• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga disebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga disebut"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi

Dalam Proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga disebut sebagai faktor produksi (factors of production) termasuk segala sesuatunya yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari proses produksi, menjadi keluaran (output). Misalnya sebuah pabrik roti menggunakan masukan yang mencakup tenaga kerja, bahan baku seperti; terigu, gula dan modal yang telah diinvestasikan untuk panggangan, mixer serta peralatan lain yang digunakan. Tentu saja setelah proses produksi berjalan akan menghasilkan produk berupa roti.

Pyndick (2001) menjelaskan bahwa hubungan antara masukan pada proses produksi dan hasil keluaran dapat digambarkan melalui fungsi produksi. Fungsi ini menunjukkan keluaran Q yang dihasilkan suatu unit usaha untuk setiap kombinasi masukan tertentu. Untuk menyederhanakan fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = f{K, L}... 2.1

Persamaan ini menghubungkan jumlah keluaran dari jumlah kedua masukan yakni modal dan tenaga kerja.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir

(2)

Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank

(http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi).

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan

(3)

bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

Selanjutnya tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.

Berdasarkan perkembangan kegiatan produksi yang terjadi, terdapa berbagai kalangan yang kemudian menyebutkan adanya faktor lain seperti faktor kewirausahaan

(entrepreneurship) yakni keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam

mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.

(4)

Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakan dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah hasil produksi sebagai fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga kerja (labour). Dengan demikian dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi dengan kuantitas atau jumlah tertentu akan menghasilkan taraf pendapatan tertentu pula. Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = ALαKβ ... 2.2

Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga kerja dan barang modal. A, α (alpha) dan β (beta) adalah parameter-parameter positif yang dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin besar nilai A, barang teknologi semakin maju. Parameter α mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula parameter β, mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen K sementara L dipertahankan konstan. Jadi, α dan β masing-masing merupakan elastisitas output dari modal dan tenaga kerja. Jika α + β = 1, maka terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi; jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika α + β < 1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi pada fungsi produksi Cobb-Douglas (Dominic Salvatore, 2008; 147).

Berdasarkan penjelasan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas, dapat dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan modal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama dalam upaya mendapatkan cerminan tingkat pendapatan suatu usaha produksi seperti usaha kecil. Ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja serta modal

(5)

peralatang yang merupakan input dalam kegiatan produksi usaha kecil dapat memberikan beberapa kemungkinan tentang tingkat pendapatan yang mungkin diperoleh.

2.1.1. Fungsi Produksi Cobb Douglas

Banyak fungsi produksi lain yang mempunyai bentuk isoquant yang ekstrim adalah fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi produksi ini menjadi terkenal setelah diperkenalkan oleh Cobb, C.W dan Douglas, P.H. pada tahun 1928 melalui artikelnya yang berjudul " A Theory of Production". Secara matematik fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis dengan persamaan :

Q=AkaLb ...(2.3) Keterangan :

Q = Output K = Input Modal L = Input Tenaga Kerja

A = parameter effisiensi/koefisien teknologi α = elastisitas input modal

β= elastisitas input tenaga kerja

Fungsi produksi Cobb Douglas dapat diperoleh dengan membuat linear persamaan (2.3) Sehingga menjadi :

(6)

Dengan meregres Persamaan ( 2.4) maka secara mudah akan diperoleh parameter effisiensi (A) dan elastisitas inputnya. Jadi, salah satu kemudahan fungsi produksi Cobb Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linear sehingga memudahkan untuk mendapatkannya.

2.1.2. Kemudahan Fungsi Produksi Cobb Douglas

Menurut Soekartawi (1994;173), ada tiga alasan pokok mengapa fungsi produksi Cobb Douglas banyak dipakai oleh para peneliti :

1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain, misalnya lebih mudah ditransfer dalam bentuk linear.

2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to scale.

Hal senada dikemukakan oleh Yuyun Wirasasmita (1998;12) bahwa dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dapat diketahui beberapa hal yang sama penting antara lain ;

1. Marginal Physical Product dari masing-masing input, yaitu perubahan pada output sebagai akibat perubahan - perubahan pada input. Pemahaman tentang marginal physical product penting untuk mengetahui produktivitas masing-masing faktor input. 2. Elastisitas output dari masing-masing faktor input, yaitu perubahan persentase dari

output sebagai akibat perubahan persentase dari faktor input. Parameter ini sangat penting terutama dalam usaha mengadakan perbaikan dari proses produksi atau

(7)

efisiensi dan juga untuk meramalkan misalnya dampak-dampak dari perubahan-perubahan dari faktor-faktor input.

3. Bagian dari faktor input, yaitu tenaga kerja dan modal dapat diketahui. Hal ini sangat penting karena setiap proses produksi mempunyai dampak yang berbeda-beda terhadap bagian-bagian tersebut. bagian-bagian dari input juga kita suatu proses perubahan bersifat. Dengan pengetahuan mengenai dapat mengetahui sejauh mana padat kerja atau pada modal.

2.2. Pendapatan

Pendapatan Nasional dapat diartikan sebagai produk nasional kotor atau GNP (Gross National Product) atau dapat juga berarti produk nasional bersih atau NNP (Net National Product). Akan lebih baik jika diketahui terlebih dahulu maksud dari masing – masing pengertian yang mengkaji masalah Pendapatan Nasional:

1. GNP (Gross National Bruto) Produk Nasional Bruto adalah nilai barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu (satu tahun) yang diukur dengan satuan uang. Produk nasional bruto dihitung dengan menjumlahkan semua nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia yang berada di Indonesia dan penduduk Indonesia yang berada di luar negeri.

2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) adalah nilai barang dan jasa ysng diproduksi oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu yang dihitung dengan cara menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang bersangkutan ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang bersangkutan.

(8)

Untuk Indonesia pada saat ini pada umumnya PDB(GDP) > PNB (GNP) Karena nilai barang dan khususnya jasa orang Indonesia yang bekerja di luar negeri pada umumnya dihargai lebih murah dibandingkan dengan orang asing.

2.2.1. Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposibel

Pendapatan Pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan , termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apa pun, yang diterima oleh penduduk suatu negara. Sedangkan Pendapatan Disposibel adalah pendapatan pribadi setelah dikurangi dengan pajak yang harus dibayar oleh peneriman pendapatan, nilai yang tersisa itulah yang dinamakan pendapatan disposibel.

Menghitung Pendapatan Pribadi dan Disposibel. Pendapatan pribadi diperoleh dari Pendapatan dikurangi dengan :

a.. Pembayaran untuk “social security”.

b. Keuntungan perusahaan yang tiadk dibagi untuk pendapatan nasional. c. Pembayaran pindahan perusahaan dan pemerintah.

Diumpamakan pendapatan nasional sebesar Rp. 56.000, sedangkan pembayaran untuk dana pengangguran sebesar Rp. 12.560, keuntungan perusahaan yang tidak dibagi sebesar Rp. 21.000, disamping itu juga diketahui bahwa Bunga pinjaman untuk konsumen dan pemerintah sebesar Rp. 11.750 dan pembayaran pindahan perusahaan dan pemerintah sebesar 22.125 , dengan pajak pendapatan sebesar 40%. Lihat perhitungan berikut :

(9)

Sumber : Pengantar Makro Ekonomi, 2002

Gambar 2.1. Perhitungan Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposibel

2.2.2. Metode Pendapatan Nasional

Ada tiga metode untuk menghitung pendapatan nasional yang banyak digunakan oleh setiap negara, antara lain :

a. Metode Produksi. Metode produksi digunakan untuk menentukan besarnya pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang dihasilkan oleh sektor – sektor produktif. Di Indonesia ada 9 sampai dengan 11 sektor yang merupakan lapangan pekerjaan (produktif), yaitu sebagai berikut :

1. Pertanian/agriculture.

2. Pertambangan dan penggalian minning and quarrying.

3. Industri pengolahan/ manufacturing industries.

(10)

5. Bangunan/constuction.

6. Perdagangan, restoran dan hotel / trade, restourant and hotel 7. Pengangkutan dan komunikasi / tranformation and communication.

8. Keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan/ finance, rent of building

and bussines service.

9. Jasa – jasa / service.

Secara matematis, metode produksi dapat dituliskan dalam suatu persamaan sebagai berikut :

Dalam perhitungan ini dimungkinkan adanya perhitungan ganda, untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda tersebut maka dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah atau value added dari masing – masing sektor produksi atau menjumlahkan nilai akhir dari hasil produksi sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :

Hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan produksi sering disebut produk domestik bruto atau (gross domestic product).

2.2.3. Metode Pendapatan

Metode ini menjumlahkan semua pendapatan dari faktor – faktor produksi dalam perekonomian, yaitu manusia (tenaga kerja), modal, tanah dan skill. Bila

(11)

tenaga kerja menghasilkan upah (wages = W), modal menghasilkan bunga (interest = I), tanah menghasilkan sewa (rent = R), dan skill menghasilkan entreprenuere menghasilkan (profit = P) yang persamaan secara matematis adalah sebagai berikut :

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode atau pendekatan pendapatan sering disebut dinamakan pendapatan nasional atau PN (national income).

2.2.4. Metode Pengeluaran/Penggunaan

Metode ini mencoba menghitung dengan menjumlahkan semua pengeluaran, baik yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen ©, rumah tangga swasta/perusahaan (I),rumah tangga pemerintah (G) dan luar negeri Ekspor Netto (X - M). Yang secara matematis dinyatakan sebagai berikut :

Hasil perhitungan dengan menggunakan metode ini dinamakan dengan produk nasional bruto atau PNB (gross national product) III.

Adapun hubungan PNB, PN, Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disponsibel Pendapatan nasional adalah GNP dikurangi dengan penyusutan pajak tak langsung, bayaran pindahan perusahaan, dan kesalahan statistik ditambah dengan subsidi kepada perusahaan pemerintah.

Pendapatan Pribadi adalah semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara. Pendapatan Disposibel adalah pendapatan yang menjadi hak penduduk yang dapat dibelanjakan tanpa tanggungan yang menjadin kewajibannya (atau

(12)

pendapatan yang siap dibelanjakan. Dalam perhitungan pendapatan nasional dikenal dua harga yaitu pendapatan riil yang dihitung didasarkan pada harga yang berlaku (Hb) dalam perhitungan ini tidak diperhatikan adanya faktor harga secara umum/inflasi dan pendapatan nominal didasarkan pada harga konstan (Hk) memperhatikan faktor harga harga atau inflasi.

2.3. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini dijelaskan secara deskriptif tentang beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adapun pada beberapa ringkasan penting penelitian sebelumnya yang disajikan melalui paparan theoritical mapping yang mencakup Nama Peneliti, Tahun Penelitian, Judul Penelitian, Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut serta ringkasan hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

Sebuah Laporan penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti Fakultas Pertanian Univ. Lampung (2006) mengkaji tentang konsumsi makanan dan pola konsumsi makanan jajanan mahasiswa Universitas Lampung (kasus pada mahasiswa univesitas lampung) menyatakan bahwa mahasiswa secara intens mengkonsumsi makanan yang telah tersedia baik di dalam lokasi kampus maupun lokasi di sekitar kampusnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar mahasiswa justru berdomisili di sekitar gedung kampus (Univ. Lampung) serta didorong oleh tingkat harga yang sangat sesuai dengan kondisi mahasiswa.

Hatane Samuel dan Foedjiawati yang merupakan staf pengajar di lingkungan Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra pada periode 2002

(13)

hingga 2003 meneliti tentang Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan yang ada dengan menggunakan Studi Kasus Restoran The Prime Steak & Ribs Surabaya menyatakan bahwa kepuasan konsumen di The Prime Steak & Ribs sangat dipengaruhi oleh faktor atribut yang berhubungan dengan penjualan, perubahan harga, serta atribut yang berhubungan dengan produk (linked to product) mendapat penilaian yang cenderung baik, beberapa atribut masih mempunyai variasi penilaian yang tinggi, dan terdapat hubungan pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan konsumen dengan layanan yang diberikan.

Melalui penelaahan terhadap hasil penelitian di atas (khususnya yang dilakukan oleh tim peneliti Univ Petra) penulis meyakini bahwa layanan yang mencakup berbagai atribut yang termasuk layanan yang cukup komplementer dapat pula diikutsertakan dalam penelitian tentang determinan pendapatan usaha rumah makan di sekitar lingkungan Universitas Sumatera Utara. Hal ini lebih diperkuat lagi dengan adanya asumsi bahwa mengamati unsur kepuasan konsumen justru dapat melihat peta permintaan yang mungkin terjadi.

(14)

2.4. Kerangka Pemikiran

Dalam melaksanakan penelitian digunakan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan gambar 2.5. di atas dapat dijelaskan tentang kerangka berfikir penelitian ini. Pendapatan Usaha Rumah Makan di Sekitar Lingkungan Universitas Sumatera Utara (Variabel terikat) akan dipengaruhi oleh variabel besarnya modal, Luas rumah makan tersebut, Jumlah pekerja serta variabel Jumlah jam operasional rumah makan (Variabel bebas).

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, pendekatan teoritis serta informasi berbagai hasil kajian empiris yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

1. Besarnya modal berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha rumah makan di sekitar lingkungan kampus Univ. Sumatera Utara (ceteris paribus).

Pendapatan Usaha RM

Luas Rumah Makan

Jumlah Pekerja

Jumlah Jam Operasional

(15)

2. Luas rumah makan berpengaruh terhadap pendapatan usaha Rumah Makan di sekitar lingkungan kampus Univ. Sumatera Utara (ceteris paribus).

3. Jumlah pekerja berpengaruh positif pada pendapatan usaha Rumah Makan di sekitar lingkungan kampus Univ. Sumatera Utara (ceteris paribus).

4. Jumlah jam operasional rumah makan berpengaruh terhadap pendapatan usaha Rumah Makan di sekitar lingkungan kampus Univ. Sumatera Utara (ceteris paribus).

Gambar

Gambar 2.1. Perhitungan Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposibel
Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian salah satu upaya un- tuk memberikan pemahaman konsep lebih baik pada materi perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD adalah dengan meng- gunakan

No Judul Jenis Karya Penyelenggara/ Penerbit/Jurnal Tanggal/ Tahun Ketua/ Anggota Tim Sumber Dana Keterangan 1 NA NA NA NA NA NA NA GL. KEGIATAN

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

(3) Mahasiswa berprestasi yang dapat diberikan tarif layanan sebesar Rp0,00 (nol rupiah) dari tarif Sumbangan Pembinaan Pendidikan dan/atau tarif Dana Pengembangan

Potongan harga merupakan diskon produk atau harga marginal rendah yang diberikan untuk mempengaruhi konsumen dalam berbelanja agar lebih impulsif Iqbal

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik Sehari-hari Dengan

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 merupakan riset kedua yang mengumpulkan data dasar dan indikator kesehatan setelah tahun 2007 yang merepresentasikan gambaran

Relevansi yang ada pada riset ini dan yang hendak dianalisis oleh peneliti yakni memfokuskan pada isu budaya yang terdapat di dalam Film.. Bedanya dengan penelitian yang