• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDA KABUPATEN OKU NOMOR 12 TH 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGNSASI TATA KERJA BADAN PENYULUHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERDA KABUPATEN OKU NOMOR 12 TH 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGNSASI TATA KERJA BADAN PENYULUHAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

NOMOR 12 TAHUN 2009

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN

PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN

(2)

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

NOMOR 12 TAHUN 2009

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN

PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI OGAN KOMERING ULU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikap pelaku utama dan pelaku usaha khususnya bidang pertanian, perikanan dan kehutanan dan untuk efisiensi dan efektifitas pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, maka sesuai Pasal 8 ayat (2) huruf c, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan pada tingkat Kabupaten dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3290);

(3)

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4430);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262);

(4)

Dengan Persetujuan Bersama DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. 3. Bupati adalah Bupati Ogan Komering Ulu.

4. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

6. Sekretaris Badan adalah Sekretaris Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

7. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang selanjutnya disebut Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekositem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. 8. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

9. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkutpaut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan. 10. Penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selajutnya disebut

(5)

11. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disingkat BP3K adalah tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha yang berada di Kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 3

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan unsur Pembantu Urusan Pemerintahan Kabupaten di bidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

Pasal 4

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten dibidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Pasal 5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten dibidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

BAB IV

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 6

(1) Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan terdiri dari :

(6)

b. Sekretariat;

c. Bidang Program, Supervisi dan Evaluasi;

d. Bidang Kelembagaan dan Penyelenggaraan penyuluhan; e. Bidang Komunikasi dan Informasi; dan

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sebagaimana tercantum pada lampiran, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 7

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) huruf b terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan

b. Sub Bagian Keuangan.

(2) Bidang Program, Supervisi dan Evaluasi sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) huruf c terdiri dari :

a. Sub Bidang Perencanaan, Data dan Pengkajian; dan b. Sub Bidang Supervisi, Evaluasi dan Pelaporan.

(3) Bidang Kelembagaan dan Penyelenggaraan Penyuluhan sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) huruf d terdiri dari :

a. Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan; dan b. Sub Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan.

(4) Bidang Komunikasi dan Informasi sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) huruf e terdiri dari :

a. Sub Bidang Penyediaan dan Pengembangan Informasi;dan b. Sub Bidang Komunikasi dan Penyebaran Informasi.

BAB V

BALAI PENYULUHAN DAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Bagian Kesatu Balai Penyuluhan

Pasal 8

(1) Pada tingkat Kecamatan dapat dibentuk Balai Penyuluhan.

(2) Pembentukan Balai Penyuluhan sebagaimana dimaksud ayat (1) didasarkan pada kebutuhan dan beban kerja.

(7)

Pasal 9

(1) Balai Penyuluhan sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(2) Kepala Balai sebagaimana dimaksud ayat (1) diutamakan diangkat dari penyuluh PNS yang senior.

Bagian Kedua

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 10

(1) Pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dapat diangkat PNS dalam Jabatan Fungsional sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan sebagian tugas Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sesuai bidang keahlian dan kebutuhan.

Pasal 11

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (3) Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang

ditunjuk.

(4) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI KEPEGAWAIAN

Pasal 12

(1) Eselonisasi Jabatan Struktural di lingkungan Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, adalah sebagai berikut :

a. Kepala Badan : Eselon II B

b. Sekretaris Badan : Eselon III A

c. Kepala Bidang : Eselon III B

d. Kepala Sub Bidang dan Kepala Sub Bagian : Eselon IV A

(8)

BAB VII TATA KERJA

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub. Bagian dan Kepala Sub. Bidang menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam lingkungan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan yang bertentangan dan sepanjang diatur dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 15

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 16

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Ditetapkan di Baturaja pada tanggal, 9 Juli 2009

BUPATI OGAN KOMERING ULU,

Cap/Dto

YULIUS NAWAWI Diundangkan di Baturaja

pada tanggal, 9 Juli 2009

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU,

Cap/Dto

SUPRIJADI JAZID

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria untuk menentukan karyawan yang memiliki prioritas untuk mendapatkan bonus gaji meliputi tanggung jawab,sikap kerja,dan kejujuran.Selain masih menggunakan

Kemudian kita klik data yang diinginkan yaitu dengan komponen surface yang diinginkan yaitu dengan komponen surface dan kemudian kita mengklikB. dan kemudian

Anggota Dewan yang terhormat. Buruh anak pada hakekatnya telah berlaku di ndonesia seperti yang tercantum dalam UUD'45 No 1 tahun 195 dimana anak yang

jumlah jam kerja. Hal ini tentu saja beimbas pada pendapatan dan kondisi ekonomi keluarga. Untuk itu perlu diberikan bantuan untuk meringankan beban mereka. Bantuan dari

6 Dengan adanya e-SPT mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan (perhitungan dan pelaporan SPT). 7 Administrasi pelaporan pajak dapat dimonitor

Peraturan OJK Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik dan Peraturan OJK Nomor X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala

Cerita dalam film animasi dapat tersampaikan dengan baik karena adanya animasi dan gerakan tubuh karakter yang menghidupkan dan mendukung karakter.. Penulis membahas topik animasi

[r]