• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al, 1991 dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al, 1991 dalam"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profesi Akuntansi

Dunia keprofesian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengenal suatu profesi tergantung dari usaha yang dilakukan dan jasa apa yang diberikan oleh profesional pada masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al, 1991 dalam Deasy, 2002). Beberapa profesi yang telah kita kenal antara lain profesi di bidang kedokteran, hukum, teknik, akuntansi dan yang lainnya. Semakin kompleks jasa suatu profesi, ruang lingkup yang ditangani oleh suatu profesi semakin kabur, tidak terkecuali profesi akuntansi. Bahkan ada kecenderungan saat ini profesi akuntansi tidak menjadikan jasa di bidang akuntansi sebagai jasa utama yang mereka berikan kepada masyarakat, akan tetapi makin mengarah kepada jasa konsultasi seperti di berbagai bidang, misalnya konsultasi sistem, perpajakan, dan manajemen (Ruddy, 1992).

Di dalam Exposure Draft pernyataan Standar Program Pendidikan Profesional Berkelanjutan Formal, terminologi di bidang akuntansi mengandung pengertian yang lebih luas bukan hanya akuntan publik, tetapi profesional di bidang akuntansi termasuk akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan juga beberapa orang yang dipekerjakan untuk menyediakan jasa kepada kliennya. Definisi profesional di bidang akuntansi adalah sesorang yang

(2)

menyediakan jasa akuntansi atau konsultasi dibawah kondisi harapan keyakinan masyarakat terhadap praktik tersebut. Selain itu, seseorang yang melakukan praktik melalui kantor akuntan atau sebagai individu, adalah akuntan yang bekerja dalam industri, pemerintahan, dan pendidikan, akan dipandang sebagai profesional di bidang akuntansi. Dengan memperhatikan Kantor Akuntan Publik, pengertian profesional di bidang akuntansi dapat diperluas sampai ke individu yang dipekerjakan untuk menyediakan jasa kepada klien termasuk akuntan yang tidak bersertifikat, auditor aktuaris, ahli mesin, dan profesional konsultasi manajemen lain.

2.1.2 Profesi Akuntan Publik

2.1.2.1 Jasa Profesi Akuntan Publik

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yaitu (Mulyadi, 2002:5):

1) Jasa Assurance

Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi yang akan dijadikan basis keputusan yang mereka lakukan. Assurance (keyakinan atau penjaminan) merupakan tingkat kepastian yang dicapai berdasarkan bukti yang diperoleh. Auditing merupakan salah satu jasa yang termasuk dalam lingkup assurance sevices. Salah satu jasa assurance yang disediakan oleh profesi akuntan publik adalah jasa atestasi. Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau

(3)

pertimbangan orang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kinerja yang telah ditetapkan. Jasa atestasi merupakan jenis jasa assurance dimana akuntan publik menerbitkan laporan independen yang menyatakan suatu simpulan tentang kehandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu audit, pemeriksaan (examination), penelaahan (review), dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

2) Jasa Nonassurance

Jasa Nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa komplikasi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi.

2.1.2.2 Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan modifikasi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Ikatan Akuntan Indonesia sebagai panduan bagi akuntan publik dalam melaksanakan berbagai jasa pada masyarakat. SPAP ini disusun guna memenuhi tuntutan pengembangan jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik serta guna memenuhi tuntutan peningkatan mutu jasa yang diberikan (SPAP, 2001:001.1).

(4)

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) per tanggal 1 januari 2001 terdiri dari enam tipe standar profesional sebagai aturan pekerjaan akuntan publik, yaitu.

1) Standar Auditing

Merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari tiga bagian yang dirinci menjadi sepuluh standar. Sesuai dengan tercantum dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA), bagian pertama standar disebut standar umum yang terdiri dari tiga standar, bagian kedua disebut standar pekerjaan lapangan yang terdiri dari tiga standar, dan bagian ketiga disebut standar pelaporan yang terdiri dari empat standar. Pernyataan Standar Auditing (PSA) berisikan ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam mmelakukan kegiatan audit.

2) Standar Atestasi

Memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (reviu, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi sendiri terdiri dari sebelas standar yang terinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT).

(5)

3) Standar Jasa Akuntansi dan Review

Merupakan kerangka untuk fungsi non atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar Jasa Akuntansi dan Review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi dan Review (PSAR). 4) Standar Jasa Konsultasi

Memberikan pedoman bagi praktisi yang menyediakan jasa dan konsultasi bagi kliennya melalui Kantor Akuntan Publik.

5) Standar Pengendalian Mutu

Memberikan pedoman bagi KAP di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Akuntan Publik Ikatan Akuntan Indonesia.

6) Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik 2.1.2.3 Aturan Kompartemen Akuntan Publik

Ikatan Akuntan Indonesia adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia yang diakui pemerintah. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik adalah wadah organisasi para akuntan Indonesia yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik atau bekerja di kantor akuntan publik. Aturan Etika Akuntan Publik merupakan bagian dari Kode Etik IAI yang mengatur anggotanya yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik. Aturan etika ini harus ditetapkan dan wajib ditaati oleh Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik dan staf profesional di suatu Kantor Akuntan

(6)

Publik. Aturan Etika Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari.

1) Independensi, integritas, dan objektivitas. 2) Standar umum dan prinsip akuntansi. 3) Tanggung jawab kepada klien.

4) Tanggung jawab kepada rekan seprofesi. 5) Tanggung jawab dan praktik lain.

2.1.3 Kantor Akuntan Publik

Kantor akuntan publik adalah suatu kantor swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen, akuntansi, dan pembukuan (Bambang Hartadi, 2004:9). Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik per 1 Januari 2001 disebutkan bahwa Kantor Akuntan Publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam bentuk praktik akuntan publik. Dengan kata lain kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan berbagai jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat. Suatu kantor akuntan yang sudah cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang diberikan. Misalnya bagian audit, jasa manajemen, perpajakan, serta penelitian dan latihan. Pembagian ini dimaksudkan untuk memungkinkan pegawai mengembangkan keahlian mereka ke bagian yang sesuai dengan pengetahuan preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang lebih baik bagi klien.

(7)

2.1.4 Auditing

2.1.4.1 Pengertian Auditing

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam hal yang material, posisi keuangan dan hasil perusahaan atau organisasi tersebut (Mulyadi, 2002:11).

Menurut ASOBAC (A Statement Of Basic Auditing Concepts) menyatakan bahwa audit adalah proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Abdul, 2001:1).

2.1.4.2 Jenis Auditing

Auditing umumnya digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu audit laporan keuangan, laporan kepatuhan, dan laporan operasional (Mulyadi, 2002:30).

1) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Laporan audit ini digunakan oleh para pemakai informasi keuangan, seperti pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.

(8)

2) Audit kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam bidang pemerintahan.

3) Audit Operasional (Operasional Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian dari organisasi tersebut, dalam hubungan dengan tujuan tertentu. Tujuan audit ini adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

2.1.4.3 Standar Auditing

Menurut mulyadi (2002:35) standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Jadi standar auditing merupakan pedoamn untuk membantu auditor dalam auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan. Standar auditing mencakup tiga bagian yang terperinci menjadi sepuluh standar. Rincian standar auditing adalah sebagai berikut.

1) Standar Umum

Standar Umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan pekerjaan auditor, yaitu:

(9)

(1) Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai. (2) Independensi adalam sikap mental.

(3) Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama. 2) Standar Pekerjaan lapangan

Standar Pekerjaan Lapangan mengatur mutu pelaksanaan audit, yaitu: (1) Perencanaan dan supervisi audit

(2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern (3) Bukti audit kompeten yang cukup

3) Standar Pelaporan

Standar Pelaporan merupakan panduan bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai informasi. Yang isinya mengenai:

(1) Pernyataan tentang kesesuaian Laporan Keuangan dengan prinsip akuntansi yang bersifat umum.

(2) Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

(3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan.

(4) Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

2.1.5 Lingkungan Kerja Auditor

Pengertian lingkungan kerja auditor yang dimaksud mengacu pada penelitian DeZoort et al. (1997) yang berjudul “A Comparison of Accounting Professors and Student Perceptions Of The Public Accounting Work

(10)

Environments”. Dalam penelitian tersebut, lingkungan kerja auditor diindikasikan oleh tiga unsur yang dinilai cukup meliputi berbagai isu yang relevan dengan dunia akuntansi publik (auditing), yaitu (1) job duties and responsibilities, (2) advancement, training, and supervision, dan (3) personal concerns.

1) Job Duties and Responsibilities (Tugas dan Tanggung Jawab)

Job Duties and Responsibilities mencakup pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan oleh seorang auditor, juga mengenai atribut dan manfaat profesi auditor. Keahlian-keahlian dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya.

2) Advancement, Training, and Supervision (kemajuan, pelatihan dan supervisi) Advancement, Training, and Supervision mencakup kemahiran dalam pekerjaan, pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh kantor akuntan publik, promosi jabatan, dan kecukupan supervisi kerja.

3) Personal Concerns (kepentingan pribadi)

Personal Concerns merupakan suatu kepentingan masing-masing pribadi atau individu terhadap sesuatu hal yaitu karir di kantor akuntan publik. Personal Concerns mencakup standar etik dan interaksi dengan rekan kerja seprofesi, dukungan perusahaan dalam mengikuti persiapan Ujian Sertifikat Akuntansi Publik (USAP).

(11)

2.1.6 Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi diartikan sebagai tanggapan langsung dari sesuatu atau pandangan tentang sesuatu objek menyeluruh. Pada hakekatnya persepsi merupakan proses pengamatan melalui pengindraan terhadap sesuatu. Objek tersebut dapat berupa orang, situasi, dan kejadian atau peristiwa. Dalam kehidupan sehari-hari persepsi lebih diidentifikasikan sebagai pandangan. Artinya bagaimana pandangan seseorang terhadap objek atau kejadian pada saat tertentu. Hasil pengamatan tersebut diproses secara sadar oleh individu kemudian dapat memberi arti kepada objek yang diamatinya.

Persepsi merupakan aspek kognisi dari sikap. Faktor pengalaman dan proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat, sedangkan pengetahuan dan cakrawalan memberikan arti terhadap objek psikologis tersebut (Indriyani, 2005). Melalui komponen kognisi akan timbul ide kemudian konsep mengenai apa yang dilihat dan berdasarkan norma yang dimiliki pribadi seseorang akan terjadi keyakinan yang berbeda dari individu terhadap objek tertentu.

2.1.7 Karir

2.1.7.1 Pengertian Karir

Simmanora (2004 : 52) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari perspektif yang

(12)

obyektif, karir merupakan posisi yang diduduki oleh seseorang dalam hidupnya, sedangkan dari perspektif subyektif, karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi tua. Kedua perspektif tersebut terfokus pada individu dan menganggap bahwa setiap individu tersebut dapat memanipulasi peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karirnya.

Bird (1994) dalam Deasy (2002) mendefinisikan karir sebagai suatu akumulasi dan pengetahuan yang tertanam pada skill, ekpertise, dan jaringan hubungan kerja yang diperoleh melalui serangkaian perkembangan pengalaman kerja yang luas. Karir dapat diwujudkan dalam suatu pengalaman kerja yang secara potensial memberikan kontribusi pada organisasi.

Untuk mencapai kesuksesan dalam berkarir perlu dilakukan perencanaan karir yang matang. Perencanaan karir adalah proses yang berlangsung terus-menerus yang membutuhkan kemampuan untuk selalu menilai kembali kemampuan yang telah dimiliki dan kemampuan untuk selalu menilai kembali kemampuan yang telah dimiliki dan kemajuan apa yang sudah didapat. Disamping itu, peluang seorang individu dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi positif yang ada. Keahlian dan kemampuan yang diperoleh melalui proses yang berkelanjutan dan melalui pembelajaran yang terus menerus akan membantu individu dalam menghadapi perubahan lingkungan yang semakin kompetitif.

Berkarir di Kantor Akuntan Publik tidaklah mudah, penuh persaingan sehingga dalam proses perekrutan auditor Kantor Akuntan Publik memilih lulusan akuntansi yang memiliki kualifikasi tertentu agar mampu menangani tugas yang

(13)

dihadapi. Secara umum kualifikasi yang dibutuhkan adalah intellectual (memiliki kemampuan akademis berdasarkan indeks prestasi), interpersonal skill (kemampuan berorganisasi dan berinteraksi dengan orang lain), dan communication skill (mampu menggunakan bahasa asing sebagai alat komunikasi khususnya di dunia internasional).

2.1.7.2 Informasi Karir

Informasi karir adalah sejumlah bahan informasi tentang pemahaman diri, pemahaman informasi dan pemahaman dunia kerja serta jenis pekerjaan tertentu, sehingga seseorang dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan kepuasan atas pilihan karirnya. Sukardi (1988 : 112) mengemukakan bahwa informasi karir memiliki tujuan untuk dipergunakan sebagai alat membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Informasi karir dapat diperoleh dari berbagai sumber, sperti lembaga pendidikan, media cetak, dan media elektronik, keluarga, dan teman, bursa karir atau bursa tenaga kerja, dan lain-lain.

2.1.7.3 Pilihan Karir dalam Profesi Akuntansi

Menurut Kerch, Chruthfield dan Ballachey yang dialihbahasakan Dewi Yanti Harahap (1988) dalam Indriyani (2005), pilihan karir merupakan suatu usaha individu mempersiapkan diri untuk memasuki karir yang berhubungan dengan pekerjaan melalui serangkaian diri untuk memasuki karir yang berhubungan dengan pekerjaan melalui serangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis, sehingga mampu memilih karir sesuai dengan yang diinginkan.

(14)

Pilihan karir dalam profesi akuntansi menurut Wyegant, Kieso, Kell (2002:7) dapat diklasifikasikan menjadi tiga bidang utama, yaitu public accounting, private accounting, dan non-for-profit accounting.

1) Public Accounting

Akuntan publik meliputi penyediaan jasa kepada masyarakat umum, seperti halnya dokter melayani pasiennya. Praktik akuntan terdiri dari tiga bidang yaitu auditing atau audit, perpajakan, dan konsultasi manajemen.

2) Private Accounting

Private Accounting atau Managerial Accounting, berkaitan dengan aktivitas di dalam perusahaan, diantaranya adalah akuntansi biaya, penganggaran, akuntansi umum, sistem informasi akuntansi, akuntansi pajak, dan internal auditing. Pada dasarnya, karir dalam private accounting meliputi proses pengembangan, menghasilkan dan mengevaluasi data yang berguna untuk membuat keputusan bisnis dan mengembangkan rencana strategik. Selain itu juga meliputi proses pelaporan terhadap temuan data kepada pihak dalam dan luar perusahaan. Profesi dalam private accounting misalnya staf akuntansi, analisis, kontroler, dan chief financial officer.

3) Non-for-profit Accounting

Non-for-profit Accounting berkaitan dengan penyediaan jasa yang tidak berorirntasi pada laba, meliputi pekerjaan di pemerintah maupun di bidang pendidikan. Profesi yang di pemerintah, misalnya bekerja di instansi pajak dan BPK. Profesi di bidang pendidikan, misalnya sebagai guru atau dosen akuntansi, profesor, dan ketua jurusan atau dekan.

(15)

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

1) Indriyani (2005) meneliti “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor (Studi pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung)”. Penelitian ini menggunakan teknik analisis koefisien kontigensi (Contigency Coefficient) dengan menggunakan pilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor sebagai variabel terikat dan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor sebagai variabel bebasnya. Hasil penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan kerja auditor dan mereka cenderung memilih auditor sebagai pilihan karirnya jika lulus nanti.

Persamaan dari penelitian ini dengan Indriyani (2005) adalah sama-sama meneliti mengenai persepsi mahasiswa mengenai lingkungan kerja auditor dan pemilihan karir sebagai seorang auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2005) adalah pada responden dan teknik analisis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan mahasiswa program studi Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Indriyani (2005) respondennya adalah mahasiswa jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Teknik analisis yang digunakan di dalam penelitian ini berbeda dengan teknik analisis yang digunakan di dalam penelitian Indriyani (2005).

(16)

Indriyani menggunakan teknik analisis Koefisien Kontigensi sedangkan pada penelitian ini digunakan teknik analisis Mann Whitney test untuk melihat perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi senior dengan junior program S-1 mengenai lingkungan kerja auditor pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

2) Dian Christina Nababan (2009) meneliti “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Menganai Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor (Studi Survei pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bali)”. Penelitian ini menggunakan teknik analisis koefisien kontigensi (contigency coefficion) dengan menggunakan pilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai auditor sebagai variabel terikat dan persepsi mahasiswa akuntansi sebagai variabel bebas. Hasil penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan kerja auditor tetapi mereka cenderung tidak memilih auditor sebagai pilihan karirnya bila lulus nanti.

Persamaan dari penelitian ini dengan Dian (2009) adalah sama-sama meneliti mengenai persepsi mahasiswa mengenai lingkungan kerja auditor dan pemilihan karir sebagai seorang auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2009) adalah pada teknik analisis yang digunakan. Dian menggunakan teknik analisis Koefisien Kontigensi sedangkan pada penelitian ini digunakan teknik analisis Mann Whitney test untuk melihat perbedaan persepsi mahasiswa Akuntansi senior dengan junior

(17)

program S-1 mengenai lingkungan kerja auditor pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

3) Suyatmin dan Eko Sugiyanto (2009) meneliti “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Lingkungan Kerja Akuntan Publik (Survei pada Universitas Muhammadiyah Surakarta)”. Penelitian ini menggunakan teknik analisis uji independent sample t-test. Hasil penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang telah mengikuti perkuliahan audit I dan mahasiswa akuntansi yang telah mengikuti perkuliahan audit I dan II terhadap lingkungan kerja akuntan publik.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian Suyatmin dan Eko Sugiyanto (2009) adalah sama-sama meneliti mengenai persepsi mahasiswa mengenai lingkungan kerja akuntan publik terutama auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Suyatmin dan Eko Sugiyanto terletak pada responden teknik analisis yang digunakan. Penelitian Suyatmin dan Eko Sugiyanto menggunakan teknik analisis uji Independent Sample t-test, dan mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai responden. Sedangkan dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah Mann Whitney test dan mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bali.

(18)

2.3 Rumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pokok permasalahan yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1) H1: Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan mengenai lingkungan kerja auditor sebagai pertimbangan pilihan karir antara mahasiswa akuntansi senior dan junior, pada program studi S-1 Reguler di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

2) H2: Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan mengenai lingkungan kerja auditor sebagai pertimbangan pilihan karir antara mahasiswa akuntansi senior dan junior, pada program studi S-1 Ekstensi di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Potongan harga merupakan diskon produk atau harga marginal rendah yang diberikan untuk mempengaruhi konsumen dalam berbelanja agar lebih impulsif Iqbal

a. Asas Likuiditas, asas yang mengharuskan koperasi untuk tetap menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu koperasi yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu

Berdasarkan kajian dan analisis terhadap National Risk Assessment tahun 2015, Risk- Based Approach (RBA) yang dikeluarkan FATF, peraturan perundangan yang berlaku yang terkait dengan

Corporate social Responsibility/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) merupakan suatu komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan

yang dinyatakan dalam Y.. Variabel bebas yaitu variabel yang mendahului atau mempengaruhi.. variabel terikat. Variabel bebas

Pengukuran persepsi menggunakan Skala Likert yang dibedakan atas empat skala sebagai berikut: Skala 1 sangat tidak tepat (STT), Skala 2 tidak tepat (TT), Skala 3 tepat (T),

Penelitian sekarang dilakukan oleh Wisnu Aditya Nurkamal untuk menguji ulang pengaruh dimensi gaya hidup terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan objek yang berbeda dengan

Semakin besar profitabilitas perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik maka dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup dana untuk mengumpulkan,