• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5

PERATURAN BUPATI CIREBON

NOMOR 7 TAHUN 2007

TENTANG

PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN MASYARAKAT

BUPATI CIREBON

Menimbang :

a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 338.1/Kpts/ PD.620/9/2005, telah ditetapkan pernyataan berjangkitnya wabah penyakit hewan menular influenza pada unggas (Avian Influenza) di beberapa propinsi di wilayah Indonesia;

b. bahwa dalam upaya pengendalian dan penanggulangan terhadap penyakit hewan menular Avian Influenza (AI) tersebut, perlu dilakukan secara menyeluruh termasuk

pencegahan pemberantasan pada pemeliharaan/ budidaya unggas di pemukiman;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a dan b, maka perlu mengatur Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15

Tahun 1997 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan Menular.

(2)

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3102);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3253);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia 1992 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3509); 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7

Tahun 2006 tentang Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Avian Inluenza.

Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 557/Kpts/TN.240/1986 tentang Syarat-syarat Rumah Pemotongan Unggas dan Usaha Peternakan Unggas.

2. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 306/Kpts/TN.330/1994 tentang Peternakan Unggas dan Pengolahan Daging Unggas Serta Hasil Ikutannya.

3. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 420/Kpts/07210/7/2001 tentang Pedoman Budidaya Ternak Ayam Buras Yang Baik.

4. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 424/Kpts/07210/7/2001 tentang Pedoman Budidaya Ayam Pedaging Yang Baik.

5. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 425/Kpts/07210/7/2001 tentang Pedoman Budidaya Ternak Ayam Petelur Yang Baik.

6. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 50/Pemerintah/07140/10/2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas Di Pemukiman.

7. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 338.1/Kpts/PD.620/9/2005 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Penyakit Hewan Menular Influenza Pada Unggas (Avian Influenza) di Beberapa Propinsi di Wilayah Indonesia;

8. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 440/93/SJ. Perihal Penanganan Flu Burung Tanggal 18 Januari 2007.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN

PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN MASYARAKAT

BA B I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Cirebon

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Cirebon.

3. Kepala Daerah adalah Bupati Cirebon

4. Dinas Peternakan adalah Dinas Peternakan Kabupaten Cirebon

(3)

5. Pemukiman adalah lokasi dimana penduduk bertempat tinggal dan bersosialisasi baik di perkotaan maupun di pedesaan.

6. Biosekuriti adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk penyudahan wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit.

7. Desinfektan adalah bahan penghapus hama.

8. Desinfeksi adalah tindakan pemeliharaan secara tepat dan cermat terhadap pakan, tempat pakan/air minum, semua peralatan, pakaian pekerja kandang, alas kaki, kendaraan dan bahan lain yang tercemar, bangunan kandang yang bersentuhan dengan unggas, kandang/ tempat penampungan unggas, permukaan jalan menuju peternakan / kandang / tempat penampungan unggas. 9. Disposal adalah prosedur untuk melakukan pembakaran

dan penguburan terhadap unggas mati (bangkai), karkas, telur, kotoran (feses), bulu, alas kandang (sekam), pupuk dan pakan ternak yang tercemar serta bahan dan peralatan lain yang terkontaminasi yang tidak dapat didekontaminasi/didesinfeksi secara efektif.

10. Sanitasi adalah suatu penataan kebersihan yang bertujuan meningkatkan dan mempertahankan keadaan yang sehat bagi ternak di dalam kandang dan kompleks maupun seluruh kompleks usaha peternakan.

11. Vaksinasi adalah pertahanan kedua dalam upaya mengendalikan dan memberantas wabah penyakit. 12. Restocking adalah pengisian kembali unggas ke dalam

kandang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan setelah dilakukan pengosongan kandang dan semua tindakan dekontaminasi (desinfeksi) dan disposal dilaksanakan sesuai prosedur.

13. Pemantauan kesehatan hewan adalah pengamatan untuk melihat arah dan status kesehatan hewan dalam populasi secara terus menerus.

14. Sertifikasi adalah pemberian surat keterangan tentang kondisi ternak dan pelaksanaan vaksinasi.

15. Pencegahan penyakit adalah suatu tindakan untuk mencegah timbulnya, berjangkitnya dan menjalarnya penyakit hewan.

16. Pemberantasan penyakit hewan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan timbulnya atau terjangkitnya penyakit dan menjalarnya kasus penyakit hewan.

17. Pengawasan penyakit hewan adalah tindakan penyidikan dan pengawasan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau oleh pengawas yang ditunjuk oleh Menteri, untuk mendapatkan kepastian apakah seekor/lebih hewan bebas dari penyakit hewan.

18. Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan dan tindakan pengamatan yang dilaksanakan oleh pemeriksa terhadap hewan untuk mendapatkan kepastian apakah hewan itu bebas dari penyakit hewan.

19. Petugas pemeriksa adalah dokter hewan pemerintah yang ditugaskan atau petugas lain yang berada di bawah pengawasan dan tanggungjawab dokter hewan yang dimaksud untuk melakukan pemeriksaan.

BAB II

PEMELIHARAAN UNGGAS Pasal 2

1. Pemeliharaan unggas harus mempergunakan lahan

pemeliharaan yang letaknya terpisah dari pemukiman dan kotoran serta limbah yang dihasilkan tidak mencemari

(4)

lingkungan.

2. Memberikan vaksin flu burung setiap 4 bulan sekali berkoordinasi dengan petugas Dinas Peternakan Kabupaten Cirebon.

3. Tidak membiarkan unggasnya berkeliaran bebas

(dikandangkan)

4. Menempatkan kandang/sangkar secara terpisah dari rumah/tempat tinggal dengan sirkulasi/ventilasi udara yang cukup.

5. Memisahkan unggas yang berlainan jenis (spesies) seperti ayam, burung, itik, angsa, maupun jenis unggas lainnya. 6. Membersihkan sisa pakan dan air minum agar tidak

mengundang kedatangan burung-burung liar.

7. Membersihkan kandang dan peralatan kandang setiap hari dan semprot dengan desinfektan secara berkala.

8. Menjaga kandang dan alas kandang harus selalu dalam keadaan kering.

9. Menggunakan penutup mulut dan hidung (masker) serta sarung tangan pada saat merawat/menangani unggas peliharaan.

10. Membersihkan tangan dan kaki/alas kaki dengan air menggunakan sabun/antiseptik setelah selesai menangani unggas.

11. Memisahkan unggas yang baru datang selama 7 (tujuh) hari. 12. Melaporkan ke petugas Dinas Peternakan setiap pemasukan

unggas baru untuk dilakukan vaksinasi.

13. Menghindarkan anak dan lansia kontak dengan unggas peliharaan.

14. Apabila kandang yang telah dikosongkan akan dimanfaatkan kembali (restoking) maka pengisian kandang

baru dapat dilakukan kembali sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan setelah kandang dilakukan penyemprotan, desinfeksi dan disposal terhadap sisa kotoran dan unggas berasal dari daerah yang bebas Avian Influenza (AI) dan yang telah mendapat vaksinasi Avian Influenza (AI).

15. Apabila terdapat kasus kematian unggas mendadak segera lapor ke petugas Dinas Peternakan.

Pasal 3

1. Jika tidak terdapat lahan pemeliharaan dan atau tidak memenuhi pasal (2) tidak boleh memelihara unggas.

B A B III

TINDAKAN APABILA TERJADI KASUS AVIAN INFLUENZA Pasal 4

1. Jika unggas peliharaan menunjukkan gejala sakit atau mati mendadak segera melapor kepada dokter hewan atau Dinas Peternakan Kabupaten Cirebon atau aparat setempat.

2. Membakar dan mengubur bangkai unggas, bulu, sisa kotoran, sisa pakan, alas kandang di bawah pengawasan petugas yang berwenang.

3. Melarang membuang bangkai unggas peliharaan di tempat sampah, kebun, sungai atau memanfaatkannya sebagai pakan hewan atau ikan.

4. Menghindari kontak dengan unggas yang mati.

5. Melakukan desinfeksi atau mensucihamakan semua peralatan dan kandang bekas kontak unggas yang mati.

6. Melakukan penyemprotan dengan desinfektan pada semua kandang dan lingkungan rumah tinggal.

7

10 8

(5)

7. Membakar bahan / peralatan yang tidak dapat didesinfeksi/disucihamakan.

8. Mencuci tangan dan segera mandi dengan menggunakan sabun setelah terjadi kontak dengan unggas sakit atau mati. 9. Mencuci pakaian yang dikenakan yang telah kontak dengan

unggas sakit atau mati dengan detergen.

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 5

Pembinaan Meliputi :

1. Pembinaan pemeliharaan unggas dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Cirebon, dan instansi terkait serta melibatkan masyarakat secara terpadu.

2. Pembinaan ditujukan untuk meningkatkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan Program Pengendalian dan Penanggulangan penyakit menular Avian Influenza terutama terhadap pemeliharaan unggas yang dilakukan oleh perorangan/kelompok di pemukiman.

Pasal 6

Pengawasan Meliputi :

1. Pengawasan dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Cirebon dan instansi terkait beserta masyarakat setempat. 2. Pengawasan meliputi sanitasi lingkungan, pelaksanaan

vaksinasi dan tindakan biosekuriti.

3. Pengawasan dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali.

4. Masyarakat pemilik unggas akan diberikan kartu vaksinasi/biosekuriti setelah dilakukan vaksinasi terhadap unggasnya, dan akan dimonitoring oleh petugas setiap 4 bulan sekali.

5. Jika ditemukan kasus kematian unggas mendadak segera laporkan ke Dinas Peternakan Kabupaten Cirebon.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 7

Apabila terjadi perubahan kebijakan mengenai Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman ini, maka Pedoman Pemeliharaan Unggas di pemukiman ini masih tetap berlaku sebelum disesuaikan atau diganti melalui tatacara pemeliharaan unggas di pemukiman sebagaimana dimaksud pada peraturan ini.

B A B VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 8

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya ditetapkan kemudian oleh Dinas Peternakan.

(6)

Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar masyarakat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Cirebon.

Ditetapkan di Sumber pada tanggal 26 Maret 2007

BUPATI CIREBON, TTD

DEDI SUPARDI

Diundangkan di Sumber Pada tanggal 26 Maret 2007

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CIREBON, ttd

NUNUNG SANUHRI

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI E.5

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);.. Peraturan Menteri Kesehatan

Alat analisa dalam memproses pinjaman bagi hasil adalah Neraca Rugi / Laba, Arus Kas dan 5 C (Character, Capasity, Capital, Condition dan Collateral) serta pendekatan

1) Foto copy akta pendirian berikut seluruh akta perubahannya.. Kelompok Peminjam yaitu kelompok yang dibentuk atas dasar kebutuhan bersama yang bertujuan untuk

Penentuan jurusan merupakan proses yang terjadi pada saat siswa kelas-X akan naik ke kelas- IX, ini dikarenakan proses penjurusan ini dilakukan harus berdasarkan minat

Piezolectric sendiri ditemukan oleh Curie bersaudara yang terdiri dari Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun 1880. Mereka menggabungkan pengetahuan mereka

Dalam analisis prosentase ini, peneliti menyajikan data yang telah diperoleh dari dokumentasi penelitian serta rekapitulasi data hasil angket tentang hubungan

H1 diterima, yang berarti ada hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Dismenorea Pada Remaja Di Pondok Pesantren An-Nafi’iyah Desa Kampak Kecamatan Geger

Gambar 2 diatas menunjukkan, produk penjernihan minyak jelantah dengan adsorben ampas tebu memiliki kadar air yang lebih seragam dibandingkan dengan adsorben kulit