• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

(Studi Kasus di Kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai)

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

JULIUS NGAIRE SAKELETUK NIM. 07030149

Pembimbing I Pembimbing II

Yeni Erita, M.Pd Erna Juita, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2013

(2)

PUBLIC PERCEPTIONS ON THE CONSERVATION OF NATURAL RESOURCES AND ECOSYSTEMS

(Case Study In Central Park District Of South Siberut Mentawai Islands)

Oleh :

Julius Ngaire Sakeletuk *Yeni Erita**Erna Juita** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The research was motivated by the illegal loggers, rampant poaching primates endemic National Park of Siberut in Siberut Selatan District, and wildlife trade is done by people who were around the National Park of Siberut in Siberut Selatan District. This study aims to obtain data, information and an overview of public perception on the Conservation of Natural Resources and Ecosystems in Central Park District of South Siberut Siberut Mentawai Islands regency views of: 1) the implementation of the conservation of natural resources and ecosystems, 2) efforts to preserve heritage conservation of natural resources and ecosystems for future generations, and 3) barriers that prevent the implementation of the conservation of natural resources and ecosystems in National Park of Siberut in Siberut Selatan District.

This research is a descriptive study. The population in this study were all heads of families residing in the District of South Siberut Mentawai Islands regency. Based on recent data the population of 1500 inhabitants with 800 families (KK). The research sample was taken with a proportional random sampling method with the proportion of 10% that the sample in this study amounted to 80 families.

The research found that: 1) the public perception on the Conservation of Natural Resources and Ecosystems in Siberut National Park includes the Mentawai Islands with a good percentage of 79.6%, 2) Public perception of the effort to preserve the heritage of Conservation of Natural Resources and Ecosystems in the Garden Siberut National Metntawai Islands District including well with the percentage of 78.67%, and 3) the public perception of the barriers experienced in the implementation of the Natural Resources Conservation and Ecosystem National Park Siberut Mentawai Islands including well with the percentage of 77.27%

Key Word: perception, natural resources, conservation

(3)

PENDAHULUAN

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mempunyai kedudukan serta peranan sangat penting bagi kehidupan umat manusia yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Maka unsur-unsur sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya tergantung antara satu dengan yang lainnya, dan saling mempengaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem.

Untuk menjaga agar pemanfaatan sumber daya alam hayati dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya, diperlukan langkah konservasi sehingga sumber daya alam hayati dan ekosistemnya selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan. Konservasi Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat diganti. Mengingat sifatnya yang tidak dapat diganti dan mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan manusia.

Pada dasarnya prinsip dari konservasi adalah menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis penyangga kehidupan, mengawetkan plasma nuftah flora dan fauna asli serta memanfaatkan sumber daya alam hayati serta lestari bagi kesejahteraan manusia. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ini merupakan buktinyata dan upaya sungguh-sungguh dari pemerintah Indonesia untuk melestarikan warisan yang berupa sumber daya alam hayati dan ekosistemnya kepada generasi mendatang.

Konservasi Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, bersifat nasional dan menyeluruh sebagai dasar hukum untuk mengatur perlindungan sistem penyangga kehidupan,

pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya agar dapat menjamin pemanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan manusia.

Pulau Siberut merupakan salah satu diantara gugusan Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat yang memiliki ekosistem dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, sehubungan dengan itu maka ditetapkanlah Pulau Siberut Kecamatan Siberut Selatan sebagai Taman Nasional dengan luas 190.500 ha dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 407/Kpts-11/1993, tanggal 10 Agustus 1993 tentang Penunjukan Kawasan Taman Nasional Siberut.

Permasalahan yang menonjol di kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan akhirakhir ini adalah penebang liar, maraknya perburuan liar primata endemik Siberut Kecamatan Siberut Selatan,serta perniagaan satwa liar yang dilindungi. Kesemuanya itu pada umumnya dilakukan oleh masyarakat yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan.

Setelah diadakan analisa masalah dengan mempelajari pengumpulan data dan informasi awal melalui wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan dan aparat pemerintah setempat, dapat diduga bahwa gangguan terhadap kawasan tersebut antara lain disebabkan beberapa faktor, yaitu rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya upaya pelaksanaan konservasi sumber daya alam, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan taraf hidup sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan, penambahan penduduk semakin meningkat, maka tingkat kebutuhan semakin tinggi, masih

(4)

kurangnya tenaga Polisi Kehutanan serta sarana dan prasarana yang sangat menunjang pelaksanaan pengamanan kawasan tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperlihatkan keadaan sebagaimana adanya sesuai menampakkan yang berdasarkan atas perhitungan rata-rata persentase dan statistik lainnya

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang bertempat tinggal dan sering beraktivitas di sekitar Kawasan Taman Nasional Siberut yaitu masyarakat di Desa Madobak, Desa Saliguma dan Desa Matotonan. Berdasarkan data terakhir jumlah penduduknya 1.500 jiwa dengan 800 Kepala Keluarga (KK).

Sampel penelitian diambil dengan metode proporsional random sampling dengan proporsi 10% sehingga sampel berjumlah 80 KK.

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yaitu % 100   n f P

Untuk menghitung skor total persepsi masyarakat digunakan rumus: Skor total = (Ax5) + (Bx4) (Cx3) + (Dx2) + Ex1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, persepsi masyarakat tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut termasuk baik dengan persentase 79,9%.

Hal ini sesuai dengan Thoha, 2011:141Persepsi masyarakat adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan dan perasaan. Selanjutnya (Slameto 2010:103) yang menyatakan setiap manusia mempunyai cara pandang yang berbeda pada setiap persoalan dengan manusia lain. Manusia hanya memperhatikan reaksi tertentu terhadap aspek hidup yang mempunyai makna tertentu baginya. Setiap individu dalam mengamati atau memandang keadaan tertentu pada dasarnya mempunyai perbedaan yang mengakibatkan reaksi terhadap suatu objek yang sama juga berbeda

Kedua, persepsi masyarakat tentang upaya melestarikan warisan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut termasuk baik dengan persentase 78,67%.

Setiap manusia harus berani bertanggung jawab apapun yang dilakukannya termasuk berani menanggung resiko. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan Frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

(5)

Ketiga, persepsi masyarakat tentang hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut termasuk baik dengan persentase 77,27%.

Undang undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sesuai dengan asas pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982. Kata pelestarian berasal dari kata lestari yang artinya langgeng atau tetap dalam keadaan aslinya. Sebenarnya yang dilestarikan bukan lingkungan dalam pengertian asli atau "ansich", tetapi kemampuan lingkungan; yaitu

kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang artinya apabila dalam proses pemanfaatan timbul dampak negatif, maka harus segera diupayakan mengurangi atau meniadakan dampak negatif tersebut. Sehingga keadaan lingkungan menjadi serasi dan seimbang kembali. Dengan demikian setiap perubahan akibat adanya pembangunan selalu disertai dengan upaya mencapai keserasian dan keseimbangan lingkungan pada tingkat yang baru

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Persepsi masyarakat tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk baik dengan persentase 79,9%.

2. Persepsi masyarakat tentang upaya melestarikan warisan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk baik dengan persentase 78,67%.

3. Persepsi masyarakat tentang hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk baik dengan persentase 77,27%.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan:

1. Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan pentingnya Taman Nasional bagi kepentingan bersama.

2. Disarankan kepada masyarakat yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian Taman Nasional, terutama sumber daya alam hayati. 3. Diharapkan kepada pemerintah

untuk meningkatkan lagi perhatiannya terhadap kelestarian Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. 4. Diharapkan kepada peneliti

selanjutnya untuk melihat persepsi masyarakat terhadap kelestarian Taman Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dilihat dari indikator lain yang belum diteliti pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aan Subarjo. 2011. Persepsi Masyarakat tentang Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Kecamatan Sungai Tenang Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

(6)

Erchijaat, Pengelolaan dan Pembangunan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bagi Kesejahteraan Manusia, Bina Cipta, Jakarta, 1980.

Hardjasoemantri, Koesnadi, Perlindungan Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 407/Kpts-11/1993, tanggal 10 Agustus 1993 tentang Penunjukan Kawasan Taman Nasional Siberut. Suhardi (2004) tentang parsitipasi

masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan TNKS di Kecamatan Muara Siau Kabupaten Merangin

Suharsimi. Arkunto. 1989. Prosedur Penelitian .Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo Thoha, Miftah. 2011. Perilaku

Organisasi , Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang

Pokok-Pokok Lingkungan Hidup, Jakarta, 1982.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Jakarta, 1990.

http://safira-fitriani.blogspot.com (http://alfinnitihardjo.ohlog.com/

Referensi

Dokumen terkait

Program peningkatan kapasitas penegak hukum dan pengarusutamaan Hak Asasi Manusia di Papua ini, telah dilakukan sejak tahun 2010, dengan berbagai aktivitas kegiatan turunan

Tidak seperti kebanyakan sistem penurasan udara di pasaran yang hanya mengedarkan semula udara tercemar yang sama, Penulen Udara ATMOSPHERE, terima kasih kepada teknologi

Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) mendeskripsikan pembuatan dan pelaksanaan LKS tematik, 2) mendeskripsikan kendala guru dalam pembuatan dan pelaksanaan pembelajaran

Penduduk Desa Sukasari memiliki latar belakang yang bisa di bilang cukup memprihatinkan,karena jika melihat dari segi lokasi yang mereka tinggali saat ini masih banyak

)3isiko deteksi adalah risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor  untuk menurunkan risiko audit ke tingkat yang dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan

Dari analisa dengan menggunakan metode konsep nilai hasil berdasarkan waktu (Time-Based) dan berdasarkan progress (Progress-Based) dapat diketahui biaya actual yang

Manfaat yang diperoleh guru terutama guru matematika di sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menyusun strategi dalam proses pembelajaran2.

Sedangkan untuk respon teknis yang paling berkontribusi dalam menjawab suara konsumen dan harus diperhatikan oleh industri kendang jimbe berdasarkan prioritasnya