran, sehingga membutuhkan perhatian, bantuan dan dukungan dari negara tetangga, seperti Kolombia.

Ivan Duque Marquez selaku presiden Kolombia telah mengakui Juan Guaidó sebagai presiden Venezuela yang sah. Kolombia, mitra NATO, adalah sekutu AS terkuat di wilayah tersebut24. Karena kediktatoran Maduro memberikan dukungan material bagi geng teroris di sepanjang perbatasan Kolombia-Venezuela yaang berdampak pada konflik dan perselisihan di daerah perbatasan. Dari fakta yang dilihat Ivan Duque Marquez diperbatasan tindakan presiden Venezuela, Nicolas Maduro Moros terlalu berlebihan sehingga menyebabkan rakyat Venezuela menderita dengan krisis ekonomi dan berujung pada krisis kemanusiaan, yang nantinya akan berdampak pada stabilitas keamanan Kolombia.

B. Karakteristik pemerintahan Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez

Ivan Duque Marquez lahir di Botoga pada 1 Agustus 1976. Sebelum menjabat presiden Ivan Duque Marquez adalah seorang pengacara. Iván Duque resmi menjadi Presiden Kolombia yang terpilih dan dilantik pada Selasa 7 Agustus 2018 sekaligus

24 J. Caesar Ramrez, Montariez, Journal on Quienz anos del plan Colombia,”The Recovery of a Weak state and submission of narco terrorist group”, Vol. 7, No 13. 2017.

(16)

menjadi presiden termuda Kolombia. Ivan Duque Marquez berjanji untuk mempersatukan negara serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Presiden Kolombia terdahulu, Juan Manuel Santos, mendesak Duque untuk menghormati kesepakatan dengan FARC yang dinegosiasikan pada tahun 2016 untuk mengakhiri konflik sipil yang brutal di negara itu lima dekade lalu. Sejauh ini masyarakat Kolombia menilai partai politik Presiden Duque ramah bisnis, karena ia berjanji untuk memotong pajak dan meningkatkan investasi ekonomi Kolombia.

Selama menjabat Ivan Duque Marquez sangat memperhatikan keselamatan, hak asasi, dan kebutuhan masyarakat Kolombia. Ivan Duque dilahirkan dari keluarga terpandang dan kaya25. Sejak kecil Ivan Duque telah menunjukkan ketertarikan dan minat pada bidang politik. Bahkan, Ivan Duque pernah berdebat dengan politisi yang melewati rumahnya dan menunjukkan tekadnya untuk menjadi presiden suatu hari nanti.

Ivan Duque Marquez belajar hukum di Universitas Sergio Arboleda di Botoga. Setelah meyelesaikan studinya Duque bekerja sebagai konsultan di Andean Development Coporation (CAF) sekaligus sebagai penasehat Juan Manuel Santos26. Pada tahun 2001, Duque bekerja di Washington untuk Inter-American Development Bank (IDB), pertama sebagai penasihat di Kolombia, Peru, dan Ekuador dan kemudian sebagai kepala Divisi Budaya.

Ivan Duque Marquez secara proaktif mengambil tindakan untuk memastikan bahwa pengungsi memiliki akses kesehatan dan pendidikan. Selain itu Ivan Duque Marquez juga berupaya memidahkan para pengungsi keseluruh penjuru Kolombia agar menghindari tekanan dan kekerasan di daerah perbatasan. Dalam pidatonya Ivan menyebut bahwa Maduro merupakan penjahat perang. Kediktaroran Maduro harus

25 liputan6.com diakses dari:

https://www.liputan6.com/global/read/3613180/resmi-dilantik-ivan-duque-jadi presiden-termuda-kolombia. Resmi Dilantik, Iván Duque jadi Presiden Termuda Kolombia. Pada 08 Agustus 2018.

(17)

mendapatkan balasan atas perilaku yang memena-mena mementingkan kepentingan pribadi. Ivan Duque juga tidak ingin apa yang pernah menjadi sejarah terulang kembali.

C. Tantangan sosial Pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela

Tantangan sosial yang dihadapi pemerintah Kolombia berasal dari aspek ekstenal dengan ditandai oleh lonjakan jumlah pengungsi Venezuela yang datang ke Kolombia akibat ketidakmampuan presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros dalam memenuhi nilai-nilai dasar dan kebutuhan fisik, mental dan sosial yang menjamin kehidupan seluruh masyarakat Venezuela. Hal ini memicu konflik di kalangan masyarakat Venezuela dan Kolombia. Inilah tantangan Ivan Duque Marquez yang harus menerima dan menampung para pengungsi dari Venezuela.

Menurut Simon Fisher27 konflik merupakan interaksi dari hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki dan tujuan serta sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik juga dapat diartikan sebagai sebuah fenomena yang tak dapat dihindari (invitable phenomenon) dalam kehidupan manusia karena konflik merupakan bagian yang sensitif dari eksistensi manusia sendiri. Simon Fisher juga menerangkan bahwasanya terdapat enam teori yang menjadi indikator pemicu konflik dalam kehidupan masyarakat. Yang peratama, teori hubungan masyarakat, teori negoisasi prinsip, teori kebutuhan massa, teori identitas, teori kesalahpahaman budaya, dan teori transformasi konflik28.

Melihat ketidakmampuan presiden Venezuela Nicholas Maduro Moros untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial warga negaranya, mengakibatkan warga Venezuela mengungsi ke Kolombia untuk meminta perlindungan. Sehingga memaksa Kolombia menanggung beban dan tantangan berat akibat krisis pengungsi Venezuela. Permasalahan ini sejalur dengan teori penyebab konflik yang telah dipaparkan oleh

27 Fisher, Simon, dkk, “Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak,” The British

Council Indonesia, Jakarta. 2001. Hal 9

28 Op.cit, “Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak,”The British Council

(18)

Fisher diatas yang menerangkan bahwa teori kebutuhan massa merupakan akar dari sebuah konflik. Karena apabila kebutuhan dasar manusia fisik, mental, dan sosial tidak terpenuhi dan terhalangi, maka manusia akan melakukan berbagai cara agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

D. Tantangan politik Pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela

Tantangan politik yang dihadapi oleh pemerintah Kolombia dalam menangani krisis pengungsi Venezuela berupa banyaknya rakyat Venezuela melakukan konfrontasi serta demonstrasi terhadap pemerintah Venezuela, sehingga membuat Nicholas Maduro mengeluarkan kebijakan penutupan perbatasan Kolombia dan akses bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Venezuela dan menyebabkan krisis kemanusiaan dan berimbas pada instabilitas keamanan nasional Kolombia dan kota kota kecil yang bergantung hidup kepada daerah perbatasan Kolombia.

Tindakan konfrontasi dan demonstrasi rakyat Venezuela terhadap pemerintah pada era Nicolas Maduro Moros dikarenakan dua alasan utama. Alasan pertama yaitu, gaya kepemimpinan Nicolas Maduro Moros yang sangat diktaktor sehingga menyebabkan rakyat Venezuela semakin menderita. Maduro memiliki kecendrungan tinggi terhadap kekuasaan. Hal ini terbukti pada masa pemerintahannya, pada tahun 2017 Maduro mengubah konstusi. Dalam perubahan tersebut masyarakat Venezuela menilai bahwa Maduro terlalu memfokuskan pada penguatan fungsi presiden secara legislatif. Selain itu, seorang pemimpin yang memiliki keinginan melakukan kontrol terhadap keuasaan biasanya akan menginisiasi aksi-aksi yang merujuk pada ancaman dan peringatan.

Alasan kedua, ketidakmampuan Nicolas Maduro Moros untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat Venezuela yang menyebabkan banyak dari rakyat Venezuela meninggalkan negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik ke negara tetangga. Banyak juga diantara mereka yang melakukan konfrontasi dan pembelotan terhadap pemerintahan Nicolas Maduro Moros.

(19)

Pemerintah Kolombia sebagai aktor kebijakan yang mempengaruhi output dari kebijakan nasionalnya, yang mana kebijakan tersebut telah diarahkan dalam perhitungan strategis sehingga menghasilkan kebijakan yang tepat dan rasional. Petter Hall menyatakan bahwa, perilaku aktor pada pendekatan Rational-Choice ditentukan pada hubungan atau peran strategi dari aktor pembuat kebijakan yang mempengaruhi output dari kebijakan yang dibuat29. Dapat dikatakan bahwa aktor-aktor tersebut diarahkan, tetapi bukan berdasarkan sejarah atau pengalaman masa lalu akan tetapi diarahkan oleh perhitungan strategis, dan perhitungan-perhitungan tersebut yang nantinya akan mempengaruhi ekspektasi aktor.

Sistem politik dapat bekerja karena adanya input berupa tuntutan dan dukungan, kemudian dilanjutkan dengan konversi dan pada akhirnya menjadi output, berupa keputusan atau kebijakan. Setelah menjadi output, ada umpan balik melalui lingkungan yang kemudian akan kembali lagi mempengaruhi input30. Dengan melihat pilihan-pilihan dari berbagai alternatif dan mengumpulkan berbagai data dari pilihan-pilihan-pilihan-pilihan tersebut, dapat dikatakan bahwa Rational-Choice, berpotensi menghasilkan output kebijakan atau keputusan yang lebih baik di masyarakat. Karena dengan menggunakan perhitungan klasik tersebut dapat terlihat bagaimana aktor pengambil kebijakan melihat perilaku setiap individu yang dipengaruhi oleh kebijakan itu nantinya.

Kebijakan Nicolas Maduro Moros telah mempengaruhi kestabilan aspek keamanan, ekonomi dan politik Kolombia. Penutupan akses perbatasan, hubungan diplomatik dan pemblokiran bantuan kemanusiaan tidak hanya merugikan masyarakat Venezuela, akan tetapi juga mengakibatkan dampak segnifikan terhadap rakyat Kolombia yang tinggal diperbatasan Venezuela yang harus merasakan pertikaian dan perselisihan demi mendapatkan bantuan kemanusiaan.

Disaat organisasi kemanusiaan memberikan bantuan kemanusiaan yang di usung oleh pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, untuk mengurangi kekurangan

29 Peter Hall dan Rosemary Taylor, “Political Science and the Three New Institutionalis Cambridge:

Harvard Universit, 1996. Page 32

(20)

makanan dan kebutuhan pokok lainnya di Venezuela yang tengah mengalami kesulitan ekonomi. Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa bantuan itu adalah bagian dari manuver politik Amerika Serikat untuk menyingkirkannya dari jabatan presiden. Bahkan Nicolas Maduro Moros telah memblokir jembatan yang diperlukan untuk membawa pasokan bantuan kemanusiaan ke Venezuela.

Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez tentunya memiliki tujuan dan tindakan Ivan Duque tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut. aktor juga dipandang memiliki pilihan, nilai, dan keperluan. Yang terpenting adalah kenyataan bahwa tindakan yang dilakukan aktor bertujuan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pilihannya.

Tabel rational choice pengambilan kebijakan Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez dalam menangani pengungsi Venezuela

Pilihan-pilihan pemerintahan Kolombia Nilai-nilai pemerintahan Ivan Duque Marquez Kepentingan atau National Interest Kolombia 1. Menampung dan melindungi pengungsi dari Venezuela Kolombia negara Demokratis, dan menjunjung tinggi nilai Hak Asasi Manusia.

Sebagai negara yang meretivikasi UNHCR dan memanusiakan para pengungsi.

2. Menolak

kehadiran pengungsi dari Venezuela

Trauma akan civil war yang pernah terjadi 50 tahun silam dan Venezuela berperan aktif dalam konflik

Melindungi kedaulatan dan keamanan negaranya agar tidak terjadi konflik. (Warga local VS pengungsi Venezuela)

Dari pilihan, nilai, dan kepentingan inilah yang nanti akan mempengaruhi arah kebijakan Ivan Duque dalam menangani krisis pengungsi asal Venezuela ini. Dengan mempertimbangkan dan melihat sejarah pengungsi suriah Ivan Duque Marquez

(21)

memilih untuk tetap menanmpung para pengungsi Venezuela. Bahkan Ivan Duque mengeluarkan beberapa kebijakann seperti, surat izin tinggal 2 tahun menerima hak dasar layaknya warga local, memberikan kewarganegaraan pada lebih 24000 anak yg lahir di kolombia dan mendirikan pemukiman pengungsi yang belum mendapatkan legalitas izin tinggal.

Kesimpulan

Tantangan sosial yang dihadapi pemerintah Kolombia pada era presiden Ivan Duque Marquez dalam menangani krisis pengungsi dari Venezuela berawal dari ketidakmampuan presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial seluruh masyarakat Venezuela. Sehingga masyarakat Venezuela memilih untuk meninggalkan Venezuela untuk mencari kehidupan yang lebih baik ke negara tetangga seperti Kolombia. Akibat derasnya arus migrasi, jumlah pengungsi Venezuela di Kolombia terus mengalami lonjakan. Melesetnya perkiraan Ivan Duque Marquez mengenai lonjakan jumlah pengungsi membuat pemerintah Kolombia tidak siap menampung jutaan pengungsi dari Venezuela. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat Kolombia kekurangan bahan pangan, pekerjaan, dan ancaman identitas, sehingga banyak dari masyarakat Kolombia melakukan tindak kejahatan terhadap pengungsi Venezuela. Dengan meningkatnya aksi kejahatan dan kriminalitas di perbatasan Kolombia berdampak segnifikan terhadap stabilitas keamanan dan politik Kolombia.

Tantangan politik yang dihadapi pemerintah Kolombia dari krisis pengungsi Venezuela berupa pemutusan hubungan diplomatik secara sepihak oleh presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros dan penutupan akses keluar masuk perbatasan Kolombia. Kebijakan atas pemutusan hubungan diplomatik ini dilakukan Maduro setelah melihat banyaknya masyarat Venezuela melakukan konfrontasi dan demonstrasi terhadap pemerintannya. Nicolas Maduro Moros juga menuduh Kolombia bersekutu dengan Amerika Serikat untuk menglengserkan dirinya dari jabatan presiden. Maduro menyatakan bahwa Venezuela hanya mengalami sedikit

(22)

permasalahan domestik dan mengklaim mengenai pernyataan media tentang krisis kemanusiaan dan pengungsi Venezuela terlalu berlebihan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banyak hal dalam studi Hubungan Internasional yang dapat dipelajari, salah satunya berkaitan dengan ancaman tehadap stabilitas keamanan dan perdamaian. Pasca perang dingin ancaman dunia tidak lagi didominasi oleh ancaman militer dari negara besar melainkan bisa muncul dari ancaman transnasional yang berasal dari negara-negara lemah dan miskin. Tantantangan baru yang dihadapi diera globalisasi dapat berupa jaringan terrorisme internasional, proliferasi senjata, organisasi kejahatan, diaspora, global pandemik seperti flu burung, SARS, Covid-19 bahkan imgiran dan pengungsi. Persoalan- persoalan ini menjadi sebuah tantangan besar bagi sebuah negara dalam tatanan dunia baru seperti saat ini.

REFRENSI

Al Qur’an

BUKU:

Al-Mawardi,

"

ةيناطلسلا ماكحلأا

, percetakan Dar al Fikr, Bairut, T. Th, 2003.

Brodin, K., Belief System, Doctrines, and Foreign Policy, SwedishInstitute of International Affairs, Stockhlom, 1999.

B Miles Matthew. dan A, Michael Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis. United Kingdom: Sage Publication, 1994.

Fisher, Simon, dkk “Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak,” The British Council Indonesia, Jakarta. 2001.

Iqbal, Muhammad Drs Amin Husein N, “Pemikiran Politik Islam dari masa Klasik hingga Indonesia Kontemporer” edisi ketiga, Prenadamedia Grup, Jakarta, 2010.

(23)

Jackson Robert dan Georg Sorensen, “Pengantar Studi Hubungan Internasional teori dan pendekatan”, Edisi ke-5, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2016.

Koesparmono, Irsan. “ Pengungsi Internal dan Hak Asasi Manusia”, Jakarta, Komisi Nasional hak asasi m anusia (HAM) Republik Indonesia, 2007

Prof. Dr. Emzir, M.Pd. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Raja Garfindo Perasada. Jakarta. 2016.

Prof. Miriam Budiarjo, “Dasar-dasar ilmu Politik” edsi revisi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Januari 2013.

Prof. Dr. Didin, Saefuddin B,” Sejarah Politik Islam” PT Pustaka Intermasa, Jakarta, 2009.

JURNAL DAN SKRIPSI:

Amnesty Internasional, “People fleeing Massive Human Rigth Violations in Venezuela,” United Kingdom. 2019.

Andrea, Haylyn Hernández Fernández, ”Scope of the internal crisis of Venezuela in Colombia” published by Hispanic American Observatory on International Terrorism, Medellín– Colombia. Vol 01-Issue 19, November, 2017Congress Research Service” The Venezuela Regional Migration Crisis” Washington, DC, 2018.

Buzan, Barry, ‘New Patterns of Global Security in the Twenty-First Century’. International Affairs, Vol.67 No.3. 1991

Colombia Migration Report No. 128 of Venezuelans in Colombia as of 30 Sept 2019.

Congressional Research Service, “ The Venezuela Regional Migrations Crisis” Washington. Amerika Serikat. Tahun 2018.

(24)

David Smilde, “The Venezuelan Crisis Regional Synamics and Colombian Peace Process” Norwegian Peacebulidng Research Centre. Diakses pada bulan Agustus 2016.

Eduardo, Andrés Fernández-Osorio dan Rocío del Pilar Pachón Pinzón, “Reconciliation Perspectives in Colombia: Characterizing the 2016 Peace Agreement with the FARC“ dalam jurnal Revista de Relaciones Internacionales, Estrategia y Seguridad Vol 14, No. 1, 2019.

Goodwin-Gill, G.S, “The Refugee in International Law 2nd edition”, Oxford University Press, Oxford 1988.

Hidayat Chusnul Chotimah, dkk. “Perkembangan Aspek Keamanan Ekonomi dalam Konsep Human Security”, Jurnal Transformasi Global Vol 4 No 1. Universitas Internasional Universitas Teknologi, Yogyakarta. 2018.

Jaramillo, JJ “ Venezuelans In Colombia: Understanding The Implications Of The Migrant Crisis In Laa Guajira” SAYARA Internasional. 2018.

Michael Nabil Ruprecht, “Colombia’s Armed Conflict and its Refugees : International Legal Protection versus Interregional State Interests”, Colombia. int. 100 • e-issn 1900-6004 October, 2019.

Projection of People in Need (PiN) to December. This includes refugees and migrants with intent to stay, those in transit and engaging in pendular movement, Colombian returnees, and host communities. 2020.

Philips Jusario Vermonte, “Transnasional Organized Crime: isu dan permasalahannya”, Jurnal Analisis CSIS isu-isu non-tradisional: Bentuk Baru Ancaman Keamanan , No.1 Tahun 2002.

Peter Hall dan Rosemary Taylor, “Political Science and the Three New Institutionalisms”, Cambridge: Harvard Universit, 1996.

(25)

Poltak Partogi Naigolan, Krisis Venezuela dan Migrasi Internasional, Bidang Hubungan Internasional Info Singkat Kajian terhadap Isu aktual dan Strategis, Vol X, No 18/II/Puslit/September/2018. Jakarta, 2018.

Regional Refugees and Migrant Response Plan for Refugees and Migrants from Venezuela” January - December 2019.

R. Evan Ellis, “The Impact of the Collapse of Venezuela on Colombia,” Latin America Goes Global. website, 24 April. 2017.

Rueckert, Phineas, Venezuelan Migrant Workers Struggle for Labor Rights in Colombia: A new wave of Venezuelan migrants fleeing economic crisis and poverty are making their way to neighboring Colombia, where they face abuse, exploitation, and a lack of options in informal work settings”. NACLA Report on the Americas, 10714839 , Vol. 51, Issue 3 September 2019Corrales, J. & M. Penfold-Becerra. Dragon in the Tropics: Hugo Chávez and the-Political Economy of Revolution in Venezuela. New York: Brookings Institution Press. 2011.

WEBSITE:

Al Jazeera. 2017. Delcy Rodriguez: No humanitarian crisis in Venezuela. Tersedia dalam:http://www.aljazeera.com/programmes/alktojazeera/2017/09/delcy- rodriguezhumanitarian.crisisvenezuela-170907060655166.html. Diakses 9 Oktober 2017.

BBC, Venezuela Crisis in 300 words, dilansir dari https://www.bbc.com/news/world-latin-america-48121148 pada 29 Juni 2020

Brockwehl, A. “Venezuela sheds its Democtratic Facade” https://freedomhouse.org/blog/venezuela-sheds-its-democtratic-fa-ade.

(26)

Colombian MoH (Colombian Ministry of Health and Social Protection). http://es.presidencia.gov.co/normativa/normativa/DECRETO%20866%20DE L%2025%20DE%20MAYO%20DE%202017.pdf. 2017.

Congress. S.2142 - Venezuela Defense of Human Rights and Civil Society Act of 2014.

Retrieved, from Congress.gov:

https://www.congress.gov/bill/113thcongress/senate-bill/2142/text. . Desember 18, 2014.

Data from World Bank “Migración desde Colombia – Impactos y estrategia de respuesta en el corto y mediano plazo” page 15, available at: https://reliefweb.int/report/colombia/migraci-n-desde-venezuela-colombia-impactos-yestrategia-de-respuesta-en-el-corto-y. Di akses Feb 2018.

IOM (International Organization for Migration). 2018. Regional Action Plan: Strengthening the Regional Response to Large Scale Migration of Venezuelan Nationals into South America, North America, Central America and the Caribbean.https://www.iom.int/sites/default/files/press_release/file/consolidat ed_action_plan_venezuela.pdf. diakses pada Agustus 2018.

Mata politik, “krisis Venezuela: Amerika Serikat kirimkan bantuan kemanusiaan ke perbatasan Kolombia” https://www.matamatapolitik.com/news-krisis-venezuela-militer-as-kirimkan-bantuan-ke-perbatasan-kolombia/. Diakses pada 16 Februari 2019.

Matamata politik (berita politik dunia), “akankah krisis Venezuela jadi kemelut Amerika Latin?”, https://www.matamatapolitik.com/akankah-krisis-venezuela-jadi-kemelut-amerika-latin-analisis/#. Diakses pada 10 februari 2020

Modolo, V., & Texido, E. “Latin America’s response to Venezuelan emigration.” Retrieved,fromImmigrationandEmigrationStatisticwebsite:https://migrationdat aportal.org/blog/latin-americas-response venezuelanemigration. Di akses pada 29 October 2019.

Gambar

Tabel rational choice pengambilan kebijakan Presiden Kolombia  Ivan  Duque Marquez dalam menangani pengungsi Venezuela

Referensi

Dokumen terkait

Therefore it is necessary to know the effect of increasing doses of gamma irradiation and shelf life of sie balu to sensory, physical characteritics and count

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematikan Dasar, 2015

Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya

1. Keputusan Gubernur tentang Penetapan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan/Atau Lahan di Kalimantan Selatan. Penetapan Status Siaga

Berdasarkan pada hal- hal yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dalam bidang pemeriksaan intern untuk membantu

Hasil penelitian menunjukan bahwa, kinerja Badan Pendapatan Daerah Kota Bekasi dalam Pemungutan Pajak Reklame belum optimal, Pada faktor individu komitmen pegawai

33 Triana sofiani, ”konstruksi norma hukum koperasi syariah dalam kerangka system hukum koperasi nasional” Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Edisi Desember, 2014, hal 4..

perkotaan baik yang bersifat teknis dan nonteknis. Pemantauan pengelolaan sistem drainase perkotaan dilakukan oleh.. penyelenggara pengelolaan sistem drainase perkotaan