• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dewasa ini ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang prospektif untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya minat terhadap komoditi ikan ini bagi para penggemar atau hobiis ikan hias. Jika dibandingkan dengan jenis ikan lain, ikan hias memiliki kelebihan yaitu dari segi estetika, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi (Budiyanto 2002).

Ikan hias mempunyai keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan ikan konsumsi. Harga ikan konsumsi ditentukan oleh bobot tubuh dan rasa dagingnya, sedangkan ikan hias ditentukan oleh penampilan, sesuai dengan namanya yaitu ikan hias atau ornamental fish maka nilai hiasan atau ornamen ini amat melekat pada kelompok ikan ini. Ikan hias dinikmati konsumennya melalui penglihatan dengan cara dipajang pada kolam ataupun akuarium, sehingga ikan hias akan tampak menarik dan cantik untuk dipandang (Gunawan 2005).

Dalam dunia perikanan, ikan hias merupakan komoditas yang banyak diminati oleh masyarakat, baik untuk dipelihara maupun untuk diperdagangkan. Budidaya ikan hias merupakan usaha yang dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan bagi para pembudidaya karena ikan hias memiliki nilai jual yang relatif tinggi dibanding dengan ikan konsumsi.

Salah satu ikan hias yang bernilai ekonomis tinggi karena memiliki nilai estetika yang sangat menarik bagi para pembudidaya ikan maupun para penggemar ikan hias adalah ikan koi. Ikan hias ini termasuk kedalam spesies Cyprinus carpio L., yang merupakan ikan hias air tawar yang banyak diminati sehingga tingkat permintaannya cukup tinggi, mempunyai ukuran tubuh cukup besar dan warna sangat bervariasi. Koi merupakan ikan yang bersifat omnivore (pemakan segala) dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya, oleh karena itu ikan koi dapat dipelihara dan dibudidayakan hampir di semua tempat di dunia (Effendy dalam Gunawan 1993).

(2)

Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis yang biasanya memelihara langsung koi dan mengkomersialkannya. Hal ini disebabkan koi memiliki warna yang indah dan eksotis, bentuk tubuh dan gerakannya yang sangat menarik serta nilai ekonomis yang sangat menggiurkan (Iqbal 2005).

Nilai ekonomis ikan koi ditentukan oleh kualitas pigmen tubuhnya yang dapat dilihat dari kombinasi warna dan corak yang ada pada permukaan tubuhnya. Ikan koi yang memiliki corak dan warna yang seimbang, tegas dan cerah memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, tetapi seiring pertumbuhannya masih seringkali terjadi perubahan pigmen yang disebabkan menurunnya jumlah sel pigmen. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain stress lingkungan, kurangnya nutrisi pakan, dan kurangnya komponen bahan warna dalam pakan sebagai penyusun sel pigmen dalam tubuh ikan selama pemeliharaannya.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dibutuhkan upaya untuk mempertahankan sel-sel pigmen tersebut. Apabila tidak dipertahankan secara baik, maka akan berakibat ikan koi tumbuh dengan kualitas warna yang kusam dan corak yang tidak seimbang serta tegas.

Salah satu upaya untuk mendapatkan kualitas koi yang baik antara lain dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang tepat (waktu, jumlah dan jenis) yang akhirnya diharapkan dapat menghasilkan fenotipe warna menjadi lebih cerah (Gunawan 2005).

Para peternak maupun konsumen ikan koi berusaha untuk mempertahankan warna ikan koi tersebut yaitu dengan penambahan zat pigmen pada pakannya. Di alam bebas warna tubuh ikan disebabkan oleh tersedianya karoten dari pakan alami sedangkan ikan yang dipelihara mendapatkan sumber karotennya dari pakan buatan (Lesmana 2004).

Karoten merupakan zat warna atau pigmen yang dapat memberikan warna merah dan kuning yang banyak mendominasi pigmentasi pada ikan hias. Fungsi utama pigmen pada ikan secara alami untuk memberikan perubahan warna ikan sehingga ikan akan lebih menarik. Karoten dapat diperoleh dari tanaman karena

(3)

tanaman dapat memproduksi dan menyimpan (Lesmana 2004). Warna merah, kuning dan jingga diproduksi oleh pigmen Xantofora , hewan termasuk ikan koi tidak bisa memproduksinya tetapi bisa menyimpannya, oleh karena itu zat karoten harus ada dalam pakan (Bachtiar 2002).

Ubi jalar warna merah jingga mengandung 9.900 µg/ 100 gram (32.967 SI) beta-karoten. Makin pekat warna merah, makin tinggi kadar betakaroten dan kaya akan senyawa lutein dan zeaxanthin (Aini 2004).

Pemberian pakan buatan dengan penambahan ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas warna ikan koi terutama dilihat dari fenotipe warnanya.

1.2 Identifikasi Masalah

Sejauh mana pengaruh penambahan zat karoten yang terkandung dalam ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga dalam pakan terhadap perubahan warna benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih).

1.3 Tujuan

Untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga dalam pakan buatan yang dapat meningkatkan kecerahan warna benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih).

1.4 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bagi pembaca, pembudidaya maupun hobiis mengenai pengaruh pemberian pakan yang mengandung ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga terhadap peningkatan warna merah pada benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih) sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis atau nilai jual yang tinggi.

(4)

1.5 Kerangka Pemikiran

Warna pada ikan disebabkan oleh adanya sel pigmen yang ada dalam kulit atau dermis yang berada di dalam atau di bawah sisik. Keanekaragaman warna ikan biasanya merupakan gabungan dari banyak sel pigmen. Misalnya sel pigmen hitam dan kuning dapat memberi warna hijau atau pigmen biru dan oranye memunculkan warna cokelat (Lesmana 2004). Warna-warna ikan yang cerah dan cemerlang merupakan daya tarik utama ikan hias. Berbagai variasi warna seperi merah, kuning, biru, putih dan hitam amat tergantung dari jenis atau varietas ikannya. Sebagian besar ikan hias mempunyai banyak varietas dan berbagai warna (Gunawan 2005).

Tingkat kecemerlangan warna koi sangat ditentukan oleh jumlah pigmen penyusunnya. Sel pigmen tersebut adalah melanophore (hitam), xantophore (kuning), eritrophore (merah), leukophore atau guanophore (putih), dan iridiophore (memantulkan warna/kemilau). Banyaknya sel pigmen yang terkandung dalam koi akan menghasilkan warna tertentu. Pada dasarnya, koi dan jenis ikan lainnya mampu menghasilkan pigmen sendiri yaitu pigmen melanophore (hitam) dan guanophore (putih) (Bachtiar 2002).

Warna merah atau kuning merupakan warna yang mendominasi ikan hias air tawar. Komponen utama atau bahan pembentuk sel pigmen merah dan kuning adalah karoten. Tanaman merupakan tempat pembentukan sekaligus penyimpanan karoten yang baik. Sementara sebagian besar binatang, termasuk ikan, tidak dapat mensintesis karotenoid ini, tetapi dapat menyimpannya sehingga harus ada dalam diet pakannya (Lesmana 2004). Winarno (1991), sumber karoten tersebut diantaranya dapat diperoleh dari umbi-umbian seperti ubi jalar merah yang berdaging umbi oranye/ jingga (Ipomoea batatas). Menurut Aini (2004) ubi jalar warna merah jingga mengandung 9.900 µg/ 100 gram (32.967 SI) beta-karoten. Makin pekat warna merah, makin tinggi kadar betakaroten dan kaya akan senyawa lutein dan zeaxanthin.

Dari hasil penelitian Lesmana (2002), menunjukkan hasil bahwa penggunaan suplemen warna dalam bentuk bahan karoten buatan yang dicampur dalam pakan ikan akan lebih cepat dan lebih pasti dalam meningkatkan kualitas

(5)

warna ikan. Penggunaan suplemen sebanyak 0,5-1,0 mg/kg pakan sudah cukup efektif pada ikan berwarna merah atau kuning yang selera makannya cukup baik. Pemberian suplemen warna dengan kadar kurang dari 0,5 mg/kg pakan tidak menunjukkan hasil yang efektif dan tidak signifikan dalam meningkatkan warna.

Menurut Shiang (2006), pigmentasi ikan koi bergantung pada sumber karotenoid yang sesuai dengan konsentrasi 100-250 ppm. Berikut adalah mekanisme konversi β-carotene, zeaxanthin dan luthein menjadi astaxanthin. (Simpson 1982 dalam Shiang 2006).

Gambar 1. Mekanisme Konversi β-carotene, Zeaxanthin dan Luthein Menjadi Astaxanthin.

(6)

Menurut Alma et al., (2013), pemberian karotenoid yang terkandung dalam bunga marigold dengan konsenrasi 200 ppm dapat meningkatkan kecerahan warna pada ikan mas koki (Carassius auratus L.). Murray (1952) dalam Kusuma (2012) menyatakan bahwa karotenoid dalam pakan akan diserap dan dialirkan melalui aliran darah dan kemudian disimpan dalam jaringan lemak. Nasution dalam Gunawan (1997) mengatakan penambahan karoten akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat perubahan pigmen merah pada sirip dada ikan botia (Botia macrachanta), serta pigmen kuning pada tubuhnya. Loka dan Roospitasari (2002) pun berpendapat, pemberian pakan berkualitas yang mengandung karoten dapat membantu mencemerlangkan warna. Keberadaan pigmen tersebut dapat dipercerah dengan pemberian bahan-bahan tertentu pada pakannya. Kandungan karoten pada pakan dan tubuh ikan berkorelasi positif terhadap peningkatan kualitas pigmen ikan botia. Semakin besar kandungan karoten dalam tubuh ikan, semakin kontras pula pigmen ikan.

1.6 Hipotesis

Penambahan ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga dalam pakan buatan sebagai bahan pengkaya pigmen karotenoid dengan konsentrasi 200 ppm pakan dapat memberikan perubahan pigmen merah dan kecerahan warna terbaik pada benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih).

Gambar

Gambar 1. Mekanisme Konversi β-carotene, Zeaxanthin dan Luthein Menjadi   Astaxanthin

Referensi

Dokumen terkait

Telkom Indonesia Plasa Tanjungbalai, penulis menyimpulkan bahwa sistem usulan untuk sistem administrasi pasang baru indihome dirancang untuk mempermudah teknisi

telah menyertai dan melimpahkan berkatnya, sehingga Laporan Landasan Teori dan Program Proyek Akhir LXV (LTP 65) dengan judul Sentra Batik tulis di Lasem.. dapat

tempat : Ruang Pertemuan Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang lantai 2 Sehubungan dengan hal itu, maka kami memohon kepada Saudara untuk menjadi pembicara

Bilamana dalam kegiatan upacara piodalan di pura Pamangku mendapat halangan kematian salah seorang anggota keluarganya, maka agar Pamangku tersebut tidak

graduated in music: in 1990, 3rd cycle in composition at the Conservatoire de musique of Quebec; in 1986, collegial grade (DEC) in pop music, Cegep of Drummondville, and in

Media pembelajaran berbasis Information and Commuinication Technology (ICT) sudah saatnya dikenalkan dan dikuasai oleh para guru untuk kemudian dimanfaatkan

Praktik Copy Paste Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi dari Internet Mahasiswa FUAD IAIN Pontianak. Mahasiswa IAIN Pontianak

Jenis Penelitian ini adalah kohort retrospektif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan apakah pemberian MP-ASI biskuit dapat meningkatkan status gizi pada balita