• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam kehidupan yang menggunakan cara menarik dan menghibur sebagai medianya. Namun demikian, sastra juga menitikberatkan pada unsur kebermanfaatan agar tidak terkesan sebagai hiburan semata. Kebermanfaatan yang dimaksud mencakup nilai-nilai yang positif serta kaitannya dengan kehidupan nyata. Keseimbangan kedua unsur tersebut dapat disematkan pada berbagai jenis-jenis karangan yang menjadi sarana dalam penyajian karya sastra. Yudiono (2007:11) mengatakan bahwa hasil dari sastra ialah puisi, cerpen, novel, roman dan naskah drama berbahasa Indonesia. Hasil sastra tersebutlah yang dimaksud sebagai jenis-jenis karangan yang menjadi sarana dalam penyajian sastra.

Keberadaan sastra di tengah-tengah kehidupan masyarakat sangatlah penting. Melalui sajian-sajiannya, sastra diharapkan mampu menjadi sarana pembantu dalam mengubah pola hidup masyarakat penikmat sastra. Kisah-kisah yang ditulis dalam sebuah cerpen misalnya, tak jarang memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharianto (1982:11) yang mengatakan bahwa karya sastra adalah pengejawantahan kehidupan hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan sekitarnya.

Seperti yang kita ketahui, cerpen merupakan salah satu sajian sastra yang di dalamnya banyak terhimpun nilai-nilai dan pesan moral. Cerita dikemas sedemikian apik dan imajinatif dengan akhir cerita bahwa kebaikan selalu menang

(2)

ketimbang keburukan dianggap mampu menginspirasi pembaca untuk mengaplikasikannya dalam merambah kehidupan nyata, baik individu maupun sosial. Cerita kehidupan erat kaitannya dengan penokohan manusia dalam panggung realita. Untuk menghadirkan nilai-nilai moral, pengarang bisa memungutnya melalui pengalaman diri sendiri, ataupun melalui pengamatan terhadap manusia lain, lalu menuangkannya di dalam cerita. Penggambaran nilai moral yang terdapat di dalam cerpen biasanya tidak jauh dari gelagat hidup si pengarang. Pengarang membuat replikaan kehidupan nyata di dalam tulisannya dengan gejolak-gejolak yang tampak, mengenai gambaran baik atau buruknya perilaku manusia dalam berlaku sosial. Nugriantoro (2007:320-321) memberi pendapat bahwa moral merupakan ajaran baik-buruk yang diterima umum menjadi perbuatan sikap kewajiban akhlak budi pekerti dan susila.

Nilai-nilai moral yang terkandung di dalam cerpen seakan mengajak pembacanya untuk meninggalkan kebiasaan yang selama ini dianggap kurang baik. Dengan cara menanamkan nilai-nilai moral dalam diri, praktik hidup yang dijalani akan semakin terarah. Nilai moral merupakan sumber seseorang dalam menjalani hidup dengan berprilaku dan beretika, lalu dalam berprilakuannya sangat tergantung pada nilai moral yang ditanamkan. Aminuddin (2009:153) menjelaskan bahwa “moral merupakan perbuatan atau tindakan yang dilakukan

sesuai ide-ide atau pendapat-pendapat umum yang diterima yang meliputi kesatuan sisoal lingkungan-lingkungan tertentu.” Nilai moral demikian ketika disematkan dalam sebuah karangan cerita diyakini mampu mempengaruhi usaha penanaman nilai di dalam diri manusia, khususnya para pembaca karangan

(3)

tersebut. Pola kehidupan pembaca sastra sedikit demi sedikit menjadi lebih baik akibat rasa ingin meniru dan perealisasian pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Nilai tersebut bertujuan memperbaiki atau setidaknya mencontohkan sebuah acuan untuk berlaku hidup lebih baik. Jika Kemerosotan nilai-nilai moral adalah akibat peniruan contoh-contoh prilaku yang tidak baik. Jadi bukan tidak mungkin apabila perbaikannya dengan membuat contoh-contoh yang baik pula dan salah satunya melalui kisah-kisah tertulis.

Cerpen merupakan karya sastra yang di dalamnya terdapat pesan-pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis. Pesan-pesan moral yang ingin disampaikan kerap didampingi dengan unsur lokalitas yang kuat pula. Dengan demikian, pembaca dapat mudah mencernanya terlebih terangsang untuk merealisasikan pesan-pesan tersebut. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa peneliti menjadikan cerpen sebagai objek penelitian.

Seperti lazimnya, dalam cerita-cerita pendek (cerpen), pesan yang ingin disampaikan selalu bersifat positif. Meski memberikan gambaran tentang etika-etika dan kelakuan yang buruk sepanjang ceritanya, namun akhir cerita yang bersifat penghakiman terhadap penyimpangan moral tersebut selalu menjadi imbas yang pada akhirnya pembaca menjadi mengerti harus menangkap pesannya lalu menirukan yang mana. Pesan inilah yang akhirnya ditangkap oleh pembaca dan pembaca sendiri lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata sebagai bentuk penanaman nilai-nilai positif dalam kehidupannya. Nilai-nilai tersebut butuh semacam pendekatan untuk menemukan makna yang lebih dalam. Berkaitan dengan penelitian berbasis analisis nilai moral ini, penulis

(4)

menggunakan pendekatan Sosiologi, yaitu pendekatan nilai moral. Semi (1993:71)memberikan pandangan bahwa pendekatan moral dalam karya sastra menghendaki sastra menjadi medium perekan keperluan zaman yang memiliki semangat menggerakkan masyarakat ke arah budi pekerti yang terpuji.

Sebuah buku kumpulan cerpen berjudul Antologi Cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna menghimpun cerpen-cerpen yang sarat nilai kehidupan termasuk di dalamnya nilai moral. Seain itu, cerita yang dihimpun sebanyak 14 cerpen dalam buku ini merupakan kumpulan dari cerpen-cerpen terbaik karya Hasan Al Banna yang terbit di beberapa media nasional dan dua di antaranya pada media lokal Sumatera Utara. Selin itu, buku kumpulan cerpen ini juga masuk dalam 10 Nominasi Kategori Prosa terbaik pada Khatulistiwa Literary Award 2011. Dalam buku kumpulan cerpen ini, Hasan Al Banna terkenal dengan keragaman nilai yang terkandung di dalam tiap cerpennya serta terasa begitu kental pada unsur lokalitasnya. Decak-decak kagum pun bertabuh bersahutan ketika menikmati gaya bahasa dalam penceritraannya. Buku Antologi Cerpen Sampan Zulaiha ini diterbitkan oleh Penerbit Koekoesan, Depok. Sampan Zulaiha sendiri merupakan judul salah satu dari 14 cerpen di dalamnya yang diangkat sebagai judul yang mewakili kumpulan cerpen tersebut.

Mengamati dan meneliti buku Antologi Cerpen Sampan Zulaiha ini memberikan manfaat tentunya bagai kehidupan manusia untuk lebih bermoral serta untuk keberlangsungan penulisan-penulisan cerpen selanjutnya. Peneliti memberi judul “Nilai-nilai Moral dalam Kumpulan Cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna: Tinjauan Sosiologi Sastra.

(5)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, ada terdapat masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1) buku kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna mengandung banyak nilai-nilai moral di dalamnya.

2) nilai-nilai moral dalam kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna berhubungan dengan fakta-fakta sosial yang ada di tengah masyarakat.

3) buku kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna memiliki gaya bahasa yang khas.

4) buku kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna kaya akan unsur lokalitas Sumatera Utara pada tiap-tiap cerpennya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah-masalah yang ada dibatasi agar penelitian ini lebih fokus. Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada nilai-nilai moral yang terkandung dalam kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan seperti terlihat di bawah ini.

(6)

1) Nilai moral apa saja yang terkandung dalam buku Kumpulan Cerpen Sampan Zulaiha karya Hasalan Al Banna?

2) Nilai moral manakah yang lebih dominan dari nilai-nilai moral dalam kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna?

E. Tujuan Penelitian

Seperti halnya pada penelitian-penelitian yang lain. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini memiliki tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini nantinya adalah:

1) Mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terkandung di dalam tiap cerpen pada buku kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna.

2) Mencari serta memaparkan nilai moral mana yang paling dominan dalam buku kumpulan cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi kelanjutan penulisan-penulisan karya ilmiah dalam sastra yang membahas mengenai nilai moral.

a) Sebagai bahan pengembangan dan pendalaman terhadap Antologi Cerpen Sampan Zulaiha karya Hasan Al Banna.

(7)

b) Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan masalah analisis nilai-nilai moral dalam naskah-naskah karangan sastra khususnya cerpen.

2. Manfaat Praktis

Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi perkembangan sastra khususnya dalam bidang kepenulisan cerpen.

a) Penulis pemula dapat belajar mengenai nilai moral untuk selanjutnya menerapkannya dalam naskah-naskah cerpen yang ditulis.

b) Pembaca dapat mengetahui dan mempertimbangkan pentingnya menanamkan nilai moral agar menjadi contoh yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil observasi dari 10 dokumen rekam medis pasien KPD, pada review identifikasi tidak terdapat item umur pasien di lembar formulir asuhan kebidanan, item umur sangat penting

1. Perbandingan tegangan dari trafo-trafo yang akan diperoleh harus sama. Jika perbandingan tegangan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder dari

Penerapan metode LVQ digunakan di dalam mencari bobot yang sesuai, untuk mengelompokkan vektor- vektor input ke dalam kelas-kelas yang telah diinisialisasikan pada

Karena derajat disosiasi asam lemah kecil, maka berdasarkan persamaan kimia dari reaksi ionisasi asam lemah tersebut diketahui bahwa konsentrasi ion hidrogen sama dengan

sesuai dengat dzat tempat disandarkannya (digabungkan). Sehingga jangan dipahami, ketika menyebut tetang sifat Allah digambarkan seperti sifat makhluk. Sebagaimana

Penyimpanan pada suhu rendah diperlukan untuk komoditas sayuran yang mudah rusak karena cara ini dapat mengurangi (a) kegiatan respirasi dan metabolisme lainnya, (b) proses

Kedua, kebutuhan yang dipandang perlu dila- kukan sebagai solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebagai berikut: (1) guru perlu memberi ke- sempatan siswa