• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Ruko (Studi Penerapan Asas Mengikatnya Perjanjian/Pacta Sunt Servanda)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tanggung Jawab Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Ruko (Studi Penerapan Asas Mengikatnya Perjanjian/Pacta Sunt Servanda)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Bangunan adalah suatu tempat kita untuk berlindung dari teriknya matahari dan derasnya hujan. Semakin berkembangnya jaman, bangunan bukan hanya di peruntukkan sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari dan juga deras nya air hujan, akan tetapi juga dapat difungsikan sebagai tempat jual beli barang. Tempat ini biasa di sebut Rumah Toko atau orang indonesia biasa menyebutnya Ruko. Dalam era Industrialisasi ini berkembangnya teknologi yang semakin maju maka kebutuhan manusia akan semakin meningkat, seiring dengan berkembangan zaman. Pada dasarnya manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhannya. Karena keterbatasan kemampuan yang berbeda-beda, tidak sedikit orang yang lebih cenderung memilih jasa penyewaan ruko untuk usaha.

Ruko adalah sebutan bagi bangunan bangunan di Indonesia yang umumnya bertingkat antara dua hingga lima lantai,dimana tempat tersebut biasanya disewakan untuk tempat usaha. Ruko biasanya berpenampilan sederhana dan sering dibangun bersama ruko-ruko lainnya yang sama atau mirip sebagai suatu komplek. Bagi masyarakat yang taraf perekonomiannya tinggi yang mampu membangun ruko, mereka dapat menyewakan ruko tersebut kepada orang orang yang membutuhkan1.

1

(2)

Pada pasal 1548 KUHPerdata yang berbunyi “Sewa menyewa adalah suatu perjanjian,dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang,selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya”2

.

Sewa menyewa dalam hukum Islam dalam fiqih disebut dengan ijarah yang menurut bahasa berarti al-ajru yang berarti al-iwadu atau ganti. Menurut istilah sewa menyewa atau ijarah adalah memberikan manfat benda kepada orang lain dengan suatu ganti pembayaran3. kebolehan transaksi ijarah ini didasarkan pada Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 233 sebagai berikut:

Artinya: “Jika kamu hendak menyusukan anak kamu (kepada orang lain) maka tidak bedosa apabila kamu memberikan pembayaran secara pantas. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ingatlah bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah: 233)

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat penulis kemukakan bahwa dalam perjanjian sewa menyewa apabila yang menjadi objek transaksi adalah manfaat atau jasa dari suatu benda disebut ijârah al’ain, seperti sewa menyewa rumah untuk ditempati. Bila yang menjadi objek transaksi itu berupa manfaat atau jasa dari tenaga seseorang disebut ijarah az-zimmah atau upah mengupah.

2 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal 1548

3 Masduha Abdurrahman, 1992, Pengantar dan Asas-asas Hukum Perdta Islam, Surabaya: Central Media, hal. 97.

(3)

Sekalipun objeknya berbeda keduanya dalam konteks fiqih disebut al-ijârah4. Tujuan diadakannya perjanjian sewa menyewa adalah untuk memberikan hak pemakaian kepada pihak penyewa sehingga benda yang bukan berstatus hak milik dapat disewakan oleh pihak yang mempunyai hak atas benda atau barang tersebut.

Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya pada satu orang lain atau lebih5. dari peristiwa ini terciptanya suatu hubungan hukum antara dua orang tersebut yang di namakan perikatan. Dalam suatu perjanjian biasanya melibatkan dua pihak yaitu pihak yang mengikatkan dirinya untuk memberikan kenikmatan dari suatu barang (pemberi sewa) dan pihak yang menerima dan merasakan kenikmatan dari suatu barang sewa (penyewa),maka sudah sepatutnya penyewa memberikan perlindungan hukum terhadap barang yang disewakan terhadap penyewa6.

Adapun perjanjian yang sah, ada bila perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan undang-undang, dengan demikian perjanjian tersebut diakui oleh hukum. Seperti disebutkan dalam pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenai syarat syahnya perjanjian yaitu :

1. Ada persetujuan kehendak antara para pihak yang mengadakan perjanjian (consessus)

2. Ada kecakapan para pihak untuk suatu perjanjian (capacity) 3. Ada sesuatu hal tertentu (certain subject metter)

4

Abdul Rahman Ghazaly,dkk. 2010, Fiqih Muamalat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm. 278.

5 Septarina Budiwati, 2018, buku ajar hukum perdata, muhammadiyah university press, Surakarta, hal. 182.

6

(4)

4. Ada sebab yang halal (legal cause)7

Perjanjian yang sudah dibuat secara sah maka mengikat kepada para pihak untuk memenuhinya. Dalam pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menyatakan bahwa “setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”8. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak itu mengikat para pihak tersebut, Dalam hal salah satu pihak dalam perjanjian tidak melaksanakanya, maka pihak lain dalam pelaksanaan berhak untuk memaksakan pelaksanaan melalui mekanisme dan jalur hukum yang berlaku9. Perjanjian itu mengikat kepada para pihak yang membuatnya artinya menimbulkan tanggung jawab hukum untuk memenuhinya “pacta sunt servanda atau janji itu mengikat”

Hukum sewa menyewa juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor.44 Tahun 1994 yaitu tentang jaminan hukum antara pemilik properti dan penyewa, asal terdapat perjanjian tertulis yang sah. Perjanjian tertulis tersebut berisi 3 klausa yang penting yakni hak dan kewajiban pemilik dan penyewa, jangka waktu sewa, beserta harga sewa properti10.

Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai pelaksanaan perjanjian sewa menyewa ruko di beteng, dalam penerapan asas pacta sunt servanda yaitu mengikatnya tanggung jawab hukum kepada para pihak untuk

7 Abdulkadir Muhammad. Hukum Perikatan.(Bandung: Bandung Press.1982).Hal.88. 8 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal 1338

9 Subekti, Aneka Perjanjian, cet.10 (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995), Hal.3. 10 Bisnis.com, 2016, Trik properti, dalam

https://m-bisnis- com.cdn.ammproject.org/v/s/m.bisnis.com/amp/read/20160814/48/575056/trik-properti-usir-penyewa-sebelum-masa-sewa

habis?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#aoh=15729248797009&referrer =https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s, diunduh selasa, 05 Nopember 2019, pukul 10.51.

(5)

memenuhinya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian skripsi yang berjudul “ TANGGUNG JAWAB HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUKO (Studi penerapan Asas

Mengikatnya Perjanjian/Pacta Sunt Servanda).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diajukan penulis menjadi dasar dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah bentuk dan isi perjanjian sewa menyewa ruko antara kedua belah pihak?

2. Bagaimanakah tanggung jawab hukum perjanjian sewa menyewa ruko antara kedua belah pihak?

3. Bagaimanakah penerapan asas mengikatnya suatu perjanjian atau pacta sunt servanda pada perjanjian sewa menyewa ruko antara kedua belah pihak?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan yang ingin dicapai, demikian juga dengan penelitian ini, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk dan isi perjanjian sewa menyewa ruko antara kedua belah pihak.

2. Untuk mengetahui tanggung jawab hukum perjanjian sewa menyewa antara kedua belah pihakantara kedua belah pihak.

(6)

3. Untuk mengetahui penerapan asas mengikatnya suatu perjanjian atau pacta sund sarvenda antara kedua belah pihak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penulis dengan adanya penelitian ini, bermanfaat ditinjau dari dua segi yaitu segi teoritis dan praktis.

1.Manfaat Teoritis

a. Untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis baik di bidang hukum pada umumnya dan bidang hukum agraria khususnya. b. Untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan hukum secara teoritis

khususnya bagi hukum agraria nasional, yang berkaitan dengan perjanjian sewa-menyewa.

c. Untuk menjadi pedoman bagi para pihak yang ingin mengetahui dan mendalami tentang perjanjian sewa-menyewa.

2.Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini berguna bagi masyarakat akan pentingnya konsep sewa menyewa yang tidak pernah lengkang dalam aplikasi kehidupan sehari-hari sehingga menumbuhkan pengetahuan yang mendasar dan memperkecil konflik antar pihakyang merasa dirugikan dan diuntungkan.

b. Manfaat Bagi Penulis

Hasil penelitian ini di harapkan penulis mampu meningkatkan pemahaman serta menambah wawasanya tentang pelaksanaan perjanjian sewa

(7)

menyewa antara para pihak serta tanggung jawab hukumnya sehingga untuk kedepannya penulis paham pada saat terjun di masyarakat.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran berfungsi untuk konsep alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran atau panduan bagi peneliti yang dijabarkan melalui bagan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Keterangan:

Terkait dengan kerangka pemikiran diatas, bisa kita lihat bahwa kerangka pemikiran diatas menggambarkan hubungan aturan yang mengatur tentang perjanjian sewa menyewa yang akan dituangkan dalam penelitian penulis. Sewa

PASAL 1548 KUHPerdata Tentang perjanjian sewa

menyewa

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44

TAHUN 1994 Tentang Jaminan hukum antara pemilik properti dan penyewa

TANGGUNG JAWAB HUKUM PARA PIHAK

BENTUK DAN ISI DALAM PERJANJIAN

SEWA MENYEWA

PENERAPAN ASAS PACTA SUNT

(8)

menyewa khususnya diatur pada buku ketiga tentang perikatan Kitab Undang – undang Hukum Perdata pasal 1548, ada pula aturan yang mengatur tentang sewa menyewa rumah pada Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun 1994 tentang jaminan hukum antara pemilik properti dan penyewa.

Pada kedua aturan tersebut mengatur suatu hal yang berkaitan yaitu tentang sewa menyewa, dalam hal perjanjian sewa menyewa rumah ini terdapat suatu permasalahan yang akan diangkat oleh peunulis bagaimana bentuk dan isi perjanjian sewa menyewa rumah, bagaimana tanggung jawab hukum para pihak dalam perjanjian sewa menyewa rumah, dan bagaimana penerapan asas pacta sunt servanda dalam suatu perjanjian sewa menyewa rumah.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang digunakan untuk memperkuat atau menunjang suatu penulisan ilmiah. Dari penelitian dimaksud untuk memperoleh hasil jawaban yang seobyektif mungkin atau kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.11 Pada hakekatnya penelitian ini timbul dari hasrat ingin tahu dalam diri manusia dalam melakukan pembinaan serta pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk dialamnya ilmu hukum.

Penelitian hukum dimaksudkan sebagai kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistimatika, dan pemikiran dengan jalan menganalisa, kecuali itu juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk

11 Soerjono Soekamto,1987, Pengantar Peneltian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, hal. 5.

(9)

kemudian mengusahakannya sebagai pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbuldidalam gejala tersebut.12

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi, yang dilakukan secara metodelogis, sistematik dan konsisten. Metodelogis artinya sesuai dengan metode atau cara-cara tertentu. Sistematik adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yangbertentangan dengan kerangka tertentu.

Metode penelitian adalah cara tentang bagaimana prosedur atau cara dalam menguraikan bagaimana suatu penelitian hukum itu harus dilakukan13. Oleh karena itu untuk mendapatkan data dan hasil sesuai dengan harapan bagi penulis, penulis menyusun skripsi ini menggunakan metode penelitian dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu metode pendekatan dengan menggunakan sumber data sekunder.14 Sedangkan menurut Soerjono Soekanto pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan melaui dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literature-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.15 Dalam

12Ibid, hal .5.

13 M. Syamsudin. 2007. Operasional Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal.22.

14 Ronny Hamitjo Soemitro, 1990, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Semarang: Ghalia Indonesia, hal.10.

15 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali Pers, hal.13-14.

(10)

bahan hukum sekunder tersebut kemudian disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai analisis terhadap penerapan asas mengikatnya perjanjian atau pacta sund servanda dalam perjanjian sewa menyewa ruko. 2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang ditulis adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi pustaka sebagai acuannya. Mengenai penelitian ini, penulis akan menggunakan metode pendekatan deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.16 Dengan demikian dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai analisis terhadap penerapan asas mengikatnya perjanjian atau pacta sund servanda dalam perjanjian sewa menyewa ruko.

3. Sumber Data

Data yang digunakan penulis ini sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan untuk memperoleh data primer dan sekunder yang di peroleh dengan menggunakan bahan :

1) Bahan Hukum Primer

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2) Bahan Hukum Sekunder

16 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, hal.25.

(11)

Bahan hukum sekunder adalah sumber data yang berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen.17 Berisikan bahan hukum sekunder berasal dari buku, dokumen serta jurnal yang berisikan atau berkaitan dengan tanggung jawab hukum atas perjanjian persewaan serta ruang lingkup lainnya yang relevan dalam perjanjian persewaan, serta akta sewa menyewa ruko.

b. Penelitian Lapangan

Dalam hal ini guna untuk memperoleh data primer yang didapatkan melalui:

1) Lokasi Penelian

Dalam penelitian ini dilakukan dilokasi yang terletak pada Beteng solo.

2) Subjek Penelitian

Para pihak yang terkait dalam perjanjian sewa menyewa ruko di Beteng Solo, yaitu antara pihak penyewa dan yang menyewakan. 4. Metode Pengumpulan Data

Adapun beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Studi Lapangan adalah dengan melakukan penelitian secara langsung ke lapangan guna mendapatkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan. Hal ini dapat melalui dua cara yaitu sebagai berikut:

17

(12)

1) Wawancara adalah merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi langsung dari responden.18 Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, yang dapat memberikan informasi serta data yang penulis butuhkan. Wawancara ini akan dilakukan kepada pihak yang terkait dalam perjanjian sewa menyewa ruko di Beteng Solo.

2) Observasi adalah merupakan alat pengumpul data yang biasanya dipergunakan, apabila tujuan penelitian hukum yang bersangkutan adalah mencatat perilaku hukum sebagaimana terjadi di dalam kenyataan.19 Sehingga memperoleh gambaran tentang masalah yang diteliti dan kemungkinan juga akan memperoleh petunjuk tentang cara memecahkannya.

b. Studi kepustakaan adalah dengan cara mempelajari, menganalisis dan mengkaji atas keseluruhan isi pustaka dengan mengkaitkan permasalahan yang ada, yang menunnjang materi penelitian. Studi pustaka yang menjadi acuan antara lain literatur-literatur, dokumen dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang teliti.

5. Metode Analisis Data

Dari bahan atau data-data yang diperoleh melalui data primer dan data sekunder tidak semua dimasukkan ke dalam hasil penelitian, akan tetapi terlebih dahulu dipilih data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti

18 Ishaq, 2017, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi, Bandung: Alfabeta, hal.115.

19

(13)

kemudian dituangkan dalam bentuk logis dan sistematis sehingga diperoleh data-data yangterstruktur.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah suatu analisis data yang digunakan untuk aspek-aspek normatif (yuridis) melalui metode yang bersifat deskriptif analisis, seperti menguraikan gambaran dari data yang diperoleh dan menghubungkannya satu sama lain untuk mendapatkan suatu kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran yang baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada atau sebaliknya.20Data tersebut kemudian dianalisa secara interpretative menggunakan teori maupun hukum positif yang telah dituangkan kemudian secara deduktif ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada.21

G. Sistematika Skripsi

Dalam melakukan sistematika penulisan, penelitian ini disusun secara sistematis agar mempermudah mempelajari dan memahami isi pembahasan dan hasil penelitianyang tertuang dalam skripsi ini. Penulisan ini disusun dengan terdiri dari bab-bab. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian 20Ibid, hal.126.

21 Bambang Sugugono, 2003, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 23.

(14)

D. Manfaat Penelitian E. Kerangka Pemikiran F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan 2. Jenis Penelitian 3. Sumber Data

4. Metode Pengumpulan Data 5. Metode Analisis Data G. Sistematika Penelitian Hukum BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian

2. Syarat Sah Perjanjian 3. Asas-Asas Perjanjian 4. Akibat Perjanjian

B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Sewa Menyewa 1. Pengertian Perjanjian Sewa Menyewa

2. Tanggung jawab hukum para pihak (PP Nomor 44 Tahun 1994)

3. Wanprestasi,Overmacht, dan Perbuatan melawan hukum 4. Berakhirya perjanjian sewa menyewa

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk dan isi dari perjanjian sewa menyewa antara pihak penyewa dan yang menyewakan ruko di Beteng.

(15)

B. Tanggung jawab hukum perjanjian sewa menyewa antara pihak penyewa dan yang menyewakan ruko di Beteng.

C. Penerapan asas Pacta sund servands pada perjanjian sewa menyewa Ruko antara pihak penyewa dan yang menyewakan ruko di Beteng. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Melihat besarnya kebutuhan WASKITA akan beton precast dan meningkatnya kebutuhan pasar sehingga WASKITA harus meningkatkan serta kemampuan teknologi yang memadai

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu menguji dan mengkaji data sekunder yaitu asas-asas yang terkandung dalam

Asas pacta sunt servanda merupakan asas yang berkaitan dengan akibat dari suatu perjanjian. Dalam asas ini terkandung pengertian bahwa para pihak dalam perjanjian wajib

Selain itu, penelitian yang dilaksanakan oleh Sukerti (2013) tentang penggunaan media gambar beseri pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan menulis narasi

Setiap karya yang masuk ke sistem aplikasi Eprints Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga , terlebih dahulu diulas ( review ) oleh petugas Bagian Pre servasi dan

Hasil pengujian pada penelitian ini adalah karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo memiliki sumber daya alam pasir besi yang memiliki kandungan tinggi yaitu 76,346%

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dengan judul : Keawetan

Program terakhir ini perlu diprioritaskan, yakni dengan cara memberkan tugas kepada dosen dalam waktu tertentu dan cukup untuk bersilaturrahmi ke beberapa perguruan tinggi di tanah