VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
49 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
PENGARUH KREDIBILITAS
CELEBRITY ENDORSER
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
M.Roby Jatmiko
The purpose of this study is to test whether the source credibility affects buying intention. The influence that endorser credibility dimensions (i.e. attractiveness, trustworthiness and expertise) have on purchase intentions of 100 young consumers has been examined. The results showed that all of the three credibility dimensions have a positive relationship with purchase intention.
Keywords: attractiveness, trustworthiness, expertise, purchase intentions
PENDAHULUAN
Penggunaan selebriti (aktor, aktris, entretainer, dan atlet) untuk kegiatan promosi adalah hal yang umum dilakukan (Pornpitakpan, 2004). Upaya ini bukan suatu fenomena yang baru (van der Waldt et al., 2009). Sebab banyak perusahaan yang sudah menerapkan dalam rangka untuk mendapatkan perhatian dan menciptakan brand
awareness di benak pelanggan serta
meningkatkan penjualan mereka. Akan tetapi meskipun sering terbukti efektif, memilih endorser yang tepat bukan sebuah keputusan yang mudah melainkan berisiko, mengingat biaya untuk itu tergolong tinggi. Oleh karenanya, efektivitas dukungan terhadap selebritis endorser merupakan isu yang mendesak untuk dibahas.
Meskipun sudah ada beberapa
model penelitian yang
dikembangkan untuk meneliti efektivitas endorser, namun yang sering digunakan adalah kerangka pikir model kredibilitas Ohanian (1990). Menurut model ini, daya tarik, keterpercayaan dan tingkat keahlian adalah dimensi dari kredibilitas endorser dapat
mempengaruhi niat untuk membeli produk atau merek yang dibawakan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh daya tarik, keterpercayaan dan tingkat keahlian endorser terhadap minat beli konsumen terhadap produk.
Salah satu perusahaan yang mengunakan celebrity sebagai
endorser adalah produsen kosmetik
asal Paris, L’Oreal. Saat L’Oreal Indonesia melakukan brand extension dengan mengeluarkan L’Oreal Men Expert, L’Oreal telah menetapkan
goal-nya untuk membentuk Global Brand image, Locally Connection
sebagai upaya menembus segmen pasar baru dengan kategori produk perawatan wajah khusus pria. Untuk merealisasikannya L’Oreal menggunakan salah satu artis popular Indonesia, Nicholas Saputra sebagai celebrity endorser, dengan tujuan untuk me-‘lokal’-kan produk L’Oreal Men Expert agar lebih dikenal masyarakat Indonesia. (Wulandari, 2011). Pemilihan Nicholas Saputra sebgai celebrity endorser dilakukan karena Nicholas Saputra memiliki kriteria yang sesuai dengan nilai yang ada pada duta L’Oreal Men Expert. Menurut
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
50 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
L’Oreal, bahwa seorang men expert harus mempunyai purpose in life. Menurut L’Oreal celebrity endorser yang dipilih bukan sekedar terkenal dan berpenampilan menarik, tetapi mepunyai value dalam hidupnya. Seperti diketahui selain kecintaannya dalam dunia acting, Nicholas Saputra juga mempunyai kepedulian terhadap lingkungan hingga issue- issue sosial politik.
Oleh karena itu perlu diteliti bagaimana pengaruh penggunaan
celebrity endorser terhadap pembentukan kredibilitas dalam konteks ini celebrity endorser Nicholas Saputra terhadap L’Oreal Men Expert. Apakah penggunaan Nicholas Saputra sebagai celebrity
endorser memiliki pengaruh terhadap
kredibiitas L’Oreal Men Expert? TINJAUAN PUSTAKA Kredibilitas Selebriti Endorser
Endorsemen sekarang ini memegang bagian penting dari proses manajemen merek untuk menciptakan fitur yang kompetitif. Endorser, karena daya tarik visual mereka, sering digunakan untuk menarik pelanggan target mereka. Dengan cara ini brand awareness, ingatan dan pengakuan akan merek diharapkan dapat tercipta. Bahkan McCracken (1989) berpendapat bahwa menggunakan selebriti endorser adalah "fitur pemasaran modern".
McCracken (1989)
mengartikan selebriti endorser sebagai individu yang menikmati pengakuan publik dan mendapatkan keuntungan dari pengakuan ini dengan tampil membawa consumer
goods dalam iklan. Selebriti endorser
adalah orang yang terkenal karena keberhasilan mereka dalam bidang
tertentu, terpisah dari jenis produk yang didukungnya (James, 2004). Aktor, tokoh olahraga dan entertain sering digunakan sebagai juru bicara perusahaan dan endorser produk (Friedman et al., 1978).
Kredibilitas selebritis endorser, mengacu pada Ohanian (1990), diartikan sebagai tingkat sejauh mana seorang selebritis dianggap dapat dipercaya. Dimensi kredibilitas selebriti endorser pernah dikemukakan oleh Hovland et. al.,
(1953) yang kemudian
dikembangkan oleh Methaq (2011) terdiri dari: model kredibilitas tokoh (yang terdiri dari: keahlian dan dapat dipercaya sebagai karakteristik tokoh), dan model daya tarik tokoh (sebagai karakter daya tarik). Dalam rangka menciptakan sikap konsumen yang dapat menyebabkan niat membeli, kedua model tersebut digunakan sekaligus. Dimensi ini juga didukung oleh Ohanian (1990) yang mengembangkan model multi-dimensi untuk menjelaskan tentang kredibilitas tokoh.
Kelebihan dan kelemahan penggunaan selebriti sebagai endorser
Kelebihan
Selebriti digunakan dalam berbagai cara dalam pemasaran dan periklanan (Mehulkumar, 2005). Dukungan selebriti tersebut memiliki beberapa kelebihan. Menggunakan selebriti membantu pengiklan untuk “berdiri keluar dari kerumunan” dan menarik perhatian masyarakat calon konsumen (Kaikati, 1987). Selebriti digunakan karena mereka dianggap lebih menghibur dan dapat dipercaya (Atkin dan Blok, 1983). Disamping itu image selebriti juga memiliki dampak pada citra merek (Walker et
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
51 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
al., 1992) yang diharapkan dapat membantu manajer pemasaran untuk memperkenalkan produk baru atau reposisioning produk yang ada saat ini (Kaikati, 1987). Sebuah program dukungan selebriti yang terencana sedemikian sukses seringkali dapat mengubah persepsi negatif tentang produk dan layanan yang diiklankan. Pilihan selebriti yang tepat dapat efektif dalam membangun posisoningi produk yang baru diluncurkan dan juga dapat mengubah persepsi tentang produk yang telah diposisioningkan dalam cara yang salah (van der Waldt et al, 2009). Secara global selebriti yang dikenal juga dapat memberikan prestise yang sama untuk produk yang sedang dibangun di pasar interbasional (van der Waldt et al, 2009).
Kelemahan
Selain memiliki dampak positif, dukungan selebriti juga memiliki kelemahan. Penggunaan selebriti sebagai endorser pada dasarnya tergantung pada popularitas selebriti. Disamping itu biaya menggunakan selebriti sebagai juru bicara (spokeperson) untuk produk bisa mencapai jutaan dolar (Pornpitakpan, 2004). Masalah dan publisitas negatif pribadi selebriti juga sering terbukti dapat mempengaruhi citra merek yang didukungnya (Till dan Shimp, 1998). Jika selebriti kehilangan popularitasnya, maka ini dapat menyebabkan efek negatif pada brand / produk (Kaikati, 1987). Selebriti juga dapat merugikan perusahaan-produk saat mereka menyatakan bahwa "saya tidak pernah menggunakan produk ini (karena alasan vegetarian untuk tidak mendukung produk daging)
atau mereka terbukti sering mengkonsumsi produk-produk yang kontroversial (seperti alkohol & tembakau)" (van der Waldt et al, 2009:. 103). Hubungan antara merek dan selebriti berhenti saat selebriti yang bersangkutan mulai mendukung terlalu banyak merek terkait yang mungkin merusak citranya (Mehulkumar, 2005). Daya Tarik (attractiveness )
Methaq (2011) mengartikan daya tarik sebagai penampilan fisik dan / atau kepribadian yang dipersepsikan dari tokoh. Daya tarik menunjukkan bahwa endorser iklan dapat menarik perhatian konsumen terhadap produk (Goldsmith, et al, 2000). Dalam iklan, baik tradisional maupun iklan di internet, pengiklan selalu memilih selebriti yang menarik secara fisik. Penelitian Bahram, Zahra dan Zahra (2010) menunjukkan bahwa daya tarik selebritis endorser meningkatkan sikap terhadap iklan.
Menurut Ohanian (1990) daya tarik adalah komponen penting dari kredibilitas tokoh. Joseph (1982) merangkum bukti eksperimental mengenai dampak daya tarik fisik komunikator pada tindakan yang berbeda, dan menyatakan bahwa komunikator yang menarik sebagian besar lebih disukai, disukai dan diyakini memiliki dampak positif pada produk daripada komunikatr yang tidak menarik.
Van der Waldt et al, (2009) menunjukkan bahwa endorser "yang dianggap menarik lebih cenderung mendorong niat pembelian". Daya tarik dapat menjadi faktor penting dalam menciptakan pesan yang efektif (Schlecht, 2003). Endorser yang menarik memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap konsumen
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
52 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
daripada endorser yang kurang menarik (Kahle & Homer, 1985). Namun Baker dan Churchill (1977) menyatakan bahwa meskipun daya tarik memiliki pengaruhi positif terhadap evaluasi, hal itu adalah tidak penting dalam mempengaruhi niat beli. Akan tetapi untuk mempengaruhi sikap konsumen pengiklan sering memilih endorser berdasarkan daya tarik fisik mereka (misalnya Chaiken, 1979; Kahle dan Homer, 1985). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: daya tarik selebritis endorser
berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen
Keahlian (expertise)
Keahlian juga disebut sebagai "keberwenangan", "kompetensi", "keahlian", atau "kualifikasi". Yang dimaksud dengan keahlian disini adalah tingkat sejauh mana endorser dianggap memiliki pengetahuan, pengalaman atau keterampilan yang memadai untuk mempromosikan produk (van der Waldt et al, 2009). Erdogan (1999) berpendapat bahwa keahlian endorser tidak penting kecuali jika konsumen menganggap hal itu adalah hal yang penting. Meskipun demikian Daneshvary & Schwer (2000) menunjukkan bahwa keahlian adalah komponen yang paling penting. Selebriti dipilih karena dianggap memiliki keahlian
menjadi seorang juru bicara (van der Waldt et al, 2009). Menurut Erdogan (1999) keahlian selebriti endorser adalah tingkat sejauh mana komunikator dianggap menjadi sumber dari pernyataan yang valid.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: keahlian selebritis endorser
berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen
Keterpercayaan (Trustworthiness)
Keterpercayaan dapat
diartikan sebagai "kejujuran, integritas dan tingkat bisa dipercaya yang dimiliki oleh endorser (van der Waldt et al, 2009). Ohanian (1990) menyatakan bahwa komunikator yang dapat dipercaya merupakan orang yang persuasif, baik dia ahli atau tidak. Ini adalah tingkat keyakinan konsumen terhadap komunikator saat dia menyampaikan pernyataan sesuatu yang ia anggap paling valid (Ohanian, 1990). Banyak literatur mendukung efek positif dari keterpercayaan pada efektivitas (Chao et al., 2005).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H3: keterpercayaan selebritis
endorser berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
53 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengunjung Matahari department
store Java Supermall Semarang yang
jumlahnya sangat banyak, maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini.
Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Accidental
Sampling. Sedangkan Accidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2005). Pelaksanaan
accidental sampling dalam penelitian
ini diberikan kepada konsumen yang melakukan pembelian di Matahari
department store Java Supermall
Semarang.
Data dari 4 variabel penelitian diperoleh dengan menggunakan angket penelitian. Pengukuran dari variabel kualitas layanan, kepercayaan dan komitmen merupakan modifikasi indikator dari penelitian Hennig-Thurau et al (2001)
Variabel Indikator
Daya Tarik Selebriti (X1) 1. Menarik (attractive)
2. Berkelas (classy) 3. Cantik (beautiful) 4. Luwes (elegant) 5. Seksi (sexy)
Keterpercayaan Selebriti (X2) 1. Dapat di jadikan pedoman (dependable)
2. Jujur (honest)
3. Dapat diandalkan (reliable) 4. Tulus (sincere)
5. Dapat di percaya (trustworthy)
KREDIBILITAS ENDORSER Daya Tarik Endorser Keterpercayaan Endorser Keahlian Endorser Minat Beli Konsumen
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
54 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
Keahlian Selebriti (X3) 1. Ahli (expert)
2. Berpengalaman (experience) 3. Berpengetahuan (knowledgeable) 4. Memenuhi syarat (qualified) 5. Terlatih (skilled)
Minat Beli (Y) 1. Mengingat Merek
2. Menyukai Merek 3. Memilih Merek Semua pernyataan tersebut
disediakan dalam kuesioner tertutup dengan menggunakan skala lickert 10. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan Program SPSS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Reliabilitas dan Validitas Berdasar pada hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa semua variabel memiliki Cronbach
Alpha lebih besar dari Standar Alpha
yaitu sebesar 0,600 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel. Dan juga semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai r hitung > r tabel dan tingkat signifikasi < 0,05, sehingga semua indikator yang digunakan tersebut adalah valid.
Uji Asumsi Klasik
Grafik normal plot pada penelitian ini menyebar merata di sekitar garis diagonal. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai dengan asumsi normalitas dimana standardized residual yang berdistribusi normal
adalah garis yang memiliki pola yang dekat dengan garis diagonal. Semua variabel yang digunakan mempunyai nilai Tolerance yang tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Hasil ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikoliniearitas dalam model regresi. Grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa titik – titik membentuk pola yang tidak teratur ( tidak jelas ) dan menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu y. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 1
Hasil Pengujian Regresi Berganda
Variabel Standardized Coefficients Beta t Sig.
Daya Tarik Selebriti ,303 3,518 ,001
Keterpercayaan Selebriti ,386 4,670 ,000
Keahlian Selebriti ,196 2,380 ,019
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
55 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
Y = 0,303X1 + 0,386X2 + 0,195X3 Dapat diketahui bahwa
koefisien regresi daya tarik selebriti adalah sebesar 0,303 dengan tingkat signifikan 0,001. Tanda koefisien yang positif (+) sebesar 0,303 menunjukkan bahwa pengaruh daya tarik selebriti terhadap sikap terhadap merek adalah positif atau berbanding lurus, artinya semakin tinggi tingkat daya tarik, maka sikap terhadap merek akan semakin tinggi. Koefisien regresi variabel keterpercayaan selebriti adalah sebesar 0,386 dengan tingkat signifikan 0,000. Tanda koefisien yang positif (+) sebesar 0,386 menunjukkan bahwa pengaruh keterpercayaan selebriti terhadap sikap terhadap merek adalah positif atau berbanding lurus, artinya semakin tinggi keterpercayaan selebriti, maka sikap terhadap merek akan semakin tinggi pula. Adapun koefisien regresi variabel keahlian selebriti adalah sebesar 0,196 dengan tingkat signifikan 0,019. Tanda koefisien yang positif (+) sebesar 0,196 menunjukkan bahwa pengaruh keahlian selebriti terhadap sikap terhadap merek adalah positif atau berbanding lurus, artinya semakin tinggi tingkat keahlian selebriti, maka sikap terhadap merek semakin tinggi pula.
Uji F
Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai F sebesar 25,501 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama daya tarik selebriti, keterpercayaan selebriti, dan keahlian selebriti dapat menjelaskan secara signifikan terhadap sikap terhadap merek
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar
0,426. Hal ini berarti 42,6 persen sikap terhadap merek dapat dijelaskan oleh variabel daya tarik selebriti, keterpercayaan selebriti, dan keahlian selebriti. Sedangkan sisanya sebesar 57,4 persen (100%-42,6%) sikap terhadap merek dijelaskan oleh variabel lain selain ketiga variabel tersebut.
Uji t
Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel daya tarik selebriti diperoleh nilai t hitung = 3,518 dengan tingkat signifikansi 0,001. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel adalah sebesar 1,661. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa daya tarik selebriti berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek atau Hipotesis 1 terbukti.
Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel keterpercayaan selebriti diperoleh nilai t hitung = 4,670 dengan tingkat signifikansi 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa keterpercayaan selebriti berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek atau Hipotesis 2 terbukti.
Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel keahlian selebriti diperoleh nilai t hitung = 2,380 dengan tingkat signifikansi 0,019. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan keahlian selebriti berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek diterima atau Hipotesis 3 terbukti.
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
56 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
SIMPULAN
Hasil penelitian ini
menunjukkan variabel
keterpercayaan selebriti (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek (Y) dengan nilai regresi 0,386 dan nilai t hitung = 4,670 dengan tingkat signifikansi 0,000.Variabel daya tarik selebriti merupakan variabel dengan pengaruh paling besar kedua setelah keterpercayaan selebriti. Hal ini terlihat pada hasil analisis regresi linear berganda sebesar 0,303. Variabel daya tarik (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek (Y) dengan nilai regresi 0,303 nilai t hitung = 3,518 dengan tingkat signifikansi 0,001. Sedangkan variabel keahlian merupakan variabel dengan pengaruh paling besar ketiga. Hal ini terlihat pada hasil analisis regresi linear berganda sebesar 0,196. Variabel Keahlian (X3) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap merek (Y) dengan nilai regresi 0,196 dan nilai t hitung = 2,380 dengan tingkat signifikansi 0,019.
DAFTAR PUSTAKA
Amos, Clinton, Gary Holmes & David Strutton, 2007,
Exploring the relationship between celebrity endorser effects and advertising effectiveness A quantitative synthesis of effect size, International Journal of Advertising, 27(2), pp. 209–234
Belch, George E & Michael A. Belch, 2003. Advertising and
Promotion : An Integrated
Marketing Communication Perspective, Internasional
Edition, McGraw Hill, New York.
Chung, Kevin YC, Timothy Derdenger, & Kannan Srinivasan, 2011,
Economic Value of Celebrity Endorsements: Tiger Woods’ Impact on Sales of Nike Golf Balls
Darmadi Durianto, Sugiarto, Anton Wachidin Widjaja, dan Hendrawan Supratikno, 2003, Invasi Pasar dengan Iklan Yang Efektif, Jakarta,
Gramedia Pustaka
Utama
Doss, Samuel, 2009, The transference
of brand attitude: the effect on the celebrity endorser,
Journal of
Management and Marketing Research Fishbein, Martin and Icek Ajzen,
1975, Belief, Attitude, Intention and Behaviour: An Introduction to Theory and Research, Reading, MA: Addison-Wesley.
Gordman, The Must-Have
Customer; 7 Taktik Jitu Merebut Hati Pelanggan Idaman Anda, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Heruwati, 2010, Analisis Pengaruh
Daya Tarik, Kredibilitas, Dan Keahlian Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
57 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
Sepeda Motor Yamaha
Mio (Studi pada
konsumen PT Harpindo Jaya Jl. Dr. Cipto No.61 Semarang), Skripsi UNDIP
Hunt, James B, 2009. The Impact of
Celebrity Endorsers on Consumers' Product Evaluations: A Symbolic Meaning Approach Jewler, D, 2005. Creative in Advertising (8th ed). Thompson Work Worth. USA.
Kamins, Michael A, Meribeth J. Brand, Stuart A. Hoeke, and John C. Moe, 1989, “Two-Sided Versus
One-Sided Celebrity Endorsements: The Impact on Advertising Effectiveness and Credibility,” Journal of Advertising, 18, 2, 4-10. Khatri, Puja, 2006, Celebrity Endorsement: A Strategic Promotion Perspective, Indian Media Studies Journal • Vol.1 • No.1.
Mahestu Noviandra, 2006, ”Analisis
Pengaruh Model Iklan Terhadap Perilaku Pembelian Remaja, Kasus Pada Bintang Akademi Fantasi Indosiar”.
Moore, D. L., Hausknecht, D. and Thamodaran, K., 1988, “Time Compression, Response Opportunity, and Persuasion,” Journal of Consumer Research, 13 (June), 12-24.
Muly Kata Sebayang dan Simon Darman O. Siahaan
Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio pada Mio Automatik Club (MAC) Medan, Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 3, September 2008: 89 – 96 Ranjbarian, Bahram, Zahra
Shekarchizade, & Zahra Momeni, 2010, Celebrity Endorser Influence on Attitude Toward Advertisements and Brands, European Journal of Social Sciences – Volume 13, Number 3 (2010)
Roy Goni, 2007, Playing to Win, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Royan, Frans M, 2005, Marketing Selebrities; Selebriti Dalam Iklan Dan Strategi Selebriti Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta
Gramedia Pustaka
Utama
Sebayang, Siahaan Simon, 2008, ”Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Mio Pada Mio Automatik Club (MAC) Medan”, Fakultas Ekonomi USU, Jurnal Manajemen Bisnis,Vol.1 No.3 Hal. 117-125.
VOLUME 4 NOMOR 1, MEI 2013
58 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)
Shimp, Terence A, 2003, Periklanan Promosi, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta
Sigit, Kussudyarsana, 1982, ”Fenomena Selebritas Sebagai Model Iklan Dari Sudut Pandang Sumber Pesan”, Benefit Volume 8 No.2 Hal. 151-159.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan
Kesembilan, Penerbit CV Alpha Betha, Bandung. Swastha, Basu D.H, dan Irawan.
1983. Manajemen
Pemasaran Modern. Yogyakarta, Liberty Umar, Husein. 1993. Metode Riset
Bisnis.. Jakarta,
PT.Gramedia Pustaka Utama