• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi penghayatan ekaristi orang muda Katolik di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi penghayatan ekaristi orang muda Katolik di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DESKRIPSI PENGHAYATAN EKARISTI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS MINOMARTANI, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Oleh: MC. Merry Kurnia Sari NIM: 131124002. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbingku, serta kepada Bunda Maria Sang Bunda sejati yang menghantarkan doa-doaku kepada Bapa. Teruntuk yang terkasih Ibu tercinta MM. Suwarni (Almh), Bapak Yusup Tugiman, Ibu Maria Endang Indarti, Mas Aloysius Deddy Kristianto (Alm), Mas Yohanes Harry Budiarto, dan Mbak Lucia Evi Rahmawati.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Roma 12:12). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Skripsi ini berjudul DESKRIPSI PENGHAYATAN EKARISTI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS MINOMARTANI, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA, alasan penulis memilih judul tersebut karena berangkat dari keprihatinan ketika mengikuti perayaan Ekaristi, Orang Muda Katolik (OMK) kurang fokus dan sadar karena masih menggunakan gadget saat Ekaristi berlangsung.Ekaristitidak dimaknai lagi sebagai perjumpaan dan undangan Tuhan serta sebagai sumber puncak hidup mereka. Ekaristiadalahsumber dan puncak seluruh hidup iman kristiani. Melalui Ekaristi, Kristus mengundang seluruh umat untuk merayakan dan mengenangkan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan, maka dari situ tercakuplah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paskah kita. Fokus penelitian adalah penghayatan Ekaristi OMK secara internal dan eksternal. Penghayatan Ekaristi secara internal meliputi aspek pengetahuan, aspek motivasi, aspek kesadaran dan keaktifan dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Sedangkan, penghayatan Ekaristi secara eksternal tercermin dalam perbuatan hidup sehari-hari baik di lingkungan gereja dan masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik purposif dan penentuan responden menggunakan teknik snowball sampling. Penulis menggunakan metode fenomenolgi untuk menggali informasi dari OMK tentang pemahaman dan penghayatan mereka mengenai Sakramen Ekaristi. Untuk mencapai validitas data penulis me-recheck kembali informasi yang telah didapatkan kepada responden. Informasi-informasi tersebut kemudian dideskripsikan secara kualitatif untuk menunjukkan problematika dan dinamika penghayatan Ekaristi OMK saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman Ekaristi OMK adalah refleksi kembali peristiwa-peristiwa Yesus dari sengsara, wafat hingga bangkit.Mereka memahami Ekaristi sebagai kenangan perjamuan malam sebelum Yesus menderita sengsara, wafat, hingga bangkit dari kematian. Pemahaman OMK terhadap Sakramen Ekaristi hanya sebatas menghormati Tubuh dan Darah Kristus pada saat misa. Mereka datang untuk merayakan Ekaristi karena merupakan suatu kewajiban sebagai seorang Katolik. Dalam kehidupan seharihari, mereka belum memaknai Ekaristi sebagai kesempatan untuk menimba kekuatan dan daya dari Ekaristi sebagai sumber dan puncak iman kristiani terlihat bahwa ketika mereka memiliki masalah dalam hidup, pertama-tama yang mereka lakukan adalah bercerita kepada teman atau saudara, tidak membawanya dalam Ekaristi. Merespons permasalahan tersebut maka penulis mendesain program rekoleksi untuk Komunitas OMK Paroki Minomartani sebagai upaya untuk membangkitkan kembali kesadaran dan semangat untuk memaknai nilai-nilai Ekaristi dalam keseharian hidup mereka. Melalui rekoleksi tersebut, penulis akan mengajak OMK untuk melihat dan menjadikan Ekaristi sebagai sumber dan puncak iman kristiani yang mereka hayati. Kata kunci: Sakramen Ekaristi, penghayatan nilai-nilai Ekaristi, Orang Muda Katolik. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT This undergraduate thesis is entitled A DESCRIPTION ON HOW THE CATHOLIC YOUTH OF SAINT PETER AND PAUL PARISH, MINOMARTANI, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA ARE LIVING OUT THE EUCHARIST.The choice of this title was prompted by the researcher’s concern when attending Eucharist, the Catholic Youth less focus and realize that they operate gadget during the Eucharist. They do not consider the Eucharist as their encounter, invitation and source of pivot life from God. Eucharist as a source and pivot for entire Christian faith. Through Eucharist, Christ invites us to celebrate and commemorate the mystery of the passion, death and resurrection of the Lord. Therefore, all the spiritual richness of the Church, Christ Himself, our Passover are covered. This research focuses on the living of Catholic Youth Eucharist internally and externally. The internal live includes knowledge, motivation, realization and cooperation aspects in attending Eucharist. Whereas, the external Eucharist live is reflected on daily deeds in both the church and the community.The researcher uses descriptive qualitative with the determination of respondents in snowball sampling technique as the type of the research. The research appliesqualitativedescriptif which isusing purposive technique and the respondents are decided using snowball sampling technique.The researcher uses phenomenology method to dig up information from Catholic Youth about their attitudes and perspectives toward Eucharist based on Christian teaching. To achieve the validity of the data, the researcherwill recheck the information that has been obtained to the respondents. Futhermore, the information gathered is described qualitatively in order to show the problems and dynamicsof Catholic Youth’s comprehension at present. The results show that the understanding of the Catholic Youth Eucharist is a reflection of the events of Jesus from suffering, death to rise. The Catholic Youth perspective merely a matter of honoring the Body and Blood of Christ at Mass. They attend to celebrate the Eucharist because it is an obligation as a Christian. In everyday life, they can not interpret the Eucharist as an opportunity to draw strength and power from the Eucharist as the source and summit of the Christian faith. It is seen when they have problems in life, first of all they do is tell a friend or relative, not carry it in Eucharist. In responseto those problems, the researcher has designed a retreat program for the Catholic Youth Community in Minomartani Parish, as an effort to revive their awareness and spirit to apply the Eucharist values in their daily lives. Through this retreat, the researcher will invite the Catholic Youth to see and put Eucharist as a source and pivot of Catholic faith which they are vivified.. Key Words: Eucharist, Applying Eucharistic’ values, Catholic Youth. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa Maha Pengasih, karena atas rahmat kasih-Nya yang teramat besar, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul DESKRIPSI PENGHAYATAN EKARISTI ORANG MUDA. KATOLIK. DI. PAROKI. SANTO. PETRUS. DAN. PAULUS. MINOMARTANI, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan akan kurangnya pemahaman dan penghayatanOrang Muda Katolikterhadap Sakramen Ekaristi baik secara internal dan eksternal di Paroki Santo Petrus Dan Paulus Minomartani. Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan tulus ikhlas menyampaikan banyak terimakasih kepada: 1.. Dr. B. A. Rukiyanto, SJ, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.. 2.. F. X. Dapiyanta, SFK., M. Pd, selaku dosen utama yang penuh kesabaran dalam memberikan pendampingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. 3.. Yoseph Kristianto, SFK., M. Pd, selaku dosen penguji kedua sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik yang dengan sepenuh hati mendukung, mendampingi, dan memberi semangat selama proses perkuliahan terkhusus dalam proses penyelesaian skripsi.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.. P. Banyu Dewa Hs, S. Ag., M. Si, selaku dosen penguji ketiga yang telah memberikan dukungan dan menyempurnakan skripsi ini.. 5.. Pastor Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartaniyang telah memberikan ijin untuk penulis melakukan penelitian dalam skripsi ini.. 6.. Liris, Ian, mbak Cibi, Yusti, Jetro dan mbak Oyen yang telah bersedia meluangkan waktu untuk diwawancarai dan membantu selama penelitian berlangsung.. 7.. Romo Bani, MSF dan Santi yang bersedia diwawancara dalam memperkuat data hasil penelitian ini.. 8.. Segenap staf dosen dan seluruh karyawan prodi PAK Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penulisan skripsi ini.. 9.. Bapak Yusup Tugiman, Ibu Maria Endang Indarti, Mbak Evi, Mas Harry, Mas Kardo yang telah memberikan motivasi penyemangat, cinta, dan perhatian yang begitu besar baik secara materi dan moril kepada penulis.. 10. Mbak Eli dan Kak Ampy yang selalu membantu, mendukung, dan memberi semangat dengan tulus hati saat penulis merasa lelah untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Para sahabat dan teman seperjuangan: Kristina Dessy Indriani, Brigita Anggi Ninditasari, Paulus Nargi Mijanarko, Raya Irmawati Harahap, Stefani Fierza Dewi, Ch. Desi Wulandari, Embong, Kiting, Kadek Rina, Angel, Anggia Paskarani, Suster Erik, Suster Gerar, Suster Yuli, mbak Lia, Picca, StefaniShi,. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii. PERSEMBAHAN ...................................................................................................... iv. MOTTO ...................................................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ............................................................................................................... ix. KATA PENGANTAR ................................................................................................ x. DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1. A. Latar Belakang ................................................................................................ 1. B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5. C. Batasan Masalah.............................................................................................. 5. D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6. E. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 6. F. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 6. G. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 7. BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 8. A. Perayaan Sakramen Ekaristi ............................................................................ 8. 1. Sakramen Ekaristi ..................................................................................... 9. a. Tinjauan Etimologis ............................................................................ 9. b. Tinjauan Historis ................................................................................. 9. c. Makna Perayaan Ekaristi.................................................................... 11 2. Liturgi Ekaristi ......................................................................................... 15 a. Ritus Pembuka ................................................................................... 15. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Liturgi Sabda ...................................................................................... 16 c. Liturgi Ekaristi ................................................................................... 17 d. Ritus Penutup ..................................................................................... 18 B. Orang Muda ................................................................................................... 18 1. Pengertian Orang Muda ........................................................................... 18 2. Dinamika Hidup Orang Muda.................................................................. 19 a. Orang Muda Zaman Sekarang ........................................................... 19 b. Karakteristik Orang Muda Zaman Sekarang...................................... 20 3. Harapan Gereja terhadap Orang Muda Katolik ....................................... 22 C. Penelitian Relevan .......................................................................................... 25 D. Fokus Penelitian ............................................................................................. 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 27 A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 27 B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 28 C. Responden Penelitian ..................................................................................... 29 D. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 29 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 30 F. Teknik Keabsahan Data ................................................................................. 33 G. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 37 A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 37 1. Profil Responden ...................................................................................... 37 2. Hasil Wawancara ..................................................................................... 39 a. Pemahaman Konsep Sakramen Ekaristi............................................. 40 1) Arti Sakramen Ekaristi ................................................................. 41 2) Dasar Sakramen Ekaristi .............................................................. 43 3) Tata Cara Liturgi dalam Ekaristi .................................................. 46 4) Ritus Ekaristi dan Makna Masing-Masing Ritus ......................... 48 b. Penghayatan Nilai-Nilai Ekaristi dalam Keseharian Hidup ............... 52 1) Dorongan Mengikuti Ekaristi....................................................... 53 2) Makna Sakramen Ekaristi ............................................................ 56. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3) Partisipasi Aktif Dalam Perayaan Ekaristi ................................... 59 4) Respons Terhadap Homili Imam ................................................. 62 5) Keterlibatan Aktif Sebagai Petugas Liturgi ................................. 65 6) Ekaristi Sebagai Perayaan Syukur ............................................... 69 7) Kontekstualisasi Nilai-Nilai Ekaristi Dalam Keseharian Hidup .....72 8) Ekaristi dan Persoalan Hidup ....................................................... 74 B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 77 1. Pemahaman Sakramen Ekaristi Orang Muda Katolik ............................. 78 2. Makna Sakramen Ekaristi Bagi OMK ..................................................... 80 3. Dinamika Penghayatan Ekaristi OMK ..................................................... 84 4. Faktor Pendorong dan Penghambat Dalam Menghayati Ekaristi ............ 92 C. Usulan Program .............................................................................................. 96 D. Refleksi .......................................................................................................... 108 BAB V PENUTUP .................................................................................................. 113 A. Simpulan ....................................................................................................... 113 B. Saran .............................................................................................................. 114 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 115 LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian .......................................................... (1) Lampiran 2 Data Wawancara Asli ............................................................................ (2) Lampiran 3 Lagu pembuka Pekerja Kristus Yang Mulia......................................... (29) Lampiran 4 Game “Angin Berhembus” .................................................................. (29) Lampiran 5 Teks Kitab Suci .................................................................................... (29) Lampiran 6 Lagu penutup Saksi Kristus .................................................................. (30). xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Semua singkatan dalam skripsi ini mengikuti singkata Kitab Suci sesuai daftar singkatan dalam Perjanjian Baru dan Alkitab Deutrokanonika yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).. B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja LG. : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsilii Vatikan II Tentang Gereja, naskah asli November 1964. PO. : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II Tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, naskah asli Desember 1965. KHK. : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), cetakan 1 ‒ Juni 2016. SC. : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II Tentang Liturgi Suci, November 1990. PUMR. : Pedoman Umum Misale Romawi, cetakan 1 ‒ 2002. C. Singkatan Lain Kan.. : Kanon. Art.. : Artikel. KWI. : Konferensi Wali Gereja Indonesia. No. : Nomor. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PBB. : Perserikatan Bangsa-Bangsa. UU. : Undang-undang. PKPKM. : Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda. PKPOMK. : Pedoman Karya Pastoral Orang Muda Katolik. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.. A. Latar Belakang Ekaristi merupakan puncak hidup iman Kristiani yang dirayakan oleh umat beriman sebagai tanda keimanan mereka kepada Kristus. Ekaristi adalah kenangan akan perjamuan Krisitus yang hadir sebagai keseluruhan puncak hidup iman umat Kristiani. Martasudjita (2005: 33) mengatakan bahwa sejak semula Ekaristi dipandang sebagai sumber dan pusat hidup Gereja. Ekaristi merupakan pujian syukur atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus, sebagaimana berpuncak dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Konferensi Waligereja Indonesia (2012: 402) menyatakan bahwa Ekaristi merupakan tanda dan sarana, artinya ―sakramen‖ persatuan dengan Allah dan kesatuan antarmanusia. Tidak hanya mempertandakan: dalam Ekaristi umat sungguh menghayati dalam iman dan kesatuan dengan Tuhan yang hadir di tengah mereka. Ekaristi adalah puncak seluruh hidup iman Kristiani, karena itu Ekaristi harus dihayati secara sungguh oleh umat yang mengikuti perayaannya sebagai ungkapan syukur dan penghormatan penuh pada Kristus yang hadir dalam rupa roti dan anggur. Ekaristi menuntut umat Kristiani untuk terlibat aktif dalam.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. perayaan syukur atas kemenangan Kristus dalam peristiwa salib. Liturgi Ekaristi—bagaikan sumber mata air—mengalirlah rahmat kepada kita dengan hasil guna yang amat besar diperolah pengudusan manusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus, tujuan utama karya Gereja (SC art. 10). Ekaristi tidak hanya semata-mata dirayakan saja namun bagaimana Ekaristi itu menjadi daya kekuatan bagi pribadi masing-masing agar dapat membawa perdamaian dan sukacita dalam hidup. Ekaristi menjadi perjumpaan manusia yang rindu dengan sapaan Tuhan yang hadir lewat roti dan anggur sebagai Tubuh dan Darah Kristus. Ekaristi adalah bentuk kasih dan solidaritas Kristus yang mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan seluruh umat manusia. Seharusnya orang muda katolik menjadi tulang punggung bagi Gereja di masa mendatang karena mereka memiliki semangat yang membara sehingga dapat memajukan Gereja melalui keterlibatan secara aktif dalam kehidupan menggereja. Umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani selalu merayakan Ekaristi pada hari minggu dan hari biasa. Umat yang hadir adalah mereka yang senantiasa rindu akan sapaan Allah yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Mereka adalah umat beriman Kristiani yang karena pembaptisan, dipanggil untuk menjalani hidup yang selaras dengan ajaran injil (KHK No. 217). Perayaan Ekaristi di Yogyakarta umumnya didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dan Orang Muda Katolik (OMK) khususnya di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, perayaan Ekaristi menjadi tidak khusuk karena ada beberapa faktor misalnya keterlambatan, berpacaran saat perayaan misa berlangsung, merayakan Ekaristi karena ikut-ikutan teman. Selain itu juga, Ekaristi sebagai ajang fashion.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. supaya terlihat lebih mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan pakaian yang tidak layak atau seadanya untuk mengikuti perayaan Ekaristi. Fakta menunjukkan bahwa pada saat Ekaristi berlangsung umat—termasuk OMK— cenderung bermain gadget ketimbang fokus pada inti perayaan. Mereka biasanya mengambil gambar, meng-update status, dan sibuk berkomunikasi dengan sesama melalui media sosial. Mereka kurang memiliki persiapan ketika akan merayakan Ekaristi.. Persiapan diri itu penting sebelum merayakan Ekaristi. dalam keheningan doa-doa pribadi yang akan dipersatuakan dengan doa Gereja dalam Ekaristi (Tarigan, 2017:14). Umat beriman hendaknya jangan hanya sebagai penonton yang bisu, melainkan supaya melalui upacara dan doa-doa memahami misteri dan ikut serta penuh khidmat dan secara aktif (SC art. 48) Kehadiran globalisasi tidak hanya melahirkan krisis dalam hidup kaum muda terutama dalam pencarian identitas iman mereka sebagai seorang beriman kristiani, tetapi juga bahwa kaum muda sebagai harapan masa depan Gereja dan masyarakat berada dalam disposisi yang tidak menentu. Artinya, di satu pihak kehadiran globalisasi menguntungkan kaum muda terutama dalam mewujudkan segala harapan dan cita-cita mereka sekaligus dapat memperluas relasi mereka dengan orang lain, tetapi di lain pihak ―globalisasi‖ membuat kaum muda berada dalam kesulitan untuk mencari makna identitas mereka sendiri. Bahkan lebih dari itu kaum muda menghadapi sekian banyak persoalan dalam hidup mereka, tak terkecuali mereka mengalami krisis iman akibat perkembangan globalisasi (http://sapereaudenias.blogspot.co.id/2008/08/kaum-muda-harapan-masa-depangereja.html/ diakses Sabtu, 18 Maret 2017). Situasi semacam ini muncul karena orang muda pada zaman sekarang berada pada era generasi Y yang lahir sekitaran.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. tahun 1981-1995 yang dapat disebut dengan generasi millenial atau milenium. Generasi ini banyak menggunakan tekhnologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, path,. line,. bbm,. whatsapp,. dan. media. sosial. lainnya. (http://4muda.com/mengenal-generasi-x-y-dan-z-sebagai-generasi-dominanmasa-kini/ diakses 18 Maret 2017). Perbedaan antara generasi muda (Y) dengan generasi berumur 30-60 tahun (X) menyebabkan perbedaan pendapat, pandangan dan sikap. Orang muda jika diperingatkan oleh orang-orang tua malah semakin menjadi benci dan semakin menjadi pasif, orang muda tidak bisa membantah, mereka ingin dipercayai tanpa terus dikekang, generasi muda tidak dapat disentuh dengan bacaan, seminar, retret, tapi yang dibutuhkan adalah personal touch, imam, suster muda yang bisa bergaul dan memahami apa yang mereka butuhkan. Kegelisahan orang muda pada zaman ini semakin tak terbendung karena kemajuan teknologi cepat beredar, jika orang tidak menggunakan secara sehat akan berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain (Magnis Suseno, 2017:4). Ciri khas yang pantas dimiliki oleh OMK adalah katolisitas. Katolisitas yakni sikap iman sebagai pengikut Yesus Kristus yang menyadari bahwa dirinya diselamatkan dan sekaligus membawa keselamatan bagi sesamanya (Aris Purnama, 2015:31). Kesadaran itulah yang harusnya dimiliki dan dihayati OMK dalam perjuangan hidup sehari-hari. Orang muda dengan semangatnya yang membara akan menjadikan Gereja menjadi berkembang jika orang muda mau terlibat aktif dalam kehidupan menggereja terutama jika mereka dapat menghayati Ekaristi dengan baik dan sepenuh hati. Menghayati Ekaristi itu salah satunya.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. terlibat aktif dalam perayaan Ekaristi dari awal sampai akhir, menjaga sikap saat Ekaristi berlangsung, tidak bermain gadget, tidak berbicara sendiri bersama teman yang lain, berpakaian yang sopan, dan berusaha memfokuskan hati pikiran sepenuhnya untuk merayakan Ekaristi Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mendeskripsikan penghayatan Ekaristi OMK yang telah sekian lama mengikui Ekaristi di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani. Oleh karena itu, judul yang diangkat adalah Deskripsi Penghayatan Ekaristi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan berikut ini: 1. Apakah OMK menempatkan Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup iman Kristiani? 2. Bagaimana OMK menghayati Ekaristi? 3. Apakah OMK hanya menjadi penonton dalam perayaan Ekaristi? 4. Apakah Ekaristi menjadi daya kekuatan dalam kehidupan sehari-hari? 5. Apakah OMK mengalami perubahan cara pandang terhadap Ekaristi? 6. Apakah OMK seadanya bersikap dalam merayakan Ekaristi? 7. Bagimana OMK terlibat dalam perayaan Ekaristi?. C. Batasan Masalah Topik mengenai Sakramen Ekaristi sangat luas untuk dibahas. Karena itu penulis mencoba membatasi fokus penelitian pada aspek penghayatan Ekaristi.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. orang muda katolik. Begitu juga orang muda yang hanya dibatasi pada sekelompok orang muda Katolik yang bergabung dalam organisasi kepemudaan Gereja Katolik di wilayah Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani.. D. Rumusan Masalah Penulis merumuskan dua pertanyaan penting yang menjadi acuan dan fokus dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Bagaimana pandangan OMK Paroki Minomartani tentang Sakramen Ekaristi? 2. Bagaimana Penghayatan Ekaristi OMK di Paroki Minomartani?. E. Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan pandangan OMK Paroki Minomartani tentang Sakramen Ekaristi. 2. Mendeskripsikan Penghayatan Ekaristi OMK di Paroki Minomartani.. F. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Berkontribusi secara ilmiah yakni menyumbangkan gagasan tentang Orang Muda Katolik dan pandangannya tentang Sakramen Ekaristi kepada masyarakat, Gereja, dan lembaga pendidikan. 2. Manfaat Praktis Penilitian ini bisa menghasilkan beberapa pedoman teknis bagi OMK untuk mendorong dan meningkatkan partisipasi mereka dalam upaya menghayati Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup iman Kristiani..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. G. Sistematika Penulisan Bagian pertama merupakan Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. Bagian kedua merupakan Kajian Pustaka yang berisi tentang pengertian sakramen pada umumnya, pengertian sakramen Ekaristi, orang muda zaman sekarang, dinamika orang muda zaman sekarang, dinamika OMK zaman sekarang, dan harapan gereja terhadap OMK. Bagian ketiga merupakan Metodologi Penelitian yang berisi gambaran tentang metode penelitian yang akan dilakukan mencakup: latar belakang penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, tempat dan waktu penelitian, dan responden penelitian, Bagian keempat merupakan Hasil Penelitian Dan Pembahasan yang berisi tentang hasil penelitian berupa hasil wawancara yang telah dilakukan tentang deskripsi penghayatan Ekarisiti bagi OMK di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Bagian kelima merupakan Penutup yang berisi kesimpulan dan saran..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sakramen Ekaristi merupakan salah satu dari tiga sakramen inisiasi yang terdapat dalam Gereja Katolik. Ekaristi merupakan perwujudan kasih Allah yang secara nyata hadir dalam rupa roti dan anggur yang dipersembahan untuk umat manusia yang percaya kepada-Nya. Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup iman kristiani (LG 11). Karena itu Ekaristi hendaknya dirayakan dan dihayati dengan sepenuh hati oleh seluruh umat beriman Kristiani agar dapat dijadikan daya kekuatan bagi jiwa dan raga, dan tentunya dihayati baik secara liturgis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pada zaman sekarang orang muda tergolong generasi milenial (Generasi Y). Generasi ini ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang instan dan lebih menarik. Perkembangan arus informasi juga telah membentuk kecenderungan sosial kaum muda. Hal ini menyebabkan orang muda senantiasa mengalami perubahan cara pandang dan penghayatan terhadap Sakramen Ekaristi. Tulisan ini bertujuan menunjukan secara singkat definisi Sakramen Ekaristi, makna perayaan Ekaristi, definisi orang muda Generasi Y, dinamika Orang Muda Katolik zaman sekarang, dan harapan Gereja terhadap mereka melalui Sakramen Ekaristi. A. Perayaan Sakramen Ekaristi Hal pertama yang ditekankan dalam Pedoman Umum ialah bahwa Perayaan Ekaristi adalah suatu perayaan jemaah (Crichton, 1987: 47). Martasudjita (2005: 105) menyatakan sudah dari istilahnya kelihatan bahwa.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Perayaan Ekaristi merupakan suatu perayaan. Kata perayaan menerjemahkan kata Latin celebratio yang kata kerjanya: celebrare. Kata celebrare ini mempunyai banyak kemungkinan arti, seperti: merayakan, mengunjungi atau menghadiri dalam jumlah banyak, meramaikan, memenuhi, kerap kali melakukan, memasyhurkan, memuji atau memuja. Sebelum melangkah pada pengertian Perayaan Sakramen Ekarisi, berikut akan dijelaskan mengenai Pengertian Sakramen Ekaristi, selanjutkan akan dijelaskan mengenai Liturgi Ekaristi. 1. Sakramen Ekaristi a. Tinjauan Etimologis Ekaristi berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti puji syukur, memuji, dan mengucap syukur (Martasudjita, 2005:28). Kata Yunani eucharistia ini bersama kata Yunani eulogia digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani berakhah yaitu doa berkat dalam perjamuan Yahudi (Martasudjita, 2008:4). Istilah Ekaristi bukan berasal dari para teolog, tetapi benar-benar diangkat dari Injil. Kata itu berasal dari kata eucharistein yang berarti menyampaikan syukur (Roguet, 1984:14). Ekaristi adalah pusat misteri dari semua sakramen karena pengorbanan Yesus di kayu salib yang bersejarah itu hadir dalam kata-kata konsekrasi dengan cara yang tersembunyi dan tak berdarah. b. Tinjauan Historis Ekaristi berakar pada tradisi perjamuan makan (Paskah) Yahudi. Adapun inti pokok tradisi perjamuan makan Yahudi adalah doa sebelum perjamuan yang berisi doa syukur atas piala (Martasudjita, 2005:273). Sakramen Ekaristi adalah kurban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkan-Nya untuk.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. mengabdikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kembali-Nya dalam kemuliaan. Dia mempercayakan kepada Gereja kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya. Sakramen Ekaristi merupakan tanda kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah, saat Kristus diterima sehingga jiwa dipenuhi rahmat dan jaminan kemuliaan yang akan datang diberikan kepada kita (Kompendium Katekismus Gereja Katolik no. 271). Melalui Sakramen Ekaristi setiap orang dipersatukan dalam ikatan cinta kasih Allah dengan menunjukkan solidaritas-Nya menjelma menjadi manusa yang rela wafat dan disalib untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa. Ekaristi adalah sakramen utama, hal ini sesuai dengan ajaran Konsili Vatikan II yang menyebut Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani (LG 11). Sakramen-sakramen lainnya, begitu pula semua pelayanan Gerejani serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan Ekaristi suci dan terarah kepadanya (PO 5 dalam Konferensi Waligereja Indoenesia, 1996: 402). Sebab dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paskah kita (Kompendium Katekismus Gereja Katolik no. 1324). Sehubungan dengan relasi antara Ekaristi dan sakramen-sakramen lain yang semuanya adalah upacara sakramental, termasuk baptisan, memerincikan isi Ekaristi dengan memperlihatkan salah satu segi atau aspek yang ada pada Ekaristi. Sakramen inisiasi memperlihatkan bahwa karya penyelamatan yang secara bulat nampak dalam perayaan Ekaristi atau perjamuan Tuhan yang pelakunya ialah jemaat sebagai jemaat (Groenen, 1992:169) Ekaristi benar-benar menjadi puncak dan pusat dari pengungkapan iman Gereja yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari demi penghayatan iman umat.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. (Banarwiratama, 1986:65-66). Ekaristi kudus adalah sakramen saat Yesus Kristus memberikan Tubuh dan Darah-Nya sendiri untuk umat-Nya sehingga dalam kasih umat-Nya juga akan menyerahkan diri kepada-Nya dan bersatu dengan Dia dalam komuni kudus. Dengan cara ini, umat Kristus bergabung menjadi satu dalam Tubuh Kristus yaitu Gereja. Sakramen Ekaristi adalah kurban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkan-Nya untuk mengabadikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kembali-Nya dalam kemuliaan (Kompendium Katekismus Gereja Katolik no. 271). Sakramen Ekaristi adalah sakramen yang menjadi pokok, karena melalui Ekaristi hadirlah Kristus secara nyata dalam rupa roti dan anggur, maka perayaan Ekaristi menjadi upacara pokok yang akan dilakukan oleh orang beriman kristiani. Ekaristi bukan hanya sebagai simbol namun merupakan tanda dan sarana keselamatan yang Allah tawarkan untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa agar dapat merasakan janji Allah dalam kemulian-Nya. c. Makna Perayaan Ekaristi Ekaristi adalah perayaan iman. Artinya, dalam perayaan Ekaristi diungkapkan iman seluruh Gereja akan penyelamatan Allah yang terjadi dalam Yesus Kristus. Allah telah menunjukkan solidaritas dengan cara menjelma menjadi manusia dan mengorbankan tubuh-Nya untuk disalib demi keselamatan umat manusia. Melalui Ekaristi, persatuan seseorang dengan Kristus dan Gereja diungkapkan secara nyata. Konsili Vatikan II menyebut Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani (LG 11), dan bahkan ―sakramen-sakramen lain berhubungan erat dengan Ekaristi dan terarah kepadanya‖. Ekaristi dipahami sebagai ―sumber dan puncak‖, karena melalui Ekaristi tampaklah pengungkapan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. diri Gereja sebagai sakramen Kristus yang paling mendasar, karena dalam Ekaristi persatuan dengan Kristus dan tentu saja juga dengan seluruh umat, ditampilkan dalam tanda (Madya Utama, 2016: 20). Kesatuan antara umat dan Kristus itu terbentuk secara nyata, melalui Ekaristi umat dipersatukan dengan Kristus yang hadir di dalam perayaan Ekaristi. Umat yang hadir dan menghayati Ekaristi secara penuh akan menemukan Kristus dalam rupa roti dan anggur. Ekaristi bukanlah ciptaan dan rekaan Gereja. Ekaristi tidak merupakan ide spontan Gereja. Ekaristi juga bukan kiriman Tuhan yang seakan-akan jatuh dari langit atau surga. Ekaristi dirayakan oleh Gereja berdasarkan pengalaman iman Gereja akan Tuhan Yesus Kristus (Martasudjita, 2005:34-35). Dalam Kisah Para Rasul (2:42.46; 20:7.11) diketahui bahwa jemaat perdana dengan rajin merayakan perjamuan Tuhan. Dengan perjamuan makan bersama orang-orang berdosa, Yesus ingin menampilkan makna kedatangan dan kehadiran Allah yang berbelas kasih. Kebersamaan Yesus dengan orang-orang berdosa mengungkapkan kehendak Allah yang mau menyelamatkan mereka (Martasudjita, 2005:35). Masyarakat asli memandang makan bersama sebagai tanda. yang mempertemukan dan. mempersatukan mereka dengan Yang Kudus. Karena itu makan bersama selalu dilihat dalam hubungan dengan pengalaman akan Yang Kudus, yang menjadi dasar dan sumber kehidupan (Hayon, 1986:64-65). Perjamuan malam terakhir bukanlah perayaan yang dilakukan oleh Yesus untuk. mengenangkan. diri-Nya, melainkan. untuk. mengartikan. peristiwa. penderitaan dan wafat-Nya yang sudah difirasatkan oleh Yesus (Martasudjita, 2005:38). Dalam perjamuan terakhir terpenuhi apa yang senantiasa diwartakan.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. Yesus dalam perjamuan-perjamuan semasa hidup-Nya. Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi pada hari Kamis Putih ―Pada malam waktu Ia diserahkan‖ (1Kor 11:23), ketika Yesus merayakan Perjamuan Malam Terakhir bersama para Rasul-Nya (Kompendium Katekismus Gereja Katolik No. 272). Dalam cara merayakan Ekaristi seharusnya dapat diketahui, apa yang dilakukan Kristus dahulu di Yerusalem, malam sebelum sengsara-Nya (Hermans, 1992:102). Tiap perayaan Ekaristi hendaknya menghantar kita ke sumbernya: perjamuan Yesus pada perjamuan akhir. Setiap kali saat perayaan Ekaristi dirayakan selalu terdengar suara imam yang mengatakan ―Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu‖ dan juga Yesus berkata ―Inilah Piala Darah-Ku, Darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa, lakukanlah ini untuk mengenangkan daku (Martasudjita, 2000:27). Yesus Kristus hadir dalam Ekaristi dalam cara yang unik dan tak tertandingi. Dia hadir dalam cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Sakramen Ekaristi, Dia hadir secara sacramental, yaitu dalam rupa roti dan anggur ekaristis, Kristus penuh total, Allah dan Manusia (Kompendium Katekismus Gereja Katolik no. 282). Kristus yang hadir secara nyata dan sungguh-sungguh dalam perayaan Ekaristi memberikan kerinduan yang mendalam di hati para umat beriman. Umat bisa merasakan kehadiran Kristus melalui santapan rohani yaitu Tubuh dan Darah Kristus yang substansial hadir dalam rupa roti dan anggur yang dipersembahkan untuk seluruh umat..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. Apa yang diterima umat dengan iman dan secara sakramental dalam perayaan Ekaristi, harus memberikan dampak nyata dalam tingkah laku mereka dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu, hendaklah seluruh umat beriman kristiani berusaha menempuh seluruh hidup mereka dengan gembira dan penuh rasa syukur yang diteguhkan oleh santapan surgawi, sambil turut serta dalam wafat dan kebangkitan Tuhan. Dengan demikian, setiap orang yang mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi, haruslah penuh gairah ingin berbuat baik, menyenangkan Allah dan hidup pantas sambil membaktikan diri kepada Gereja, melaksanakan apa yang diajarkan kepadanya, dan bertumbuh dalam iman akan Kristus. Ia pun akan siap menjadi saksi Kristus di dalam segala hal, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup manusia, agar dunia diresapi dan dijiwai dengan semangat Kristus. Sebab tidak ada satu umat Kristiani pun dapat dibangun, kecuali kalau berakar dan berproses pada perayaan Ekaristi (Eucharisticum Mysterium no 13 dalam Suharyo, 2011: 11-12) . Apa yang telah dirayakan oleh umat itulah yang harus dihayati oleh umat. Penghayatan Ekaristi itu dihayati baik dari perayaan atau liturginya dan dihayati secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ekaristi berarti ―syukur‖ karena kebaikan Allah yang telah kita alami. Maka ―syukur‖ juga berarti mengenangkan peristiwa yang disyukuri. Inilah yang kita alami dalam kehidupan sehari hari (Madya Utama, 2016:20). Demkianlah, perutusan untuk membagikan hidup Kristus mendorong kita untuk berhimpun sebagai persekutuan, membaharui iman, menyalakan harapan, memurnikan kasih dan melanjutkan kesaksian dalam hidup dan pelayanan nyata (Suharyo, 2011:101)..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Ekaristi adalah karya penebusan Allah yang mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia. Sakramen Ekaristi yang dirayakan dalam Perayaan Ekaristi menjadi puncak seluruh hidup iman kristiani yang mana iman tersebut terwujud dalam Ekaristi yang menjadi kerinduan bagi seluruh umat kristiani. Kristus hadir dalam rupa roti dan anggur yang dimaknai menjadi tubuh dan darah-Nya yang diberikan secara cuma-cuma untuk seluruh umat kesayangan-Nya.. 2. Liturgi Ekaristi Dalam Perayaan Ekaristi ada dua bagian besar yakni Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, serta ditambah dengan ritus pembuka dan ritus penutup (Suharyo, 2011:15-97). Ada dua unsur pokok: perayaan syukur dan perjamuan. Ungkapan syukur itu dilaksanakan dalam bentuk perjamuan. Maka syukur berarti mengenangkan peristiwa yang disyukuri. Inilah yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari (Madya, 2016:20). a. Ritus Pembuka Pembuka Perayaan Ekaristi terdiri dari bagian-bagian yang mendahului Liturgi Sabda. Ritus pembuka bertujuan untuk mempersatukan umat yang berkumpul dan menyiapkan mereka agar mampu mendengarkan sabda Allah dengan penuh perhatian. Ritus pembuka diawali dengan membuat tanda salib atau tanda kemenangan Kristus. Bagian ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Allah Tritunggal memanggil kita, mengundang kita dan menghimpun kita menjadi satu persekutuan (Suharyo, 2011:16). Undangan Allah untuk ikut serta dalam.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. perjamuan Ekaristi ditujukan kepada semua orang tanpa membedakan latar belakang ekonomi, sosial, politik, budaya. Umat yang berhimpun dalam perayaan Ekaristi semakin menyadari bahwa mereka adalah orang-orang yang berdosa. Oleh karena itu, untuk dapat kembali kepada Allah, hendaknya kita mengakui bahwa ―kami telah berdosa, Tuhan kasihanilah kami‖. Kita mengakui kedosaan kita tidak hanya kepada Allah namun kepada sesama kita yang hadir dalam perayaan Ekaristi. Kita memohon agar kita didoakan agar menjadi pribadi yang lebih baik. Kita semua membutuhkan doa saudara-saudari kita sebagai persekutuan anak-anak Allah kita bersama-sama menghadap takhta kerahiman Allah (Suharyo, 2011: 25-26). Pengakuan bahwa kita adalah orang-orang yang berdosa juga menekankan kebersamaan sebagai umat beriman. Oleh karena itu, pengakuan sebagai orang berdosa juga mengungkapkan niat untuk tidak saling menghancurkan, untuk tidak saling meminggirkan namun menjadi sarana untuk berbagi beban dan berkat. Dengan cara demikian, suatu umat yang berhimpun akan menjadi komunitas yang sungguh menghayati panggilan dan perutusan untuk menjadi benih-benih kemanusiaan baru yang sudah ditebus dan diselamatkan, akan menjadi komunitas yang hidupnya meluap dalam pujian, ―Kemuliaan kepada Allah di surga, dan damai di bumi kepada orang-orang yang berkenan kepada-Nya‖. Komunitas yang hidup adalah komunitas yang memuji Allah (Suharyo, 2011: 29). b. Liturgi Sabda Umat yang berhimpun akan mendapat makan dari meja Sabda karena manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Suharyo, 2011:33). Yesus, Sang Roti Hidup diterima dari dua meja,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. yaitu meja Sabda dan meja Ekaristi. Oleh karena itu, perayaan Ekaristi merupakan suatu kesatuan ibadat yang mencakup Ekaristi juga perayaan Sabda (PUMR 33). c. Liturgi Ekaristi Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan perpindah dari meja mimbar ke meja altar. Pesan-pesan pokok dari bagian ini yaitu mulai persiapan persembahan dan berpuncak pada Doa Syukur Agung (DSA) sampai dengan doa sesudah komuni (Suharyo, 2011: 59). Musakabe (2008: 84-93) mengatakan tentang Liturgi Ekaristi sebagai berikut: 1) Liturgi Ekaristi dimulai dengan persembahan yang melambangkan kedatang kita ke hadapan Tuhan. Kita membawa persembahan berupa air, anggur, kolekte, dan kadang-kadang berupa hasil bumi, yang melambangkan persembahan diri pribadi kita sendiri kepada Tuhan. 2) Konsekrasi merupakan puncak dari Perayaan Ekaristi di mana roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Melalui kata-kata dan tindakan imam dalam konsekrasi terjadi trans-substansiatio, suatu perubahan yang mengagumkan. 3) Doa Bapa Kami adalah doa yang langsung diajarkan Yesus kepada kita. Doa antar pribadi ini adalah doa sempurna dan paling indah. Sesudah doa Bapa Kami, ada ―Salam Damai‖ untuk saling menyampaikan salam damai kepada seluruh umat dengan sepenuh hati tanpa basa-basi. 4) Komuni adalah bagian dari Perayaan Ekaristi di mana kita diundang untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Menerima Tubuh dan Darah Kristus berarti menerima Sang Penyembuh..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. 5) Berkat dan Pengutusan, imam atas kuasa imamatnya memberikan berkat Allah kepada kita, dan mengutus kita untuk mewartakan kabar gembira di sekeliling kita. kita menerima berkat Allah dengan sikap berdiri dan penuh kegembiraan. DSA merupakan inti perayaan Ekaristi (Jacobs, 1996:77). Doa ini berakar dalam perayaan Yahudi, khususnya sebagaimana dirayakan oleh Yesus pada Perjamuan Terakhir, maka Ekaristi juga mengikuti susunan perayaan Yahudi (Jacobs, 1996:29). DSA terdiri dari dua bagian: puji syukur dan permohonan. Puncak dari perayaan ekaristi adalah DSA yang dilanjutkan dengan penerimaan Tubuh dan Darah Kristus. Komunio berarti persekutuan kasih. Sebagai persiapan, komunitas berdoa dengan menyebut Allah sebagai Bapa. Sesudah itu umat saling memberikan salam damai yang mengungkapkan kesadaran kita sebagai anggota komunitas (Suharyo, 2011:87). d. Ritus Penutup Perayaan Ekaristi ditutup dengan ritus penutup. Dalam ritus ini Yesus mengutus kita untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah. Apa yang telah kita lihat, kita raba, dan kita dengar sekarang hendaknya kita wartakan dalam kesaksian dalam hidup sehari-hari. Ikut serta dalam Ekaristi berarti siap sedia diutus untuk memberikan kesaksian tentang hidup yang telah dialami dalam persekutuan Yesus (Suharyo, 2011:98).. B. Orang Muda 1. Pengertian Orang Muda Menurut UU Kepemudaan, orang muda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. 30 tahun. Namun menurut Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda (PKPKM), orang muda adalah mereka yang berusia 13-30 tahun dan belum menikah. Sejak tahun 2004, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta memunculkan istilah Orang Muda Katolik. Istilah ini kemudian meluas dan diteguhkan dalam Pertemuan Nasional (PERNAS) OMK 2005 menggantikan istilah Mudika. Namun sampai dengan saat ini, kedua istilah masih dipakai bergantian, sesuai dengan pilihan masing-masing komunitas. Secara spesifik OMK lebih mengarah kepada sekelompok anak muda yang berada di suatu paroki tertentu. Penelitian ini akan dibatasi pada orang muda yang berusia 16-35 tahun, dan sedang aktif berkegiatan di Paroki Minomartani. 2. Dinamika Hidup Orang Muda Orang muda dalam menjalani hidup tentu mengalami masa di mana mereka dapat merasakan dampak yang baik ataupun yang buruk bagi hidup mereka. Pada zaman sekarang yang ditandai dengan kemajuan tekhnologi yang semakin pesat menjadikan seseorang enggan untuk berusaha lebih giat karena segala sesuatu mudah untuk didapatkan secara instan. Tulisan berikut akan menjelaskan tentang pengertian secara singkat tentang orang muda zaman sekarang, karakteristik orang muda zaman sekarang, dan harapan gereja terhadap Orang Muda Katolik (OMK). a. Orang muda zaman sekarang Orang muda zaman sekarang berada pada era generasi Y yang lahir sekitar tahun 1981-1995. Mereka dapat disebut sebagai generasi millenial. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, path, line, bbm,.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. whatsapp, dan media sosial yang lainnya. Mereka juga suka main game online (http://4muda.com/mengenal-generasi-x-y-dan-z-sebagai-generasi-dominan-masakini/ diakses 18 Maret 2017). Perbedaan generasi muda (Y) dengan generasi berumur 30-60 tahun (X) menyebabkan perbedaan pendapat, pandangan dan sikap. Orang muda jika diperingatkan oleh orang tua malah semakin menjadi benci dan semakin menjadi pasif. Orang muda tidak bisa membantah, mereka ingin dipercayai tanpa terus dikekang. Mereka sesungguhunya membutuhkan personal touch dari imam, suster muda yang bisa bergaul dan memahami kebutuhan mereka (Magnis Suseno, 2017:4). b. Karakteristik orang muda zaman sekarang Generasi Y memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Mereka terbiasa dengan segala hal yang sifatnya instan, cenderung tidak sabaran jika memiliki keinginan harus segera terlaksana. 2) Mereka cenderung lebih mudah menerima perubahan, karena lebih open minded dan berkeinginan tinggi untuk belajar hal-hal baru. Mereka lebih percaya diri tampil di depan forum dan mengemukakan pendapatnya. 3) Mereka cenderung dekat, bahkan masih manja dengan orang tua (familiy centric). 4) Mereka selalu mengikuti trend terbaru dan tak sabar untuk menciptakan trennya sendiri. 5) Mereka mengerjakan tugas dengan lebih bersemangat dan cepat karena umumnya paham teknologi. Mereka sangat gampang beradaptasi dengan teknologi baru..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. 6) Mereka tidak suka jadwal yang detail. Mereka adalah koordinator, bertemu dengan klien atau teman misalnya, tanpa perlu perjanjian yang rumit dan direncanakan. 7) Mereka kurang memperdulikan aturan baku (anytime-anywhere). Bagi mereka, bekerja dari cafe atau toko merupakan hal lumrah. Namun, mereka dianggap kurang baik dalam menjalin komunikasi dengan sesama. Mayoritas menggunakan komputer, memiliki ponsel, menggunakan pesan instan untuk berkomunikasi, televisi mendapatkan berita, dan internet mendapatkan informasi. Karakteristik di atas bukan menjadi hal yang tabu bagi masyarakat. Selain itu, orang muda zaman sekarang memahami Gereja hanya sekedar sebagai bangunan bukan komunitas tempat pembelajaran. Adanya rasa memiliki dan dimiliki oleh Gereja Katolik belum sebagai kesadaran namun lebih karena terlahir sebagai orang Katolik (http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-danpenghayatan imannya, diakses Sabtu, 1 April 2017). Orang muda tidak puas dengan kegiatan berupa proyek yang diorganisir untuk mereka. Hanya sedikit saja yang rajin pergi ke Gereja di hari Minggu. Seorang ibu menuliskan keluhan melalui e-mail kepada seorang imam demikian: Anak saya saat ini usianya 17 tahun, laki-laki, berwatak keras, tapi perasaannya sangat halus, yang berakibat saya jadi sangat hati-hati kalau bicara kawatir tersinggung. Sebab kerap kali jika berbicara dengan ayahnya, sering beda pendapat dan berakibat perang mulut, akhirnya marah, pernah anaknya kabur. Jadi kalau ribut kami berdua sedih. Anak pertama pintar omong dan setia kawan, jika sudah kumpul sama temantemannya lupa waktu, meskipun tempat di mana dia ngumpul/nongkrong, kami orangtua tahu, termasuk nomor hand phone teman-temannya. Menurut dia Gereja cukup setor muka saja, kerap kali dia tidak komuni. Sepertinya dia mengalami kehampaan. Pernah suatu kali dia bilang Tuhan tidak pernah dengar doanya, jadi percuma berdoa (saya sedih sekali dengarnya) Saya ingin dia untuk mau mengaku dosa tapi susah‖..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. OMK sedang mengalami transformasi menuju kepribadian yang integral. Rentang masa muda yang panjang (usia 13-35 th) adalah masa distingtif, saat mencari, mempertanyakan, belajar dan mengambil keputusan. Kita yang pernah menjalani masa muda tentu merasakan bahwa saat itu merupakan saat yang sukar, menantang. sekaligus. menggairahkan. karena. penemuan-penemuan. baru. Seringkali kita ingin sesuatu yang lain dari pada yang lain. Sedangkan di pihak lain, Liturgi Gereja Katolik Roma, sudah berkembang dalam 20 abad dan sering dipandang sebagai peraturan yang kaku, alih-alih sebagai perayaan yang membebaskan. Padahal, potret berliturgi oleh OMK tak selamanya demikian (http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-dan-liturgi/diakses Sabtu, 1 April 2017). OMK membutuhkan pendampingan yang memang berguna bagi perkembangan imannya untuk menuju pada kedewasaan. 3. Harapan Gereja terhadap Orang Muda Katolik Penghayatan. OMK. terhadap. liturgi. sebenarnya. tergantung pada. pengetahuan dan pengalaman mereka akan liturgi itu sendiri. Jika OMK membuat kesalahan dalam ber-liturgi, ternyata kesalahan itu tidaklah fatal, normal saja. Kesalahan. mereka. pun. kadang-kadang. karena. pengaruh. kelompok. kategorial yang lebih senior. Justru kelompok-kelompok kategorial yang beranggotakan orang-orang tidak muda lagi lah yang sering bikin kesalahan fatal, dan keras kepala. Sebaliknya, biasanya dengan taat OMK mau belajar dari kesalahan. Mereka tetap gembira dan kreatif, asalkan pendamping dengan empati mau setia mendampingi, menjelaskan makna simbol dan hakikat liturgi yang kaya. makna. itu. kepada. mereka,. memetakan. dalam lebensrauung Gereja lokal, dan sebagainya.. posisi. kelompok.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. Penulis yakin, dalam kerja sama yang baik dengan pendamping itu dapatlah dihindarkan kesalahan-kesalahan fatal yang tidak perlu terjadi. Sebenarnyalah di antara Liturgi dan OMK ada hubungan batin yang saling mendukung. Liturgi menjadi on going formation bagi OMK. Sedangkan daya kreativitas dan gelora kemudaan OMK membuat liturgi dirayakan dengan bersemangat. Liturgi tanpa keterlibatan orang muda, merupakan tanda nyata kematian. Gereja. (http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-dan-. liturgi/diakses Sabtu, 1 April 2017) Gereja berharap agar OMK dapat menjadi harapan dalam kehidupan menggereja. Gereja sangat menganjurkan penyelenggaraan Misa untuk berbagai kelompok dalam paroki baik teritorial maupun kategorial sebab mempunyai dampak lebih mendalam terhadap penghayatan hidup kristiani, saling mendukung dalam perkembangan hidup rohani dan kesaksian iman. Untuk itu diperlukan berbagai penyesuaian, yang dapat dibagi dalam dua kategori: penyesuaian akomodatif maksudnya penyesuaian dalam hal-hal yang tidak berkaitan dengan budaya setempat misalnya: bacaan, nyanyian, cara berkomunikasi, tata-gerak ritual, dramatisasi, tarian, dan sebagainya. Misa Orang Muda perlu banyak penyesuaian sesuai dengan jiwa mereka agar sungguh berdaya-guna bagi hidup mereka, namun mengindahkan kaidah liturgi. Penyesuaian inkulturatif maksudnya unsur-unsur budaya setempat di mana dituntut studi yang mendalam mengenai unsur-unsur yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kelompok masyarakat tertentu dalam penghayatan iman mereka ( http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-dan-liturgi/ diakses Sabtu, 1 April 2017)..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. Selain itu juga OMK diharapkan dapat mengembangkan dirinya dalam hal liturgi dan musik Gereja karena OMK memiliki semangat dan jiwa muda untuk terus berkembang demi perayaan ekaristi. Kaum muda hendaknya juga mempunyai rasa cinta kepada Allah di tengah-tengah kesibukan dan rutinitas. Merekapun diharapkan semakin sadar akan kasih Allah dengan menyapa Allah lewat perayaan Ekaristi setiap hari Minggu di Gereja sebagai ungkapan syukur atas berkat Allah (Oky, 2017:27). Orang muda bebas berkreasi untuk mengembangkan talenta dalam bidang bermusik untuk memuliakan Tuhan dalam ekaristi. Hal ini dimaksudkan bahwa tidak semena-mena mengubah liturgi dalam ekaristi namun masih tetap pada porsinya agar membantu umat dalam menghayati ekaristi. Musik Liturgi semakin suci, bila semakin erat hubungannya dengan upacara Ibadat, entah dengan mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak. Gereja menyetujui segala bentuk kesenian yang sejati, yang memiliki sifat-sifat menurut persyaratan Liturgi, dan mengizinkan penggunaannya dalam Ibadat kepada Allah (http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-omk-danliturgi/ diakses Sabtu, 1 April 2017). OMK adalah modal dasar bagi perkembangan Gereja masa kini dan masa depan. Mereka menempati jalur estafet pengembangan hidup iman menggereja dan masyarakat di posisi yang penting. Mereka diandalkan untuk menjadi penerus pertumbuhan iman dan pengembangan hidup menggereja masa depan. Maka dinamika kehidupan iman OMK harus mendapatkan perhatian penting dari Gereja. Orang muda perlu diberikan kesempatan untuk mengenal, mengalami dan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. terlibat. secara. aktif. dalam. kehidupan. menggereja. (http://www.komkat-. kwi.org/node/60, diakses 1 April 2017).. C. Penelitian Relevan Penelitian relevan adalah penelitian oleh Christina Lunau Jalung (2016) tentang Peranan Ekaristi Terhadap Keterlibatan Orang Muda Katolik Dalam Menanggapi Permasalahan Sosial Masyarakat di Stasi Santo Stefanus Datah Bilang Ilir Kalimantan Timur. Penelitian tersebut menunjukan bahwa sebagian besar OMK mengerti dan memahami secara baik arti Ekaristi, makna Ekaristi, motivasi merayakan Ekaristi, sikap yang tepat saat merayakan Ekaristi dan pribadi yang menggambarkan Allah dalam Ekaristi. Motivasi menghayati iman akan Allah melalui Ekaristi meningkatkan kepedulian terhadap sesama yang sedang mengalami kesulitan. Melalui penilitan ini, peneliti hendak mengetahui bagaimana OMK Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani menghayati Ekaristi melalui sikap dan keaktifan mereka saat merayakan Ekaristi serta melalui perbuatan sehari-hari di dalam lingkup Gereja dan masyarakat.. D. Fokus Penilitian Fokus penelitian adalah penghayatan Ekaristi OMK di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani. Penghayatan Ekaristi yang pertama secara internal yang meliputi sikap dan keaktifan dalam mengikuti perayaan ekaristi. Sikap yang diharapkan dari umat terhadap Ekaristi adalah sikap penuh bakti dan hormat yang sebesar-besarnya, dengan mengambil bagian secara aktif di dalamnya (Herman,.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. 2008: 9-10). Kedua secara eksternal yang tercermin dalam perbuatan hidup seharihari baik di lingkungan gereja dan masyarakat. Setelah mengikuti Ekaristi apakah dalam hidup Orang Muda ini timbul rasa ingin mewartakan Kristus di tengahtengah umat atau hanya sekedar ikut perayaan ekaristi dan tidak menerima perutusan yang Tuhan berikan. Demikianlah, perutusan untuk membagikan hidup Kristus mendorong seluruh umat beiman untuk berhimpun sebagai persekutuan, membarui iman, menyalakan harapan, memurnikan kasih dan melanjutkan kesaksian dalam hidup nyata dan pelayanan yang nyata (Suharyo, 2011: 101)..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan sebagai bentuk usaha untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai Penghayatan Ekaristi oleh Orang Muda Katolik di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik keabsahan data, objektivikasi data, dan teknik analisis data.. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya persepsi, motivasi, tindakan dan secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa dengan menggunakan metode alamiah (Moleong, 2008:6). Jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti kondisi alamiah yang mana peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dengan penelitian kualitatif penulis mengumpulkan data kemudian menguraikannya secara deskriptif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2008:11). Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan yakni untuk.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. mengetahui perkembangan fisik tertentu dan mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu. Penulis menggunakan metode fenomenologi untuk menggali penghayatan Ekaristi oleh OMK Paroki Minomartani adalah metode fenomenologi. Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang (Moleong,. 2008:14).. Penelitian. fenomologi. mencoba. menjelaskan. atau. mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini mengkaji pengalaman seseorang dalam berbagai peristiwa atau situasi yang dialami. B. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu satu bulan, yakni pada pertengahan bulan Juli sampai dengan pertengahan bulan Agustus 2017. Penetapan penelitian dibuat berdasarkan pada pertimbangan penulis bahwa datadata yang diperoleh sudah mencapai validitas, dimana jawaban orang muda yang bukan informan cenderung sama dengan apa yang dikatakan informan. Selain itu, para informan merupakan orang kunci yang dijadikan sebagai representasi dari seluruh OMK yang ada di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani. Karena itu penetapan waktu penelitian pada prinsipnya sesuai dengan target waktu yang direncanakan sebelumnya oleh penulis. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani karena di paroki ini. di satu sisi terdapat banyak orang muda yang.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. aktif namun di lain sisi mereka sering kurang aktif dalam kegiatan-kegiatan liturgi. Hal ini menjadi alasan mendasar penulis memilih Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani sebagai lokasi penelitian.. C. Responden Penelitian Penelitian kualitatif tidak mempersoalkan berapa jumlah informan, tetapi tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci dan komplekitas dari keragaman fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian, informan ditentukan dengan teknik snowball sampling, yakni proses penentuan informan berdasarkan informasi sebelumnya tanpa menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik penelitian yang diperlukan. Pencarian informan akan dihentikan setelah informasi penelitian dianggap sudah memadai. Responden dalam penelitian ini adalah OMK yang berusia 16-35 tahun. Mereka dipilih sebagai responden karena dinilai menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi yang akurat dan terpercaya. Dengan demikian responden dalam penelitian ini adalah pastor paroki, pendamping OMK, dan ketua/waka OMK. D. Pertanyaan Penelitian Untuk menjawab permasalahan penelitian ini maka penulis menentukan beberapa pertanyaan berikut: 1. Internal a. Aspek pengetahuan/pemahaman Ekaristi 1) Sakramen Ekaristi: bagaimanakah pengetahuan OMK mengenai Sakramen Ekaristi?.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. 2) Liturgi Ekaristi: bagaimanakah pemahaman OMK tentang Liturgi dalam Ekaristi? b. Aspek motivasi 1) Apa yang membuat OMK mengikuti Ekaristi? c. Aspek kesadaran 1) Bagaimana kesadaran OMK dalam merayakan Ekaristi? d. Aspek keterlibatan/keaktifan 1) Bagaimanakah bentuk keterlibatan OMK dalam perayaan Ekaristi?. 2. Eksternal a. Bagaimanakah Ekaristi sungguh menjadi sumber dalam hidup sehari-hari OMK? b. Bagaimanakah Ekaristi sungguh menjadi puncak dalam hidup sehari-hari OMK?. E. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data 1.. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik atau jenis metode yang digunakan oleh peneliti. adalah wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, bebas dengan masalah dan fokus penelitian diarahkan pada pusat penelititian (Moleong, 2005:186). Wawancara mendalam ini dilaksanakan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti sehingga hasil dari wawancara tersebut dapat terarah sesuai dengan hasil yang ingin dicapai. Teknik wawancara.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan secara mendalam dari narasumber yang bersangkutan sehingga mendapatkan informasi secara langsung dan mengetahui dengan jelas peristiwa tersebut.. 2. Instrumen Pengumpulan Data Dalam pengambilan data di lapangan, peneliti dibantu dengan pedoman wawancara, alat rekam dan alat dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam pengambilan dan pengumpulan data.. a. Pedoman Wawancara Penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan instrumen, berupa pedoman wawancara karena dalam proses pengumpulan data menekankan pada wawancara terhadap narasumber/responden untuk mengetahui pandangan OMK tentang ekaristi. Responden adalah pemberi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian dalam kualitatif. Berikut pedoman wawancara yang digunakan.. Pedoman Wawancara Nama Responden. : ………………………………….. Jenis Kelamin. : ………………………………….. Tanggal Wawancara. : ………………………………….. Tempat Wawancara. : ………………………………….. Wawancara ke. : …………………………………..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. 1.. Pemahaman Konsep Ekaristi. a. Sakramen Ekaristi 1) Apa yang dimaksud dengan Sakramen Ekaristi? 2) Apa yang menjadi dasar dari Sakramen Ekaristi? b. Liturgi 1) Bagaimana tata cara Liturgi dalam Ekaristi? 2) Dalam Ekaristi ada ritus, ada berapa banyak ritus dalam Ekaristi? Apa makna dari masing-masing ritus yang ada dalam Ekaristi? 2.. Penghayatan Ekaristi. a. Secara internal 1) Apa yang mendorong anda mengikuti perayaan Ekaristi? 2) Apa makna Sakramen Ekaristi menurut anda? 3) Apa yang anda lakukan dalam perayaan Ekaristi? Apakah ketika Imam mengajak untuk berdoa, anda juga ikut mendoakan? 4) Ketika Imam memberikan homili, apa yang anda lakukan? Adakah pesan yang dapat anda ambil dari homili yang baru anda dengar dalam perayaan Ekaristi? 5) Pernahkan anda terlibat menjadi petugas liturgi dalam perayaan Ekaristi? Kalau pernah apa yang anda lakukan? Bagaimana anda melakukannya? Lalu apa yang anda dapatkan setelah menjadi petugas liturgi? b. Secara eksternal 1) Ekaristi adalah sebuah perayaan syukur, apa yang disyukuri dalam Ekaristi itu? 2) Apa yang membuat anda terlibat dalam kegiatan yang ada di Gereja maupun dalam masyarakat?.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. 3) Ketika anda mempunyai masalah hidup, bagaimana anda menyelesaikan atau memecahkannya?. b. Pedoman Observasi Observasi yang dilakukan penulis meliputi keterlibatan aktif OMK selama Perayaan Ekaristi baik sebagai petugas liturgi maupun sebagai umat dalam perayaan Ekaristi. Berikut pedoman observasi yang digunakan.. Pedoman Observasi. Nama Responden. : ………………………………….. Jenis Kelamin. : ………………………………….. Hari dan tanggal observasi. : ………………………………….. Aspek yang diteliti 1. Partisipasi dalam Perayaan Ekaristi 2. Respons terhadap homili Imam 3. Keterlibatan aktif sebagai petugas liturgi. F. Teknik Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. untuk menguji keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi (Sugiyono, 2014:366). Triangulasi. adalah. teknik. pemeriksaan. kebasahan. data. yang. memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2008:330). Denzin (Moleong, 2008:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan metode. Menurut Patton (dalam Moleong, 2008:331), pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dengan triangulasi,. peneliti. dapat. me-recheck. temuannya. dengan. jalan. membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan: (a) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan; (b) mengeceknya dengan berbagai sumber data, dan (c) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.. G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari. Setelah itu membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono 2014:334). Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumupulan data melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Miles and Huberman (Sugiyono, 2014:337), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interakif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, drawing/verification. 1. Reduksi Data Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2014:338). 2. Penyajian Data Miles and Huberman, menyatakan bahwa: ―yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif‖. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2014:341)..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. 3. Verifikasi Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2014:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Pada. bagian. ini―penulis. memaparkan. hasil. penelitian. dengan. menggunakan metode wawancara. Penelitian ini melibatkan beberapa responden yakni Orang Muda Katolik di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian ini merupakan rangkuman atas jawaban responden tentang Penghayatan Ekaristi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dimensi Penghayatan Ekaristi—yang menjadi fokus penelitian ini—dibagi ke dalam dua hal yakni penghayatan secara internal dan eksternal. Penghayatan internal dibagi ke dalam empat aspek yaitu aspek pengetahuan, motivasi, kesadaran, dan keterlibatan. Sedangkan secara eksternal, penulis cenderung melihat hal-hal di luar diri seseorang yang berpengaruh terhadap kesadaran dan cara mereka menghayati Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari. 1. Profil Responden Responden 1—dengan inisial CLA, adalah seorang gadis kelahiran OKU Timur, 16 September 1995. Ia bergabung sebagai anggota OMK Minomartani pada saat Semester VII. Ia adalah seorang alumni dari SMA Pangudi Luhur Sukaraja Kabupaten OKU Timur, Sumetera Selatan. Ia mengaku sangat senang ketika berdinamika bersama teman-teman OMK yang lain. Saat penulis melakukan wawancara ini, ia sedang terlibat aktif mempersiapkan Kirab Salib AYD ke-7. Mahasiswa yang baru saja menyelesaikan studi sarjana-nya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini CLA tinggal bersama keluarganya di.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. Jl. Mujair VI, No. 6 Minomartani, Ngaglik, Sleman. Wawancara bersamanya dilaksanakan pada Rabu, 19 Juli 2017 pukul 18.00 – 18.20. Responden 2—dengan inisial ACW, adalah seorang mahasiswa Semester V di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarya. ACW lahir pada tanggal 28 Maret 1997 di Yogyakarta. ACW adalah alumnus dari SMA Kolose Debritto Yogyakarta. ACW tinggal di Perum Jambusari Indah di Jl. Durian 16, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. ACW adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. ACW bergabung di OMK Mino sejak lulus SMP kurang lebih tahun 2012 yang lalu. Dia mengalami susah senang berdinamika dengan OMK Minomartani. Responden 3― Gadis berinisial APD ini adalah mahasiswi tingkat akhir dan sendang menyelesaikan tugas akhirnya di suatu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Ia lahir di Yogyakarta, 23 Desember 1993 dan tinggal di Jl. Gabus V no.03, RT/RW 25/05, Perumnas Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Ia adalah alumni dari SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. APD adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia mengaku bergabung di OMK Minomartani sejak lulus SMP sampai sekarang dan masih aktif mengikuti kegiatan OMK yang bagi dia sangat seru, menyenangkan dan asyik. Responden 4― Gadis belia berinisial TDY baru saja menyelesaikan studi di SMA N 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. TDY akan melanjutkan kuliah di suatu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Yogyakarta. TDY lahir 29 Mei 1999 dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. TDY tinggal bersama orangtua di Jl.Sukun no.2 Ngringin, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Mulai gabung di OMK Minomartani kurang lebih satu tahun yang lalu, dan senang sekali bisa berkumul berdinamika bersama OMK Minomartani..

Referensi

Dokumen terkait

Film dokumenter juga menjadi salah satu solusi dalam menyampaikan kembali makna dan ajaran pendidikan Ki Hadjar Dewantara sehingga dapat memberi informasi lebih

Penelitian tentang Analisis Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan bertujuan : 1) Menganalisis sejauh mana tingkat kenyamanan saat ini dan keadaan Fisik jalan di Kota Surakarta, agar

(3) Ketentuan mengenai persyaratan kendaraan bermotor angkutan penumpang terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri yang bertanggung

Secara parsial, penelitian ini menunjukkan variabel Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan

ٌﻢﻴِﻜَﺣ ٌّﻲِﻠَﻋ ُﻪَّﻧِﺇ ُﺀﺂَﺸَﻳ ﺎَﻣ ِﻪِﻧْﺫِﺈِﺑ َﻰِﺣﻮُﻴَﻓ ًﻻﻮُﺳَﺭ َﻞِﺳْﺮُﻳ ْﻭَﺃ ٍﺏﺎَﺠِﺣ ِﺀﺁَﺭَﻭ ﻦِﻣ ْﻭَﺃ ًﺎﻴْﺣَﻭ َّﻻِﺇ ُﻪَّﻠﻠٱ ُﻪَﻤِّﻠَﻜُﻳ ﻥَﺃ ٍﺮَﺸَﺒِﻟ َﻥﺎَﻛ

Menurut perhitungan, t hitung variabel total asset turnover sebesar 0,144, lebih kecil dari t tabel 2,0181 dengan nilai signifikansi 0,886 atau lebih besar dari nilai alphanya ( 

sungai-sungai yang berhulu yang ada di se- kitar Gunung Merapi. Lahar-lahar tersebut memiliki sortasi atau perbedaan ukuran butir yang beragam. Adanya perbedaan sebaran

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh sisa anggaran, pendapatan asli daerah, dan Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Modal Bidang Pendidikan,