• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS TERHADAP KESEHATAN DAN KESETAN KERJA (K3) DI RUMAH SAKIT TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS TERHADAP KESEHATAN DAN KESETAN KERJA (K3) DI RUMAH SAKIT TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

11104

BAB VI

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , maka dapat disimpulkan

yaitu sebagai berikut :

1. Gambaran karakteristik pegawai medis di Rumah Sakit Tugurejo

Semarang sebagian besar berjenis kelamin perempuan, berusia < 40

tahun, berstatus sebagai PNS dengan masa kerja < 15 tahun dan

mayoritas memiliki pendidikan tinggi.

2. Jumlah pekerja yang memiliki persepsi baik mengenai K3 RS

sebanyak 17 orang (22,7 %), sebanyak 48 orang (64 %) memiliki

persepsi cukup baik dan lainnya sebanyak 10 orang (13,3 %) memiliki

persepsi kurang baik terhadap K3 RS.

3. Jumlah pekerja yang memiliki Sikap baik mengenai K3 RS sebanyak

10 orang (13,3 %), sebanyak 54 orang (72 %) memiliki Sikap cukup

baik dan lainnya sebanyak 11 orang (14,7 %) memiliki Sikap kurang

baik terhadap K3 RS.

4. Jumlah pekerja yang memiliki Pengetahuan baik mengenai K3 RS

sebanyak 12 orang (16 %), sebanyak 48 orang (64 %) memiliki

Pengetahuan cukup baik dan lainnya sebanyak 15 orang (20 %)

memiliki Pengetahuan kurang baik terhadap K3 RS.

5. Jumlah pekerja yang memiliki Motivasi baik mengenai K3 RS

(2)

112

Motivasi cukup baik dan lainnya sebanyak 10 orang (13,3 %) memiliki

Motivasi kurang baik terhadap K3 RS.

6. Jumlah pekerja yang memiliki Pengalaman baik mengenai K3 RS

sebanyak 17 orang (22,7 %), sebanyak 45 orang (60 %) memiliki

Pengalaman cukup baik dan lainnya sebanyak 13 orang (17,3 %)

kurang berpengalaman terhadap K3 RS.

7. Jumlah pekerja yang memiliki Keadaan kerja baik mengenai K3 RS

sebanyak 15 orang (20 %), sebanyak 46 orang (61,3 %) memiliki

Keadaan kerja cukup baik dan lainnya sebanyak 14 orang (18,7 %)

memiliki Kerja kurang baik terhadap K3 RS.

8. Ada hubungan antara Sikap pegawai medis dengan persepsi

terhadap K3 RS di RS Tugurejo Semarang.

9. Ada hubungan antara Pengetahuan dengan persepsi terhadap K3 RS

di RS Tugurejo Semarang

10. Ada hubungan antara motivasi pegawai dengan persepsi terhadap K3

RS di RS Tugurejo Semarang.

11. Terdapat hubungan antara Pengalaman Kerja dengan persepsi

terhadap K3 RS di RS Tugurejo Semarang.

12. Terdapat hubungan antara Keadaan Kerja dengan persepsi terhadap

(3)

113

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan oleh peneliti

terkait dalam peningkatan K3 RS di RS Tugurejo Semarang, sebagai

berikut :

1. Tim K3 RS perlu melakukan pengawasan yang berhubungan dengan

sikap dan perilaku dalam bekerja yang aman, serta penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) dan meningkatkan kesadaran pegawai dalam

penggunaan APD yang dapat dilakukan melalui sosialisasi ataupun

poster. Penyediaan APD pun harus sesuai baik kualitas dan

kuantitias.

2. Tim K3 RS rumah sakit perlu meningkatkan pengetahuan pegawai

terhadap pengoptimalan informasi tentang kesehatan dan

keselamatan kerja yang dapat dilakukan dengan sosalisasi berupa

poster terkait K3, risiko K3 dan cara pengendaliannya. Selain itu,

dengan meningkatkan pelaksanaan pelatihan yang menyeluruh

kepada pegawai, memperbanyak tanda bahaya agar mereka dapat

mengenali dengan baik seluruh risiko bahaya yang ada dilingkungan

kerja.

3. Rumah sakit perlu melakukan pemberian intensif atau penghargaan

dan hukuman. Pemberian intensif diberikan kepada pegawai atau

bagian/unit terkait kesehatan dan keselamatan kerja. Pemberian

intensif dapat dinilai dari perilaku aman yang dilakukan, jumlah

kejadian kecelakaan dan temuan pelanggaran. Hukuman diberikan

kepada pegawai yang melanggar peraturan. Bentuk sanksi dapat

(4)

114

diharapkan dapat meningkatkan pegawai lebih peduli terhadap

kesehatan dan keselamatan kerja yang diterapkan oleh manajemen

K3 RS di tempat kerja.

4. TIM K3 RS perlu melakukan sosialisasi mengenai Standar

Operasional Prosedur (SOP) dalam bekerja dengan aman. Kegiatan

ini dilakukan agar tenaga medis dan paramedis mengetahui dan

memahami mengenai SOP yang aman di RS.

5. Rumah sakt perlu meningkatkan komunikasi yang efektif antara

manajemen dirumah sakit dan pegawai dalam menyediakan waktu

dan menanggapi masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

Pembicaraan dapat berupa prosedur bekerja, pembahasan hasil

laporan kecelakaan kerja atau dapat berupa sosialisasi tentang

Referensi

Dokumen terkait

a Nomor 03 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata Keria Universitas Negeri yogyakarta b. Surat Keputusan ReKor Universitas

Pada hari ini senin tanggal Dua Puluh Dua Bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas, dimulai pukul 08.00 WIB, yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi/

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2011, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Yogyakarta.. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

Hasyim Djalal, yang dulunya ikut dalam perundingan batas maritim Indonesia-Singapura tahun 1973, juga mengemukakan bahwa batas maritim kedua negara bagian tengah

Analisis Bimbingan Belajar Di Sekolah Terhadap Kesiapan Siswa Kelas 12 SMAN 1 Purwoharjo Banyuwangi Dalam Menghadapi Un 2013 (Nurhadi Sutjipto).. Kesiapan Akademis Siswa SMAN 1

adalah sekelompok pengetahuan teratur yang membahas sesuatu sasaran tertentu dengan pemusatan perhatian pada satu atau dua golongan masalahyangterdapat pada sasaran

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat menyerahkan bukti tersebut maka perusahaan saudara dinyatakan “GUGUR”. Demikian kami sampaikan atas perhatiannya di ucapkan

1925-1950, ketika beberapa sarjana ilmu politik menyadari peranan yang dimainkan oleh faktor kekuatan (lor6e) da,am kehidupan sosial manusia (lsjwara, 1980: