• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

i

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI

(PENUGASAN) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 2 BELIMBING DENGAN POKOK BAHASAN SISTEM

PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: Maria Helena Nonot

141414050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

“Karena mau jalan mana pun yang aku pilih aku Cuma perlu jalani prosesnya sebaik mungkin dan pada akhirnya aku akan menemukan

definisi sukses aku sendiri.”

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”(1 Petrus 5:7)

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk

sehari.” (Matius 6:34)

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini saya persembahankan:

 Tuhan Yesus dan Bunda Maria  Bapakku, Bapak Kletus Molo  Mamaku, Mama Senayati  Adikku, Lukas Gili

 Sahabat-sahabatku yang selalu menyemangti  Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

(5)

v

(6)
(7)

vii ABSTRAK

Maria Helena Nonot. 2019. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Resitasi (Penugasan) pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 2 Belimbing dengan Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode resitasi (penugasan) pada pokok bahasan sistem persamaan linear tiga variabel, (2) hasil belajar siswa kelas X dengan menggunakan metode resitasi (penugasan) pada pokok bahasan sistem persamaan linear tiga variabel untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa ketika digunakan metode resitasi (Penugasan) dalam pembelajaran matematika. Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas X SMA Negeri 2 Belimbing. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes untuk mendapatkan data dari hasil belajar siswa berdasarkan tes akhir serta observasi aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa terdapat 25 siswa yang memenuhi aspek A (Kesiapan mengikuti pembelajaran) dan yang memenuhi aspek B (Menyimak penjelasan guru). Kemudian, siswa yang memenuhi aspek C (Aktif bertanya saat proses belajar mengajar) ada 5 siswa dan siswa yang memenuhi aspek D (Merespon tugas) ada 24 siswa. Pertemuan kedua, menunjukkan bahwa ada 25 siswa yang memenuhi aspek A (Kesiapan mengikuti pembelajaran) dan yang memenuhi aspek B (Menyimak penjelasan guru). Kemudian, ada 5 siswa yang memenuhi aspek C (Aktif bertanya saat proses belajar mengajar) dan ada 25 siswa yang memenuhi aspek D (Merespon tugas). Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerapkan metode resitasi untuk aktivitas belajar siswa berjalan dengan baik. (2) Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa dilihat dari tes akhir ada 20 siswa yang tuntas di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing. Persentase jumlah siswa yang tuntas dari keseluruhan siswa yang ada di kelas adalah 80%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode resitasi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Belimbing pada materi sistem persamaan linear tiga variabel.

(8)

viii ABSTRACT

Maria Helena Nonot. 2019. Students’ Activity and Learning Outcome in the Learning Process by Using Recitation Method (Assignment) on Mathematics in Class X of SMA Negeri 2 Belimbing on the topic of Linear Equation System involving Three Variables. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aims to find out (1) learning activity of the students using the recitation method (assignment) on the subject of Linear Equation System involving Three Variables, (2) learning outcomes of the students in class X by using the recitation method (assignment) on the subject of linear equation system three variables to reach the Minimum Completeness Criteria (KKM). This is a quantitative research which is meant to figure out the students’ learning activity and outcome when the recitation (assignment) method used in mathematical learning. The research subjects were students of class X of SMA Negeri 2 Belimbing. The data collection was conducted by giving the students tests to obtain their learning outcomes which was based on the final tests as well as their learning activity observation.

The research results showed that: (1) learning activities of students at the first meeting showed that there were 25 students who meet the aspect A (the readiness to follow the learning) and who meet the aspect B (listening to teacher explanation). Then, the student who meet aspects of C (actively asking during the teaching-learning process) there were 5 students and who meet aspects of D (responding to assignments) there were 24 students. The second meeting, showed that, there were 25 students who meet the aspect A (the readiness to follow the learning) and who meet the aspect B (listen to explanations teacher). Then, there were 5 students who meet the aspect C (active ask when the learning process) and there were 25 students who meet the aspect D (responding to assignments). This showed that the learning process using the recitation method for the students’ learning activity went well. (2) Based on learning result obtained the students seen from final test there were 20 students who completed in the class X SMA Negeri 2 Belimbing. Percentage of students who pass on the entire students in the class is 80%. This showed that the learning using the recitation method positively influenced the learning outcome of students class X SMA Negeri 2 Belimbing on the material of linear equations system three variables.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, karunia, dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Resitasi (Penugasan) pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 2 Belimbing Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini baik secra langsung maupun tidak langsung. Maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan,

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika, 4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini,

5. Segenap dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Unversitas Sanata Dharma,

6. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan di program studi Pendidikan Matematika Unversitas Sanata Dharma,

7. Bapak Viktorianus Syahbeli, S.Sos., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Belimbing yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Batasan Masalah ... 6 C. Rumusan Masalah ... 6 D. Tujuan Penelitian ... 7 E. Penjelasan Istilah ... 7 F. Manfaat Penelitian ... 8 G. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13

B. Pengertian Metode Resitasi/Penugasan ... 14

1. Pengertian Metode Resitasi ... 14

2. Kelebihan dari Metode Resitasi ... 16

3. Kekurangan dari Metode Resitasi ... 17

C. Pengertian Aktivitas Belajar ... 18

D. Pengertian Hasil Belajar... 20

E. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel ... 21

(12)

xii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Waktu dan Tempat ... 31

1. Waktu ... 31

2. Tempat ... 31

C. Subyek dan Objek Penelitian ... 31

D. Bentuk Data ... 32

1. Data Aktivitas Siswa ... 32

2. Data Hasil Belajar ... 32

E. Metode Pengumpulan Data ... 32

1. Observasi ... 32

2. Dokumentasi ... 34

3. Tes Hasil Belajar ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 35

1. Instrumen Pembelajaran ... 35

2. Instrumen Penelitian ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 37

1. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa ... 37

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 38

H. Prosedur Penelitian ... 38

1. Tahap Persiapan ... 38

2. Tahap Pelaksanaan ... 39

3. Tahap Analisis Data ... 39

4. Tahap Penarikan Kesimpulan ... 39

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 40

B. Hasil Penelitian ... 44

C. Analisis Data ... 48

D. Pembahasan Penelitian ... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(13)

xiii

A. Kesimpulan... 54 B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Aktivitas Siswa ... 33

Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Siswa ... 38

Tabel 4.1 Data Observasi Aktivitas Siswa ... 45

Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir ... 47

Tabel 4.3 Persentase Aktivitas Siswa ... 48

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu dasar yang sangat penting untuk dipelajari. Salah satunya, di Indonesia matematika sudah diajarkan sejak dalam pendidikan usia dini hingga sekolah menengah bahkan perguruan tinggi. Ada banyak cara yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu kualitas pendidikan matematika di Indonesia, diantaranya dengan melakukan pembaharuan kurikulum dan penyedian perangkat pendukungnya, penyediaan alat peraga, dan memberikan pelatihan bagi guru-guru matematika. Namun berbagai upaya tersebut belum memberikan hasil terhadap peningkatan kualitas pendidikan matematika. Keberhasilan pembelajaran itu sendiri dibuktikan dari aktivitas dan hasil belajar siswa tersebut. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh siswa sendiri dalam bentuk suatu aktivitas tertentu. Banyak aktivitas siswa yang merupakan cerminan dari kegiatan belajar, walaupun siswa tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan aktivitas belajar. Aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku siswa itu sendiri.

Aktivitas belajar adalah kegiatan dari siswa yang dikelola dengan maksud untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuannya. Kemampuan siswa yang cukup tinggi bisa saja gagal diperoleh karena menganggap remeh dan kurang adanya keaktifan dalam belajar. Keaktifan memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran baik guru maupun

(16)

siswa. Bagi guru mengetahui keaktifan siswa perlu untuk melihat dan membantu belajar siswa. Bagi siswa keaktifan belajar dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dalam belajar sampai mana sehingga jika mengalami kesulitan dapat bertanya terhadap guru maupun teman dan tidak hanya diam ketika mengalami kesulitan.

Keaktifan merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa sangatlah penting dalam membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Menyadari pentingnya aktivitas siswa yang berdampak pada hasil yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran, di dalam dunia pendidikan maka diperlukan sarana untuk mengembangkannya. Salah satu sarana untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar yang baik di dalam dunia pendidikan adalah melalui pembelajaran matematika. Aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat terpengaruh oleh ketepatan guru dalam memilih dan memaksimalkan penggunaan metode pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan suatu metode dalam pembelajaran harus ditinjau dari keefektifannya terhadap karakteristik materi pembelajaran serta kondisi siswa. Tidak semua metode yang digunakan dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara optimal

(17)

sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang mendapat hasil yang baik. Sebagian guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan keadaan siswa, penggunaan metode pembelajaran bersifat monoton berdampak siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran matematika dan berdampak pada rendahnya hasil belajar metematika.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dikatakan aktivitas belajar siswa merupakan aspek penting di dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, tidak dapat dihindari bahwa aktivitas siswa di dalam pembelajaran masih menjadi masalah selama proses belajar matematika. Dalam proses penggamatan di kelas dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Ibu Ludwina Nenci Anamau, S.Pd., selaku guru matematika kelas X SMA Negeri 2 Belimbing menjelaskan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih terbilang pasif. Beliau juga mengatakan bahwa siswa di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing belum pernah diberikan tugas sebagai bahan latihan untuk membantu kegiatan belajar siswa dan melihat sejauh apa kemampuan siswa terhadap pemahaman materi di luar jam sekolah. Selain itu kegiatan belajar masih didominasi oleh guru, guru terlalu sering ceramah dan belum pernah memberikan tugas sehingga menimbulkan rasa bosan, cenderung pasif dan pemahaman terhadap materi kurang.

Permasalahan lain yang terjadi adalah siswa menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dipahami. Misalkan dalam pembelajaran matematika, guru menyajikan permasalahan mengenai sistem persamaan linear tiga variabel siswa masih mengalami kesulitan dalam

(18)

menyelesaikan pemasalahan dan kurang teliti. Siswa masih kesulitan pada permasalahan soal-soal cerita kemudian mengubah soal cerita tersebut ke dalam suatu model sistem persaman. Hal ini mungkin disebabkan oleh pemilihan strategi, metode maupun cara yang digunakan guru kurang disenangi oleh siswa.

Bila dilihat dari segi sarana dan prasarana seperti buku siswa, buku pegangan guru sudah menunjang kegiatan pembelajaran yang ada disekolah akan tetapi hasil belajar matematika di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing masih rendah. Karena hal itulah guru mendapat kesulitan mengelola kelas dalam pelajaran matematika, siswa merasa tidak bersemangat mengikuti pembelajaran akibatnya tujuan pelajaran jadi sulit dicapai. Hal ini menyebabkan siswa kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru. Namun ketika diberikan kesempatan bertanya, siswa cenderung diam karena takut untuk mengungkapkan pendapat dan siswa hanya mendengarkan temannya yang aktif.

Oleh sebab itu, ketika siswa diberikan latihan soal, rata-rata siswa tidak dapat menyelesaikan tugasnya sendiri. Pola pembelajaran seperti ini menyebabkan aktivitas siswa tidak dapat berkembang secara optimal akibatnya siswa kurang memahami materi yang diberikan dan memperoleh hasil yang kurang baik. Dalam pembelajaran matematika di sekolah ini perlu adanya perbaikan agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien. Ditinjau dari permasalahan yang dihadapi, diketahui rendahnya hasil belajar ini sejalan pula dengan rendahnya aktivitas belajar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

(19)

satu faktornya adalah metode yang digunakan oleh guru untuk proses belajar mengajar di kelas.

Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu metode resitasi. Metode resitasi adalah metode pembelajaran dengan cara penyajian bahan, dengan guru memberikan tugas tertentu agar siswa aktif melakukan kegiatan belajar dalam atau di luar jam pelajaran. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat dilakukan dimana saja dan tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan di depan kelas dengan harapan dapat meningkatkan kemauan belajar siswa untuk mengerjakan tugasnya sendiri.

Metode resitasi ini dilakukan dengan cara memberikan item tes, biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar berakhir di kelas. Dipertemuan berikutnya tugas diberikan tugas tersebut dinilai dan guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan kelas untuk mempertanggung jawabkan jawaban dari tugas yang telah dikerjakan. Pemberian tugas ini merupakan salah satu alternative untuk meningkatkan kemauan siswa dalam belajar. Dengan pemberian tugas diharapkan siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan sehingga siswa dapat mengerjakan tugasnya sendiri tanpa mencontek tugas temannya agar dapat lebih memahami dan menguasai materi yang telah disampaikan. Pada akhitnya dapat memberi dampak positif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.

(20)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk meneliti aktivitas hasil belajar siswa di dalam pembelajaran menggunakan metode resitasi di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing dengan materi sistem persamaan linear tiga variabel.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menggunakan metode resitasi atau penugasan, khususnya di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing, Kalimantan Barat. Materi yang dipelajari adalah sistem persamaan linear tiga variabel. Melalui pembelajaran yang dilaksanakan, peneliti ingin berupaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan menggunakan metode resitasi.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah-maslah yang akan dibahas:

1. Bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa ketika belajar matematika dengan menggunakan metode resitasi (Penugasaan) pada materi sistem persamaan linear tiga variabel di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing?

2. Bagaimanakah hasil belajar matematika yang dicapai dalam pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi (Penugasaan) pada pokok bahasan sistem persamaan linear tiga variabel di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing?

(21)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing melalui metode resitasi (Penugasaan) pada materi sistem persamaan linear tiga variabel.

2. Mengetahui hasil belajar siswa di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing melalui metode resitasi (Penugasaan) pada materi sistem persamaan linear tiga variabel.

E. Penjelasan Istilah

1. Belajar adalah suatu proses perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu dan proses tersebut terjadi selama jangka waktu tertentu dan ada beberapa aspek yang termasuk didalamnya Aspek-aspek tersebut adalah: (1) bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3) adanya penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, (6) adanya perubahan sebagai pribadi.

2. Aktivitas siswa adalah keaktifan siswa dengan kegiatan-kegiatan terhadap pelajaran proses belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan mendengarkan, berpendapat, bertanya, berdiskusi, dan mengerjakan tugas.

3. Hasil belajar adalah keseluruhan kemampuan dan hasil yang telah dicapai dalam proses belajar di sekolah yang dapat dinyatakan dengan skor atau

(22)

yang diukur dengan skor untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Mahasiswa. 4. Metode resitasi adalah penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan

tugas tertentu agar siswa dapat belajar dan dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami dan menerapakan materi yang telah disampaikan oleh guru di kelas.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru dapat mencoba menerapakan metode pembelajaran dengan metode resitasi di kelasnya untuk kegiatan siswa agar lebih aktif dan meningkatkan kemampuan siswa dengan belajar mandiri di luar kelas.

2. Bagi Siswa

Dengan menggunakan metode resitasi diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat berperan aktif lagi dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan memperoleh hasil belajar yang baik dalam memahami materi.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, dengan penelitian ini peneliti dapat meningkatkan penguasaan dan pemahaman materi dengan melibatkan siswa pada proses belajar mengajar matematika sehingga memberikan hasil yang baik dengan

(23)

menggunakan metode resitasi. Selain itu peneliti dapat menambah pengetahuan dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas nantinya.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan tugas akhir ini meliputi Pendahuluan, Penjelasan teori, Metode penelitian, Hasil penelitian dan Pembahasan, dan Penutup.

BAB I Pendahuluan berisi Latar belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Penjelasan Istilah, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teori berisi Penjelasan Teori dan Kerangka berpikir. Penjelasan Teori meliputi: Pengertian Belajar, Pengertian Metode Resitasi, Pengertian Aktivitas Belajar, Pengertian Hasil Belajar Siswa, Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel, dan kerangka berpikir.

BAB III Metode Penelitian berisi Jenis Penelitian, Waktu dan Tempat, Subyek dan Objek Penelitian, Bentuk Data, Metode Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Teknik Analisis Data, dan Prosedur Penelitian.

BAB IV Pelaksanaan, Hasil, Analisis Data, dan Pembahasan Penelitian. Bab ini berisi Pelaksanaan Penelitian, Penyajian Hasil Penelitian Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V Penutup berisi Kesimpulan dari penulisan ini dan Saran dari penulis.

(24)

10 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang selalu dilatih dan berpengalaman. Belajar berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja karena dengan belajar setiap individu dapat meningkatkan kemampuannya. Belajar merupakan perkembangan kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir dan berlangsung seumur hidup. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang disekitar. Berikut ini adalah pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa orang ahli, diantaranya adalah H.C. Witherington, Arthur J. Gates, L.D. Crow dan A. Crow, Melvin H. Marx, R.S. Chauhan Gregory A. Kimble. Uraian dari pendapat ahli yang dimaksud berturut-turut diberikan di bawah ini.

Menurut H.C. Witherington (dalam Prawira, 2012), pengertian belajar ada tiga yang diperoleh dengan menyatukan tiga buah definisi pendek dari belajar. Pertama, belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seseorang. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam hal kecakapan, dalam suatu sikap, atau dalam suatu pengertian, dan seterusnya. Kedua, belajar adalah penguasaan pola-pola baru. Tindakan belajar bersandar kepada beberapa prinsip atau pola total yang dikuasai dengan mengadakan integrasi yang memadai terhadap susunan-susunan dasar dari suatu pengalaman.

(25)

Pendapat ini sering disebut dengan beberapa istilah seperti bentuk, pola, gestalt, keseluruhan, konfigurasi atau organisasi. Ketiga, belajar adalah penguasaan kecakapan, sikap, dan pengertian. Definisi belajar ini menyebutkan secara eksplisit sifat-sifat atau hasil belajar yang harus diperoleh dan berbeda-beda jenisnya. Kecakapan mengandung unsur praktik; sikap adalah hal-hal yang berhubungan dengan cara-cara berpikir dan merasakan terhadap masalah-masalah yang mengandung nilai; dan pengertian hal-hal yang mempunyai kaitan dengan pengalaman-pengalaman rasional atau akal sehat.

Menurut Arthur J. Gates (dalam Prawira, 2012), belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan (Learning is the

modification of behavior through experience and training).

Menurut L.D. Crow dan A. Crow (dalam Prawira, 2012), belajar adalah suatu proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing kearah hasil-hasil yang diinginkan (dipertimbangkan). Belajar adalah penguasaan kebiasaan-kebiasaan (habitual), pengetahuan, dan sikap-sikap (learning is

an active proces that need to be stimulated and guided toward desirable outcome. Learning is the acquisition of habits, knowledge, and attitude).

Menurut Malvin H. Marx (dalam Prawira, 2012), belajar adalah perubahan yang dialami secara relatif abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu tingkah laku sebelumnya. Dalam hal ini, sering atau biasa disebut praktik atau latihan (learning is a relatively

(26)

enduring change in behavior which is a function of prior behavior, usually called pratice).

Menurut R.S. Chauhan (dalam Prawira, 2012), belajar adalah membawa perubahan-perubahan dalam tingkah laku dari organisme (learning means to bring changes in the behavior of the organism).

Menurut Gregory A. Kimble (dalam Prawira, 2012), belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam potensialitas tingkah laku yang terjadi pada seseorang atau individu sebagai suatu hasil latihan dengan praktek yang diperkuat (learning as a relatively permanent change in

behavioral potentiality that occurs as a result of reinforced practice).

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuntitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lainnya. Belajar menjadi hal yang pasti dilakukan oleh setiap manusia karena tanpa disadari bahwa sejak dalam kandungan pun proses belajar sudah berlangsung. Belajar memiliki suatu tujuan yang jelas, dengan adanya tujuan yang jelas seseorang dapat mengarahkan tahap belajar yang dilalui dan mencapai tujuan dari belajar. Belajar tidak hanya dengan hafalan saja, dimana hafalan akan tampak dalam bentuk kemampuan mengingat. Sebaliknya, belajar merupakan proses seseorang untuk lebih memperoleh hasil dalam menerapkan dan mengembangkan segala hal yang telah dipelajari. Dengan

(27)

belajar seseorang dapat beradaptasi dengan kehidupan dilingkungan sekitarnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu agar dari pengalaman yang didapatkan dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, Menurut Syah (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam.

a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau motif ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya biasa cenderung mengambil pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan

(28)

professional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.

B. Pengertian Metode Resitasi (Penugasan)

Setiap orang dalam hidupnya sehari-hari tak terlepas dari tugas-tugas yang seharusnya dikembangkan dalam kehidupan di sekolah sebagai persiapan memasuki dunia kerja yang penuh dengan berbagai tugas kelak. Sebab tugas yang diberikan adalah yang berhubungan dengan topik yang sedang dipelajari. 1. Pengertian metode resitasi

Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode resitasi yang terstruktur. Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukan bahwa: Metode resitasi terstruktur adalah cara mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.

Menurut Sudirman. N (dalam Sinar, 2018), pengertian metode penugasan/resitasi adalah penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Slameto (dalam Sinar, 2018) mengemukan: Metode resitasi terstruktur adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan

(29)

memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dalam rentan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi terstruktur adalah pemberian tugas kepada siswa diluar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan.

Metode resitasi terstruktur merupakan salah satu pilihan mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan diluar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar dikelas, pada akhir pada pertemuan atau akhir pertemuan dikelas. Pemberian tugas ini merupakan salah satu alternatif untuk lebih menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Tampaknya pemberian tugas kepada siswa untuk diselesaikan dirumah, dilaboratorium maupun diperpustakaan cocok dalam hal ini, karena dengan tugas ini akan merangsang siswa untuk melakukan latihan-latihan tau mengulangi materi yang baru didapat disekolah atau sekaligus mencoba ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya serta membiasakan diri siswa mengisi waktu luangnya di luar jam pelajaran. Dengan sendirinya telah berusaha memperdalam pemahaman serta pengertian tentang materi pelajaran.

Menurut Sri Anitah Wiryawan (dalam Sinar, 2018), adapun prosedur metode resitasi terstruktur yang perlu diperhatikan dalam penerapannya pada pengajaran antara lain; memperdalam pengertian siswa terhadap

(30)

pelajaran yang telah diterima, melatih siswa kearah belajar mandiri, dapat membagi waktu secara teratur, memanfaatkan waktu luang, melatih untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk meyelesaikan tugas dan memperkaya pengalaman di sekolah melalui kegiatan di luar kelas.

Menurut Sudirman (dalam Sinar, 2018) langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan metode resitasi terstruktur yaitu:

a. Tempat yang diberikan harus jelas.

b. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas.

c. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, agar siswa yang belum mampu memahami tugas itu berupaya untuk menyelesaikan.

d. Guru harus memberikan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar salah satu arah dalam mengerjakan tugas. e. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kekurangan

bergairah mengerjakan tugas. 2. Kelebihan metode resitasi

Kelebihan dari penggunaan metode resitasi (Sinar, 2018) adalah sebagai berikut:

1) Tugas lebih merangsang siswa untuk belajar lebih banyak, baik pada waktu dikelas maupun diluar kelas.

2) Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang diperlukan kehidupan kelak.

(31)

3) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.

4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.

5) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar yang dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

3. Kekurangan dari Metode Resitasi

Kekurangan dari metode resitasi (Sinar, 2018) yaitu sebagai berikut:

1) Siswa sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas sendiri atau dibantu orang lain.

2) Tidak mudak memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.

3) Jika tugas itu bersifat monoton, bisa membosankan bagi siswa.

Metode resitasi terstruktur mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam proses belajar mengajar. Adapun kelebihan metode resitasi terstruktur adalah siswa menjadi terbiasa mengisi waktu luangnya, memupuk rasa tanggung jawab, melatih anak berpikir kritis, tekun, giat, dan rajin. Sedangkan kelemahan metode resitasi terstruktur anatara lain: tidak jarang pekerjaan yang dirugaskan itu diselesaikan dengan cara meniru, karena perbedaan individual anak tugas diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa mudah menyelesaikan tugas itu dan apabila tugas

(32)

sering diberikan maka ketenangan mental pada siswa terpengaruh (Alipandie, 1984: 92).

C. Pengertian aktivitas belajar

Keaktifan adalah hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Keaktifan siswa dalam hal ini dapat dilihat dari kesungguhan mereka mengikuti pelajaran. Menurut Sardiman, keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah kegiatan siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam rangka pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Menurut Sudjana (2005:72) keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya. Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka, sedangkan topik yang paling teknis sekalipun selalu melibatkan belajar yang efektif.

Selain itu, penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dengan adanya turut serta dalam melaksanakan

(33)

tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan diri dan hasil-hasil yang diperoleh, melatih diri dalam pemecahan soal atau masalah yang sejenis, dan kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Aktivitas siswa merupakan unsur terpenting bagi keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi yang mengutamakan keaktifan siswa di kelas, dan kemandirian siswa dalam proses belajar. Keaktifan siswa dalam metode resitasi adalah tanggungjawab siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Dalam memberikan tugas yang baik, guru hendaklah memperhatikan dan menempuh langkah-langkah sebagai berikut (Sinar, 2018):

1. Materi tugas yang diberikan atau pekerjaan yang perlu diselesaikan oleh siswa harus jelas.

2. Tujuan tugas yang diberikan akan lebik baik apabiala dejelaskan kepada siswa.

3. Apabila tugas kelompok, sebaikanya ada ketua dan anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan agar ada yang bertanggung jawab.

(34)

D. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru. Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai setelah siswa menyelesaikan sejumlah materi pelajaran. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ideal meliputi ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2003: 213). Adapun prestasi merupakan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar adalah hasil seseorang setelah mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah mata pelajaran dan dibuktikan melalui tes yang berbentuk nilai hasil belajar.

Menurut Gagne, hasil belajar adalah hasil dari prose belajar mengajar yang dicapai siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan. Secara umum hasil belajar dapat dikategorikan meliputi: keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Dalam buku yang lain lebih lanjut Gagne (dalam Dahar, 2011) menguraikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh berdasarkan proses belajar meliputi:

1. Kecakapan untuk mengkomunikasikan pengetahuan secara verbal.

2. Kecakapan dalam bertindak melalui penilaian terhadap stimulus yang dikategorikan sebagai sikap.

3. Kecakapan membedakan dan memahami konsep, aturan serta memecahkan masalah yang dikategorikan sebagai keterampilan intelektual.

(35)

4. Kecakapan mengelola dan mengembangkan proses berfikir melalui pamahaman, analisis, dan sistematis yang dikategorikan sebagai keterampilan strategi kognitif.

5. Kecakapan yang diperlihatkan secara cepat dan lancer melalui gerakan anggota tubuh yang dikategorikan sebagai keterampilan motorik.

Sementara itu Bloom mengklasifikasikan kategori hasil belajar kedalam tiga macam yang disebut domain yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Domain kognitif adalah segala kecakapan yang berkenaan dengan pikiran manusia. Kemudian domain afektif adalah kecakapan yang ada hubungannya dengan perasaan manusia, menyangkut nilai, sikap, estetika dan sebagainya. Dan domain psikomotorik adalah kemampuan-kemampuan yang tampak, karena sangat berkaitan dengan gerakan yang bersumber pada keterampilan, gerakan otot maupun tubuh manusia.

E. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel

1. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)

Sistem persamaan linear tiga variabel adalah dua atau lebih PLTV yang disajikan secara bersamaan yang merupakan satu kesatuan.

Bentuk umum Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan tiga variabel dan adalah

{

Dengan dan tidak semua nol untuk i = (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

(36)

2. Ciri–Ciri SPLTV

Suatu persamaan dikatakan sistem persamaan linear tiga variabel apabila memiliki karakteristik sebagai berikut (Marwanta, dkk. 2013).

a. Menggunakan relasi tanda sama dengan b. Memiliki tiga variabel

c. Ketiga variabel tersebut memiliki derajat satu (berpangkat satu)

3. Hal–Hal yang Berhubungan dengan SPLTV

Terdapat tiga komponen atau unsur yang selalu berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel, yakni: suku, variabel, koefisien dan konstanta. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing komponen SPLTV tersebut (Marwanta, dkk. 2013).

a. Suku

Suku adalah bagian dari suatu bentuk aljabar yang terdiri dari variabel, koefisien dan konstanta. Setiap suku dipisahkan dengan tanda baca penjumlahan ataupun pengurangan.

b. Variabel

Variabel adalah peubah atau pengganti suatu bilangan yang biasanya dilambangkan dengan huruf seperti x, y dan z.

c. Koefisien

Koefisien adalah suatu bilangan yang menyatakan banyaknya suatu jumlah variabel yang sejenis. Koefisien disebut juga dengan bilangan yang ada di depan variabel, karena penulisan sebuah persamaan koefisien berada di depan variabel.

(37)

d. Suku tetap

Suku tetap adalah bilangan yang tidak diikuti dengan variabel, sehingga nilainya tetap atau konstan untuk berapapun nilai variabel atau peubahnya.

Cara menentukan himpunan penyelesaian SPLTV adalah sebagai berikut: a. Metode Eliminasi (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLTV:

{

dengan metode eliminasi!

Penyelesaian:

Eliminasi dari dan

Eliminasi dari dan

(38)

Eliminasi dari dan

Eliminasi dari 4) dan 5)

Eliminasi dari dan

Eliminasi dari dan

(39)

Eliminasi dari dan Jadi, HP b. Metode Subtitusi

Metode ini dapat dilakukan dengan cara mengubah salah satu variabel menjadi fungsi terhadap variabel lainnya pada salah persamaan dan variabel yang sudah menjadi fungsi disubstitusikan ke persamaan lainnya (dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLTV:

{

Dengan metode substitusi! Penyelesaian:

Dari persamaan diperoleh:

Dari persamaan substitusikan ke persamaan (1)

(40)

Dari persamaan substitusikan ke persamaan

Dari persamaan substitusikan ke persamaan (6)

Nilai substitusikan ke persamaan

Nilai dan substitusikan ke persamaan

(41)

c. Metode Gabungan Eliminasi dan Subtitusi

Metode ini dilakukan dengan cara mengeliminasi salah satu variabel kemudian dilanjutkan dengan mensubstitusikan hasil dari eliminasi tersebut (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Contoh:

Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLTV:

{

dengan metode gabungan eliminasi dan

substitusi! Penyelesaian:

Eliminasi persamaan (1) dan persamaan (2)

Eliminasi z dari 1) dan 3)

Eliminasi y dari 4) dan 5)

(42)

Nilai substitusikan ke

Nilai = 3 dan = substitusikan ke (1) diperoleh . Jadi, HP = F. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema, masalah penelitian dan didasarkan pada landasan teoritis. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode resitasi. Oleh karena itu, diperlukan kerangka berpikir yang sesuai dengan landasan teori

(43)

pada penelitian ini agar penelitian yang nanti akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan berdampak pada aktivitas dan keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar. Salah satu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah tercapainya hasil yang baik. Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Belimbing di latar belakangi oleh beberapa masalah yaitu diantaranya: 1) Hampir semua memiliki semangat yang rendah ketika mengikuti pelajaran dan malas untuk mengerjakan tugas rumah, 2) Berdasarkan hasil belajar siswa sebelumnya di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing masih banyak tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan yaitu dengan nilai minimal 75.

Permasalahan-permasalahan di atas dapat diatasi dengan adanya inovasi metode pembelajaran yang digunakan yan dapat diterapkan oleh guru selama proses pembelajaran. Metode resitasi cukup efektif untuk digunakan oleh guru supaya siswa dapat berpikir kritis, aktif, dan terlatih dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Dengan penggunaan metode pembelajaran ini diharapkan mampu mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, kondusif, dan menyenangkan bagi siswa. Metode resitasi dalam pembelajaran diterapkan kepada siswa supaya dapat mewujudkan proses pembelajaran yang meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

(44)

Berikut adalah bagan kerangka berpikir yang dibuat:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Kondisi

awal

1. Aktivitas siswa memiliki semangat yang rendah ketika mengikuti pelajaran matematika dan malas untuk mengerjakan tugas rumah.

2. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif digunakan

siswa tidak dapat memahami dengan baik materi yang ingin disampaikan oleh guru

Tindakan

1. Pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi

2. Kegiatan pembelajaran dibuat lebih interaktif

Kondisi Akhir

Melalui metode resitasi yang diterapkan kepada siswa dapat memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

(45)

31 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mencobakan suatu metode pembelajaran. Penelitian kuantitatif adalah sebuah metode yang memfokuskan pada pemahaman fenomena sosial dari sudut pandang partisipan secara deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Satu kelas yang hendak diteliti adalah kelas X SMA Negeri 2 Belimbing. Pada penelitian ini akan dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode resitasi, kemudian diakukan pengukuran berupa tes akhir kepada siswa untuk mengetahui hasil dari metode pembelejaran perlakuan tersebut.

B. Waktu dan Tempat 1. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2018 s.d 4 Agustus 2018 semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.

2. Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Belimbing, Kalimantan Barat.

C. Subyek dan Objek Penelitian

(46)

dapat ditentukan subyek dan objek penelitian ini. Subyek pada penelitaian ini adalah siswa di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 24 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Belimbing tahun ajaran 2018/2019.

D. Bentuk Data

Data dalam penelitian berupa bentuk data kuantitatif. Bentuk data kuantitatif berupa angket aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Bentuk data kuantitatif sebagai berikut.

1) Data aktivitas siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dari pengisian obeservasi kegiatan yang dilakukan oleh observer/pengamat terhadap aktivitas dan perilaku siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode resitasi.

2) Data hasil belajar siswa

Data ini berupa nilai dari hasil belajar siswa sebelum pembelajaran matematika dengan menggunakan nilai dari hasil belajar siswa setelah pembelajaran matematika berlangsung, dengan menggunakan tes akhir. Data yang diambil untuk hasil penelitian dilihat dari hasil akhir.

E. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

(47)

mengadakan pemgamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam observasi observasi partisipan dan observasi sistematik. Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh pangamat, dalam hal ini pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki. Sedangkan observasi sistematik adalah observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Jenis teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi sistematik karena pengamat yang dilakukan terhadap objek langsung di tempat kejadian. Untuk lembar observasi aktivitas siswa disajikan dalam table 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Lembar Aktivitas Siswa

No Nama A B C D Rata-rata 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 Keterangan:

- Jika tidak memenuhi rubric, kosongkan kolom (kolo tidak dicentang,

berarti nilainya dihitung nol)!

(48)

Aspek yang dinilai:

A = Kesiapan mengikuti pelajaran. C = Keaktifan bertanya. B = Menyimak penjelasan guru. D = Merespon tugas. 2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat penelitian agar diperoleh gambaran secara konkret mengenai aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar, serta data dan dokumen-dokumen lain seperti RPP, tes hasil belajar, dan penugasan.

3. Tes Hasil Belajar

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Tes yang digunakan oleh peneliti untuk menilai hasil belajar siswa adalah tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis ini bertujuan ntuk mengukur nilai dan mengukur hasil belajar siswa terhadap materi sistem persamaan linear tiga variabel.

Dalam penelitian ini metode pengukuran ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa adalah dengan membeikan tes tertulis yang berbentuk uraian (essay). Tes akhir diberikan kepada siswa setelah peneliti melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode resitasi untuk materi sistem persamaan linear tiga variabel. Bentuk soal yang diberikan adalah berbetuk uraian (essay). Isi dari tes akhir adalah materi yang berkaitan dengan menentukan model matematika dari soal cerita dan

(49)

menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel. Tes ini akan dikerjakan oleh setiap siswa secara mandiri.

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua macam intrumen yaitu instrumen pembelajaran dan instrument penelitian.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan standard kompetensi, kompetensi dasar, indicator pencapaian dan metode resitasi yang digunakan pada pebelajaran.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti yaitu: 1) Instrumen tes hasil belajar siswa

Instrumen hasil belajar berbentuk soal tes tertulis yang akan berupa soal essay. Tes akhir dikerjakan oleh setiap siswa secara mandiri.

2) Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi digunakan oleh observer untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode resitasi. Aspek-aspek aktivitas siswa yang diamati dalam observasi ini adalah:

(50)

Indikator yang diperhatikan dalam kesiapan mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut:

 Menyiapkan alat tulis  Membawa buku paket 2. Menyimak penjelasan guru

Indikator yang diperhatikan dalam menyimak penjelasan guru adalah sebagai berikut:

 Memperhatikan penjelasan guru

 Mencatat materi yang disajikan oleh guru  Menjawab pertanyaan dari guru

3. Keaktifan bertanya

Indikator yang diperhatikan dalam keaktifan bertanya adalah sebagai berikut:

 0 adalah tidak mengajukan pertanyaan  1 adalah mengajukan satu pertanyaan  2 adalah mengajukan dua pertanyaan  3 adalah mengajukan tiga pertanyaan

 4 adalah mengajukan kurang lebih empat pertanyaan 4. Merespon tugas

Indikator yang diperhatikan dalam merespon tugas adalah sebagai berikut:

 Memahami soal

(51)

 Mengerjakan soal latihan

 Mendengarkan penjelasan guru atau teman tentang pembahasan contoh soal dan latihan soal.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

Data observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa yang menerapkan metode resitasi atau penugasan dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh 2 rekan mahasiswa yang bertindak sebagai observer selama proses pembelajaran berlangsung di kelas X SMA Negeri 2 tahun ajaran 2018/2019 pada materi sistem persamaan linear tiga variabel. Setiap item pada lembar observasi aktivitas siswa memiliki 4 alternatif jawaban yaitu “A”, “B”, “C”, dan “D” dengan skala 1 sampai 4. Pada setiap pertemuan observer akan melakukan observasi untuk setiap anak selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi yang berlangsung di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing, Kalimantan Barat. Analisis data observasi aktivitas siswa dengan metode resitasi untuk materi sistem persamaan linear tiga variabel dilakukan dengan menghitung persentase tingkat aktivitas siswa untuk setiap pertemuan. Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dianalisis dengan rumus (Trianto, 2010:243)

(52)

Nilai persen yang dicari

∑ Banyak siswa melakukan aktivitas ∑ Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Siswa Aktivitas(%) Kriteria 76-100 Sangat Baik 51-75 Baik 26-50 Cukup Baik Kurang Baik Sumber: Trianto(2010: 243) 2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Analisis hasil belajar siswa adalah berdasarkan nilai dari hasil

post-test yang telah diperoleh siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditetapkan sekolah atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam proses belajar dengan menggunakan metode resitasi/ penugasan.

G. Prosedur Penelitian 1) Tahap Persiapan

Berikut kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan yaitu:

a. Datang ke sekolah untuk menemui kepala sekolah dan guru bidang studi matematika kelas X di SMA Negeri 2 Belimbing, untuk meminta izin melakukan penelitian.

(53)

b. Membuat surat izin penelitian disekretariat JPMIPA yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Belimbing dan surat izin diserahkan ke sekolah.

c. Membuat instrumen pembelajaran, instrumen penelitian, lembar observasi aktivitas siswa.

2) Tahap Pelaksanaan

Berikut kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap pelaksanaan yaitu: a. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi untuk

materi sistem persamaan linear tiga variabel.

b. Memberikan tes akhir setelah peneliti selesai mengajar deng menggunakan metode resitasi.

3) Tahap Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap analisis data adalah mengumpulkan, mengurutkan, dan menghitung nilai tes akhir.

4) Tahap Penarikan Kesimpulan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap penarikan kesimpulan adalah menarik kesimpulan dari analisis data yang dilakukan dan mengaitkannya dengan rumusan masalah yang sudah ada.

(54)

40 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing, Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2018 sampai 4 Agustus 2018. Lokasi sekolah ini berada disalah satu desa kecil yaitu desa Belonsat kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi. Siswa yang akan diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Belimbing. Jumlah siswa di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing adalah 25 siswa yakni siswa laki-laki 11 dan 14 siswa perempuan. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dalam pembelajaran pada materi sistem persamaan linear tiga variabel.

Penelitian ini diadakan sebanyak 3 kali pertemuan, sudah termasuk untuk pemberian tes awal dan tes akhir. Pada setiap pertemuan peneliti dibantu oleh dua rekan mahasiswa yang berperan sebagai pengamat selama proses pembelajaran dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini. Berikut akan dipaparkan secara garis besar mengenai pelaksanaan penelitian dalam pembelajaran pada materi sistem persamaan linear tiga variabel dengan menerapkan metode resitasi.

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu, 28 Juli 2018 pada jam pelajaran ke empat sampai jam pelajaran ke lima. Pada pertemuan pertama, pokok materi yang dibahas adalah mengenai KD 3.3, Menyusun

(55)

sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstul dengan metode resitasi.

Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru memberikan salam pembuka kepada siswa dan menanyakan kabar. Kemudian guru juga mengabsen kehadiran siswa. Untuk pertemuan pertama semua siswa hadir berjumlah 25 orang. Kemudian guru menyampaikan pokok bahasan yang akan dibahas pada saat itu yaitu mengenai sistem persamaan linear tiga variabel. Guru juga menjelaskan bahwa dalam setiap pertemuan siswa akan mendapatkan tugas yang dikerjakan dirumah.

Tahap Inti

Guru melakukan kegiatan tanya jawab apa yang siswa ketahui mengenai sistem persamaan linear tiga variabel. Kemudian ada salah satu siswa mengangkat tangan untuk menjawab. Guru menyampaikan penjelasan mengenai sistem persamaan linear tiga variabel dan metode apa saja yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sistem persamaan linear tiga variabel. Siswa tampak serius mendengarkan penjelasan yang diberikan dan siswa sesekali bertanya apabila ada penjelasan yang masih kurang dipahami. Selain itu mengajak siswa berdiskusi bersama mengenai contoh soal yang diberikan. Siswa tampak berperan aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung bahkan ada yang maju untuk mengerjakan contoh soal yang ada.

(56)

Penutup

Guru mengajak siswa merangkum apa saja yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama. Kemudian guru memberikan 2 soal untuk dikerjakan di rumah dan menyampaikan bahwa soal tersebut akan dikumpulkan dan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru juga menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalah pada sistem persamaan linear tiga variabel. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan ucapan salam penutup.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 31 Agustus 2018 pada jam pelajaran ke empat sampai jam pelajaran ke lima. Pada pertemuan kedua, pokok materi yang dibahas adalah mengenai KD 4.3 Menyelesaikan masalah kontekstul yang berkaitan pada sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode resitasi. Berikut uraian kegiatan pada pertemuan kedua secara garis besar.

Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru memberikan salam pembuka kepada siswa dan menanyakan kabar. Kemudian guru juga mengabsen kehadiran siswa. Untuk pertemuan kedua semua siswa hadir berjumlah 25 orang. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas satu nomor dari

(57)

tugas yang menurut siswa cukup sulit. Kemudian guru menyampaikan pokok bahasan yang akan dibahas pada saat itu yaitu mengenai menyelesaikan masalah nyata yang berhubungan dengan sistem persamaan linear tiga variabel.

Tahap Inti

Guru menjelaskan metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan memberikan contoh soal pada setiap metode penyelesaian. Guru juga sesekali meminta siswa untuk mengerjakan soal yang dijadikan contoh kemudian mengerjakan ke depan dan menjelaskan hasil pekerjaannya kepada siswa lain. Kemudian guru melihat hasil pekerjaan siswa dan memperbaiki apabila ada kesalahan. Guru juga memberikan penjelasan uang bagi siswa yang kurang paham. Guru menjelaskan secara pertahap karena siswa masih memiliki kekeliruan dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Selain itu, siswa juga dapat berdiskusi satu sama lain dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Penutup

Guru mengajak siswa merangkum apa saja yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama. Kemudian guru memberikan 2 soal untuk dikerjakan di rumah dan menyampaikan bahwa soal tersebut akan dikumpulkan dan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru juga menginformasikan akan diadakan ulangan harian mengenai materi sistem persamaan linear tiga variabel. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan ucapan salam penutup.

(58)

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 4 Agustus 2018 pada jam pelajaran ke empat sampai jam pelajaran ke lima. Pada pertemuan ketiga, dilaksanakan tes akhir siswa diberikan waktu 90 menit untuk mengerjakan soal tes akhir yang terdiri dari 4 butir soal. Tes akhir ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mempelajari materi sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode resitasi.

Sebelum guru membagikan soal tes akhir, guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya dan mengatur tempat duduk supaya ada jarak antar siswa. Setelah itu, siswa tampak siap untuk tes akhir, barulah guru mebagika lembar soal tes dan menjelaskan petunjuk pengerjaan tes akhir.

Siswa tampak serius dan mengerjakan soal tes akhir secara mandiri. Namun ada beberapa siswa yang berdiskusi dengan teman dan guru langsung mendekati siswa tersebut dan menegurnya. Dan siswa kembali mengerjakan soal tes akhir. Beberapa menit terakhir guru menyampaikan bahwa apabila sudah selesai mengerjakan soal tes akhir, bisa memeriksa kembali dan jawaban yang sudah dituliskan kemudian bisa dikumpulkan ke depan kelas.

B. Hasil Penelitian

1. Data Observasi Aktivitas Siswa

(59)

yang menerapakan metode resitasi di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing Kalimantan Barat. Observasi aktivitas siswa dengan metode resitasi dilakukan oleh 2 observer selama proses pembelajaran berlangsung di kelas X semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 SMA Negeri 2 Belimbing Kalimantan Barat pada materi sistem persamaan linear tiga variabel.

Observasi aktivitas siswa dilakukan sebanyak dua kali yaitu pertemuan pertama hari sabtu, 28 Juli 2018 dan pertemuan kedua hari Selasa, 31 Agustus 2018. Adapun berikut ini merupakan data hasil observasi aktivitas siswa untuk setiap pertemuan.

Tabel 4.1 Data Observasi Aktivitas siswa Pertemuan

ke Aspek Jumlah Siswa Persentase Kriteria

1 A 25 100% Sangat baik B 25 100% Sangat baik C 5 20% kurang baik D 24 96% Sangat baik 2 A 25 100% Sangat baik B 25 100% Sangat baik C 5 20% kurang baik D 25 100% Sangat baik

Berdasarkan data diatas dipeorleh data observasi aktivitas siswa dari 2

observer disetiap pertemuan. Pada pertemuan pertama, data yang diperoleh

kedua observer dengan mengamati 25 siswa melihat empat aspek yang ada adalah aspek pertama kesiapan siswa mengikuti pelajaran mencapai 100% dengan kriteria sangat baik, seluruh siswa siap mengikuti pelajaran mulai dari menyiapkan/membawa bulpen /pensil, menyiapkan/ membawa buku catatan dan membawa buku paket. Aspek kedua, menyimak penjelasan guru

(60)

dari 25 siswa mencapai 100% dengan kriteria sangat baik karena siswa memperhatikan penjelasan guru, mencatat materi yang disajikan oleh guru, dan menjawab pertanyaan dari guru Kemudian untuk aspek ketiga berkaitan dengan keaktifan siswa bertanya saat pembelajaran memperoleh persentase 20% yang termasuk kriteria kurang baik karena tidak banyak siswa yang mau bertanya karena takut. Terakhir aspek keempat siswa merespon tugas mencapai 96% masuk dalam kriteria sangat baik karena ada 1 siswa yang tidak merespon tugas yang diberikan. Sedangkan untuk pertemuan kedua hasil yang diperoleh dari kedua observer tidak jauh berbeda dari pertemuan yang pertama hanya bedanya untuk aspek yang keempat pada pertemuan kedua semua siswa merespon tugas dengan sangat baik. Namun dari hasil yang diperoleh dari pengamatan kedua observer dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua siswa masih kurang aktif untuk bertanya tetapi untuk aspek yang lain siswa dapat berperan aktif dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi (Penugasan). 1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diambil dari skor tes/ujian. Berikut ini disajikan data hasil tes akhir di kelas X SMA saat penyampaian materi. Negeri 2 Belimbing Kalimantan Barat yang terdiri dari 25 siswa. Data hasil tes akhir digunakan sebagai dasar analisis data dalam penelitian ini. Adapun setiap siswa di kelas X SMA Negeri 2 Belimbing Kalimantan Barat dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai tidak kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu .

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka BerpikirKondisi
Tabel 3.1 Lembar Aktivitas Siswa
Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Siswa  Aktivitas(%)  Kriteria  76-100  Sangat Baik  51-75  Baik  26-50  Cukup Baik        Kurang Baik  Sumber: Trianto(2010: 243)  2
Tabel 4.1 Data Observasi Aktivitas siswa  Pertemuan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh dosen pengajar program studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, terima kasih atas bekal ilmu selama perkuliahan dan semua bantuan yang

[2] Berisikan kode Kementerian Negara/Lembaga diikuti dengan uraian nama Kementerian Negara/Lembaga. [3] Berisikan kode Unit Organisasi diikuti dengan uraian Unit

TEMA INI DITETAPKAN SEDEMIKIAN OLEH PERTUBUHAN KASTAM SEDUNIA, ATAU WCO, UNTUK MENGGALAK PENTADBIRAN KASTAM DI NEGARA-NEGARA AHLINYA AGAR MENGGUNA PAKAI TEKNOLOGI

Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama: Praktek pengobatan supranatural di YPS Serang lebih bersifat fisik dengan melakukan gerakan pijatan terhadap pasiennya secara

Dalam penulisan ini, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapakan oleh perusahaan yang selanjutnya akan di bandingkan dengan metode full

Namun untuk sistem pengaturan dengan umpan balik kecepatan, hal ini tidak terjadi karena kecepatan yang dihasilkan motor akan diumpanbalikkan dalam bentuk sinyal

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

Gugatan perwakilan kelompok (class action) adalah suatu tata cara pengajuan gugatan, dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan