• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

V - 1 | P a g e BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Pekerjaan Galian

Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi yang direncanakan.

Pada setiap pekerjaan galian, tempat galian harus diusahakan dalam keadaan kering (tidak air tergenang) apapun keadaan cuacanya. Oleh karena itu, sebelum penggalian dilakukan, perlu dilakukan proses dewatering.

(2)

V - 2 | P a g e Banyak resiko yang akan dihadapi jika terjadi kesalahan galian tanah pondasi / basement misalnya :

- Galian tanah yang tidak sesuai dengan posisi dan ukurannya akan mempengaruhi proses konstruksi berikutnya, dimana penempatan / titik-titik pondasi yang salah akan mempengaruhi posisi kolom.

- Bila elevasi galian tidak sesuai, misalnya terlampau dalam atau terlampau rendah berpengaruh terhadap kekuatan daya dukung berdasarkan hasil pengujian tanah.

- Bila posisi terlalu jauh dari rencana, bisa mengakibatkan pengulangan galian yang menimbulkan kerugian waktu dan biaya.

- Pekerjaan galian tanah mengandung resiko longsoran dan reruntuhan.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan pekerjaan galian pondasi / basement :

- Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian pada saat pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap orang berhati-hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian pondasi / basement.

- Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.

(3)

V - 3 | P a g e - Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan

tanah supaya tetap tersedia lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan pelaksana memeriksa sistem penumpukan tanah galian pondasi / basement dan memastikan sistem penumpukan tersebut tidak menghambat proses pengecoran.

- Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi dan elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar). Pelaksana harus membuat papan bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya tidak menganggu pekerjaan galian.

(4)

V - 4 | P a g e - Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan

penumpukan tanah. Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi / basement.

- Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara, disediakan buat pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian.

- Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan tanah besar maka sisi galian miring .

- Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran / runtuhan tanah cukup besar. Karena itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar dari ukuran dimensi tapak. Lakukan penambahan cerucuk sebagai turap. Tujuannya supaya tekanan lumpur akan berkurang ke bekisting.

- Untuk galian pondasi / basement kedalaman lebih dari 1 m dimana jenis tanah adalah tanah runtuhan, pengawas memerintahkan pelaksana segera melakukan pemasangan struktur penahan tanah (turap).

(5)

V - 5 | P a g e - Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka

kontraktor harus menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila galian menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.

- Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan pekerja yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang membuang tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini untuk menghindari longsoran dimana tanah galian masuk kembali ke dalam.

- Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan kembali ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar rencana.

- Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan siap dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.

(6)

V - 6 | P a g e Gambar 5.3. --- Pekerjaan Galian Proyek Satrio Square Office Tower

5.2. Pekerjaan Instalasi Ground Anchor

Ground anchor merupakan salah satu sistem penting dalam pekerjaan geotechnical engineering. Pada umumnya ground anchor dalam pengerjaannya, selalu berhubungan dengan sistem geotechnical engineering lainnya seperti retaining wall, cofferdams, basement structures, pile load tests, tunnels, jetties, mooring dolphins dan transmission towers.

Pemilihan ground anchor sebagai salah satu sistem pendukung yang digunakan pada retaining wall pada pengerjaannya biasanya selalu berhubungan dengan keterbatasan ruang di belakang retaining wall itu sendiri yang digunakan untuk mengakomodisi jumlah dan panjang steel strand yang dibutuhkan. Steel strand yang digunakan biasanya panjang,

(7)

V - 7 | P a g e hal tersebut agar dapat mengikat tanah sehingga mampu menahan beban terhitung yang bekerja pada retaining wall.

Gambar 5.4. --- Pekerjaan Instalasi Ground Anchor Proyek Satrio Square Office Tower

Lokasi proyek dimana pengerjaan ground anchor ini dilaksanakan merupakan daerah yang padat sehingga keberadaan pengerjaan ground anchor sendiri jika proyek telah selesai dapat menimbulkan masalah baru jika terdapat pembangunan proyek lain di sekitar pada masa depan. Hal ini menimbulkan batasan dalam penggunaan ground anchor untuk suatu proyek jika terdapat pembangunan proyek lain di sekitar pada masa depan. Maka dari itu pemilihan penggunaan ground anchor dengan tujuan masa layan sementara selama masa pengerjaan proyek pun dipilih. Removeable ground anchor merupakan solusi pengerjaan ground anchor yang tepat

(8)

V - 8 | P a g e untuk daerah yang padat dan masih akan mengalami pembangunan di masa depan.

1. Temporary ground anchor

Temporary ground anchor merupakan ground anchor yang didesain untuk jangka waktu tertentu dalam pengerjaan sebuah proyek. Temporary ground anchor didesain untuk dapat diangkat kembali jika masa layannya sudah habis. Temporary ground anchor umumnya memerlukan perencanaan yang sangat hati-hati karena jika terjadi kerusakan akan membawa resiko yang sangat besar. Banyak metode yang telah dicoba untuk membuat sebuah ground anchor dapat bertahan mendukung beban yang ditanggung selama masa layannya dan dapat dengan mudah diangakat kembali jika masa layannya sudah habis. Di akhir tahun 80-an metode seperti dummy strand, explosive, water jet dan coupling banyak digunakan, tetapi pengangkatan keseluruhan setelah ground anchor habis masa layannya tidak tercapai dengan baik. Sebuah metode yang disebut dengan U-turn system diperkenalkan di Singapura pada tahun 1992. Pengangkatan dipengaruhi oleh pelepasan ujung dari ground anchor dan menarik strand yang menancap.

Metode yang sudah mulai digunakan pada beberapa proyek ini cukup sukses dalam mengangkat steel strand pada ground anchor dengan hasil yang cukup baik. Hal yang kurang pada sistem ini dalah kapasitas beban yang pada anchor ini cukup rendah dan terbatas pada

(9)

V - 9 | P a g e 800 kN. Karena hampir seluruh usaha yang dilakukan hanya terfokus pada removeabilitas sebuah ground anchor, maka kemampuan kapasitas menahan beban dari ground anchor tersebut agak kurang mendapat perhatian. Para engineer yang ada akhirnya menerima batas kapasitas dari metode tersebut dan mendesain anchor berdasarkan ketentuan kapasitas tersebut.

Pada akhir tahun 90-an, U-turn system sudah digunakan dalam proyek konstruksi untuk MRT system, NorthEast Line project. Ground anchor dengan working load sampai 800kN diusulkan. Pada proyek ini, ground anchor didesain berdasarkan prosedur test yang ketat. Hasil yang didapat tidak memuaskan. Rata-rata kegagalan dari anchor sangat tinggi jika didasarkan pada test kelayakan menurut British Standart (BS8081, 1989).

Setelah meninjau sistem, engineer mengetahui bahwa ada banyak kekurangan pada U-turn system. Kemampuan dari bagian yang menahan sulit untuk dicapai dan membatasi kapasitas dari anchor tersebut. Kekurangan lainnya adalah pembengkokkan yang terjadi pada ujung. Pembengkokkan yang terjadi mempengaruhi kekuatan dari strand pada ground anchor. Hal lainnya adalah prosedur test pada U-turn system sangat rumit karena setiap pasangan strand mempunyai panjang yang berbeda. Sehingga pada beban sama yang diberikan, pemuluran yang terjadi akan berbeda - beda. Selama pengetesan, setiap pasangan harus diikat berurutan untuk mendapatkan beban yang seragam.

(10)

V - 10 | P a g e Sebuah sistem yang disebut KJS differential pooling head system digunakan untuk mengatasi perbedaan pemuluran dari strand - strand tersebut tetapi hasil yang didapat tidak terlalu sukses. Maka pada pengembangan selanjutnya dilakukan pengembangan untuk suatu system dimana ground anchor mempunyai kapasitas yang baik dan juga mudah dilepas kembali jika masa layannya sudah selesai, sistem yang sekarang dikenal dengan nama SBMA system (Single Bored Multiple Anchor).

Gambar 5.5. --- Pekerjaan Instalasi Ground Anchor Proyek Satrio Square Office Tower

(11)

V - 11 | P a g e 2. SBMA System

Sistem ground anchor terbaru yang diperkenalkan adalah Single Bored Multiple Anchor. Inti dari sistem ini adalah konsep yang diberikan menganggap setiap pasang dari strand sebagai individual unit pada anchor. Setiap SBMA, terdiri dari beberapa unit anchor, dimana setiap unit terdiri dari sepasang strand dan ditarik secara individual dan ditancapkan ke dalam tanah sepanjang panjang dari anchor melalui lubang bor. Sistem ini mengizinkan setiap unit untuk menggunakan grouting (pengisian fixed length pada anchor oleh bahan campuran semen sebagai penahan) untuk pengikat sepanjang ikatan dari beberap unit fixed length pada anchor. Setiap unit dari fixed length didesain didasarkan terhadap skin friksi (gesekan/ friksi lapisan) yang terdapat di lokasi pengeboran.

3. Anchor Strands

Setiap unit anchor terdiri atas strand - strand yang dipilih dan terbungkus menjadi satu kesatuan. Perangkaian strand - strand menjadi satu kesatuan mempertinggi kemampuan removeabilitas dari anchor jika masa layan anchor telah habis dan anchor tidak lagi dibutuhkan.

4. Anchor Holding Piece

Anchor holding piece terdiri dari sebuah batang yang melekat kepada sebuah circular head yang menahan strand - strand. Circular

(12)

V - 12 | P a g e head berbentuk bundar dan memiliki radius yang dapat dimodifikasi radiusnya sesuai dengan bentuk dan ukuran strand yang berbeda. Karena perbedaan radius inilah, maka pada pelaksanaannya dalam menentukan faktor reduksi untuk setiap radius dilakukan test. Bagian kait yang mencegah slip pada bagian sisi dari strand pada circular head terdetailkan secara lebih baik daripada bentuk pada system U-turn. Batang yang ada menyalurkan beban dari strand dan mendistribusikannya ke bagian yang dilakukan proses grouting melalui gaya geser dan gaya tekan yang terjadi. Salah satu keuntungan dari sistem ini adalah bahwa panjang dari batang dapat dengan mudah divariasikan sesuai dengan kebutuhan. Tidak seperti sistem sebelumnya, perbedaan tipe dari material dapat diadopsi. Di area dimana ground anchor perlu untuk digunakan pada rute terowongan di masa depan, material fiberglass pun dapat digunakan.

5. Anchor Stressing System

Sebagai suatu sistem yang digunakan, pasti terdapat ancaman-ancaman pada setiap pasang strand sebagai suatu individual anchor, sehingga digunakan berbagai test pada ground anchor tersebut. Setiap unit dari anchor di test dengan sebuah hydraulic centerhole jack. Metode ini menyederhanakan pendekatan test rumit yang diadopsi pada metode U-turn untuk menjamin penggunakan beban yang sama pada setiap strand. Pemuluran pada setiap unit pada anchor dapat

(13)

V - 13 | P a g e dipantau secara terpisah. Metode ini menjamin distribusi beban yang sama pada setiap strand yang memiliki perbedaan panjang.

Gambar 5.6. --- Pekerjaan Instalasi Ground Anchor Proyek Satrio Square Office Tower

(14)

V - 14 | P a g e 5.3. Pekerjaan Pemotongan Pile Head

Pekerjaan Pemotongan Pile Head merupakan pekerjaan memotong bored pile sampai pada ketinggian tertentu yang telah direncakan sebelumnya. Pekerjaan Pemotongan Pile Head ini dilakukan untuk membuat pondasi rakit. Pertama – tama harus ditentukan terlebih dahulu tinggi tulangan yang diinginkan, kemudian kulit beton dikelupas hingga terlihat tulangannya, lalu tulangan tersebut dipotong menggunakan mesin las. Setelah itu kemudian bored pile yang sudah tidak terikat itu di dorong menggunakan excavator dan kemudian dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan.

Gambar 5.7. --- Pekerjaan Pemotongan Pile Head Proyek Satrio Square Office Tower

(15)

V - 15 | P a g e Gambar 5.8. --- Pekerjaan Pemotongan Pile Head

Proyek Satrio Square Office Tower

Gambar 5.9. --- Pekerjaan Pemotongan Pile Head Proyek Satrio Square Office Tower

Gambar

Gambar 5.1. --- Pekerjaan Galian Proyek Satrio Square Office Tower
Gambar 5.2. --- Pekerjaan Galian Proyek Satrio Square Office Tower
Gambar 5.4. --- Pekerjaan Instalasi Ground Anchor   Proyek Satrio Square Office Tower
Gambar 5.5. --- Pekerjaan Instalasi Ground Anchor   Proyek Satrio Square Office Tower
+4

Referensi

Dokumen terkait

2.1. Mekanisme pengujian CBR di laboratorium ... Limbah kaleng minuman yang digunakan untuk stabilisasi tanah ... Diagram alir penelitian ... Pengambilan sampel tanah ... Limbah

Tersusunnya Rencana Induk Penelitian (RIP) LPPM Universitas Almuslim tidak saja menjadi arahan yang jelas dalam pelaksanaan penelitian dengan hasil yang lebih terukur

Kebutuhan sarana membawa bahan makanan untuk lansia dengan posisi genggaman telapak tangan lebih menjangkau dan mencakup benda yang dibawa, agar lansia dapat dengan mudah

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Dengan mempelajari mata kulah ini, mahasiswa mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu fokus dalam penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai dan pemberian