• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di seluruh dunia. Sebanyak 47% perokok didunia adalah pria, sedangkan 12% adalah wanita dengan berbagai umur. Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) menyebutkan jumlah perokok di negara berkembang meningkat 2,1% pertahun, sedangkan di Negara maju jumlah perokok menurun sekitar 1,1% pertahun. Jumlah perokok yang hidup di Negara berkembang saat ini sekitar 80%, angka ini tumbuh pesat dalam beberapa dekade (Saktyowati, 2008).

Pada tahun 2020 diperkirakan 70% dari seluruh kematian yang disebabkan oleh rokok terjadi di negara berkembang. Penyebab kematian akibat rokok antara lain kanker, radang paru-paru, asma, jantung, penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit lainnya. Merokok merupakan penyebab kematian yang berkembang paling cepat di dunia bersamaan dengan Human Immunodeficienci Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Itulah sebabnya World Health Organization (WHO) menetapkan tanggal 31 Mei sebagai “Hari Tanpa Tembakau Sedunia” (World No Tabacco Day) (Bangun, 2003).

Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia menempati ranking ke-4 sebagai Negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia

(2)

jadi perokok aktif dan sekitar 13,2% perokok di Indonesia adalah remaja berusia 15-19 tahun (Muhtar, 2008).

Fenomena merokok di Indonesia sangat memprihatinkan, meskipun semua orang mengetahui bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan, tetapi sikap merokok tidak pernah hilang, bahkan merambah ke anak-anak sekolah. Fenomena ini dapat dilihat di kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, warung, maupun di jalan-jalan di jumpai pelajar SLTP atau SLTA yang sedang merokok (Muhtar, 2008). Remaja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah sangat rentan terhadap rokok (Adiputra, 2005).

Menurut data tahun 2004 yang dikeluarkan Global Youth Tobacco Survey (GYTS), dari 2074 responden pelajar Indonesia usia 15-20 tahun, 43,9% mengaku pernah merokok. Sebanyak 11,8% pelajar pria dan 3,5% pelajar wanita menganggap merokok akan menambah teman, sementara 9,2% pelajar pria dan 2,4% pelajar wanita menganggap merokok akan membuat mereka terlihat lebih atraktif (Amir, 2007).

Berdasarkan data Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Kabupaten Kebumen, didapatkan data penyakit yang disebabkan akibat rokok. Pada tahun 2010 tercatat 60 penderita bronchitis. Pada tahun 2011 tercatat 25 pasien dengan diagnosa penyakit Tuberkulosis (TBC) sebanyak 2 orang, Decomp Cardiomegali 1 orang, Penyakit Jantung Koroner (PJK) 1 orang, Sesak nafas 13 orang, Ischaemic Heart Disease (IHD) 5 orang, Gastritis 2 orang, dan Bronchopneumonia 1 orang. Pada tahun 2012 tercatat

(3)

27 pasien, dengan Tuberkulosis (TB) 12 orang, Penyakit Jantung Hipertensi (PJH) 3 orang, bronchitis 4 orang, Batuk Kronik Berulang (BKB) 1 orang, Cardiomegali 3 orang, dan Ischaemic Heart Disease (IHD) 4 orang. Data tersebut menunjukan jumlah penyakit yang ditimbulkan akibat rokok.

Penelitian yang dilakukan Avin Fadilla Helmi dari Universitas Gadjah Mada dan Dian Komalasari dari Universitas Islam Indonesia dalam jurnal yang berjudul faktor-faktor penyebab sikap merokok pada remaja menyebutkan berbagai alasan yang melatar belakangi sikap merokok pada remaja secara umum disebabkan oleh faktor dalam diri dan faktor lingkungan. Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari teori perkembangan remaja, yaitu krisis psikososial dari Erikson yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa mencari jati diri (Anonim, 2012).

Faktor dari lingkungan adalah pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosial. Proses ini meliputi transmisi nilai, kepercayaan, sikap dan sikap yang diturunkan. Walaupun orang tua memiliki peranan dalam proses sosial, namun ada kelompok yang memiliki transmisi sosial secara horisontal yaitu teman sebaya. Masa remaja adalah masa dimana mereka mulai memisahkan diri dari orang tua dan bergabung pada kelompok sebaya (Anonim, 2012).

Kebiasaan merokok pada kaum remaja sangat terkait dengan pergaulannya. Pada umumnya mereka ingin diterima oleh kelompok seusianya dan bebas dari sebutan “pengecut” dan “banci” (Anonim, 2012). Pendapat lain adalah merokok merupakan suatu hal yang dilakukan oleh

(4)

orang dewasa, jadi orang yang merokok tampaknya lebih matang. Merokok dianggap bergaya, dari gambar-gambar bintang pop dan film, selain itu merokok menimbulkan rasa santai dan merupakan cara untuk mengatasi stres (Amir, 2007).

Kurangnya tingkat pengetahuan pelajar tentang bahaya rokok dapat menyebabkan bertambahnya jumlah penderita akibat merokok. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan dan pengalaman. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap sesuatu yang datang dari luar sedangkan pengetahuan diperoleh oleh faktor pengalaman yaitu beberapa banyak pengalaman yang telah diperoleh individu akan memperoleh informasi tentang suatu hal (Notoatmojo, 2003). Sikap merokok merupakan simbol bahwa mereka telah matang, punya kekuatan, bisa menjadi pemimpin dan memiliki daya tarik pada lawan jenis. Adanya faktor kepuasan psikologi yang diperoleh dari merokok yaitu berupa perasaan menyenangkan dapat membuat sikap merokok semakin kuat. Akibat merokok dapat berpengaruh terhadap sikap siswa di sekolah baik secara langsung seperti malas belajar dan secara tidak langsung seperti prestasi menurun dan membolos. Tentunya hal ini sangat disayangkan jika terjadi pada generasi muda saat ini khususnya siswa SMU atau sederajatnya (Anonim, 2012).

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa pandangan atau pemahaman yang kurang tepat tentang merokok dari para pelajar. Pada dasarnya setiap perokok tahu akan bahaya merokok mengingat di setiap

(5)

bungkus rokok terdapat peringatan pemerintah tentang bahaya merokok bagi kesehatan seperti merokok dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi, kanker, gangguan kehamilan dan janin. Namun apakah pengetahuan tentang bahaya merokok tersebut mempengaruhi sikap remaja, mengingat sikap merokok sudah menjadi kebiasaan yang sulit dirubah, inilah yang menjadi perhatian peneliti untuk menindak lanjuti dalam sebuah penelitian secara ilmiah.

Berdasarkan studi pendahuluan, terhadap siswa SMK Bina Karya I Karanganyar tahun 2012 yang terdiri dari 999 siswa terdapat 9 siswa yang tercatat di dalam catatan guru bimbingan dan penyuluhan (BP) telah merokok, dari hasil pengamatan peneliti terdapat 2 siswa yang sedang merokok duduk di kantin yang terletak di belakang SMK Bina Karya I Karanganyar, selain itu peneliti juga menjumpai kurang lebih 15 siswa sedang merokok di warung depan stasiun kereta api. Peneliti melakukan wawancara terhadap siswa SMK Bina Karya I Karanganyar yang sedang merokok dan didapatkan jawaban bahwa sebaian pelajar perokok membaca peringatan yang terdapat dalam bungkus rokok dan mengetahui bahwa merokok dapat membahayakan bagi kesehatan. Selain itu mereka memberi alasan merokok dikarenakan ikutan teman, karena ikut-ikutan ayah, dan sisanya karena coba-coba.

Dengan adanya fenomena tersebut maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan siswa SMK tentang bahaya rokok bagi kesehatan dengan sikap merokok di SMK Bina Karya I Karanganyar.

(6)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang timbul adalah ”Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Sikap Merokok Pada Siswa SMK Bina Karya I Karanganyar ”?.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswa SMK tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan sikap merokok pada siswa SMK Bina Karya I Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMK Bina Karya I Karanganyar tentang bahaya merokok bagi kesehatan.

b. Untuk mengetahui sikap merokok pada siswa SMK Bina Karya I Karanganyar.

c. Untuk manganalisa hubungan tingkat pengetahuan siswa SMK tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan sikap merokok pada siswa SMK Bina Karya I Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman khususnya tentang bahaya merokok bagi penulis. Mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan

(7)

sehingga dapat memberikan informasi bagi guru untuk memberikan pengarahan terhadap siswa yang perokok.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok terhadap kesehatan, sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya mensukseskan program kampanye anti rokok.

3. Bagi Siswa SMK

Menambah pengetahuan tentang bahaya rokok bagi kesehatan, diharapkan merubah sikap merokok demi tercipta generasi bebas rokok. 4. Bagi Guru

Menambah wawasan dan informasi tentang bahaya merokok serta dampaknya bagi kesehatan, untuk memberikan pengarahan terhadap siswa yang merokok agar menghentikan konsumsi rokok. 5. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Menambah ilmu terutama dalam keperawatan dan kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang merokok dan sikap merokok pada siswa SMK.

6. Bagi Peneliti selanjutnya

Menambah wawasan dan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, sikap masyarakat dalam mengkonsumsi rokok maupun dampak sosial yang ditimbulkan dari budaya merokok

(8)

khususnya di Kabupaten Kebumen. E. Keaslian Penelitian

Retno Indarti (2008), Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Keturunan Dengan Pencegahan Penyakit Keturunan Di Desa Caruban Kebumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit keturunan dengan pencegahan penyakit keturunan di desa Caruban Adimulyo Kebumen. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 62 kepala keluarga. Hasil penelitian di analisis menggunakan analisis Kendall Tau. Hasil penelitian didapatkan bahwa τ = 0,920(p=0,0001) menunjukkan bahwa (a) tingkat pengetahuan responden dengan kategori tinggi sebanyak 9 responden (14,5%), untuk responden dengan kategori pengetahuan sedang sebanyak 26 responden (41,9%), dan responden dengan kategori pengetahuan rendah sebanyak 27 responden (43,5%). (b) untuk pencegahan penyakit keturunan dalam kategori kurang sebanyak 30 respoden (48,3%), sedang sebanyak (24,1%). Hasil korelasi Kendall Tau diperoleh nilai τ = 0,920 (p=0,0001). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit keturunan dengan pencegahan penyakit keturunan. Kesimpulan : tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit keturunan berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit keturunan di desa Caruban Kecamatan Adimulyo Kebumen.

(9)

tingkat pengetahuan. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional, dengan menggunakan analisa data Kendal Tau. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini meneliti Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Sikap Merokok Pada Siswa SMK Bina Karya I Karanganyar.

Bibit Priyatin (2008), Pengaruh Fungsi Keluarga Terhadap Sikap Merokok Remaja di Desa Waluyorejo kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara fungsi keluarga afektif sosial, ekonomi dan fungsi reproduksi keluarga terhadap sikap merokok remaja didesa Walurejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Desain penelitian ini merupakan penelitian dengan desain survey analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 83 remaja dengan kriteria usia 13-20 tahun yang merokok dan tinggal bersama orang tuanya. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisa data yang dilakukan melipiti univariat dan bivariate (uji chi square). Hasil penelitian ini adalah peneliti menunjukkan bahwa fungsi keluarga yang berpengaruh terhadap sikap merokok remaja adalah fungsi sosial (p vale = 0.020), fungsi ekonomi (p value) 0.000), dan fungsi perawatan kesehatan (p value = 0.031).

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti sikap merokok, desain penelitian sama-sama menggunakan analitik dengan

(10)

pendekatan waktu cross sectional. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada judulnya yaitu Pengaruh Fungsi Keluarga Terhadap Sikap Merokok Remaja Di Desa Walurejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Analisa data yang digunakan adalah Kendall Tau.

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul Analisis Penerimaan

Dari hasil penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti/penulis diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan yang lebih mendalam bagi mahasiswa-mahasiswa atau

Memberikan informasi data mengenai perubahan morfologi kampung-kampung di sekitar Jalan Jagalan dan Jalan Petudungan kepada pemerintah kota Semarang, sehingga menjadi

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan suatu penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII

Bapak/ Ibu dimohon untuk mengukur seberapa erat hubungan anda dengan pimpinan, ketepatan pengambilan keputusan dalam bekerja, dan kekuasaan posisitional pimpinan yang

Pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Sehingga dengan terbentuknya OJK maka lembaga tersebut dapat diberi kewenangan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap bank karena lembaga tersebut

Apakah pada saat bekerja kelompok tadi kamu sudah bisa bekerja sama dengan baik dengan temanmu?.4. Sekarang bekerja samalah