Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2012
X.252 KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT Dwi Purnamawati Widiastuti, SP, M.Sc
LATAR BELAKANG
Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa
• Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat tidak dipungkiri turut mendongkrak perekonomian di Kalimantan Barat. Namun demikian, terdapat juga hal ikutan yang tidak kalah pentingnya untuk dicarikan solusinya dengan berkembangnya perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat, yaitu limbah yang dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahan CPO.
Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi
• Telah banyak penelitian mengenai pemanfaatan limbah kelapa sawit, namun belum banyak dikaji pemanfaatan limbah cair (sludge) sebagai pupuk organik untuk mendukung pengembangan sayuran organik di Kalimantan Barat, terutama untuk lahan dengan jenis tanah Aluvial di kawasan Kabupaten Kubu Raya.
Kebutuhan metode – peralatan teknologi yang perlu dipenuhi
• Teknologi pemanfaatan limbah sawit (sludge) sebagai pupuk organik guna mendukung pengembangan sayuran organik di Kalimantan Barat.
PERMASALAHAN
Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan litbangyasa
• Bagaimana pengaruh komposisi dosis pupuk organik : pupuk anorganik terhadap budidaya bunga kol organik di lahan pasang surut Aluvial (Entisols)?
• Bagaimana efektifitas jenis dekomposer dalam pemanfaatan limbah sawit (sludge) sebagai pupuk organik?
• Berapakah dosis pupuk organik yang tepat guna mendukung pengembangan sayuran bunga kol organik di Kalimantan Barat, tepatnya di Kec. Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya?
METODOLOGI
Ruang Lingkup Kegiatan
• Teknologi pembuatan pupuk organik cair (POC) berbahan limbah cair (sludge) pabrik kelapa sawit dengan menggunakan dekomposer produk Badan Litbang Pertanian dan Balitbio Perkebunan, serta pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dan pestisida nabati.
• Kajian lapang (demplot) pemanfaatan POC dari limbah cair (sludge) pabrik kelapa sawit untuk mendukung pengembangan sayuran organik di Kalimantan Barat dan analisis kelayakan secara ekonomi.
• Sosialisasi kepada petani di wilayah kajian tentang manfaat penggunaan pupuk organik dari limbah kelapa sawit dan budidaya sayuran secara organik.
Fokus Kegiatan
METODOLOGI
Desain Penelitian
• Rancangan acak kelompok dengan petak utama berupa 3 level formulasi kombinasi pupuk anorganik dan organik (P),
P1 : 50% pupuk anorganik : 50% pupuk organik, P2 : 25% pupuk anorganik : 75% pupuk organik, dan P3 : 100% pupuk organik.
Anak petak berpola 2 faktorial yang diulang tiga kali.
Faktor pertama: 3 jenis perlakuan pembuatan pupuk organik (O), O1 : limbah cair yang diberi M-Dec,
O2 : limbah cair yang diberi Orgadec, dan
O3 : limbah cair yang diberi mikroorganisme lokal (MOL), Faktor kedua : 4 level dosis aplikasi pupuk organik (D),
D1 : 2,5 ton/ha, D2 : 5 ton/ha, D3 : 7,5 ton/ha, dan D4 : 10 ton/ha.
Sebagai pembanding, dibuat kontrol berupa limbah cair tanpa diberi perlakuan dekomposer.
• Parameter : hasil, komponen hasil, serangan OPT, kadar hara tanah dan pupuk organik. Data dianalisis dengan ANOVA (P < 0.05) dan uji lanjut dengan uji LSD. • Analisis ekonomi untuk mengetahui feasibility pemanfaatan limbah cair pabrik
METODOLOGI
Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan
• Teknologi pembuatan pupuk organik berbahan limbah cair (sludge) pabrik kelapa sawit dan pembuatan mikroorganisme lokal (MOL).
Teknologi pembuatan POC dari limbah cair (sludge) pabrik kelapa sawit. Teknologi pembuatan MOL.
• Kajian lapang, yang dilaksanakan sesuai dengan desain penelitian.
• Analisis kelayakan secara ekonomi pemanfaatan limbah kelapa sawit pada tanaman sayuran organik di Kec. Rasau Jaya, Kab. Kubu Raya (analisis R/C ratio, keuntungan atas biaya total dan tunai, dan analisis break even point).
Perkembangan dan Hasil Kegiatan
• Teknologi pembuatan POC, MOL , pesnab.
• Kajian lapang pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit untuk mendukung pengembangan sayuran organik di Kalimantan Barat.
Persiapan lokasi pengkajian
Pelaksanaan PRA dan pertemuan petani Persiapan bahan dan alat pengkajian
Pelaksanaan kajian lapang pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk sayuran organik
SINERGI KOORDINASI
Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan
• Sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan kajian • Koordinasi pelaksanaan teknis kegiatan kajian
• Koordinasi pelaksanaan pertemuan/diseminasi dengan petani/users dan stakeholders
Nama lembaga yang diajak koordinasi
• Institusi terkait (pemda): Dinas Perkebunan Prov. Kalbar, Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kubu Raya, BP4K (Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Rasau Jaya, Kubu Raya), kepala desa di wilayah kajian.
• Koordinasi dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit: PTPN XIII di Prov. Kalbar dan PT. Rezeki Kencana di Kab. Kubu Raya.
Strategi pelaksanaan koordinasi
• Dengan sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan kajian, diharapkan para
stakeholders merespon dengan baik tahap inisiasi/awal kegiatan kajian ini. Demikian pula pada tahap selanjutnya, yaitu pelaksanaan teknis kegiatan dan pertemuan/diseminasi dengan petani/users dan stakeholders, diharapkan mendapat dukungan penuh dari para stakeholders.
SINERGI KOORDINASI
Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan
• Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kubu Raya: terdapat kesamaan visi dalam program inisiasi dan pengembangan sayuran organik. Distannak Kubu Raya membuat demplot di beberapa kawasan Kubu Raya dan pembinaan teknis petani yang tertarik/terlibat dalam pertanian organik. Selain itu, Pemda juga sedang menginisiasi untuk menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terletak di kawasan Kab. Kubu Raya untuk berkolaborasi dengan kegiatan
pertanian. Kajian yang dilakukan oleh BPTP Kalbar dalam hal
pemanfaatan limbah sawit sebagai pupuk organik yang akan digunakan untuk mendukung pengembangan sayuran organik di kawasan Kubu Raya dinilai sangat relevan dengan program Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kubu Raya. Oleh karena itu, kegiatan kajian ini mendapat dukungan penuh dari Pemda setempat.
SINERGI KOORDINASI
Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan
• Balai Penyuluhan Pertanian Rasau Jaya: koordinasi dan sinkronisasi kegiatan kajian. Diketahui bahwa BPP juga memiliki program inisiasi pertanian organik yang sejalan dengan visi BPTP Kalbar. Selain tu, dilakukan pula pengumpulan informasi dan data sekunder tentang perkebunan kelapa sawit di kawasan Kubu Raya yang sangat
mendukung pelaksanaan kegiatan kajian.
• PT. Rezeki Kencana: penjelasan dan arahan dari manajemen pabrik sangat mendukung pelaksanaan kegiatan kajian di Kab. Kubu Raya.
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan
• Pemanfaatan limbah cair pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dengan menggunakan dekomposer produk Badan
Litbang Pertanian dan Balitbio Perkebunan, serta MOL sebagai pupuk organik/hayati.
• Pemanfaatan pupuk organik cair hasil pengolahan limbah cair kelapa sawit dan pestisida nabati untuk mendukung
pengembangan kawasan sayuran organik.
• Mensosialisasikan kepada user (petani), terutama di wilayah kajian, tentang manfaat penggunaan pupuk organik dari limbah kelapa sawit dan budidaya sayuran secara organik.
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan
• Metode -Rekomendasi
Mendukung Pengembangan Potensi Unggulan Daerah Mendukung Strategi Pembangunan Daerah
• Jurnal-Paten
Mendukung Pengembangan Ilmu-Metode Mendukung Proses Industri
• Modul Pelatihan-Pemberdayaan Masyarakat Modul Pelatihan-Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan kajian hingga saat ini telah memasuki tahap pelaksanaan, namun belum sampai pada tahap penyelesaian. Dengan demikian, signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan hingga saat ini masih belum dapat dilihat dan belum terdata pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan ini.
POTENSI PENGEMBANGAN
KE DEPAN
Rancangan Pengembangan ke depan
• Memberikan rekomendasi pemanfaatan pupuk organik cair (POC) dari limbah pabrik kelapa sawit untuk digunakan pada tanaman sayuran, utamanya sayuran bunga kol organik kepada users dan stakeholders.
• Memberikan rekomendasi pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) untuk digunakan sebagai dekomposer yang dapat diproduksi secara lokal dan spesifik lokasi.
• Memberikan rekomendasi pembuatan pestisida nabati untuk digunakan sebagai pengendali OPT yang ramah lingkungan dan sebagai komponen utama dalam budidaya sayuran secara organik serta dapat diproduksi secara lokal dan spesifik lokasi.
• Menginformasikan rekomendasi dalam bentuk media komunikasi seperti leaflet, brosur, dan modul pelatihan.
• Memberikan pelatihan tentang pengolahan POC, MOL, pestisida nabati, dan budidaya sayuran secara organik kepada masyarakat atau users yang berminat.
POTENSI PENGEMBANGAN
KE DEPAN
Strategi Pengembangan ke depan
• Pengembangan ke depan kajian pemanfaatan limbah sawit pada pembuatan pupuk organik guna mendukung pengembangan sayuran organik di Kalimantan Barat, dapat dilakukan apabila dari analisis feasibility secara teknis, sosial, dan ekonomi adalah positif (bermanfaat dan menguntungkan).
Tahapan Pengembangan ke depan
Pengembangan teknologi pembuatan pupuk organik berbahan limbah cair (sludge) pabrik kelapa sawit, pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dan pestisida nabati.
Pengembangan budidaya sayuran organik di Kalimantan Barat, utamanya di Kabupaten Kubu Raya, dengan pengawalan teknologi budidaya sayuran organik atau semi organik.
FOTO KEGIATAN
FOTO KEGIATAN•Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan
TERIMA KASIH
Dwi Purnamawati Widiastuti, SP, M.Sc Ir. Azri, M.Si Ir. Tuti Sugiarti Agus Subekti, SP, MP Ir. Sari Nurita