• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN KREASI KEMBANG GOYANG (KKG) MILENIAL KEPADA GURU, SISWA, DAN WALI MURID TPA-KB-TK IT ASSALAM MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN KREASI KEMBANG GOYANG (KKG) MILENIAL KEPADA GURU, SISWA, DAN WALI MURID TPA-KB-TK IT ASSALAM MALANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN KREASI KEMBANG GOYANG (KKG) MILENIAL

KEPADA GURU, SISWA, DAN WALI MURID TPA-KB-TK IT

ASSALAM MALANG

Endang Sumarti

1

, Welas Listiani

2

IKIP Budi Utomo Malang

1

, IKIP Budi Utomo Malang

2

e-mail corespondeing : endangsumarti@yahoo.com

ABSTRACT

Kembang Goyang is one of the traditional Indonesian cakes that must be preserved. The younger generation must be reintroduced with the rocking flower cake so that Indonesia's cultural heritage can be preserved. The Millennial Kembang Goyang Creation (KKG) Training Activity for Teachers, Students, and Student Guardians of the TPA-KB-TK-IT Assalam Malang was carried out with the aim of introducing rocking flower cake and training to make bouncy flower cake to teachers, students and guardians of students. This community service program was carried out on January 28-30 2020. The method used in this community service activity was counseling on the introduction of the rocking flower cake, steps to make millennial flower shake creations (KKG), and training on making flower shake cakes. Shaking flower cake packaging, as well as the technique of serving rocking flower cake with a variety of presentations. The results of this program provide valuable experiences to teachers, students, and guardians of TPA-KB-TK IT Assalam Malang city. They are happy because they can get to know, make millennial rocking flower cakes, and enjoy rocking flower cake with a variety of presentations.

Key words: rocking flower, creation, millennial ABSTRAK

Kembang goyang merupakan salah satu kue tradisional bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Generasi muda harus dikenalkan kembali dengan kue kembang goyang agar warisan budaya bangsa Indonesia bisa lestari. Kegiatan Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial kepada Guru, Siswa, dan Wali Murid TPA-KB-TK-IT Assalam Malang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenalkan kue kembang goyang dan pelatihan membuat kue kembang goyang kepada guru, siswa, dan wali murid. Program pengabdian kepada masyarakat ini, dilaksanakan pada tanggal 28-30 Januari 2020. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu penyuluhan mengenai pengenalan kue kembang goyang, langkah-langkah membuat kreasi kembang goyang (KKG) milenial, dan pelatihan membuat kue kembang goyang, pengemasan kue kembang goyang, serta teknik penyajian kue kembang goyang dengan berbagai variasi penyajian. Hasil dari program ini memberikan pengalaman berharga kepada guru, siswa, dan wali murid TPA-KB-TK IT Assalam kota Malang. Mereka senang karena bisa mengenal, membuat kue kembang goyang milenial, dan menikmati kue kembang goyang dengan penyajian yang bervariasi.

Kata kunci: kembang goyang, kreasi, milenial

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki banyak kue tradisional. Kue-kue tersebut merupakan kue yang pada zaman nenek moyang dibuat untuk camilan keluarga (Andayani, 2013) 1. Salah satu kue kering tradisional Indonesia adalah kue kembang goyang. Kembang goyang merupakan salah satu kue kering atau jajanan tradisional Indonesia. Kue kembang goyang is traditional snack (kue) from Indonesia. If it is translated into English, the word 'kembang goyang' means a shaking flower (kembang) (Wikipedia, 2020) 2. Namun, popularitas kue ini sedang menurun dan cukup susah untuk ditemukan karena semakin banyaknya jenis kue yang muncul (Kaya, 2020) 3. Kembang

(2)

goyang juga merupakan camilan yang sehat karena dibuat tanpa bahan pengawet (Dewi et al., 2019) 4.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kue kembang goyang memerlukan perhatian khusus dari bangsa Indonesia karena merupakan jajanan yang sehat dan cerminan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Banyak anak-anak atau pemuda Indonesia yang tidak mengenal kue kembang goyang atau merasa asing jika bertemu dengan kue ini. Padahal kue tradisional kembang goyang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, dan Madura dengan nama yang berbeda-beda. Times (2020) mengemukakan bahwa kembang goyang adalah kue tradisional asal Betawi 5, meskipun ternyata banyak juga daerah Jawa yang juga membuat camilan ini sebagai camilan tradisional misalnya daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Nama lain dari kue kembang goyang diantaranya kue saroja, kue matahari, kue antari, kue lentari, kue omah tawon, kue kembang loyang /loyang atau kue cakra. Dewi et al. (2019) menjelaskan bahwa dinamakan kembang goyang karena bentuknya yang unik seperti kelopak bunga atau kembang yang mekar 4. Selain itu, kue kembang goyang dibuat dengan cara menggoyang-goyangkan cetakan kue kembang goyang di dalam minyak yang panas. Wikipedia (2020) menjelaskan “The dough can be fried after heating the oil and the kembang goyang mold. After the oil and kembang goyang mold get hot, the mold can be put into the dough and then put into the hot oil again while shaking a mold until the dough get unattached” 2. Dapat disimpulkan bahwa kembang goyang merupakan kue khas Indonesia yang dibuat dengan cara mencelupkan cetakan kue kembang goyang ke dalam adonan kue kemudian memasukkannya ke dalam minyak panas dan menggoyang-goyangkan cetakan yang terbuat dari besi, kuningan, atau tembaga yang berbentuk bunga di dalam sampai adonan terlepas dari cetakan. Cetakan kembang goyang terbuat dari besi berlubang berbentuk bunga, dengan pegangan kayu (Andayani, 2013) 1. Namun, saat ini cetakan kembang goyang tidak hanya terbuat dari besi tetapi ada yang dari kuningan dan aluminium.

Kue kembang goyang biasanya disajikan ketika idul fitri atau acara-acara hajatan seperti pernikahan untuk tamu yang berkunjung. Kue kembang goyang atau kue saroja biasanya menjadi suguhan pada saat-saat tertentu seperti perayaan, pernikahan, hari raya lebaran, dan lain-lain, (Detikfood, 2020) 6. Kembang goyang dijadikan sebagai salah satu sesaji untuk hari raya keagamaan seperti Nyepi (Times, 2020) 5. Kue kembang goyang juga menjadi salah satu kue tradisional nusantara yang disajikan untuk tamu yang bersilaturahmi karena memiliki rasa yang renyah dan gurih (Tourism, 2018) 7. Selanjutnya, Dewi et al (2019) menambahkan bahwa kembang goyang khas Betawi dapat dinikmati sebagai camilan saat bersantai bersama dengan teman ataupun keluarga yang cocok dijadikan sebagai oleh-oleh ketika berpergian 4. Jadi, kue kembang goyang memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hanya sekedar sebagai camilan atau kudapan sampai dengan upacara keagamaan atau adat istiadat. Selain itu, kue kembang goyang juga dapat menjadi salah satu kue atau snack yang memiliki nilai jual atau dapat dipasarkan untuk saat ini karena keberadaannya yang langka.

Kembang goyang memiliki berbagai macam rasa seperti gurih, manis, rasa pandan, rasa keju, wijen, jahe, dan coklat. Dewi et al. (2019) menjelaskan bahwa kembang goyang khas Betawi memiliki perpaduan rasa manis dan gurih yang enak dan renyah untuk dinikmati 4. Detikfood (2020) mengemukakan bahwa bahan dasar utama kue kembang goyang adalah tepung beras” 6. Hal ini sesuai dengan gagasan Dewi at el. (2019) yang menjelaskan bahwa kembang goyang terbuat dari bahan berkualitas, yaitu tepung beras, tepung kanji, santan, garam, kuning telur, putih telur, gula pasir yang dicampurkan, dicetak, dan digoreng dengan cara digoyang-goyang hingga adonan terlepas dari cetakan dan berwarna kuning keemasan 4. Andayani (2013) juga mengemukakan “pada umumya kembang goyang terbuat dari bahan utama tepung beras” 1.

Selain itu, Wikipedia (2020) menjelaskan “kue kembang goyang is made of rice flour which is mixed with eggs, sugar, a pinch of salt, and coconut milk” 2. Putri, P (2017) memaparkan bahwa “ternyata, kue berbahan tepung beras, santan, dan telur ini, dibuat menggunakan cetakan berbentuk kembang atau bunga dan sesaat setelah matang, cetakan kue harus digoyang agar adonan terlebut bisa lepas” 8. Sedangkan Arief dan Pujiharti (2020) menyatakan bahwa bahan dasar pembuatan kembang goyang adalah tepung beras dan tapioka” 9. Tourism (2018) menyatakan bahwa

(3)

bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue kembang goyang diantaranya, telur ayam, gula pasir, tepung beras yang sudah diayak, tepung sagu yang sudah diayak, santan, kelapa, wijen putih, dan minyak goreng 7.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kembang goyang merupakan camilan atau snack yang manis atau gurih dan bahan utamanya adalah tepung beras dan santan. Namun, bahan dasar kembang goyang dalam pelatihan KKG ini bukan tepung beras tetapi tepung terigu, tepung maizena, dan tepung tapioka atau kanji dan telur serta tidak menggunakan santan kelapa. Penambahan telur dalam adonan kembang goyang adalah sebagai pengemulsi karena kuning telur mengandung bahan pengemulsi alami yang membantu menghasilkan adonan yang halus dan kandungan lesitin di dalam kuning telur membantu mengemulsi adonan sehingga menjadi lebih kompak (Sarifudin dalam Arief dan Pujiharti, 2020) 9. Perpaduan antara tepung terigu, tepung maizena, tepung tapioka, telur menghasilkan adonan yang lembut dan hasil kembang goyang yang empuk dan renyah. Hal ini menunjukkan ciri kembang goyang yang baik yaitu warna kembang goyang adalah kuning kecoklatan, tekstur kebang goyang adalah renyah, dan rasa kembang goyang adalah agak manis (Andayani, 2013) 1.

Kembang goyang merupakan salah satu kue tradisional bangsa Indonesia yang harus dilestarikan sehingga harus dikenalkan kepada anak-anak Indonesia sebagai pewaris budaya Indonesia. Selain itu, kue kembang goyang juga mengajarkan manusia untuk bisa telaten, tekun dan sabar karena pembuatannya tidak seperti kue modern yang tinggal kocok dengan mixer lalu panggang (Etybudiharjo, 2015) 10. Dalam pembuatan kue kering ini dibutuhkan kesabaran dan ketelitian (Andayani, 2013) 1. Hal ini menunjukkan adanya filosofi dari kue kembang goyang yaitu manusia harus telaten, tekun dan sabar dalam menggapai tujuan atau cita-citanya. Oleh karena itu, generasi muda bangsa Indonesia harus dikenalkan kembali dengan kue kembang goyang agar warisan budaya bangsa Indonesia bisa lestari. Sebagai camilan, kembang goyang dapat dinikmati bersama dengan es krim sebagai toping atau cone sehingga akan menarik perhatian anak-anak untuk dapat melestarikan camilan khas Indonesia.

Kegiatan Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial kepada Guru, Siswa, dan Wali Murid TPA-KB-TK-IT Assalam Malang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenalkan kue kembang goyang kepada siswa TK IT Assalam sebagai generasi penerus budaya bangsa Indonesia. Pelatihan ini juga diberikan kepada guru dan wali murid TPA-KB-TK IT Assalam sebagai garda depan pelestari kue kembang goyang. Diharapkan mereka akan memberikan ilmu tentang kue tradisional kembang goyang kepada ananda atau peserta didik sehingga kue kembang goyang akan tetap lestari di Indonesia. Program pengabdian kepada masyarakat ini memiliki manfaat yaitu peserta pelatihan mengetahui tentang sejarah kembang goyang dan langkah-langkah pembuatan atau kreasi kembang goyang (KKG) milenial.Pelatihan KKG Milenial juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi peserta pelatihan khususnya wali murid. Selain itu, siswa TK akan mendapat ilmu kewirausahaan sejak dini karena mereka sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.

METODE PELAKSANAAN

Program pengabdian kepada masyarakat yang diadakan oleh IKIP Budi Utomo Malang dengan tema Kreasi Kembang Goyang Milenial memiliki tujuan yaitu memberikan pengetahuan tentang kreasi kembang goyang milenial kepada guru, siswa, dan wali murid TPA-KB-TK IT Assalam Kota Malang agar kue kembang goyang tetap lestari sebagai budaya bangsa Indonesia. Pengetahuan yang diberikan oleh tim pengabdian berupa sejarah kembang goyang, langkah-langkah pembuatan, dan penyajian kue kembang goyang milenial.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial di TPA-KB-TK IT Assalam Malang ini dilaksanakan oleh Dosen dan mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di TPA-KB-TK IT Assalam Malang jalan Bendungan Riam Kanan Nomor 13 Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

Sasaran kegiatan Pengabdian Kepada ini adalah Guru, Siswa, dan Wali Murid TPA-KB-TK IT Assalam Kota Malang.Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28-30 Januari 2020 di Aula

(4)

KB-TK IT Assalam Kota Malang. Peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan ini adalah Guru TPA-KB-TK IT Assalam, Siswa TK IT Assalam kelas A2, dan wali murid TK IT Assalam Kota Malang.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan persiapan dan kegiatan pokok. Kegiatan persiapan ini meliputi observasi di TPA-KB-TK IT Assalam Kota Malang, pengembangan desain operasional, pengembangan instrumental input yang meliputi media, metode, fasilitas, dan menentukan rencana tempat pelatihan. Sesuai dengan bentuk kegiatan yang direncanakan, kegiatan pokok dalam pengabdian ini adalah pengenalan kue kembang goyang dengan cara menyampaikan materi dengan metode ceramah, tanya jawab, pemberian contoh, serta langkah-langkah membuat kreasi kembang goyang (KKG) milenial. Selanjutnya adalah pelatihan membuat kue kembang goyang, pengemasan kue kembang goyang, serta teknik penyajian kue kembang goyang dengan berbagai variasi penyajian, diantaranya dengan es krim.

Bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini dipaparkan sebagai berikut. 1. Penyampaian Materi

Alat yang digunakan dalam kegiatan penyampaian materi yaitu laptop, LCD, sound system dan perlengkapan untuk KKG milenial.Alat-alat dan bahan ini digunakan sebagai media interaktif untuk memotivasi peserta pelatihan sebelum praktik kreasi kembang goyang milenial.

2. Bahan-bahan untuk Membuat Kue Kembang Goyang

Bahan-bahan yang diperlukan untuk menghasilkan kembang goyang yang empuk dan renyah dalam satu resep yaitu:2 liter minyak goreng, 250 gram tepung terigu, 200 gram tepung tapioca/kanji, 200 gram tepung maizena, 150 gram gula pasir, 1 gram garam, 600 ml air, wijen dan atau pewarna makanan secukupnya jika diperlukan.

3. Alat-alat untuk Membuat Kue Kembang Goyang Milenial

Alat-alat yang diperlukan untuk membuat kue kembang goyang milenial sebagai berikut: cetakan kembang goyang, wajan, kompor gas atau kompor portable, LPG atau gas portable, serok, penyaring minyak, kertas merang, nampan atau baskom, sarung tangan plastic, irus atau mixer, sumpit bambu, celemek, timbangan kue digital, gelas takar, cimpal, dan tisu.

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan program pengabdian ini berupa pendekatan deskriptif persuasif. Pemateri memaparkan materi tentang kembang goyang dan melibatkan peserta pelatihan dalam kreasi kembang goyang (KKG) milenial di TPA-KB-TK IT Assalam Malang. Selanjutnya pemateri juga mengajak peserta pelatihan menyajikan kue kembang goyang dengan es krim dan mengemas kue kembang goyang sebagai oleh-oleh.

PEMBAHASAN

Hasil yang telah dicapai dalam Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial di TPA-KB-TK IT Assalam Malang sampai dengan penyusunan laporan kemajuan dipaparkan sebagai berikut.

Penyampaian Materi KKG Milenial

Dalam tahap ini, peserta pelatihan diajak belajar bersama menggunakan media interaktif LCD, alat dan bahan KKG sebagai motivasi sebelum praktik membuat kembang goyang. Tim pengabdian mengadakan pendekatan dengan peserta didik dengan metode pembelajaran partisipan. Dimulai dengan perkenalan dari tim pengabdian dan dilanjutkan dengan pemaparan materi pelatihan dan dialog interaktif melalui media LCD kemudian diakhiri dengan wawasan tentang alat-alat dan bahan untuk membuat kreasi kembang goyang milenial.

(5)

Gambar 4. Media Penyampaian Materi KKG Langkah-langkah Membuat Kue Kembang Goyang Milenial

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat kue kembang goyang milenial yang empuk dan renyah sebagai berikut.

1. Siapkan bahan-bahan sesuai takaran.

2. Masukkan bahan-bahan ke dalam baskom atau panci. Aduk-aduk bahan sampai merata sambil dituangi air sehingga menjadi adonan kembang goyang.

Gambar 5. Membuat adonan kembang goyang

3. Setelah adonan jadi, jika diperlukan tambahkan pewarna makanan dan atau biji wijen untuk menambah daya tarik kue kembang goyang milenial.

Gambar 6. Penambahan pewarna makanan dan atau biji wijen

4. Panaskan minyak goreng di dalam wajan dan masukkan cetakan kembang goyang ke dalam wajan

(6)

5. Setelah cetakan kembang goyang panas, celupkan cetakan ke dalam adonan kue kembang goyang kemudian masukkan ke dalam minyak goreng panas di wajan.

Gambar 8. Mencetak kue kembang goyang

6. Setelah kue kembang goyang milenial kecoklatan, angkat kue menggunakan sumpit bambu kemudian letakkan di serok dan tiriskan di kertas merang.

Gambar 9. Mengangkat dan meniriskan kue kembang goyang milenial

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue kembang goyang yaitu tepung terigu, tepung maizena, tepung tapioca, telur, garam, gula, vanili, air, minyak goreng, wijen dan atau pewarna makanan. Bahan ini berbeda dengan bahan dasar kembang goyang yang sering dibuat masyarakat yaitu tepung beras. Andayani (2013)mengemukakan “pada umumya kembang goyang terbuat dari bahan utama tepung beras” 1 .

Perpaduan bahan-bahan kue kembang goyang menghasilkan tekstur kembang goyang yang renyah, empuk, dan berwarna kuning kecoklatan jika tidak diberi pewarna makanan. Hal ini menunjukkan ciri kembang goyang yang baik yaitu warna kembang goyang adalah kuning kecoklatan, tekstur kebang goyang adalah renyah, dan rasa kembang goyang adalah agak manis (Andayani, 2013) 1.

Cara membuat kembang goyang dibuat dengan cara memanaskan minyak goreng terlebih dahulu. Kemudian mendiamkan cetakan kembang goyang di minyak goreng yang panas. Setelah itu, cetakan dicelupkan ke dalam adonan kue dan dimasukkan ke dalam minyak goreng, didiamkan sesaat kemudian digoyang-goyang agar adonan terlepas dari cetakan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Dewi at el. (2019) yaitu kembang goyang terbuat dari bahan berkualitas, yaitu tepung beras, tepung kanji, santan, garam, kuning telur, putih telur, gula pasir yang dicampurkan, dicetak, dan digoreng dengan cara digoyang-goyang hingga adonan terlepas dari cetakan dan berwarna kuning keemasan 4.

Proses pembuatan kue kembang goyang memerlukan ketelatenan dan kesabaran karena harus selalu berada di dekat kue dan memerlukan waktu yang cukup lama dalam membuatnya. Satu resep kue kembang goyang memerlukan waktu sekitar 2 jam. Andayani (2013) menegaskan bahwa dalam pembuatan kue kering ini dibutuhkan kesabaran dan ketelitian 1.

Selain itu, kue kembang goyang juga mengajarkan manusia untuk bisa telaten, tekun dan sabar karena pembuatannya tidak seperti kue modern yang tinggal kocok dengan mixer lalu panggang (Etybudiharjo, 2015) 10.

(7)

Penyajian Kue kembang Goyang Milenial

Kue kembang goyang milenial sudah selesai dicetak. Selanjutnya kue tersebut dapat disajikan sebagai camilan istimewa dimasukkan ke dalam toples atau dikemas dalam plastik kemasan sebagai oleh-oleh. Selain itu, kue kembang goyang milenial dapat juga dihidangkan bersama-sama dengan es krim.

Ada alat dan bahan tambahan yang perlu disiapkan untuk menyajikan kembang goyang milenial. Alat dan bahan tersebut yaitu: toples, kresek, plastik kemasan, stiker, piring, sendok, es krim, sendok es krim, dan tisu.

Gambar 10. Alat dan bahan penyajian kue kembang goyang milenial Berikut ini foto-foto penyajian kue kembang goyang milenial.

Gambar 11. Perpaduan kue kembang goyang milenial dengan es krim

(8)

Gambar 13. Oleh-oleh kue kembang goyang

Gambar 14. Penyerahan oleh-oleh kue kembang goyang kepada kepala TPA-KB-TK IT Assalam Malang

Gambar 15. Kreasi Kembang Goyang Milenial

Kembang goyang yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian ini dinikmati oleh siswa, guru, dan wali murid TPA-KB-TK IT Assalam melalui kegiatan makan bersama kue kembang goyang. Namun, hal yang Nampak berbeda dalam penyajian kue kembang goyang dalam pengabdian masyarakat ini yaitu kembang goyang tidak hanya dijadikan sebagai camilan, namun dijadikan sebagai toping atau cone dari es krim. Selain itu, kue ini dijadikan sebagai oleh-oleh bagi wali murid dan guru-guru TPA-KB-TK IT Assalam. Hal ini sesuai dengan gagasan Dewi et al (2019) yaitu kembang goyang khas Betawi dapat dinikmati sebagai camilan saat bersantai bersama dengan teman ataupun keluarga yang cocok dijadikan sebagai oleh-oleh ketika berpergian 4.

Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial di TPA-KB-TK IT Assalam ini merupakan suatu cara untuk memperkenalkan dan melestarikan kue tradisional kembang goyang kepada siswa, guru, dan orang tua. Karena kue tersebut merupakan kue yang pada zaman nenek moyang dibuat untuk camilan keluarga (Andayani, 2013) 1. Dengan pelatihan ini diharapkan siswa

(9)

mengenal kue kembang goyang, bisa membuat sekaligus bisa menyajikan dengan berbagai variasi sesuai keinginannya.

Faktor penunjang kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa (1) Dukungan dari Kepala Sekolah, Guru-guru, siswa, dan wali murid baik secara langsung maupun tidak langsung berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan pelatihan. (2) Adanya fasilitas pendukung untuk melakukan sosialisasi dan presentasi, diantaranya adanya LCD proyektor sangat membantu memperlancar dalam penjelasan materi kepada peserta.(3) Motivasi, kemauan yang besar, dan antusias para peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai kreasi kembang goyang milenial.

Hambatan yang cukup signifikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial di TPA-KB-TK IT Assalam ini tidak ada. Dengan demikian dapat dikatakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berjalan dengan lancar. KESIMPULAN

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial ini sangat diharapkan dan disambut positip oleh guru, wali murid dan siswa TPA-KB-TK IT Assalam Malang. Mereka mendapat pengetahuan dan wawasan baru tentang kembang goyang milenial, pengolahan, penyajian dan pengemasan kue kembang goyang milenial. Peserta pelatihan merasa senang dengan adanya kegiatan ini karena dapat belajar membuat kue kembang goyang dan menimati kue kembang goyang dengan es krim sehingga menjadi kue kembang goyang milenial.

Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan kue kembang goyang dapat dilestarikan oleh peserta pelatihan dan dapat menjadi inspirasi para guru dan wali murid TPA-KB-TK ITAssalam Malang untuk berwiraswasta.Perlu dilakukan kerjasama antara perguruan tinggi, sekolah, dan orang tua untuk kegiatan pengabdian masyarakat yang berkelanjutan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel ini disarikan dari laporan hasil pengabdian kepada masyarakat yang berjudul Pelatihan Kreasi Kembang Goyang (KKG) Milenial kepada Guru, SIswa, dan Wali Murid TPA-KB-TK IT Assalam Malang. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala P2M IKIP Budi Utomo Malang, Kepala Sekolah TPA-KB-TK IT Assalam Malang. Terima kasih kepada team pengabdian dan rekan-rekan dosen atas diskusi dan saran kritisnya untuk penyempurnaan tulisan ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Panitia SEMAdiF 2020, terutama reviewer yang telah bersedia mereview tulisan ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Andayani, “Differsivikasi Tepung Cassava Dalam Pembuatan Sagon, Kembang Goyang, Dan Kecipir,” Khasanah Ilmu - J. Pariwisata Dan Budaya, vol. 4, no. 1, Art. no. 1, 2013, doi: 10.31294/khi.v4i1.467.

[2] Wikipedia, “Kue kembang goyang,” Wikipedia. Jul. 10, 2020, Accessed: Aug. 06, 2020.

[Online]. Available:

https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Kue_kembang_goyang&oldid=966939610.

[3] I. Kaya, “Kembang Goyang, Kue Khas Warga Betawi saat Lebaran : Kuliner - Situs Budaya Indonesia,” IndonesiaKaya. 2020. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/kembang-goyang-kue-khas-warga-betawi-saat-lebaran (accessed Aug. 06, 2020).

[4] C. M. Dewi, A. Hairiza, and E. G. Limbong, “Warna sebagai Identitas Merek pada Kemasan Makanan Tradisional Kembang Goyang Khas Betawi,” Vis. Herit. J. Kreasi Seni Dan Budaya, vol. 2, no. 01, Art. no. 01, 2019.

(10)

[5] I. D. N. Times, “Sejarah Kembang Goyang, Camilan Khas Pulau Jawa,” LINE TODAY. 2020. https://today.line.me/id/article/Sejarah+Kembang+Goyang+Camilan+Khas+Pulau+Jawa-P2nk75 (accessed Aug. 06, 2020).

[6] Detikfood, “Kue Saroja, Camilan Khas Urang Sunda!,” detikfood. 2020. https://food.detik.com/all-you-can-eat/d-1717393/kue-saroja-camilan-khas-urang-sunda

(accessed Aug. 06, 2020)

[7] Jakarta Tourism, “Kue Kembang Goyang,” Mar. 08, 2018. https://jakarta-tourism.go.id/visit/news/2018/03/kue-kembang-goyang (accessed Aug. 06, 2020).

[8] Putri, P., “Jajanan Pasar yang Mulai Terlupakan - Bobo,” 2017. https://bobo.grid.id/read/08674567/jajanan-pasar-yang-mulai-terlupakan (accessed Aug. 06, 2020).

[9] R. W. Arief and Y. Pujiharti, “Preferensi Konsumen dan Analisis Titik Impas Pembuatan Kue Kembang Goyang,” J. Food Syst. Agribus., vol. 3, no. 1, Art. no. 1, Feb. 2020, doi: 10.25181/jofsa.v3i1.1411

[10] Etybudiharjo, “Filosofi Kembang Goyang,” Ety Budiharjo, Jun. 18, 2015. https://etybudiharjo.wordpress.com/2015/06/18/filosofi-kembang-goyang/ (accessed Aug. 06, 2020).

Gambar

Gambar 4. Media Penyampaian Materi KKG  Langkah-langkah Membuat Kue Kembang Goyang Milenial
Gambar 8. Mencetak kue kembang goyang
Gambar 11. Perpaduan kue kembang goyang milenial dengan es krim
Gambar 14. Penyerahan oleh-oleh kue kembang goyang  kepada kepala TPA-KB-TK IT Assalam Malang

Referensi

Dokumen terkait

Kepercayaan masyarakat terhadap sebuah lembaga merupakan hal yang sangat penting, untuk itu perlu adanya transparansi dalam sebuah lembaga sebagai salah satu

Tuliskan pendapat anda tentang hasil pengukuran m enggunakan m istar ingsut dan m ikrom eter, untuk setiap posisi pengukuran yang sam a.. Dari hasil pengukuran obyek lubang C, jika

א‬G , % 4 .; J “Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudarasaudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau jadikan ada perasaan dengki dalam hati

Abdullah Saeed di bidang hermeneutika Alquran; 28 serta begitu banyak penelitian yang terkait dengan ketokohan dan pemikiran

bakteri, menunjukkan respon hambatan pertumbuhan dengan taraf kekuatan lemah terlebih bila dibandingkan dengan hambatan terhadap kontrol positif amoksisilin 0,05%

Res*"o adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (ha0ard) tertentu yang terjadi....

Karakteristik penting yang membedakan perusahaan yang melakukan disertifikasi bisnis tidak terkait yaitu asimetri informasi yang relative tinggi antara perusahan

a) Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase di suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik