• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK

ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN

PESISIR SELATAN

Yefri Oktiva, Rizki, Novi

Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Email : Yefrioktifa@gmail.com ABSTRAK

The stratification is important to know about the class of plants in mangrove forest, and every mangrove plant that place on different lines showed the differences of from. Every line of community, sometimes consisted to different individual morfology. The purpose of this research is to know the stratification of mangrove forest in Carocok Anau Ampang Pulai Koto XI Tarusan District Pesisir Selatan Regency, the condition of environment factor such as temperature, ground pH and clumsy of mangrove land. This research is done on November 201 in Carocok Anau Koto XI Tarusan District Pesisir Selatan Regency. Then, the identification is done in STKIP PGRI Sumatera Barat laboratory. The type of this research is descriptive survey, which used belt transect and square lined lines methods. The resolt of the land stratification research were 3 classes included B, C and D. The temperature, Ground pH and clumsy factors supported to keep the variety of mangrove

Kata Kunci: belt transect, Mangrove Plant, Stratification.

PENDAHULUAN

Secara ekologis hutan mangrove bermanfaat untuk melindungi garis pantai dari abrasi, mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan, mencegah intrusi air laut kedaratan. Selain itu hutan mangrove berfungsi sebagai tempat berpijah aneka biota laut dan juga bisa sebagai tempat untuk berlindung serta sebagai tempat untuk berkembang biak berbagai jenis burung, mamalia, reptil dan serangga (Iswandi, 2012). Stratifikasi penting untuk diketahui mengenai tingkatan strata pada tumbuhan yang ada pada hutan mangrove dan individu mangrove menempati lapisan yang berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk tumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang meliputi kelas-kelas morfologi individu yang berbeda (Nursal, 2012).

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada ekosistem mangrove di Kenagarian Carocok Anau diketahui bahwa sebagian besar penduduk melakukan aktivitas yang menghasilkan dampak negatif terhadap keberadaan ekosistem mangrove dan memanfaatkan tumbuhan yang hidup di ekosistem tersebut sebagai sumber

kehidupan. Aktivitas penduduk yang dapat mengakibatkan kerusakan hutan mangrove diantaranya penebangan pohon untuk diolah menjadi sumber daya kayu dalam pembuatan rumah, perahu dan furniture. Disamping itu masyarakat setempat melakukan penangkapan organisme perairan seperti penangkapan udang, kepiting dan ikan kegiatan ini berdampak pada kerusakan ekosistem mangrove. Faktor lain yang menyebabkan berkurangnya pertumbuhan hutan mangrove adalah kegiatan konversi lahan. Sebagian kawasan mangrove di daerah tersebut akan dialih fungsikan menjadi tempat wisata.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stratifikasi berdasarkan tinggi, diameter batang dan panjang tajuk pohon, terus pembuatan kanopi panjang, lebar dan bentuk dari kanopi pada hutan mangrove, serta mengetahui kondisi faktor lingkungan yang meliputi suhu, pH, kelembaban pada hutan mangrove di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

(2)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan pada November 2016 di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, sedangkan identifikasi di Laboratorium STKIP PGRI Sumatera Barat. Jenis penelitian ini yaitu penelitian survey deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode belt transect atau metode jalur dengan garis berpetak. Pemilihan titik untuk meletakkan belt transect didasarkan atas kekayaan dan keanekaragam jenis tumbuhan di tempat tersebut, serta dengan mempertimbangkan penampakan umum tegakan, sehingga stratifikasi yang dibuat mewakili vegetasi pohon di lokasi tersebut.

Pengamatan yang akan dilakukan berupa pencatatan pada bentangan transek yang telah dibuat secara vertikal, dengan pembuatan gambar beserta nama spesies, pengukuran diameter batang dan pengukuran tinggi pohon dengan mengunakan Haga-alttimeter dan stik meter. Pengukuran tajuk pohon serta mengelompokan pohon berdasarkan tinggi, diameter batang dan panjang tajuk pohon,

terus pembuatan kanopi panjang, lebar dan bentuk dari kanopi tersebut. Selain itu juga dilakukan pengukuran faktor lingkungan yaitu kelembapan, pH tanah dan suhu. Pengambilan sampel dengan skala 1:5, dimana 1 sampel mewakili 5 pohon dilapangan. Dengan ketentuaan perawakan dan diameter hampir sama.

Analisis data Semua data diolah kedalam tabel dan digambarkan kedalam kertas millimeter. Berdasarkan stratifikasi yang akan di kelompokan menjadi beberapa strata yaitu strata A yang mempunyai tinggi < 30 meter, strata B yang mempunyai tinggi 20-30 meter, strata C yang mempunyai tinggi < 4-20 meter, strata D dengan ketinggian <1-4 meter dan strata E dengan ketinggian 0-1 meter (Indriyanto, 2006). Cara penghitungan tinggi pohon (Indriyanto, 2006) Tinggi pohon = Y+Z, Y = X tan α. Cara menghitung diameter batang pohon, D = .

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Stratifikasi Pohon

Penelitian yang telah dilakukan tentang stratifikasi hutan mangrove di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto

XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Tingkatan strata tumbuhan yang ditemukan pada hutan mangrove di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan

Nama Species Pohon Strata Sapling Strata

Scyphiphora hydrophyllacea Gaertn. F Sonneratia alba J.E. Smith

Rhizophora apiculata BI Rhizophora mucronata Lmk 3,04-11,42 m 2,17-10,12 m 6,34-23,2m 6,58-10,08 m C-D C-D B,C C 2,01- 4,46 m 2,26- 4,54 m 2,11- 3,01 m - C-D C-D C-D - 2. Diagram Stratifikasasi Ti n ggi p oh on ( m ) Skala 1:100 1 2 3 4

(3)

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Ti

n

ggi

p

oh

on

(m)

Ti

n

ggi

p

oh

on

(m)

T in ggi p oh on ( m ) Ti n ggi p oh on T in g g i p o h o n ( m ) Skala 1:100 Skala 1:100 Skala 1:100 Skala 1:100

(4)

3. Pengukuran faktor lingkungan

Penelitian stratifikasi hutan mangrove di Kanagarian Carocok Anau

Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh asil sebagai berikut:

Tabel 2. Pengukuran Faktor Lingkungan di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan

No Pengukuran Faktor Lingkungan Hasil

1 2 3 Suhu ( C) Kelembaban (%) pH tanah 27-32 C 39%-73% 5,8-7,0 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di Kanagarian Corocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan,

didapatkan 3 tipe strata B, C, dan D dengan species yaitu: Scyphiphora hydrophyllacea Gaertn. F, Sonneratia alba J.E. Smith, Rhizophora apiculata Bl, Rhizophora mucronata Lmak.Pada Strata B di huni oleh pepohonan yang tumbuh sampai ketinggian sekitar 20,8-23,2 meter. Pepohonan ini tumbuh lebih berdekatan dan cenderung membentuk sudut yang bersinambung. Menurut Indriyanto (2006) menyatakan bahwa Strata B yaitu lapisan tajuk kedua yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 20-30 m. Bentuk tajuk pohon yang membulat atau memenjang. Pada jarak antar pohon lebih dekat, sehingga tajuk-tajuk pada pohon cenderung membulat membentuk lapisan tajuk yang kontiniu. Menurut Ewusie (1990) Tajuk yang membulat atau memanjang dan tidak akan selabar pada pohon yang mencuat.

Strata C di huni oleh tumbuhan yang terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20.8 meter. Pohon dalam strata ini rendah kecil dan banyak cabang, pepohonan ini memiliki bentuk yang beraneka ragam tapi cenderung membentuk lapisan yang rapat. Pada bentuk tajuk sering berubah ubah tetapi membentuk suatu lapisan tajuk yang tebal. Selain itu pepohonanya memiliki beberapa percabangan yang tersusun dengan rapat sehingga tajuk pohon menjadi padat. Menurut Soerianegara (2012) Strata C terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20 meter tajuknya kontinu, pohon pada strata ini rendah, kecil dan banyak bercabang yang

tersusun dengan rapat sehingga tajuk pohon menjadi rapat.

Strata D di huni oleh tumbuhan yang terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 3,04-4 meter. Pohon pada strata ini hampir sama dengan yang diatas rendah, kecil dan banyak cabang namun lapisan pada pohon ini sapling perdu dan semak tajuk yang dibentuk oleh species tumbuhan semak dan perdu. Menurut Indriyanto (2006) Pada Strata D yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh spesies tumbuhan sapling semak dan perdu yang tingginya 1-4 meter.

Stratifikasi pada hutan mangrove di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat dari data mempunyai strata dari strata B, C, D dan tidak ada strata A yang didapatkan. Ketinggian pohon yang dijumpai di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan sangat bervarisasi, sama halnya dengan hasil penelitian Stratifikasi pada hutan mangrove di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat dari data mempunyai strata dari strata B, C, D dan tidak ada strata A yang didapatkan. Ketinggian pohon yang dijumpai di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan sangat bervarisasi, sama halnya dengan hasil penelitian dengan hasil penelitian Firmasari (2015) mengenai stratifikasi pohon di bukit Ace Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang yang terdapat 4 strata A, B, C dan D. Hanya strata E yang tidak didapatkan.

Kehadiran species pada suatu habitat juga didukung oleh faktor lingkungan. Dari

(5)

tabel 2 dapat dilihat hasil pengukuran faktor lingkungan meliputi suhu, kelembaban dan pH tanah pada Hutan Mangrove di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan pada plot 1-20 suhu berkisar 27-32 C, Kelembaban antara 39%-73%, pH tanah berkisar antara 5,8-7,0. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa suhu, kelembaban, pH tanah sesuai dengan Setyawan, (2007) bahwa suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman species di suatu habitat.

Simpulan Dan Saran Simpulan

Stratifikasi hutan mangrove di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan memiliki 3 strata yaitu strata B, C dan D. serta, Suhu, kelembaban dan pH tanah pada Hutan Mangrove Di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan mendukung untuk keanekaragaman species di wilayah ini.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah pemanfaatan sumber daya alam diiringi dengan pelestarian dapat mempertahankan keanekaragaman species dan melakukan penanaman mangrove, agar tidak hilangnya Hutan Mangrove Di Kanagarian Carocok Anau Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ewusie, Y. 1990. Ekologi Tropika. Institiut Pertanian Bogor. Bogor.

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta

Iswandi, 2012. Ekologi dan Ilmu Lingkungan. Universitas Negeri Padang Press. Padang.

Nursal, S. 2012, Karakteristik Komposisi Dan Stratifikasi Vegetasi Strata Pohon Komunitas Riparian Di Kawasan Hutan Wisata Rimbo Tujuh Danau Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Universitas Riau. Riau. Jurnal Biogenesis. Vol 9(2) Hal 40-46.

Soerianegara, I 2012. Ekologi Hutan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Setyawan, A.D. 2008 Tumbuhan Mangrove Di Pesisir Jawa Tengah: Diagram Profil Vegetasi Jurnal. Biodiversiras. Vol 9(4) Hal 315-321.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum

dan Natal, yayasan memberikan perhatian dengan memberikan sembako kepada guru-guru. 6) Guru-guru difasilitasi sarana belajar yang berupa APE (alat peraga edukatif) dan

Puji syukur Alhamdulillaahirabbil’aalamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan usulan

Sebagai panduan bagi seluruh staf Rumah Sakit yang terkait dalam pemberian pelayanan pasien. Meningkatkan kepuasan pasien dengan memberikan edukasi tentang rencana

Berdasarkan hasil analisis statistik rata-rata persentase parasitemia (Babesia sp., Theileria sp., dan Anaplasma sp.) antara musang luak jantan dan betina menunjukkan

Hasil penelitian telah didapat dan disimpulkan, bahwa Realisasi Kinerja pendapatan daerah pemerintahan Kabupaten Minahasa dilihat dari sisi pendaptan dengan menggunkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan di FKIP berdasarkan gaya pemimpin dalam memberikan perintah, gaya dalam memberikan penghargaan, gaya dalam

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian RCT yang dilakukan oleh Sinha di India yang menemukan bahwa secara umum rate kegagalan terapi ARV dua kali lebih cepat