• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Peran Keluarga dan Komunitas Pecandu terhadap Motivasi untuk Sembuh Pengguna Narkoba Jarum Suntik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Peran Keluarga dan Komunitas Pecandu terhadap Motivasi untuk Sembuh Pengguna Narkoba Jarum Suntik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Motivasi untuk Sembuh Pengguna Narkoba Jarum Suntik

Dyah Ambarwati dan Arief Wibowo

Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Alamat Korespondensi: Dyah Ambarwati Email: kupukupu227@yahoo.com

Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Kampus C Unair Mulyorejo Surabaya 60115

ABSTRACT

Drugsis a major threatbecause ithas theeffectof dependencethat makesaddictscan notbe stoped fromthe continuoususe ofthe drug. Medicalrehabilitationfacilityfor addictsonlybetostabilizethe bodyagainstthe effects ofdependence. The success ofrehabilitationdependson themedicalandsocialrehabilitation ofthe role ofthe environment around, so thataddictshave ahigh motivationto complete therapy. The purposeofthis studyistolook atthe role offamilyrelationshipsandthe role ofcommunitiesrecoveringaddicton the motivationforthe users of syringe.The studywas an observational studywithcross sectional design. Sampling waspurposive sampling with a sample size of34respondents. The results showedonly 14respondentswhohavea highmotivation torecover. The role ofthe family is notrelated to thelevel ofmotivationtorecoverwhile theaddictcommunityrolesrelated to thelevel of motivationtorecover. The conclusionof this study, the need forcross-sectoral cooperationbetween the government andNGOstocreate arehabilitation centerinSurabaya, so as to createa conducive environment forthe healingprocess ofinjecting drug users.

Keywords: motivation, recovery, drug abusers

ABSTRAK

Narkoba adalah ancaman besar karena memiliki dampak ketergantungan yang membuat pecandu tidak bisa lepas dari pemakaian obat yang terus menerus. Rehabilitasi medis hanya menjadi fasilitas bagi pecandu untuk menstabilkan tubuh terhadap efek ketergantungan. Keberhasilan rehabilitasi medis tergantung dari rehabilitasi sosial dan peran lingkungan di sekitar, agar pecandu memiliki motivasi yang tinggi untuk menjalani terapi hingga tuntas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan peran keluarga dan peran komunitas pecandu terhadap motivasi untuk sembuh para pengguna jarum suntik. Penelitian merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 34 responden. Hasil penelitian menunjukkan hanya 14 responden yang memiliki motivasi untuk sembuh yang tinggi. Peran keluarga tidak berhubungan dengan tingkat motivasi untuk sembuh sedangkan peran komunitas pecandu berhubungan terhadap tingkat motivasi untuk sembuh. Kesimpulan penelitian ini, perlu adanya kerja sama lintas sektoral antara pemerintah dengan LSM dengan membuat panti rehabilitasi di Surabaya, sehingga mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses penyembuhan pengguna jarum suntik.

Kata kunci: motivasi, penyembuhan, penyalahguna narkoba

PENDAHULUAN

Penggunaan narkoba secara ilegal merupakan dampak dari perkembangan global yang mempengaruhi perilaku hegemoni bangsa di dunia, terutama remaja. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya berdampak kepada kualitas

manusia, namun juga dapat meningkatkan jumlah dan kualitas dari kriminalitas, kerawanan ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dampak yang ditimbulkannya berantai, dimulai dari penyebaran penyakit menular seperti hepatitis A, hepatitis B, virus menular HIV/AIDS dan

(2)

penyakit lain, meningkatnya kasus perceraian, overdosis karena obat, kekerasan di dalam rumah tangga, hingga berujung pada kematian oleh sebab yang beragam. Peredaran di Indonesia terus meningkat, dimulai sebagai tempat transit, pemasaran, produksi hingga kini sebagai negara eksportir gelap narkoba. Hal ini justru banyak dilakukan dengan melibatkan banyak oknum-oknum internal, termasuk di bagian hukum. Kejahatan narkoba telah memanfaatkan kondisi kemiskinan dan ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya narkoba. (Kadarmanta, 2010)

Provinsi Jawa Timur merupakan peringkat ke-4 yang rawan dengan peredaran gelap narkoba (Peraturan Gubernur Jawa Timur, 2012). Sebanyak 80% pengguna narkoba jarum suntik mengidap penyakit hepatitis B dan hepatitis C, sedang 40–50% mengidap HIV/AIDS yang sampai kini belum ditemukan pengobatannya (Martono, 2006). Prevalensi pengguna narkoba jarum suntik (penasun) dengan HIV tertinggi sebesar 56,4% terdapat di Kota Jakarta. Aktivitas seks dalam dua tahun terakhir, sebesar 40,6% Penasun memiliki pasangan tetap, 25,21% tidak memiliki pasangan tetap, dan sebesar 19,08% diantaranya berhubungan seks dengan pekerja seks komersial (Bakti Husada, 2011). Kebanyakan mereka menggunakan jarum suntik bekas pakai bersama rata-rata 3 orang pada tahun 2010 (Sucahya, 2010).

Ketergantungan adalah suatu akibat dari penyalahgunaan narkoba yang penyembuhannya tidak sebatas medis, namun juga psikologis pengguna narkoba tersebut. Motivasi diri sendiri memberikan peluang 40% kesembuhan, selebihnya adalah motivasi yang berasal dari lingkungan sekitar (Isnaini dkk., 2009). Papalia & Olds (1995) di dalam Putra (2011) menyatakan, pemberian dukungan sosial di sekitar individu para penyalahguna narkoba memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan harga diri individu yang dapat mempercepat proses penyembuhan dari ketergantungan narkoba. Dukungan yang kurang, dapat berdampak pada kambuhnya keinginan untuk terus menggunakan narkoba kembali. Hal ini sesuai dengan penelitian Putra (2011), terdapat hubungan antara dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh para pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care. Berdasarkan permasalahan tersebut,

peneliti ingin mengidentifi kasi hubungan peran keluarga dan peran komunitas pecandu narkoba terhadap motivasi untuk sembuh penyalahguna jarum suntik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan menggunakan rancang bangun cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Swadaya Masyarakat Orbit Surabaya. Jl Bratang Binangun 5C No. 19 Surabaya. Pengambilan data dilakukan selama bulan Juli–Agustus 2014.

Populasi penelitian ini adalah semua penasun berjumlah 75 orang yang berada di dalam pengawasan LSM Orbit Surabaya pada tahun 2014. Besar sampel sebanyak 34 responden yang memenuhi krieria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan masalah penelitian. Teknik purposive sampling, yakni responden merupakan penasun yang masih aktif melakukan terapi metadon maupun buprenorfi n, bersedia mengisi kuesioner penelitian, dan terdaftar di salah satu pelayanan kesehatan di Surabaya, meliputi Puskesmas Jagir, Puskesmas Manukan, RSJ Menur dan Klinik Swasta. Variabel bebas dari penelitian ini adalah peran keluarga dan peran komunitas pecandu. Variabel terikat adalah tingkat motivasi untuk sembuh para penyalahguna narkoba jarum suntik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan chi square dengan α = 0,05.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden

Karakteristik responden penyalahguna narkoba jarum suntik sebagian besar memiliki rentang usia produktif, berjenis kelamin laki-laki, merupakan pekerja, tamatan SMA dan telah menikah. Penasun cenderung memiliki aktivitas, sikap, dan perilaku yang berdampak negatif bagi diri sendiri maupun sekitar, sehingga permasalahan yang ditimbulkannya justru terus bertambah dan menyebarluas di masyarakat.

Penasun sangat erat kaitannya dengan seks bebas sehingga sangat berdampak pada perilaku seks bebas yang menghantarkan pada

(3)

penyebaran penyakit menular seksual. Sebagian besar bekerja sebagai wirausaha, tenaga part

time ataupun serabutan. Efek terapi metadon

ataupun buprenorfi n dapat mengganggu aktivitas pekerjaan mereka, sehingga penasun cenderung tidak bisa memiliki pekerjaan yang monoton dengan waktu yang mengikat. Sebagian besar rekan bekerja responden tidak mengetahui jika responden adalah pengguna narkoba.

Dampak dari banyaknya kasus narkoba yang menimpa pelajar, akan membuat hilangnya masa depan pendidikan anak tersebut. Sebagian besar intitusi pendidikan tidak akan menerima siapa pun yang pernah terlibat dengan narkoba, terlebih seorang pecandu narkoba sedangkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan menjanjikan membutuhkan tingkat pendidikan yang teruji dari lembaga institusi pendidikan. Lapangan kerja bagi pecandu narkoba terbatas.

Penasun yang sudah menikah, memiliki risiko menularkan penyakit menular seksual kepada pasangannya, karena penasun sangat rentan terkena infeksi yang bersumber dari saling bertukar jarum suntik. Bagi penasun yang belum menikah, memiliki risiko yang lebih rentan terhadap perilaku seks bebas. Seluruh penasun yang menjadi responden pernah menggunakan putaw yang memiliki sifat habitual dan adiktif. Risiko kambuh (relaps) pemakai putaw sangat tinggi hingga peluang untuk sembuh kecil. Usaha pecandu untuk lepas dari belenggu narkoba merupakan usaha seumur hidup yang harus dijalaninya, karena seluruh dimensi penasun telah dirusak oleh narkoba tersebut (Isnaini dkk., 2009). Sebagian responden yang melakukan terapi di klinik swasta menggunakan Tabel 1. Karakteristik Responden Penyalahguna

Narkoba Jarum Suntik

Karakteristik Responden n % Umur 21–25 tahun 26–30 tahun 31–35 tahun > 35tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Status Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Pendidikan Tamat SMA Tamat PT Status Perkawinan Belum kawin Kawin Cerai Kepribadian Cenderung Introvert Cenderung Ekstrovert Dukungan Keluarga

Keluarga kurang mendukung Keluarga mendukung Dukungan Kelompok Sosial

Kelompok sosial kurang mendukung

Kelompok sosial mendukung Peran pendamping LSM

Kurang informatif Informatif

Motivasi untuk sembuh Tinggi Rendah 2 13 14 5 32 2 24 10 31 3 11 18 5 4 30 4 30 11 23 7 27 14 20 6 38 41 15 94 6 71 29 91 9 32 53 15 12 88 12 88 32 68 20 80 41 59

Tabel 2. Distribusi Tingkat Motivasi untuk Sembuh Menurut Peran Keluarga dan Peran Komunitas Pecandu Narkoba Jarum Suntik

Dukungan Sosial

Tingkat Motivasi untuk Sembuh Jumlah

P-value

Tinggi Rendah

n % n % n %

Keluarga Kurang Mendukung 1 3 3 9 4 12 0,484

Keluarga Mendukung 13 38 17 50 30 88

Jumlah 14 41 20 59 34 100

Komunitas Pecandu Kurang Mendukung 1 3 10 29,5 11 32,5 0,009

Komunitas Pecandu Mendukung 13 38 10 29,5 23 67,5

(4)

terapi buprenorfin, sedangkan sebagiannya menggunakan terapi metadon.

Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi untuk Sembuh

Sebagian besar responden yang memiliki tingkat motivasi untuk sembuh yang rendah terdapat pada dukungan peran keluarga yakni 17 responden (50%) dan tingkat motivasi untuk sembuh yang tinggi terdapat pada dukungan peran komunitas pecandu. Hasil analisa peran keluarga memiliki nilai P > 0,05 yaitu 0,484, yang berarti tidak ada hubungan antara peran keluarga dengan tingkat motivasi untuk sembuh penasun dan hasil analisa peran komunitas pecandu memiliki nilai P < 0,05 yaitu 0,009, yang berarti ada hubungan antara peran keluarga dengan tingkat motivasi untuk sembuh penasun. PEMBAHASAN

Peran Keluarga dalam Memotivasi Penasun untuk Sembuh

Keluarga adalah suatu ikatan (sistem) yang terdiri antara dua atau lebih individu oleh sebab hubungan darah ataupun perkawinan sah yang tinggal bersama atau karena beberapa sebab harus tinggal terpisah. Dalam hubungannya, masih perhatian satu sama lain, saling berinteraksi dalam peran sosial guna mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial antar anggota (Mashudi, 2012). Terdapat hubungan antara dukungan sosial terhadap tingkat motivasi untuk sembuh, namun tidak ada hubungan yang signifi kan antara aspek kasih sayang, kelekatan, penghargaan, hubungan yang dapat diandalkan, bimbingan, dan kemungkinan dibantu dari variabel dukungan sosial terhadap tingkat motivasi untuk sembuh. (Putra, 2011)

Penelitian ini mengkaji peran keluarga dari aspek inisiatif keluarga untuk menambah wawasan mengenai narkoba, mencari pengobatan, terlibat aktif dalam proses pengobatan, lingkungan yang diciptakan anggota keluarga, dukungan fi sik maupun moril, dan sikap peduli antar anggota keluarga. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap responden, hampir

sebagian besar responden tinggal jauh dari keluarga. Responden lebih banyak menetap di Surabaya karena alasan bekerja. Oleh sebab itu, interaksi antara penasun dengan keluarga masih sangat kurang, walaupun secara moril atau materiil keluarga memberikan fasilitas dan dukungan kepada penasun untuk bisa sembuh dari ketergantungan. Isnaini dkk. (2009) menyatakan, usaha penasun untuk lepas dari belenggu narkoba merupakan usaha seumur hidup karena harus mampu menahan dirinya dari efek relapse (keinginan untuk kembali menggunakan narkoba dengan pola yang sama). Dukungan keluarga merupakan salah satu hal yang menjadi pencegah terjadinya relapse.

Peran Komunitas Pecandu dalam Memotivasi Penasun untuk Sembuh

Terdapat pengaruh dukungan sosial bagi kesehatan, diantaranya menggambarkan hubungan dari seseorang, dapat mempercepat proses kesembuhan, mengasah kemampuan beradaptasi, menjadikan seseorang lebih cepat mandiri, dan semakin banyak teman semakin sehat karena memperpanjang umur karena menjalin silahturahmi (Ratna, 2010). Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah

dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari

no. 5985 dan Muslim no. 2557). Noviarini dkk. (2013), memaparkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifi kan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup para pecandu narkoba, di mana semakin tinggi tingkat dukungan sosial terhadap individu maka tinggi pula tingkat kualitas hidup. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang di peroleh seseorang, maka semakin rendah pula kualitas hidupnya. Sejalan dengan penelitian Chrismawati (2008), penyalahguna narkoba yang memiliki dukungan sosial tinggi memiliki motivasi untuk sembuh tinggi. Sebaliknya, penyalahguna narkoba yang memiliki dukungan sosial rendah memiliki motivasi untuk sembuh yang rendah. Dukungan sosial bisa diperoleh dari keluarga, pasangan, maupun teman-teman di lingkungan sekitar. Dukungan sosial memberi peran psikologis bagi diri individu yang mengalami tekanan.

(5)

Penelitian ini mengkaji peran penasun dari aspek saling memiliki antar sesama pecandu, keterbukaan dalam masalah, aktivitas negatif yang masih sering dilakukan seperti menggunakan narkoba bersama-sama dan merayu teman untuk menggunakan narkoba, aktivitas positif yang sering dilakukan seperti mengingatkan untuk rutin berobat. Hasil wawancara menunjukkan, sebagian besar responden lebih nyaman berkumpul bersama komunitas sesama pecandu (residen) dibandingkan dengan yang bukan pecandu. Beberapa responden menyatakan masih sering mendapat rayuan dari teman sesama pecandu untuk menggunakan narkoba. Bahkan bagi mereka yang kurang mendapat dukungan keluarga, teman sesama pecandu sudah selayaknya keluarga sendiri, sehingga hubungan yang terjalin begitu kuat hingga merasa senasib sepenanggungan. Maka semakin baik lingkungan yang ada di sekitar para penyalahguna narkoba, maka semakin baik pula tingkat motivasi untuk sembuh. Begitu pula sebaliknya, Semakin buruk lingkungan sekitar, maka semakin rendah tingkat motivasinya untuk sembuh.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Peran keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat motivasi untuk sembuh pengguna narkoba jarum suntik. Peran komunitas pecandu berpengaruh nyata terhadap tingkat motivasi untuk sembuh pengguna narkoba jarum suntik.

Saran

LSM dapat bekerja sama dengan pemerintah, agar penasun yang sedang dalam masa terapi memiliki panti rehabilitasi di Surabaya. Dengan adanya panti rehabilitasi memungkinkan para pecandu berkumpul pada komunitas yang mendukung program terapi untuk sembuh. Penelitian selanjutnya disarankan mengkaji faktor apa saja yang menyebabkan pemilihan jenis terapi para penyalahguna narkoba.

DAFTAR PUSTAKA

Bakti Husada, 2011. Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku, Pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia. sadarhati.org/wp-content/ uploads/2012/08/STBP-2011-IDU.pdf (Sitasi 23 Agustus 2014)

Chrismawati, F. 2008. Motivasi untuk Sembuh pada Penyalahguna Narkoba Ditinjau dari Dukungan Sosial. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

http://eprints.unika.ac.id/1768/1/02.40.0166_ Fitria_Chrismawati.pdf (Sitasi 3 September 2014)

Isnaini, Y. Hariyono, W. Utami, I.K. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Keinginan untuk Sembuh pada Penyalahgunaan NAPZA di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Kota Yogyakarta. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. http://journal.uad.ac.id/ index. php/KesMas/article/download/1198/614 (Sitasi 8 juni 2014)

Kadarmanta, A. 2010. Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa. PT. Forum Media Utama. Jakarta.

Martono, L.H. Joewana, S. 2006. Peran Orang Tua Mencegah Narkoba. PT Balai Pustaka. Jakarta.

Mashudi, S. 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan (Konsep dan Aplikasi). EGC. Jakarta.

Noviarini, N.A. Dewi, M.P. Prabowo, H. 2013. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Pecandu Narkoba yang Sedang Menjalani Rehabilitasi. Jurnal. Jakarta: Universitas Gunadarma. http:// ejournal.gunadarma.ac.id /index.php/pesat/ article/download/802/714 (Sitasi 8 Juni 2014)

Ratna, W. 2010. Sosiologi dan Antropologi K e s e h a t a n ( d a l a m p e r s p e k t i f i l m u keperawatan). Pustaka Rihama. Yogyakarta. Peraturan Gubernur Jawa Timur. 2012. Rencana

Aksi Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

(6)

Narkoba Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2015. http://Jdih.Jatimprov.go.id/Download/ Peraturan%20gubernur%20provinsi%20 jawa%20timur/Pergub%20tahun%202012/ Pergub_74_2012.Pdf (Sitasi 8 Juni 2014) Putro, B.S. 2011. Hubungan antara Dukungan

Sosial dengan Motivasi untuk Sembuh pada Pengguna NAPZA di Rehabilitasi Madani Mental Health Care. Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Syarif Hidayatullah. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/

bitstream/123456789/4110/1/BAYU%20 SUKOCO%20PUTRA-FPS. PDF (Sitasi 8 Juni 2014)

Sucahya, P.K. Utomo, B. Ismail, A. Siagian, F.P. Dadun. Hartati, H. Januarti, R.T. Setiawan, A.D. Ringkasan Survei Narkoba Rumah Tangga Tahun 2010 (Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia & Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. http://bnn.go.id/portal/_uploads/post/ .2011 /06 /24/20110624110405- 9756.pdf (Sitasi 8 Juni 2014)

Gambar

Tabel 2.  Distribusi Tingkat Motivasi untuk Sembuh Menurut Peran Keluarga dan Peran Komunitas  Pecandu Narkoba Jarum Suntik

Referensi

Dokumen terkait

SLS Bearindo sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar pengendalian yang dilakukan lebih maksimal untuk mendukung proses penjualan kredit

Ban baik untuk kendaraan beroda dua, maupun kendaraan bermotor beroda Ban baik untuk kendaraan beroda dua, maupun kendaraan bermotor beroda empat yang terbuat dari karet alam

Dalam Tabel 5 diindikasikan bahwa penambahan sulfur terhadap reaksi berkatalis Ni/Mo dan Co/Mo pada SB dan TH secara efektif menaikkan konversi total dan kenaikkan tersebut

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat badan lahir bayi terhadap tingkat ruptur perineum pada ibu dengan persalinan normal di Rumah Sakit Ibu dan Anak

Sensor temperatur LM35 membaca temperatur pada oven kemudian diubah dalam bentuk tegangan yang menjadi masukan bagi mikrokontroler untuk mengatur tegangan supply

Pseudomonas aeruginosa dari jenis koloni yang berbeda, juga dapat mempunyai aktivitas biokimia dan enzimatik yang berbeda dan pola kerentanan... antimikroba yang

Tulisan Kingsbury di atas menjadi gambaran bahwa ternyata proses politik dan tata kelola pemerintahan juga turut menjadi faktor penentu yang

Chapter 1 , Big Data Analytics at a 10,000-Foot View , provides an approach to Big Data analytics from a broader perspective and introduces tools and techniques used on Apache