• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

49 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

PENGARUH KREDIBILITAS

CELEBRITY ENDORSER

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

M.Roby Jatmiko

The purpose of this study is to test whether the source credibility affects buying intention. The influence that endorser credibility dimensions (i.e. attractiveness, trustworthiness and expertise) have on purchase intentions of 100 young consumers has been examined. The results showed that all of the three credibility dimensions have a positive relationship with purchase intention.

Keywords: attractiveness, trustworthiness, expertise, purchase intentions

PENDAHULUAN

Penggunaan selebriti (aktor, aktris, entretainer, dan atlet) untuk kegiatan promosi adalah hal yang umum dilakukan (Pornpitakpan, 2004). Upaya ini bukan suatu fenomena yang baru (van der Waldt et al., 2009). Sebab banyak perusahaan yang sudah menerapkan dalam rangka untuk mendapatkan perhatian dan menciptakan brand

awareness di benak pelanggan serta

meningkatkan penjualan mereka. Akan tetapi meskipun sering terbukti efektif, memilih endorser yang tepat bukan sebuah keputusan yang mudah melainkan berisiko, mengingat biaya untuk itu tergolong tinggi. Oleh karenanya, efektivitas dukungan terhadap selebritis endorser merupakan isu yang mendesak untuk dibahas.

Meskipun sudah ada beberapa

model penelitian yang

dikembangkan untuk meneliti efektivitas endorser, namun yang sering digunakan adalah kerangka pikir model kredibilitas Ohanian (1990). Menurut model ini, daya tarik, keterpercayaan dan tingkat keahlian adalah dimensi dari kredibilitas endorser dapat

mempengaruhi niat untuk membeli produk atau merek yang dibawakan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh daya tarik, keterpercayaan dan tingkat keahlian endorser terhadap minat beli konsumen terhadap produk.

Salah satu perusahaan yang mengunakan celebrity sebagai

endorser adalah produsen kosmetik

asal Paris, L’Oreal. Saat L’Oreal Indonesia melakukan brand extension dengan mengeluarkan L’Oreal Men Expert, L’Oreal telah menetapkan

goal-nya untuk membentuk Global Brand image, Locally Connection

sebagai upaya menembus segmen pasar baru dengan kategori produk perawatan wajah khusus pria. Untuk merealisasikannya L’Oreal menggunakan salah satu artis popular Indonesia, Nicholas Saputra sebagai celebrity endorser, dengan tujuan untuk me-‘lokal’-kan produk L’Oreal Men Expert agar lebih dikenal masyarakat Indonesia. (Wulandari, 2011). Pemilihan Nicholas Saputra sebgai celebrity endorser dilakukan karena Nicholas Saputra memiliki kriteria yang sesuai dengan nilai yang ada pada duta L’Oreal Men Expert. Menurut

(2)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

50 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

L’Oreal, bahwa seorang men expert harus mempunyai purpose in life. Menurut L’Oreal celebrity endorser yang dipilih bukan sekedar terkenal dan berpenampilan menarik, tetapi mepunyai value dalam hidupnya. Seperti diketahui selain kecintaannya dalam dunia acting, Nicholas Saputra juga mempunyai kepedulian terhadap lingkungan hingga issue- issue sosial politik.

Oleh karena itu perlu diteliti bagaimana pengaruh penggunaan

celebrity endorser terhadap pembentukan kredibilitas dalam konteks ini celebrity endorser Nicholas Saputra terhadap L’Oreal Men Expert. Apakah penggunaan Nicholas Saputra sebagai celebrity

endorser memiliki pengaruh terhadap

kredibiitas L’Oreal Men Expert? TINJAUAN PUSTAKA Kredibilitas Selebriti Endorser

Endorsemen sekarang ini memegang bagian penting dari proses manajemen merek untuk menciptakan fitur yang kompetitif. Endorser, karena daya tarik visual mereka, sering digunakan untuk menarik pelanggan target mereka. Dengan cara ini brand awareness, ingatan dan pengakuan akan merek diharapkan dapat tercipta. Bahkan McCracken (1989) berpendapat bahwa menggunakan selebriti endorser adalah "fitur pemasaran modern".

McCracken (1989)

mengartikan selebriti endorser sebagai individu yang menikmati pengakuan publik dan mendapatkan keuntungan dari pengakuan ini dengan tampil membawa consumer

goods dalam iklan. Selebriti endorser

adalah orang yang terkenal karena keberhasilan mereka dalam bidang

tertentu, terpisah dari jenis produk yang didukungnya (James, 2004). Aktor, tokoh olahraga dan entertain sering digunakan sebagai juru bicara perusahaan dan endorser produk (Friedman et al., 1978).

Kredibilitas selebritis endorser, mengacu pada Ohanian (1990), diartikan sebagai tingkat sejauh mana seorang selebritis dianggap dapat dipercaya. Dimensi kredibilitas selebriti endorser pernah dikemukakan oleh Hovland et. al.,

(1953) yang kemudian

dikembangkan oleh Methaq (2011) terdiri dari: model kredibilitas tokoh (yang terdiri dari: keahlian dan dapat dipercaya sebagai karakteristik tokoh), dan model daya tarik tokoh (sebagai karakter daya tarik). Dalam rangka menciptakan sikap konsumen yang dapat menyebabkan niat membeli, kedua model tersebut digunakan sekaligus. Dimensi ini juga didukung oleh Ohanian (1990) yang mengembangkan model multi-dimensi untuk menjelaskan tentang kredibilitas tokoh.

Kelebihan dan kelemahan penggunaan selebriti sebagai endorser

Kelebihan

Selebriti digunakan dalam berbagai cara dalam pemasaran dan periklanan (Mehulkumar, 2005). Dukungan selebriti tersebut memiliki beberapa kelebihan. Menggunakan selebriti membantu pengiklan untuk “berdiri keluar dari kerumunan” dan menarik perhatian masyarakat calon konsumen (Kaikati, 1987). Selebriti digunakan karena mereka dianggap lebih menghibur dan dapat dipercaya (Atkin dan Blok, 1983). Disamping itu image selebriti juga memiliki dampak pada citra merek (Walker et

(3)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

51 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

al., 1992) yang diharapkan dapat membantu manajer pemasaran untuk memperkenalkan produk baru atau reposisioning produk yang ada saat ini (Kaikati, 1987). Sebuah program dukungan selebriti yang terencana sedemikian sukses seringkali dapat mengubah persepsi negatif tentang produk dan layanan yang diiklankan. Pilihan selebriti yang tepat dapat efektif dalam membangun posisoningi produk yang baru diluncurkan dan juga dapat mengubah persepsi tentang produk yang telah diposisioningkan dalam cara yang salah (van der Waldt et al, 2009). Secara global selebriti yang dikenal juga dapat memberikan prestise yang sama untuk produk yang sedang dibangun di pasar interbasional (van der Waldt et al, 2009).

Kelemahan

Selain memiliki dampak positif, dukungan selebriti juga memiliki kelemahan. Penggunaan selebriti sebagai endorser pada dasarnya tergantung pada popularitas selebriti. Disamping itu biaya menggunakan selebriti sebagai juru bicara (spokeperson) untuk produk bisa mencapai jutaan dolar (Pornpitakpan, 2004). Masalah dan publisitas negatif pribadi selebriti juga sering terbukti dapat mempengaruhi citra merek yang didukungnya (Till dan Shimp, 1998). Jika selebriti kehilangan popularitasnya, maka ini dapat menyebabkan efek negatif pada brand / produk (Kaikati, 1987). Selebriti juga dapat merugikan perusahaan-produk saat mereka menyatakan bahwa "saya tidak pernah menggunakan produk ini (karena alasan vegetarian untuk tidak mendukung produk daging)

atau mereka terbukti sering mengkonsumsi produk-produk yang kontroversial (seperti alkohol & tembakau)" (van der Waldt et al, 2009:. 103). Hubungan antara merek dan selebriti berhenti saat selebriti yang bersangkutan mulai mendukung terlalu banyak merek terkait yang mungkin merusak citranya (Mehulkumar, 2005). Daya Tarik (attractiveness )

Methaq (2011) mengartikan daya tarik sebagai penampilan fisik dan / atau kepribadian yang dipersepsikan dari tokoh. Daya tarik menunjukkan bahwa endorser iklan dapat menarik perhatian konsumen terhadap produk (Goldsmith, et al, 2000). Dalam iklan, baik tradisional maupun iklan di internet, pengiklan selalu memilih selebriti yang menarik secara fisik. Penelitian Bahram, Zahra dan Zahra (2010) menunjukkan bahwa daya tarik selebritis endorser meningkatkan sikap terhadap iklan.

Menurut Ohanian (1990) daya tarik adalah komponen penting dari kredibilitas tokoh. Joseph (1982) merangkum bukti eksperimental mengenai dampak daya tarik fisik komunikator pada tindakan yang berbeda, dan menyatakan bahwa komunikator yang menarik sebagian besar lebih disukai, disukai dan diyakini memiliki dampak positif pada produk daripada komunikatr yang tidak menarik.

Van der Waldt et al, (2009) menunjukkan bahwa endorser "yang dianggap menarik lebih cenderung mendorong niat pembelian". Daya tarik dapat menjadi faktor penting dalam menciptakan pesan yang efektif (Schlecht, 2003). Endorser yang menarik memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap konsumen

(4)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

52 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

daripada endorser yang kurang menarik (Kahle & Homer, 1985). Namun Baker dan Churchill (1977) menyatakan bahwa meskipun daya tarik memiliki pengaruhi positif terhadap evaluasi, hal itu adalah tidak penting dalam mempengaruhi niat beli. Akan tetapi untuk mempengaruhi sikap konsumen pengiklan sering memilih endorser berdasarkan daya tarik fisik mereka (misalnya Chaiken, 1979; Kahle dan Homer, 1985). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: daya tarik selebritis endorser

berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen

Keahlian (expertise)

Keahlian juga disebut sebagai "keberwenangan", "kompetensi", "keahlian", atau "kualifikasi". Yang dimaksud dengan keahlian disini adalah tingkat sejauh mana endorser dianggap memiliki pengetahuan, pengalaman atau keterampilan yang memadai untuk mempromosikan produk (van der Waldt et al, 2009). Erdogan (1999) berpendapat bahwa keahlian endorser tidak penting kecuali jika konsumen menganggap hal itu adalah hal yang penting. Meskipun demikian Daneshvary & Schwer (2000) menunjukkan bahwa keahlian adalah komponen yang paling penting. Selebriti dipilih karena dianggap memiliki keahlian

menjadi seorang juru bicara (van der Waldt et al, 2009). Menurut Erdogan (1999) keahlian selebriti endorser adalah tingkat sejauh mana komunikator dianggap menjadi sumber dari pernyataan yang valid.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: keahlian selebritis endorser

berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen

Keterpercayaan (Trustworthiness)

Keterpercayaan dapat

diartikan sebagai "kejujuran, integritas dan tingkat bisa dipercaya yang dimiliki oleh endorser (van der Waldt et al, 2009). Ohanian (1990) menyatakan bahwa komunikator yang dapat dipercaya merupakan orang yang persuasif, baik dia ahli atau tidak. Ini adalah tingkat keyakinan konsumen terhadap komunikator saat dia menyampaikan pernyataan sesuatu yang ia anggap paling valid (Ohanian, 1990). Banyak literatur mendukung efek positif dari keterpercayaan pada efektivitas (Chao et al., 2005).

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3: keterpercayaan selebritis

endorser berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen

(5)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

53 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Variabel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengunjung Matahari department

store Java Supermall Semarang yang

jumlahnya sangat banyak, maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini.

Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Accidental

Sampling. Sedangkan Accidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2005). Pelaksanaan

accidental sampling dalam penelitian

ini diberikan kepada konsumen yang melakukan pembelian di Matahari

department store Java Supermall

Semarang.

Data dari 4 variabel penelitian diperoleh dengan menggunakan angket penelitian. Pengukuran dari variabel kualitas layanan, kepercayaan dan komitmen merupakan modifikasi indikator dari penelitian Hennig-Thurau et al (2001)

Variabel Indikator

Daya Tarik Selebriti (X1) 1. Menarik (attractive)

2. Berkelas (classy) 3. Cantik (beautiful) 4. Luwes (elegant) 5. Seksi (sexy)

Keterpercayaan Selebriti (X2) 1. Dapat di jadikan pedoman (dependable)

2. Jujur (honest)

3. Dapat diandalkan (reliable) 4. Tulus (sincere)

5. Dapat di percaya (trustworthy)

KREDIBILITAS ENDORSER Daya Tarik Endorser Keterpercayaan Endorser Keahlian Endorser Minat Beli Konsumen

(6)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

54 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Keahlian Selebriti (X3) 1. Ahli (expert)

2. Berpengalaman (experience) 3. Berpengetahuan (knowledgeable) 4. Memenuhi syarat (qualified) 5. Terlatih (skilled)

Minat Beli (Y) 1. Mengingat Merek

2. Menyukai Merek 3. Memilih Merek Semua pernyataan tersebut

disediakan dalam kuesioner tertutup dengan menggunakan skala lickert 10. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan Program SPSS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Reliabilitas dan Validitas Berdasar pada hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa semua variabel memiliki Cronbach

Alpha lebih besar dari Standar Alpha

yaitu sebesar 0,600 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel. Dan juga semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai r hitung > r tabel dan tingkat signifikasi < 0,05, sehingga semua indikator yang digunakan tersebut adalah valid.

Uji Asumsi Klasik

Grafik normal plot pada penelitian ini menyebar merata di sekitar garis diagonal. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai dengan asumsi normalitas dimana standardized residual yang berdistribusi normal

adalah garis yang memiliki pola yang dekat dengan garis diagonal. Semua variabel yang digunakan mempunyai nilai Tolerance yang tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Hasil ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikoliniearitas dalam model regresi. Grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa titik – titik membentuk pola yang tidak teratur ( tidak jelas ) dan menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu y. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 1

Hasil Pengujian Regresi Berganda

Variabel Standardized Coefficients Beta t Sig.

Daya Tarik Selebriti ,303 3,518 ,001

Keterpercayaan Selebriti ,386 4,670 ,000

Keahlian Selebriti ,196 2,380 ,019

(7)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

55 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Y = 0,303X1 + 0,386X2 + 0,195X3 Dapat diketahui bahwa

koefisien regresi daya tarik selebriti adalah sebesar 0,303 dengan tingkat signifikan 0,001. Tanda koefisien yang positif (+) sebesar 0,303 menunjukkan bahwa pengaruh daya tarik selebriti terhadap sikap terhadap merek adalah positif atau berbanding lurus, artinya semakin tinggi tingkat daya tarik, maka sikap terhadap merek akan semakin tinggi. Koefisien regresi variabel keterpercayaan selebriti adalah sebesar 0,386 dengan tingkat signifikan 0,000. Tanda koefisien yang positif (+) sebesar 0,386 menunjukkan bahwa pengaruh keterpercayaan selebriti terhadap sikap terhadap merek adalah positif atau berbanding lurus, artinya semakin tinggi keterpercayaan selebriti, maka sikap terhadap merek akan semakin tinggi pula. Adapun koefisien regresi variabel keahlian selebriti adalah sebesar 0,196 dengan tingkat signifikan 0,019. Tanda koefisien yang positif (+) sebesar 0,196 menunjukkan bahwa pengaruh keahlian selebriti terhadap sikap terhadap merek adalah positif atau berbanding lurus, artinya semakin tinggi tingkat keahlian selebriti, maka sikap terhadap merek semakin tinggi pula.

Uji F

Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai F sebesar 25,501 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama daya tarik selebriti, keterpercayaan selebriti, dan keahlian selebriti dapat menjelaskan secara signifikan terhadap sikap terhadap merek

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar

0,426. Hal ini berarti 42,6 persen sikap terhadap merek dapat dijelaskan oleh variabel daya tarik selebriti, keterpercayaan selebriti, dan keahlian selebriti. Sedangkan sisanya sebesar 57,4 persen (100%-42,6%) sikap terhadap merek dijelaskan oleh variabel lain selain ketiga variabel tersebut.

Uji t

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel daya tarik selebriti diperoleh nilai t hitung = 3,518 dengan tingkat signifikansi 0,001. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel adalah sebesar 1,661. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa daya tarik selebriti berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek atau Hipotesis 1 terbukti.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel keterpercayaan selebriti diperoleh nilai t hitung = 4,670 dengan tingkat signifikansi 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa keterpercayaan selebriti berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek atau Hipotesis 2 terbukti.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel keahlian selebriti diperoleh nilai t hitung = 2,380 dengan tingkat signifikansi 0,019. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan keahlian selebriti berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek diterima atau Hipotesis 3 terbukti.

(8)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

56 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

SIMPULAN

Hasil penelitian ini

menunjukkan variabel

keterpercayaan selebriti (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek (Y) dengan nilai regresi 0,386 dan nilai t hitung = 4,670 dengan tingkat signifikansi 0,000.Variabel daya tarik selebriti merupakan variabel dengan pengaruh paling besar kedua setelah keterpercayaan selebriti. Hal ini terlihat pada hasil analisis regresi linear berganda sebesar 0,303. Variabel daya tarik (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek (Y) dengan nilai regresi 0,303 nilai t hitung = 3,518 dengan tingkat signifikansi 0,001. Sedangkan variabel keahlian merupakan variabel dengan pengaruh paling besar ketiga. Hal ini terlihat pada hasil analisis regresi linear berganda sebesar 0,196. Variabel Keahlian (X3) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek (Y) dengan nilai regresi 0,196 dan nilai t hitung = 2,380 dengan tingkat signifikansi 0,019.

DAFTAR PUSTAKA

Amos, Clinton, Gary Holmes & David Strutton, 2007,

Exploring the relationship between celebrity endorser effects and advertising effectiveness A quantitative synthesis of effect size, International Journal of Advertising, 27(2), pp. 209–234

Belch, George E & Michael A. Belch, 2003. Advertising and

Promotion : An Integrated

Marketing Communication Perspective, Internasional

Edition, McGraw Hill, New York.

Chung, Kevin YC, Timothy Derdenger, & Kannan Srinivasan, 2011,

Economic Value of Celebrity Endorsements: Tiger Woods’ Impact on Sales of Nike Golf Balls

Darmadi Durianto, Sugiarto, Anton Wachidin Widjaja, dan Hendrawan Supratikno, 2003, Invasi Pasar dengan Iklan Yang Efektif, Jakarta,

Gramedia Pustaka

Utama

Doss, Samuel, 2009, The transference

of brand attitude: the effect on the celebrity endorser,

Journal of

Management and Marketing Research Fishbein, Martin and Icek Ajzen,

1975, Belief, Attitude, Intention and Behaviour: An Introduction to Theory and Research, Reading, MA: Addison-Wesley.

Gordman, The Must-Have

Customer; 7 Taktik Jitu Merebut Hati Pelanggan Idaman Anda, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Heruwati, 2010, Analisis Pengaruh

Daya Tarik, Kredibilitas, Dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian

(9)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

57 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Sepeda Motor Yamaha

Mio (Studi pada

konsumen PT Harpindo Jaya Jl. Dr. Cipto No.61 Semarang), Skripsi UNDIP

Hunt, James B, 2009. The Impact of

Celebrity Endorsers on Consumers' Product Evaluations: A Symbolic Meaning Approach Jewler, D, 2005. Creative in Advertising (8th ed). Thompson Work Worth. USA.

Kamins, Michael A, Meribeth J. Brand, Stuart A. Hoeke, and John C. Moe, 1989, “Two-Sided Versus

One-Sided Celebrity Endorsements: The Impact on Advertising Effectiveness and Credibility,” Journal of Advertising, 18, 2, 4-10. Khatri, Puja, 2006, Celebrity Endorsement: A Strategic Promotion Perspective, Indian Media Studies Journal • Vol.1 • No.1.

Mahestu Noviandra, 2006, ”Analisis

Pengaruh Model Iklan Terhadap Perilaku Pembelian Remaja, Kasus Pada Bintang Akademi Fantasi Indosiar”.

Moore, D. L., Hausknecht, D. and Thamodaran, K., 1988, “Time Compression, Response Opportunity, and Persuasion,” Journal of Consumer Research, 13 (June), 12-24.

Muly Kata Sebayang dan Simon Darman O. Siahaan

Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio pada Mio Automatik Club (MAC) Medan, Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 3, September 2008: 89 – 96 Ranjbarian, Bahram, Zahra

Shekarchizade, & Zahra Momeni, 2010, Celebrity Endorser Influence on Attitude Toward Advertisements and Brands, European Journal of Social Sciences – Volume 13, Number 3 (2010)

Roy Goni, 2007, Playing to Win, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Royan, Frans M, 2005, Marketing Selebrities; Selebriti Dalam Iklan Dan Strategi Selebriti Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta

Gramedia Pustaka

Utama

Sebayang, Siahaan Simon, 2008, ”Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio Pada Mio Automatik Club (MAC) Medan”, Fakultas Ekonomi USU, Jurnal Manajemen Bisnis,Vol.1 No.3 Hal. 117-125.

(10)

VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013

58 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Shimp, Terence A, 2003, Periklanan Promosi, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta

Sigit, Kussudyarsana, 1982, ”Fenomena Selebritas Sebagai Model Iklan Dari Sudut Pandang Sumber Pesan”, Benefit Volume 8 No.2 Hal. 151-159.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan

Kesembilan, Penerbit CV Alpha Betha, Bandung. Swastha, Basu D.H, dan Irawan.

1983. Manajemen

Pemasaran Modern. Yogyakarta, Liberty Umar, Husein. 1993. Metode Riset

Bisnis.. Jakarta,

PT.Gramedia Pustaka Utama

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran
Grafik  normal  plot  pada  penelitian  ini  menyebar  merata  di  sekitar  garis  diagonal

Referensi

Dokumen terkait

1) Ketepatan Kebijakan : Dilihat dari ketepatan kebijakan, dengan adanya kebijakan pajak reklame ini, kebijakan ini dapat menyelesaikan permasalahan pajak reklame yang ada

Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak sesuai

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan ataupun referensi bagi mahasiswa dan peneliti lain dalam pengukuran kadar klorofil pada daun,

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Split Plot dengan 2 faktor yaitu: varietas sebagai petak utama, dan pemberian dosis giberelin

Dari perdebatan diantara lima daerah kerajaan yang ada di gorontalo dapat diambil suatu kasus dari salah satu keluarga yang mempunyai masalah tentang anak luar nikah yang

Dikaitkan dengan politik identitas maka kepentingan kelompok dalam hal ini mereka yang berasal dari Kubu Timur yang condong ke Rusia adalah mereka yang telah

Karena Obat Herbal De Nature di podo jodo spesialis kelamin insyaAllah bisa membantu menjadi perantara kesembuhan kemaluan yang keluar nanah atau gonore alias

Selain itu dari hasil pengelompokan tersebut memiliki variasi kelompok yang lebih yakni 6 kelompok dibandingkan dengan hasil pengelompokan seluruh kabupaten/kota di