• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1.1.3pedoman Peningkatan Mutu Dan Kinerja Puskesmas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3.1.1.3pedoman Peningkatan Mutu Dan Kinerja Puskesmas"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA TAHUNAN

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

PUSKESMAS AIR AMO

(2)

PUSKESMAS AIR AMO

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIJUNJUNG

TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas tersusunnya Pedoman Manajemen Puskesmas sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 /MENKES/SK/II/2014 Tentang Puskesmas.

Puskesmas Adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,yang merupakan ujung tombak penyelenggara Pelayanan Kesehatan dasar bagi masyarakat diwilayah kerjanya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraann puskesmas perlu dikelola melalui pencapaian mamajemen secara optimal.

Akan tetapi sesuai dengan semangat desentralisasi masing masing daerah dapat menerapkan model metode manajemen yang dianggap paling sesuai.Namun prinsipnya manajementersebut merupakan suatu siklus yang tidak terputus,artinya evaluasi hasil kinerja/kegiatan yang dilaksanakan harus dapat digunakan untuk menyusun perencanaan yang

(3)

akan datang dan selanjutnya perencanaan dibuat dapat di pantau dan dinilai hasilnya.

Akhir kata,kami menyadari bahwa inimasih belum sempurna, untuk itu saran dan masukan untuk penyempurnaan pedoman ini sangat diharapkan.

Air amo, April 2016 Wakil Manajemen Mutu Puskesmas

Dr.Roza Evia

NIP. 19790703 201412 2 001

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dina kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan ; (2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat ; (3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen mnajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat Puskesmas ; (2) Lokakarya Mini

(4)

Puskesmas ; (3) Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality assurance).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan sebagaimana disebutkan Dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas disuatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat.

Berdasarkan Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas maka untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu Pelayanan di Puskesmas dilakukan dengan Audit Internal. B. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

b. Tujuan Khusus

1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas Pada akhir tahun kegiatan.

2) Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas. 3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan

(5)

Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten / kota untuk tahun yang akan datang.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya. b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan anallisis masalah,

mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan diwilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).

c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten / kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

d. Dinas kesehatan kabupaten / kota dapat menetapka dan mendukung kebutuhan suberdaya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

C. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah ditetapkan ditingkat kabupaten / kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan ketiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujuddkan visi ” Indonesia Sehat 2010 ”.

Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik berupa penambahan maupun suatu upaya

(6)

kesehatan inovasi, tetap dilakukan penilaian. Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan Puskesmas merupakan nilai tambah dalam penilaian kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan kesepakatan.

Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan kebutuhan daerah yang telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya didaerah yang bersangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di seluruh Puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten / kota. Olehkarenanya, kegiatan tersebut sudah harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian diseluruh Puskesmas.

Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :

1. Pelayanan kesehatan yang meliputi :

a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten / kota.

b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau penerapan pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas.

2. Pelaksanaan manajemen puskesmas dalam menyelenggarakan kegiatan, meliputi :

a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja,

b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.

3. Mutu pelayanan puskesmas, meliputi :

a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.

(7)

b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan.

c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masing-masing program / kegiatan mempunyai indikator tersendiri, sebagai contoh angka drop out pengobatan pada program penanggulangan TBC.

d. Penilaian out-come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas.

Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baik dalam aspek input, proses, out-put maupun out-comenya, karena indikator dan mekanisme untuk penilaian belum ditentukan. Sehingga secara keseluruhan tidak akan di ukur dalam penilaian kinerja, akan tetapi dipilih beberapa indikator yang sudah ada standar penilaiannya.

Komponen input sumberdaya dan lingkungan tidak termasuk dalam variabel penilaian, akan tetapi kedua komponen tersebut dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses penyusunan rencana dan penetapan besaran target Puskesmas. Selanjutnya dalam melakkukan analisa permasalahan / kesenjangan kegiatan Puskesmas, maka komponen input sumberdaya dan lingkungan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan baik dalam mencari penyebab masalah maupun penetapan alternatif pemecaham masalah.

(8)

BAB II

(9)

1. Audit Penilaian Kinerja Puskesmas dan Audit Internal

Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator-indikator penyelenggaraan upaya puskesmas.Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:

a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga

e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium

g. Peningkatan mutu pelayanan obat

h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien

2. Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana Manajemen Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan kebijakan Puskesmas.

RencanaManajemen Mutu yang ada di setiap unit kerja meliputi :

a. Perencanaan tanggung jawab untuk pencapaian sasaran mutu pada setiap fungsi yang berhubungan dalam puskesmas.

b. Kebijakan mutu dan Sasaran mutu ditinjau minimal 1 Tahun sekali dalam Rapat Tinjauan Manajemen Mutu atau jika diperlukan perubahan

c. Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.

b. Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika ada perubahan pada aktivitas pelayanan,

(10)

terjadi ketidaksesuaian, proses baru, atau adanya aktivitas Pengembangan Pelayanan Puskesmas.

3.Tanggung Jawab Dan Wewenang Manajemen Mutu

Kepala puskesmas bertanggung jawab terhadap penetapan dan penerapan sistem manajemen mutu untuk meningkatkan mutu dan kinerja puskesmas guna memenuhi harapan pelanggan. Tanggung jawab dan wewenang Kepala Puskesmas Air Amo Kabupaten SIjunjung diatur dalam Peraturan Bupati Sijunjung Nomor 2015 tentang Tata Kelola Puskesmas Dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah menetapkan Kepala Puskesmas disebut Direktur dengan tugas sebagai berikut:

1. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan Puskesmas sesuai visi, misi dan tujuan organisasi, serta selalu meningkatkan efisiensi dan efektivitas;

2. Menyusun Rencana Bisnis Srategis (RBS) ;

3. Menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) tahunan;

4. Merumuskan kebijakan operasional dalam mewujutkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau;

5. Menyiapkan laporan kinerja tahunan dan laporan berkala; 6. Mempertanggung jawabkan kinerja operasional dan kinerja

keuangan BLUD Puskesmas ;

7. Memelihara, mengelola dan meningkatkan sumber daya Puskesmas;

8. Mewakili Puskesmas di dalam dan diluar pengadilan;

Untuk menjaga Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas Air amo Kabupaten Sijunjung maka:

(11)

4. Kepala Satuan pelaksana UKM dan UKP berwenang menetapkan, memverifikasi dan mengendalikan perbaikan yang berhubungan dengan Sistem Menajemen Mutu.

5. Kepala Satuan pelaksana UKM dan UKP / Penanggung Jawab Program/poli/unit penunjang / dan seluruh karyawan dapat memprakarsai pencegahan / perbaikan yang berkaitan dengan ketidak sesuaian dan mengidentifikasi, mengusulkan, melaksanakan perbaikan yang berkaitan dengan penerapan sistem manajemen mutu.

4. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Mutu

Kepala Puskesmas menunjuk seorang Wakil Manajemen Mutu yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:

 Memastikan bahwa proses – proses yang berkaitan dengan system manajemen mutu telah disusun, diterapkan dan dipelihara.

 Melaporkan ke kepala Puskesmas mengenai kinerjaSistem Manajemen Mutu dan kebutuhan untuk peningkatan.

 Memastikan bahwa seluruh karyawan memahami kebutuhan pelanggan.

 Menjadi penghubung dengan pihak luar yang berkaitan dengan system manajemen mutu.

5. Komunikasi Internal

Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (mini lokakarya), pertemuan, diskusi, sms, memo, Kotak Saran dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.

6. Tinjauan Manajemen

Kepala Puskesmas Air amo Kabupaten Sijunjung menetapkan dan melaksanakan Tinjauan Manajemen sekurang-kurangnya 3(tiga )

(12)

bulan sekali dalam bentuk Rapat Tinjauan Manajemen dengan cara :sebutkan bulannya kalau bisa dibuatkat jadwal audit internalnya

1. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur Tinjauan Manajemen untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas penerapan Sistim Manajemen Mutu.

2. Memastikan masukan dari tinjauan manajemen sebagai Agenda Rapat meliputi: (sistemnya yag dibuatkan dalam ini)

- Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya - Hasil audit internal dan eksternal

- Umpan balik Pelanggan, hasil pengukuran kepuasan

pelanggan dan keluhan pelanggan.

- Kinerja proses

- Pembahasan Kebijakan dan sasaran mutu

- Status perbaikan dan pencegahan

- Perubahan dan usulan-usulan peningkatan dalam SMD

-Masalah-masalah yang dihadapi dalam peningkatan mutu

pelayanan seperti sumber daya dan lain-lain

3. Memastikan hasil – hasil dari Rapat Tinjauan Manajemen didokumentasikan.

Luaran tinjauan: Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas system manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan.

(13)

BAB III

STANDAR MUTU DAN KINERJA

Berdasarkan Permenkes no 75 tahun 2014 bahwa puskesmas harus melaksanakan upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

1. Program Upaya Kesehatan Essensial

Upaya kesehatan essensial memiliki 6 (enam) upaya pelayanan meliputi :

a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS; b. Pelayanan kesehatan lingkungan;

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d. Pelayanan gizi;

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit; f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan memiliki 6 ( enam ) upaya pelayanan yaitu:

a) Kesehatan Jiwa b) Kesehatan Lansia

(14)

c) Kesehatan Olahraga

d) Kesehatan gigi masyarakat e) Kesehatan indera

f) Kesehatan Kerja

3.Upaya kesehatan perorangan

Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama meliputi 10 (sepuluh ) upaya kegiatan :

a. Pelayanan pemeriksaan umum b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP d. Pelayanan gawat darurat

e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP f. Pelayanan persalinan

g. Pelayanan rawat inap untuk puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap

h. Pelayanan kefarmasian i. Pelayanan laboratorium j. Pelayanan rekam medis

(15)

A.INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI MANAJEMEN

NO JENIS VARIABEL Target

2016 2017 2018 2019 2020 I MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS

1 Membuat data pencapaian / cakupankegiatan pokok tahun lalu 100% 100% 100% 100% 100% 2 Menyusun Ruk melalui analisa dan

perumusan masalah berdasarkan prioritas 100% 100% 100% 100% 100% 3 Menyusun RPK secara terperinci dan

lengkap 100% 100% 100% 100% 100% 4 Melaksanakan Mini Lokakarya bulanan 100% 100% 100% 100% 100% 5 Melaksanakan Mini Lokakarya tribulanan (Lintas sektor ) 100% 100% 100% 100% 100% 6 Membuat dan mengirim laporan bulanan ke Kabupaten tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% 7 Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan 100% 100% 100% 100% 100% II MANAJEMEN ALAT DAN OBAT

(16)

1 Membuat kartu inventaris dan menempatkan di masing - masing ruangan 100% 100% 100% 100% 100% 2 Melaksanakan up dating daftar inventaris alat 100% 100% 100% 100% 100% 3 Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat

di setiap unit pelayanan 100% 100% 100% 100% 100% 4 Membuat kartu stok untuk setiap jenis

obat / bahan di gudang obat secara rutin

100% 100% 100% 100% 100% 5 Menerapkan FIFO dan FEFO 100% 100% 100% 100% 100% III MANAJEMEN KEUANGAN

1 Membuat catatan bulanan uang masuk - keluar dalam buku kas 100% 100% 100% 100% 100% 2 Kepala Puskesmas melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala 100% 100% 100% 100% 100% IV MANAJEMEN KETENAGAAN

1 Membuat daftar / catatan kepegawaian petugas

100% 100% 100% 100% 100% 2 Membuat uraian tugas dan tanggung jawab

setiap petugas 100% 100% 100% 100% 100% 3 Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap

petugas sesuai dengan tugas , wewenang dan tanggung jawab

100% 100% 100% 100% 100% 4 Membuat penilaian SKP tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100%

B. Indikator Mutu Usaha Kesehatan Masyarakat Esensial

N

O PelayananJenis Indikator

TARGET 2016 2017 2018 2019 2020 1 Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS

1. Cakupan Nagari Siaga 40 45 50 60 80 2. Cakupan PHBS di

Rumah Tangga 33,6 35,2 36,8 38,4 40 3. Posyandu Purnama dan

Mandiri 73 75 80 83 85 4. Cakupan Penjaringan

Kesehatan Siswa baru SD sederajat

100 100 100 100 100 5. Cakupan Penjaringan 100 100 100 100 100

(17)

Kesehatan Siswa baru SMP dan SMA sederajat

6. Cakupan Sekolah Sehat 26,6 36,6 46,6 56,6 66,6 2 Pelayanan

Kesehatan Lingkungan

1. Cakupan Penduduk yang memiliki akses air bersih 33,5 8 45,18 56,79 68,37 80 2. Cakupan Penduduk yang menggunakan jamban sehat 22 28 31 34 37 3. Cakupan TTU yang

dibina 56,92 67,69 78,46 89,23 100 4. Cakupan TPM yang

dibina 100 100 100 100 100 5. Cakupan Rumah Sehat 34,1

7 45,62 57,07 68,52 80 6. Cakupan RT di Nagari yang melaksanakan STBM 1 2 3 4 5 3 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana

1. Cakupan kunjungan ibu

hamil K4 92 93 94 95 96 2. Cakupan ibu hamil

dengan komplikasi yang ditangani

22 23 24 25 26 3. Cakupan pertolongan

persalinan oleh Bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

92 93 94 95 96

4. Cakupan pelayanan Ibu

Nifas (KF3) 92 93 94 95 96 5. Cakupan Neonatal

dengan komplikasi yang ditangani 22 23 24 25 26 6. Cakupan Pelayanan KN lengkap (KN3) 93 94 95 96 98 7. Cakupan kunjungan Bayi 93 94 95 96 98 8. Cakupan pelayanan anak Balita 85,1 85,51 85,6 85,75 86,15 9. Cakupan peserta KB Aktif 70 73 75 78 80 10.P4K 100 100 100 100 100

(18)

4 Pelayanan

Gizi 1. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan

100 100 100 100 100 2. Cakupan pemberian

makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100 100 100 100 100

3. Cakupan bumil KEK

dapat PMT 75 80 85 90 95 4. Cakupan bumil

mengkonsumsi Fe 92 93 94 95 96 5. Cakupan bayi dapat ASI

Ekslusif 65 68 70 72 75 6. Cakupan anak 6-59

bulan mengkonsumsi kapsul Vit.A

100 100 100 100 100 7. Cakupan Balita yang

datang ditimbang BB (D/S) 86 87 88 89 90 8. Cakupan RT konsumsi garam beryodium 77 79 81 83 85 5 Pelayanan Pencegahan dan pengendalia n penyakit 1. Cakupan desa/kelurahan UCI 77 79 81 83 85 2. Cakupan imunisasi

lengkap pada bayi, boster pada balita dan anak sekolah

81 82 83 84 85

3. Penemuan penderita

Pneumonia Balita 51,6 61,2 70,8 80,4 90 4. Penemuan pasien baru

TB BTA positif 66,8 68,8 70,8 80,4 90 5. Cakupan angka

kesembuhan dan atau pengobatan lengkap penderita BTA positif

80,5 81,5 82,5 83,5 84,5

6. Penderita DBD yang

ditangani 100 100 100 100 100 7. Cakupan penderita

diare 93,6 95,2 96,8 98,4 100 8. Paracite Indek (API) <1

per 1.000 penduduk

0 0 0 0 0

9. Cakupan pengamatan

(19)

wabah (W2) 10.Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan 100 100 100 100 100

11.Cakupan angka bebas

jentik (ABJ) 35 37,5 40 45 50 12.Kasus gigitan HPR

yang mendapat tata laksana kasus 100 100 100 100 100 6 Pelayanan keperawata n kesehatan masyarakat 1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 50 55 60 65 70 2. Cakupan pelayanan perkesmas 55 60 65 70 75

C.Indikator Prioritas Usaha Kesehatan Masyarakat Pengembangan

N

O Jenis Pelayanan Indikator 2016 2017 2018TAHUN 2019 2020 1 Pelayanan

kesehatan jiwa

Cakupan penderita

gangguan jiwa yang dapat pelayanan 22,2 22,3 22,4 22,5 22,6 2 Pelayanan kesehatan gigi masyarak at Cakupan UKGMD 45 48 51 54 57 3 Pelayanan kesehatan Olah Raga Cakupan pelayanan kesehatan olah raga pada kelompok masyarakat 20 40 60 80 100 4 Pelayanan kesehatan Lansia Cakupan pelayanan kesehatan Pra Lansia dan Lansia 40 45 50 55 60 5 Pelayanan kesehatan kerja Cakupan penyelenggaraan

kesehatan kerja dasar 20 40 60 80 100 6 Pelayanan

kesehatan lainnya

Cakupan pemeriksaan dan konseling HIV/AIDS untuk penduduk umur > 15 thn

65 70 75 80 85

(20)

N

(21)

2016 2017 2018 2019 2020 1 POLI UMUM Pemberi pelayanan adalah dokter jumlah pasien yang dilayani dokter dalam 1 bulan x 100% 60% 70% 80% 90% 100% Jumlah seluruh pasien dalam 1 bulan Jam buka pelayanan sesuai dengan ketentuan Senin – kamis 08.00 s/d 13.00 wib Sesu a kete ntua n Sesu ai keten tuan Sesu a keten tuan Sesu a keten tuan Sesu a keten tuan Jumat s/d sabtu 08.00 – 11.30 2 UGD Pemberi pelayanan adalah dokter jumlah pasien yang dilayani dokter dalam 1 bulan x 100% 60% 70% 80% 90% 100% Jumlah seluruh pasien dalam 1 bulan Kejadian infeksi luka pasca jumlah pasien yang mengalami infeksi luka pasca tindakan jahit luka x 100% ≤1,5% ≤1,5% ≤1,5% ≤1,5% ≤1,5% tindakan jahit luka jumlah semua pasien yg dilakukan tindakan jahit luka dalam 1 bulan 3 POLI

(22)

adalah dokter dokter dalam 1 bulan x 100% jumlah seluruh pasien dalam 1 bulan 6 KB Pemberi pelayanan KB MKJP jumlah akseptor KB CTU yg dilayani dokter atau bidan terlatih yg disurvei x 100% 60% 70% 80% 90% 100% dokter atau bidan terlatih jumlah semua akseptor KB MKJP yg disurvei dalam 1 bulan 7 APOTIK Waktu tunggu pelayanan obat non racikan ≤ 20 menit jumlah pasien dg resep obat non racikan yg terlayani ≤ 20 menit yg disurvei x 100% 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien dg resep obat non

racikan yg terlayani yg disurvei Pemberian konsultasi pada pasien rawat Jumlah pasien yang diberikan konsultasi dalam 1 bulan x 100% 100% 100% 100% 100% 100% jalan yang Jumlah semua

(23)

dirujuk ke klinik Gizi pasien rawat jalan dan rawat inap dalam 1 bulan 9 SANITASI Kunjungan ulang pasien yg dirujuk jumlah kunjungan ulang pasien yg dirujuk ke klinik sanitasi dg kasus yg sama dlm 1 bulan x 100% 1,5%≤ 1,5%≤ 1,5%≤ 1,5%≤ 1,5%≤ ke Klinik Sanitasi dg kasus yg sama jumlah pasien dg kasus yg sama dalam 1 bulan 11 Laborato rium Waktu tunggu hasil pemeriksaa n jumlah pasien yg diberi hasil pemeriksaan laboratorium ≤ 140 menit yg disurvei x 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % pelayanan laboratoriu m ≤ 140 menit Jumlah pasien yg diberi hasil pemeriksaan laboratorium yg disurvei ( 5 Pasien ) Tidak ada kesalahan pemberian jumlah pasien yang menerima hasil yg salah dalam satu bulan x 100% 100% 100% 100% 100% 100% hasil pemeriksaa n laboratoriu m jumlah pasien yg diperiksa laboratorium dalam 1 bulan 12 Pelayana n Pelayanan Imunisasi sesuai jumlah pelayanan Imunisasi 100 % 100% 100% 100% 100%

(24)

dengan SOP yang sesuai dengan SOP dalam satu bulan x 100% Imunisa si jumlah pelayanan Imunisasi dalam 1 bulan jumlah semua pasien Imunisasi yang di survey dalam 1 bulan

Kepala Puskesmas Air Amo

(25)

BAB IV

JADWAL PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA

Adapun Jadwal untuk Peningkatan Mutu dan Kinerja di Puskesmas Air amo adalah :

N

O KEGIATAN SASARAN JADWAL PELAKSANA

1 Audi Internal 1

Audit Kinerja 1 Seluruh Unit Juli a. Tim Audit Internalb. Pengelola Program dan Kepala Puskesmas

2 RTM Seluruh Unit Agustus WMM dan Kapus

3 Audit Internal 2

Audit Kinerja 2 Seluruh unit 1.

Desember

a. Tim Audit Internal b. Pengelola Program dan

Kepala Puskesmas 4 RTM Seluruh Unit Desember WMM DAN Kapus

(26)

Kegiatan Peningkatan Mutu dan Kinerja dilaksanakan oleh Tim Mutu Puskesmas Air amo melalui Audit Internal, Audit Kinerja, dan Rapat Tinjauan Manajemen.Kegiatan ini dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan Puskesmas.

BAB V

EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Tindakan Koreksi/Prevensi dan Perbaikan Terus Menerus

a) Seluruh karyawan dan koordinator wajib melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap efektivitas sistem manajemen mutu sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.

b) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan mutu,sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan koreksi dan prevensi serta tinjauan manajemen.

B. Tindakan Koreksi dan prevensif

a) Penyebab-penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dipastikan dieliminasi/ dihilangkan dan dicegah dari terjadi lagi.

b) Tujuan dari tindakan koreksi dan tindakan prevensi adalah mencegah terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja puskesmas secara keseluruhan.

(27)

c) Upaya tindakan koreksi /prevensi dipastikan sesuai dengan skala dampak yangdapat ditimbulkan dari masalah tersebut.

d) Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi disediakan yang mencakup: 1. Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.

2. Menentukan penyebab-penyebab masalah

3. Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi 4. Menyimpan Rekaman Mutu tindakan koreksi

5. Meninjau efektivitas tindakan koreksi

e) Koordinator Unit bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi/ prevensi yangtelah dilaksanakan efektif.

f) Tindakan koreksi/ prevensi harus sesuai dengan dampak dari masalah.

Prosedur tindakan koreksi/ prevensi dipastikan dibuat

BAB VI PENUTUP

Dokumen pedoman peningkatan dan kinerja sudah tersusun, dimana dapat digunakan sebagai acuan dalam penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen mutu Puskesmas Air amo, dengan adanya pedoman ini dapat meningkatkan pelayanan puskesmas kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan pelayanan prima.

Referensi

Dokumen terkait

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas

inovasi, yakni upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai.. Profil Kesehatan Puskesmas Banguntapan III Tahun 2015 7 dengan kebutuhan. Pengembangan dan

puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat.. wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah. menjadi kebutuhan masyarakat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, penyelenggara upaya kesehatan, penanggungjawab sebagian penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas (konsep wilayah) sesuai dengan

uang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian, pen%apaian hasil pelaksanaan  pelayanan/kegiatan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan, penilaian

INSTRUMEN PENILAIAN CAKUPAN PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN PUSKESMAS : CANTIGI.. KABUPATEN

Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan, dikelompokkan menjadi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan dengan mengacu kepada indikator yang telah ditetapkan oleh Dinkes Kota