• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Belajar

Menurut Wittrock (Good dan Brophy, 1990: 124), belajar adalah suatu terminologi yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan dan keterampilan melalui pengalaman.

Sedangkan menurut Spears, “Learning is to observe, to read, to imited, to try something themselves, to listen, to follow direction”, dimana pengalaman itu dapat diperoleh dengan menggunakan panca indra.

Robert. M. Gagne dalam bukunya The Conditioning of learning mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja (learning is a change in human disposition or capacity, which persists over a period time, and which is not simply ascribable to process of growth).

Sementara itu belajar dapat pula dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola berperilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap tugas atau pekerjaan tertentu (Bramley,1996).

(2)

2.2 Teori-teori Belajar

Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar (Syah Muhibbin, M.ed: 2000). Terdapat dua kelompok teori belajar yang berakar pada dua model mengenai manusia yaitu tingkah laku dan kesadaran dirinya (Sumadi Suryabrata, 1983), kedua kelompok teori tersebut adalah:

1. Teori Behaviouristik

Teori-teori yang dapat dikelompokkan dalam teori behavioristik adalah koneksionisme, classical conditioning, dan operant conditioning.

Keyakinan prinsipal yang terdapat dalam teori behavioristik ialah setiap anak manusia lahir tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan, dan warisan abstrak lainnya. Artinya, seorang individu manusia bisa pintar, terampil, dan berperasaan hanya bergantung pada bagaimana individu itu dididik.

Keyakinan prinsipal lainnya yang dianut oleh para behavioris adalah peranan ”refleks”, yakni reaksi jasmaniah yang dianggap tidak memerlukan kesadaran mental. Apapun yang dilakukan manusia, termasuk kegiatan belajar adalah kegiatan refleks belaka, yaitu reaksi manusia atas rangsangan-rangsangan yang ada. Refleks-refleks ini jika dilatih akan menjadi keterampilan-keterampilan atau kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai siswa tersebut.

(3)

Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa konsepsi behaviorisme besar pengaruhnya terhadap masalah besar. Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respons.

Dengan memberikan rangsangan maka siswa akan merespons. Hubungan antara stimulus-respons ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar. Jadi, pada dasarnya, kelakuan mahasiswa adalah terdiri dari respons-respons tertentu terhadap stimulus-stimulus tertentu. Dengan latihan-latihan maka hubungan-hubungan itu akan menjadi semakin kuat.

2. Teori Kognitif

Pendekatan psikologi kognitif sering dipertentangkan dengan pendekatan behavioristik. Pendekatan psikologi kongnitif lebih menekankan arti penting proses internal dan mental manusia.

Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar. Secara lahiriah, seorang anak yang sedang membaca dan menulis, misalnya,

tentu menggunakan perangkat jasmaniah (dalam hal ini mulut dan tangan) untuk mengucapkan kata dan menggoreskan pena. Akan tetapi, perilaku mengucapkan kata-kata dan menggoreskan pena yang dilakukan anak tersebut bukan semata-mata merupakan respons atas stimulus yang ada, melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya.

(4)

2.3 Karakteristik Pembelajaran Mahasiswa

Perubahan yang besar dalam perkembangan pembelajaran seorang siswa adalah dari tingkat SMA ke tingkat universitas. Perubahan drastis pembelajaran mahasiswa dapat dilihat dari adanya pengendalian diri, perubahan pola berpikir kritis. Oleh karena itu, pembelajaran secara mandiri atau yang dikenal dengan istilah self-study dan penerapan cara belajar yang baik merupakan syarat bagi peningkatan nilai mahasiswa. Psikologi pembelajaran mahasiswa adalah suatu pembelajaran yang bersifat spesialisasi dan keahlian profesi. Menurut Lianrong (现代学习心理辅导:2001), pembelajaran mahasiswa terdiri dari tiga karakteristik yaitu :

1. Pembelajaran Bersifat Akademis

Pembelajaran bersifat akademis menuntut mahasiswa mencapai pemahaman yang mendalam terhadap pengetahuan yang dipelajari. Mahasiswa tidak hanya menerima pengetahuan, melainkan harus mengembangkan pengetahuan dan wawasannya melalui usaha yang dilakukan.

2. Pembelajaran Berorientasi Profesi

Pendidikan di tingkat universitas bertujuan untuk membina mahasiswa menjadi seseorang yang ahli dalam bidangnya. Setelah lulus dari tingkat universitas, mahasiswa mempunyai keahlian yang dapat digunakan untuk bekerja. Pembelajaran mahasiswa yang berorientasi pada keahlian profesi ini tidak hanya menuntu mahasiswa menguasai teori pengetahuan yang dipelajari, melainkan harus dapat menguasainya dalam praktek.

(5)

3. Pembelajaran Multistruktural

Berbeda dengan pembelajaran pada siswa SMP maupun SMA yang terikat oleh peraturan yang ketat dan perencanaan belajar yang telah ditetapkan, pembelajaran mahasiswa berorientasi pada pembelajaran mandiri yang tidak hanya terjadi di dalam kampus, melainkan juga terjadi di luar kampus melalui pelatihan dan seminar yang diikuti, penelitian yang dilakukan, dan kegiatan organisasi yang diikuti. Pembelajaran multisktruktural inilah yang membuat mahasiswa dapat menuju dunia

kerja dengan mengandalkan pengetahuan dan teori yang telah dipelajari dan kemudian mengaplikasikannya sehingga menjadi suatu keahlian profesi. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk dapat memahami, melainkan juga dapat menganalisa, mensintesis, dan mengevaluasi materi yang dipelajari.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Menurut Syah Muhibbin (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri yang meliputi dua aspek, yakni:

a) Aspek fisiologis

Aspek fisiologis mencakup kondisi fisiologis umum dan kondisi panca indera. Kondisi umum jasmani dan tonus yang menandai tingkat kebugaran

(6)

organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa dalam mengikuti pelajaran.

Kondisi panca indera, khususnya indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.

b) Aspek psikologis

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran mahasiswa antara lain:

- Tingkat kecerdasan/Inteligensi

Inteligensi (IQ) atau tingkat kecerdasan pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.

- Sikap

Sikap (attitude) adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

- Bakat

Bakat (apptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(7)

- Minat

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

- Motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi terdiri atas motivasi intrinsik yaitu hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri yang mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar; motivasi ekstrinsik yaitu hal atau keadaan yang berasal dari luar individu yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Faktor eksternal

Seperti halnya faktor internal, faktor eksternal juga terdiri atas dua macam, yaitu:

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang dimaksud disini adalah lingkungan sosial mahasiswa seperti masyarakat, tetangga, dan juga teman-teman; lingkungan sosial kampus seperti para dosen, para staf asministrasi, dan teman-teman sekelas yang mempengaruhi semangat belajar mahasiswa; dan lingkungan keluarga seperti orangtua dan keluarga mahasiswa itu sendiri.

(8)

b) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga mahasiswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan mahasiswa.

3. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar mahasiswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran. Pendekatan belajar dapat dipahami

sebagai cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

2.5 Cara Belajar

Seperti yang telah diuraikan dalam sub bab di atas, faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu cara dan strategi belajar yang baik, adalah faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar mahasiswa.

Cara belajar dalam artikel 学习方法的含义 (http://www.pepcom.cn) diartikan sebagai seperangkat langkah dan tindakan yang digunakan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Suatu kebijaksanaan dari China berbunyi: ”Tidak cukup pergi ke sungai dengan keinginan untuk menangkap ikan, orang juga harus membawa jala” (M. Sobry Sutikno: 2005, 46), hal ini menegaskan bahwa minat dan motivasi belajar harus didukung oleh

(9)

cara belajar yang baik untuk mencapai tujuan belajar.

Penguasaan cara belajar yang baik adalah kriteria utama dalam peningkatan hasil belajar. Pepatah China kuno berbunyi: ”得其法者事半功倍,不得其法者事倍功半”, yang berarti bahwa cara yang benar akan membuahkan hasil yang berlipat, sebaliknya cara yang salah akan mengurangi hasil. Demikian halnya dengan Bruner yang mengemukakan bahwa cara belajar yang baik dan benar akan membantu mahasiswa dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menghambat perkembangan bakat dan kemampuannya.

Cara belajar secara umum dalam 高 中 学 生 学 习 常 规 及 方 法 介 绍 (http://www.0817china.com) terdiri dari:

1. Cara menyiapkan pelajaran

Dengan menyiapkan pelajaran, mahasiswa mempunyai gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari yang dapat membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dalam mendengarkan pelajaran. Cara yang baik dalam menyiapkan pelajaran meliputi:

a) Memahami garis besar materi/teks bacaan

Untuk mencapai pemahaman bacaan, Francis R. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat menemukan cara membaca SQ3R yang dirancang untuk memahami isi teks (Syah Muhibbin, M.ed: 2000). Cara ini bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.

(10)

Cara membaca SQ3R pada prinsipnya meliputi:

A. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasikan seluruh teks

B. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks C. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun

D. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan

E. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.

b) Menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diperoleh c) Mencari titik sulit dalam materi dan memberi tanda untuk diperhatikan lebih

seksama pada saat mengikuti pelajaran 2. Cara mengikuti kuliah

Mengikuti kuliah merupakan bagian utama dalam proses belajar-mengajar. Karena itu cara-cara yang baik untuk mengikuti kuliah memegang peranan penting dalam

proses belajar mahasiswa.

Cara yang baik dalam mengikuti kuliah dijabarkan secara rinci meliputi:

a) Menyiapkan buku dan alat belajar serta mengingat sekilas isi materi pada bab sebelumnya

b) Mendengar dan memperhatikan dosen dengan seksama

(11)

maksud/ide pikiran dosen.

d) Aktif mengikuti diskusi dan berpikir kritis

e) Memberi tanda pada bagian yang tidak jelas dan menanyakannya kepada dosen atau didiskusikan dengan teman

f) Membuat catatan pelajaran. 3. Cara mengerjakan latihan

Latihan adalah bagian penting dalam proses belajar. Dengan mengerjakan latihan, mahasiswa dapat memperdalam pemahaman materi, menggunakan pengetahuan

yang telah dipelajari, dan meningkatkan kemampuan menganalisis masalah. Cara mengerjakan latihan yang baik meliputi:

a) Membaca buku/memahami materi sebelum mengerjakan

b) Berpikir kritis terhadap soal-soal latihan dengan menghubungkan soal dengan pengetahuan (kosa kata) yang dimiliki

c) Mengerjakan latihan sendiri

d) Membaca kembali dan memperbaiki jawaban latihan. 4. Cara mengulang pelajaran

Mengulang pelajaran bermanfaat untuk memperdalam pemahaman dan penguasaan materi.

Cara megulang pelajaran harus memenuhi langkah-langkah berikut: a) Mengulang pelajaran pada hari yang sama

(12)

penyebab hilangnya ingatan. Oleh karena itu, setelah pelajaran selesai mahasiswa harus segera mengulang pelajaran terutama terhadap kosa kata dan tata bahasa yang sulit.

b) Mengulang pelajaran secara berkala. 5. Cara ujian

Evaluasi hasil belajar mahasiswa dapat dilihat dari nilai ujian mahasiswa yang mencerminkan pemahaman dan penguasaan mahasiswa tersebut terhadap materi

yang dipelajari. Cara yang baik dalam ujian meliputi: a) Mempunyai sikap positif terhadap hasil ujian b) Mempunyai persiapan ujian

c) Memeriksa jawaban ujian dengan teliti d) Menganalisa jawaban setelah selesai ujian

Sedangkan dalam pembelajaran bahasa, cara belajar dalam 教给普通的学习方法 (http://www.hnmbjy.com) terdiri atas:

1. Cara menyiapkan pelajaran

Cara-cara dalam menyiapkan pelajaran terdiri dari mencari makna dari kosakata baru dengan kamus, membaca teks bacaan secara sepintas (2-3 kali), memberi tanda pada bagian yang sulit atau tidak dimengerti untuk ditanyakan atau didiskusikan kepada dosen pada saat pelajaran berlangsung.

(13)

2. Cara mengikuti kuliah

Dalam mengikuti kuliah, mahasiswa harus aktif bertanya, berdiskusi dan berpikir kritis, dan mendengarkan dosen dengan baik.

3. Cara mengerjakan latihan

Cara yang baik dalam mengerjakan latihan adalah berpikir dan menyelesaikan soal latihan sendiri, berusaha menggunakan pengetahuan baru yang telah diperoleh

dalam mengerjakan latihan, memahami dan menguasai latihan. 4. Cara mengulang pelajaran

Mengulang pelajaran yang baik harus dilakukan segera mungkin setelah pelajaran selesai atau setidaknya pada hari yang sama dengan membaca ulang catatan atau pokok bahasan yang baru dipelajari, dan mengulang bagian yang susah atau yang belum dimengerti.

5. Cara ujian

Hal yang harus dilakukan dalam ujian adalah mempunyai persiapan ujian yang matang, menyelesaikan soal ujian dari tingkat kesulitan yang mudah, memeriksa kembali jawaban ujian dan membahasnya.

Referensi

Dokumen terkait

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan.. 2 Cukup Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam

Use case diagram dapat digunakan untuk kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam suatu sistem, sehingga sistem dapat digambarkan dengan jelas bagaimana proses

(1) Yang  dimaksud  dengan  Surat  Perjanjian  Kerja  Sama  ini  adalah  perjanjian  dimana  PIHAK  KESATU  mengikat  PIHAK  KEDUA    sebagaimana  pula  PIHAK 

BAGI MAHASISWA YANG ADA DI KELAS DIBAWAH INI AGAR SEGERA PINDAH KE KELAS LAIN YANG TERSEDIA... HENDRI

Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada adanya indikasi pelaksanaan pembelajaran masih belum optimal dan belum berjalan

perkembangbiakan yang ditemukan adalah genangan air bersifat tidak tetap / temporer yaitu pada tapak roda kendaraan berat, lempeng besi yang tidak terpakai dan

Berbeda sekali dengan skripsi yang penulis angkat ini dimana mengangkat penyimpangan yang terjadi dalam penjualan sparepart sepeda motor kredit oleh pihak debitut di

Melalui hasil perhitungan laju korosi dengan metode Polarisasi Potensiodinamik (tafel) dapat diketahui bahwa komposit dengan konsentrasi 2,5%wt CaCO 3 memiliki