BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya.1 Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunkan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta:Rajawali Pers, 2010) hlm. 1.
bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan yang
pengajaran yang diharapakan.2
Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: media mengajar, metode pengajaran, faktor guru, faktor siswa dan faktor lingkungan. Media mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar mengajar.3 Penemuan teknologi media pendidikan semakin
memudahkan manusia memperoleh informasi. Media pengajaran berfungsi sebagai pengatur atau informasi belajar.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat meyalurkan pesan dapat membantu mengatasi kekurangan dalam proses belajar mengajar seperti verbalisme yaitu keadaan yang menggambarkan seorang guru hanya sebagai penyampai pesan dan peserta didik hanya sebagai pendengar saja sehingga membuat suasana kelas menjadi membosankan.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintregrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal tertentu media juga
2Ibid., hlm. 2.
3 Arief S.Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan
berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk
memberikan umpan balik.4
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan
pemadatan informasi.5
Guru harus bisa menggunakan alat untuk menjelaskan materi kepada peserta didik. Media yang digunakan harus menarik. Apabila di sekolah tersebut minim akan alat yang dimiliki, guru harus bisa kreatif memanfaatkan apa yang ada. Contohnya bisa membuat media dalam bentuk gambar. Hal itu juga dapat membangkitkan kreatifitas peserta didik dengan melihat gurunya kreatif.
Salah satu media pembelajaran adalah media gambar, dimana media gambar memegang peranan penting karena dapat menjelaskan berbagai macam informasi. Apalagi di jaman sekarang ini media gambar semakin beragam, dapat dijadikan sebagai media tambahan dalam proses pembelajaran yang tentunya dapat membantu dalam penyampaian materi.
4 Asnawir dan M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)
hlm. 13.
Media gambar juga menjadikan peserta didik ingin memperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Dengan media gambar guru dapat langsung melihat sikap dan respon peserta didik dalam menerima pelajaran.
Dalam pembelajaran praktik ibadah salat, seorang guru akan kesulitan jika dalam penyampaian materi tidak menggunakan bantuan media gambar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat ini sangat tepat karena informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan dengan mudah dipahami karena mendekati kenyataan. Dengan begitu diharapkan dapat memicu respon peserta didik sehingga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran praktik ibadah salat.
Pembelajaran praktik ibadah salat sangatlah perlu bagi peserta didik yang masih belajar ditingkat menengah pertama, karena ditingkat inilah yang merupakan pondasi yang benar-benar harus diperhatikan, mereka perlu mengetahui lebih jauh tata cara beribadah salat yang baik dan benar sesuai dengan syarat dan rukun salat.
Dalam kenyataannya masih ada sebagian peserta didik di SMP Negeri 1 Batang yang belum dapat melaksanakan praktik ibadah salat dengan baik, maka penggunaan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat akan mempermudah pemahaman peserta didik dalam merespon pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik.
Dimana saat belum menggunakan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat, pendidik merasa bingung dalam penyampaian materi. Dikarenakan kurangnya pemahaman peserta didik
mengenai ibadah salat, peserta didik tidak dapat memahami cara yang benar dalam gerakan maupun bacaan doa yang dibaca. Dengan alasan itu pendidik memilih menggunakan media gambar sebagai alat bantu dalam pembelajaran praktik ibadah salat. Pendidik dapat menunjuk gambar dan menjelaskan bacaannya kemudian menunjuk peserta didik untuk menjelaskan nama gerakan beserta bacaannya.
Adanya manfaat yang berdampak baik dalam menunjang proses belajar mengajar maka pihak sekolah mempertimbangkan dan akhirnya menggunakan media gambar dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas belajar peserta didik di kelas. Maka sangatlah tepat jika
permasalahan tersebut dikaji dalam penelitian yang berjudul “ Respon
Peserta Didik Terhadap Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Praktik Ibadah Salat di SMP Negeri 1 Batang”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana respon peserta didik terhadap penggunaan media gambar
dalam pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang ?
Agar tidak terjadi salah dalam pemahaman, maka penulis memberikan uraian tentang beberapa istilah yang digunakan dalam judul proposal skripsi ini, antara lain :
a. Respon.
Respon adalah tanggapan, reaksi, jawaban, bersifat memberi
tanggapan.6
Dalam hal ini unsur-unsur psikis yang berkaitan dengan respon
atau tanggapan adalah persepsi, perhatian, pengamatan, dan motivasi.7
Jadi respon peserta didik adalah persepsi, perhatian, pengamatan,dan motivasi terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat.
b. Peserta didik
Peserta didik adalah “raw material” ataau bahan mentah didalam
proses transformasi yang disebut pendidikan.8 Peserta didik disini
adalah anak-anak kelas VII.
c. Penggunaan
Penggunaan adalah proses, pembuatan, cara mempergunakan
sesuatu, pemakaian.9
6
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 838.
7
Malcolm Hardy dan Steve heyes, Pengantar Psikologi, ( Jakarta: Erlangga, 1985), hlm. 83.
8 Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran (Yogyakarta: Matagraf Yogyakarta,
2013), hlm. 116.
d. Media
Media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audience (peserta didik)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.10
e. Gambar
Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb);
yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas.11 Dalam hal ini
media gambar yang dimaksud merupakan alat bantu pembelajaran yang berupa gambar yang disesuaikan dengan materi pembelajaaran yang disampaikan.
f. Pembelajaran
Pembelajaran adalah langkah atau strategi yang ditempuh oleh guru
dalam mengajarkan pembelajaran kepada peserta didik.12
g. Praktik
Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam
teori, perbuatan melakukan teori.13 Praktik disini adalah pelaksanaan
tata cara ibadah salat yang baik dan benar menurut ketentuan.
10
Asnawir dan M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), hlm. 11.
11 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995),
hlm.. 288.
12
Anwar Arifin, Memahami Paradikma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-undang Sisdiknas (Jakarta: Depag RI, 2003), hlm. 16.
13 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001),
h. Ibadah
Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintahNya dan menjauhi
laranganNya.14
i. Salat
Salat adalah rukun islam yang kedua, berupa ibadah kepada Allah Swt wajib dilakukan oleh setiap mukhalaf yang merupakan gerakan dan ucapan tertentu yang berisikan rukun, syarat, dan bacaan tertentu,
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.15
Dari uraian diatas , dapat dipahami dengan judul proposal skripsi “Respon Peserta Didik terhadap Penggunaan Media Gambar dalam
Pembelajaran Praktik Ibadah Salat Di SMP Negeri 1 Batang” adalah
dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat sehingga peserta didik dapat merespon pembelajaran tersebut dan respon itu ditunjukan dalam pemahaman pelaksanaan praktik ibadah salat. Sehingga peserta didik dapat melakukan gerakan-gerakan dan bacaan doa yang ada dalam praktik ibadah salat sesuai dengan ketentuan.
14
Ibid, hlm 364.
15
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 1092
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari perumusan masalah diatas, terdapat tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah :
1. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan media
gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penggunaan
media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Kegunaan teoritis, antara lain :
a. Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar proses belajar.
b. Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
2. Kegunaan praktis, antara lain :
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat strategi sekolah
terutama dalam penggunaan media dalam pembelajaran dan mampu menggunakan sesuai dengan fungsinya secara tepat.
b. Sebagai informasi bagi kegiatan penelitian sejenis dalam skala
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Analisis Teoretis
Menurut Sudarsono dalam kamus konseling, respon adalah aksi atau jawaban terhadap suatu reaksi atau rangsangan, aktivitas dari suatu otot atau kelenjar sebagai pengaruh dari kegiatan organisme atau
keinginan untuk mengutarakan sesuatu.16 Respon merupakan perilaku
yang muncul dikarenakan adanya rangsangan dari lingkungan, jika rangsang dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan tersebut.
Menurut Komarudin respon adalah setiap tindakan atau atau
perubahan kondisi yang dibangkitkan oleh stimulus.17 Respon biasa
disebut dengan tanggapan. Tanggapan biasa di definisikan sebagai
bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah melakukan
pengamatan.18 Dari beberapa definisi respon diatas maka dapat
disimpulkan bahwa respon adalah reaksi atau tanggapan yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan atau stimulus.
Menurut Malcolm Hardy dan Steve Heyes dalam bukunya yang berjudul pengantar psikologi unsur-unsur psikis yang berkaitan
16 Sudarsono, Kamus Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 202. 17 Komarudin, Kamus Riset, (Bandung: Angkasa, 1987) hlm. 234.
dengan respon atau tanggapan adalah persepsi, perhatian, pengamatan,
dan motivasi.19 Dimana persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, sedangkan perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu obyek, lalu pengamatan ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang, dan motivasi adalah aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai sasuatu tujuan yang didorong oleh kekuatan dari dalam diri seseorang.
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar” yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi.20 Dimana media sebagai perantara atau
pengantar pesan yang bertujuan dan mengandung maksud-maksud tertentu dalam menyampaikan informasi secara luas.
Menurut Arief S.Sadirman dkk, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi.21 Jadi media disini bersifat menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
19 Malcolm Hardy dan Steve heyes, Pengantar Psikologi, ( Jakarta: Erlangga, 1985),
hlm. 83.
20
Asnawir,M.Basyiruddain Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11.
21Arief S.Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan
Menurut Briggs sebagaimana dikutip oleh Arief S.Sadirman
dalam buku media pendidikan berpendapat bahwa media adalah
segala sesuatu alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang peserta didik untuk belajar.22
Media sangat penting fungsinya sebagai penunjang keberhasilan dalam pembelajaran dan media juga dapat memudahkan peserta didik dalam memahami penjelasan yang diberikan seorang pendidik, dan juga dapat membantu seorang pendidik untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pendidikan secara maksimal.
Salat menurut bahasa adalah do’a sedangkan menuurut syari’at adalah ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan
dengan niat salat dari takbir diakhiri dengan salam.23
Salat berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syariat yang telah ditentukan syara. Salat merupakan ibadah yang paling dicintai, paling utama dan paling dekat
dengan Allah.24
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat ini sangat tepat karena informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan dengan mudah dipahami karena mendekati kenyataan.
22
Ibid, hlm. 6.
23Muhammad Bagir Al-habsyi, Fiqih Praktis menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, Doa,
Pendapat Para Ulama, (Bandung:Mizan, 1999), hlm. 105.
Dimana dalam praktiknya diperlukan serinci mungkin agar tepat dan benar dalam gerakan. Media gambar dapat membantu peserta didik dalam memahami pesan yang disampaikan sehingga dapat mengaplikasikan kedalam praktik di kehidupan sehari-hari. Dengan begitu diharapkan dapat memicu respon peserta didik sehingga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran praktik ibadah salat.
2. Penelitian yang Relevan
Dalam skripsi karya Kartika yang berjudul “ Respon Siswa
Terhadap Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran Ibadah Sholat di SD Negeri Kasepuhan 03 Batang” menyimpulkan bahwa ada respon yang positif yang ditunjukan oleh siswa terhadap pembelajaran ibadah salat yang menggunakan media gambar. Hal ini diperlihatkan dengan respon siswa terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat ditunjukan dengan cara sikap siswa terhadap pembelajaran ibadah salat, kedisiplinan siswa, ketekunan siswa, ketenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran
ibadah salat, siswa dapat mempraktekan gerakan salat.25
Sedangkan dalam skripsi karya Muhammad Latief Khusni yang
berjudul “Pengaruh Media Buku Bacaan Bergambar Terhadap
Peningkatan Minat Membaca Anak Didik Di Sdit Ulul Albab
25 Kartika, “Respon Siswa Terhadap Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran
Ibadah Shalat Di SD Negeri Kasepuhan 03 Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Pekalongan:
Pekalongan” menyimpulkan bahwa pengaruh penggunaan media buku bacaan bergambar terhadap peningkatan minat membaca anak didik di Sdit Ulul Albab Pekalongan, berdasarkan analisis kolerasi produck moment diperoleh nilai ro sebesar 0,961 dan setelah dikonsultasikan N 127 diperoleh angket batas rt sebesar 0,175 untuk taraf signifikan 5% . jadi penggunaan buku bacaan bergambar terhadap peningkatan minat membaca anak terdapat kolerasi positif yang signifikan, antara pengguna media buku bacaan bergambar
terhadap minat baca anak.26
Dalam skripsi lain karya Nur Sumanjaya yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Media Musik Religi Islami Terhadap
Pengamalan Ibadah Anak di SD Negeri Pasekaran Batang” menyimpulkan hasil penelitian yang telah disajikan bahwa pada taraf 5% maupun 1% terdapat korelasi positif yang cukup/sedang, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan bahwa terdapat korelasi positif antara pengaruh penggunaan media musik religi islami terhadap pengalaman ibadah anak di SD Negeri 01 Pasekaran Batang dapat
diterima kebenarannya.27
26 Muhammad Latief Khusni, “Pengaruh Penggunaan Media Buku Bacaan Baergambar
Terhadap Peningkatan Minat Membaca Anak Didik Di Sdit Ulul Albab Pekalongan”, Skripsi
Sarjana Pendidikan (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. 87.
27 Nur Sumanjaya, “Pengaruh Penggunaan Media Musik Religi Islami Terhadap
Pengamalan Ibadah Anak di SD Negeri 01 Pasekaran Batang”, Skripsi Sarjana Pendidikan (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. 67.
3. Kerangka Berpikir
Dalam suatu proses belajar mengajar, perlu pemilihan suatu media pembelajaran yang sesuai. Karena penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pendidik.
Penggunaan media diharapkan dapat mengurangi sikap pasif pada peserta didik, khususnya dalam pembelajaran ibadah salat dapat membantu peserta didik untuk belajar mandiri. Penggunaan media gambar juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan, karena media gambar menjadi sarana yang bermakna akan materi yang tersusun sehingga diharapkan peserta didik dapat merespon dan menguasai selama pembelajaran berlangsung.
Jika penggunaan media gambar yang tepat dapat berdaya guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka suatu materi khususnya pembelajaran ibadah salat akan berproses dengan efektif dan efisien dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Jadi pembelajaran yang disampaikan pendidik akan mencapai tujuan.
F. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.28
Dalam hal ini yang dimaksud adalah mendiskripsikan bagaimana respon peserta didik terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian lapangan (field research) , karena merupakan
penyelidikan mendalam mengenai unit sosial sedemikian rupa, yang mana penelitian ini dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir
dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.29
Dengan melakukan field research akan dapat menentukan
pengumpulan data dan informasi tentang respon peserta didik terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang.
28
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 36.
29Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,
b. Sampel Sumber Data
Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, penentuan sampel sumber data pada penelitian kualitatif masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti di lapangan. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki power atau otoritas pada situasi sosial atau obyek yang diteliti. Adapun kriteria yang sebaiknya dipenuhi oleh sampel sebagai sumber data, yaitu :
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui
proses yang tengah diteliti.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau
terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi dan dijadikan narasumber.30
Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa siapa saja yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII dan guru yang mengajar didalamnya. Mengenai berapa jumlahnya dapat diketahui setelah penelitian selesai.
30Ibid , hlm. 293.
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam kaitannya dengan penelitian
ini adalah sumber data primer dan sekunder.31
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh dari objek yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer adalah peserta didik kelas VII diSMP Negeri 1 Batang.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah mencakup buku-buku yang dapat menjadi rujukan serta dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penggunaan metode pengumpulan data secara tepat dan relavan dengan jenis data yang akan digali adalah merupakan langkah penting dalam suatu kegiatan penelitian. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam peneitian ini peneliti akan menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Yang dimaksud metode observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
31 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
biologis dan psikologis, dua diantara yang paling penting adalah
proses pengamatan dan ingatan.32 Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai gambaran umum SMP Negeri 01 Batang, yaitu mengenai letak lokasi, keadaan sarana dan prasarana, keadaan siswa, guru, karyawan serta respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang.
b. Metode Wawancara
Yang dimaksud metode wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.33 Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data
sosial terutama untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat di sekolah tersebut. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan nara sumber yaitu guru PAI yang mengajar dikelas VII dan peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1 Batang.
c. Metode Dokumentasi
Yang dimaksud metode dokumentasi adalah catatan yang sudah berlalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental.34 Metode ini digunakan untuk memperoleh
32
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA, 2008), hlm. 145.
33Ibid, hlm. 231. 34Ibid, hlm. 240.
data tentang sejarah dan profil, visi dan misi, struktur organisasi, jumlah siswa, guru, TU, dan data tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu usaha mengetahui tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil penelitian. Data yang terkumpul tersebut kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya diolah dan
dianalisa. Analisis data tersebut merupakan temuan-temuan
dilapangan.35
Analisis data kualitatif dilapanagan ini menggunakan model Miles dan Huberman, dimana aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data, yaitu : data reduction, data display, dan verification.36
a. Data Reduction (Reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data.37
35
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 192.
36Ibid, hlm.246
37
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.38
c. Verification
Verifikasi atau kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada dilapangan.39
Data mentah yang diperoleh dilapangan adalah dari SMP Negeri 1 Batang, yang dilakukan melalui beberapa metode, dipilih
38
Ibid, hlm.249
39
bagian yang penting yang berkenaan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang. Kemudian data yang disusun itu disajikan dalam bentuk naratif sehingga memudahan untuk dipahami dan memungkinkan adanya penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang dihasilkan perlu dikaji ulang selama penelitian berlangsung agar tidak terjadi penyimpangan dari data yang dianalisis dengan hasil kesimpulan akhir.
G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan pembagian secara sistematis. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasannya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Respon, Media Gambar Dan Pembelajaran Ibadah Salat,
meliputi kajian tentang media gambar yang terdiri atas pengertian media dan macam-macam media gambar, kriteria pemilihan media pembelajaran, fungsi media gambar, kelebihan dan kelemahan media gambar, kajian
tentang pembelajaran ibadah salat terdiri dari pengertian ibadah salat, aspek gerakan ibadah salat, dan proses pembelajaran ibadah salat.
Bab III Respon Peserta Didik terhadap Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Praktik Ibadah Salat SMP Negeri 1 Batang yang memuat kondisi objektif SMP Negeri 1 Batang diantaranya sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, kondisi guru dan karyawan, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana serta mengkaji tentang respon peserta didik terhadap penggunaan media gambar, respon peserta didik terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang, faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat SMP Negeri 1 Batang.
Bab IV Analisis Respon Peserta Didik Terhadap Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran Ibadah salat Di SMP Negeri 1 Batang yang memuat analisis respon peserta didik terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran ibadah salat di SMP Negeri 1 Batang, Analisis faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran praktik ibadah salat SMP Negeri 1 Batang.