• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 12> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 12> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN

INDUSTRI PETERNAKAN

Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM

Yogyakarta-55281

Buku 2: BAHAN AJAR

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)

<Modul Pembelajaran Pertemuan ke 12>

MANAJEMEN AGROBISNIS

Semester IV/3 SKS/PTE 2102

Oleh

Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P.

Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU

Dr. Ir. Rini Widiati,MS

Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM

Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD

(2)

Pertemuan 12

MANAJEMEN PEMASARAN : SISTEM PEMASARAN

A.RPKM Minggu Keduabelas

1

Masing-masing media ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan.

2 Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada

Kolom 2). Pe rt em u an k e Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Media Ajar1 Metode Evaluasi dan Penilaian2 Metode Ajar (STAR)3 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar T ek s Pr ese n tasi G am b ar A u d io /V id eo S oal -t u gas We b 4 12 mampu membuat rancangan sistem Supply Chain Management pada suatu sistem pasar serta faktor yang berpengaruh berdasar nilai guna dan fungsi pemasaran untuk memperoleh efisiensi pemasaran (1) Definisi dan peran sistem pemasaran, (2) Macam nilai guna (3) Macam fungsi pemasaran Waktu: 1x pertemuan @100 menit v v v - v Kuisioner Tugas Terstruktur Skoring 0-100 (PAN) Mahasiswa berkelompo k dan berdiskusi (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Unduh bahan ajar setelah kuliah, (3) Mengisi kuisioner Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas. Pengajar: Sudi Nurtini Pustaka buku: 4,6,14.2 0,26,27

(3)

B.Bahan Ajar Minggu Keduabelas

PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Singkat

Minggu keduabelas perkuliahan menjelaskan tentang definisi dan peran sistem pemasaran, macam nilai guna , dan macam fungsi pemasaran.

1.2. Manfaat Pembelajaran

Aliran atau penyerahan produk pertanian melalui sistem pasar ke konsumen, konsep kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan pemilikan , dan berbagai fungsi dalam proses pemasaran sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui pentingnya keterkaitan hubungan nilai guna bentuk, fungsi pemasaran dan aliran produk sebagai suatu sistem pasar yang menunjang industrialisasi .

1.3. Learning Outcome

Mahasiswa diharapkan mampu membuat rancangan sistem Supply Chain Management

pada suatu sistem pasar beserta pihak-pihak yang terlibat serta faktor yang berpengaruh berdasar nilai guna dan fungsi pemasaran untuk memperoleh efisiensi pemasaran.

PENYAJIAN

1.1. Materi Pembelajaran

Dalam konsep pemasaran suatu produk barang atau jasa, pasar merupakan tempat pemenuhan kebutuhan barang dan jasa sehingga terjadi perpindahan hak milik penjual dan pembeli secara transaksi langsung maupun diwakili lembaga atau agen penjual (selling broker) maupun agen pembeli (buyer broker). Seiring perkembangan teknologi transaksi bisa dilakukan secara tidak langsung melalui media komunikasi online misalnya telpon maupun website (Widiati dan Kusumastuti, 2013).

Kohls et al. (1987), pemasaran disebut suatu sistem karena mengandung hubungan antara semua komponen yang memberikan kontribusi pada tujuan industri sehingga sistem pemasaran sering disebut juga ”the marketing machinery” atau ”the food distribution system”. Sistem

(4)

tambah komoditi serta proses pertukaran fasilitas yang melibatkan produsen , konsumen, dan lembaga perantara.

Pengertian pemasaran secara luas adalah kolaborasi sistem mulai dari pengumpulan, pengolahan untuk memproses raw material menjadi final produk, pedagang pengumpul sampai pengecer melalui aliran komoditi pertanian dari produsen ke konsumen, sedangkan pemasaran secara mikro adalah aliran barang dan jasa secara langsung dari produsen ke konsumen sehingga mendatangkan kepuasan dan manfaat baik kepada konsumen akhir (final household consumer) maupun intermediate user (Rhodes,1983).

Wisner et al. (2005), menyatakan bahwa sistem pemasaran merupakan suatu proses integrasi atau jaringan fasilitas pengambilan raw material kemudian ditransformasikan pada produk antara maupun final produk secara langsung kepada konsumen. Jaringan aktivitas ini dikenal dengan konsep model Supply Chain Management (SCM).

Proses SCM merupakan aliran perputaran tiap tingkatan mulai dari suplier, manufaktur, distributor, retailer sampai dengan konsumen (Chapra et al., 2004). Meskipun demikian tidak semua industri peternakan mempunyai tingkatan yang lengkap seperti SCM. Konsep SCM disini dimulai dari order pembelian dan diakhiri kepuasan konsumen dalam pembayaran. Masing – masing rantai didukung informasi dan pendanaan dan hanya ada 1 pelaku pada tiap tingkat. Misalnya, manufaktur menerima material dari beberapa suplier dan ditawarkan pada beberapa distributor sehingga membentuk suatu jaringan. Oleh karena itu supply chain

disebut juga supply network atau supply web.

Pemasaran adalah proses yang mengakibatkan aliran produk melalui suatu sistem dari produsen ke konsumen, terjadi suatu aliran produk dan melibatkan banyak kegiatan sehingga mendatangkan nilai tambah atau nilai guna bagi produk . Nilai guna dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :

a. Kegunaan bentuk (form utility)

nilai guna produk karena perubahan bentuk dari aslinya karena adanya biaya pengolahan dari bahan mentah ke bahan jadi (processing cost) . Sebagai contoh daging sapi diolah menjadi abon, dendeng.

(5)

b. Kegunaan tempat (place utility)

lokasi produksi komoditas pertanian-peternakan yang jauh dari lokasi konsumen memerlukan biaya transport (transfer cost) sehingga diperlukan penanganan dari sisi pengangkutan produk, sebagai contoh pengiriman produk ke luar pulau memerlukan biaya pengangkutan dan baiay retribusi.

c. Kegunaan waktu (time utility)

produk pertanian-peternakan bersifat musiman padahal konsumsi diperlukan setiap saat sehingga perlu penyimpanan agar tersedia setiap saat (storage cost), sebagai contoh susu segar perlu adanya cooling unit supaya kualitas susu tetap terjaga.

d. Kegunaan pemilikan (possesion utility)

pemindahan hak milik dari produsen /lembaga pemasaran ke konsumen memerlukan biaya biaya transaksi (transaction cost) dan bagimana supaya produk dapat lebih berguna, sebagai contoh mesin chooper dijual kepada peternak untuk mencacah pakan ternak sehingga lebih berguna bagi konsumen .

Dalam sistem pemasaran melibatkan beberapa fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran, penyediaan fisik, dan fasilitas penunjang.

a. Fungsi Pertukaran ( Transaction Function) , bertujuan memperlancar pemindahan hak milik dari produsen ke konsumen , meliputi pembelian, penjualan, dan pengambilan resiko.

Contoh : pabrik pembuat dendeng, maka supply / pengumpulan bahan sebagai fungsi pertukaran perlu diketahui dari mana daging diperoleh, berapa jumlah produksi, dan besar biaya untuk pengumpulan.

b. Fungsi Penyediaan Fisik ( Logistical Function) , bertujuan mengadakan barang secara fisik sehingga memperlancar jalannya fungsi pertukaran meliputi pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, sortasi/ pemilihan, standarisasi dan grading, pengolahan dan pengemasan.

(6)

Contoh : pabrik pembuat dendeng , diperlukan transportasi bahan baku dan distribusi dendeng jadi , cara pengolahan dan besar biaya yang dikeluarkan, serta penyimpanan (lamanya, kerusakannya, biayanya)

c. Fungsi Penunjang ( Facilitating Function) , fungsi ini bersifat membantu untuk menunjang terlaksananya fungsi-fungsi yang lain , termasuk pelayanan bantuan fasilitas dengan teknologi , bantuan modal , penyebaran informasi, asuransi.

Contoh :

1. bagaimana pengemasannya baik dijual eceran maupun untuk grosir 2. sumber dana

3. promosi dengan cara apa dan dengan biaya berapa

Efisiensi pemasaran bertujuan untuk menilai prestasi kerja proses pemasaran supaya berlangsung secara efisien. Pasar tidak efisien , disebabkan antara lain biaya pemasaran semakin besar (harus ditekan supaya profit meningkat) , nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak kontinu, kompetisi pasar tidak sehat, kurang tersedia fasilitas fisik pemasaran, dan persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi.

Efisiensi pemasaran merupakan perbandingan antara output pemasaran dengan input pemasaran. Output bisa berupa kepuasan konsumen, sedangkan input merupakan masukan yang digunakan dalam proses pemasaran. Efisiensi ini bisa berupa fisik maupun finansial. Efisiensi pemasaran terjadi bila: 1) Mampu memberikan keuntungan yang adil bagi pelaku pemasaran, 2) Mampu membawa barang ke konsumen dengan harga semurah-murahnya.

Indikator efisiensi berupa:

1. Margin pemasaran atau bagian dari pembayaran konsumen yang diperlukan untuk menutup biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran. Semakin kecil margin pemasaran makin efisien

2. Harga di tingkat konsumen. Semakin murah harga yang diterima konsumen akhir, makin semakin efisien.

(7)

3. Tingkat kompetisi. Semakin kompetitif struktur pasarnya, maka semakin efisien. Struktur pasar yang paling efisien adalah struktur pasar persaingan sempurna.

4. Banyaknya fasilitas pemasaran. Semakin banyak fasilitas pemasaran makin efisien pemasarannya.

Efisiensi pemasaran dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Efisiensi operasional (rasio keluaran pemasaran terhadap masukan pemasaran) dan berkaitan dengan kegiatan fisik, misalnya berapa produk yang terjual dalam perjam kerja karyawan. Hal ini memerlukan fasilitas alat/mesin untnk mengurangi biaya dan perbaikan kualitas produk.

2. Efisiensi penetapan harga (hubungan keluaran masukan dalam bentuk fisik tetap konstan) untuk menggambarkan harga yang dibayarkan konsumen secara tepat, biaya pemasaran dan produksi.Jika penetapan harga tidak efisien maka terjadi asymetris information dan dominasi perusahaan terhadap pasar.

Peningkatan biaya pemasaran terjadi karena adanya tuntutan yaitu pemrosesan produk pertanian agar menjadi produk siap santap (built-in service). Biaya pemasaran sering diukur dengan marjin pemasaran ( bagian dari pembayaran konsumen yang diperlukan untuk menutup biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran). Oleh karena banyaknya pertambahan jasa yang mahal pada produk pertanian menyebabkan penerimaan petani semakin kecil.

Biaya pemasaran berhubungan dengan ciri-ciri produk peternakan yaitu :

1. Bersifat musiman , artinya produk tidak mungkin tersedia setiap saat bila tidak diikuti dengan manajemen stok yang baik.

2. Mudah rusak dan busuk

3. Bersifat “bulky” , yakni volumenya besar tetapi nilainya relatif kecil.

4. Bersifat lokal atau kondisional, yaitu setiap jenis produk memerlukan lingkungan tertentu

5. Tidak selalu mudah didistribusikan ke tempat lain karena pengusahaan yang berskala kecil dan terpisah-pisah.

Oleh karena itu untuk mengurangi resiko pasar karena sifat produk peternakan maka cara yang dilakukan antara lain dengan :

(8)

1. Diversifikasi yaitu teknik penambahan beberapa lini bisnis kepada lini bisnis yang telah ada dengan tujuan supya kerugian dari satu lini dapat ditutup dengan keuntungan dari lini yang lain.

2. Integrasi vertikal, yaitu perusahaan melaksanakan fungsi pemasaran lain sebagai tambahan kepada fungsi utamanya (vertikal ke depan atau ke belakang), sehingga mengurangi ketergantungan terhadap perusahaan yang lain.

3. Pengadaan kontrak di muka, proses pembuatan kesepakatan/persetujuan antara pembeli dan penjual guna menetapkan harga untuk pengiriman produk pada masa mendatang 4. Hedging dan Pasar Masa Mendatang, sistem lain untuk mengalihkan resiko perubahan

harga dari satu pihak kepada pihak lain karena tidak ada seorangpun yang dapat meramal pasar secara tepat.

Berbagai Policy Pemerintah untuk memfasilitasi sistem pemasaran antara lain melalui: kebijakan perrdagangan berupa penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) supaya harga produk tetap stabil , penetapan UU hak paten, adanya sertifikasi kehalalal pada produk, dan adanya dinas pasar untuk menyampaikan mengenai informasi harga, laporan produksi, dan lain-lain.

1.2.Rangkuman

1. Konsep sistem pemasaran secara mikro adalah aliran barang dan jasa secara langsung dari produsen ke konsumen sehingga mendatangkan kepuasan dan manfaat baik kepada konsumen akhir (final household consumer) maupun intermediate user, sedangkan definisi secara luas adalah kolaborasi sistem mulai dari pengumpulan, pengolahan untuk memproses raw material menjadi final produk, pedagang pengumpul sampai pengecer melalui aliran komoditi pertanian dari produsen ke konsumen sehingga terjadi jaringan aktivitas yang disebut konsep model Supply Chain Management (SCM).

2. Nilai guna dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :a) kegunaan bentuk (form utility), berhubungan dengan biaya pengolahan dari bahan mentah ke bahan jadi (processing cost), b) kegunaan tempat (place utility) berhubungan dengan biaya transport (transfer cost) , c) c. Kegunaan waktu (time utility) berhubungan dengan biaya penyimpanan agar

(9)

produk tersedia setiap saat (storage cost), dan d) Kegunaan pemilikan (possesion utility) berhubungan dengan biaya transaksi (transaction cost) dan bagaimana supaya produk dapat lebih berguna .

3.Dalam sistem pemasaran melibatkan beberapa fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran (

Transaction Function) yang bertujuan memperlancar pemindahan hak milik dari produsen ke konsumen , fungsi Penyediaan Fisik ( Logistical Function) , bertujuan mengadakan barang secara fisik sehingga memperlancar jalannya fungsi pertukaran , dan fungsi Penunjang ( Facilitating Function) yang membantu untuk menunjang terlaksananya fungsi-fungsi yang lain antara lain bantuan fasilitas dengan teknologi , bantuan modal , penyebaran informasi, asuransi.

2. Efisiensi pemasaran bertujuan untuk menilai prestasi kerja proses pemasaran supaya berlangsung secara efisien. Cara yang dilakukan adalah menurunkan atau memperkecil margin sehingga harga di tingkat konsumen bisa ditekan, menambah fasilitas pemasaran, dan mengurangi adanaya kolusi atau kartel sehingga struktur pasar cenderung mengarah pada persaingan sempurna (symetris information).

Bahan, Sumber Informasi dan Referensi

Referensi wajib :

Chopra,S and P Meindl,2004. Supply Chain Management. Strategy, Planning, and Operation. Second Edition. Pearson Prentice Hall. Inc.

Downey, D and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. 2nd Edition, McGraw-Hill 297 Book Co. Inc. New York.

Widiati R dan TA Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan. Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta

Referensi tambahan :

Kohls, R and J.N. Uhl, 1987. Marketing of Agricultural Produscts. Fifth edition. Mac Millan International edition

(10)

Rhodes, J.V, 1983. The Agricultural Marketing System. Second Edition. John Wiley and Sons. Inc.

Wisner D, Joel G, Keong Leong and Keah Choon Tan, 2005. Principles of Supply Chain Management : A Balanced Approach. Thomson South- Western.

Widiati R dan TA Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan. Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta

PENUTUP

Test Formatif berbentuk tugas terstruktur

Carilah suatu perusahaan peternakan ayam petelur. Bagaimana konsep Supply Chain yang berlaku di perusahaan tersebut , termasuk nilai guna dan fungsi pemasaran yang terlibat didalamnya.

Evaluasi penilaian

Daftar penilaian kreatifitas dan sikap individu dalam satu kelompok (tugas terstruktur)

Kelompok: _________________ Nama/NIM Penilai:____________________

Nama&NIM Kreatifitas Disiplin Kerjasama Tanggung jawab Komitmen Produktivitas 1. 2. 3. Dst.

(Skoring penilaian antara 1 – 100). Penilaian dilakukan dengan obyektif oleh anggota kelompok masing-masing dan hasil tidak mempengaruhi nilai akhir mahasiswa. Setiap mahasiswa tidak diperkenankan menilai diri sendiri

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi karena pada kultur jaringan terjadi proses peremajaan bibit di laboratorium, dimana talus yang digunakan pada kultur di laboratorium adalah talus muda yang

Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Selo, Boyolali ragam yang digunakan berkomunikasi dengan teman sebaya baik di sekolah maupun di luar sekolah susunan

Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis multiple myeloma pada  pasien yang memiliki gambaran klinis multiple myeloma dan penyakit jaringan konektif,

Dalam rangka mewujudkan pembentukan Organisasi Perangkat Daerah sesuai dengan prinsip desain organisasi,pembentukan Perangkat Daerah sesuai dengan prinsip desain

Menurut Purwanti (2013:3) Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada analisa uji tarik, bahwa ukuran partikel terdistribusi menjadi kecil karena komposisi karet yang besar dan vulkanisasi

Faktor-faktor dominan yang menyebabkan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria tidak efektif adalah dari

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prospek, arti penting dan teknik budidaya tanaman perkebunan baik penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama